BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1....

53
9 BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. Tinjauan Umum Fotografi a. Pengertian Fotografi Fotografi adalah seni dalam keterampilan membuat gambar dengan menggunakan film peka cahaya dalam kamera. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:421) Pada zaman Yunani kuno, para pelukis mencoba melukis dengan teknik pantulan cahaya objek yang masuk ke ruang gelap (kedap cahaya). Cahaya pantulan objek masuk melalui lubang yang ada di salah satu dinding ruang yang berhadapan dengan objek. Cahaya yang masuk melalui lubang kemudian terproyeksi di kain putih yang terbentang di dalam ruang kedap cahaya tersebut. Lalu, pelukis yang berada di ruang kedap cahaya mempertegas garis- garis cahaya pantulan yang terpoyeksi di kain putih, sehingga menjadi kerangka (sket) dari gambar objek yang berada di luar ruang kedap cahaya. Fotografi memiliki pengertian yang terus berkembang. Saat ini ada pengertian tidak sekedar melukis dengan cahaya, tetapi merekam pantulan cahaya yang keluar/memancar dari objek dan masuk ke dalam lensa yang menempel di kamera, baik itu kamera

Transcript of BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1....

Page 1: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

9

BAB II

KAJIAN LITERATURE

A. KAJIAN TEORI

1. Tinjauan Umum Fotografi

a. Pengertian Fotografi

Fotografi adalah seni dalam keterampilan membuat gambar

dengan menggunakan film peka cahaya dalam kamera. (Kamus

Bahasa Indonesia, 2008:421)

Pada zaman Yunani kuno, para pelukis mencoba melukis

dengan teknik pantulan cahaya objek yang masuk ke ruang gelap

(kedap cahaya). Cahaya pantulan objek masuk melalui lubang yang

ada di salah satu dinding ruang yang berhadapan dengan objek.

Cahaya yang masuk melalui lubang kemudian terproyeksi di kain

putih yang terbentang di dalam ruang kedap cahaya tersebut. Lalu,

pelukis yang berada di ruang kedap cahaya mempertegas garis-

garis cahaya pantulan yang terpoyeksi di kain putih, sehingga

menjadi kerangka (sket) dari gambar objek yang berada di luar

ruang kedap cahaya.

Fotografi memiliki pengertian yang terus berkembang. Saat

ini ada pengertian tidak sekedar melukis dengan cahaya, tetapi

merekam pantulan cahaya yang keluar/memancar dari objek dan

masuk ke dalam lensa yang menempel di kamera, baik itu kamera

Page 2: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

10

film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau

sensor digital. (Bisnis Fotografi,2012:2)

b. Sejarah Fotografi

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam

buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan

University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa

pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo

Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan

yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam

ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara

terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang

menyadari fenomena kamera obscura.

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta

mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles

pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al

Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk

menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal

sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia,

Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah

kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar

(Bachtiar: 10).

Page 3: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

11

c. Klasifikasi Penggunaan Fotografi

1) Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya fotografi dapat digolongkan

menjadi fotografi untuk tujuan :

a) Keindahan

Fotografi keindahan disampaikan dalam bentuk “aesthetic

expression” atau sering disebut seni foto karena ide yang

digunakan adalah keindahan.

b) Reportase

Foto reportase biasanya digunakan untuk menyampaikan

berita.

c) Laporan

Sebagai media yang paling tepat untuk melaporkan

karakter, suasana atau segala sesuatu yang kurang tepat bila

diterangkan dengan kata-kata.

2) Berdasarkan Pemakainya

Berdasarkan pemakaian fotografi dibedakan menjadi :

a) Fotografi Amatir

Dibuat sekedar sebagai hobby untuk dokumentasi pribadi

maupun seni.

Fotografi untuk seni meliputi :

• Pictorial (pemandangan)

• Stil Life (alam tenang)

• Portraiture (potret manusia)

Page 4: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

12

• News Photo (foto berita)

• Essay Photo (foto cerita)

• Human Interest

b) Fotografi Profesional

Digunakan untuk mencari nafkah dan bersifat

komersial, meliputi :

• Audiovisual

• Advertising

• Ilustrasi majalah dan kalender

• Foto model

• Foto fashion (mode)

• Poster, brosur

• Jurnalistik (pers)

• Grafis

c) Fotografi dalam Bidang Ilmiah

Dipakai sebagai media informasi dengan merekam

ilmu, peristiwa serta hasil-hasil penelitian, yaitu sebagai

berikut :

• Photomierigraphy

• Spektography

• Infrared Photography

• Astronomi Photography

• Criminological Photography

Page 5: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

13

3) Unsur dalam Fotografi

Dalam fotografi ada 4 unsur terpenting yang menjadikan

dasar atau hal utama dalam dunia fotografi, antara lain;

a. Cahaya

b. Lensa

c. Kamera

d. Obyek

(Sumber : www.rleggat_photohistory.com : diakses September

2014)

4) Warna dalam Fotografi

Dalam dunia fotografi kehadiran warna merupakan unsur

dalam fotografi karena warna merupaka sarana pembentuk

gambar yang berasal dari pantulan cahaya. Dalam dunia proses

fotografi warna yang sering digunakan adalah hitam, hitam

dinilai mampu menyerap cahaya disekitar sehingga

menghasilkan perlindungan dari proses fogging.

2. Tinjauan khusus

a) Studio Fotografi

1) Pengertian dan Jenis Studio

Webster’s Dictionary : The working place of a painter,

sculptor or photographer.

Misi studio di sini bukan hanya sebagian tempat untuk

bekerja saja,tetapi sebagai wadah untuk mengembangkan

Page 6: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

14

minat dan bakat, mengapresiasi karya-karya fotografi

dengan tidak mengesampingkan aspek komersialnya.

Jadi studio fotografi di sini berfungsi memproduksi

karya-karya fotografi dimana produk yang dihasilkan

bersifat komersial serta mempunyai usaha pendukung

dalam bidang pendidikan serta sebagai sarana apresiasi

terhadap seni fotografi.

Jenis-jenis studio fotografi :

a) Basic Studio

Dalam pelaksanaannya studio fotografi biasanya paling

banyak digunakan untuk 2 kategori pemotretan yaitu

still-life photo dan pemotretan orang atau model

(portrait).

b) Daylight Studio

Cahaya matahari merupakan cahaya yang paling bagus

sebuah foto karena menampakkan sifat alami objek. Hal

ini di manfaatkan beberapa fotografer untuk membuat

studio indoor dengan pencahayaan alami. Tetapi studio

jenis ini mempunyai beberapa kelemahan seperti:

• intensitasnya tidak bisa diatur sendiri, waktu dan

cuacalah yang mengatur intensitas dan kualitas

cahaya.

