BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN ISC ASWAJA...
-
Upload
truonghanh -
Category
Documents
-
view
227 -
download
2
Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN ISC ASWAJA...
37
BAB II
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN
ISC ASWAJA LINTANG SONGO PAGERGUNUNG SITIMULYO
PIYUNGAN BANTUL
A. Letak Geografis Pondok Pesantren
Nama Ponpes : Lintang Songo (ISC Aswaja Lintang Songo)
Alamat : RT 01 Pagergunung 1, Sitimulyo, Piyungan, Bantul,
Yogyakarta
Telpon : (0274) 4353154, 085743703780, 085643073580
No.Piagam : B.07234
NSP : 5 1234 0212 069
Email : [email protected].
Website : www.lintang9.blogspot.com59
Pondok Pesantren Lintang Songo terletak di Dusun Pagergunung
Sitimulyo Piyungan Bantul Yogyakarta. Tempat pesantren ini merupakan
dusun yang letaknya strategis. Adapun batas-batasnya sebagai berikut:
Sebelah Utara : Dusun Karadenan.
Sebelah Timur : Persawahan Warga Dusun Pagergunung 1 di kaki
Pegunungan Ngelo, Srimulyo.
Sebelah Selatan : Dusun Nganyang.
Sebelah Barat : Sungai Opak dan Dusun Karanggayam.60
59 Data diambil dari dokumen profil Pondok Pesantren pada tanggal 7 Maret 2018 60 Diambil dari profil Pondok Pesantren pada tanggal 7 Maret 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
38
Pondok Pesantren Lintang Songo sebagai instansi keagamaan yang
letaknya sangat strategis di pinggir jalan, lokasi itu sangat mudah
dijangkau oleh masyarakat baik dengan jalan kaki, kendaraan roda dua,
bahkan dengan mobil sekaligus. Dengan demikian masyarakat dengan
mudah datang ke Pondok Pesantren Lintang Songo secara cepat dan aman.
Lokasi Pondok Pesantren ini, dikelilingi dengan daerah persawahan dan
perkebunan milik pesantren juga milik warga, dan juga berdekatan dengan
hutan lindung yang membuat suasana cukup mendukung dan kondusif
dalam belajar santri. Luas tanah Pondok Pesantren saat ini 1.500 M2.
Pondok Pesantren Lintang Songo dapat dikunjungi dari berbagai
arah. Apabila dari arah utara, dimulai dari jalan Wonosari kemudian
setelah mendapat perempatan sampaan belok kanan kurang lebih 10 KM.
Sampai pada dua jembatan, yang memasuki dusun Pagergunung
Sitimulyo Piyungan Bantul. Dari jembatan tersebut belok kiri, dan akan
ditemukan sebuah gapura bertuliskan Pagergunung Piyungan Bantul. Di
samping gapura tersebut, terdapat plang yang bertuliskan Pondok
Pesantren “ISC” Aswaja Lintang Songo, selanjutnya lurus ke timur ambil
arah kanan, dengan jalan sedikit menanjak dan nantinya akan ada plang
yang bertuliskan “Pondok Pesantren Lintang Songo”.61
Kondisi geografis yang demikian, menjadikan Pondok Pesantren
Lintang Songo salah satu lembaga pendidikan nonformal yang dipilih oleh
masyarakat. Pandangan masyarakat tersebut wajar karena dengan letaknya
61 Data diperoleh dari hasil observasi dalam dokumen tentang profil Madin Lintang Songo, pada tanggal 7 Maret 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
39
yang mudah diakses, lingkungan yang mendukung, serta sarana prasarana
pendidikan yang memadai dapat memaksimalkan pengaplikasian fikih
lingkungan secara maksimal sehingga mampu membentuk kesadaran
lingkungan santri dengan baik.
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Lintang Songo
Awal mula didirikannya Pondok Pesantren ini dimulai pada tahun
1991 oleh Pak Heri, panggilan akrab dari Drs. H. Heri Kuswanto M.Si bin
KH.Muhammad Zaidan, beliau pernah menjabat sebagai Ketua GP Ansor
Piyungan, Mabarrot NU DIY, KNPI Piyungan, Maarif NU Kabupaten
Bantul, anggota MUI Kabupaten Bantul dan Anggota/Pimpinan DPRD
Kabupaten Bantul dua periode (1999-2009).50
Mei 2006, oleh Professor Dr.Ir. H. San Afri Awang M.Sc, seorang
kawan dosen & Ketua Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan
UGM , bersama pak Heri melaunching nama ISC (Islamic Studies Centre)
yang kemudian oleh masyarakat disebut sebagai Pondok Pesantren yang
kemudian diberi nama Aswaja Lintang Songo, sehingga Nama lengkapnya
adalah Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.51
Tanggal 23 Desember 2006, Bapak Heri Kuswanto bersama-sama
KH Haris Gufron (PP Al Imam Wonokromo), KH. Faurozi Afiq (PP
Nurussalam Krapyak) dari RMI (Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah) dan
KH. Drs Habib Masyhur Ridlo Al Hisny mengupayakan mendirikan
50 Dokumentasi Profil Bapak Heri Kuswanto, dicatat pada tanggal 7 Maret 2018 51 Diambil dari Profil Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada tanggal 7 Maret
2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
40
gedung dan berusaha menjalin kemitraan dengan pihak lain. Salah
satunnya adalah dengan AIP (Australia-Indonesian Patrnership/kemitraan
Indonesia dan Australia). Dengan adanya kerjasama ini, pondok pesantren
kemudian disurvei oleh AIP, yang dilakukan oleh Mr. Andrew, Mr. Allan,
dan Mr. Bill sebagai perwakilan dari AIP, dan pada akhirnya dibantu
gedung senilai Rp 580.000,00 berupa 5 lokal gedung (2 ruang kelas, 1
kantor, 1 perpustakaan dan 1 dapur) berikut perabotnya serta 4 unit toilet
yang diresmikan 3 Nopember 2007 oleh Kedutaan Australia dan Bupati
Bantul.52
Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo mempunyai 13 unit kegiatan
(jahit, roti, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pembuatan
pupuk organik, pembuatan emping, pembuatan air RO (Reserve Osmosis),
kerajinan dari barang bekas, pembibitan sayur, dan budidaya jamur,
pembuatan sabun), namun ada beberapa unit yang sedang tidak
memproduksi yaitu budidaya jamur, dan pembuatan roti dikarnakan faktor
permintaan pasar dan tanaman jamur yang musiman. di tahun 2010
mendapatkan penghargaan tingkat nasional seperti : Penghargaan juara
Nasional Ketahanan Pangan diberikan penghargaan oleh Presiden SBY di
istana Negara, lalu penghargaan oleh Menteri Pertanian dan Kepala Pusat
Badan Ketahanan Pangan di Departemen Pertanian RI, serta pemenang
Nasional Ecosystem Pesantren dari Menteri Kehutanan.
52 Diambil dari Profil Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada tanggal 7 Maret
2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
41
Adapun kerjasama yang dilakukan oleh Pondok Pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo ini meliputi kerjasama dengan akademisi dari
berbagai Fakultas di UGM,UIN, UCY serta berbagai dinas dan instansi
baik di tingkat pusat, propinsi DIY dan Kabupaten Bantul sampai Muspika
Kecamatan Piyungan. Dengan demikian didirikannya Pondok Pesantren
Lintang Songo sejak awal memang dirancang sebagai pusat studi untuk
mengolah skill sebagai bekal untuk berwirausaha.53
C. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
Menjadikan Santri yang berkualitas, mandiri dan bermanfaat bagi
masyarakat.54
2. Misi
a. Mendidik santri agar mempunyai pemahamaan tentang Islam yang
mendalam
b. Mendidik santri agar mempunyai keterampilan sehingga dapat hidup
mandiri
c. Mendidik santri agar mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.55
3. Tujuan
a. Secara umum: meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
dengan jalan mendalami, mengkaji, membaca Alqurān, kitab kuning
53 Data diperoleh dari hasil observasi dalam dokumen tentang profil Pondok Pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo, pada tanggal 7 Maret 2018. 54 Data diambil dari profil PP. “ISC” Aswaja Lintang Songo pada tanggal 7 Maret 2018. 55 Data diambil dari profil PP. “ISC” Aswaja Lintang Songo pada tanggal 7 Maret 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
42
(kitab-kitab klasik) dan buku pengetahuan agama dan menjadikan
insan muslim secara utuh (kaffāh) dalam tata kehidupannya sehari-
hari.56
b. Secara khusus:
1). Memberi wadah, media, wahana bertukar ilmu untuk mengkaji,
atau transfer ilmu-ilmu agama kepada santri utamanya para
generasi muda pada tataran golden age atau usia emas, usia
cemerlang, kuat badan dan fisiknya, pemuda yang masih banyak
kesempatan, pemuda calon penerus estafet perjuangan orang tua
untuk bergabung dengan kesungguhan dan kesiapan menjadi
generasi berkualitas sholih-sholihah dengan menempa ilmu-ilmu
agama yang telah ditargetkan dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kemajuan zaman.
2). Bersama-sama meningkatkan kualitas, kiprah dan perjuangan
untuk mencapai ridho Allah, dengan lebih dari mengkaji ilmu
agama, yaitu kemungkinan-kemungkinan lain dalam berbagai
bidang usaha yang sesuai syariat Islam sehingga dapat
menyongsong dan menjalani hidup dengan tegak dan penuh
kemandirian.
3). Menyiapkan alumni sebagai kader ulama yang berjiwa ikhlas,
tangguh dan biasa berfikir serta memikirkan kemajuan agama
56 Data diambil dari profil PP. “ISC” Aswaja Lintang Songo pada tanggal 7 Maret 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
43
dengan syiar dan melestarikan sumber hukum agama Islam
dimanapun mereka berada.57
Visi, misi serta tujuan yang dipaparkan di atas salah satunya adalah
memahami Islam secara mendalam serta melestarikan sumber hukum
Islam dimanapun mereka berada tentu mampu mendidik santriwan
santriputri untuk memiliki kesadaran lingkungan dan memegang teguh
syariat dimanapun mereka berada.
D. Struktur Organisasi
Gambar I
SUSUNAN KEPENGURUSAN
PONDOK PESANTREN ISC ASWAJA LINTANG SONGO
PAGERGUNUNG 1 SITIMULYO PIYUNGAN BANTUL.58
57 Data diambil dari profil Pondok Pesantren “ISC” Aswaja Lintang Songo. Tanggal 7
Maret 2016 58 Data diambil dari Data Madrasah Diniyah Lintang Songo pada tanggal 24 Maret 2018.
Pengawas Drs. H. Kasmad Hidayat
Ketua
Drs. KH. Heri Kuswanto, M.Si
Sekretaris Rubiman
Bendahara Dra. Hj. Siti Hidayati
Ustadz/Ustadzah
(Seksi-seksi)
Santri Putri Santri Putra
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
44
Gambar 1. Bagan Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren
Lintang Songo.
Bagan diatas menjelaskan, bahwa struktur organisasi Pondok
Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo terdiri dari pengawas, ketua,
sekertaris, bendahara, ustadz-ustadzah, santri putra dan santri putri. Bapak
khasmad Hidayat sebagai pengawas membawahi bapak Heri Kuswanto
sebagai ketua, kemudian bapak Heri Kuswanto membawahi bapak
Rubiman sebagai sekertaris, ibu siti Hidayati sebagai bendahara, ustadz-
ustadzah, santri putra dan santri putri.
E. Daftar Pengurus Pesantren
Pengawas : Drs. H. Kasmad Hidayat
Ketua : Drs. H. Heri Kuswanto M.Si
Sekretaris : Rubiman
Bendahara : Dra. Hj. Siti Hidayati
Seksi
Pertanian : Candra
Peternakan : Trianto
Kehutanan : Kardi
Perikanan/P3A : Muhammad Syifa’ UsSyarif
Koppontren : Siti Yasiroh
Madin : Dra. Hj. Isti Munawaroh
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
45
PAUD : Ayu Ashari
Poskestren : Anik Rumilah AMK
Perpustakaan : Riswan Candra
Orsos : Fendi Nugroho
Perlengkapan : Suyatmi59
Terciptanya koordinasi, komunikasi, kerjasama yang baik antar
berbagai pihak serta semangat kekeluargaan yang dibangun oleh
pengasuh, semua kegiatan di Pondok Pesantren Lintang Songo dapat
berjalan dengan baik dan mampu memberikan tauladan yang baik bagi
santri-santrinya dalam membentuk jiwa kewirausahaan.
F. Jenis ketrampilan, Sarana dan Prasarana
Berikut ini merupakan daftar jenis ketrampilan,sarana dan
prasarana Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.60
1. Jenis Ketrampilan yang ada : Menjahit
Perikanan
Kehutanan
Peternakan
Pembuatan roti
Giling tepung
Parut Kelapa
Pertanian
Pembuatan sabun
Home industry
59 Data diambil dari Data Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada tanggal 24
Maret 2018. 60 Data diambil dari dokument Pondok Pesantren pada tanggal 24 Maret 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
46
2. Musholla : Ada
3. Aula : Ada
4. Ruang Workshop : Ada
5. Ruang Belajar : Ada (5 ruang kelas)
6. Ruang Poliklinik/Pos Kesehatan/PPPK : Ada (Poskestren)
7. Tempat tinggal Kyai : Ada (Ndalem)
8. Koperasi Pondok Pesantren : Ada
9. PAUD : Ada
10. Olah raga : Bulu Tangkis,sepakbola,
footsal
11. Seni : Hadroh
12. Kajian Kitab : Ada
13. Asrama : Ada 33 (Putra dan Putri)
Jenis ketrampilan, sarana dan prasarana merupakan fasilitas
pendukung yang dapat membantu jalannya Edupreneurship di Pondok
Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.
G. Keadaan Ustaz
Ustaż sebagai pendidik dan pembimbing sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu proses ta’līmul muta’alīm atau belajar
mengajar di suatu lembaga pendidikan keagamaan khususnya Pondok
Pesantren.
Seorang ustadż biasanya direkrut dari santri-santri senior atau
santri yang telah menyelesaikan program pendidikan di Pesantren dan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
47
biasa disebut mutakhorijīn61 sebagai bentuk pengabdian atau khidmah
kepada kiai atau pengasuhnya selama beberapa tahun. Selain itu, ustaż bisa
juga direkrut dari kerabat dan sahabat kiai yang memiliki kompetensi atau
syahādah62 serta ikhlas untuk ikut membantu mengajar santri-santri.
Adapun nama-nama ustaz-ustazah yang ada di Pondok Pesantren
Lintang Songo sebagai berikut:
Tabel I
Daftar Nama Asatidz Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.63
N0 NAMA PENDIDIKAN TUGAS MENGAJAR 1 Drs. H. Heri
Kuswanto M.Si S2 IAIN-UGM Fiqih-Ibadah
2 Dra. Hj. Siti Hidayati S1IKIP Muh Aqidah –Akhlak,Hadits
3 Sabilan Anwar Pesantren/MA Tajwid,Bahasa Arab 4 Ahmad sofiyuddin S2 UGM Kaligrafi, ahlak 7 Rubiman UIN Hadroh,Hadits 8 Haidar Muttaqin IIQ An-nur Qur’an , Tajwid
Tabel diatas, menjelaskan bahwa jumlah keseluruhan asatiz ada
delapan, dan masing-masing asatiz memiliki riwayat pendidikan yang
relatif tinggi. Dengan jumlah ustaz dan ustazah yang mendukun
pembelajaran di Pesantren serta kompetensi yang dimiliki, Ustaz-ustazah
di Pondok Pesantren Lintang Songo mampu memberikan teladan yang
baik dalam membentuk santri yang berwawasan agama serta memiliki
jiwa kewirausahaan .64
61 Mutakhorijin ialah santri yang telah lulus pendidikan dalam Pesantren dan telah
dianggap mampu menjadi ustadz dalam pesantren. 62 Syahadah ialah bentuk pengakuan / persetujuan. 63 Data di ambil dari dokumen pondok pesantren 24 Maret 2018 64 Data diambil dari Data PP. ISC Aswaja Lintang Songo pada tanggal 24 Maret 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
48
H. Jadwal Kegiatan Santri
1. Jadwal kegiatan santri di Pondok Pesantren
Tabel II
Jadwal kegiatan Santri.65
HARI WAKTU PELAJARAN KETERANGA
N
Senin
Subuh Jamaah Subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar
Jamaah Asar Bantu Ngajar TPA
Semua Santri Santri senirr
Magrib Jamaah maghrib Kajian kitab Aqidah (Jawahirul Kalamiyah)
Semua santri Ust. Heri Kuswanto
Isyak Jamaah isya Kajian kitab Tajwid
Semua santri Ust. Haidar
Selasa
Subuh Jamaah subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar Jamaah asar Mengurus Sawah (pertanian) dan Kebersih
Semua santri di bimbing oleh pengasuh Pondok Pesantren
Magrib Jamaah Maghrib Kajian Kitab Durotun Nasihin
Semua santri Ust. Heri kuswanto
Isyak Jamaah Isya Kajian kitab Fathul Qorib
Semua santri Ust. Heri Kuswanto
Rabu
Subuh Jamaah subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
65 Data diambil dari dokumen Pondok Pesantren 24 Maret 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
49
Asar Jamaah Asar Bantu Ngajar TPA
Semua santri
Magrib Jamaah Magrib Hadis/ ke-Nuan
Semua santri Ust. Heri/ ust. Rubiman
Isyak Jamaan Isya Kajian kitab Taisirul Kholaq
Semua santri Ust. Sofi
Kamis
Subuh Jamaah Subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar Jamaah asar Mengurus sawah/ kebersihan
Semua santri dibimbing oleh Pengasuh
Magrib Jamaah asar Yasinan (latihan Mc, baca Quran, solawat, rois, kultum)
Koor. M Sifak diikuti seluruh santri
Isyak
Jamaah Isya Kajian kitab Akhlaqul Banin/Banat
Semua santri Ust. Anwar
Jumat Subuh Jamaah subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar Jamaah asar Mengurus sawah/kebersihan
Semua santri dibimbing oleh pengasuh pondok
Magrib Jamaah magrib Kajian kitab Ta’lim muta’alim
Semua santri Ust. Heri
Isyak Jamaah isya Kajian kitab Bidayatul Hidayah
Semua santri Ust. Anwar
Sabtu
Subuh Jamaah subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar Jamaah asar Mengurus sawah/kebun
Semua santri dibimbing oleh pengasuh
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
50
pondok Magrib Jamaah magrib Semua santri Isyak Jamaah isya Semua santri
Ahad Subuh Jamaah subuh Pesolatan dan Quran
Semua santri Santri senior
Asar Jamaah asar Mengurus sawah/kebun
Semua santri Di bimbing oleh pengasuh
Magrib Jamaah magrib Kajian kitab Mabadi
Semua santri Ust. M fendi
Isyak Jamaah Isya Barzanji
Semua santri Ustz. Diyah
Tabel di atas, menjelaskan bahwa setiap kegiatan dilakukan setelah
melakukan jemaah salat lima waktu kecuali pada salat duhur. Pada setiap
harinya, kajian al-quran yang dilakukan dengan sorogan66 selalu di
laksanakan setelah salat subuh berjemaah dengan bimbingan santri senior
sebagai ustaz dan ustazah, selanjutnya untuk jadwal kajian kitab fikih,
akhlak, tajwid dan tauhid dilakukan setelah jamaah salat magrib dan isya,
dan untuk kegiatan mengurus sawah/kebun dilakukan setiap harinya
kecuali pada hari Senin dan Rabu setelah melakukan salat asar. Untuk hari
Senin dan Rabu seterlah berjamaah shalat asar kegiatan yang dilakukan
adalah membantu mengajar TPA bagi santri senior. Dari semua kegiatan
tersebut, merupakan bagian dari Edupreneurship di Pondok pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo.
