BAB II Hubungan Tanah * Tanaman
Transcript of BAB II Hubungan Tanah * Tanaman
![Page 1: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/1.jpg)
Hubungan Tanah – Tanaman
1. Tanah sebagai media bertanam2. Bentuk hara dalam tanah3. Kuantitas dan intensitas hara4. Gerakan hara dalam tanah5. Mekanisme penyerapan hara oleh akar6. Faktor penentu pertumbuhan tanaman7. Kurva pertumbuhan tanaman
1
![Page 2: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/2.jpg)
Tanah sebagai media bertanam Soil is the medium wich supports the growth of plants. It provides mechanical supports, the water and oxygen supplay to plant roots as well as the plant nutrients.
Bab 2. 12 September 2006 2
![Page 3: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/3.jpg)
Pertanian
Interaksi:ManusiaTanamanTanah (lingkungan)
Bab 2. 12 September 2006 3
![Page 4: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/4.jpg)
Tanaman
Hidup : Materi – Energi – NyawaTumbuh : pertambahan fisikBerkembang : bekerjanya fungsi
Bab 2. 12 September 2006 4
![Page 5: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/5.jpg)
Fokus tanah:Indonesia negara agraris
petani atau buruh tani dengan kepemilikan lahan sempit Iklim tropika:
CH tinggi, kelembaban tinggi, temperatur hangat, perkembangan tanah intensif.
Bab 2. 12 September 2006 5
![Page 6: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/6.jpg)
BENTUK HARA TANAHJika tanah digambarkan selaku sistem, maka dapat dipilahkan adanya komponen masukan dan komponen keluaran. Di dalam tanah unsur hara memiliki berbagai bentuk dan kelincahan untuk bergerak. Hara dapat mengalami alih rupa dan alih tempat.
Bab 2. 12 September 2006 6
![Page 7: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/7.jpg)
Sumber hara (1) Perombakan bahan organik tanah. Pelapukan mineral tanah. Pemupukan. Pembenah organik: rabuk, kompos, biosolid. Penambatan N : legum.
Bab 2. 12 September 2006 7
![Page 8: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/8.jpg)
Sumber hara (2)Batuan: batuan fosfat, greensand.Buangan industri: kapur, gipsum.Pengendapan udara: N, S.Pengendapan air: sedimen, erosi, banjir.
Bab 2. 12 September 2006 8
![Page 9: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/9.jpg)
Pangkalan hara (1)Larutan tanah: bentuk hara terlarut dalam lengas tanah dan sifatnya tersedia segera untuk diserap oleh akar bagi tanaman.Bahan organik: selalu mengalami proses perombakan dan oleh karena itu akan melepaskan hara.
Bab 2. 12 September 2006 9
![Page 10: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/10.jpg)
Pangkalan hara (2)Organisme tanah: hara diambil untuk metabolisme atau menjadi komponen penyusun tubuhnya, sehingga mengalami imobilisasi sementara.Mineral tanah: hara yang berada dalam pangkalan ini memeiliki sifat antara cukup terlarut sampai sedikit terlarut.
Bab 2. 12 September 2006 10
![Page 11: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/11.jpg)
Pangkalan hara (3)Permukaan jerapan: hara dipegang permukaan tanah oleh berbagai mekanisme, berkisar antara cepat tersedia sampai sangat lambat tersedia.Pertukaran kation: tipe yang sangat penting dari jerapan permukaan tanah.
Bab 2. 12 September 2006 11
![Page 12: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB 2
Hubungan Tanah – Tanaman Tanah sebagai media bertanam Bentuk hara dalam tanah Kuantitas dan intensitas hara Gerakan hara dalam tanah: difusi, aliran
masa,pertukaran Mekanisme penyerapan hara oleh akar Faktor penentu pertumbuhan tanaman Kurva pertumbuhan tanaman
Bab 2. 12 September 2006 12
![Page 13: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/13.jpg)
Tanah sebagai media bertanam Tiga fase penyusun tanah yaitu: fase padat, cair
dan gas mempengaruhi pasokan hara untuk tanaman
Fase padat cadangan (reservoir) hara yang utama. Partikel anorganik mengandung kation seperti K, Na, Ca. Mg, Fe, Mn, Zn dan Cu, sedang partikel organik adalah sumber utama N, dan sebagian P dan S.
