BAB II Devisiensi Vitamin
-
Upload
hilma-nadzifa -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of BAB II Devisiensi Vitamin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang memerlukan makan,
minum, menghirup oksigen, berkembang biak, dll. Hal tersebut merupakan
aspek kebutuhan yang tidak terlepasa dari tumbuh dan berkembangnya
seorang individu.
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, manusia memerlukan suatu
nutrisi penting beberapa diantaranya yakni karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral serta air. Kebutuhan akan tiap nutrisi tersebut berbeda-
beda. Kebutuhan akan karbohidrat, lemak, serta protein cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan kebutuhan akan vitamin, mineral serta air.
Tetapi, mekanisme metabolisme karbohidrat, lemak serta protein
didalam tubuh tidak akan terjadi tanpa bantuan dari vitamin, mineral
maupun air walaupun jumlah yang dibutuhkan sangat kecil.
Mineral merupakan suatu senyawa penting bagi tubuh manusia yang
tentunya berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Mineral tersebut
dibutuhkan dalam jumlah tertentu dan akan berdampak buruk apabila
kelebihan maupun kekurangan dari salah satu jenis zat tersebut.
Di Indonesia, berdasarkan Departemen Kesehatan (Depkes) RI Tahun
2001, 47 % balita menderita anemia defisiensi besi. Sedangkan data pada
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan Tahun 2007
menunjukkan bahwa 40% anak di Indonesia pada rentang usia 1-14 tahun
menderita anemia dan menemukan bahwa satu dari empat anak usia
sekolah dasar menderita kekurangan besi. Asian Development Bank
menyebutkan bahwa sekitar 22 juta anak Indonesia terkena anemia.
Oleh karena itu, dalam referat ini, akan membahas mengenai mineral
beserta macam-macam mineral dan fungsinya bagi tubuh. Bukan hanya itu
saja, dalam referat ini akan dibahas mengenai akibat dari kelebihan
maupun kekurangan mineral dan bahan makanan apa saja yang
mengandung bahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari vitamin ?
2. Apa defisiensi vitamin ?
3. Apa pengertian mineral ?
4. Apa defisiensi mineral ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang pengertian dan
defisiensi dari vitamin dan mineral.
D. Batasan masalah
Dalam makalah membahas tentang defisiensi vitamin dan mineral tanpa
pembahasan tentang vitamin A dan Zat besi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defisiensi Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam
jumlah sangat sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak
dapat mensintesisnya. Suatu vitamin minimal menunjukkan satu fungsi
metabolik khusus. Istilah “vitamine” digunakan oleh Casimir Funk pada
tahun 1912 yang meneliti tentang penyakit beri-beri. “vita” menunjukkan
senyawa yang diperlukan oleh tubuh, sedangkan “amine” diganti dengan
“amin”, sehingga sekarang dikenal istilah ”vitamin”. Vitamin dibagi
menjadi dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu:
1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan vitamin C)
2) Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K
Tabel perbedaan sifat vitamin larut air dan larut lemak.
Vitamin larut lemak Vitamin larut air
Larut dalam lemak dan pelarut lemak
(turunannya ada yang dapat larut dalam
air)
Larut dalam air
Dapat disimpan dalam tubuh (bila
konsimsi berlebih)
Disimpan dalam jumlah sedikit
(praktisnya tidak dapat disimpan)
Diekskresikan dalam jumlah sedikit ke
dalam asam empedu
Diekskresikan ke dalam urine
Gejala defisiensi lambat munculnya Gejala defisiensi cepat terlihat
Tidak harus disuplai tiap hari dalam
makanan
Harus disuplai setiap hari dalam
makanan
Mempunyai precursor atau provitamin Umunya tidak mempunyai precursor
Hanya mengandung elemen C, H dan O Mengandung elemen C, H O dan N
(serta Co dan S)
Diserap oleh usus dan diteruskan ke
dalam sistem limfatik
Diserap oleh usus dan diteruskan ke
dalam sistem aliran darah
Beracun dalam dosis relative rendah (6-
10 kali konsumsi perhari yang
dianjurkan)
Beracun dalam dosis yang relatef tinggi
(> 10 kali konsumsi per hari yang
dianjurkan)
Precursor (pembentuk) vitamin dikenal dengan sebutan provitamin, yaitu
senyawa yang secara kimia mirip dengan bentuk aktif biologisnya (yaitu vitamin),
tetapi tidak dapat berfungsi sebelum tubuh mengubahnya menjadi bentuk
aktifnya, konversi (perubahan) provitamin menjadi vitamin terjadi pada bagian
tubuh yang berbeda akan mempunyai efisiensi yang berbeda pula, tergantung pada
jenis vitamin masing-masing. Sebagai contoh, beta-karoten diubah menjadi
vitamin A di dalam dinding usus (dengan cara memecah molekulnya menjadi dua
bagian). Prekurso vitamin D yang terdapat dalam kulit (7-dehidro-kolestrol)
diubah menjadi vitamin D yang aktif pertama-tama karena aksi sinar ultra-violet
dari matahari, kemudian diubah dalam tubuh (pertama-tama dalam hati kemudian
di dalam ginjal). Asam amino triptofan (precursor niasin), diubah menjadi niasin
di dalam hati atas bantuan vitamin B6.
Beberapa macam vitamin berfungsi sebagai ko-enzim, yaitu senyawa yang
membantu fungsi enzim. Skema di bawah ini akan memberikan contoh beberapa
vitamin yang berfungsi sebagai ko-enzim pada enzim-enzim yang diperlukan
untuk memperoleh energy baik dari karbohidrat, lemak maupun protein, atau
sintesis lemak dan protein. Fungsi vitamin lainnya akan diutarakan dalam
pembahasan masing-masing vitamin.
Defisiensi vitamin dapat terjadi sebagai akibat berbagai macam factor
penyebab, misalnya:
1) Kurangnya kandungan vitamin dalam bahan pangan. Dalam hal ini, perlu
diperhatikan bahwa kecukupan akan vitamin untuk tiap individu tidak
sama, demikian juga harus diingat bahwa factor prapanen dan pasca panen
dapat mempengaruhi kadar vitamin dalam bahan makanan.
2) Penyerapan vitamin dalam tubuh kurang baik. Sebagai contoh seseorang
yang kekurangan asam empedu akan menyerao sedikit vitamin larut
lemak; sekresi asam dari mukosa lambung akan memepngaruhi
penyerapan vitamin B12, demikian juga “waktu transit” makanan yang
pendek (dalam saluran pencernaan) akan mengurangi jumlah vitamin yang
dapat diserap oleh usus; dan
3) Kebutuhan akan vitamin yang meningkat, misalnya peminum alcohol
banyak memerlukan tiamin, penderita TBC atau perokok banyak
memerlukan vitamin C.
Vitamin adalah senyawa organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
metabolisme secara normal yang tidak dapat dibuat di dalam sel tubuh.
Kekurangan vitamin dalam diet dapat menyebabkan defisit metabolic yang
penting.Kebutuhan vitamin yang dibutuhkan tubuh bervariasi, bergantung pada
factor-faktor seprti ukuran tubuh, kecepatan pertumbuhan, jumlah latihan, dan
kehamilan.
Tabel jumlah vitamin harian:
Vitamin Jumlah
A 5000 IU
Tiamin 1,5 mg
Riboflavin 1,8 mg
Niasin 20 mg
Asam askorbat 45 mg
D 400 mg
E 15 IU
K 70 μg
Asam folat 0,4 mg
B12 3 μg
Piridoksin 2 mg
Asam pantotenat Tidak diketahui
Vitamin disimpan dalam jumlah kecil didalam sel. Sebagian vitamin
disimpan dalam jumlah besar di hati. Misalnya jumlah vitamin A yang disimpan
di hati mungkin cukup untuk mempertahankan kebutuhan seseorang selama 5
sampai 10 bulan tanpa perlu asupan vitamin A. biasanya jumlah vitamin D yang
disimpan di hati cukup untuk mempertahankan kebutuhan seseorang selama 2
sampai 4 bulan tanpa asupan tambahan vitamin D.
Penyimpanan sebagian besar vitamin larut air relative sangat kecil.Hal ini
terutama berlaku bagi sebagian besar senyawa-senyawa vitamin B. jika diet
seseorang kekurangan senyawa vitamin B, maka gejala klinis defisiensi kadang-
kadang baru di ketahui dalam waktu beberapa hari(kecuali vitamin B12, yang
dapat tersimpan di hati sampai 1 tahun atau lebih). Bila vitamin C tidak ada, yaitu
vitamin lain yang larut dalam air, maka dapat menyebabkan gejala kekurangan
dalam waktu beberapa minggu dan menyebabkan kematian karna defisiensi
vitamin C dalam waktu 20 sampai 30 minggu.
1. Vitamin D
Vitamin D dikenal pula dengan nama lain, yaitu : anti rachitic
factor atau rickets-preventive factor, cholecalciferol (vitamin D2 dari
tanaman), calcitriol, calcidiol, dan sun-shine bitamin ( karena dapat
dibentuk dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan bantuan sinar
ultra violet dari sinar matahari).
Prekurso vitamin D (pro-vitamin D) dapat diperoleh dari tanaman,
berupa ergosterol, atau seperti yang telah disebut di atas, yaitu 7-
dehidrokolesterol yang terdapat pada kulit. Vitamin D yang digunakan
untuk fortifikasi pangan diperoleh dari provitamin D yang diradiasi
dengan sinar ultraviolet.
Vitamin D dari makanan (kolekalsiferol, cholecalciferp),
setelah masuk ke dalam aliran darah, akan diubah oleh hati menjadi
kalsidiol (calcidiol), dan selanjutnya akan diubah oleh ginjal menjadi
kalsitrol (calcitriol). Di ginjal, tulang dan usus halus, vitamin D
menstimulir berbagai raksi yang meningkatkan jumlah kasium dalam
fosfor yang tersedia untuk pembentukan tulang. Di dalam usus,
kalsitriol menstimulir sintesis “cakcuyn-binding protein” dan
phosphorus-binding protein”, untuk meningkatkan penyerapan
kalsium dan fosfor. Di dalm tulang, kalsitriol melakukan aksinya
bersama hormone paratiroid untuk menstrimulir pelepasan kalsium
dari permukaan tulang ke dalam darah. Di dalam ginjal, kasitriol
menstimulir penterapan kembali kalsium dan fosfor dari darah.
Vitamin D meningkat absorpsi kalsium dari salutan cerna dan
juga membantu mengontrol penyimpanan kalsium di tulang.
Mekanisme bagaimana Vitamin D meningkat absorpsi kalsium
terutama dengan menunjang transfor aktif kalsium melalui epitel
ileum.Vitamin D trutama merupakan pembentukan perotein pengikat-
kalsium di sel epitel usus yang membantu absorpsi kalsium.Fungsi
spesifik vitamin D berkaitan dengan keseluruhan metabolism kalsium
tubuh dan pembentukan tulang.
Defisiensi vitamin D pada anak-anak-anak dapat menyebabkan
timbulnya penyakit rahiti yang disebabkan karena pertumbuhan tulang
yang abnormal. Bila terjadi pada orang dewasa, penyakitnya disebut
“osteomalacia”, yang kadang-kadang terjadi pada ibu rumah tangga
yang jarang keluar rumah (terkena sinar matahari).
2. Vitamin E
Nama lain vitamin E adalah tokoferol. Fungsi vitamin E yang
utama adalah sebagai antiokdisan di dalam tubuh, dan vitamin E dapat
berdindak sebagai penangkap radikal bebas yang masuk ke dalam
tubuh atau yang terbentuk di dalam tubuh dari proses metabolism
normal.
Radikal bebas dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dari
lemak yang menjadi bagian struktur membrane sel, sehingga sel
berubah menjadi lemah. Bila hal ini terjadi pada sel-sel darah merah,
akan mengakibatkan terjadinya homolisis.
Beberapa senyawa yang terkait memperlihatkan apa yang di sebut
sebagai aktivitas vitamin E. Jarang sekali di temukan kasus difisiensi
vitamin E pada manusia.pada hewan percobaan,kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan degenerasi epitel germinal pada testis, dan, oleh
sebab itu, dapat menyebabkan sterilitas pada hewan jantan.
Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah
konsepsi pada hewan betina. Karena efek-efek defisiensi vitamin E
ini, maka vitamin E kadang-kadang disebut sebagai “Vitamin anti-
sterilitas”. Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan yang normal
dan sering menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel otot.
Vitamin E diyakini memainkan peranan perlindungan untuk
mencegah oksidasi lemak tak jenuh.Bila tidak ada vitamin E, jumlah
lemak tak jenuh di dalam sel berkurang, menimbulkan kelainan
struktur dan fungsi dari organel selular seperti mitokondria, lisosom,
dan bahkan membrane sel.
3. Vitamin K
Vitamin K ditemukan oleh Dam seorang ilmuwan Denmark.
Yang diperlukan untuk proses pembekuan darah (koagulation).
Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin, factor VII
(prokonvertin), factor IX, dan factor X oleh hati, yang semuanya
penting pada koagulasi darah. Oleh karna itu, bila terjadi defisiensi
vitamin K, maka pembekuan darah terhambat. Fungsi vitamin ini dan
hubungannya dengan beberapa antikoagulan.
Bebrapa senyawa lainnya, baik yang alami maupun yang sintetik,
juga memperlihatkan aktivitas vitamin K. karena vitamin K disintesis
oleh bakteri dalam kolon, sangat jarang di jumpai seseorang yang
mempunyai kecenderungan perdarahan karna defisiensi vitamin K
didalam makanan. Akan tetapi, jika bakteri kolon dihancurkan akibat
pemberian sejumlah besar obat anti-biotik, maka defisiensi vitamin K
segera terjadi kaerna tidak ada senyawa ini dalam makanan normal.
Tabel factor-faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah
Factor Nama zat/senyawa
I Fibrinogen
II Prothrombin
III Thromboplastin
IV Kalsium (Ca)
VFaktor labi/Proakselerin/Globulin/Akselerator (Ac
globulin)
VIProkonvertin/Akselerator Konversi Prothrombin serum
(SPCA)/Ko-thromboplastin/Antoprothrombin I
VII Factor antihemolitik/Globulin anti Hemolitik (AHG)
VIII Komponen thromboplastin plasma (PTC)/ factor
Christmas
IX Factor Stuart-Power
X Antesedan Thromboplastin Plasma (PTS)
XI Factor Hageman
X Factor laki-lorand (LLF)
Meskipun sifatnya kompleks, namun proses pembekuan darah
dapat secara ringkas dibagi ke dalam tiga fase seperti pada gambar
skrma dibawah ini :
Bila darah diambil dan dibiarkan membeku (membentuk clot),
suatu cairan jernih (disebut serum) akan keluar dari bekuan darah.
Sedangkan plasma dapat dipisahkan dari sel-sel darah merah hanya
sentrifusi. Bekuan darah dibentuk oleh suatu protein (fibrinogen) yang
terdapat larut dalam plasma, yang kemudian ditransformasi menjadi
suatu bahan jala berseray yang tidak larut (yang disebut fiberin, yaitu
senyawa bekuan darah), dengan mekanisme pembekuan darah
(clotting).
Dalam sayuran hijau terdapat banyak bitamin K yang berasosiasi
dengan klorofil; sedangkan dalam buah-buahan, umbi-umbian, susu
dan daging kadarnya rendah. Defisiensi vitamin K dapat diketahui dari
gejalanya yaitu proses pembekuan darah berlangsung lama.
4. Grup Vitamin B (vitamin b kompleks)
Yang tergoling vitamin B kompleks adalah : tiamin (vitamin B1),
riboflavin (vitamin B2), Niasin (vitamin B3), piridoksin (vitamin B6),
asam pantotenat (vitamin B5), asam folat, dan sianokobalamin
(vitamin B12)
Salah satu fungsi vitamin adalah sebagai ko-enzim. Sebagian besar
grup vitamin B berfungsi sebagai ko-enzim daru enzim-enzim yang
diperlikan untuk pembentukan energy dari karbohidrat (glukosa),
asam amino atau asam lemak.
NAD+ (nikotinamid adenine dinukleotida) adalah ko-enzim yang
mengandung niasin, berfungsi sebagai penerima atom H (electron)
dari senyawa lain atau melepaskannya kembali. TPP (tiamin
pirofosfat) adalah ko-enzim yang mengandung tiamin, berfungsi
sebagai penerima asam keto (misalnya piruvat) dan melepaskan CO2
dari senyawa tersebut.
Ko-enzim A (CoA) mengandung asam pantotenat, yang berfungsi
sebagai penerima molekul organic (misalnya asetat) dan
memindahkannya kepada senyawa lain. Proses tersebut terjadi pada
metabolism karbohidrat, lemak, protein, sintesis awam lemak atau
pemanjagan rantai asam lemak dan sintesis hormone steroid.
FAD (flavin adenine dinukleotida) adalah ko-enzim yang
mengandung riboflavin, berfungsin sebagai penerima dan pentransfer
atom H (dalam proses respirasi selular). FMN (flavin mono
nukleotida) juga mengandung ko-enzim yang mengandung riboflavin
atau fungsinya sama seperti FAD. PP (piridoksal fosfat) adalah ko-
enzim yang mengandung piridoksin, berfungsi dalam reaksi
pemecahan glikogen dan reaksi yang melibatkan asam amino. Biotin
dapat menerima CO2 dari satu senyawa dan memindahkannya ke
senyawa lain. Folasin (asam folat) dapat menerima dan memindahkan
unit senyawa C1.
Selain itu, asam folat juga diperlukan dalam sintesis DNA dan
RNA. Peranan vitamin B12 belum diketahui secara jelas, tetapi
vitamin ini tersangkut dalam metabolism energy serta sintesis
senyawa-senyawa.
Vitamin B1 (tiamin)
Tiamin bekerja pada system metabolism pada tubuh terutama
dalam bentuk tiamin pirofosfat, senyawa ini berfungsi sebagai
kokarboksilase, yang terutama bekerja dalam kaitan dengan
dekarboksilase protein untuk dekarboksilasi asam piruvat dan asam α-keto
lain.
Defisiensi tiamin (beriberi) menyebabkan penurunan penggunaan
asam piruvat dan sebagian asam amino oleh jaringan, tetapi terjadi
peningkatan penggunaan lemak. Jadi, tiamin secara khusus diperlakukan
untuk metabolisme akhir karbohidrat dan banyak asm amino.Mungkin
berkurangnya penggunan nutrisi ini bertanggung jawab pada banyak
gangguan yang terkait dengan defisiensi tiamin.
Defisinsi tiamin menyebabkan lesi pada system saraf pusat dan perifer.
System saraf pusat biasanya hampir seluruhnya bergantung pada
metabolisme karbohidrat untuk energinya. Pada defisiensi vitamin,
penggunaan glukosa oleh jaringan saraf dapat berkurang sampai 50 hingga
60 persen dan di gantikan oleh penggunaan badan keton yang dihasilkan
dari metabolisme lemak. Sel neuron system saraf pusat sering kali
memperlihatkan adanya kromatolisis dan pembengkakan selama
defisiensi tiamin, kelainan yang merupakan ciri khas sel neuron dengan
nutrisi yang buruk.Perubahan seperti ini dapat mengganggu hubungan
banyak bagian didalam system saraf pusat.
