BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka -...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah diartikan sebagai tengah, atau pengantar. Media sebagai pengantar memiliki makna penggabung antara dua pihak, yaitu antar sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu, media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Associated for Educational Communications and Technology (AECT, 1977) (dalam Sri Anitah 2008) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Arief S. Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito (2002) menyatakan bahwa “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Sejalan dengan itu Gagne & Briggs : 1975 (dalam Arsyad, 2011) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terjadi antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. a. Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Sri Anitah (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat,

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

diartikan sebagai tengah, atau pengantar. Media sebagai pengantar memiliki

makna penggabung antara dua pihak, yaitu antar sumber pesan dengan

penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu, media pembelajaran berarti

sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada

penerima pesan.

Associated for Educational Communications and Technology (AECT,

1977) (dalam Sri Anitah 2008) mendefinisikan media sebagai segala bentuk

yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Arief S. Sadiman, Rahardjo,

Anung Haryono, Rahardjito (2002) menyatakan bahwa “segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Sejalan dengan itu Gagne &

Briggs : 1975 (dalam Arsyad, 2011) secara implisit mengatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan

isi materi pengajaran, yang terjadi antara lain buku, tape recorder, kaset, video

camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai, foto, gambar, grafik,

televisi, dan komputer.

a. Konsep Gambar Seri (Media Visual)

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah

(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Sri Anitah (2008)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

6

atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan

pembelajar menerima pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu

percakapan dalam hal memperlakukan atau menyajikan arti yang terdapat

pada gambar. Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media

tersebut dapat menyajikan suatu kejadian peristiwa kronologis dengan

menghadirkan orang, benda, dan latar. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/-

index.php/sastra-indonesia/articel/view/1448)

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa media gambar seri masuk

dalam bagian media visual yang memungkinkan seorang guru dapat

menggunakannya sebagai media didalam menyampaikan pesan pem-

belajaran agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami. Salah satu

penyampaian pesan ini yaitu dengan menggunakan gambar seri didalam

pembelajaran tematik untuk mengefektifkan hasil belajar siswa.

Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan media gambar

antara lain: 1) Harus autentik yaitu gambar haruslah secara jujur

melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya, 2)

Sederhana yaitu komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan poin-

poin pokok dalam gambar, 3) Ukuran relative yaitu gambar dapat

membesarkan atau memberkecilkan objek/benda sebenarnya.

b. Manfaat, Kelebihan dan Keterbatasan Gambar Seri (Media Visual)

Gambar seri sebagai media visual memiliki beberapa manfaat

seperti yang dikemukakan oleh Sri Anitah (2008) sebagai berikut: 1)

Menimbulkan daya tarik bagi pelajar, 2) Mempermudah pengertian

pebelajar, 3) Memperjelas bagian-bagian yang penting, 4) Menyingkat

suatu uraian panjang.

Media gambar dalam penggunaannya memiliki kelebihan dan

kekurangan seperti yang dikemukakan oleh Arief, dkk (2002), kelebihan

media gambar sebagai berikut: 1) Sifatnya konkrit yaitu gambar lebih

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

7

realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal

semata, 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, 3) Media

gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, 4) Dapat

memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia

berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpaham-

an, 5) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang

mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah

geografis, ekonomi, sosiologi antropologi dan tata negara (Syafrudin

Nurdin, 2005). Somantri, 2001 (dalam Supriya, 2009) mengemukakan

bahwa “Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan pendagogis-psikologis untuk tujuan

pendidikan” Paradigma pembelajaran IPS tidak hanya berkutat pada

ranah kognitif melainkan afektif dan psikomotor, hal ini tidak terlepas

dari karakteristik pembelajaran IPS seperti dijelaskan oleh S. Nasution,

1989 dalam Soebijantoro (2011) bahwa:

Pendidikan IPS ialah suatu program pendidikan yang mengkaji manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya dimana materi kajiannya diperoleh dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, termasuk di dalamnya sosiologi, sejarah ekonomi, antropologi politik psikologi.

IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu

sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis

untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan

pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

8

b. Tujuan Pengajaran IPS

Hasan (dalam Syafruddin Nurdin, 2005) mengemukakan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai

sosial budaya. Gross, 1978 (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2007)

menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan IPS adalah untuk mem-

persiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam ke-

hidupannya di masyarakat”. Depdikbud, 1995 (dalam Syafruddin Nurdin,

2005) menyebutkan tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu:

….untuk mengembangkan sikap dan keterampilan, cara berpikir dan kreatif siswa dalam melihat hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, manusia dengan penciptanya dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas yang mampu membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pengembangan bangsa dan negara serta ikut bertanggung jawab terhadap perdamaian dunia.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat minat

kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.3 Keaktifan Siswa

a. Pengertian Keaktifan

Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Acep,

dkk, 2010) berarti giat (berusaha, kerja) sedangkan keaktifan sebagai hal

atau keadaan dimana siswa dapat aktif.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

9

Nawani Elfatru (2010) berpendapat bahwa keaktifan adalah

kegiatan atau aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-

kegiatan yang terjadi baik secara fisik maupun non fisik.

Belajar aktif adalah suatu system belajar mengajar yang

menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan

emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan

aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan peserta didik,

dimana peserta didik adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan,

sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

Menurut Nawani Elfatru (2010) keaktifan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila :

1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik.

2. Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam

belajar.

3. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal peserta

didik (kompetensi dasar).

4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas

peserta didik, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai

peserta didik yang kreatif dan mampu menguasai konsep- konsep.

5. Melakukan pengukuran secara kontinyu dalam berbagai aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

10

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang di milikinya, peserta didik

juga dapat berlatih untuk berpikir kritis dan dapat memecahkan

permasalahan- permasalahan dalam kehidupan sehari- hari.

Gegne Briggs (dalam Nawawi Elfatru, 2010) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta

didik).

3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik.

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan di

pelajari).

5. Memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya.

6. Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

7. Member umpan balik (feed back)

8. Melakukan tagihan-tagihan terhadap peserta didik berupa tes, sehingga

kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur.

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.

c. Indikator Keaktifan

Ada beberapa indikator keaktifan siswa, antara lain:

1. Keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok.

2. Keberanian siswa dalam menyatakan pendapat.

3. Menjawab pertanyaan yang di ajukan guru dan teman kelompok lain.

4. Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

11

5. Keberanian siswa dalam menanggapi gagasan.

2.1.4 Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Howard L. Kingsley (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi

Belajar; Rineka Cipta; 1999) mendefinisikan belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau

latihan. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka

Cipta; 1999) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di

dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut James O. Whittaker

(Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar

adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.

Robert M. Gagne dalam buku the conditioning of learning

mengemukakan bahwa Learning is change in human disposition or

capacity, wich persists over a period time, and which is not simply

ascribable to process a groeth. Menurut pengertian ini belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara

terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja.

Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri

dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.

Selain itu menurut Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau

psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, nilai dan sikap. Sedangkan menurut Cronchbach (Djamarah,

Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) belajar adalah suatu

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

12

aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman.

b. Prinsip Belajar

Menurut Slameto (2002) calon guru atau pembimbing seharus-

nya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip

belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,

dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar itu sebagai

berikut:

Berdasarkan prasyarat yang dilakukan untuk belajar yaitu 1)

Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkat-

kan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; 2)

Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional; 3) Belajar perlu

lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan

kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif; 4) Belajar perlu

ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

Sesuai hakekat belajar yaitu 1) Belajar itu proses kontinyu, maka

harus tahap demi tahap menurut perkembangannya; 2) Belajar adalah

proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; 3) Belajar adalah

proses kontinguitas (hubungan anatara pengertian yang satu dengan

pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari yaitu 1) Belajar

bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya; 2)

Harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan

instruksional yang harus dicapai.