• posisi dan arah cahaya berubah-ubah.

Page 7: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

15

• kontrol cahaya bisa dilakukan terhadap studio jenis

ini dengan beberapa cara seperti :

- menutup jendela dengan kain berwarna putih

untuk melembutkan cahaya langsung dan dapat

meningkatkan konsistensi warna.

- menutup jendela dengan kain hitam untuk

merubah arah dan terang cahaya.

- penggunaan aksesoris kamera yang berupa filter.

c) Specilized Studio

Ada beberapa jenis pemotretan dimana objeknya

memerlukan fasilitas yang spesifik yang nantinya akan

mempengaruhi bentuk ruang studio.

2) Persyaratan Ruang

a) Food Photography

Dalam lay out studio foto untuk makanan, ruang

dipisahkan dari dapur untuk melindungi peralatan-

peralatan. Pintu geser untuk menghindari tabrakan

ketika memindahkan makanan dari dapur.

b) Fashion and Nude Photography

Untuk pemotretan ini diperlukan ruang yang cukup

besar untuk pergerakan model (misalnya untuk berjalan,

berlari dan sebagainya).

Page 8: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

16

Gambar 2.1. layout fashion photography Sumber : https://pixcooler.com/fashion+studio+portraits

(diakses oktober 2014)

c) Car Photography

Untuk pemotretan ini diperlukan studio yang cukup

besar untuk menampung sebuah mobil dan peralatan-

peralatan studio.

Gambar 2.2. studio car photography

Sumber : https://www.gtplanet.net/forum/threads/studio-like-location-for-photo-mode.298344/

(diakses oktober 2014)

d) Room Set Photography

Untuk pemotretan jenis ini diperlukan banyak sumber

cahaya untuk menampilkan ruangan dari berbagai

Page 9: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

17

macam sudut serta dibutuhkan juga pencahayaan dari

atas.

3) Perlengkapan Studio Foto

Untuk peralatan standart yang ada dalam studio foto

(Panduan Praktis Teknis Foto, Bab III. Griand Giwanda.

Jakarta: Puspa Swara 2002), antara lain :

a) Kamera dan Lensa

Ada 2 jenis kamera yang digunakan dalam studio foto,

antara lain kamera digital dan kamera analog/film.

Dalam kamera analog/film ada 3 jenis format kecil

(disebut kamera 35mm, yang menggunakan film

berukurang 3x4cm), kamera medium format dan

kamera format besar. Untuk saat ini para fotografer

lebih memilih kamera digital dengan pixel yang besar.

Sehingga dapat langsung diketahui hasilnya, bahkan

dapat di edit. Untuk lensa yang digunakan di studio foto

adalah lensa normal (50mm) dan lensa tele (> 50mm),

untuk menghindari distorsi gambar.

b) Cable Release

Fungsi alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas

rana, alat ini akan memudahkan fotografer ketika

menekan tombol tersebut, sehingga mengurangi resiko

kamera goyang, terutama pada pemotretan dengan

kecepatan rendah atau B (bulb).

Page 10: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

18

Gambar 2.3. cable release Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bulb_(photography)

(diakses oktober 2014)

c) Electronic Flash Head

Benda ini adalah lampu yang menyalurkan gas seketika

dan memproduksi cahaya berdurasi cepat dan singkat

(cahaya flash).

Gambar 2.4. cable release Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Flash_(photography)

(diakses oktober 2014)

d) Synchronization Cable

Jika lampu yang anda beli tidak memiliki built in slave

atau anda tidak memiliki flash lain untuk membuat

lampu menyala maka diperlukan kabel sinkronisasi.

Kabel ini digunakan untuk menghubungkan lampu

dengan kamera sehingga lampu menyala bersamaan

saat tombol rana ditekan.

Page 11: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

19

Gambar 2.5. synchronization cable Sumber : https:/m.ebay.com/itm/201279048570?_mwBanner=1

(diakses oktober 2014)

e) Slave unit

Ada beberapa lampu yang memiliki builth in slave di

bagian depannya, atau bisa ditambahkan sendiri.

Fungsinya hampir sama dengan kabel sinkronisasi

hanya saja tanpa kabel sehingga lebih praktis.

Gambar 2.6. slave unit Sumber : https://www.steveszone.co.uk/accessories_

flashguns.shtml (diakses oktober 2014)

f) Trigger

Alat ini dipasang pada kamera pengganti flash sebagai

pemicu slave unit sehingga lampu studio dapat

menyala. Pemasangan ini dimaksudkan agar fotografer

dapat bergerak bebas tanpa direpotkan kabel

Page 12: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

20

sinkronisasi. Trigger ini bekerja menggunakan sinar

infra merah, yang memicu slave unit.

Gambar 2.7. trigger Sumber : https://www.ephotozine.com/article/new-hama-ir-remote-

trigger-ideal-for-sports-and-wildlife-photography-16929 (diakses oktober 2014)

g) Strandart Reflektor.

Biasanya, setiap lampu flash dilengkapi dengan ini,

peralatan ini menghasilkan cahaya yang keras dan

langsung.

Gambar 2.8. strandart reflektor Sumber : https://www.exposureguide.com/lamp-reflectors.htm

(diakses oktober 2014)

h) Reflektor

Fungsinya sama dengan namanya, untuk memberikan

pantulan cahaya.

Page 13: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

21

Gambar 2.9. reflektor Sumber : https://www.thephoblographer.com

(diakses oktober 2014)

i) Umbrella Lamp Studio

Payung studio merupakan perangkat fotografi yang

digunakan untuk memantulkan atau menyaring cahaya

lampu studio, sehingga merata.

Gambar 2.10. umbrella lamp Sumber : https://www.videolighting.com/floro-ez-softbox-

lights.html (diakses oktober 2014)

j) Softbox

Benda ini berfungsi untuk menyaring cahaya lampu

kilat. Cahaya yang dihasilkan akan lebih lembut dari

reflector dan payung studio.

Page 14: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

22

Gambar 2.11. softbox Sumber : https://www.videolighting.com/floro-ez-softbox-

lights.html (diakses oktober 2014)

k) Snoot

Snoot digunakan untuk mengarahkan cahaya yang

keluar dari lampu agar menghasilkan efek spot pada

obyek.

Gambar 2.12. snoot

Sumber : https://www.studiofotografer.com/product/210/187/snoot (diakses oktober 2014)

l) Lamp Holder

Penyangga lampu ini berfungsi untuk menyangga

lampu, biasanya ketinggiannya bisa diatur. Untuk studio

foto yang besar biasanya menggunakan system rail,

yang dipasang pada plafond, sehingga pengaturan tinggi

Page 15: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

23

rendah dan letak bisa diatur. Rail ini lebih praktis

karena tidak mengganggu gerak sang fotografer.

Gambar 2.13. lamp holder Sumber : https://www.iaminthestore.com

(diakses oktober 2014)

m) Tripod

Digunakan untuk menyangga kamera, sehingga tidak

goyang terutama saat menggunakan kecepatan rendah.

Gambar 2.14. tripod

Sumber : https://m.henrys.com/Product/ProductZoom?Image ID=418267

(diakses oktober 2014)

n) Flash Meter

Fungsi alat ini sebagai pengukur kekuatan cahaya. Hasil

dari pengukuran tersebut di dapatkan angka yang

menunjukan berapa besaran bukaan (diafragma) yang

diperlukan.

Page 16: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

24

Gambar 2.15. flash meter

Sumber : https://www.laymansreviews.com/review.php?id=29 (diakses oktober 2014)

o) Background

Latar belakang ini dimaksudkan untuk memperoleh

bagian belakang yang menarik, bahannya biasanya dari

wallpaper atau kain.

p) Table Top

Biasanya digunakan untuk pemotretan produk, yang

membutuhkan pemotretan dengan latar belakang tanpa

sudut, atau pencahayaan dari bawah. Alas dari table top

ini biasanya terbuat dari acrylik putih atau bahan yang

mampu menembus cahaya.

4) Perlengkapan Penunjang Studio Foto

a) Laboratorium Fotografi

Laboratorium fotografi sebagai ruang gelap dengan

tempat untuk film negatif (pencucian) dan positif

(pencetakan). (Data Arsitek, Jilid I, edisi 33. Sunarto

Tjahjadi. Jakarta, hal. 259). Dalam perkembangannya

teknologi laboratorium fotografi bukan hanya sekedar

ruang cetak, melainkan sudah dapat menggunakan

Page 17: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

25

mesin cetak. Dalam perkembangannya laboratorium

dibagi menjadi 2 antara lain ;

• Laboratorium Analog atau Ruang Cetak (kamar

cetak atau dark room)

• Laboratorium Digital (mesin cetak dilengkapi

komputer guna editing).

b) Ruang Cetak (kamar cetak atau kamar gelap)

Orang bekerja cukup lama di ruangan yang gelap dan

tertutup, maka diperlukan bebrapa persyaratan seperti:

• Pengkondisian Udara

Dalam kamar gelap selalu terjadi bau-bauan dari

bahan-bahan kimia, kelembaban yang tinggi, serta

suhu yang tinggi yang berasal dari lampu alat

pembesar foto, mesin pengering dan sebagainya.

Untuk menghindari hal-hal tersebut diatas dapat

dipakai teknik pengkondisian udara modern.

- Udara segar yang masuk harus mampu

mengganti seluruh udara ruangan dalam

beberapa menit.

- Udara lembab/kotor yang berasal dari ruangan

tidak boleh beredar kembali ke ruangan.

- Dalam ruangan, lubang pembuangan harus

berada di bawah, untuk mencegah uap bahan

Page 18: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

26

kimia yang keluar tidak naik ke atas terhirup

orang yang bekerja di dalamnya.

• Suhu dan kelembaban

Temperatur yang terbaik adalah antara 210C –240C

dengan kelembaban terbaik antara 45%-50%.

• Sinar matahari

Kamar gelap tidak membutuhkan sinar matahari,

oleh karenanya dapat diletakkan di tengah

bangunan.

• Pintu masuk

Bila ruangan terpakai, cahaya putih tidak

diperkenankan masuk. Sebab itu pintu masuk

dirancang sedemikian rupa sehingga orang tetap

dapat masuk tanpa membawa cahaya, yaitu dengan

menggunakan dua lapis pintu.

5) Pengaturan Cahaya Pada Studio Foto

Di dalam Fotografi, pengaturan pencahayaan

merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil

gambar yang dihasilkan. Pengaturan pencahayaan ini sangat

berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan

kecepatan (shutter speed). Jika pada kamera saku digital

terdapat fasilitas shooting mode manual, maka pengaturan

diafragma dan kecepatan diatur oleh si pemotret. Dengan

pengaturan pencahayaan dengan shooting mode manual ini

Page 19: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

27

kebutuhan pencahayaan yang di dapat biasanya lebih tepat

dibandingkan dengan pengaturan shooting mode secara

otomatis.

a) Over Exposure

Over exposure adalah pencahayaan yang berlebih.

Penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan

apature dengan shutter speed yang tidak sesuai.

b) Under Exposure

Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan

pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya

pengaturan shutter speed dan aperture(-).

c) Cahaya dari Depan Obyek

Mengambil gambar sebaiknya dalam keadaan objek

menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap

sinar. Cahaya yang datang dari depan obyek akan

menyinari tubuh secara merata. Wajah objek tampak

jelas. Jika pada wajah sebagian wajah objek ada sedikit

bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto,

justru menambah kualitas foto.

d) Cahaya dari belakang Objek

Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor)

sebaiknya menghindari pengambilan gambar yang

menantang matahari. Pemotretan dengan menantang

matahari, tubuh objek akan tampak lebih gelap. Apalagi

Page 20: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

28

jika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek

akan tampak hitam. Hasil foto seperti ini bisa

menghasilkan foto siluet.

e) Cahaya Pagi Hari

Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di

pagi hari sangat disarankan. Pasalnya cahaya pagi hari

akan menghasilkan warna yang lembut. Hasil foto yang

didapatkan relatif bagus, baik objek landscape

(pemandangan) maupun objek manusia.

f) Cahaya Siang hari

Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan

karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga

foto yang dihasilkan cenderung over exposure,

meskipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah

sesuai.

g) Cahaya Sore Hari

Pemanfaatan cahaya pada sore hari sangat dianjurkan

dalam pemotretan. Sifat pencahayaan pada sore hari

sama dengan pagi hari. Apalagi saat intensitas cahaya

matahari sedikit berkurang, pada pukul 16.00 ke bawah.

h) Cahaya malam hari

Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya

memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu

sebagai cahaya luar. Disarankan untuk memotret pagi

Page 21: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

29

hari pada jam 06.00-09.00 dan sore hari pada pukul

16.00-18.00. Pasalnya, dalam waktu - waktu tersebut

terdapat pencahayaan yang paling baik.

b) Galeri (Ruang Pamer) Fotografi

1) Pengertian Galeri/Ruang Pamer

Galeri Fotografi adalah tempat untuk memamerkan karya-

karya fotografi sekaligus merupakan wadah kegiatan bagi

pengembangan aktifitas fotografi termasuk fotografi seni.

Tujuan dan fungsi :

- Galeri fotografi selain sebagai wadah dokumentasi

merupakan wahana yang sangat tepat untuk pertemuan

kreasi dan penghayatan balik dari seniman foto atau

ahli foto.

- Galeri fotografi diharapkan akan menjadi titik temu

perluasan wawasan karya seni khususnya bagi peminat

karya foto, sehingga kemampuan dan kapasitasnya

dapat dimanfaatkan dengan baik.

- Galeri fotografi sebagai wadah penikmat seni juga

akan menjadi tempat rekreasi kota sebagai wadah

relaksasi.

- Galeri fotografi harus mewadahi kegiatan-kegiatan

yang terdiri dari pameran, pendidikan, dokumentasi,

informasi, pembentukan society dan pemberian

penghargaan dalam bidang fotografi.

Page 22: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

30

2) Kegiatan Galeri ( Ruang Pamer )

a) Kegiatan utama

Mengadakan pameran yang merupakan kegiatan

komunikasi visual antara pengunjung dengan materi di

bidang fotografi. Pameran disini dibedakan menjadi:

• pameran tetap, diadakan oleh pengelola galeri

periodik.

• pameran temporer, diadakan oleh lembaga atau

perkumpulan fotografi bekerja sama dengan pihak

pengelola.

b) Kegiatan penunjang

• pengumpulan, penentuan dan pencataan koleksi.

• perawatan dan perlindungan objek.

• penyajian koleksi.

3) Lay Out Ruang Pamer

Pertimbangan dalam merencanakan lay-out ruang pamer

adalah tipe pameran, pengunjung dan aktivitas.

a) Daya tarik utama dan sirkulasi utama.

b) Pola aliran, waktu yang diperlukan untuk tiap aktivitas.

c) Kapasitas ruang, formasi antrian.

d) Informasi, petunjuk, rambu, dan pertolongan.

e) Pelayanan pameran, pembersihan dan pemeliharaan.

f) Keamanan dan perlindungan.

Page 23: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

31

Dari pertimbangan tersebut, maka alternatif lay-out pada

ruang pamer adalah sebagai berikut :

1) S

T

a

b

e

l

I

I

T

a

b

el 2.1. Alternatif Lay-out dalam Ruang Pamer

(Sumber : Fred Lawson, 2000 : 117)

c) Sekolah Fotografi

Fotografi dapat dipelajari pada suatu lembaga pendidikan

atau sekolah. Sekolah disini merupakan tempat atau suatu

wadah yang khusus mempelajari suatu disiplin ilmu, dan ilmu

disini adalah ilmu dari fotografi.

Rencana terbuka, jenis ini biasa diterapkan pada

pameran berskala besar.

Inti dengan galeri satelit, adalah lay-out dimana

bagian tengah menjadi inti pameran dan

dikelilingi oleh display dengan alur tematik.

Progresi linier, lay-out jenis ini diatur dengan

rangkaian area display dalam rute tertentu.

Kombinasi. Lay-out dengan area display tematik

namun sirkulasinya bebas.

Kombinasi, lay-out jenis ini disesuaikan dengan

tipe display dan bangunan yang digunakan.

Page 24: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

32

Sekolah fotografi disini merupakan lembaga pendidikan

non gelar seperti short course, yaitu pendidikan yang

dilaksanakan setelah menempuh pendidikan lanjutan atas.

Sekolah fotografi sebagai media pendidikan, apalagi pada

level pendidikan tinggi, dituntut harus mempunyai fungsi-

fungsi yang mendukung selain dari fungsi dasarnya sebagai

media pembelajarannya.

Adapun acuan program pendidikan fotografi mengadopsi

dari program pendidikan dari Darwis Triadi School of

Photography:

No

Kelas

Pelaksanaa

Waktu

Materi

1.

2.

Basic

Intermediate

8 kali pertemuan

selama 4 minggu.

16 kali pertemuan

selama 8 Minggu.

Pengantar Fotografi.

Anatomi Kamera, Lensa dan Film.

Teknik Fotografi Dasar-Komposisi.

Teknik Pencahayaan Lampu Kilat.

Praktik.

Teknik Pencahayaan Studio.

Pemotretan Model-Praktik.

Arsitektur, Lansekap, dan Interior.

Wedding Photography.

Fotografi Digital.

Pemotretan Produk.

Foto Perjalanan-Dokumentasi.

Pengantar Bisnis Fotografi.

Page 25: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

33

3.

Advance

10 kali pertemuan

selama 4 / 6

Minggu

Praktik.

Hunting.

Filosofi pemotretan.

Digital Imaging-Tip dan Trik.

Professional.

Digital Output-Pengolahan Foto

Digital.

Kaidah Seni dan Kritik Foto.

Workshop.

Table 2.2. Kurikulum Sekolah Fotografi Semarang

(Sumber: Kurikulum Darwis Triadi School of Photography)

Dari materi yang diberikan, maka sekolah fotografi mewadahi

kegiatan:

• Belajar mengajar

• Praktikum

• Memamerkan hasil karya

d) Area Display

1) Sistem Pelayanan

a) Self Service

Sistem pelayanan di mana pengunjung bebas memilih

dan mengambil produk yang mereka inginkan,

kemudian membawanya ke kasir untuk pembayaran.

b) Self Selection

Jenis sistem pelayanan di mana pengunjung juga dapat

memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan,

Page 26: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

34

kemudian dengan dibantu oleh pramuniaga, produk

dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran.

c) Personal

Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala

bentuk pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam

pemilihan maupun pengambilan produk. Dalam sistem

ini, dari proses pemilihan, pengambilan sampai dengan

pembayaran semua dilayani pramuniaga sepenuhnya.

2) Sistem Display

a) Display Interior

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander

mengelompokkan display interior menjadi :

• Merchandise Display, meliputi :

- Display terbuka (Open Display)

Merupakan bentuk display yang memberikan

kemungkinan pada pembeli untuk mengamati

barang dagangan tanpa bantuan pelayan toko.

- Display Tertutup (Closed Display)

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan

dalam almari dinding (wall case). Keuntungan

utamnya adalah terjaganya barang dagangan

dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual.

- Display Arsitektural (Architectural Display)

Page 27: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

35

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan

guna menunjukkan bermacam-macam barang

dagangan sesuai dengan bangunan, seperti

model bangunan perumahan,dapur, kamar

mandi secara menyeluruh. Keuntungan

utamanya adalah dapat memberikan gambaran

yang utuh dan nyata lewat peragaan dalam

display ini.

b) Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan

tempat penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak

pajang.

c) Store Sign and Decorations

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu

hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera,

spanduk dan alat serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley

D Hollander, 1977 : 468 ).

3) Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya

berupa etalase dan showroom. Macam-macam Etalase :

a) Etalase Sistem Terbuka

Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan

ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat

keseluruhan interior ruang dalamnya. Penataan display

Page 28: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

36

tidak ada penghalang kasat mata dan arah pandangan

kurang terfokus.

b) Etalase Sistem tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display

dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak

terlihat, dan mempunyai pandangan visual lebih

terfokus.

c) Etalase Khusus

• Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di

persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.

• Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari

bangunan bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai

papan reklame.

• Etalase Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih

rendah daripada lantai disekitarnya.

• Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan

etalase benam dan lebih lagi dengan sistem etalase

terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan

sudut pandang pengamat.

Page 29: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

37

• Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan

yang memanjang ke belakang dengan bagian muka

yang sempit, sehingga ada ruang yang kurang

efisien.

4) Prinsip Desain Sarana Penjualan

Desain sarana Penjualan harus disederhanakan dan tak

dipaksakan. Maksudnya adalah dalam mendisplay materi,

jika perlengkapannya lebih menarik perhatian ini akan

mengurangi daya tarik materi koleksi dan melemahkan

penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412)

a) Macam Kegiatan Jual Beli di Pusat Fotografi

Kegiatan jual beli di sini tidak hanya sekedar menjual

barang-barang fotografi tetapi pemotretan di studio

juga merupakan kegiatan komersil yang bermaksud

menjual jasa. Sehingga dibagi dua macam penjualan,

yaitu:

• Penjualan jasa : pemotretan, cuci cetak.

• Penjualan barang: kamera, perlengkapan memotret,

film dengan merk yang berbeda-beda. Selain itu

penjualan barang-barang yang berhubungan

dengan fotografi juga tersedia.

b) Strategi Promosi dalam Perdagangan

• Memahami perilaku pembeli / konsumen.

Page 30: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

38

• Sasaran dalam promosi : menimbulkan minat,

kesadaran, keinginan dan tindakan.

• Mengetahui sifat pasar.

e) Café

1) Pengertian Café

Kata “café” secara etimologi berasal dari kata

“khave” dalam bahasa Turki, yang sama halnya “coffe”

dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa Indonesia.

Café dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai

tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan

sajian musik dan juga diartikan sebagai tempat makan dan

minum (Jakarta-Jakarta 11 Mei 1996).

2) Sistem Pelayanan

a) Table Service

Konsumen langsung memesan makanan pada waiters,

setelah waiters menghidangkan dan konsumen tersebut

menikmati hidangan tersebut, konsumen langsung

membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters.

b) Counter Service

Pelaksana counter service pada counter bar, dimana

konsumen menikmati hidangan langsung dihadapan

counter.

Page 31: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

39

c) Tray Service

Penyajian makanan dan minuman dengan

menggunakan Nampan/baki, di mana konsumen

memesan langsung kepada pelayan di counter, dan

pelayan menyajikan langsung pesanannya.

f) Tinjauan Pengguna

1) Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan di Pusat Fotografi adalah :

a) Pengelola bangunan

Orang yang mengatur organisasi dan kegiatan dalm

bangunan, baik perawatan bangunan maupun urusan

pengelolaan gedung, yang terdiri dari Direktur,

Manager, Staf, dan Sekretaris.

b) Pengusaha

Pengusaha yang bergerak di bidang promosi penjualan

dan perawatan.

c) Perbankan

Peran Bank yang ikut berpartisipasi dalam suatu

kegiatan usaha pada industri fotografi.

d) Konsumen atau pengunjung

Dibagi menjadi dua :

• Segmen khusus :

- Para penggemar fotografi.

- Industri.

Page 32: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

40

• Segmen umum :

Masyarkat luas yaitu siapa saja yang datang untuk

menggunakan jasa fotografi, yaitu jumlah

mayoritas dari pengunjung yang datang.

2) Aktivitas

a) Kegiatan Informasi

Adalah suatu kegiatan yang bersifat fotografi

information yang berfungsi untuk memberikan segala

informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan

fotografi pada khususnya.

b) Kegiatan Promosi

Promosi adalah merupakan satu kegiatan untuk

menginformasikan atau memperkenalkan produk serta

informasi tentang teknologi fotografi yang baru kepada

masyarakat.

c) Kegiatan Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk menjual

atau mengiklankan produk pendukung lainnya kepada

masyarakat.

g) Organisasi Ruang

Organisasi ruang tergantung pada permintaan atas program

bangunan seperti : hubungan fungsional, persyaratan keluasan

ruang klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat

penempatan pencahayaan atau pemandangan.

Page 33: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

41

Syarat-syarat organisasi ruang sebagai berikut :

• Memiliki fungsi-fungsi yang khusus atau kesamaan

fungsi secara jamak.

• Penggunaan fleksible dan dengan bebas dapat

dimanipulasikan.

• Memiliki fungsi serupa dan dapat dikelompokkan

menjadi suatu cluster fungsional atau dapat diulang

dalam suatu urutan linier.

• Menghendaki adanya celah terbuka untuk mendapatkan

cahaya, ventilasi, pemandangan atau pencapaian keluar

bangunan.

• Pemisahan sesuai dengan fungsi ruang dan mudah

dijangkau.

Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan antara lain sebagai

berikut :

No Bentuk Organisasi Ruang Keterangan

1 Organisasi Ruang

Tertutup

a. Sebuah ruang besar dan dominan

sebagai pusat ruang-ruang di

sekitarnya.

a. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan ruang lainnya.

b. Ruang sektar berbeda dengan ruang yang lainnya, baik bentuk, ukuran maupun fungsi.

Page 34: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

42

2 Organisasi Ruang Linier

a. Merupakan deretan ruang-ruang. b. Masing-masing dihubungkan dengan

ruang lain yang sifatnya memanjang. c. Masing-masing ruang dihubungkan

secara langsung d. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran

yang berbeda, tapi yang berfungsi penting diletakkan pada deretan ruang.

