BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis...

39
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan 2.1.1 Hakikat Terjemahan Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering juga disebut ilmu terjemahan (science of translation). Namun, kata “ilmu” di sini berarti teori, metode, teknik dan bukannya ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, mengingat linguistik terjemahan adalah bagian dari ilmu linguistik atau lebih tepatnya cabang dari linguistik aplikasi / lingustik terapan. Menurut Moentaha (2006:9) ada dua pengertian yang menyangkut kata “terjemahan” yakni proses dan hasil / analisis sintesis. Pertama, terjemahan sebagai proses kegiatan manusia di bidang bahasa (analisis) yang hasilnya merupakan teks terjemahan (sintesis). Kedua, terjemahan hanya sebagai hasil saja dari proses kegiatan manusia itu. Hasil itu kita sebut teks terjemahan, misalnya jika kita mengatakan :”Belum lama ini terbit terjemahan Soneta Shakespeare. Ini adalah karya terjemahan yang paling baik yang pernah saya baca” . Selanjutnya G.Jager (11:194) mengungkapkan proses terjemahan adalah transformasi teks dari satu bahasa ke teks bahasa lain tanpa mengubah isi teks asli. Jadi, terjemahan adalah jenis transformasi antar bahasa yang berbeda dengan jenis transfortasi intrabahasa, yakni transformasi yang terjadi di dalam bahasa itu sendiri, jenis yang terakhir ini disebut juga transfortasi terjemahan merupakan hubungan riil 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan

2.1.1 Hakikat Terjemahan

Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering juga disebut ilmu

terjemahan (science of translation). Namun, kata “ilmu” di sini berarti teori,

metode, teknik dan bukannya ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, mengingat

linguistik terjemahan adalah bagian dari ilmu linguistik atau lebih tepatnya cabang

dari linguistik aplikasi / lingustik terapan.

Menurut Moentaha (2006:9) ada dua pengertian yang menyangkut kata

“terjemahan” yakni proses dan hasil / analisis sintesis. Pertama, terjemahan sebagai

proses kegiatan manusia di bidang bahasa (analisis) yang hasilnya merupakan teks

terjemahan (sintesis). Kedua, terjemahan hanya sebagai hasil saja dari proses

kegiatan manusia itu. Hasil itu kita sebut teks terjemahan, misalnya jika kita

mengatakan :”Belum lama ini terbit terjemahan Soneta Shakespeare. Ini adalah karya

terjemahan yang paling baik yang pernah saya baca” .

Selanjutnya G.Jager (11:194) mengungkapkan proses terjemahan adalah

transformasi teks dari satu bahasa ke teks bahasa lain tanpa mengubah isi teks asli.

Jadi, terjemahan adalah jenis transformasi antar bahasa yang berbeda dengan jenis

transfortasi intrabahasa, yakni transformasi yang terjadi di dalam bahasa itu sendiri,

jenis yang terakhir ini disebut juga transfortasi terjemahan merupakan hubungan riil

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

yang ada antar teks dalam berbagai bahasa, sedangkan transformasi gramatikal adalah

transformasi struktur gramatikal ujaran tanpa mengganti komponen - komponen

leksikalnya.

Dalam proses transformasi terjemahan, kita selalu berhadapan dengan dua

teks – teks bahasa asli dan teks bahasa terjemahan. Timbul pertanyaan, kalimat

bahasa Indonesia : apa dasarnya, kita bisa mengatakan, bahwa kalimat bahasa

Inggris: My uncle live in Jakarta adalah terjemahan kalimat bahasa Indonesia :

Pamanku tinggal di Jakarta, sedangkan kalimat bahasa Indonesia :” Saya belajar di

sebuah Institut” tidak merupakan terjemahan kalimat bahasa Inggris tersebut di atas.

Tampaknya, tidak semua penggantian teks dalam satu bahasa dengan teks

dalam bahasa lain merupakan terjemahan. Untuk dapat disebut terjemahan, teks

dalam bahasa A harus mengandung sesuatu yang sama dengan teks dalam bahasa B.

dengan kata lain, dalam memindahkan informasi dari sistem bahasa yang satu ke

sistem bahasa yang lain harus dipertahankan isi informasi teks asli. Proses

penerjemahan bisa berlangsung berkat adanya satuan - satuan bahasa : morfem

(satuan bahasa terkecil), kata, rangkaian kata – kata (tunggal dan majemuk) dan teks /

wacana (satuan bahasa terbesar).

Setiap satuan bahasa dalam setiap bahasa mengandung dua sisi / tingkat

(level) : tingkat pengungkapan (level of expression) dan tingkat isi (level of content).

Berbagai bahasa mempunyai satuan-satuan yang berlainan tingkat pengungkapannya,

tapi sama pada tingkat isinya. misalnya, kalimat bahasa Inggris : This is a chair

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Ini (adalah) meja, yang berbeda tingkat

pengungkapannya (bentuknya), tapi sama pada tingkat isinya (maknanya).

Dalam proses terjemahan selalu ada dua teks yang pertama disusun

berdasarkan pada tingkat isi kedua, sedangkan yang kedua disusun berdasarkan pada

tingkat isi yang pertama. Teks yang pertama disebut teks asli, sedangkan teks kedua

disebut teks terjemahan. Bahasa, yang teksnya merupakan teks asli, disebut bahasa

sumber (source languange) atau bahasa pemberi, sedangkan bahasa, yang teksnya

merupakan teks terjemahan disebut bahasa sasaran atau bahasa target.

Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa terjemahan adalah proses

pergantian dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah tingkat isi teks bahasa

dalam bahasa sasaran. Namun, dari awal perlu ditekankan di sini, bahwa pengertian

“tingkat isi” harus dipahami secara maksimal, yakni tidak hanya yang menyangkut

arti dasar (material meaning), ide atau konsepsi yang terkandung dalam teks bahasa

sasaran yaitu berupa norma – norma bahasa, seperti makna leksikal, makna

gramatikal, nuansa stilistik / nuansa ekspresif. lebih jelasnya bahwa kepatuhan pada

norma - norma bahasa tesebut dalam penerjemahan merupakan kewajiban yang tidak

boleh dilanggar oleh penerjemah, kendati dia bebas memilih sarana yang satu,

maupun yang lain dalam melakukan kegiatan terjemahan dengan prosedur tetap

mempertahankan semua informasi yang terkandung dalam teks bahasa sasaran.

Misalnya pengungkapan informasi dalam teks asli menggunakan sarana gramatikal,

tapi tetap disampaikan dalam teks terjemahan dengan bantuan sarana leksikal kalimat

bahasa seperti dalam kalimat bahasa Inggris : She had been rather pretty dipakai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

sarana gramatikal - kala pluperfektum (past perfect tense) yang tidak ada dalam

sistem gramatikal bahasa Indonesia, sehingga penerjemahannya menggunakan sarana

leksikal : ‘Dia dulu pernah begitu cantik’. Penggantian sarana gramatikal dengan

sarana leksikal dalam penerjemahan mungkin tidak terjadi, jika teks menyampaikan

semua informasi yang ada dalam teks bahasa sasaran, termasuk sarana gramatikalnya.