Fase cair yaitu larutan tanah, berperan dalam transport hara dalam bentuk ion ke arah akar tanaman. Bersamaan dengan transport hara, di dalam larutan tanah juga terkandung O2 dan CO2.
Fase gas media pertukaran gas antara akar tanaman dan organisme tanah (bakteri, fungi dan hewan) dengan atmosfer sehingga mendapatkan O2 dan melepas CO2 hasil respirasi.Bab 2. 12 September 2006 13
![Page 14: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/14.jpg)
Tanah sebagai media bertanam Tiga fase penyusun tanah yaitu: fase padat, cair
dan gas mempengaruhi pasokan hara untuk tanaman
Fase padat cadangan (reservoir) hara yang utama. Partikel anorganik mengandung kation seperti K, Na, Ca. Mg, Fe, Mn, Zn dan Cu, sedang partikel organik adalah sumber utama N, dan sebagian P dan S.
Fase cair yaitu larutan tanah, berperan dalam transport hara dalam bentuk ion ke arah akar tanaman. Bersamaan dengan transport hara, di dalam larutan tanah juga terkandung O2 dan CO2.
Fase gas media pertukaran gas antara akar tanaman dan organisme tanah (bakteri, fungi dan hewan) dengan atmosfer sehingga mendapatkan O2 dan melepas CO2 hasil respirasi.Bab 2. 12 September 2006 14
![Page 15: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/15.jpg)
Berbagai macam komponen tanah yang mempengaruhi konsentrasi hara dalam larutan tanah
15
LARUTAN TANAH
Nutrient uptake
Solid
mineral
s
RainfallEvaporationDrainage
Surface
exchangeSo
il air1
2
3
4
5
6
SOM
![Page 16: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/16.jpg)
(1) plant nutrients (cation and anion) are adsorbed from soil solution, and release ions (H+, OH-, HCO3-) back to the soil solution
(2) Ions adsorbed to the surface of soil minerals desorb from these surfaces to resupply the soil solution.
(3) Soils also contain minerals that can dissolve to resupply the soil solution. Ions are adsorbed to mineral surfaces (2) or precipitated as solid minerals
(4) Enviromental factors and human activities (such as fertilization)
(5) Soil organic matter decomposition releases ions to the soil solution or immobilization of the ions released
(6) Plant root and soil organisms utilize O2 and respire CO2 through metabolic activity 16
![Page 17: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/17.jpg)
17
![Page 18: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/18.jpg)
Kuantitas – Intensitas Hara Buffer Capacity (BC) merupakan
kemampuan tanah untuk menyediakan kembali ion ke dalam larutan tanah
BC meliputi semua komponen padatan tanah dalam sistem tanah, yaitu kation dan anion dalam fase padat mineral tanah, teradsorpsi dalam situs pertukaran tanah, dan dalam bahan organik tanah
Contoh:H+ yang dinetralkan oleh pengapuranK+ yang diserap oleh tanamanH2PO4
2-
18
![Page 19: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/19.jpg)
Kuantitas dan intensitas hara Soil buffering capacity (daya sangga tanah) kemampuan tanah untuk mempertahankan
kadar hara dalam larutan tanah, atau kapasitas fasa padatan untuk mengisi
kembali (replenishment) hara dalam larutan yang diserap oleh akar tanaman.
19
![Page 20: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/20.jpg)
Daya Sangga Tanah/Soil Buffering Capacity
Ketersediaan Hara Tanaman tidak melulu bergantung kepada konsentrasi hara di dalam larutan tanah, tetapi penting juga memperhatikan kapasitas tanah untuk menjaga konsentrasi hara di dalam larutan tanah
Buffering Capacity (BC) adalah kemampuan tanah untuk memasok ion kembali (resupply) ke dalam larutan tanah. Semua komponen padatan tanah mempunyai BC
20
![Page 21: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/21.jpg)
Sebagai contoh, jika ion H+ di dalam larutan tanah dinetralkan oleh pengapuran, sejumlah ion H+ lainnya akan terlepaskan dari situs pertukaran tanah. Jadi pH larutan tanah akan terbuffer (tersangga) oleh H+ tertukar tadi, dan pH larutan tanah tidak akan meningkat hingga jumlah H+ tertukar secara signifikan mengalami netralisasi
Demikian juga jika akar tanaman menyerap hara misalnya K+ dari larutan tanah, maka sejumlah K+ dari kompleks pertukaran akan terlepaskan untuk menukar hara K+ yang diserep oleh tanaman.