3 Organisasi Ruang Secara

Radial

a. Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan organisasi linier.

b. Organisasi yang terpusat mengarah ke dalam sedangkan yang linier mengarah keluar.

c. Lengan radial dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tegantung pada kebutuhan dan fungsi ruang.

4 Organisasi Ruang

Mengelompok

a. Organisasi ini merupakan pengulangan dari bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukurannya, bentuk dan fungsi.

b. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi

5 Organisasi Ruang Secara

Grid

a. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid.

b. Organisasi ruang terbentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi.

c. Penggunaan ruang yang disusun secara grid banyak dijumpai pada interior ruang perkantoran yang terdiri dari banyak devisi.

Tabel 2.3. Bentuk Organisasi Ruang

Sumber: (Francis D.K Ching, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya,1991: 205)

h) Sirkulasi Ruang

1) Pengertian Sirkulasi

Sirkulasi dapat mengarah dan membimbing

perjalanan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi

memberikan kesinambungan pada pengunjung terhadap

Page 35: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

43

fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda pada

ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri (Pamudji

Suptandar, 1999 : 4).

2) Sirkulasi Umum Pengunjung

Sirkulasi atau pergerakan pengunjung di dalam

ruang pamer, polanya berdasarkan lay out bangunan,

namun ada kemungkinan tergantung pula pada perilaku

pengunjung sendiri. Arah sirkulasi yang umum,

pergerakannya ke arah kanan, karena bila arah pergerakan

ke kiri, sering menimbulkan kebingungan.

Penggunaan tangga sebagai penghubung antar

lantai, serta untuk memperlambat pergerakan pengunjung.

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tangga ini

adalah tidak menimbulkan kesulitan dalam segi arsitektur,

juga memudahkan bagi penyandang cacat untuk melaluinya

disamping pula kemudahan untuk memindahkan barang-

barang.

Tangga hendaknya diatur dalam satu kelompok

tingkat dan tidak terpisah-pisah, seperti 2–3 tingkat dari

vestibule ke lobby, kemudian dari lobby ke ruang pamer.

Untuk penanggulangan kebakaran, sebaiknya setiap tangga

diatur serta dihubungkan dengan pintu-pintu yang dapat

dibuka dan ditutup dengan cepat.

Page 36: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

44

Tangga harus mempunyai penerangan buatan yang

cukup. Elevator juga merupakan alternatif pilihan, pada

umumnya memiliki dua elevator. Sebagai alternatif

pengganti tangga dan elevator, dapat dipergunakan jalur

landai (ramp) dan eskalator yang banyak dipergunakan

pada bangunan modern.

3) Sirkulasi Khusus Pengunjung

Menurut D.A Robillard sirkulasi dapat dibagi menjadi

beberapa jenis berdasarkan bentuk konfigurasinya, yaitu :

Tipe Sirkulasi Gambar

• Langsung (straight), alur lintasan pengunjung di arahkan oleh ruang interior dengan pintu masuk pada salah satu sisi dan pintu keluar pada sisi lainnya.

• Linier (linear), sirkulasi diarahkan oleh rancangan bangunan yang permanen, pengunjung biasanya memakai pintu masuk dan keluar yang sama. Selain itu pengunjung berjalan melalui jalur yang menerus, tidak peduli pada area yang sama.

• Terbuka (Open), dalam hal ini tidak disertakan dinding display permanen di dalam ruang pamer, sehingga elemen sirkulasi dan ruang pamer benar-benar menyatu. Ruang-ruang dari jenis pola terbuka ini cenderung simetris, dan jalan-jalan masuk yang ada tidak dirancang untuk mempengaruhi orientasi perjalanan pengunjung.

• Memetar (Loop), partisi/dinding pembatas menjadi suatu yang dominan pada pola ini. Ruang-ruang pamer diletakkan sejajar atau saling berdekatan membentuk suatu yang teratur yang mengarah pengunjung untuk mengintari pusat ruang tersebut, seperti courtyard, bukaan dan kelompok ruang lain.

• Membentuk cabang (branch, lobby-foyer), suatu tipe sirkulasi yang memiliki area pusat yang kemudian menyebar menuju arah ruang pamer yang berlainan. Dalam hal ini secara visual tidak mengganggu sirkulasi.

Page 37: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

45

• Membentuk cabang (branch, gallery-lobby),

membentuk cabang (branch, linear).

Table 2. 4. Tipe Sirkulasi Sumber : (D. A Robbilard, 1982)

i. Tinjauan Interior

1) Hubungan Antar Ruang

a) Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat

melingkupi dan memuat sebuah ruangan

lain yang lebih kecil di dalamnya.

Kontitunitas visual dan ruang di antara

kedua ruang tersebut dengan mudah

mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan

ruang luar dari ruang yang dimuat

tergantung kepada ruang penutupnya

yang lebih besar.

b) Ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling

berkaitan terdiri dari 2 buah ruang.

Masing-masing ruang mempertahankan

identitasnya dan batasan sebagai ruang.

Tetapi, kedua ruang yang saling berkaitan

akan tergantung pada beberapa

pengertian.

Page 38: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

46

c) Ruang yang bersebelahan

Memungkinkan definisi dan respon

masing-masing ruang menjadi jelas

terhadap fungsi dan persyaratan simbolis

menurut cara masing-masing simbolisnya.

d) Ruang-ruang terhubung ruang yang sama

2 buah ruang yang terbagi oleh jarak

dapat dihubungkan atau dikaitkan satu

sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang

pertama. Hubungan akan kedua ruang

tersebut menempati satu ruang bersama-

sama.

2) Komponen Pembentuk Ruang

a) Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang

berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati,

bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai

daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban

yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia

dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus

bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun,

1994 : 6).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban

yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah

Page 39: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

47

tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan

kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban

mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang

menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1994 : 329).

Lantai biasanya datar, tapi boleh memasukkan

perubahan kedataran yang dibuat dengan mendirikan

lantai tiruan dalam beberapa daerah atau dengan

merendahkan daerah lantai sebagai bagian konstruksi

dasar. Ini menjadi langkah yang disepakati untuk

melengkapi kesan pemisahan di antara ruang dan untuk

memperkenalkan macam-macam ruang untuk

pertimbangan estetik (John F. Pile, 1995 : 201).

Syarat lantai yang baik :

• Keawetan

• Daya tahan tumbuk

• Daya tahan kimia

• Daya tahan aus

• Kedap air

• Kelenturan dan kekeyalan

• Kuat menahan beban

• Tidak licin dan berisik

• Kedap suara

• Bukan penghantar panas

b) Dinding

Page 40: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

48

Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi

suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai

jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang

menyangga lantai dan atap, sehingga struktur kekuatan

dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan

(John F. Pile, 1995 : 222).