Defisiensi tiamin dapat menyebabkan degenerasi selubung myelin
serabut saraf baik pada saraf-saraf perifer maupun system saraf pusat.Lesi
pada saraf perifer sering kali menyebabkan saraf-saraf ini menjadi sangat
teriritasi, sehingga terjadi “polineuritis” yang di tandai dengan nyeri yang
menjalar sepanjang satu atau banyak jalur serabut saraf perifer.Jalur
serabut di medulla spinalis juga dapat berdegenerasi sampai kadang-
kadang terjadi paralisis, bahkan bila tidak terjadi paralisis, otot menjadi
atrofi, yang mengakibatkan kelemahan yuang berat.
Defisiensi tiamin melemahkan jantung dan menyebabkanvasodilatasi
perifer.
Orang dengan defisiensi tiamin yang berat akhirnya dapat
mengalami gagal jantung karna kelemahan otot jantung.Lebih jauh,
kembalinya darah ke jantung dapat meningkat sampai dua kali dari
normal.Keadaan ini terjadi karena defisiensi tiamin menyebabkan
vasodilatasi perifer disepanjang system sirkulasi, mungkin sebagai akibat
menurunnya pelepasan energy metabolisme dalam jaringan, menimbulkan
dilatasi pembuluh setempat.Efek kardiak pada defisiensi tiamin sebagian
disebabkan oleh tingginya aliran darah yang kembali ke jantung, dan
sebagian karna kelemahan primer otot jantung.Edema perifer dan asites
juga terjadi dengan hebat pada sebagian orang dengan defisiensi tiamin,
terutama karena gagl jantung.
Defisiensi tiamin menyebabkan gangguan saluran cerna.
Gejala-gejala saluran cerna pada defisiensi tiamin adalah gangguan
pencernaan, konstipasi berat, anoreksia, atoni usus, dan hipoklorhidria.
Sem,ua gejala ini mungkin disebabkan oleh kegagalan oto tpolos dan
kelenjar traktus gastrointestinal untuk menghasilkan energy yang cukup
dari metabolisme karbohidrat. Gambaran keseluruhan defisiensi tiamin,
yang terdiri dari polyneuritis, gejala-gejala kardiovaskular, dan gangguan
saluran cerna, sering kali disebut dengan beriberi-terutama jika gejala
kardiovaskularnya mencolok.
Vitamin B2 (riboflavin)
Ribolvamin biasanya berkaitan dengan asam fosfat di dalam
jaringan untuk membentuk dua koenzim, flavin mononukleutida
(FMN),dan flavin adenin dinukleotida (FAD). kedua koenzim ini bekerja
sebagai pembawa hydrogen dalam system oksidatif mitokondria yang
penting. NAD,bekerja sehubungan dengan dehigdrogenase spesifik,
biasanya menerima hydrogen yang di pindahkan dari berbagai zat
makanan dan kemudian manghantarkan hydrogen pada FMN atau FAD;
akhirnya,hydrogen dilepaskan sebagai ion ke dalam matriks mitokondria
untuk di oksidasi oleh oksigen .
Defisiensi riboflavin pada bintang percobaan menyebabkan
dermatitis yang parah, muntah-muntah, diare, spastisitas otot yang berat,
yang akhirnya menjadi kelemahan otot, koma, dan penurunan suhu tubuh,
lalu kematin. jadi, defisiensi riboflavin yang berat dapat menyebabkan
banyak gejala yang sama dengan kekurangan niasin dalam diet;
kemungkinan, kelemahan yang terjadi pada setiap kasus di sebabkan oleh
proses oksidasi di dalam sel tubuh yang secara umum tertekan.
Pada manusia,tidak di ketahui terdapat khasus difisiensi riboflavin
yang cukup kuat sehingga mengakibatkan kelemahan yang nyata seperti
diperlihatkan pada binatang percobaan,tetapi defisiensi riboflavin ringan
mungkin sering terjadi. defisiensi seperti itu dapat mengganggu
pencernaan, rasa terbakar pada kulit dan mata, pecahnya sudut mulut,
nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dan lain-lain.
Walaupun manifestasi defisiensi reboflavin biasanya relatif
ringan,defisiensi ini sering terjadi berhubungan dengan defisiensi tiamin,
niasin, atau keduanya.. banyak sindrom defisiensi, meliputi
plagra,beriberi,sprue,dan kwashiorkor, mungkin di sebabkan kombinasi
defisiensi sejumlah vitamin,serta aspek malnutrisi yang lain.
Niasin (asam nikotinad dan nikotinamid)
Niasin kadang-kadang disebut juga vitamin 3; nama lainnya adalah
asam nikotinat, nikotinamid, niasinamid, dan pellagra-prebentive (PP)
factor. Vitamin ini diperlukan dalam metabolism pelepasan energy
karbohidrat, lemak atau protein; serta dalam sintesis protein, lemak dan
pentose serta DNA. Serealia, daging, ikang unggar, sayuran dan kacang-
kacangan merupakan bahan pangan sumber niasin.
Niasin dapat disintesisi dari asam amino triptofan. Sebanyak 60 mg
triptofan ekivalen dengan 1 mig niasin. Untuk konversi triptopan menjadi
niasin diperlukan peranan tiamin, piridoksin, riboflavin dan biotin.
Niasin, yang juga disebut asam nikotinat, bekerja didalam tubuh
sebagai koenzim dalam bentuk nokotinamida adenin dinukleutida (NAD),
dan nikotinamida adenine dinukleotida fosfat (NADP). Koenzim-koenzim
ini adalah akseptor hydrogen; koenzim ini berkaitan dengan atom
hydrogen melalui banyak jenis dehydrogenase pada saat dikeluarkan dari
zat makanan. Jika terjadi defisiensi niasin, maka kecepatan dehidrogenasi
normal tidak dapt dipertahankan, oleh sebab itu, pengantar energi secara
oksidatif dari bahan makanan menjadi unsur fungsional sel juga tidak akan
berlangsung dengan kecepatan yang normal.
Pada stadium awal defisiensi niasin, kelaiana fisioplogis yang
sederhana seperti kelemahan otot dan sekresi kelenjar yang buruk dapat
terjadi, tetepai pada defisiensi niasin yang berat, dapat terjadi kematian
jaringan yang nyata. Tampak lesi patoogis di banyak bagian system saraf
pusat, dan dapat terjadi demensia permanen atau mungkin muncul
beragam jenis psikosis.Selain itu, kulit mengalami penebalan yang
berdeskuamasi, berpigmen pada bagian-bagian yang terpapar iritasi
mekanis atau terkena radiasi sinar matahari, sehinnga, kelihatannya orang
dengan defisiensi niasin, kulitnya tidak mampu memperbaiki kerusaka
akibat iritasi.
Defisiensi niasin menyebabkan iritasi dan inflamasi selaput lender
mulut dan bagian saluran cerna yang lain secara hebat, menimbulkan
banyak kelainan pencernaan yang menyebabkan perdarahan saluaran cerna
yang luas pada kasus yang parah. Mungkin keadaan diatas disebabkan oleh
depresi metabolisme epeitel saluran cerna yang umum dan kegagalan
perbaiakan epitel yang wajar.
Keadaan klinis yang disebut pelagra dan penyakit pada anjing yang
disebut lidah hitam, disebabkan terutama oleh defisiensi niasin.Pellagra
sering berulang pada orang yang makanan pokoknya jagung, karena
jagung sangat sedikit mengandung asam amino triptofan, yang hanya
dapat sedikit di ubah menjadi niasin didalam tubuh.
Asam folat (Folasin)
Asam folat dikenal juga sebagai vitamin M, vitamin Bc, adermin,
factor U dan L.casei factor. Bitamin ini mengandung asam p-amino-
benzoat dan asam glutamate. Asam folat berperan dalam semua reaksi
biologis yang mengankut transfers grup metal, misalnya : pembentukan
serin dan histidin, pembentukan kholin dari etanolamin, dan oembentukan
metilnikorinamid (bentuk eksresi asam nikotinad). Selain itu, fungsi asam
folat adalah sebagai berikut :
a) Mempercepat proses pembelahan sel (sel darah merah/putih atau sel
permukaan usus)
b) Sintesis purin, adenine, guanine, pirimidin, sitosim, serta timin dan
asam nukleat (DNA, RNA), dalam hal ini asam folat bertindak sebagai
ko-ensim
c) Konversi (oksidasi) fenilalalin menjadi tirosin, serta oksidasi dan
dekarboksilasi tirosin
d) Pembentukan grup forfirin, untuk sintesis hemoglobin, dan
e) Metabolism lemak rantai panjang di dalam otak.