21
![Page 22: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/22.jpg)
BC = Q/I Q = faktor kapasitas, meliputi ion yang terjerap dan mineral yang melarutkan secara cepat untuk memasok hara diatas kebutuhan satu musim tanam.I = faktor intensitas, perubahan konsentrasi hara dalam larutan.penyerapan oleh tanaman I (menurunkan konsentrasi dalam larutan).Q yang tinggi menjaga konsentrasi hara dalam larutan, I neto menjadi kecil.Q rendah tidak mampu menjaga konsentrasi hara dalam larutan, I neto menjadi besar
22
![Page 23: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/23.jpg)
Kuantitas – Intensitas Hara BC tanah = ∆Q / ∆I∆Q = konsentrasi ion yang
teradsorbsi oleh fase padat tanah
∆I = konsentrasi ion dalam larutan tanah
BC a > BCb karena slope A lebih tajam dari slope B
23
Jadi peningkatan konsentrasi ion yang teradsorbsi meningkatkan konsentrasi larutan pada tanah B lebih banyak daripada tanah A
Atau penurunan konsentrasi ion di dalam larutan oleh serapan tanaman menurunkan jumlah ion di dalam larutan tanah A lebih rendah daripada B
![Page 24: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/24.jpg)
BC tanah dapat meningkat dengan meningkatnya KPK, kandungan BOT, dan kandungan lempung di dalam tanah.
Contoh : BC tanah lempung montmorilonit + kandungan BOT)tinggi >> tanah lempung kaolonit + kandungan BOT rendah.
Karena KPK tanah meningkat jika kandungan lempung tanah meningkat, maka tanah dengan tekstur halus akan mempunyai BC yang lebih tinggi daripada tanah dengan tekstur kasar
Jika K+ tertukar berkurang (misalnya akibat serapan oleh tanaman), maka kapasitas tanah untuk menyangga K+ dalam larutan tanah berkurang, dengan demikian telah terjadi kekahatan (deficiency) K+, sehingga diperlukan pupuk K untuk mengatasi kekahatan K tersebut.
24
![Page 25: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/25.jpg)
25
![Page 26: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/26.jpg)
Gerakan hara dalam tanah
Ion di dalam tanah tanah akan bergerak menuju permukaan akar dengan mekanisme berikut: root interception, mass flow atau diffusion.
26
![Page 27: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/27.jpg)
Intersepsi akar
Akar tumbuh menembus tanah, bersinggungan dengan permukaan partikel tanah, permukaan akar bersinggungan dengan ion hara yang terjerap, kemudian terjadi pertukaran secara langsung (contact exchange).
27
![Page 28: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/28.jpg)
Meskipun angkanya kecil, tetapi sumbangannya penting agar hara mencapai akar.
Hal ini nampak jelas terutama bagi hara dengan kadar tinggi dalam tanah misalnya Ca dan Mg, atau hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi tanaman seperti Zn dan Mn dan hara mikro lainnya.
28
![Page 29: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/29.jpg)
Proses intersepsi
[rambut akar] H+ dengan K+ [lempung/BO] pertukaran [rambut akar] K+ dengan H+ [lempung/BO]
29
![Page 30: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/30.jpg)
Hal ini terjadi karena akar juga memiliki KPK yang berumber dari gugus karboksil (seperti dalam bahan organik): COOH COO- + H+. KPK akar pada monokotil : 10 - 30 meq / 100 g dengan sifat kation monovalen lebih cepat diserapKPK akar dikotil : 40 - 100 meq / 100 g dengan sifat kation divalen lebih cepat diserap.
30
Species CEC meq/100 g Dry Root
Wheat 23
Corn 29
Bean 54
Tomato 62
KPK akar oleh karena adanya gugus COOH (70 -90 % KPK akar)
![Page 31: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/31.jpg)
Aliran masa (mass flow)
Hara terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman, aliran air dipengaruhi oleh transpirasi, evaporasi dan perkolasi. Jumlahnya proporsional dengan laju aliran (volume air yang ditranspirasikan) dan kadar hara dalam larutan tanah.
31
![Page 32: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/32.jpg)
Faktor yang mempengaruhi aliran masa: kadar lengas tanah: tanah yang kering tidak
ada gerakan hara, temperatur: temperatur yang rendah
mengurangi transpirasi dan evaporasi, ukuran sistem perakaran: mempengaruhi
serapan air. Pengaruh kerapatan akar terhadap pasokan
hara oleh aliran masa lebih ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan difusi.