Berdasarkan syarat keberhasilan belajar yaitu 1) Belajar

memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

13

tenang; 2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Prinsip-prinsip belajar tersebut diatas dapat membantu siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan tujuan agar siswa mampu

mengatur waktu, membuat jadwal dan konsentrasi dalam mengikuti

pelajaran sehingga akan membuahkan hasil yang maksimal.

c. Ciri-ciri Belajar

Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut

Djamarah (2002) belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Belajar

adalah perubahan yang terjadi secara sadar; 2) Perubahan dalam belajar

bersifat fungsional; 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif;

4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara; 5) Perubahan dalam

belajar bertujuan atau terarah; 6)Perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku.

Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri

tingkahlakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya.

Tidak terikat pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto

yang dikutip dari Darsono (2000) bahwa tujuan pendidikan adalah

membantu masing-masing individu untuk mengenal dirinya sendiri

sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan

potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing. Menurut pandangan

dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006) belajar merupakan proses

aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah

tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan

prosesmengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau

bagian yangdipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga

pengertiannya menjadi berkembang.

Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam

belajar menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman (2006) yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

14

dijelaskan sebagai berikut: 1) Belajar mencari makna. Makna diciptakan

siswa dari apa yang mereka lihat,dengar, rasakan, dan alami; 2)

Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus; 3) Belajar bukanlah

kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembang-

an pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah

hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri; 4) Hasil belajar

dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dengan

lingkungannya; 5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah

diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yangtelah dipelajari.

d. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan

hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat

perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupak-

an saat terselesikannya bahan pelajaran.

Definisi hasil belajar menurut Hamalik (2002); Hasil belajar

tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang

dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan

keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan

dan sebagainya.

Menurut pemikiran Gagne (dalam Agus Suprijono, 2009), hasil

belajar berupa: 1) informasi verbal yaitu kapibilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; 2)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

15

keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang; 3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; 4) keterampilan motorik yaitu

kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan

koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan 5) sikap

adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian

terhadap obyek tersebut.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom. Menurut Bloom (dalam

Agus Suprijono, 2009), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik)

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif

tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari

aspek penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Aspek psikomotorik terdiri dari

aspek gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Nana Sudjana, 2010).

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di

antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

16

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

2.2 Kerangka Berfikir

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Penggunaan media gambar seri

dapat dijadikan alternatif sebagai bentuk upaya guru dalam meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tematik kelas IV

dengan tema lingkungan. Media gambar seri (media visual) adalah media yang

hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang

menampilkan gambar diam seperti film strip (Film rangkai), slide (film

bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapun media visual yang

menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

Media Seri Bergambar merupakan media pembelajaran yang

berorientasi pada aktivitas siswa dalam memahami dan menggambarkan

kondisi apa yang akan dijelasan. Dalam aktivitasnya, siswa mencari informasi

mengemukakan informasi dalam gambar tersebut. Hal yang menjadi perhatian

peneliti dalam melaksanakan media ini adalah efektivitas keaktifan siswa dan

sebagai ujung pembelajaran berupa hasil belajar. Dari uraian tersebut dapat

dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8074/2/T1_292007704_BAB II.pdf · Konsep Gambar Seri (Media Visual) Kata media

17

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya.

Berdasarkan uraian kajian pustaka dan kerangka pemikiran dapat diambil

hipotesis sebagai berikut.

Dengan menerapkan media gambar seri pada pembelajaran IPS di

kelas IV SDN 1 Temuireng Kecamatan Jati Kabupaten Blora maka diduga

keaktifan dan hasil belajar siswa akan lebih meningkat.

Hasil Belajar Rendah

Keaktifan Belajar Rendah

Penerapan media gambar seri :

1. Siswa berpikir menemukan ide atau informasi dari gambar.

2. Siswa mengemukakan pendapat/ide dari gambar.

3. Siswa berbagi atas hasil ide yang diberikan

Peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar