BAB II KAJIAN LITERATUR -...

download BAB II KAJIAN LITERATUR - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812015_bab2.pdf · Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli ... pelestarian, informasi,

If you can't read please download the document

Transcript of BAB II KAJIAN LITERATUR -...

  • 9

    BAB II

    KAJIAN LITERATUR

    A. Kajian Teori

    1. Pengertian Judul

    Pengertian dari judul Desain Interior Solo Book Center di

    Surakarta dengan Pendekatan Konsep Homey

    Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola

    susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola

    bangunan, corak bangunan (KBBI, 2008).

    Interior adalah tatanan perabot dalam suatu ruangan dalam sebuah

    gedung (KBBI, 2008).

    Solo adalah nama lain dari Surakarta, yaitu sebuah kota di Jawa

    Tengah. Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa

    Tengah, Indonesia.

    Book (Buku)

    a. Kb. Buku (Echols & Shadily, 1992).

    b. Buku: lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong

    (KBBI, 2008).

    Centre (Pusat)

    a. Kb. Pusat, bagian tengah.

    Kkt. Menempatkan di tengah-tengah (Echols & Shadily, 1992).

    b. Titik yang berada ditengah-tengah benar, letaknya dibagian

    tengah (KBBI, 2008).

    Dengan adalah Kata penghubung menyatakan hubungan kata kerja

    dengan pelengkap atau keterangannya; kata penghubung untuk

    menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya);

    penguhubung untuk menyatakan keselarasan (kesamaan,

    kesesuaian)

    ( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

    Pendekatan adalah Proses, cara, perbuatan mendekati; Antar usaha

    dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan

    http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

  • 10

    dengan yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang

    masalah penelitian.

    ( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

    Homey

    a. Seperti rumah

    b. Enak, nyaman

    ( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )

    Desain Interior Solo Book Center di Surakarta ini adalah sebuah

    tempat terencana yang difungsikan sebagai pusat buku yang berada

    di Kota Solo dan merupakan sarana segala aktivitas yang

    berhubungan dengan buku bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.

    2. Tinjauan Khusus Perpustakaan Umum

    a. Pengertian Perpustakaan Umum

    Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli

    perpustakaan dan sumber lain, diantaranya:

    1) Menurut Sutarno, 2003

    perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari

    gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-

    buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga

    mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu

    diperlukan untuk pembaca.

    2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2008

    Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka yang berarti

    pustaka atau buku.

    Perpustakaan artinya kumpulan buku (bacaan); bibliotek

    3) Dalam Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan

    disebutkan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola

    koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara

    profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan

    pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

    pemustaka.

    http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.phphttp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

  • 11

    Secara garis besar, ada kesamaan dalam tiga pengertian

    perpustakaan tersebut, yaitu kumpulan buku yang diatur secara

    sistematis. Oleh sebab itu, mengatur buku-buku dengan baik dan

    sistematis merupakan hal paling dasar dalam penataan ruang utama

    perpustakaan. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

    diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran

    sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,

    agama, dan status sosial-ekonomi (Basuki, 1994).

    Perpustakaan umum memegang peran penting dalam usaha

    pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972 UNESCO

    mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum. Dalam Manifest

    tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan

    utama, yaitu (Basuki, 1994):

    1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan

    pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah

    kehidupan yang lebih baik.

    2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah

    bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang

    berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan

    masyarakat.

    3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang

    dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi

    masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat

    dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini

    disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan

    seumur hidup.

    4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum

    merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat

    sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan

    apresiasi budaya masyarakat sekitar dengan cara

    menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film

    dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan

  • 12

    keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap

    segala bentuk seni budaya.

    b. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum

    Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan,

    menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan

    pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian,

    pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh

    golongan masyarakat.

    Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk:

    1) Menyediakan bahan pendidikan (educating).

    2) Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif).

    3) Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).

    4) Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan

    bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (dokumentatif).

    5) Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

    c. Tujuan Perpustakaan Umum

    1) Untuk pendidikan masyarakat dan membudidaya kreasi,

    prakarsa, dan swadaya masyarakat guna meningkatkan

    kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.

    2) Menyediakan berbagai kebutuhan untuk penerangan, informasi

    dan data sekunder serta pengetahuan ilmiah.

    3) Memeberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan

    hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

    4) Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina

    semangat membangun dan semangat belajar masyarakat.

    5) Membekai berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-

    pengalaman kepada masyrakat diberbagai bidang.

    d. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum

    Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang

    menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi,

    hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan

  • 13

    tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap

    tugas kerja tersebut.

    Organisasi perpustakaan adalah wadah kegiatan orang-orang

    atau para pengelola yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang

    telah ditentukan dalam rangka pengelola suatu perpustakaan

    (Soeatminah, 1992).

    Macam-macam Pola Struktur Organisasi Perpustakaan, yaitu:

    1) Berdasarkan fungsi

    Pola struktur organisasi perpustakaan berdasarkan fungsi

    pada umumnya dipakai pada perpustakaan perguruan tinggi.

    2) Berdasarkan subyek

    Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan subyek

    sering pula digunakan perpustakaan Perguruan Tinggi dan

    perpustakaan umum. Pembagian berdasarkan subyek biasanya

    bersifat terbuka dan tersedia ruangan studi yang berdekatan

    dengan rak buku.

    3) Berdasarkan kawasan

    Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan wilayah

    atau kawasan lazim digunakan oleh perpustakaan umum. Karena

    itu perpustakaan umum yang menganut berdasarkan kawasan

    akan memiliki perpustakaan pusat, perpustakaan cabang dan

    perpustakaan keliling (mobile liberaries). Perpustakaan

    Perguruan Tinggi acap kali menggunakan pola ini misalnya

    mendirikan perpustakaan departemen, seperti perpustakaan

    hukum, fisika, kesehatan kedokteran.

    4) Berdasarkan pemakai yang dilayani

    Pada perpustakaan umum terdapat ruangan khusus untuk

    anak-anak, remaja, tuna-netra, atau kelompok berdasarkan ciri

    ekonomis (misalnya pengusaha, pensiunan) sedangkan pada

    perpustakaan perguruan tinggi biasa dikelompokkan pada

    perpustakaan program S-1, S-2 dan S 3, atau ruangan khusus

    koleksi langka, koleksi khusus peneliti.

  • 14

    5) Berdasarkan jenis dokumen

    Struktur organisasi berdasarkan jenis dokumen banyak

    digunakan perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah. Pola

    struktur berdasarkan jenis dokumen dibagi menjadi: bagian

    buku, bagian peta, bagian majalah, bagian film, bagian terbitan

    Pemerintah. Setiap bagain bertanggung jawab atas pengadaan,

    pengkatalogan dan pengklasifikasian serta jasa layanan. Pada

    perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan umum,

    biasanya terdapat ruangan khusus Skripsi, Tesis, Disertasi,

    Majalah, Jurnal, buku, audio visual, dan ruangan multimedia.

    Tenaga teknis perpustakaan terdiri atas tenaga teknis

    komputer, tenaga teknis audio visual, tenaga teknis

    ketatausahaan, tenaga teknis asisten perpustakaan, dan/atau

    tenaga teknis lainnya.

    Administrasi layanan dilaksanakan untuk semua jenis

    kegiatan layanan perpustakaan. Administrasi Layanan

    Perpustakaan diselenggarakan untuk tujuan memudahkan dan

    menjamin pelaksanaan kerja secara efektif dalam pengelolaan

    layanan. Administrasi Layanan Perpustakaan mengikuti pola

    dan cara yang baku atau yang berlaku dalam organisasi badan

    induknya. Administrasi Layanan Perpustakaan merupakan bukti

    pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas layanan.

    e. Kegiatan Pokok Perpustakaan Umum

    1) Kegiatan pengadaan bahan koleksi, meliputi:

    a) Kegiatan pengadaan bahan koleksi

    Ialah kegiatan memilih bahan koleksi berdasarkan profesi,

    bahan koleksi dan bidang ilmu.

    b) Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi

    Ialah kegiatan mengusahakan adanya bahan koleksi dengan

    berbagai macam cara.

    c) Kegiatan lain, seperti :

    Mengumpulkan bahan yang telah diperoleh.

  • 15

    Memberi identitas bahan koleksi.

    Menyimpan secara teratur bahan koleksi dan berkas-

    berkasnya.

    2) Kegiatan pengolahan bahan pustaka

    Ialah kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah

    diperoleh agar dengan mudah dapat diatur ditempat atau di rak-

    rak penyimpanan sehingga memudahkan pelayanan.