32
![Page 33: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/33.jpg)
Difusi (diffusion)Ion bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah yang lebih rendah kadar haranya. Kadar hara di permukaan akar lebih rendah dibandingkan kadar hara tersebut larutan tanah di sekitar akar. Ion bergerak menuju permukaan akar.Mekanisme ini sangat penting bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah. Terutama untuk memasok hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.
33
![Page 34: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/34.jpg)
Jarak difusi hara sangatlah pendek yaitu: 1 cm untuk N, K ~ 0,2 cm, sedangkan P ~ 0,02 cm.
Ukuran dan kerapatan akar sangat mempengaruhi pasokan hara oleh mekanisme difusi. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam penempatan pupuk.
Rata-rata jarak antar akar jagung pada 15 cm tanah permukaan adalah 0,7 cm, sehingga hara memerlukan setengah dari jarak tersebut untuk berdifusi atau 0,35 cm sebelum mencapai posisi yang siap diserap akar tanaman jagung
34
![Page 35: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/35.jpg)
Mass flow mensuplai kelebihan Ca2+, Mg2+, beberapa unsur hara mikro dan sebagian besar hara terlarut seperti NO3
-, Cl- dan SO42-.
Proses mass flow dan difusi sangat penting di dalam pengelolaan hara tanaman. Tanah yang mempunyai laju difusi yang rendah akibat BC yang tinggi, kandungan lengas yang rendah, atau kandungan lempung yang tinggi membutuhkan aplikasi hara immobile dekat tanaman untuk memaksimalkan ketersediaan hara dan serapan hara oleh tanaman.
35
![Page 36: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/36.jpg)
Jones, B. 2003. Agronomic Handbook36
![Page 37: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/37.jpg)
Jones, B. 2003. Agronomic Handbook
37
![Page 38: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/38.jpg)
Intersepsi akar dapat ditingkatkan dengan mikoriza yang merupakan asosiasi simbiotik antara fungi dan akar tanaman. Mikoriza memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap tanaman jika tumbuh dalam lingkungan yang tidak subur. Infeksi mikoriza juga meningkat dalam keadaan pH tanah agak masam, kandungan P yang rendah, N yang berlebih dan suhu tanah rendah. Benanh hipha dari mikoriza bertindak sebagai ekstensi sistem perakaran tanaman, yang menghasilkan kontak yang lebih luas dengan permukaan tanah.
38
![Page 39: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/39.jpg)
http://sdhydroponics.com/resources/articles/gardening/inoculate-with-mycorrhizae-for-successful-gardening39
Mycorrhizae live on the roots of plants and form a symbiotic relationship.They extend microscopic straw-like filaments called “hyphae” into the soil where they extract, transport, and dramatically increase a host plant’s supply of nutrients and moisture. Pockets of nutrients and water in the soil which were once unreachable by standard root systems are now made accessible through the “super-mining” effects which mycorrhiza gifts to your plants.
![Page 40: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/40.jpg)
Mikoriza arbuscular adalah salah satu mikoriza penting yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Tangadurai et al . (Eds). 2010. Mycorrhizal Biotechnology 40
![Page 41: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/41.jpg)
PERTUMBUHAN TANAMAN
Ditentukan oleh: Faktor genetik Faktor lingkungan
![Page 42: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/42.jpg)
Genetik:
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih banyak dibandingkan tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara. Jika ditanam pada tanah yang memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen akan lebih rendah dibandingkan tanaman biasa.
![Page 43: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/43.jpg)
Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi, karena pada tanah yang tidak subur dapat ditambahkan pupuk.
Meski demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya: tahan terhadap pH rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap kekeringan.
![Page 44: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/44.jpg)
Lingkungan:Temperatur : merupakan ukuran intentitas panas. Kisaran temperatur secara umum
untuk makluk hidup: -35 0C – +75 0C; Tanaman pertanian : 25 – 40 0C.
Temperatur ini mempengaruhi: fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, penyerapan air dan hara, transpirasi, aktivitas ensim dan koagulasi protein.
![Page 45: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/45.jpg)
Lengas tanah : kadarnya dalam tanah bervariasi :
jenuh air (saturated) - kapasitas lapangan (field capacity) - layu permanen (wilting point).