Fungsi dinding yaitu melindungi bangunan dari

ketidaknyamanan, bahaya, temperatur panas dan

dingin, serangga, kilat, kotor, bau, api, banjir, binatang,

bising, hujan, sinar matahari, angin, gempa bumi.

Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai

struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja,

tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam

perencanaannya (Djoko Panuwun, 1994 : 56).

Dinding mempunyai 2 sifat yaitu sebagai

pendukung beban (load bearing walls) dan sebagai

pembatas tidak permanen (John F. Pile, 1995 : 223).

c) Plafond / langit-langit (ceiling)

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan

penutup bagian atas. Kesan pertama adalah adanya

tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang

penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head,

audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau

akustik (John F. Pile, 1995 : 250).

Page 41: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

49

Ceiling menciptakan karakter ruang. Kesan pertama

yang harus ditimbulkan harus sesuai dengan tuntutan

yang ingin dicapai, seperti kesan berat, ringan, luas dan

sempit dengan cara pemilihan bahan yang tepat serta

pola dan warna yang serasi. Ceiling dengan

menggunakan bahan yang tepat dan sesuai dapat juga

sebagai unsur penyelesaian dekoratif.

3) Interior Sistem

a) Pencahayaan (lighting)

Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena

menjadi syarat dalam penglihatan manusia. Meski

demikian, cahaya berlebihan akan memberi dampak

kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus

berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk

mendapatkan efektivitas dan efisien tinggi.

Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami

dan buatan. Untuk pencahayaan alami, diperoleh

langsung dari sinar matahari dengan memberi lubang

cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang

sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu

pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik

melalui media lampu sebagai sumber penerangan.

Sumber cahaya, antara lain adalah :

• Lampu Pijar (Incandescent)

Page 42: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

50

Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis,

filament (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya

aliran cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar

yang sedang menyala tergantung pada suhu

filamennya.

• Lampu Fluorecent

Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun

bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu pelepas

listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah.

Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan

listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per

watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang

gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan

mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

• Lampu HID (Hide Intensity Discharge Lamps)

Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui

uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan

cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau

kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi.

Efikasinya antara 40-60 lm/watt.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam

pencahayaan, dipakai beberapa tipe lampu sebagai

berikut ini :

Page 43: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

51

• Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut

pencahayaan sebesar 100°-180°.

• Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang

memancar sehingga tidak banyak menimbulkan

bayangan.

• Special Flood Light, lampu dengan sudut khusus

kurang dari 100°.

• Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang

sederhana da mudah menyesuaikan dengan sudut

pencahayaan dan pengoperasian.

• Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor

bervariasi.

• Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan

atau tanpa reflector.

• Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut

pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan

dengan siluette yang dikehendaki.

• Effect Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang

sama dengan obyeknya.

• Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi

dengan 2 saklar atau lebih sehingga dapat

digunakan sebagai lampu dengan sudut

pencahayaan yang kuat dan lemah serta

kombinasinya.

Page 44: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

52

Berdasarkan pendistribusian cahaya, terdapat 5 sistem

penerangan yang masing-masing berebda sifat, karakter

dan pengaruh distribusi cahayanya. 5 sistem tersebut

meliputi :

• Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting)

Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya

mengarah langsung ke obyek yang diterangi.

• Sistem Pencahayaan Setengah Langsung (Semi

Direct Lighting)

Pada sistem iluminasi ini, 60% hingga 90%

cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan

cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan

dinding yang juga memabtulkan cahaya karena

obyek tersebut.

• Sistem Iluminasi Difus (General Diffuse Lighting)

Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60%

cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya

menyinari langit-langit dan dinding, yang juga

memantulkan cahaya ke arah obyek tersebut.

• Sistem Pencahayaan Setengah Langsung (Semi

Indirect Lighting)

Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem

setengah langsung. Sistem setengah tidak langsung

60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-

Page 45: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

53

langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke

obyek.

• Sistem Iluminasi Tidak Langsung (Indirect

Lighting)

Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya

diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena

keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada

bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala

arah dari langit-langit dan dinding, maka

mengakibatkan penyinaran tidak efektif, tidak ada

kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan,

tidak menyilaukan. (Gary Gordon dan James L.

Nuckolls, 1995 : 171)

b) Penghawaan

Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam

proses pergantian udara. Udara kotor dapat diganti

dengan udara bersih melalui pintu dan jendela. (John F.

Pile, 1995 : 414).

Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2

macam, yaitu :

• Penghawaan Alami

Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam

(natural). Penghawaan alami di dalam suatu ruangan

maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang

Page 46: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

54

merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari 2

arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan

secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang

dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan.

• Penghawaan Buatan

Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur

tangan manusia. Penghawaan buatan diperlukan

pada ruang serba guna karena tidak memungkinkan

perlubangan-perlubangan yang dapat

mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta

kondisi akustik yang tidak baik.

Penghawaan buatan dalam hal ini adalah

penghawaan Air Conditioner (AC) yang macamnya

terdiri dari :

- Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada

ruang-ruang kecil dimana sistem mekanisnya

terdapat dalam suatu unit kompak.

- Split Unit, yaitu AC yang digunakan untuk 1

atau beberapa ruang. Sedangkan kelengkapan

untuk evaporator terpisah pada tiap ruang.

- Central AC, yaitu AC yang digunakan untuk

ruang luas dan perlengkapan keseluruhannya

terletak di luar ruangan, kemudian

didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting

Page 47: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

55

dan berakhir dengan aliran diffuser. (Pamuji

Suptandar, 1999 : 85)

c) Akustik

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai

menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya

adalah mengenai gangguan seperti bising, gema, gaung

dan sebagainya. Akustik dapat mengatasi masalah

teknis yang berhubungan langsung dengan suatu

desain interior, antara lain tingkat bunyi yang

berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat

kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan

pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi

tertentu (John F. Pile, 1995 : 421).

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan

mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu,

kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi

yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta

menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam

ruangruang khusus yang menghendaki sistem akustik

spesifik.

4) Furniture

Dalam perancangan furniture ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain :

a) Ergonomik

Page 48: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

56

Memiliki nilai keamanan dan kenyamanan sehingga

manusia yang menggunakan atau melakukan kegiatan

terhadap furniture tersebut tidak mengalami cidera.

b) Fungsional

Memiliki fungsi atau tujuan tertentu untuk setiap

furniture dan selain memiliki bentuk yang sangat stylist

namun juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

c) Estetika

Memiliki unsur keindahan sehingga meningkatkan

nilai dari furniture itu sendiri.

d) Material

Unsur material sangat mendukung terciptanya

sebuah furniture yang indah, kuat juga menyokong

struktur atau dekat kaitannya dengan tehnik.