    Kegiatan ini meliputi :

    a) Kegiatan klarifikasi

    Ialah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai

    macam dan bidang ilmunya.

    b) Kegiatan katalogisasi

    Ialah kegiatan pembuatan kartu-kartu katalog sesuai macam

    dan bidang ilmunya.

    c) Kegiatan pelabelan

    Ialah kegiatan membuat nomor penempatan setiap bahan

    koleksi pada label tertentu.

    d) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelfing)

    Merupakan kegiatan menyimpan koleksi yang telah diproses

    pada rak-rak pustaka berdasarkan macam dan bidang

    ilmunya.

    e) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan kartu katalog

    (filling)

    Ialah kegiatan penyimpanan kartu-kartu katalog pada almari

    katalog.

    f) Kegiatan-kegiatan lain, seperti :

    Melakukan perbaikan setiap koleksi pustaka.

    Melakukan kegiatan pengawetan pustaka misalnya,

    menjilid, menyemprot hama, dan lain-lain.

    Membuat laporan tertulis secara berkala.

    3) Kegiatan pelayanan pemakai

    Kegiatan melayani pemakai atau pengunjung meliputi :

  • 16

    a) Kegiatan sirkulasi koleksi

    Menetapkan sistem peminjaman dan pengembalian

    koleksi.

    Menetapkan waktu, tata ruang, dan tata tertib dalam

    peminjaman dan pengembalian koleksi.

    Melaksanakan pencatatan data sirkulasi koleksi.

    b) Kegiatan pelayanan referensi

    Membantu pemakai dalam menggunakan koleksi

    referensi.

    Merencanakan sistem referensi yang akan disajikan.

    Menyelenggarakan pameran perpustakaan.

    c) Kegiatan pendidikan pemakai

    Membuat perencanaan, penyampaian bahan, metode,

    teknik, dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

    Menetapkan tingkatan dan sistem penyampaian

    bimbingan yang sesuai.

    Menetapakan dan mengatur waktu pemberian bimbingan

    dan pendidikan kepada pemakai.

    Melaksanakan usaha pendididkan tersebut baik secara

    individual maupun klasikal.

    d) Kegiatan penyebar luasan informasi

    Membuat perencanaan dan pelaksanaan kerjasama

    pemanfaatan informasi.

    Memanfaatkan dan menyebarluaskan indeks informasi

    dan informasi untuk pemakai.

    Pembuatan alat bantu dalam penelusuran inrormasi

    untuk pemakai

    (Sumardji, 1988:22).

    4) Kegiatan bidang strategi (pengelolaan)

    Ialah kegiatan yang sifatnya memimpin yang dilakukan oleh

    Kepala Perpustakaan, meliputi kegiatan :

    a) Perencanaan, meliputi :

  • 17

    Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja.

    Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan.

    Pembinaan dan pengembangan pelayanan pemakai.

    Pembinaan dan pengembangan program kerja

    perpustakaan.

    b) Pengorganisasian, meliputi :

    Hubungan kerja antar tenaga kerja.

    Lalu lintas kegiatan kerja perpustakaan.

    Sistem pengelompokan kegiatan kerja.

    c) Pengarahan, meliputi :

    Membuat pedoman kerja sebagai pegangan umum.

    Memberikan bimbingan kepada tenaga kerja bawahan.

    Menentapkan kebijaksanaan tindakan yang tepat.

    d) Pengkoordinasian, meliputi :

    Memberikan arah tujuan kegiatan kerja.

    Memberikan batas-batas luas dan isi kegiatan kerja.

    Memberikan kriteria bagi setiap kegiatan kerja.

    e) Pengawasan, meliputi :

    Mengawasi dan meneliti kegiatan kerja kelompok teknis.

    Memilih dan mengawasi kegiatan kerja pada kelompok

    pelayanan pemakai dan administrasi.

    5) Kegiatan bidang structural (bidang administrasi)

    Kegiatan bidang administrasi perpustakaan meliputi :

    a) Perlengkapan, meliputi :

    Membuat perencanaan kebutuhan perlengkapan dan

    perabot perpustakaan.

    Membuat sistem pencatatan perlengkapan perabot.

    Meleksanakan pengadaan perlengkapan dan perabot.

    b) Keuangan, meliputi :

    Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi

    keuangan.

  • 18

    Menetapkan sistem pembukuan.

    Melaksanakan anggaran keuangan.

    Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban.

    Melaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan.

    c) Kepegawaian, meliputi :

    Membuat perencanaan sistem pengembangan tenaga

    kerja.

    Membuat perencanaan sistem pembinaan tenaga kerja.

    Melaksanaakan administrasi gaji, tunjangan dan

    tambahan pendapatan lain.

    d) Kerumahtanggaan, meliputi :

    Ialah kegiatan memelihara, membersihkan dan menjaga

    perlengkapan, perabot, sarana ruang dan sarana transportasi

    (Atmodjahnawi, 1986: 22).

    Intern

    Khusus

    Bagan 2.1 Arus kegiatan Perpustakaan dari segi pengolahan

    Sumber: Sumardji, 1988

    Bahan

    Masuk

    Ruang

    Pustakawan

    Ruang Baca

    Ruang kerja

    dan gudang

    Ruang

    Penyimpanan

    Ruang

    Penyimpanan

    Ruang

    Peragaan

    Ruang

    Referensi

    Ruang

    Peminjaman/

    Pengembalian

    Luar /

    Masyarakat

  • 19

    Bagan 2.2 Arus kegiatan / lalu lintas Perpustakaan Umum

    Sumber: Sumardji, 1988

    f. Pengguna Perpustakaan Umum

    1) Tipe pengguna berdasarkan motifnya :

    a) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tetapi tidak

    mengetahui mencarinya.

    b) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tidak

    mengetahui bagaimana mencari informasi itu.

    c) Mereka membutuhkan informasi mengetahui tempat dan

    cara mencarinya tetapi setelah menemukannya tidak mampu

    menggunakan sumber informasi tersebut.

    d) Mereka yang membutuhkan informasi mengetahui tempat

    dan cara mencarinya tetapi belum mampu memanfaatkannya

    secara semaksimal mungkin.

    2) Pengguna berdasarkan usianya, terbagi menjadi :

    a) Anak-anak, usia antara 2-15 tahun

    b) Remaja, usia antara 15-15 tahun

    c) Dewasa, usia antara 25-50 tahun

    d) Orang tua, usia antara 50- (Lasa, 1994)

    Ruang Kuliah /

    Peragaan

    Ruang Bahan

    Dengar /

    Piringan hitam

    Koleksi Buku

    Koleksi Buku

    Ruang Masuk

    Ruang

    Sirkulasi

    Peminjaman

    Koleksi Buku

    Kamar kecil,

    tempat

    penyimpanan

    tas, baju hangat

    Perpustakaan

    Anak

    Ruang Kerja

    Administrasi

    Majalah

    Koleksi

    Referensi

    Ruang Masuk

    Kamar Kecil

  • 20

    g. Kegunaan Perpustakaan Umum

    1) Layanan jasa

    a) Jasa informasi

    Merupakan jasa penyebarluasan terbitan literatur untuk

    program penelusuran informasi.

    b) Jasa bibliografi

    Melayani permintaan penelusuran literatur baru maupun

    lama.

    c) Jasa rujukan

    Meneruskan setiap pertanyaan atau permintaan yang dapat

    dilayani oleh perpustakaan ke lembaga yang terkait.

    d) Jasa KDT dan ISBN

    Setiap penerbit yang akan menerbitkan bukunya dapat

    memperoleh jasa KDT (Katalog Dalam Terbitan) dan ISBN

    (International Standart Book Number).

    e) Jasa konsultasi

    Konsultasi tentang segala aspek layanan jasa perpustakaan.

    2) Layanan bahasa pustaka berkala mutakhir

    Koleksi bahan pustaka berkala layanan mutakhir adalah

    koleksi yang berupa terbitan berkala (periodical) terdiri dari

    majalah dalam dan luar negeri serta surat kabar.

    3) Layanan referensi

    Merupakan kegiatan kerja dalam bentuk pemberian bantuan

    kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan informasi.

    4) Layanan bahasa pustaka naskah/manuskrip

    Merupakan layanan naskah yang berupa karangan, surat dan

    sebagainya yang masih ditulis dengan tangan dan fotocopy yang

    akan dicetak atau akan diterbitkan (Subiyanti, 1999 dalam

    Syukron, 2011).

    h. Sistem Pelayanan Perpustakaan

    Ada dua macam sistem pelayanan yang biasa dilakukan oleh

    perpustakaan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan

  • 21

    tertutup. Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan

    kekurangan.

    a) Sistem pinjam tertutup (closed acces)

    Suatu cara pinjaman yang tidak memungkinkan

    pengguna untuk memilih dan mengambil koleksi perpustakaan

    sendiri.