66 Sorogan adalah setoren membaca al-quran yang dilakukan oleh setiap santri dengan
ustadz
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
51
I. Keadaan Santri
Berikut ini merupakan data 33 santri Putra Putri tahun ajaran
2017/2018 Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo Piyungan,
Bantul beserta alamat asal dan jenjang pendidikannya.
Tabel III
Daftar santri putri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.67
No Nama Alamat Pendidikan
1 Ayu Azhari Lampung Tengah S1
2 Rika Nur Azizah Aceh S1
3 Laila Nuzlifah Gunungkidul SMA
4 Nuke Nindi Kania Gunungkidul S1
5 Yusra Tri Rahayu Yogyakarta S1
6 Jovanka Yogyakarta SMA
7 Ulistiyana Widi Subekti Bengkulu S1
8 Ani Rahmawati Riau SMP
9 Linsururoh Lampung S1
10 Denok Setyaningsih Bantul SMA
11 Nur Islami Yogyakarta SMA
12 Siti Nur Khofifah Yogyakarta SMA
Tabel IV
Daftar santri putra Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.68
67 Diambil dari dokumen Pondok Pesantren Lintang Songo pada 24 Maret 2018 68 Diambil dari dokumen Pondok Pesantren Lintang Songo pada 24 Maret 2018
No Nama Alamat Pendidikan
1 Fendi Susilo Bantul S1
2 Syafiq Waliyudin Ahmad Bantul S1
3 Robi Irawan Dwi Aditya Bantul MTs
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
52
Tabel diatas, menjelaskan bahwa jumlah santri putri adalah dua
belas orang, lima orang berasal dari luar pulau jawa dan tujuh orang
berasal dari Yogyakarta. Sedangkan untuk jenjang pendidikan, enam orang
sedang menempuh pendidikan S1 dan enam orang lainnya adalah SMA.
Untuk santri putra, seluruhnya berjumlah duapuluh satu yang mayoritas
berasal dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, sedangkan untuk jenjang
pendidikan yang ditempuh adalah lima orang S1, dua orang yang sudah
bekerja, lima orang menempuh jenjang SMA/SMK, dan delapan orang
menempuh jenjang SMP/MTs.
4 Bobi Irawan Dwi Aditya Bantul MTs
5 Thoyib Budi Santoso Nglenges SMK
6 Heri Tri Purwanto Kaligatuk Bekerja
7 Tri Sutrisno Prambanan SMA
8 Muhammad Fajar Sidiq Nglenges MTs
10 Fani Cahyo Nugroho Piyungan SMK
11 Tifan Desantoro Boyolali Bekerja
12 Muhammad Abdul Rouf Gunungkidul MTs
13 Tegar Saputra Kradenan MTs
14 Hadi Moekti Piyungan SMP
15 Vitok Aji Saputra Piyungan S1
16 Riswan Candra Jerapa S1
17 Muhammad Syifa’ UsSyarif Prambanan S1
18 Haris Budi Sulistyo Ngelnges MTs
19 Muslih Ahmad Payak SMK
20 Rifa’i Nur Ramadhan Ngayang SMP
21 Muhammad Yazid Jakarta SMK
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
53
BAB III
PEMBENTUKAN JIAWA KEWIRAUSAHAAN
MELALUI EDUPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN
A. Pelaksanaan Edupreneuship di Pondok Pesantren ISC Aswaja
Lintang Songo Piyungan Bantul
Eduprneurship atau pendidikan kewirausahaan pada dasarnya
adalah upaya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik,
sehingga terbentuk sikap yang mandiri, kreatif, berani mengambil risiko,
memiliki jiwa kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif,
tanggung jawab, mampu mencari peluang serta menemukan solusi dan
pantang menyerah, agar mereka siap menghadai hidup ditengah-tengah
masyarakat serta mampu mengaktualisasikan sikap tersebut kedalam dunia
usaha. Adanya Edupreneurship di Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo ini tidak lain adalah memiliki tujuan yang sama dengan apa yang
telah disebutkan di atas.
Perkembangan Edupreneurship di pondok ini dimulai sejak awal
mendirikan lembaga tersebut, Bapak K.H Heri Kuswanto selaku pendiri
dan pengasuh pondok pesantren ISC Aswaja Lintang Songo
mengungkapkan bahwa :
”Ada tiga hal yang yang menjadi pondasi berdirinya pondok
pesantren ISC Aswaja Lintang Songo yang tidak dapat dipisahkan
yang pertama adalah Agama, pengetahuan umum, dan ketrampilan
atau wirausaha (Edupreneurship).69
69
Hasil wawancara dengan pengasuh Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada
tanggal 24 Desember 2017
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
54
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa ada tiga hal yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan dan perkembangan kegiatan di pondok
tersebut yang bertujuan untuk menciptakan lulusan pondok pesantren yang
unggul dalam ilmu agama, ilmu pengetahuan umum, dan memiliki skills
atau ketrampilan yang dapat menjadi bekal di kehidupan masadepan yaitu
dengan berwirausaha.70
Tujuan tersebut diwujudkan dengan kurikulum Pondok Pesantren
ISC Aswaja Lintang Songo yang dirancang sesuai dengan prinsip awal
didirikannya pondok tersebut yaitu mencakup kegiatan-kegiatan yang
mendukung pembentukan jiwa kewirausahaan pada santri, seperti mengaji,
kewajiban piket, dan praktik wirausaha.71
Kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan bentuk dari Edupreneusrship di pondok pesantren ISC Aswaja
Lintang Songo. Untuk pendidikan umum dari pondok pesantren belum
menyediakan sekolah umum, namun pihak pengasuh yaitu bapak Heri
Kuswanto mengupayakan setiap santri pondok pesantren ini semuanya
mendapatkan pendidikan umum sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Upaya tersebut salah satunya adalah memberikan/mencarikan beasiswa
untuk santri khususnya yang tidak mampu dalam segi biaya.72
Hal ini
berdasarkan pernyataan bapak Heri:
“ ...untuk sekolah umum, dari pondok juga mengupayakan semua santri yang berumur pelajar itu sekolah semua, kami biasanya akan
mengajukan beasiswa miskin untuk mereka ke sekolah, untuk saat
70
Hasil wawancara dengan bapak Heri Kuswanto tanggal 24 Desember 2017 71
Hasil wawancara dengan bapak Heri Kuswanto tanggal 24 Desember 2017 72
Hasil wawancara dengan pengasuh Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada
tanggal 24 Desember 2017
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
55
ini kami juga membiayai 2 orang santri yang satu kuliah,dan yang
satu masih SMK.”73
Selanjutnya untuk pembelajaran keagamaan, seperti pondok
pesantren pada umumnya, pondok pesantren Lintang Songo juga mengkaji
kitab-kitab klasik yang meliputi kitab fikih, akhlak, tajwid serta tauhid.
Selain kajian tauhid, seluruh santri juga diwajibkan untuk menghafal Al-
quran. Hal ini di sampaikan oleh salah satu pengurus putri pondok
pesantren yaitu :
“...kajian kitab disini mencakup pelajaran fikih, tajwid, tauhid, dan
Akhlak. Sekarang juga diwajibkan menghafal mbak, dimulai dari
juz ama dan disetorkan kepada bapak Haidar, atau santri senior.”74
Cara untuk mentertibkan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah
adanya peraturan yang harus ditaati yaitu apabila santri tidak melakukan
kewajidan dari salah satu kegiatan yang sudah dijadwalkan, maka santri
tersebut akan membayar denda sebesar 500 rupiah untuk satu kali
pelanggaran, dan dibayar satu minggu sekali pada malam jumat. Denda
tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada santri sehingga
santri menjadi lebih tertib melaksanakan kewajibannya di pondok
pesantren dan tidak melanggarnya lagi.75
Sedangkan untuk pembelajaran ketrampilan pada santri, pondok
pesantren ISC Aswaja Lintang Songo menyediakan beberapa unit
73
Hasil wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 19 April 2018 74
Haasil wawancara dengan mas Pendi sebagai santri senior pada tanggal 19 April 2018 75
Hasil wawancara dengan Ulis dan Riska selaku santri senior pada tanggal 19 April
2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
56
ketrampilan yang dikategorikan kedalam enam bidang, yaitu bidang
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan home
industry.76
Dengan disediakannya enam bidang tersebut, bapak Heri
bertujuan supaya santri putra maupun putri dapat memiliki ketrampilan
yang dapat digunakan di masa depan sebagai bekal untuk memulai usaha
sehingga dapat mencukupi kebutuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Bapak Heri mengungkapkan:
“.... saya sangat berharap santri-santri lulusan sini bisa memiliki
bekal untuk mensejahterakan hidupnya di masa depan, sehingga
dakwah dalam mengajarkan ajaran islam juga dapat berjalan
dengan lancar. Wong salah satu faktor pendukungnya ya ekonomi
itu to mbak....”77
Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa Bapak Heri
Kuswanto selaku pengasuh pondok pesantren sangat ingin mencetak
generasi muda yang tidak hanya paham ilmu agama, atau ilmu umum saja,
namun beliau berharap supaya generasi muda memiliki kedua duanya
ditambah dengan bekal ketrampilan. Seperti filosofi yang beliau
ungkapkan yaitu tiga H:
“...head, heart, hand. Head Yaitu kepala yang maksudnya otak/
ilmu pengetahuan, heart itu maksudnya hati adalah pemahaman
keagamaan, dan hand itu tangan maksudnya ya... ketrampilan itu
..”. 78
Edupreneurship di pondok pesantren lintang songo pada dasarnya
merupakan pengintegralan nilai-nilai kewirausahaan pada santri yang
dilaksanakan melalui pengembangan diri yaitu melalui kegiatan-kegiatan
76
Hasil wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 24 Desember 2017 77
Hasil wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 19 April 2018 78
Hasil wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
57
rutin santri, keteladanan dari santri senior serta pengasuh, kegiatan spontan
yaitu dengan teguran, dan pengkondisian yaitu dengan adanya enam
bidang ketrampilan yang dapat mendukung Edupreneurship di pondok
pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.79
B. Langkah-langkah pembentukan jiwa kewirausahaan melalui
Edupreneurship pada santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo Piyungan Bantul
Pembentukan jiwa kewirusahaan adalah, proses atau cara dalam
membentuk seseorang untuk memiliki kekuatan, sikap, dan jiwa
wirausaha. Sesorang dikatakan memiliki jiwa kewirausahaan jika ia
memiliki karakter seorang wirausaha. Karakter yang ada dalam seorang
wirausaha meliputi kepercayaan diri, orientasi tugas dan hasil,
pengambilan resiko, originalitas, kepemimpinan, dan orientasi kedepan.
Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo merupakan salah
satu lembaga pendidikan Islam yang mengupayakan pembentukan jiwa
kewirausahaan. Dalam hal ini, upaya yang digunakan oleh Pondok
Pesantren adalah melalui Edupreneurship, seperti yang telah dijelaskan
pada pembahasan sebelumnya, konsep Edupreneurship yang berada di
pondok Lintang Songo adalah dengan melalui pengembangan diri.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
pada santri pondok pesantren ISC Aswaja Lintang Songo melalui
Eduprneurship meliputi 3 tahap yaitu:
79
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Heri Kuswanto pada tanggal 24 Desember, dan
observasi pada tanggal 19, 20,21 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
58
1. Tahap Perencanaan
Sejak awal mendirikan Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo pada tahun 2006, memang sudah dirancang sebagai pondok
pesantren yang menyediakan tiga aspek pendidikan dan ilmu
pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan agama
islam, serta Edupreneurship sebagai ketrampilan khusus. Terdapat
beberapa unsur yang ada dalam prencanaan Edupreneurship di Pondok
Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo antara lain adalah :
a. Fungsi dan tujuan
Fungsi Edupreneurship di pondok pesantren ISC Aswaja
Lintang Songo adalah mebantu santri agar dapat Bersama-sama
meningkatkan kualitas, kiprah dan perjuangan untuk mencapai ridho Allah,
dengan lebih dari mengkaji ilmu agama, yaitu kemungkinan-kemungkinan
lain dalam berbagai bidang usaha yang sesuai syariat Islam sehingga dapat
menyongsong dan menjalani hidup dengan tegak dan penuh kemandirian.80
Tujuan Eduprenership di Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo adalah untuk membentuk santri-santri yang tidak hanya ahli
dalam perkara dan pengetahuan agama, tetapi juga ahli dalam ilmu
pengetahuan umum serta memiliki keahlian berwirausaha sebagai
bekal untuk kehidupan di masa depan.81
80
Data diambil dari profil Pondok Pesantren “ISC” Aswaja Lintang Songo. Tanggal 7
Maret 2016 81
Diambil dari data Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo dan wawancara
dengan bapak Heri pada tanggal 7 Maret 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
59
b. Program dan pelaksanaan
Perencanaan program dan pelaksanaan Edupreneruship di
pesantren Lintang Songo ini meliputi pendidikan kewirausahaan
melalui pengembangan diri.82
Dalam hal ini, pengintegrasian nilai-
nilai kewirausahaan dilakukan dalam kegiatan seperti : pertama,
kegiatan rutin pondok pesantren. Kedua, kegiatan spontan. Ketiga,
pengkondisian. Keempat, keteladanan.83
1). Kegiatan rutin meliputi bangun pagi, berjemaah salat 5 waktu,
piket, mengaji, dan mengurus sawah/kebun serta membuat
sabun.
2). Kegiatan spontan meliputi teguran dan pujian
3). Pengkondidisian meliputi penyediaan bidang ketrampilan
sebagai sarana santri untuk praktik kewirausahaan.
4). Keteladanan meliputi pemberian contoh yang baik dari keluarga
pengasuh, dan santri senior.84
c. Ketentuan dan aturan
Ketentuan dan aturan Edupreneurship di Pondok Pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo adalah seluruh santri putra maupun putri
wajib mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan, baik untuk santri
senior maupun santri junior jika mengikuti maka akan didenda 500
82
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan bapak Heri Kuswanto pada tanggal 20
April 2018. 83
Hasil wawancara dengan Bapak Heri pada tanggal 20 April 2018. 84
Berdasarkan observasi pada tanggal 19, 20, dan 21 Maret 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
60
rupiah untuk satu kali ketidak hadiran dalam satu kegiatan, denda
akan di bayarkan satu kali seminggu pada malam Jumat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada dasarnya, pelaksanaan Edupreneurship di Pondok Pesantren
ISC Aswaja Lintang songo ini adalah pengintegralan nilai-nilai
kewirausahaan yang dilakukan melalui pengembangan diri pada santri.
Dengan demikian, jiwa kewirausahaan pada santri pondok pesantren
lintang songo dapat terbentuk dengan baik. Edupreneurship yang
dilakukan melalui pengembangan diri pada santri Pondok Pesantren
ISC Aswaja Lintang Songo, dilakukan dengan melakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan rutin Pondok Pesantren
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan oleh santri
secara terus menerus dan konsisten. Kegiatan tersebut antara lain
adalah bangun pagi, berjemaah, sekolah, mengaji, praktik bidang
pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, Home Industry, dan
peternakan. Kegiatan tersebut sudah diatur dalam jadwal sehari
hari Pondok Pesantren yang telah dikemukakan pada bab dua
jadwal ini berlaku untuk semua santri yang berada di pondok
pesantren artinya untuk santri yang memiliki kegiatan di luar
pesantren misalnya sekolah atau kuliah maka tidak diwajibkan
mengikuti kegiatan pada jam tersebut.85
85
Berdasarkan wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
61
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pelaksanaan
kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh para santri dan nilai-
nilai kewirausahaan yang diintegrasikan melalui kegeiatan tersebut
antara lain adalah :
1). Bangun pagi
Santri-santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo
dibiasakan untuk bangun pagi yaitu sekitar pukul 04:20 WIB,86
yaitu untuk melakukan salat subuh berjemaah di musala,
kemudian diteruskan dengan melakukan kajian sesuai jadwal.
Nilai kewirausahaan yang diintegrasikan dalam kegiatan
ini adalah kedisiplinan dan tanggung jawab, yaitu tindakannya
menunjukan perilaku tertib dengan jadwal keseharian serta
tertib melaksanakan salat tepat waktu dan tanggung jawab
dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya untuk bangun
pagi.
2). Berjemaah
Setiap salat lima waktu, di Pondok Pesantren ISC Aswaja
Lintang Songo diwajibkan untuk melaksanakan salat dengan
berjemaah, untuk santri yang melanggarnya maka akan ada
sanksi yaitu berupa denda sebesar 500 rupiah yang akan di
bayarkan satu minggu sekali pada malam jumat kepada santri
86
Hasil wawancara dengan Ulis dan Ayu dan Observasi pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
62
senior.87
Dalam hal ini, santri yang melanggar menyadari
sendiri kesalahannya dengan mengakui ketidak ikutsertaannya
kepada salah satu santri senior yang ditugaskan untuk mencatat
pelanggaran santri.88
Pelaksanaan salat subuh berjemaah, dilakukan oleh hampir
seluruh santri melakukan salat berjamaah di musala, namun
pada waktu zuhur dan asar, tidak seluruhnya melakukan salat
berjemaah dikarnakan mayoritas santri ada yang sedang
sekolah, berkuliah dan bekerja. Untuk jemaah magrib dan isya
musala kembali penuh dengan santri putra maupun putri.89
Kegiatan ini mencerminkan adanya internalisasi nilai
kedisiplinan, tanggung jawab, jujur, kerja keras.
a) Kedisiplinan terlihat pada tertibnya santri pada peraturan
untuk salat berjemaah.
b) Tanggung jawab tercermin dalam prilaku santri yang
melaksanaakan kewajibannya untuk salat subuh berjemaah
c) Jujur tercermin dalam prilaku santri yang mengakui
pelanggaran dirinya sendiri.
3). Melaksanakan piket
Pelaksanaan piket di pondok pesantren ISC Aswaja
Lintang Songo ini di lakukan setiap harinya oleh semua santri
berdasarkan jadwal piket yang telah ditentukan, meliputi piket
87
Hasil wawancara dengan Ulis dan Pendi pada tanggal 19 April 2018 88
Hasil wawancara dengan Ulis pada tanggal 19 April 2018 89
Hasil observasi pada tanggal 20 dan 21 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
63
cuci piring, piket masak, membersikan pondok dan ndalem pak
kiai, membersihkan kamar mandi, dan menyapu halaman.
Pelaksanaan piket dilakukan setelah selesai kajian ba’da
salat subuh berjemaah, seluruh santri putra maupun putri
melaksanakan piket dengan tertib.90
Seperti yang disampaikan
oleh Ayu salah satu santri putri yaitu:
“... iya mbak, semua santri putra putri bareng bareng mengerjakan piket, ada yang masak, cuci piring, ngepel,
dan menyapu halaman.”91
Nilai-nilai kewirausahaan yang diinternalisasikan dari
kegiatan tersebut, adalah nilai mandiri, dan komitmen. Mandiri
ditunjukan dengan prilaku santri yang mengerjakan piket tanpa
bantuan orang lain, sedangkan komitmen ditunjukan dari
perilaku para santri yang dengan kesadaran dirinya sendiri
mengerjakan piket yang telah dijadwalkan dan telah disepakati.
4). Mengaji
Jadwal mengaji santri dilakukan setelah salat subuh, salat
magrib, dan salat isya. Setelah berjemaah isya semua santri
putra maupun putri mengaji pesalatan dan Al-quran yang
dilakukan dengan metode deresan92, sorogan dan hafalan
setiap harinya. Kajian yang dilakukan setelah salat berjemaah
magrib yaitu kajian kitab antara lain adalah kitab Jawahirul
90 Hasil observasi pada tanggal 20 dan 21 April
91 Hasil wawancara dengan Ayu tanggal 20 April 2018
92 Deresan adalah metode mengaji yang dilakukan secaa individu yaitu membaca Al-
quran sendiri.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
64
Kalamiyah di hari senin, kitab zurotun Nafisah di hari selasa,
Hadits/ke-Nu an di hari rabu, yasinan dan selawat di hari
kamis, kitab Ta’lim muta’alim di hari jumat, dan kitab Mabadi
di hari minggu.
Jadwal mengaji yang dilakukan setelah selesai berjemaaah
salat isya adalah kajian kitab tajwid di hari senin, kitab Fathul
Qorib di hari selasa, kitab Taisirul Kholaq di hari rabu, kitab
Akhlaqul Banin/Banat di hari kamis, kitab Bidayatul Hidayah
di hari Jumat, dan Barzanji di hari Minggu.93
Kajian ini dilaksanakan di musala yang diikuti oleh
seluruh santri baik putra maupun putri setiap selesai
melakukan salat berjemaah.94
Nilai kewirausahaan yang di internalisasikan dari kegiatan
tersebut adalah disiplin, kerja keras, komitmen, tanggung
jawab, dan mandiri.
5). Praktik bidang ketrampilan
Pondok pesantren ISC Aswaja Lintang Songo,
menyediakan enam bidang ketrampilan yang dapat digunakan
sebagai bekal berwirauaha di masa depan. Enam bidang
tersebut antara lain adalah bidang pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, kehutanan, dan home industry. Dari
enam bidang tersebut, seluruh santri memang benar-benar di
93
Diambil dari jadwal kegiatan Santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo pada
tanggal 24 Maret 2018 94
Berdasarkan Observasi tanggal 19, 20 dan 21 April
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
65
ajarkan mengolah dan menjalankan bidang-bidang tersebut. hal
ini dinyatakan oleh bebrapa santri putri maupun putra yaitu
Yusra, Lin, Ulis, Ayu, Pendi, Candra, dan Heru. Enam bidang
inilah yang menjadi inti dari pembentukan jiwa kewirausahaan
pada santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa
ketrampilan yang digeluti oleh para santri dalam pelaksanaan
Edupreneurship di Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo:
a) Pertanian95
Lahan yang disediakan dalam bidang pertanian adalah
2 Hektar yang ditanami dengan tanaman padi. Pada proses
bertani padi, seluruh santri melakukan proses tersebut
secara langsung dengan bimbingan bapak Heri dan santri
senior. Adapun proses bertani padi adalah sebagai berikut.
(1) Pengolahan tanah: Pengolahan tanah dilakukan dengan
mentraktor, yang bertujuan untuk menggemburkan
tanah, kemudian diberi pupuk kompos, yang berasal
dari kotoran ternak yang dimiliki pondok. Setelah
pemupukan kemudian sawah diairi secukupnya yaitu
tidak sampai menggenang.
95
Hasil wawancara dengan Candra di kediaman bapak Heri pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
66
(2) Penyiapan bibit: Penyiapan bibit ini dilakukan dengan
menyebarkan benih padi yang telah direndam hingga
tumbuh sedikit tunas. Disebar pada tanah yang
sebelumnya telah diolah, setelah kurang lebih 25 hari,
bibit yang sudah tumbuh kemudian dicabut dari tanah.
(3) Pengolahan tanah kembali: Setelah tanah digunakan
untuk menyiapkan bibit, tanah diolah kembali untuk
digunakan menanam bibit padi, dengan mentraktor dan
mengairi lebih banyak dari air untuk penyebaran benih
tadi.
(4) Menanam bibit: Dalam menanam bibit padi teknik yang
digunakan adalah dengan memberi garis lurus terlebih
dahulu pada tanah sehingga penanaman bibit dapat
membentuk garis lurus, jarak antar bibit satu dengan
yang lain juga di tentukan yaitu sekitar 13-15 cm. Jarak
tanam ini dimaksudkan supaya bibit dapat berkembang
secara maksimal, serta mempermudah pemupukan.
(5) Perawatan: Perawatan tanaman padi dilakukan dengan
beberapa hal yaitu: pertama, pemupukan dan
pemberian nutrisi dengan vitamin dan obat-obatan
lainnya, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
dan pupuk kimia, pupuk kandang berasal dari peterakan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
67
milik pondok pesantren, sedangkan pupuk kimia yang
digunakan adalah pupuk urea.
Pupuk yang digunakan selain untuk kesuburan serta
untuk memperbanyak bulir padi juga digunakan untuk
mencegah tanaman dari penyakit dan hama, pemberian
pupuk dan obat-obatan dilakukan oleh para santri
secara berkala berdasarkan perintah dan bimbingan dari
bapak Heri serta santri senior. Biasanya para santri
akan melakukan kegiatan tersebut di pagi hari setelah
selesai mengaji bagi santri-santri yang tidak memiliki
jadwal sekolah, kuliah maupun kerja.
(6) Masa panen: Setelah kurun waktu 3 bulan paskatanam,
padi biasanya sudah siap dipanen. Pada proses ini, para
santrilah yang memanen padi, dan menjemur padi.
Hasil panen digunakan sebagai bahan makanan untuk
para santri. Setelah masa panen selesai, para santri
mulai mengolah tanah untuk kemudian ditanami lagi.
Setelah selesai panen, bulir padi dipisah dari
pohonnya dengan menggunakan alat khusus. Setelah
terpisah, padi akan di jemur kurang lebih 2-3 hari dan
membersihkan sisa-sisa pohon yang masih ada. Kemudian
setelah kering, padi dimasukan kedalam karung dan
disimpan untuk bahan makanan seluruh santri.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
68
Sarana yang disediakan oleh pondok pesantren adalah
traktor, cangkul, alat semprot, pupuk dan bibit padi.
b) Peternakan96
Lokasi peternakan ini berada di lokasi perkebunan
dan persawahan dengan luas 1,5 H. Ada tiga jenis hewan
yang diternak disini, yaitu sapi, kambing, dan ayam. Ayam
ini juga memiliki 3 jenis ayam yang diternak yaitu ayam
potong, bangkok, dan ayam jawa. Jumlah sapi ada 25 ekor,
kambing 15 ekor, dan ayam seluruhnya ada 300 ekor.
Pengetahuan dalam berternak meliputi :
(1) Mempersiapkan kandang : Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah ukuran kandang serta kebersihan
kandang. Untuk kapasitas 15 kambing, ukuran
kandang ±23 m², untuk 1 sapi ± 6 m² dengan ketinggian
3 m, untuk kandang ayam panjang 2m, lebar 3m, dan
tinggi 2m.
(2) Peralatan ternak : Peralatan yang dibutuhkan adalah
tempat makan, tempat minum, alat kebersihan, dan alat
mencari makan ternak.
(3) Pemeliharaan ternak : Dalam pemeliharaan ternak hal-
hal yang harus diperhatikan adalah, pemberian makan
dan minum, vaksin, dan pemberian vitamin.
96
Wawancara dengan Pendi pada tanggal 21 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
69
Pondok Pesantren juga melakukan kerjasama dalam
bidang peternakan ini dengan beberapa pihak diantaranya
adalah untuk hewan sapi bekerjasama dengan PP Al
Mahalli Brajan Pleret Bantul dalam perihal pemeliharaan.
Dan bekerja sama dengan Herbafarm sidomuncul dalam hal
teknologi obat/pakan. Peran santri dalam bidang peternakan
ini adalah memelihara hewan ternak, meliputi pemberian
makan, dan vitamin. Sarana yang disediakan oleh pondok
pesantren adalah tempat makan, tempat minum, tong, sabut
dan batok kelapa, LPG, dan sapu.
c) Perikanan97
Pondok Pesantren menyediakan 5 kolam ikan yang
terletak terpisah untuk bidang perikanan, 2 kolam berada di
area persawahan dan perkebunan, 3 kolam berada di area
sebelah mushola. Jenis ikan yang dibiakkan meliputi ikan
nila, ikan lele, dan gurame.98
Di bidang perikanan ini
pondok pesantren bekerja sama dengan dinas perikanan,
yang memberikan sumber pengetahuan dalam bidang
perikanan melalui PPL (petugas penyuluhan lapangan).
Selain bekerjasama dengan Dinas perikanan, bapak Heri
beserta beberapa santri juga melakukan kunjungan ke
97
Wawancara dengan Bapak Haidar pada Tanggal 21 April 2018 98
Wawancara dengan Bapak Haidar pada tanggal 21 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
70
beberapa peternakan ikan di Yogyakarta untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang perikanan.
Pengelolaan bidang perikanan ini sepenuhnya
dilakukan oleh santri, melalui bimbingan Bapak Heri
Kuswanto. Praktik yang mereka lakukan yaitu pertama,
perawatan air kolam, yaitu dengan menguras
kolam/membersihkannya ketika air sudah sangat keruh,
kedua memberikan makan ikan setiap hari, ketiga memanen
ikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bidang
perikanan yaitu Penyiapan kolam, Pengaturan air kolam,
Perawatan ikan, dan Pengelolaan air kolam. Untuk ukuran
kolam 1m² kapasitas ikannya mencapai 200 ekor,
sedangkan untuk kedalamannya adalah 80 cm. Pemberian
pakan dilakukan setiap 2 kali sehari di pagi dan sore hari,
pakan yang digunakan adalah pellet, bekatul, dan sayur-
sayuran yang jelek. Sarana yang disediakan oleh pondok
pesantren meliputi bibit ikan, air daur ulang, tempat pakan
ikan, dan pakan ikan
d) Kehutanan
Pondok Pesntren menanam sekitar 200 pohon jati
yang ditanam di area tepian sawah untuk bidang
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
71
kehutanan,.99
dalam bidang kehutanan ini, Pondok
Pesantren melakukan kerjasama dengan fakultas Kehutanan
UGM, yang memberikan penyuluhan mengenai bidang
kehutanan.100
Pelaksanaan praktik bidang kehutanan ini tidak
dilakukan secara rutin oleh semua santri, karena pohon yang
ditanam di bidang kehutanan ini tidak memerlukan
perawatan khusus yang terus menerus dilakukan seperti
pada bidang pertanian maupun perkebunan.
e) Home Industry
Pondok Pesantren menyediakan beberapa unit usaha
dalam bidang home industri diantaranya adalah usaha
pembuatan roti dan kue, usaha parutan kelapa dan gilingan
tepung, usaha pembuatan es, laudry, konveksi, dan
pembuatan sabun cuci piring. Namun, unit usaha yang saat
ini aktif dan di jalankan adalah usaha pembuatan sabun. Hal
ini dikarenakan pada bidang home industry pelaksanaannya
itu mengikuti tren/minat masyarakat.101
Dalam proses
pembuatan sabut cuci piring seluruhnya dilakukan oleh
semua santri, mulai dari pembuatan, pengemasan,
pelabelan, dan pemasaran juga di lakukan oleh santri.
99
Wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 21 April 2018 100
Hasil wawancara dengan bapak Heri Kuswanto pada tanggal 21 April 2018 101
Hasil wawancara dengan bapak Heri di kediamannya pada tanggal 19 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
72
Proses pembuatan sabun yang dilakukan oleh santri
adalah : santri mulai memasukan bahan-bahan kimia yang
meliputi garam 1500 gr, coto 5 kg, foambaster 300 gr,
sodium 250 gr, LAS 1750 gr, enzim AR 40 gr, Trilon 24 gr,
Devisil 44 gr, pewarna 24 gr, dan parfum 75 gr. Bahan-
bahan tersebut dicampur dan diaduk dengan mencampurkan
garam dan air 10 liter terlebih dahulu ke dalam mesin
khusus. Setelah tercampur sempurna, selanjutnya didiamkan
paling sedikit satu hari satu malam. Semakin lama
didiamkan maka hasilnya akan semakin bagus.102
Setelah proses pembuatan, proses selanjutnya adalah
pengemasan sabun cuci dimasukan kedalam botol bekas air
mineral ukuran 600 ml, ditutup kemudian disegel dan diberi
label merek yang di pasang di bagian badan botol dengan
merek sabun cuci piring “Lintang Songo”. Proses
selanjutnya adalah pemasaran, penjual yang meliputi
masyarakat sekitar, dan santri akan mengambil sabun cuci
dari pondok yang di bandrol seharga 5000 rupiah untuk satu
botol sabun cuci piring, biasanya penjual akan memasang
harga berkisar antara 7000-10.000 rupiah.103
Rangkaian proses pembuatan sabun akan dilakukan
ketika persediaan sabun sudah mulai habis, biasanya dalam
102
Diambil dari data komposisi dan bahan pembuatan sabun Pondok Pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo pada tanggal 21 April 2018 103
Hasil wawancara dengan Heru di kediaman bapak Heri pada tanggal 21 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
73
semiggu pembuatan sabun bisa dilakukan sebanyak 3
kali.104
Sarana yang disediakan pondok dalam pembuatan
sabun cuci piring adalah botol kemasan, label merek, segel
kemasan, dan bahan-bahan kimia.
f) Perkebunan105
Perkebunan ini terletak disebelah satu area dengan
peternakan dan pertanian. Luas lahan yang digunakan untuk
perkebunan adalah 2 H yang ditanami dengan sayur-
sayuran, beberapa buah dan tanaman bumbu. Jenis sayur
yang ditanami adalah terong, gambas, cabai, kacang
panjang, bayam, dan sawi, untuk tanaman buah yang
ditanami adalah jambu, jeruk, sirsak, dan pepaya, dan
selebihnya yaitu tanaman bumbu yang meliputi kunyit, jahe,
bawang merah, dan daun serei.
Pengelolaan perkebunan ini dilakukan sepenuhnya
oleh santri dengan bimbingan bapak Heri Kuswanto. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengelola perkebunan
memiliki kesamaan dengan bidang pertanian, yaitu meliputi
pengolahan tanah pra-tanam, penyiapan bibit, penanaman
bibit, pemberian pupuk, perawatan tanaman, dan proses
pemanenan. Perbedannya terletak pada kadar air, pemberian
104
Hasil wawancara dengan Heru di kediaman bapak heri pada tanggal 21 April 2018 105
Hasil wawancara dengan Candra pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
74
pupuk dan perawatan tanaman. Berikut ini adalah
penjelasan tentang tahap-tahap dalam pengelolaan bidang
perkebunan
(1) Menyediakan kebutuhan berkebun: Sebelum memulai
berkebun, hal yang pertama dilakukan adalah
menyediakan berbagai kebutuhan dalam berkebun
antara lain adalah bibit atau benih tanaman, pupuk yang
terdiri dari pupuk tanah, humus, dan kompos kemudian
menyiapkan berbagai macam perlatan seperti cangkul,
sekop, alat penyemprot, dan traktor. Alat tersebut sudah
tersedia di Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo. Sedangkan tanaman atau bibit yang di pilih
adalah bibit terong, cabai, kacang panjang, dan sawi.
(2) Pengolahan tanah: Sebelum tanah ditanami, dilakukan
pengolahan tanah untuk membuat tanah menjadi
gembur dan subur, dengan menggunakan
cangkul/traktor. Kemudian tanah diberi pupuk
secukupnya, pupuk yang di gunakan adalah pupuk
kandang yang berasal dari kotoran ternak milik pondok
pesantren serta pupuk organik yang disediakan oleh
pondok pesantren.
Tanah di bentuk menjadi bedengan-bedengan
setelah selesai memberi pupuk, untuk membantu
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
75
drainase air yang tingginya sekitar 20-25 cm untuk
tanaman terong, kacang panjang dan sawi, sedangkan
tinggi bedengan 25-40 cm untuk tanaman cabai,
kemudian jarak antar bedengan ±40 cm.
(3) Penanaman bibit: Sebelum menanam bibit atau benih,
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat
lubang dengan tongkat untuk menaruh bibit dalam
tanah, jarak antar lubang untuk menanam adalah 60-80
cm untuk tanaman kacang panjang, terong, dan cabai.
Sedangkan untuk tanaman sawi jaraknya adalah ±30
cm
(4) Pemberian pupuk: Pupuk yang digunakan oleh santri
adalah pupuk kandang dan pupuk yang berbahan kimia
untuk kesuburan, serta untuk menghasilkan buah yang
lebat dan sehat. Pupuk berbahan kimia yang digunakan
adalah NPK, TSP, KCL, dan ZA.
Menurut Candra selaku koordinator bidang
pertanian dan perkebunan, pemberian pupuk dan
vitamin diberikan sesuai dengan kadar dan dosis yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian pupuk dan
vitamin terkadang dengan mencampurkan antara merek
satu dengan merek pupuk yang lainnya. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
76
(5) Perawatan tanaman: Perawatan tanaman ini dilakukan
setiap hari oleh para santri. Perawatan yang dilakukan
antara lain adalah menyirami tanaman setiap pagi dan
petang, dan menyiangi rumput liar.
(6) Panen: Proses panen dilakukan ketika tanaman
memasuki usia 2.5 sampai 3 bulan setelah proses
penanaman. Untuk sekali tanam, tanaman terong, cabai,
dan kacang panjang mengalami beberpa kali panen
sampai tanaman sudah tidak produktif lagi. Usia
produktif tanaman adalah 8-10 bulan. Sehingga,
sebelum mencapai masa akhir produktif, para santri
telah menyiapkan bibit untuk kemudian kembali di
tanam.
Setiap hari, santri Pondok pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo melakukan setiap kegiatan praktik bidang ketrampilan
tersebut, namun waktu pelaksanaan dilakukan dengan
menyesuaikan jadwal sekolah atau jadwal kuliah masing-
masing santri.106
Dan untuk setiap bidang ketrampilan waktu
pelaksanaannya di lakukan secara bersamaan kecuali untuk
pembuatan sabun, dan praktek kehutanan. Hal ini disampaikan
oleh Ayu :
106
Hasil wawancara dengan Bapak Heri Kuswanto pada tanggal 19 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
77
“... kami, biasanya akan di ajak oleh Bapak107 kesawah mb
biasanya pagi atau gak ya sore, dan yang paling sering itu
ya pas hari libur, disana kadang memanen, menanam
sayuran kaya terong, kacang panjang dan lainnya. Disana
juga ngasi makan ternak, bersihin kolam ikan ngasih
makan ikan, ya banyak lah mb...”108
Rangkaian kegiatan tersebut diatas, menjadikan santri
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menanam,
merawat, dan memanen hasil perkebunan, serta dapat menjadi
bekal berwirausaha di masa depan. hal ini disampaikan oleh
Yusra sebagai santri junior yang merasa mendapat keuntungan
dari adanya kegiatan praktik bidang ketrampilan ini. Yusra
mengungkapkan :
“...ya seneng si mbak, ra ketang pepanasan tapi jadi tau
bagaimana cara mengolah lahan, cara menanam sayuran
dan merawatnya..”109
b. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan ini merupakan kegiatan yang dilakukan
secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan ketika
bapak Heri Kuswanto selaku pengasuh, ustadz-ustadz dan santri
senior mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari para
santri yang harus dikoreksi saat itu juga, sehingga santri-santri tidak
akan mengulangi perbuatan tersebut. hal ini disampaikan oleh bapak
Heri.
“... disini itu ndak ada model hukuman-hukuman seperti di
pondok-pondok pada umumnya, jadi misalkan ada anak yang nakal
107
Sebutan untuk bapak Heri Kuswanto selaku pengasuh Pondok Pesantren 108
Hasil wawancara dengan Ayu pada tanggal 19 April 2018 109
Hasil wawancara dengan Yusra pada tanggal 19 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
78
atau ngeyel gak mau ngaji ya saya tegur langsung, saya bimbing,
dari santri senior juga melakukan hal yang sama...”110
Hal ini terlihat dari cara Ulis sebagai santri senior menegur
Lin yang pulang kerumah tanpa pamit kepada Ibu Nyai dan Bapak
kiyai serta dengan santri senior. Hal ini dianggap sebagai prilaku
yang tidak sopan sehingga Ulis sebagai santri senior memberi
teguran kepada Lin dengan ucapan
“Lin... sesuk meneh nek mau pulang ki pamit jangan asal
begitu..”111
Kegiatan ini mengandung unsur nilai kewirausaahaan yaitu
kepemimpinan dimana para santri senior yang mampu mengarahkan
juniornya untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat.
c. Keteladanan
Keteladanan ini berasal dari seseorang yang dianut yaitu
bapak Heri Kuswanto beserta keluarga dan santri-santri senior. Di
pondok pesantren ISC Aswaja Lintang Songo yang tidak memiliki
aturan dan sanksi layaknya pondok pesantren pada umumnya dimana
segala aturan ditulis dan yang melanggar mendapat sanksi yang telah
di sepakati.
Cara yang dilakukan untuk menanamkan dan membentuk
santri sesuai dengan tujuan awal didirikannya pondok pesantren,
salah satunya adalah dengan keteladanan, keteladan ini di mulai oleh
bapak Heri sekeluarga selaku pengasuh dan panutan para santri.
110
Hasil wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 19 April 2018 111
Berdasarkan observasi pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
79
Beliau memberikan contoh untuk selalu shalat berjemaah di masjid,
selalu bangun pagi, mau pergi kesawah untuk mengurus tanaman,
ternak, dan ikan-ikan, berjualan dengan mengiklankan produk sabun
cuci piring, memberi hasil panen kepada tetangga atau tamu,
menebarkan banyak kebaikan dan sebagainya.112
Keteladanan ini menjadi contoh bagi seluruh santri.
Sebagaimana disampaikan oleh Candra :
“... Bapak, itu adalah panutan bagi kami, bapak dan ibu itu
memperlakukan santri-santri seperti anak sendiri...”113
d. Pengkondisian
Pengkondisian maksudnya adalah pengadaan sesuatu yang
dapat mendukung terlaksananya Edupreneurship di pondok
pesantren supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Pondok
pesantren ISC Aswaja Lintang Songo saat ini telah menyediakan
enam bidang ketrampilan yaitu pertanian, peternakan, perikanan,
kehutanaan, perkebunan, dan home industry. Penyediaan enam
bidang ketrampilan ini adalah agar santri-santri dapat praktek
langsung mengenai ketrampilan-ketrampilan tersebut sebagai bekal
berwirausaha di kemudian hari.
Penjelasan mengenai pelaksanaan praktek enam bidang
ketrampilan tersebut sebelumnya telah dijelaskan. Bapak Heri
menyampaikan bahwa :
112
Hasil observasi selama penelitian pada tanggal 19, 20,dan 21 April 2018 113
Hasil wawancara dengan Candra pada tanggal 20 April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
80
“... tujuan di sediakannya enam bidang kerampilan itu, selain membekali pengetahuan tentang bertani, berkebun dan lainnya
adalah, saya ingin membekali santri-santri tentang kewirausahaan,
memanfaatkan peluang yang ada, disini kan dekat gunung banyak
sawah juga jadi peluang taninya banyak. Tapi, setelah mereka lulus
dari sini, tidak harus menjadi petani atau peternak. Jadi apapun boleh
yang penting dari sini sudah membekali jiwa kewirausahaan pada
mereka...”114
Pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa tujuan adanya
praktik bidang kewirausahaan ini adalah untuk membentuk jiwa
kewirausahaan pada santri, sehingga setelah lulus santri-santri dapat
memiliki usaha yang sukses dan tidak kekurangan kebutuhan
ekonomi.
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap seminggu sekali yaitu setiap malam
jumat. Teknisnya adalah santri senior melaporkan beberapa hal seperti
laporan keuangan, laporan kegiatan, laporan pelanggaaran, dan laporan
kesulitan.
Selain itu Evaluasi juga dilakukan ketika diperlukan dengan cara
pengamatan pembimbing dan santri senior kepada seluruh santri,
meliputi kedisiplinan dan ketertiban melaksanakan kewajiban sebagai
seorang santri sebagai serta kemajuan penguasaan ketrampilan dalam
melakukan praktik pada seluruh bidang. Dari yang sebelumnya
melanggar, belum menguasai, dan berprilaku buruk menjadi lebih
tertib, lebih menguasai, dan berperilaku lebih baik.
114
Wawancara dengan bapak Heri pada tanggal 24 Desember 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
81
Evaluasi akan diberikan pada santri secara langsung melalui tanya
jawab, teguran, keteladanan dan pemberian solusi secara langsung. Hal
ini memudahkan santri maupun pembimbing dalam memperbaiki dan
menyempurnakan jalannya kegiatan Edupreneurship di Pondok
Pesantren Lintang Songo.115
C. Hasil yang Diperoleh dari Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Melalui
Edupreneurship Pada Santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang
Songo Piyungan Bantul
Pembentukan jiwa kewirausahaan melalui Edupreneurship pada
santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo ini menghasilkan
santri yang memiliki karakter dan nilai-nilai seorang wirausaha. Karakter
dan nilai-nilai tersebut adalah :
1. Percaya Diri: percaya diri, ketidaktergantungan, dan optimis
Percaya diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang
dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Hal ini tercermin dalam
kegiatan santri yaitu ketika santri mengerjakan tugas untuk mengolah
lahan pertanian, merawat tanaman, memanen, merawat ternak,
mengiklankan produk sabun cuci piring, menjual produk sabun cuci
piring dan rangkaian kegiatan lainnya.116
Para santri secara tidak langsung dilatih untuk yakin dan percaya
pada diri mereka masing-masing bahwa mereka sanggup dan bisa
115
Wawancara dengan Ulis dan Ayu pada tanggal 19 April 2018 116
Berdasarkan wawancara dengan Ulis, dan Yusra, serta observasi pada Tanggal 19, 20
April 2018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
82
melaksanakan tugas tersebut dengan tekun serta mengupayakan hasil
yang maksimal ketika menjalankan tugas tersebut.
2. Orientasi tugas dan hasil
Seorang wirausaha juga harus mimiliki perilaku yang berorientasi
pada tugas dan hasil, hal ini di tunjukan dengan sikap kedisiplinan,
berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi. Kegiatan
santri yang mencerminkan hal tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, setiap santri menjalankan pekerjaan yang menjadi tugas
masing-masing yaitu bangun pagi, mengaji, berjamaah, memberi makan
ikan, memasak, pergi sekolah, kesawah, memanen, dan lainnya. Kedua,
melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, sekolah
pada jam sekolah, mengaji pada jam yang sudah di tentukan, kesawah
dan berkebun pada jam berkebun dan rangkaian kegiatan lainnya.
Ketiga, menanyakan tentang sesuatu yang belum diketahui kepada
pembimbing, santri akan bertanya sesuatu yang belum mereka mengerti
kepada pembimbing baik itu tentang cara berkebun,bertani budidaya
ikan dan lainnya. Keempat, menyegerakan melakukan perintah
pembimbing, ketika santri mendapatkan perintah dari pembimbing
yaitu Bapak Heri santri dengan cekatan melaksanakannya. Kelima,
selalu antusias dan semangat dalam setiap kegiatan, pada setiap
kegiatan seluruh santri mengikuti tanpa terkecuali baik putra maupun
putri saling membantu. Keenam,selalu mau berusaha memperbaiki
pekerjaan yang dikoreksi oleh pembimbing, yaitu ketika praktik
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
83
seringkali santri melakukan kesalahan khususnya bagi santri junior,
sehingga mendapatkan koreksi dari pembimbing maupun santri senior,
namun darikesalahan itu mereka belajar untuk memperbaiki sehingga
dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3. Pengambilan risiko
Keberanian mengambil risiko tercermin pada prilaku seseorang
yang menyukai usaha-usaha menantang untuk mencapai kesuksesan.
kemauan dan kegigihan santri dalam melakukan setiap kegiatan dimana
yang mereka lakukan itu bukan merupakan sesuatu yang lazim
dilakukan oleh kawan-kawan seumuran mereka. Mentraktor sawah,
menanam benih, merawat tanaman, mencarikan pakan ternak, dan
rangkaian kegiatan yang sudah di jelaskan sebelumnya merupakan
kegiatan-kegiatan yang menantang bagi mereka.
Oleh sebab itu, santri-santri juga ditantang untuk membagi waktu
antara waktu belajar, mengaji, dan berwirausaha. Pembelajaran tentang
kerugian yang di alami ketika gagal panen merupakan salah satu
pembelajaran yang dapat membentuk karakter pengambilan resiko pada
setiap santri.
4. keorisinilan: kreatif, inovatif, luwes, punya banyak sumber, banyak
tahu, dan serba bisa
Seluruh kegiatan Edupreneurhip yang sudah dijelaskan
mencerminkan perbuatan yang sikap kreatif, inofatif, luwes, punya
banyak sumber, banyak tahu dan serba bisa.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
84
Sikap kreatif dan inovatif tercermin ketika pengasuh pondok
pesantren yaitu bapak Heri yang merupakan, bersama para santri
memutuskan untuk membuat sabun cuci piring dengan menggunakan
merek pondok pesantren. Kegiatan ini mengajarkan dan melatih
kreatifitas dan sikap inovatif para santri.
5. Kepemimpinan: bertingkahlaku pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain dan dapat menerima saran dan kritik
Kegiatan yang mencerminkan karakter tersebut adalah santri senior
yang membimbing juniornya dalam setiap kegiatan, santri junior yang
menerima saran serta kritik pada setiap perbuatan yang masih kurang
benar. Begitu seterusnya ketika santri junior suatu hari juga akan
menjadi senior dan mengajari serta membimbing juniornya.
Kepemimpinan juga tercermin pada prilaku setiap santri yang
mampu mengatur jadwal dirinya sendiri dengan baik dan
melaksanakannya dengan disiplin.
6. Orientasi kedepan: pandangan ke masa depan dan prespektif.
Hal ini tercermin ketika para santri mendapatkan motivasi serta
bimbingan dari pengasuh pondok pesantren yaitu bapak Heri Kuswanto
tentang pentingnya berwirausaha pada diri setiap santri, kemudian
beliau realisasikan dengan melakukan Edupreneurship.
Seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan santri bertujuan untuk
membentukan jiwa kewirausahaan pada santri. Hal ini berdasarkan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
85
kepada apa yang di kemukakan oleh Bapak Heri selaku pengasuh,
beliau mengatakan bahwa:
“santri tidak harus memiliki bidang usaha yang sama dengan apa
yang mereka pelajari di pesantren, tetapi paling tidak mereka
memiliki karakter-karakter yang kuat yang dapat mereka gunakan
untuk bekal mendirikan usahanya masing-masing berbekal dari
pengalaman yang mereka dapatkan di pondok pesantren ini”.117
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa sejak awal didirikannya
pondok pesantren ISC Aswaja Lintang Songo dengan Edupreneurship
adalah untuk membentuk jiwa kewirausahaan pada santri sehingga
diharapkan santri dapat menjadi seorang wirausaha sehingga dapat
membantu kebutuhan ekonomi mereka di masa depan.
Pembentukan jiwa kewirausahaan di Pondok Pesantren ISC
Aswaja Lintang Songo berhasil menumbuhkan keinginan santri-santri
untuk menjadi seorang wirausaha di masa depan hal ini di sampaikan oleh
Candra, Ulis, Yusra, Ayu, Pendi, Heru, Nuke, Afifah, Lin, dan Fani.118
D. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Dalam
Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Melalui Edupreneurship Pada
Santri Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul
Pelaksanaan pembentukan jiwa kewirausahaan melalui
Edupreneurship di pondok pesantren Lintang Songo, tentu saja memiliki
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya pelaksanaaan kegiatan
117
Wawancara dengan bapak Heri Kuswanto di rumahnya pada tanggal 24 Desember
2018 118
Wawancara dengan santri-santri PP ISC Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
86
tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu ada yang bersifat
mendukung dan menghambat jalannya pelaksanaan. Berikut ini
merupakan faktor pendukung dan penghambat yaitu :
1. Faktor pendukung
a. Faktor internal
1) Dorongan dari dalam diri santri untuk menjadi seorang wirausaha
yang mandiri dan sukses di masa depan.
2) Ketekunan santri dalam melaksanakan semua kegiaatan
Edupreneurship.
b. Faktor eksternal
1) Bapak Heri Kuswanto yang selalu membangkitkan semangat
santri dengan kesabaran, dan keteladanan yang beliau berikan.
2) Penyediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
Edupreneurship yang sudah mencukupi.
3) Adanya kerjasama antar pihak dalam upaya meningkatkan
kualitas dan hasil dalam pelaksanaan Edupreneurship.
4) Adanya ketekunan dan kesabaran dari santri senior dalam
membimbing pelaksanaan Edupreneurship
5) Adanya kerjasama dan bantuan dari masyarakat secara individual
ataupun melalui organisasi atau lembaga-lembaga dalam
membina kemandirian santri.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)
87
6) Adanya kajian agama islam dengan kitab-kitab klasik yang
membantu dalam membentuk karakter serta jiwa kewirausahaan
pada santri.
2. Faktor penghambat
a. Faktor internal
1) Latar belakang santri yang memiliki watak dan karakter pemalas
dan sulit diatur sehingga membutuhkan kesabaran dalam
membimbing dan membina santri dalam melaksanakan
Edupreneurship.
2) Masih rendahnya kesadaran santri terhadap pelaksanaan
Edupreneurship.
b. Faktor eksternal
1) Terbatasnya dana yang dimiliki pesantren sehingga rencana
pengembangan usaha dalam rangka membina pengetahuan santri
di bidang kewirausahaan mengalami hambatan.
2) Pelaksanaan Eduprenership yang masih belum efektif dan
terstruktur.
3) Kurikulum Edupreneurship yang masih memiliki banyak
kekurangan sehingga hasil yang diharapkan belum maksimal.
4) Belum adanya peraturan dan sanksi tertulis bagi santri yang
belum atau tidak melaksanakan kewajibannya.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (21.02.2019)