2.1.2 Jenis Terjemahan

Roman Jacobson (1959 : 234) membedakan terjemahan menjadi tiga jenis

yaitu :

1) Terjemahan intrabahasa (Intralingual translation )

2) Terjemahan antar bahasa (Interlingual translation )

3) Terjemahan intersemiotik (Intersemiotic translation )

Berdasarkan jenis – jenis terjemahan tersebut, dapat dijelaskan seperti

dibawah ini:

1) Terjemahan intrabahasa (Intralingual translation atau rewording), adalah

pengubahan suatu teks lain berdasarkan interpretasi penerjemah, dan kedua teks

ditulis dalam bahasa yang sama.

Contohnya :

Pada saat seorang anak yang sedang belajar berbahasa. Anak tersebut belum

menguasai banyak kosakata, ketika dia mendengar atau menemukan kata yang

belum dimengerti, dia akan bertanya kepada orang lain. Misalnya dia akan

bertanya kepada orang yang paling dekat dengannya, yaitu ayah atau ibunya,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

kemudian mereka menjelaskan kata yang tidak dimengerti dengan menggunakan

kata yang sederhana sesuai pola berpikir anaknya dapat mengerti. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan terhadap kata tersebut, atau

memberikan sinonimnya. Sebenarnya ayah atau ibu tersebut telah melakukan

penerjemahan untuk anaknya.

2) Terjemahan antar bahasa (Interlingual translation atau Translation proper)

yaitu terjemahan dalam arti sesungguhnya, seperti menerjemahkan bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran.

Contohnya :

Suatu teks dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dapat

diberikan contoh kata house atau home diterjemahkan menjadi ‘rumah’.

3) Terjemahan intersemiotik (Intersemiotic translation atau transmutation).

Jenis terjemahan yang ketiga yaitu penerjemahan dari bahasa tulisan ke dalam

media lain seperti gambar, musik dan lain – lain, terjemahan jenis ini mencakup

penafsiran sebuah teks ke dalam bentuk atau sisi tanda yang lain.

Contoh :

Seorang guru menulis kata dalam bahasa Inggris yaitu banana, bila

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘pisang’ . Namun, dalam hal

ini peserta didik menterjemahkannya bukan dalam bentuk bahasa sasaran

(bahasa Indonesia ) tetapi dalam bentuk gambar.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

2.2 Pengertian dan Aturan bagi Penerjemah

Menurut Bell (1991:15) defenisi penerjemah adalah seorang agen bilingual

yang menangani antara seorang komunikasi monolingual dalam dua perbedaan

komunikasi bahasa. Penerjemah mengirimkan kode pesan pada satu bahasa dan

mereka memberikan kode kembali kepada yang lainnya baik dalam bentuk lisan atau

tulisan.

Dalam penerjemahan teks tulisan hasil rekaan atau non fiksi yang

mengandung cerita seperti cerita - cerita yang diterbitkan untuk anak yang pada

umumnya mempunyai plot, pelaku dan mempunyai bahasa yang lugas, kadangkala

penerjemah memiliki masalah - masalah dalam menerjemahkan cerita anak

diantaranya adalah pertama, pengaruh budaya bahasa dalam teks asli. Pengaruh

budaya ini bisa muncul dalam gaya bahasa, latar dan tema. Kedua, tujuan moral yang

ingin disampaikan kepada pembaca. Dalam prakteknya, masalah ini berada pada

proses penerjemahan seperti nama baik, baik nama karakter atau nama tempat, yang

mungkin dikenal dalam bahasa sasaran, selain itu perlu diperhatikan pada ciri- ciri

konvensi kesusastraan pada saat karya itu ditulis, dengan demikian penerjemah tidak

salah memahami naskah aslinya.

Menurut Belloc yang dikutip oleh Basnett – McGuire (1980:116), ada enam

aturan umum bagi penerjemah dalam prosa fiksi (tulisan hasil rekaan yang

mengandung cerita):

1. Penerjemah tidak boleh menentukan langkahnya hanya untuk menerjemah kata

per kata atau kalimat per kalimat, tetapi dia harus selalu mempertimbangkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

keseluruhan karya, baik karya aslinya ataupun karya terjemahannya. Ini berarti

penerjemah harus menganggap naskah aslinya sebagai satu kesatuan unit

integral, meskipun saat menerjemahkannya ia mengerjakan bagian perbagian.

2. Penerjemah hendaknya menerjemahkan idiom menjadi idiom pula. Di sini harus

diingat bahwa idiom dalam bahasa sumber mungkin sekali mempunyai padanan

idiom dalam BSa, meskipun kata – kata yang dipergunakan tidak sama persis,

contoh ekspresi ‘It doesn’t pay”. Dalam menerjemahkan ekspresi itu, penerjemah

tidak bisa menerjemahkannya menjadi ‘itu tidak bisa membayar’, hal tersebut

akan menimbulkan bisa jadi tidak sesuai dengan teks yang ingin disampaikan

sehingga tidak ada korelasi pada teks tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya

penerjemah perlu mencari padanan dari idiom bahasa sumber di dalam bahasa

sasaran.

3. Penerjemah harus menerjemahkan “maksud” menjadi “ maksud” juga, Kata

“maksud’ di sini berarti muatan emosi atau perasaan yang dikandung oleh

ekspresi tertentu. seperti ungkapan “Yuna, Please” ungkapan tersebut dapat

berupa memohon atau mempersilahkan. Oleh karena itu, penerjemah harus lebih

bijaksana untuk memilih terjemahan yang lebih tepat dengan konteks cerita

yang dimaksud .

4. Penerjemah harus waspada terhadap kata- kata atau struktur yang kelihatannya

sama dalam BSu dan BSa, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Sebagai contoh

kalimat I won’t be long bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu ‘

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Saya tak akan panjang’ Setelah disimak kembali ternyata bukan itu padanannya

dalam bahasa Indonesia. Padanannya adalah ‘saya tak akan lama’.

5. Penerjemah hendaknya berani mengubah segala sesuatu yang perlu diubah dari

BSu ke dalam BSa dengan tegas. Seperti ungkapan kebangkitan kembali ‘ Jiwa

asing dalam tubuh pribumi’, tentu saja yang dimaksud adalah “ Tubuh Pribumi”

ini adalah bahasa Sasarannya (BSa)

6. Meskipun penerjemah harus mengubah segala yang perlu diubah, tetapi pada

langkah ke enam penerjemah tidak boleh membubuhi cerita aslinya dengan

menambah atau mengurangkan kosakata yang bisa membuat cerita dalam BSa itu

lebih buruk atau lebih indah sekalipun. Tugas penerjemah adalah menghidupkan

‘Jiwa Asing’ tadi, bukan memperindah bahkan memperburuk sehingga tidak

sesuai dengan pesan yang disampaikan penulis cerita aslinya atau teks

sumbernya.