    Keuntungan :

    Daya tampung koleksi lebih banyak

    Susunan buku lebih teratur dan tidak mudah rusak

    Kemungkinan kerusakan dan kehilangan buku lebih sedikit

    Tidak memerlukan banyak meja baca di ruang koleksi

    Kerugian :

    Banyak tenaga kerja yang dipakai

    Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar

    Terjadinya antrian saat peminjaman dan pengembalian buku

    b) Sistem pinjam terbuka (open acces)

    Suatu cara peminjaman yang memungkinkan pengguna

    untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan.

    Keuntungan :

    Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak

    Menghemat tenaga kerja

    Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak

    Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas

    dengan peminjam.

    Kerugian :

    Frekuensi kerusakan buku lebih besar

    Memerlikan ruangan yang lebih luas

    Susunan buku menjadi tidak teratur

    (Lasa, 1994)

  • 22

    i. Jenis Layanan Pada Perpustakaan Sistem Terbuka

    Jenis layanan perpustakaan dengan sistem terbuka

    dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayani,

    dengan perincian sebagai berikut:

    1) Keanggotaan

    Anggota perpustakaan merupakan pengunjung

    perpustakaan yang telah terdaftar. Umumnya terdiri dari dua

    kategori, yaitu kelompok dewasa dan anak-anak.

    2) Bahan pustaka

    Bahan pustaka adalah koleksi dari perpustakaan yang

    dapat dipinjamkan oleh pengunjung sebatas pengunjung telah

    menjadi anggota.

    3) Sirkulasi

    Pelayanan sirkulasi adalah suatu kegiatan pelayanan

    pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan

    pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan

    pemakai. Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk memungkinkan

    pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat guna,

    mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa

    yang meminjam bahan pustaka, menjamin kembalinya bahan

    pustaka yang dipinjam dan mendapatkan data-data kuantitatif

    kegiatan pelayanan sirkulasi.

    Menurut jenis pekerjaannya, pelayanan sirkulasi

    meliputi: peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian

    sanksi, bebas pustaka, statistik sirkulasi. Sedangkan menurut

    sistem penyelengaraannya, pelayanan sirkulasi menganut sistem

    terbuka dengan tujuan memungkinkan para pemakai secara

    langsung memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang

    dikehendaki.

    Bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani

    pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal:

  • 23

    Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang

    perpustakaan.

    Pengawasan keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang

    perpustakaan untuk dipinjam menjadi tanggungjawab bagian

    sirkulasi.

    Menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan

    memperpanjang keanggotaan.

    Bertanggungjawab melakukan kegiatan peminjaman dan

    pengembalian bahan pustaka beserta pendataan jumlah

    pustaka yang dipinjam maupun yang dikembalikan.

    Bertanggungjawab dalam penataan pustaka pada jajaran rak.

    4) Layanan ruang baca

    Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh

    perpustakaan yang berupa ruang atau area yang digunakan untuk

    melakukan kegiatan membaca selama masih dalam area

    jangkauan pengawasan perpustakaan. Layanan ini diberikan

    untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin

    meminjam untuk dibawa pulang.

    5) Referensi

    Layanan referensi adalah layanan yang diberikan

    perpustakaan untuk koleksi khusus antara lain kamus, almanac,

    ensiklopedi, direktori, buku tahunan, majalah, dan koran.

    Koleksi khusus ini pada umumnya tidak boleh dibawa pulang

    oleh pengunjung, melainka hanya dibaca di tempat.

    Dalam layanan referensi terdapat bagian pelayanan

    referensi. Pelayanan referensi merupakan suatu jasa pelayanan

    untuk membantu pengunjung perpustakaan dalam menemukan

    informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan

    pengunjung mengenai penggunaan koleksi referensi, serta

    memberikan bimbingan untuk menemukan dengan cepat dan

    tepat, serta pemakaian koleksi referensi.

  • 24

    6) Layanan audio visual

    Audio visual atau bahan pandang dengar merupakan

    bahan khusus yang disebut juga bahan non-buku. Layanan audio

    visual adalah layanan perpustakaan khusus untuk bahan audio

    visual. Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran film,

    rekaman suara, video, slide, dan filmstrip. Bahan yang

    disediakan berupa film cerita, film dokumenter dan film ilmu

    pengetahuan. Untuk melayani bahan-bahan ini diperlukan ruang

    khusus, lengkap dengan sarana dan prasarana untuk pemutaran

    bahan audio visual, seperti layar untuk pemutaran film,

    seperagkat komputer, film projector, video player, tape, micro

    reader, serta sound system. Bentuk pelayanan audio visual ini

    dapat bersifat perorangan maupun kelompok.

    7) Pustaka langka

    Pustaka langka adalah suatu jenis koleksi yang memiliki

    ciri-ciri tidak diterbitkan lagi, sudah tidak beredar di pasaran,

    sulit untuk mendapatkannya, mempunyai kandungan informasi

    yang tetap, dan mempunyai informasi kesejarahan. Jenis koleksi

    langka terdiri dari beberapa bidang subyek seperti politik,

    sejarah, sastra, ketatanegaraan, dan sebagainya. Untuk pelayaan

    pustaka langka diperlukan area khusus yang dapat melindungi

    dari kerusakan.

    8) Layanan jasa dokumentasi

    Layanan jasa dokumentasi adalah jasa layanan berupa

    penyediaan dokumen yang diperlukan oleh pengunjung, seperti

    terbitan pemerintah dan peraturan perundangan yang

    dikumpulkan perpustakaan.

    9) Layanan jasa informasi

    Layanan jasa informasi adalah jasa layanan yang

    digunakan untuk pengunjung dalam mengetahui informasi

    tertentu saja. Layanan jasa informasi ini dapat disebut dengan

    customer service. Layanan ini dilakukan melalui tatap muka

  • 25

    antara petugas perpustakaan dengan pengunjung dan melalui alat

    komunikasi lain seperti telepon.

    10) Layanan jasa terjemahan

    Layanan jasa terjemahan adalah sarana yang disediakan

    untuk para pengunung yang mengalami kesulitan dalam

    membaca bahasa asing. Petugas perpustakaan diharap mampu

    membantu secara singkat dan jelas dalam menterjemahkan

    bahasa asing.

    11) Layanan bercerita

    Layanan bercerita merupakan layanan yang dikhususkan

    pada perpustakaan anak. Layanan ini umumnya tidak bersifat

    tetap tetapi terjadwal. Bentuk layanan bercerita yang diberikan

    tidak bersifat persoalan.

    12) Bimbingan pemakai

    Bimbingan pemakai perpustakaan ditujukan kepada

    pemakai pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang

    perpustakaan dan cara-cara memanfaatkan fasilitas yang ada di

    perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan secara perorangan atau

    rombongan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada

    petugas perpustakaan.

    13) Internet

    Internet merupakan perpustakaan sarana telekomunikasi

    dan distribusi informasi. Internet digunakan untuk mengakses

    informasi multimedia dalam resourse internet.

    14) Katalog

    Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari

    sebuah dokumen. Katalog perpustakaan terdapat dua jenis, yaitu

    katalog cetak dan katalog elektronik.

    15) Layanan pembendelan dan perbaikan buku

    Perpustakaan yang relatif besar biasanya memiliki

    bagian perbaikan dan pembendelan buk. Bagian ini biasanya

  • 26

    bertugas untuk memperbaiki jilidan dari koleksi perpustakaan

    yang telah rusak.

    j. Fasilitas Perpustakaan

    Pembagian ruang perpustakaan menurut fungsi dan

    bagiannya, meliputi :

    1) Ruang koleksi

    Berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi

    perpustakaan, luas ruangan tergantung jenis dan jumlah bahan

    pustaka, ruang koleksi terdiri dari:

    a) Ruang koleksi buku

    b) Ruang koleksi majalah

    c) Ruang koleksi referensi

    d) Ruang koleksi audio visual

    e) Ruang koleksi khusus

    2) Ruang baca

    Merupakan ruang yang dipergunakan untuk membaca

    bahan pustaka. Luasan tergantung pada jumlah pembaca atau

    pemaka jasa perpustakaan. Ruang baca terdiri dari :

    a) Ruang baca untuk anak

    b) Ruang baca untuk dewasa

    c) Ruang baca untuk referensi

    d) Ruang baca non buku (audio visual)

    3) Ruang pelayanan

    Ruang pelayanan berfungsi sebagai tempat peminjaman

    dan pengembalian buku, meminta keterangan petugas,

    menitipkan barang bawaan atau tas pengunjung, mencari

    informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

    4) Ruang kerja teknis administrasi

    Merupakan ruangan yang digunakan untuk melakukan

    kegiatan-kegiatan pemrosesan bahan pustaka, administrasi,

    tata usaha, dan lain sebagainya. Ruangan ini meliputi :

  • 27

    a) Ruangan Kepala dan Wakil kepala

    b) Ruang Sekretaris

    c) Ruang Staf Perpustakaan

    d) Ruang Administrasi

    e) Ruang Konservasi

    f) Ruang Proses

    g) Ruang Pemotretan

    h) Ruang Arsip

    i) Ruang Gudang

    5) Ruang khusus

    Ruang Khusus ini terdiri dari :

    a) Book Shop

    b) Ruang Pameran Ruang Seminar/Serbaguna

    c) Caffetaria

    d) Ruang Rapat

    e) Area Internet

    6) Ruang penunjang teknis dan operasional

    a) Lobby

    b) Lavatory

    c) Ruang Pantry

    d) Mushola

    e) Storage

    f) Refreshment Room

    g) Ruang Kontrol Listrik

    (Harjoprakoso, 1992: 5)

    k. Standar Bangunan dan Penataan Perpustakaan

    Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting

    dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala

    aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan.

    Suatu perpustakaan bukan hanya menyediakan ruang kemudian

    mengisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu sistem

    tertentu serta siap dipinjamkan tetapi lokasi perpustakaan, aspek

  • 28

    penataan ruang, penataan furniture dan perlengkapan, alur petugas

    dan pengguna serta penerangan perlu diperhatikan oleh

    penyelenggara perpustakaan. Penentuan lokasi perpustakaan agar

    dapat maksimal pemanfaatannya tercapai harus dapat memenuhi

    kriteria diantaranya :

    Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan

    dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai

    dengan perkembangan perpustakaan

    Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat

    pendidikan (sekolah), pemerintah dan terntunya pemukiman.

    Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung

    dengan ruangan lain.

    Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak

    membuang-buang waktu sia-sia.

    Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara

    keras dan kegaduhan.

    Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang

    sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah

    perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar

    dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna

    perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi

    buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan oleh

    perpustakaan (Angkowo & Kosasih, 2007).

    Sebuah perpustakaan yang dilengkapi secara tepat

    hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

    Sesuai dengan standar bangunan perpustakaan dengan

    mempertimbangkan aspek fungsi sesuai dengan tingkat dan

    kapasitasnya.

    Memenuhi aspek sistem interior yang baik meliputi

    pencahayaan yang baik, penghawaan yang terkondisi, dan

    aspek akustik terhadap aktifitas penggunanya.

  • 29

    Dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu

    ke aneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.

    Mengakomodasi furniture dan peralatan yang kokoh, tahan

    lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang,

    aktivitas dan pengguna perpustakaan.

    Didesain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan

    serta pengamanan yang sesuai menyangkut furniture, peralatan,

    alat tulis kantor dan materi.

    Bersifat fleksibel untuk mengakomodasi perubahan pada

    program maupun kebijakan yang dapat berubah sewaktu-

    waktu, serta perkembangan teknologi audio, video dan data

    yang muncul.

    Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna

    tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan

    panduan dan tanda-tanda yang jelas dan menarik.

    l. Penataan dan Pembagian Gedung/Ruangan Perpustakaan

    Pada dasarnya gedung perpustakaan umum dapat dibagi ke

    dalam dua kelompok ruangan, yaitu: ruang kerja (petugas) dan ruang

    pelayanan (pengunjung). Berdasarkan pembakuan yang ada saat ini,

    luas ruangan perpustakaan umum minimal 600 m2 yang terbagi atas

    ruang koleksi seluas 350 m2 , ruang belajar/membaca seluas 120 m2,

    ruang kerja (petugas) seluas 80 m2 , dan ruang lainnya seluas 50 m2

    (Muchyidin & Mihardja, 2008).

    Penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk

    mengoptimalkan semua kegiatan di perpustakaan baik aspek

    layanan maupun untuk kegiatan penyiapan semua sarana dan

    prasarana pendukung layanan perpustakaan. Perpustakaan pada

    umumnya memiliki 4 macam ruangan diantaranya:

    1) Ruang koleksi

    Ruang koleksi berfungsi sebagai tempat menyimpan

    koleksi perpustakaan. Luas ruangan ini tergantung pada jenis

  • 30

    dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas

    bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari satu

    ruang atau beberapa ruang, misalnya:

    a) ruang koleksi buku

    b) ruang koleksi majalah dan surat kabar

    c) ruang koleksi referensi

    d) ruang koleksi audio visual

    e) ruang koleksi khusus (penerbitan tentang daerah setempat)

    f) ruang koleksi penerbitan pemerintah

    1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165

    buku eksemplar buku dan jarak antara rak 100-110 cm. Jadi

    dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan

    untuk menempatkan rak dan dapat disesuaikan dengan bahan

    pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu dipertimbangkan untuk

    tahun-tahun yang akan datang.

    2) Ruang baca

    Ruang baca adalah ruang yang dipergunakan untuk

    membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pada

    jumlah pembaca/pemakai jasa perpustakaan. Pada perpustakaan

    umum, ruang baca terdiri dari ruang baca untuk dewasa/remaja

    dan ruang baca untuk anak-anak. Apabila keadaan perpustakaan

    memungkinkan, pengadaan ruang baca dapat ditingkatkan lagi

    yaitu dengan menyediakan beberapa ruang baca dengan fungsi

    khusus seperti ruang baca referensi, ruang baca AV, ruang

    belajar individual, ruang diskusi, ruang konferensi/auditorium,

    ruang pameran dan sebagainya.

    Dari beberapa pedoman bahwa untuk seorang pengguna

    diperkirakan memerlukan tempat 1 m2 yang dapat secara

    keseluruhan diambil sekitar 20-30 % jumlah pengunjung.

  • 31

    3) Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf

    Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku

    luas ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan

    diperkirakan setiap petugas memerlukan 2,5 m2.

    4) Area sirkulasi

    Ruang ini dipergunakan untuk melayani siswa dalam

    peminjaman dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan

    minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan

    perlengkapan lainnya.

    m. Bentuk dan Tata Ruang Perpustakaan

    Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur

    sangkar, karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan

    furniture apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas

    yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan mudah dalam

    pengaturan pencahayaan / penerangan.

    Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan

    antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu

    layanan, keamanan dan pengawasan. Penempatan furniture

    perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan

    pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh:

    1) Lobby, dapat ditempatkan berbagai furniture seperti loker,

    penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu,

    meja dan kursi petugas.

    2) Ruang peminjaman dapat diletakkan meja dan kursi sirkulasi,

    kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah

    otomosi maka komputer, barcode reader dan kursi petugas.

    3) Ruang koleksi buku sebagai tempat rak buku baik dari satu sisi

    atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda.

    4) Ruang baca yang terdiri dari meja kursi baca kelompok,

    perorangan (studi karel) dan meja kamus.

  • 32

    5) Ruang administrasi yang didalamnya terdapat meja kursi

    petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, pesawat telpon,

    kereta buku, lemari buku dan sebagainya.

    n. Standar Perabot Perpustakaan

    Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau

    pelengkap perpustakaan yang digunakan perpustakaan agar dapat

    optimal dibutuhkan perabot dan perlengkapan perpustakan antara

    lain:

    1) Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya

    disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan

    perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.

    2) Meja dan kursi baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan

    dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas ruangan

    perpustakaan.

    3) Meja dan kursi kerja. Tidak begitu banyak dibutuhkan oleh

    perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting.

    Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.

    4) Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk

    menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit

    (stick).

    5) Lemari katalog atau disebut juga kabinet katalog yang

    digunakan untuk menyimpan kartu katalog.

    6) Lemari multimedia yang digunakan untuk menyimpan koleksi

    dalam bentuk multimedia seperti kaset, CD ROM, microfilm.

    7) Lemari arsip digunakan untuk arsip perpustakaan yang berupa

    data pengunjung yang menjadi anggota perpustaaan, data

    pengunjung yang meminjam koleksi perpustakaan dan data

    koleksi yang dimiliki oleh pihak perpustakaan.

    8) Laci penitipan tas atau loker dapat dimanfaatkan untuk

    menitipkan tas, jaket, dan barang yang tidak diperkenankan

    masuk ke dalam ruangan perpustakaan.

  • 33

    9) Kereta buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan yang

    besar. Kegunaannya adalah untuk mengangkut buku-buku yang

    dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku.

    10) Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk

    memperlihatkan informasi buku baru.

    o. Peralatan Perpustakaan

    Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang

    diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di

    perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan

    antara lain: buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu

    katalog, buku induk, kantong buku, lembar tanggal kembali, label,

    cap inventaris, cap perpustakaan, bak stempel, kartu pemesanan, dan

    mesin komputer.

    Perpustakaan yang mempunyai peran penting sebagai pintu

    gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena

    alasan inilah, maka perpustakaan harus menyediakan akses ke

    semua perlatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar.

    Peralatan tersebut meliputi:

    1) Komputer dengan akses internet dan Wifi.

    2) Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkat

    murid yang berbeda.

    3) Tape-recorder dan perangkat CD ROM.

    4) Alat pemindai (scanner).

    5) Peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna difabel.

    p. Pengamanan dan Penggunaan Tanda-tanda

    Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila

    terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, dan hama. Dalam

    mengatasi kebakaran dapat dilakukan dengan cara penempatan jalan

    darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah

    dicapai, pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar,

    penyediaan alat-alat pemadam kebakaran, alat pendeteksi (alarm

  • 34

    system). Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi

    dari pada tanah disekitar bangunan, system drainase pembuangan air

    hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan,

    perencanaan pembangunan tahan gempa, memasang sistem

    penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.

    Pemilihan bangunan yang tahan lama, mengurangi celah-

    celah kecil pada bangunan yang dapat dijadikan rumah tikus,

    memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan. Pencurian

    bahan pustaka dapat dicegah dengan cara sistem perencanaan satu

    pintu keluar masuk, peletakan lubang/jendela untuk ventilasi

    dilakukan pada tempat yag sulit dijangkau.

    Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk

    memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan

    memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal.

    Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, symbol ataupun gambar.

    Contoh rambu didalam perpustakaan seperti symbol atau tulisan

    Meja Informasi, Penitipan Barang, Harap Tenang, atau

    Dilarang Merokok dan sebagainya. Dalam mendesain rambu

    diperpustakaan perlu diperhatikan huruf, hendaknya huruf yang

    sederhana mudah dibaca dari jauh dengan ukuran yang proporsional.

    Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat lugas, informasi

    secukupnya dan konsisten. Didalam penempatan rambu-rambu

    perpustakaan biasanya menggunakan metode gantung diplafond

    antara rak, ditempel didinding atau furniture, ditempatkan berdiri

    diatas lantai atau furniture perpustakaan.

    Tata ruang, furniture dan perlengkapan perpustakaan

    memakai peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan

    melayani kebutuhan masyarakat. Penampilan estetis perpustakaan

    memberikan rasa nyaman dan merangsang pengunjung untuk

    memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Untuk menghasilkan

    sebuah gedung perpustakaan yang fungsional, pembangunan

    gedung perpustakaan, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang

  • 35

    segala aspek yang merupakan ciri khas gedung perpustakaan yang

    bersangkutan. Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki

    sejumlah besar sumber daya berkualitas tinggi merupakan hal

    penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen koleksi

    bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkup

    dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.

    3. Tinjauan Umum Toko Buku

    a. Pengertian Toko Buku

    Toko buku terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang

    berbeda. Kata toko memiliki arti yaitu kedai atau tempat berjualan

    dan kata buku memiliki pengertian yaitu kumpulan kertas atau

    bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya

    dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran

    kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan

    perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula

    istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan

    komputer dan Internet (jika aksesnya online). Sehingga toko buku

    dapat diartikan sebagai tempat untuk berjualan buku.

    Toko buku pada masa kini tidak lagi hanya melulu tempat

    penjualan buku tetapi juga sudah bergeser ke arah yang lebih baik

    lagi yaitu sebagai studio kreatif-nya anak muda. Masyarakat luas

    dan khususnya anak-anak muda harapan bangsa dapat

    mengeksplorasi berbagai macam hal dari dunia perbukuan baik yang

    berbentuk tradisional maupun yang modern (e-book/online system).

    Kini budaya membaca makin diminati oleh masyarakat luas. Trend

    tersebut dapat dikatakan lintas generasi/umur, lintas ras, lintas

    ekonomi dan lintas gender. Semua orang membutuhkan buku, baik

    buku sebagai penghibur, pengetahuan sains, pengetahuan umum,

    dan lain sebagainya.

  • 36

    b. Fungsi Toko Buku

    Keberadaan toko buku di kota Surakarta sangat membantu

    masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi dan wawasan

    melalui buku/media cetak lainnya ditambah dengan fasilitas-fasilitas

    penunjang yang tersedia sehingga diharapkan mampu menampung

    kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia perbukuan

    sehingga secara langsung maupun tidak langsung, keberadaan toko

    buku dapat mendorong masyarakat agar lebih bersemangat lagi

    dalam membaca buku.

    Bangunan toko buku memiliki fungsi utama yaitu sebagai

    tempat menjual berbagai macam buku. Namun seturut

    perkembangan jaman maka sebuah bangunan toko buku harus dapat

    menampung banyak kegiatan yang khususnya berhubungan dengan

    dunia perbukuan sehingga secara langsung maupun tidak langsung

    dapat menjadi pemacu minat dan bakat warga Surakarta pada

    khusunya dan pengunjung yang datang tidak merasa bosan dan tetap

    semangat untuk dapat membaca banyak buku lagi dikemudian hari.

    Kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan

    pengunjung toko buku, yaitu:

    1) Kegiatan perdagangan

    Kegiatan ini merupakan usaha untuk memamerkan dan

    mendistribusikan buku dari penjual kepada pembeli.

    2) Kegiatan informasi

    Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberian informasi

    tentang buku kepada masyarakat, misalnya buku yang baru terbit

    maupun buku langka karena edisi terbatas. Kegiatan ini

    dilakukan melalui pameran dan penyediaan buku referensi atau

    petugas khusus informasi. Dengan kemajuan teknologi sekarang

    ini informasi dapat pula disajikan melalui media elektronik,

    yaitu komputer yang tersedia di toko buku. Pengunjung dengan

    mudah mencari buku, baik judul, pengarang, letak, maupun

    harga buku yang diinginkan.

  • 37

    3) Event khusus

    Kegiatan lain kadang-kadang diselenggarakan oleh

    pihak toko buku untuk menarik pengunjung, maupun untuk

    memperkenalkan buku, misalnya bedah buku, pameran buku,

    jumpa pengarang, atau perlombaan, pembacaan puisi, seminar,

    workshop, pemutaran film.

    4) Kegiatan refreshing

    Kegiatan ini adalah bersantai (relax) bisa sambil

    menikmati makan/minum serta mendengarkan musik.

    c. Klasifikasi Toko Buku

    Menurut Poerwadarminta (1976), toko berarti kedai tempat

    berjual barang-barang. Toko buku sendiri dapat diartikan sebagai

    tempat untuk menjual buku. Namun demikian pada

    perkembangannya, toko buku tidak hanya menjual buku saja namun

    juga berbagai barang yang masih ada kaitannya dengan buku.

    Tujuan toko buku antara lain:

    1) Memperkenalkan, mempublikasikan dan menjual buku.

    2) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap buku.

    3) Sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan akan informasi dan

    pengetahuan.

    4) Sebagai sarana peningkatan minat baca masyarakat.

    5) Sebagai public space dan tempat bersosialisasi.

    Menurut Prasetyo (1989) dalam Kalina (2010), berdasarkan

    jenis buku yang dijual dan luas lantainya, toko buku dapat

    diklasifikasikan menjadi:

    Tabel 2.1 Klasifikasi toko buku

    Toko

    Buku

    Golongan Keterangan Luas Area

    Penjualan

    1 i Merupakan toko buku yang

    menjual berbagai jenis buku

    yang lengkap.

    200 - 300m2

  • 38

    2 ii Merupakan toko buku yang

    tidak selengkap toko buku

    golongan i.

    100 - 200m2

    3 iii Merupakan toko buku dengan

    jenis buku yang terbatas pada

    trade book dan text book saja.

    50 - 100m2

    4 iv Merupakan kios yang sejenis

    golongan iii dengan koleksi

    yang tidak lengkap.

  • 39

    4) Retail chain (rangkaian toko buku)

    Adalah rangkaian toko dengan nama dan pemilik yang sama dan

    memiliki beberapa cabang di berbagai tempat. Toko-toko buku

    tersebut memiliki desain arsitektur dengan konsep yang sama

    dan memiliki ciri tertentu. Operasional toko buku juga dilakukan

    dengan cara yang sama dan pada akhirnya dikontrol oleh kantor

    toko. Perhatian terbesar diberikan kepada buku-buku yang

    paling banyak diminati oleh pengunjung, dan biasanya jenis

    yang laku disemua cabang adalah sama.

    5) Toko buku diskon, sisa, bekas

    Toko buku diskon adalah toko buku dengan harga yang lebih

    murah daripada toko buku pada umumnya. Meskipun harga

    buku yang dijual lebih murah, toko ini tentunya tetap

    mengharapkan keuntungan besar, untuk itu buku yang terjual

    harus lebih banyak. Desain bangunan dilakukan dengan tata

    interior yang imajinatif, dan pada umumnya lebih sederhana,

    sedikit perabot, namun dengan warna yang menarik.

    d. Tinjauan Kapasitas dan Fasilitas

    Kapasitas dan fasilitas pendukung perlu diperhatikan agar

    kegiatan didalam toko buku berskala besar dapat berjalan dengan

    baik. Kapasitas dan fasilitas harus mengikuti aturan standar. Standar

    ini diambil dari pendekatan standar besaran ruang pada

    perpustakaan umum maupun pertokoan (Budiano, 2001). Tiap

    bangunan dengan fungsinya masing-masing, harus memiliki ruang.

    Ruang memiliki fungsi yaitu sebagai sebuah wadah bagi kegiatan-

    kegiatan yang terjadi didalam suatu bangunan. Kebutuhan total dari

    sebuah toko buku meliputi lima macam, yaitu buku, pengunjung,

    karyawan, tempat pertemuan, dan operasi mekanis (DeChiara &

    Crosbie, 2001).

    Pada sebuah toko buku terdapat beberapa jenis ruang yang

    harus tersedia, karena memiliki pengertian dasar yang sama dengan

    perpustakaan, maka kebutuhan ruangnya pun tidak jauh berbeda

  • 40

    termasuk untuk besaran ruangnya. Dibawah ini adalah tabel dari

    luasan minimal yang harus terpenuhi pada bangunan perpustakaan,

    karena sifat dasarnya sama maka perhitungan dibawah ini bisa juga

    digunakan untuk menghitung luasan minimal yang harus disediakan

    oleh sebuah toko buku.

    Tabel 2.2 Perhitungan luasan

    Jumlah populasi

    (orang) 2.499 2.500 5.000

    10.000 -

    24.000

    25.000 -

    49.999

    Luasan koleksi buku 10.000 10.000 15.000 20.000 50.000

    Luasan pengunjung 400 500 700 1.200 2.500

    Luasan karyawan

    (square feet) 300 300 500 1.000 1.500

    Luasan tambahan

    (square feet) 300 700 1.000 1.800 5.250

    Total luasan lantai

    (square feet) 2.000 2.500 3.500 7.000 15.000

    Catatan : 1 square feet = 0,0929m

    Sumber : DeChiara & Crosbie, 2001

    Terdapat beberapa keterangan sehubungan dengan

    perhitungan luasan dari ruang yang harus disediakan pada toko

    buku, yaitu adalah:

    1) Space for book

    Ruang yang diperlukan untuk rak-rak tersebut sangat

    tergantung dari ukuran dan jumlah yang akan dipajang.

    Meskipun ukuran buku sangat bervariasi, tetap menggunakan

    suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memperkirakan total

    luasan yang dibutuhkan untuk peletakan buku-buku tersebut.

    2) Space for readers (konsumen)

    Merencanakan ruang untuk pengunjung hendaknya

    sampai dengan 20 tahun ke depan. Hal ini untuk mengantisipasi

  • 41

    adanya perluasan dari ruang nantinya. Ada dua hal penting yang

    harus diperhatikan:

    a) Analisis yang akurat tentang kebutuhan dasar dari

    masyarakat yang akan menjadi pengunjung.

    b) Kondisi nyata masyarakat, yaitu mereka yang mempunyai

    kebiasaan untuk membaca dan berpotensi menjadi

    pelanggan.

    3) Space for staff

    Dalam perhitungan, satu orang staff membutuhkan

    100sq feet. Luasan tersebut mencakup ruang untuk meja, kursi,

    buku, dan peralatan. Sedangkan ruang khusus yang disediakan

    untuk staff adalah kantor administrasi, ruang kerja dan ruang

    makan. Fasilitas lain untuk staff seperti loker, toilet khusus

    sangat dianjurkan karena hal tersebut dapat menimbulkan

    suasana yang nyaman, sehingga berakibat pada efisiensi kerja

    para staff.

    4) Meeting rooms

    Kebanyakan perpustakaan menyediakan ruang ini. Ada

    dua kepentingan yang menjadi landasan disediakannya ruang

    ini, pertama kegiatan yang melibatkan anak-anak, diskusi, rapat

    pengelola/staff dan kegiatan lain yang disponsori oleh

    perpustakaan/toko buku. Kedua, ruang multifungsi ini dapat

    digunakan untuk keperluan pendidikan, kebudayaan, dan

    kegiatan yang diadakan oleh berbagai komunitas yang ingin

    menggunakan. Karena ruang ini akan digunakan untuk

    kepentingan umum maka akan lebih baik apabila ruang ini

    dilengkapi juga dengan perlengkapan audio visual.

    5) Space for mechanical operations

    Yang termasuk dalam kategori ini adalah hall, tangga,

    toilet, elevator, lift, pipa, AC, pemanas ruangan, kloset dan toko

    (outlet). Dengan kemajuan teknologi dewasa ini maka ruang

    untuk mechanical operations membutuhkan hanya 20% dari

  • 42

    luasan bangunan. Besaran ruang pada perpustakaan dan toko

    buku sifatnya fleksibel. Hanya saja ada beberapa hal yang

    menjadi pertimbangan utama, yaitu :

    a) Ruang display menempati luasan yang paling besar

    b) Ruang sirkulasi dalam bangunan menggunakan luasan

    terbesar kedua

    Kedua hal tersebut dipertimbangkan karena sifat

    perpustakaan maupun toko buku yang memajang buku. Tujuan

    adanya ruang sirkulasi yang cukup luas adalah untuk

    memberikan rasa nyaman bagi para pengunjung toko buku

    tersebut dan pengunjung dapat mengakses buku yang diinginkan

    secara mudah yang tentunya dengan perhitungan ukuran rak.

    Dan lemari buku yang digunakan secara benar dan tepat sasaran.

    Gambar 2.1 Ukuran standar rak buku dengan manusia

    Sumber: Panero & Zelnik, 1979

  • 43

    Gambar 2.2 Ukuran standar kegiatan manusia dengan rak buku

    Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979

    Gambar 2.3 Kebutuhan ruang gerak penyandang cacat

    Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979

  • 44

    B. Tinjauan Interior

    1. Organisasi Ruang

    Suatu bangunan. Menurut Ching (1996) ada lima bentuk

    organisasi ruang yaitu:

    a. Organisasi terpusat

    Pusat suatu ruang dominan dimana pengelompokan

    sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat bersifat

    stabil.

    Kelebihannya adalah:

    Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan

    efektivitas yang tinggi.

    Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang secara geometris

    teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

    Kelemahannya adalah:

    Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk

    mengumpulkan sejumlah ruang sekunder disekitarnya.

    b. Organisasi linier

    Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang

    berhubungan langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui

    ruang linier yang berbeda dan terpisah.

    Kelebihannya adalah:

    Dapat bertukar fungsi sebagai penunjuk arah sekaligus

    menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena

    karakternya yang memanjang.

  • 45

    Kelemahannya adalah:

    Bentuk ruangnya kurang variatif tapi dapat memaksimalkan

    pencapaian ukuran luas.

    c. Organisasi radial

    Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi

    terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang

    dominan, dimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang

    seperti bentuk jari-jarinya.

    Kelebihannya adalah: Mudah menyesuaikan kondisi lingkungan.

    Kelemahannya adalah: Membutuhkan banyak ruang.

    d. Organisasi cluster

    Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan

    peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap

    ruang lainnya.

    Kelebihannya adalah:

    Organisasi cluster dapat menerima ruang yang berlainan ukuran

    bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu sama lainnya

    berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau

    menurut sumbunya.

    Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan

    pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi karakternya, karena

    polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku.

  • 46

    Kelemahannya adalah :

    Tidak adanya tempat utama yang terkandung di dalam pola

    organisasi cluster signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada

    ukuran, bentuk atau orientasi di dalam polanya.

    e. Organisasi grid

    Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang

    dimana posi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur

    oleh pola grid tiga dimensi atau dengan bidang.