5) Konsepsi bentuk dan warna

Bentuk cenderung mendominasi persepsi manusia

karena dengan bentuk dapat lebih memahami rasa ruang.

Bentuk-bentuk yang lebih mudah dipahami adalah bentuk-

bentuk tetap dengan jumlah susunan yang tidak terlalu

banyak. Kandinsky membagi bentuk menjadi dua:

a) Bentuk Regular (Geometric)

Bentuk geometri dalam desain memiliki rasa yang

spesifik, seperti kebaikan, kekuatan untuk

menyenangkan dan mengarah ke rasa Ketuhanan.

Page 49: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

57

Dengan demikian geometri disetujui sebagai bentuk

dari arsitektur religius. Le Corbusier mengatakan

bahwa : “Geometry is our greatest creation and we are

enthralled by it”.

b) Bentuk Lengkung Tidak Beraturan (Biomorphic)

Bentuk-bentuk biomorphic menimbulkan rasa

dinamis, tidak stabil dan kadang-kadang aneh dalam

kondisi tertentu, tapi bentuk biomorphic ini terlihat

hidup, terutama dalam keelastisitasannya.

Ciri visual bentuk :

• Wujud, yaitu ciri pokok yang menunjukkan bentuk,

wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari

permukaan dan sisi dari suatu bentuk.

• Dimensi, adalah panjang, lebar , dan tinggi yang

menentukan proporsinya, sedangkan skalanya

diperoleh dari perbandingan dengan ukuran relatif

terhadap benda di sekitarnya.

• Warna, adalah corak, intensitas dan nada pada

permukaan suatu bentuk. Warna merupakan atribut

yang paling mencolok yang membedakan suatu

bentuk terhadap lingkungannya.

• Tekstur, karakter permukaan suatu bentuk , tekstur

mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu

Page 50: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

58

menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya

yang menimpa permukaan bentuk tersebut.

3 jenis bentuk dasar :

• Lingkaran, merupakan sederetan titik yang

disusun dengan jarak yang sama dan seimbang

terhadap sebuah titik.

• Segitiga, adalah sebuah bidang datar yang

dibatasi oleh 3 sisi dan mempunyai 3 sudut.

• Bujur sangkar, adalah sebuah bidang datar yang

mempunyai 4 buah sisi yang sama panjang dan

4 titik sudut 90o.

Gambar 2.16. Bentuk Dasar Ruang (Sumber : Francis DK Ching, 1991:54)

Warna adalah suatu hal yang sangat vital, hubungan

ini dikarenakan warna membawa misi untuk masing-

masing benda yang selalu ada warna yang menyertai

keberadaannya. Warna dapat membawa pesan psikologi

seseorang, entah perasaan takut, ragu-ragu, berani, tenang

dan sebagainya. Warna juga sering difungsikan sebagai alat

untuk merekayasa suatu sehingga tampak luas atau sempit.

Warna juga dipengaruhi oleh cahaya, baik cahaya alami

Page 51: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

59

ataupun cahaya buatan. Warna mempengaruhi bentuk,

ukuran, berat dan suhu serta ekspresi karena membawa

gagasan tentang symbol.

Definisi jenis warna ada 3, yaitu :

• Hue, warna sebagai warna meliputi warna primer,

sekunder dan tersier.

• Value, warna sebagai pengungkapan gelap dan terang,

dalam keadaan ini warna selalu dikaitkan dengan

keadaan gelap dan terang.

• Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini warna

selalu berhubungan dengan aspek psikologis yang

diterima oleh seseorang apakah itu terasa dingin atau

sebaliknya.

Pada pembagian warna terdapat 12 warna dasar yang

terbagi atas warna – warna primer, sekunder dan tersier.

• Primer

Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat

diperoleh dari campuran warna – warna lain. Warna

primer terdiri atas warna merah, biru dan kuning.

• Sekunder

Warna sekunder adalah warna yang diperoleh dengan

mencampurkan dua warna primer.

• Tersier

Page 52: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

60

Warna tersier adalah warna yang diperoleh dengan

mencampur warna sekunder dan warna di sebelahnya

pada lingkaran warna atau warna percampuran satu

warna primer dengan salah satu warna sekunder.

6) Sistem Keamanan

a) Keamanan terahadap bahaya kebakaran

Kebakaran ialah reaksi kimia (reaksi oksidasi) yang

berlangsung cepat dan memancarkan panas sinar.

Prinsip pemadaman kebakaran yaitu :

• Membatasi bahan bakar (starvation), mengurangi

hingga habis, mengambil atau memindahkan.

• Mengurangi konsentrasi oksigen (oxygen dilution),

dilakukan dengan cara mengurangi, memisahkan

atau menghilangkan oksigen dari lokasi kebakaran.

• Mendinginkan (cooling), tujuannya mendinginkan

adalah menurunkan panas, akibatnya suhu benda

terbakar turun sampai titik nyala.

• Pemadaman tuntas, memadamkan sampai tuntas

tanpa sisa.

Untuk mengatasi kebakaran perlu adanya sarana

pemadam kebaran/alat yang dipersiapkan untuk

mengatasi adanya kebakaran. Sarana pemadam

kebakaran dibedakan menjadi 3 tipe :

Page 53: BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0809033_bab2.pdf · 10 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital.

61

• Alat Pemadam Api Ringan (APAR/Portabel Fire

Extinguisher )

Alat pemadam yang dapat dibawa dan mampu

dipakai oleh satu orang. Dipakai untuk

memadamkan kebakaran kecil atau awal dari suatu

kebakaran. Melihat manfaatnya yang penting

diharapkan setiap orang/ khususnya yang

menempati fasilitas public diharapkan bisa

menggunakannya.

• Pemadam Api Bergerak

• Sistem Pemadaman Api Tetap

Merupakan suatu sistem peralatan pemadam api

secara dini yang dipasang secara tetap disuatu

bangunan/lingkungan.

b) Keamanan terhadap kejahatan

Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

(pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close

Circuit Television) dan Heavy duty door contact

(sensor yang dipasang pada pintu).

c) Keamanan terhadap Kepanikan

• Memperhatikan means of escape route ( pintu

darurat ).

• Memperhatikan lebar pintu.

• Penempatan tanda.