Dengan demikian jelas sekali bahwa dalam penerjemahan prosa fiksi

(cerpen/novel/cerita anak), penerjemah mementingkan makna, bentuk , pesan,

kemudian gaya bahasa hal tersebut sama seperti apa yang disampaikan Larson

dalam penerjemahan berdasarkan makna (1984 : 2), Nida dan Taber dalam teori

dan praktek penerjemahan (1969:33), Molina dan Albir dalam teknik

penerjemahan (509 - 511) serta Catford dalam pergeseran yang terjadi pada

penerjemahan (1965:73).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

2.3 Proses Penerjemahan

Proses Penerjemahan yang dimaksud di sini adalah suatu model untuk

menerangkan proses pikir (internal) yang dilakukan manusia saat melakukan

penerjemahan. Nida dan Taber (1969:33) mengambarkan proses penerjemahannya,

sebagai berikut:

A (Source) B (Receptor)

(Analysis) (Restructuring) X (Transfer) Y Gambar 1.1 : Proses Penerjemahan oleh Nida dan Taber (1982:33)

Dalam Proses ini terdapat tiga tahap yaitu tahap analisis (analysis), tahap

pengalihan (transfer) dan tahap penyusunan kembali (restructuring). Penerjemah

menganalisis teks BSu dalam hal (a) hubungan gramatikal kata - kata untuk

memahami makna atau isinya secara keseluruhan. Hasil tahap ini, yaitu makna BSu

yang telah dipahami, ditransfer ke dalam pikiran penerjemah dari BSu ke dalam

BSa.Setelah itu, dalam tahap restrukturisasi, makna tersebut ditulis kembali dalam

BSa sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada dalam BSa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut:

Kalimat asli : She taught them all about flower (Dt:168)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

1. Analisis. pada tahap pertama penerjemah memikirkan hal–hal berikut. She

adalah subjek kalimat asli. taught adalah kata kerjanya. She adalah orang ketiga

tunggal dan berjenis kelamin perempuan. kata kerja teach secara grammar

harus berubah menjadi taught, hal tersebut untuk menunjukkan bahwa

kejadiannya sudah berlangsung. Sedangkan them adalah objek yang penderita,

all about flower diterjemahkan menjadi ‘semua hal tentang bunga’, meskipun

penerjemah menambahkan kata ‘hal’. untuk memperjelaskan bahwa yang

diajarkan bukan hanya mengenai bunga melainnya segala sesuatu yang

berhubungan dengan bunga.

2. Transfer. Pada tahap kedua penerjemah mengalihkan materi – materi yang telah

dianalisis dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran diantaranya yaitu orang

ketiga tunggal adalah ia, dia, dan beliau dalam bahasa Indonesia. Jenis kelamin

perempuan tidak dapat diwakili dengan kata lain selain kata perempuan atau

wanita. taught terjemahan menjadi mengajari yang menjelaskan pekerjaan

tersebut telah selesai dikerjakan. Selanjutnya, all about flower yang

diterjemahkan menjadi semua hal tentang bunga, penerjemahan tersebut tidak

mengalami pergeseran, tetapi penerjemah menambahkan kata hal untuk

menjelaskan bahwa dia mengajari segala yang ada pada bunga tersebut,

meskipun pada penerjemahan. (harus diingat, semua yang dilakukan dalam tahap

ini hanya terjadi di dalam pikiran penerjemah ).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

3. Restrukturisasi. Pada tahap ketiga, mulailah penerjemah menyusun kembali

makna dengan menuliskan sesuatu terjemahan dari kalimat tersebut di atas,

contohnya :

‘Dia (perempuan) mengajari semua hal tentang bunga.’

4. Evaluasi dan Revisi. Dalam tahap ini penerjemah kembali mengamati hasil

kerjanya. Dia merasa bahwa kalimat itu kurang luwes dalam bahasa Indonesia,

maka kata ‘perempuan’ tidak diterjemahkan. Kata beliau dirasanya terlalu sopan,

maka penerjemah bisa merevisi kalimat itu menjadi ‘dia mengajari semua hal

tentang bunga’.

Selain Nida dan Taber, Larson (1984:3) juga mengajukan model proses

terjemahan. Hal tersebut terlihat pada gambar berikut :

SOURCE LANGUAGE RECEPTOR LANGUAGE

Gambar 1.2 : Proses penerjemahan menurut Larson (1984:2)

Text to be translated

Discover the meaning

Meaning

Re-express the meaning

Translation

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Gambar tersebut menunjukkan proses yang sama dengan restrukturasi Nida

dan Taber, yang berbeda adalah tahap transfer. Larson tidak mengungkapkan secara

terpisah pada tahap ini, tatapi Larson menganggap bahwa dalam tahap transfer pada

proses penerjemahan yang dilakukan secara otomatis hadir jika penerjemah

mengungkapkan kembali makna yang dipahami di dalam BSa.

Dari bahasan tentang proses penerjemahan dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya proses penerjemahan terdiri dari dua tahap : (a) Analisis teks asli dan

pemahaman makna dan atau pesan teks asli dan (b) pengungkapan kembali makna

atau pesan yang berterima dalam bahasa sasaran, termasuk gaya bahasa yang

digunakan penerjemah dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

2.4 Pengertian Kata, Frasa, Klausa dan Kalimat.

Dalam mencari kesepadanan pada penerjemahan salah satunya di antaranya

adalah menyangkut padanan formal bahasa, yaitu berupa padanan kata per kata

frase per frase, klausa per kluasa dan kalimat per kalimat, tetapi dalam

penerjemahan, bentuk struktur pada bahasa sumber dan bahasa sasaran tentunya

tidak selalu sama, oleh karena itu untuk lebih memahami perbedaan antara tataran

kata, frasa, klausa dan kalimat dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.4.1 Kata

Kata adalah kumpulan dari beberapa huruf / letter yang membentuk

arti/makna tertentu. Menurut Chaer (1994:208), kata terdiri dari dua jenis yaitu:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

1) Kata penuh (fullword), yaitu kata yang secara leksikal memiliki makna,

mempunyai kemungkinan mengalami proses morfologi, merupakan kelas

terbuka, dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan tuturan. Yang termasuk

kata penuh adalah nomina, verba, adjektiva, adverbia dan numeralia seperti :

nuggets (nugget) (Dt:231) , enjoy (Dt:272), home (rumah).(Dt:322),

2) Kata tugas (function word), yaitu kata yang secara leksikal tidak mempunyai

makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup dan tidak

dapat berdiri sendiri, yang termasuk kategori ini adalah preposisi dan

konjungsi.

Contoh : and (dan)(Dt:222), always (selalu)(Dt:027).

2.4.2 Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif.

Pendapat ini dikemukakan oleh Kridalaksana (2001:59). Contoh frasa dalam bahasa

Inggris misalnya playing soccer (bermain sepak bola), a red dress (baju merah), dan

beautiful girl (perempuan cantik).