    Kelebihannya adalah:

    Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama walau

    berbeda dalam hal ukuran, bentuk, fungsi.

    Suatu grid dapat juga mengalami perubahan bentuk yang lain

    dengan cara pengurangan, penambahan kepadatan atau dibuat

    berlapis dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap

    dipertahankan oleh kemampuan mengorganisir ruang.

    Kelemahannya adalah:

    Dalam aspek bentuk, posisi, hubungan antar ruang semua

    diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak

    fleksibel (Ching, 1996 : 205-239).

    2. Pola Sirkulasi

    Penentuan ruangan dilakukan berdasarkan kegiatan pelayanan

    perpustakaan tersebut. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan

    ditinjau dari segi penggunaan ruangan:

    a. Ruangan-ruangan yang khusus untuk petugas-petugas perpustakaan

    dimana pengunjung yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan

    masuk.

  • 47

    b. Ruangan-ruangan yang boleh dimasuki atau digunakan oleh

    pengunjung.

    Sirkulasi mengarahkan dan membimbing perjalanan atau tapak

    yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada

    pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan

    tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri

    (Suptandar, 1999: 114 ).

    a. Unsur-unsur sistem sirkulasi

    Pencapaian bangunan dapat dibagi menjadi:

    1) Pencapaian langsung

    Yaitu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat

    melalui sebuah jalan segaris dengan sumbu bangunan. Secara

    visual mempunyai tujuan pengakhiran yang jelas.

    2) Pencapaian tersamar

    Yaitu pencapaian yang secara samar-samar mempertinggi

    perspektif dan bentuk suatu bangunan. Jalur dapat berubah-ubah

    sesuai urutan pencapaian.

    3) Pencapaian berputar

    Yaitu berupa sebuah jalan berputar dan memperpanjang

    pencapaian, mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan

    ketika bergerak mengelilinginya.

    b. Jalan masuk ke dalam ruangan

    Merupakan proses memasuki sebuah bangunan yang akan

    melibatkan kegiatan menembus suatu bidang vertikal yang

    membedakan satu ruang dari ruang lainnya. Menurut bentuknya,

    pintu-pintu masuk dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori

    berikut:

    1) Pintu masuk rata

    Mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika

    diinginkan dapat juga sengaja dibuat tersamar.

  • 48

    2) Pintu masuk menjorok keluar

    Membentuk sebuah transisi ruang, menunjukkan fungsinya

    sebagai pendekatan dan memberikan perlindungan di atasnya.

    3) Pintu masuk menjorok ke dalam

    Memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang

    eksterior menjadi bagian dalam bangunan.

    c. Konfigurasi alur gerak atau pola sirkulasi

    1) Sirkulasi linier

    Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang sinambung

    pada satu arah atau lebih. Merupakan alur sirkulasi yang lurus,

    namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen,

    memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop).

    2) Sirkulasi grid

    Mempunyai karakteristik yang dapat memungkinkan

    gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas

    dua set jalur sejajar yang berpotongan.

    3) Sirkulasi radial

    Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik

    pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang

    titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.

  • 49

    4) Sirkulasi organik

    Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang-

    kadang dengan mengorbankan fungsi atau logika dari sistem

    tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya oleh pengguna.

    5) Sirkulasi network

    Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan

    yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan.

    3. Furniture

    Perpustakaan perlu dan harusnya memberikan fasilitas

    perpustakaan seperti perabot dan perlengkapan demi kelancaran

    kegiatan perpustakaan. Penambahan beberapa jenis perabot dan

    perlengkapan ditujukan untuk layanan agar pengunjung dan pemakai

    jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan

    dengan mudah dan cepat.

    Dalam buku perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman

    (1994:129) dinyatakan bahwa Perabot adalah barang yang diperlukan

    didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsinya.

    Dalam buku Pepustakaan Tinggi : Buku Pedoman (2004:18)

    dinyatakan bahwa: Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan

    fisik yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang

    fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan,

    berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain.

    Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman

    (2004:141) dinyatakan bahwa: Perlengkapan adalah perangkat atau

  • 50

    benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan

    pelayanan seperti Mesin fotokopi, Komputer, LCD proyektor, VCD

    player, Pesawat telepon dan faksimili, Pengaman bahan pustaka, Mesin

    potong dan lain-lain

    Perpustakaan pada umumnya memiliki perlengkapan dan

    perabot khusus untuk menunjang penyimpanan koleksi. Beberapa

    perlengkapan dan perabot tersebut antara lain rak buku dan label

    penomorannya / label holder, rak surat kabar, rak majalah, kabinet atau

    komputer katalog, bangku / stool, meja dan kursi, meja peminjaman /

    sirkulasi, dan lainnya sesuai kebutuhan perpustakaan. Terdapat

    beberapa standar untuk perlengkapan dan perabot perpustakaan seperti

    pada :

    a. Rak buku

    Berukuran tinggi 8 kaki (244 cm)

    Papan harus bisa digeser atau dinaik-turunkan

    Lebar papan 8-10 inch (20-25 cm)

    Lebar rak 3 kaki - 1 meter (91-100 cm)

    Kapasitas lemari adalah 150 buku untuk dua sisi atau 75 buku untuk

    satu sisi.

    b. Tata letak perabot perpustakaan

    Perabot yang telah dipersiapkan untuk setiap ruangan

    perpustakaan harus ditata sedemikian rupa sehingga:

    1) Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksanaan

    kerja disetiap ruangan dan antar ruang.

    2) Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik.

    3) Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai

    perpustakaan maupun pelaksanaan kerja.

    4) Adapun efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional,

    1992:175)

    Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    perpustakaan sangat membutuhkan seorang desain interior yang

    diharapkan dapat menata ruang-ruang di perpustakaan, sehingga tata

  • 51

    letak perabot dalam ruangan dapat dimanfaatkan secara efektif oleh

    penggunanya.

    4. Warna

    Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan

    umum pada sebuah ruangan perpustakaan. Pengguanaan warna pada

    perpustakaan umum harus dapat memberikan perasaan menyenangkan

    bagi pengguna (Atmodiwirjo dan Yatmo, 2009). Efek psikologis warna

    biasanya menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam memilih

    warna untuk perpustakaan. Umumnya, biru, hijau, dan ungu dianggap

    keren, warna tenang sementara merah, kuning, dan orange dianggap

    hangat, aktif, merangsang warna. Warna-warna netral yang dianggap

    memiliki dampak psikologis yang kurang dan konten kurang emosional

    (Brown, 2002).

    Sebagai warna api dan darah, merah memiliki implikasi

    psikologis panas dan intensitas yang mengarah ke hubungan dengan

    bahaya. Dalam desain perpustakaan, merah terang jarang digunakan

    sebagai warna utama, namun, mereka kadang-kadang digunakan di

    daerah anak-anak dalam kombinasi dengan warna-warna primer lainnya

    (kuning dan biru), atau di daerah dewasa sebagai warna aksen. Kuning

    yang lebih sering digunakan daripada merah, karena kuning dianggap

    lebih sedikit memiliki implikasi agresif. Seperti merah terang, kuning

    sering digunakan di daerah-daerah anak-anak (Brown, 2002).

    5. Elemen Pembentuk Ruang

    Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:

    a. Lantai

    Apabila perpustakaan terdiri dari lebih dari satu lantai maka

    terdapat pertimbangan pertimbangan khusus yang perlu

    diperhatikan khusunya dalam hubungan kedekatan antar

    departemen/ruang perpustakaan. Contoh faktor yang perlu

    diperhatikan yaitu:

    1) Lantai yang sama dengan pintu masuk utama

    Area eksebisi/pameran

  • 52

    Kontrol peminjaman

    Bagian perpustakaan peminjaman dewasa

    Perpustakaan anak

    Ruang jas/mantel (penitipan barang)

    Ruang terbitan periodic

    Lantai yang sama dengan pintu masuk barang

    Area bongkar muat (harus dalam level/tingkat yang sama)

    Area pencapaian

    Tempat penjilidan

    Ruang kerja

    2) Lantai yang sama dengan perpustakaan peminjaman dewasa

    Ruang kerja

    Bagian penyimpanan

    Perpustakaan anak

    3) Lantai yang sama dengan perpustakaan referensi umum

    Bagian sejarah lokal/daerah

    Bagian perpustakaan teknik

    Penyimpanan tertutup (jika tidak dalam satu tingkat maka

    dibutuhkan lift barang)

    b. Dinding

    Salah satu dari sifat-sifat untuk perpustakaan dewasa dan

    anak adalah daerah dewasa dan anak harus menyediakan beberapa

    stimulasi visual untuk membuat lingkungan yang menarik (Brown,

    2002). Oleh karena itu pemberian wall art pada dinding ruang anak

    dirasa salah satu contoh untuk menarik minat anak.

    c. Langit-langit (ceiling)

    Menentukan tinggi langit-langit yang cocok bagi gedung

    perpustakaan menyangkut faktor yang beraneka ragam, seperti:

    pengaturan hawa, penyebaran cahaya lampu buatan, fungsi ruang,

    keindahan, reaksi psikologis pemakai, dan biaya. Perlu adanya

    jarak antara tinggi langit-langit dengan tinggi rak buku, agar udara

    dapat beredar secara baik dan penyebaran cahaya buatan dapat

  • 53

    menyebar secara merata. Tinggi langit-langit juga berpengaruh

    pada kenyamanan pembaca dan psikologis pembaca.

    Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh pada

    sistem aliran udara yang akan menyebabkan udara terasa

    panas.

    Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh juga pada

    sistem pencahayaan, jarak lampu yang terlalu rendah akan

    mengurangi kenyamanan membaca karena silau.

    Dari segi psikologis, langit-langit yang terlalu rendah akan

    terasa menekan (Poole, 1981).

    6. Interior System

    a. Sistem penghawaan (Thermal system)

    Bangunan perpustakaan mempunyai sistem ventilasi yang

    berbeda-beda namun pada umumnya perpustakaan di Indonesia

    menggunakan sistem ventilasi yang dapat dibagi menjadi dua bagian

    antara lain:

    1) Ventilasi pasif

    Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan

    pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan

    pertimbangan kondisi angin tempat bangunan perpustakaaan

    tersebut akan dibangun. Arah angin, kecepatan angin, area yang

    terbuka dan jenis vegetasi di sekeliling bangunan dan tinggi

    bangunan akan sangat mempengaruhi ventilasi didalam

    bangunan. Konsep perencanaan dengan ventilasi pasif yang

    terbaik adalah dengan sistem ventilasi silang. Beberapa hal yang

    diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi

    pasif adalah sebagai berikut:

    a) Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada

    sisi dinding yang berhadapan.

    b) Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan

    arah angin.

  • 54

    c) Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan

    persyaratan dan fasilitas ruang.

    Persyaratan dan fasilitas ruang dengan luas ruang,

    sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang yang bersangkutan.

    Penentuan letak lubang ventilasi perlu diperhatikan agar kondisi

    ruang mempunyai tingkat kelembaban (relative humidity) yang

    rendah sehingga keamanan koleksi buku dan pustaka yang lain

    dapat terjamin (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman,

    1994:130).

    2) Ventilasi aktif

    Walaupun ventilasi pasif mungkin dianggap telah

    mencukupi, namun sebaiknya bangunan perpustakaan dapat

    direncanakan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau

    sistem penghawaan buatan (air conditioning). Dasar pemikiran

    sistem ventilasi aktif ini adalah untuk menjaga agar kondisi

    temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan stabil sehingga

    koleksi perpustakaan terjamin keawetannya. Jika pemasangan

    penghawaaan buatan tidak dapat menjangkau keseluruhan

    ruang. Ruang yang perlu dijaga kondisinya adalah sebagai

    berikut:

    a) Area penyimpanan-pengguna multimedia.

    b) Area koleksi buku langka.

    c) Area koleksi buku .

    d) Ruang baca.

    e) Ruang kerja pustakawan.

    Perencanaan ruang yang temperatur dan kelembabanya

    harus selalu terjaga haruslah memperhatikan hal berikut:

    Efisiensi volume ruang sehingga penggunaan energi dapat

    dihemat.

    Pemilihan sistem pengkondisian yang bertujuan agar

    diperoleh beban pendingin minimal.

  • 55

    Tingkat pengkondisian ruang yang diinginkan ialah sebagai

    berikut:

    Temperatur 22-24 (untuk ruang koleksi buku,ruang baca,dan

    ruang kerja) 20 (untuk ruang komputer).

    Kelembaban 45-55%.

    b. Sistem pencahayan (Lighting system)

    Tujuan utama pencahayaan dalam perpustakaan adalah

    untuk meningkatkan fungsi perpustakaan, karena pencahayaan

    merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah gedung atau

    bangunan termasuk perpustakaan. Faktor yang menentukan berhasil

    tidaknya perencanaan pencahayaan di dalam ruangan tergantung

    dari kondisi bangunan itu sendiri. Penerangan yang baik di

    perpustakaan adalah penerangan yang tidak menyebabkan

    terjadinya penurunan gairah membaca dan tidak membuat silau

    (Lasa, 2005: 170). Menurut Lasa (2005:56) cahaya yang masuk ke

    dalam ruangan ada dua macam, yaitu:

    1) Cahaya alami

    Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kelemahan

    dari penggunaan cahaya alami.

    a) Keuntungan cahaya alam menurut Satwiko (2005: 86)

    Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui.

    Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya.

    Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan

    karena memiliki daya panas dan kimiawi yang

    diperlukan bagi makluk hidup di bumi.

    Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang

    berbeda, bahkan kadang-kadang sangat memuaskan.

    b) Kelemahan cahaya alam menurut Lasa (2005: 170)

    Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu

    berubah karena dipengaruhi oleh waktu dan cuaca.

    Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia.

  • 56

    Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak

    benda-benda di dalam ruang perpustakaan. Apabila

    terkena matahari secara langsung kertas akan segera

    lapuk, tulisannya memudar, dan warnanya menjadi

    kuning kecoklatan.

    Perubahan kekuatan yang besar dari terang ke gelap dan

    sebaliknya, kurang memenuhi kebutuhan pembaca,

    karena mata sangat peka terhadap perubahan tersebut.

    Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau

    membutuhkan biaya tambahan yang cukup tinggi.

    2) Cahaya buatan

    Dasar pemikiran untuk konsep perancangan sistem

    penerangan pencahayaan adalah pemenuhan tingkat intensitas

    terang yang memenuhi syarat untuk tiap-tiap ruang. Intensitas

    terang menurut buku Departemen Pendidikan Nasional (2005:

    131) tidak sama antara satu dengan yang lainnya, seperti

    terdapat dalam table berikut:

    Tabel 2.3 Kebutuhan intensitas cahaya tiap ruang Perpustakaan

    No Ruang/area Intensitas Kebutuhan Cahaya

    1. Areal baca (majalah dan surat

    kabar)

    200 lumen

    2. Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen

    3. Meja baca (ruang baca

    perujukan)

    600 lumen

    4. Areal sirkulasi 600 lumen

    5. Areal pengolahan 400 lumen

    6. Areal akses tertutup 100 lumen

    7. Areal koleksi tertutup 200 lumen

    8. Areal kerja 400 lumen

    9. Areal pandang dengar 100 lumen

    Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2005

  • 57

    a) Keuntungan menggunakan cahaya buatan:

    Cahaya buatan dapat dikendalikan, dalam arti bahwa

    kekuatan pencahayaan yang dihasilkan dari lampu

    dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

    Cahaya buatan tidak dipengaruhi oleh kondisi alam.

    Cahaya buatan tidak merusak koleksi baik buku

    maupun audio visual.

    Penataan lampu yang baik dapat menimbulkan kesan

    artistik bagi perpustakaan.

    Arah jatuhnya cahaya dapat diatur, sehingga tidak

    menimbulkan silau bagi pengguna yang sedang

    membaca atau menulis (Lasa, 2005: 171).

    b) Kelemahan penggunaan cahaya buatan:

    Cahaya buatan memerlukan biaya yang relatif besar

    karena dipengaruhi oleh sumber tenaga listrik.

    Cahaya buatan kurang baik bagi kesehatan manusia

    jika digunakan terus menerus di ruang tertutup tanpa

    dukungan cahaya alami.

    Jika salah dalam pemilihan lampu dan kekuatannya,

    bisa merusak koleksi (koleksi akan lapuk, tulisan dan

    warna memudar), untuk itu diperlukan biaya tambahan

    lagi untuk penggunaan filter (Lasa, 2005: 172).

    c. Akustik

    Hal yang perlu diperhatikan dalam aspek akustik

    perancangan bangunan perpustakaan adalah sebagai berikut :

    Mengurangi secara optimal gangguan suara dari luar dengan

    menerapkan sistem pemilihan bangunan dan rancangan sisi luar

    bangunan, baik rancangan bentuk maupun bahan bangunan.

    Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi suara untuk

    lantai, langit-langit, dan dinding, pada ruangan yang dianggap

    menjadi sumber suara dan pada ruang yang memerlukan

    intensitas yang rendah.