Fungsi lengas antara lain sebagai : pelarut, media transportasi, bahan dasar H2O.
![Page 46: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/46.jpg)
Sinar matahari: aspek yang terkait dengan pertumbuhan adalah: proses fotosintesis, lama penyinaran dan periode tumbuh.
![Page 47: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/47.jpg)
Udara: diperlukan untuk respirasi dan sebagai bahan dasar CO2 dalam proses fotosintesis.
Struktur tanah : mempengaruhi ruang tumbuh akar dan imbangan udara-lengas.
Reaksi tanah: berkaitan dengan ketersediaan hara, unsur meracun dan kehidupan mikrobia.
![Page 48: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/48.jpg)
Biotik: antagonisme atau sinergisme, jasad pengganggu: hama, penyakit, gulma
Penyediaan hara: mineral, tekstur, struktur, pH, bahan organik tanah, pemupukan, pengolahan tanah. Perakaran tanaman dapat dangkal, dalam, atau menyebar.
Senyawa penghambat pertumbuhan: adanya limbah atau bahan beracun.
![Page 49: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/49.jpg)
49
![Page 50: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/50.jpg)
Kurva Pertumbuhan
Law of the mininum (perbaikan kondisi untuk pertumbuhan tanaman dengan merubah satu faktor tidak akan berpengaruh jika faktor lainnya membatasi) diadopsi oleh Justus von Liebig untuk produksi tanaman
Diminishing Respons Curve Mitscherlich Soil interactions Bray
![Page 51: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/51.jpg)
Liebig (c. 1860, German) (linear)
Y = mX + b
Y = yield m = slope - i.e. rate of yield increase, a function of the environment and nutrient; X = amount of nutrient added; b = minimum yield one would get this yield with no nutrient additions.
![Page 52: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/52.jpg)
Mitscherlich (c. 1910, German) ( Diminishing Response Curve)
dy/dx = slope - i.e. rate of yield increase, a function of the environment, the nutrient, and amount of nutrient already present. This value gets smaller as nutrient amount increases.x = amount of nutrient added; c = constant
dy/dx = (A-Y)C
log (A-Y) = log(A) – cX
A = maximum possible yield (theoretical)
Y = actual yield
![Page 53: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/53.jpg)
Bray (c. 1920, U. Illinois) (soil interactions)
dy/dx= slope - i.e. rate of yield increase. It is a function of the environment, the nutrient, and amount of nutrient already present. This value gets smaller as nutrient amount increases.
X = amount of nutrient added; c1 = constant that is for B; c = constant.
B = value explaining behavior of ‘immobile’ nutrients (e.g. K, P, Ca, Mg). The c1B term takes into account the reality that nutrients interact with soil and not all nutrients behave identically.
log (A-Y) = log(A) - c1B – cX
A = maximum possible yield (theoretical), Y = actual yield
![Page 54: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/54.jpg)
Baule (c. 1920, German) (nutrient interactions)
A = maximum possible yield (theoretical); Y = actual yield.
Baule Unit= the amount of nutrient that when added results in moving Y (yield) one-half way closer to A (maximum possible yield).
Y = A - A(1/2) # Baule Units
![Page 55: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/55.jpg)
• Practically, this equation says when one Baule Unit of a nutrient is added, then yield increases 50% of the difference between current yield and possible yield.
• If a second Baule Unit is added, then yield increase will be 1/2-way closer to the maximum possible yield, so 2 Baule Unites would result in 75% of the maximum possible yield increase.
• If a third Baule Unit of a nutrient is added, move 1/2-way closer to the maximum possible yield, or 87.5% of the maximum possible yield would result.
![Page 56: BAB II Hubungan Tanah * Tanaman](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081722/5867834b1a28abf8568b7ffc/html5/thumbnails/56.jpg)
• The advantage of baule units becomes apparent when dealing with nutrient Interactions. For example, if one knew the soil contained 2 Baule Units of N and 3 Baule Units of P, one might think sufficient N was available to get 75% of the maximum possible yield and sufficient P was available to get 87.5% of the maximum possible yield.
• Consequently, one would estimate 75% yield if only one nutrient were limiting.
• In fact, a first approximation for nutrient interactions is that one would only get 66% of the maximum possible yield because as far as the plant is concerned you have too little N and too little P.
• The 66% is calculated by multiplying the 75% from N by the 87.5% from P.