Dalam bahasa Inggris, terdapat unsur-unsur pembentuk frasa yaitu:

1) Head, yaitu unsur pusat frasa

2) Premodification, yaitu keterangan yang terletak sebelum unsur pusat

3) Postmodification, yaitu keterangan yang terletak setelah unsur pusat

Frasa dalam bahasa Inggris dibagi menjadi beberapa jenis, sesuai dengan

komponen-komponen penyusun dan fungsinya. yaitu

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

1) Frasa nomina, digunakan sebagai nomina dan salah satu fungsinya dalam kalimat

adalah sebagai subjek.

Contohnya:

The pilot landed the plane (Pilot mendaratkan pesawat). The flower seller lady sewed petals after of flowers (Si wanita penjual bunga menjahit kelopak demi kelopak bunga) (Dt:178) 2) Frasa adjektiva, digunakan sebagai adjektiva yang menerangkan nomina.

Contoh:

Blue is my favorite color (Biru adalah warna kesukaanku)

3) Frasa adverbia, digunakan sebagai kata keterangan.

Contoh:

He drives the car very slowly. Dia mengendarai mobil sangat lambat.

She planted the most beautiful flowers. Dia menanam bunga yang terindah (Dt:176)

4) Frasa verba, dalam kalimat berfungsi sebagai predikat. Frasa ini dapat

berbentuk kelompok kata ataupun satu kata.

Contoh:

He landed the plane, she smiled. Dia mendaratkan pesawat, dia tersenyum My mother and I laught Ibu dan aku tertawa (Dt:338)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

5) Frasa preposisi, dalam kalimat berfungsi sebagai keterangan, ditandai dengan

hadirnya preposisi sebagai unsur pembentuk frasa.

Contoh:

He lives in the village. Dia tinggal di desa

One day, I was invited to stay at my friend’s house Suatu hari,aku diajak menginap di rumah temanku (Dt:141) 2.4.3 Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-

kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi

kalimat. Pengertian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kridalaksana

(2001:110).

Senada dengan Kridalaksana, Chaer (1994:231) menyebut klausa sebagai

satuan sintaksis yang berupa runtutan kata - kata berfungsi predikatif. Fungsi subjek

dan predikat merupakan fungsi yang harus ada dalam konstruksi klausa. Ia juga

mengemukakan bahwa klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena

di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klausa adalah

kumpulan kata - kata yang memiliki subjek dan predikat. Klausa dalam bahasa

Inggris dibagi menjadi dua,yaitu:

1. Main clause, yaitu klausa yang dapat berdiri sendiri dalam kalimat.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Contoh: The boys run s v (Anak laki-laki itu berlari) s v

The girl was sad s v (Gadis itu merasa sedih) (Dt:064) s v

2) Subordinate clause, yaitu klausa yang hadir bersama mainklausa untuk

mengungkapkan ide tambahan. Klausa ini tidak bisa berdiri sendiri.

Contoh:

The man who stand in the corner is my friend in the campus clause main clause Laki-laki yang berdiri diujung sana adalah teman saya di kampus. Klausa main klausa

The box mean a lot to her because she had owned it since she was a child (Dt:113) clausa main clause

Kotak itu amat berarti baginya karena dia sudah memiliki kotak dia sudah memiliki klausa main klausa kotak itu sejak kecil.

Klausa bebas mempunyai struktur lengkap, sedangkan klausa terikat

sebaliknya. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek , predikat , objek,

atau berupa keterangan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

2.4.4 Kalimat

Pengertian kalimat menurut Kridalaksana (2001:92), dalam Kamus Linguistik

adalah “Konstruksi gramatikal yang terdiri dari satu atau lebih klausa yang ditata

menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan”.

Selanjutnya, Chaer (1994:240),mengemukakan pendapatnya yaitu bahwa

“kalimat merupakan satuan sintaksis, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan

konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final”. dan untuk lebih

jelasnya Chear juga membagi jenis - jenis kalimat menjadi:

1) Kalimat inti dan kalimat non - inti

Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk klausa inti yang lengkap.

Sedangkan kalimat non - inti terbentuk karena adanya proses transformasi seperti

pemasifan, pertanyaan, dan lain - lain terhadap kalimat inti.

Contoh:

Kalimat inti Kalimat non-inti I went to the movie yesterday I didn’t go to the movie yesterday. Saya pergi ke bioskop kemarin Saya tidak pergi ke bioskop kemarin

Did I go to the movie yesterday?

Apakah saya pergi ke bioskop kemarin

She is my brave bodyguard She doesn’t my brave bodyguard Dia adalah penjagaku yang berani Dia bukan penjagaku yang berani

(Dt:030) Does she my brave bodyguard Apakah dia penjagaku yang berani?

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

2) Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, sedangkan

kalimat majemuk terdiri lebih dari satu klausa.

Contoh:

Kalimat tunggal Kalimat majemuk

The birds sing along the day He opened the door then closed the window Burung - burung berkicau sepanjang Dia membuka pintu kemudian membuka hari. jendela. I will see you soon My mother is perfect because she serves Kita akan segera bertemu (Dt:16) perfect because she serves perfect dinner. Ibuku sempurna karena dia menyajikan makan malam yang sempurna (Dt:241) 3) Kalimat mayor dan Kalimat minor

Jika klausa pada satu kalimat lengkap, sekurang-kurangnya memiliki unsur

subjek dan predikat, maka kalimat itu disebut kalimat mayor. Jika tidak lengkap,

maka disebut kalimat minor.

Contoh:

Kalimat mayor Kalimat minor My brother runs every morning Hallo! Abang saya berlari setiap pagi Hallo!

No Smoking! Flo gave the old lady her lunch Dilarang Merokok! Flo memberikan makan siangnya pada wanita tua.(Dt:171) Excuse me! Permisi !

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

4) Kalimat verbal dan Kalimat non - verbal

Kalimat verbal dibentuk dari klausa verbal atau kalimat yang predikatnya

berupa kata kerja atau frasa verba. Sedangkan kalimat non - verbal adalah kalimat

yang predikatnya bukan kata atau frasa verbal. Karena banyaknya tipe verba, maka

setiap bahasa mempunyai cara tersendiri untuk membentuk kalimat ini.

Dalam bahasa Inggris dikenal adanya kalimat transitif dan intransitif, yang

predikatnya berupa verba transitif atau intransitif.

Contoh:

Kalimat verbal Kalimat non - verbal

The baby cries (Intransitif) My sister is beautiful Bayi menangis Kakak saya cantik I cut the grass (Transitif) She is a teacher Saya potong rumput Dia adalah seorang guru

My mother and I giggled (Intransitif) She is a mathematician Ibu dan aku terkikik (Dt:340) Dia adalah seorang matematika (Dt:010) She loved the box (Transitif) She is also a scientist Dia mencintai kotak itu (Dt:137) Dia juga seorang ilmuan (Dt:012)

2.5 Teknik Penerjemahan

Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan

dari BSu ke BSa, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat. Menurut

Molina dan Albir (2002:509), teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik:

1. Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan.

2. Teknik diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSu.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

3. Teknik berada tataran mikro.

4. Teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu.

5. Teknik bersifat fungsional.

Setiap pakar memiliki istilah tersendiri dalam menentukan suatu teknik

penerjemahan, sehingga cenderung tumpang tindih antara teknik dari seorang pakar

satu dengan yang lainnya. Teknik yang dimaksud sama namun memiliki istilah yang

berbeda. Dalam hal keberagaman tentunya hal ini bersifat positif, namun di sisi lain

terkait penelitian akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan istilah suatu teknik

tertentu. Molina dan Albir (2002) mengembangkan 20 teknik yang dapat digunakan

untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan

berlangsung yang diterapkan pada berbagai satuan lingual. Pada bagian berikut ini

dikemukakan teknik penerjemahan versi Molina – Albir (2002: 509 -511).

1. Adaptasi (Adaptation) adalah teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya.

Teknik ini dilakukan dengan mengganti unsur - unsur budaya yang ada BSu

dengan unsur budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan

karena unsur budaya dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur

budaya pada BSa tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. Teknik ini sama

dengan teknik padanan budaya.

Contoh :

Dalam bahasa Inggris, breakfast berkaitan dengan kata milk, orange juice, egg,

roll dan bread, sementara itu di dalam budaya Indonesia secara umum, kata

‘sarapan’ terkait dengan teh, kopi, dengan kata lain, penerjemahan terhadap

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

ungkapan breakfast menjadi ‘sarapan’ mengacu pada makan di pagi hari,

meskipun jenis makanan kedua budaya tersebut berbeda.

2. Amplifikasi (Amplification) adalah teknik penerjemahan yang mengeksplisitkan

atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam bahasa sumber.

Contoh :

Kata Imlek dapat diparafrasekan menjadi hari raya tahun baru Tiongkok. Kata

Imlek yang merupakan kata atau gabungan kata yang dengan diparafasekan dalam

bahasa sumbernya secara implisit (informasi yang tersembunyi). Tetapi dalam

teknik penerjemahannya memberikan informasi yang diekspresikan secara jelas

pada unsur bentuk gramatikalnya, yaitu hari raya tahun baru Tiongkok.

3. Peminjaman (Borrowing) ialah teknik penerjemahan yang dilakukan dengan

meminjam kata atau ungkapan dari BSu. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure

borrowing) tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi

(naturalized borrowing) dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan. Kamus

resmi pada BSa menjadi tolak ukur apakah kata atau ungkapan tersebut merupakan

suatu pinjaman atau bukan.

Contoh :

BSa : Mixer BSu : Mixer Peminjaman Murni BSa : Mixer BSu : Mikser Peminjaman Alamiah

4. Calque adalah teknik penerjemahan dimana penerjemah menerjemahkan frasa

bahasa sumber secara literal.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Contoh:

Directorate general diterjemahkan menjadi ‘Direktorat Jendral’. Intereferensi

struktur bahasa sumber pada bahasa sasaran adalah khas dari teknik calque.

Pada frasa Directorate general yang diterjemahkan menjadi ‘Direktorat general’

tidak mengubah makna dan letak strukturnya pada bahasa sasaran.

5. Kompensasi (Compensation) yakni teknik penerjemahan dimana penerjemah

memperkenalkan unsur-unsur informasi atau pengaruh stilistik teks bahasa

sumber di tempat lain dalam teks bahasa sasaran.

Contoh:

Why don’t you write a good thrilling detective story? ‘she asked.

Me? exclaimed Mrs. Albert Forrester, for the first time in her life regardless of

grammar.

“Mengapa Anda tidak menulis roman detektif yang menegangkan?”tanyanya.

“Apaan?” teriak Ny. Albert Forrester, untuk pertama kali dalam kalimat elipsi

bentuk kasus datif /akusatif (kasus objek)pronominal persona me dan bukannya

I, karena penggunaan me dianggap oleh banyak orang sebagai “pelanggaran”

norma gramatikal, padahal anggapan seperti itu tidak cukup berdasar, karena

bentuk me dalam hal semacam itu sudah lama menjadi norma bahasa standar

Prof. M. Whitehall (51:104) dari Universitas Udayana (dalam Moentaha Salihen,

2006:35), yang mengakui “pelanggaran” gramatikal seperti itu sebagai bentuk

yang resmi dan sah bahasa Inggris percakapan. Dan pengakuannya diperkuat

dengan contoh Colloqual spoken English often uses them as the plural from

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

this and that, written English uses these and those. “Them men have arrived”,

Tapi dalam proses terjemahan, bagaimana pun juga “ pelanggaran” gramatikal

dalam sastra tetap mengandung nuansa ekspresif yang wajib disampaikan (lewat

teknik kompensasi) oleh penerjemah ke dalam teks terjemahan, tidak pandang

akan adanya pengakuan, bahwa pelanggaran seperti itu tidak masalah.

Mengingat bahasa Indonesia tidak mengenal sistem kasus yang mengubah bentuk

pronominal personal seperti itu penerjemah memutuskan untuk menggunakan

teknik kompensasi, yaitu mengkompensasikan me dengan pronomina ragam

cakapan “apaan” di tempat pronominal ragam baku “apa”. Dengan demikian,

penerjemah berha sil menyampaikan informasi yang sama juga “melanggar”

norma gramatikal karena menggunakan pronominal ragam tidak baku.

Contoh terjemahan di atas menunjukkan, bahwa teknik kompensasi digunakan,

terutama sekali, untuk menyampaikan spesifikasi bahasa pemberi, seperti nuansa

dialek, pertuturan individual yang spesifik, yang tidak selalu mempunyai

padanan dalam bahasa sumber.

6. Deskripsi (Description) merupakan teknik penerjemahan yang diterapkan

dengan menggantikan sebuah Istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan

fungsinya.

Contoh :

Samurai (The sword of Japanese aristocracy)

Dalam bahasa Jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum bangsawan

saja jika teks yang bersangkutan adalah teks yang menerangkan budaya Jepang,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

untuk itu, padanan deskriptif harus digunakan. Kaum Samurai harus

diterjemahkan menjadi aristocrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang

menjadi pegawai pemerintahan, padanan deskriptif ini sering kali ditempatkan

menjadi satu dalam daftar kata - kata atau glossary. Padanan ini berusaha

mendeskripsikan makna atau fungsi dari bahasa sumber, teknik ini dilakukan

karena kata bahasa sumber tersebut sangat terkait dengan budaya khas bahasa

sumber dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat

ketepatan yang dikehendaki seperti yang telah dijelaskan pada contoh tersebut.

7. Kreasi diskursif (Discursive creation) dimaksudkan untuk menampilkan

kesepadanan sementara yang tidak terduga atau keluar dari konteks. Teknik ini

lazim diterapkan dalam menerjemahkan judul buku atau judul film.

Contoh :

A betrayed son si Malinkundang diterjemahkan Si Malingkundang

8. Kesepadanan Lazim (Established equivalent) adalah teknik dengan

penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau

penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah.

Contoh :

Kata handphone lebih dikenal dari pada telepon genggam. Pada teknik penerjemahan kata handphone berasal dari bahasa Inggris namun

sudah menjadi Istilah umum dan lazim digunakan dalam berbahasa sehari – hari

meskipun kata tersebut terletak pada bahasa sumber (bahasa Indonesia) namun

padanannya tetap digunakan dalam terjemahannya.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

9. Generalisasi (Generalization) Teknik ini menggunakan istilah yang lebih umum

pada BSa untuk BSu yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa

tidak memiliki padanan yang spesifik.

Contoh:

She was letting her temper go by inches diterjemahkan dia sedikit demi sedikit

kehilangan kesabaran’.

Pada contoh pertama,tidak mungkin digunakan padanan kamus kata

bahasa Inggris, Inchi – ‘inci’, karena dalam bahasa Indonesia kata ‘inci’ biasanya

tidak digunakan dalam bahasa makna kiasan atau metaforis seperti dalam bahasa

Inggris.

Contoh lainnya :

Penthouse diterjemahkan menjadi tempat tinggal

10. Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplification) yakni teknik penerjemahan

dengan menambah unsur – unsur linguistik dalam teks bahasa sasaran. Teknik

ini lazim diterapkan dalam pengalihbahasaan secara konsekutif

atau sulih suara (dubbing).

11. Kompresi Linguistik (Linguistic compression) merupakan teknik penerjemahan

yang dapat diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan dalam penerjemahan

teks film.

12. Penerjemahan harfiah (Literal translation) merupakan teknik penerjemahan di

mana penerjemah menerjemahkan ungkapan kata demi kata.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Contoh :

I have quite a few friends diterjemahkan saya mempunyai sama sekali tidak

banyak teman

13. Modulasi (Modulation) merupakan teknik penerjemahan dengan mengubah

sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan teks

sumber. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau

struktural.

Contoh :

Bsu : I broke my hand

Bsa : Tanganku patah

Pada contoh di atas, penerjemah memandang persoalannya dari objeknya, yaitu

tangan, bukan dari segi pelaku ‘saya’. Cara pandang ini merupakan suatu

keharusan karena dalam struktur bahasa Indonesia.

14. Partikularisasi (Particularization) adalah Teknik penerjemahan dimana

penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari

superordinat ke subordinat. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik

generalisasi.

Contoh:

Air transportation di terjemahkan menjadi Pesawat.

15. Reduksi (Reduction) merupakan kebalikan dari teknik Amplifikasi. Informasi

teks bahasa sumber dipadatkan dalam bahasa sasaran.

Contoh :

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

The month of fasting diterjemahkan Ramadhan, Teknik ini mirip dengan teknik

penghilangan (Ommission atau deletion atau subtaction atau implisitasi).

Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa sumber dijadikan

implisit dalam teks bahasa sasaran.

16. Substitusi (Substitution) merujuk pada pengubahan unsur – unsur linguistik

dan paralinguistik (intonasi atau isyarat). Bahasa isyarat dalam bahasa Arab,

yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima kasih atau

bila diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi Thank you.

17. Variasi (Variation) adalah dengan mengubah unsur - unsur linguistik atau

paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik : Perubahan tekstual, gaya

bahasa, dialek sosial, dialek geografis. Teknik ini lazim diterapkan dalam

menerjemahkan naskah drama.

18. Transposisi. Teknik penerjemahan di mana penerjemah melakukan perubahan

kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur

dan unit. Seperti kata menjadi frasa.

Contoh:

BSu : Adept

BSa: Sangat terampil

19. Penambahan adalah teknik yang lazim diterapkan dalam kegiatan penerjemahan

berupa penambahan informasi yang pada dasarnya tidak ada dalam kalimat

sumber. Kehadiran informasi tambahan dalam kalimat sasaran dimaksudkan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

untuk lebih memperjelas konsep yang hendak disampaikan penulis asli kepada

para pembaca sasaran.

Contoh :

The women came late di terjemahkan menjadi wanita tua itu datang terlambat.

Di dalam contoh kalimat ditambahkan kata ‘tua’ agar teks bahasa sasaran

menjadi lebih dipahami.

20. Penghilangan (Deletion) adalah penghapusan kata atau bagian teks bahasa

sumber di dalam teks bahasa sasaran. Dengan kata lain penghapusan berarti

tidak diterjemahkan kata atau bagian teks bahasa sumber di dalam teks bahasa

sasaran. Pertimbangannya adalah agar tidak mengalami pengulangan kata,

selain itu kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting

bagi keseluruhan teks bahasa sasaran dan biasanya agak sulit diterjemahkan.

Jadi mungkin penerjemah berfikir daripada harus menterjemahkan kata atau

teks bahasa sumber itu dengan konsekuensi pembaca bahasa sasaran agak

bingung, maka lebih baik bagi penerjemah untuk menghilangkan saja bagian itu

Contoh :

BSu : “Just like Cut Pamela her sister , “he whispered

BSa : “Sama dengan kakaknya , “katanya lirih

Contoh di atas menunjukkan bahwa dari teknik penerjemahan

dilakukan penghilangan yaitu pada nama Cut Pamela, dengan kata lain

penerjemah tidak melakukan terjemahan terhadap nama, meskipun secara

tertulis kata cut seperti kata dalam bahasa Inggris, yang bila diterjemahkan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

dapat menjadi ‘memotong’. Agar pesan yang dimaksud penulis tidak menjadi

kesalahpahaman pembaca , penerjemah melakukan teknik penghilangan pada

kata tersebut.

2.6 Pergeseran dalam Penerjemahan

Larson (1989:1) mengaitkan kata “makna” dalam mendefenisikan

penerjemahan, yang menyatakan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan makna

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, maknalah yang harus dipertahankan,

sedangkan bentuk boleh diubah.

Sementara, menurut Catford (1965 :20) penerjemahan berarti mentransfer

bahasa sumber ke bahasa sasaran. Penerjemahan (translating) merupakan

penggantian materi tekstual pada bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dalam proses

penerjemahan, penerjemah (translator) selalu berusaha mendapatkan unsur bahasa

sasaran yang sepadan dengan bahasa sumbernya agar dapat mengungkapkan pesan

yang sama dalam teks sasaran. Karena setiap bahasa mempunyai aturan tersendiri,

maka perbedaan aturan ini akan menyebabkan terjadinya pergeseran.

Sehubungan dengan hal tersebut, Catford (1965:73) kemudian membagi

pergeseran menjadi dua jenis, yaitu :

(1) Pergeseran Tingkatan (Level Shifts)

(2) Pergeseran Kategori (Category Shifts) .

Dalam pergeseran ini, Catford (1965: 73) menyatakan bahwa sebuah

bahasa sumber yang berada pada tingkat linguistik tertentu memiliki bahasa

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

terjemahan dengan sistem bahasa yang sepadan dalam tingkat linguistik yang

berbeda, umumnya pergeseran ini terjadi di sekitar perihal kosakata (leksikal) dan

tata bahasa (gramatikal) .

Contoh :

Grammar to lexis

She is swimming diterjemahkan menjadi ‘Dia sedang berenang’

to be + v-ing (grammar) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan leksikon

‘sedang’

Selanjutnya pada pergeseran kategori, pada pergeseran jenis tersebut

kebebasan dalam menerjemahkan sangat diutamakan, karena dalam menerjemahkan

banyak mengikuti aturan penulisan bahasa sasaran sehingga hasil penerjemahan tidak

terlihat seperti bahasa terjemahan. Pergeseran kategori ini terbagi atas 4 (empat)

kelompok, yaitu:

1. Pergeseran Struktur (Structure Shifts)

Dalam pengelompokan pergeseran kategori, pergeseran struktur inilah yang

paling sering terjadi. Secara gramatika, pergeseran struktur dapat muncul pada

berbagai tataran (kata, frase, klausa, atau kalimat), namun masih dalam tingkatan

yang sama. Sebagai contoh, sebuah kalimat dalam bahasa sumber diterjemahkan

masih dalam tingkatan kalimat juga, walaupun secara gramatikal kalimat dalam

bahasa sasaran berbeda.

Contoh:

Pasif menjadi aktif

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

BSu : Your message has been sent

BSa : Kami telah mengirim pesan anda

2. Pergeseran Kelas Kata (Class Shifts)

Pergeseran kelas kata ini terjadi ketika kelas kata dalam bahasa sumber

berbeda dengan kelas kata dalam bahasa sasaran.

Contoh : Preposisi menjadi konjungsi

BSu : After that, I walked her home BSa : Setelah kami berbelanja, aku mengantarnya pulang. 3. Pergeseran Unit (Unit Shifts)

Pergeseran ini hampir sama dengan pergeseran struktur (structure-shifts),

tetapi pada pergeseran tataran ini, tingkatan antara bahasa sumber dan bahasa

sasarannya berbeda. Misalnya, dua buah kata dalam bahasa sumber dapat

menjadi sebuah kata saja dalam bahasa sasaran.

Contoh :

kata menjadi frasa

BSu : Summer

BSa : Musim panas

BSu : Crib

BSa : Tempat tidur bayi

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

4. Pergeseran Intra Sistem (Intra System-Shifts)

Sesuai dengan namanya, pergeseran ini terjadi pada kasus-kasus yang

melibatkan sistem internal pembentukan bahasa dalam terjemahan. seperti

pergeseran yang terjadi pada gramatikal yang sama

Contoh :

BSu : The king married Balqis

BSa : Raja kawin dengan Balqis

Kata merried dalam bahasa Inggris adalah transitif sedangkan kata kawin

dalam bahasa Indonesia adalah verba intransitif.

2.7 Keterbacaan Teks Terjemahan

Pada awalnya istilah keterbacaan hanya dikaitkan dengan kegiatan membaca.

Kemudian, istilah keterbacaan itu digunakan dalam bidang penerjemahan karena

setiap kegiatan menerjemahkan tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. Dalam

konteks penerjemahan, istilah keterbacaan itu pada dasarnya tidak hanya menyangkut

keterbacaan teks bahasa sumber tetapi juga keterbacaan teks bahasa sasaran. Hal itu

sesuai dengan hakekat dari setiap proses penerjemahan yang memang selalu

melibatkan kedua bahasa itu sekaligus. Akan tetapi, hingga saat ini indikator yang

digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan suatu teks masih perlu dipertanyakan

keandalannya.

Ukuran keterbacaan suatu teks yang didasarkan pada faktor-faktor kebahasaan

oleh karena itu, seorang penerjemah perlu memahami konsep keterbacaan teks

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

bahasa sumber dan bahasa sasaran. Pemahaman yang baik terhadap konsep

keterbacaan itu akan sangat membantu penerjemah dalam melakukan tugasnya.

2.7.1 Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Keterbacaan Terjemahan Teks

Cerita Anak.

Pada bagian ini dibahas faktor-faktor yang menentukan tingkat keterbacaan

teks. Contoh-contoh yang diberikan dikutip dari berbagai sumber dan dalam berbagai

bahasa. Akan tetapi, ada baiknya jika penafsiran terhadap definisi keterbacaan itu

dikemukakan terlebih dahulu sebagai pedoman utama dalam membahas faktor-faktor

yang menentukan tingkat keterbacaan teks dalam konteks penerjemahan.

Keterbacaan, atau dalam bahasa Inggris disebut readability, menunjuk pada

derajat kemudahan sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Pelibatan unsur

pembaca dalam menentukan tingkat keterbacaan suatu teks merupakan unsur

tambahan yang sangat penting pada faktor-faktor kebahasaan. Bagaimana pun juga

setiap teks yang dihasilkan adalah untuk dibaca, dan dengan demikian secara

otomatis teks itu melibatkan pembaca.

Sakri dalam Nababan (2003 : 63) mengemukakan faktor-faktor mengenai

keterbacaan, seperti yang tertuang dalam kutipan di bawah ini.

"Keterbacaan, antara lain bergantung pada kosa kata dan bangun kalimat yang

dipilih oleh pengarang atau penerjemah untuk tulisannya. Tulisan yang banyak

mengandung kata yang tidak umum lebih sulit dipahami daripada yang menggunakan

kosa kata sehari-hari, yang sudah dikenal oleh pembaca pada umumnya”.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor-faktor lainnya,

seperti penggunaan kata – kata baru , kata taksa , kata kias (Idiom), kalimat tidak

lengkap juga dapat membuat tingkat keterbacaan teks menjadi rendah, untuk lebih

memahami faktor – faktor keterbacaan tersebut , dapat di jelaskan sebagai berikut:

• Penggunaan Kata - Kata Baru

Kata - kata baru baik berupa istilah asing atau kata bahasa daerah, yang masih

asing bagi pembaca, akan mengakibatkan uraian keterbacaan suatu teks menjadi

rendah. sebagai contoh penggunaan kata istilah yang berhubungan dengan kedokteran

yaitu “cast” yang terjemahannya digips (Dt: 322), pada hasil terjemahan tersebut

terdapat dalam kamus Inggris – Indonesia (Echols dan Shadly, 2003:101l ).

Penerjemahan di atas serupa dengan terjemahan yang terdapat dalam buku

bilingual Kumpulan Cerita Kasih Ibu I Love You Mom.

• Penggunaan Kata Taksa

Kata taksa, dalam bahasa Inggris disebut ambiguous word, menunjukkan

kepada kata yang mempunyai lebih dari satu makna, terdapat dalam setiap bahasa,

seperti canvas yang diterjemahkan kanvas (Dt :202), kain kanvas, kain mota /

terpal,kain tebal untuk alas lantai ring tinju.

Menerjemahkan kalimat yang mengandung kata – kata yang mengandung

kata-kata taksa memerlukan ke hati- hatian dari pihak pembaca. Penerjemah harus

mampu mengetahui konteks dan suatu teks.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

• Penggunaan Kata Kias (Idiom)

Idiom atau kata kias adalah kata – kata yang tidak bisa di mengerti dan di

terjemahkan secara harfiah dan biasanya menyimpang dari kaidah gramatika yang

umum. Untuk itu penerjemah harus memahami maknanya adalam kaitannya dengan

konteksnya meskipun ada beberapa idiom yang sudah sangat umum. seperti : (contoh

dalam Suryawinata, 2003:116)

BSu : Don’t lose your heart. The sun always rises in the morning.

BSa : Jangan patah semangat. matahari selalu terbit tiap pagi

Namun dalam beberapa Idiom memungkinkan pembaca sulit memahaminya

disebabkan faktor ungkapan - ungkapan yang belum umum diketahui, didengar atau

dipelajari, sebagai contoh :

BSu : True friend are the true treasure (Dt:055)

BSa : Teman sejati adalah harta sesungguhnya.

Pada umumnya hubungan darah seperti anak atau keluarga yang dikiaskan

dengan harta sesungguhnya, namun untuk pesan yang disampaikan dalam

terjemahan (BSa) bahwa teman sejati sebanding dengan seseorang yang memiliki

harta yang sangat berharga dalam kehidupannya.

Kata kias (Idiom) sering muncul dalam karya-karya sastra, kaidah-kaidah

sastra memperbolehkan pemakaian kata atau kalimat yang bermakna konotatif.

Penafsiran sastra terrhadap makna kata atau kalimat dalam karya sastra diserahkan

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

sepenuhnya kepada pembaca. Itulah sebabnya karya sastra seperti drama,novel,

cerita anak lebih sulit diterjemahkan daripada karya ilmiah.

• Penggunaan kalimat yang tidak lengkap

Kalimat tidak lengkap menunjukkan kalimat yang unsur-unsur yang

membentuk seperti subjek, predikat, dan objek. Ketidak-lengkapan, unsur-unsur itu

akan mempersulit pembaca dalam memahami pesan yang dimaksudkan oleh

penerjemah.

Contoh :

BSu : She always protects me from dangerous animals

BSa : Dia selalu melindungi dari hewan – hewan yang berbahaya. (Dt :031)

Terjemahan pada kalimat di atas menunjukkan kalimat yang tidak lengkap

tampak dari tidak hadirnya objek dalam terjemahan meskipun dalam penerjemahan

teknik penghilangan itu diberlakukan namun jika ketidaklengkapan unsur - unsur

yang membentuk struktur kalimat dalam suatu teks akan menyulitkan si pembaca

untuk memahami suatu teks terjemahan, tidak menutup kemungkinan tingkat

keterbacaan teks akan menjadi sangat rendah.

2.8 Penelitian yang Relevan

Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam

penelitian tesis ini adalah :

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Dalam tesis Novalinda. S 130908010. 2010. yang berjudul “Analisis Teknik,

Metode, Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga for Kids”..

Program Magister Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kata kunci : Teknik, Metode, Ideologi, Kualitas terjemahan, Cerita anak.

Penelitian ini adalah penelitian tentang jenis - jenis teknik penerjemahan,

metode penerjemahan, ideologi penerjemahan dan kualitas terjemahan terhadap dwi

bahasa cerita anak serial Erlangga for Kids. Tujuan dari penelitian ini adalah: petama

untuk mengidentifikasi teknik - teknik penerjemahan yang digunakan oleh

penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak, kemudian menganalisis metode dan

ideologinya. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi dampak penerapan teknik-

teknik penerjemahan pada kualitas terjemahan cerita anak yang dilihat berdasarkan

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Tujuan terakhir adalah mengidentifikasi

teknik mana yang memiliki tingkat keakuratan dan keberterimaan paling tinggi.

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah buku cerita anak yang berupa bilingual

book dan juga para informan. Dari data tersebut diidentifikasi teknik-teknik

penerjemahannya, kemudian berdasarkan teknik penerjemahan yang digunakan dapat

disimpulkan metode penelitian dan ideologi penerjemahannya. Untuk menilai

keakuratan dan keberterimaan data tersebut dinilai oleh tiga orang rater yang sudah

terbiasa dengan bidang penerjemahan dan bahasa Indonesia, sedangkan untuk

keterbacaan penulis meminta lima orang anak yang duduk di kelas 3 dan 4 sekolah

dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh teknik penerjemahan

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan yaitu literal sebanyak 253

data dari 388 data atau 65 %, transposisi sebanyak 58 data atau 15%, reduksi

sebanyak 27 data atau 7%, Amplifikasi sebanyak 21 data atau 5,4%, modulasi

sebanyak 9 data atau 2,3 %, adaptasi sebanyak 10 data atau 2,6%, pure borrowing 4

data atau 1 %, kreasi diskursif 1 data atau 0,25%, padanan tetap yang 3 data atau

0,7% dan generalisasi 1 buah data atau 0,25%. Terdapat banyak data yang

diterjemahkan menggunakan lebih dari 1 teknik. Berdasarkan mayoritas teknik

penerjemahan yang digunakan penerjemah dapat ditarik simpulan bahwa metode

penerjemahannya adalah metode penerjemahan literal dengan kecenderungan

mempertahankan bentuk bahasa sumber atau ideologi foreinisasi.

Penerapan teknik penerjemahan juga berdampak terhadap kualitas terjemahan

yaitu adanya terjemahan yang sudah akurat, kurang akurat dan tidak akurat. Untuk

tingkat keberterimaan pun demikian menghasilkan terjemahan yang berterima,

kurang berterima dan tidak berterima. Hal ini dibuktikan bahwa dari 388 data

sebanyak 287 data (73,9%) termasuk kategori terjemahan yang akurat, sebanyak 88

data (22,6%) dikategorkan terjemahan kurang akurat dan sebanyak 14 data (3,6%)

termasuk kategori tidak akurat. Sementara untuk tingkat keberterimaan sebanyak 326

data (84%) masuk kategori terjemahan berterima, 52 data (13,4%) termasuk kategori

terjemahan kurang berterima dan sebanyak 10 data (2,57%) termasuk kategori

terjemahan tidak berterima. Untuk tingkat keterbacaan pada umumnya terbaca hanya

teknik peminjamanlah yang punya tingkat keterbacaan rendah.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Terjemahan dan Jenis ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39549/4/Chapter II.pdf · Hakikat Terjemahan dan Jenis Terjemahan ... kegiatan manusia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Novalinda dan seperti yang

telah diuraikan di atas, penulis mengambil rujukan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut yaitu berupa teknik, pergeseran dan tingkat keterbacaan terjemahan buku

bilingual Kumpulan Cerita Kasih Ibu I Love You Mom.. Beberapa Indikator yang

digunakan dalam penelitiannya memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang

dilakukan penulis dalam tesis ini yaitu teknik dan tingkat keterbacaan. Namun

yang berbeda adalah pembaca sasaran untuk hasil terjemahan cerita anak ditemukan

penyesuaian bahan bacaan terhadap tingkat usia anak termasuk tingkat pendidikan,

karena teknik penerjemahan untuk memilih tataran kata dalam proses penerjemahan

akan mempengaruhi tingkat keterbacaan hasil terjemahan.

Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis akan membahas bahwa

penerjemahan bukan sekedar mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran yang

hanya berdasarkan teknik penerjemahan secara teori, namun seyogyanya terjemahan

dapat menghasilkan terjemahan yang komunikatif dan dapat dipahami serta dapat

dinikmati oleh pembaca buku bilingual cerita anak .