Asam folat bahkan merupakan penunjang pertumbuhan yang lebih
kuat dari vitamin B12, dan seperti vitamin B12, juga penting untuk
pematangan sel darah merah.Akan tetapi, vitamin B12 dan asam folat
masing-masing melakukan fungsi kimia yang spesifik dan berbeda dalam
menunjang partumbuhan dan pematangan sel darah merah.Salah satu efek
yang paling nyata pada defisiensi asam folat adalah terjadinya anemia
makrositik yang hampir identic dengan anemia pernisiosa. Anemia ini
sering dapat di obati secar efektif dengan asam folat saja.
Piridoksin (vitamin B6)
Piridoksin terdapat dalam bentuk fosfat piridoksin didalam sel dan
berfungsi sebagai koenzim pada banyak reaksi kimia yang berhubungan
dengan metabolisme asam amino dan protein. Peran piridoksin yang
paling penting yaitu sebagai koenzim dalam proses transaminase untuk
sintesis asam amino. Sebagai akibatnya, piridoksin memainkan banyak
peran penting dalam metabolism, terutama dalam metabolisme
protein.Selain itu, diyakini bahwa piridoksin bekerja pada pengangkutan
beberapa asam amino melintasai membrane sel.
Kekurangan piridoksin makanan pada hewan tingkat rendah dapat
menyebabkan dermatitis, penurunan laju pertumbuhan, berkembangnya
perlemakan hati, anemia, dan adanya deteriorasi mental. Pada anak,
kadang-kadang defisiensi piridoksin menyebabkan kejang, dermatitis, dan
gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah
Bahan pangan sumber piridoksin antara lain : daging ikan unggas,
hati, serealia yang tidak disosoh, kuning telur, buah-buahan (pisang,
alpukat) dan kentang.
Asam pantotenat (vitamin B5)
Asam pantotenat dikenal pula sebagai pantotheine, pantothenol,
atau anti-chrommotriclia factor. Bahan pangan sumber vitamin ini antara
lain daging, ikan dan serealia. Asam pantotenat terutama diubah menjadi
koenzim A di tubuh, yang mempunyai banyak peran metabolisme dalam
sel. dua peran tersebut yaitu (1) konfersi asam pirufat dengan karboksilasi
menjadi asetil-KoA sebelum masuk kedalam siklus assam sitrat, dan (2)
degradasi molekul asam lemak menjadi banyak molekul asetil-KoA. Jadi,
kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkan baik metabolism
karbohidrat maupun lemak menjadi tertekan.
Defisiensi asam pantotenat pada hewan tingkat rendah dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan, kegagalan reproduksi, pemutihan
rambut, dermatitis, perlemakan hati, dan nekrosis adrenokorteks
hemoragis.Pada manusia, tidak pernah dibuktikan adanya sindrom
defisiensi yang pasti, diperkirakan karena hampir dalam setiap jenis
makanan ditemukan vitamin ini, dan karna sejumlah kecil vitamin ini
mungkin dapat disintesis didalam tubuh. Hal ini tidak berarti bahwa asam
pantotenat tidak penting dalam system metabolism dalam tubuh; tentu
saja, barangkali vitamin ini sama pentingnya dengan vitamin yang lain.
Kobalamin (vitamin B12)
Beberapa senyawa kobalamin yang mempunyai gugus prostetik
umum,seperti di gambarkan dibawah,menunjukkan apa yg di debut
sebagai aktivitas”vitamin B12”.
Perhatikan bahwa gugus prostetik berisi kobalt,yang mempunyai
ikatan yang serupa dengan besi di dalam molekul hemoglobin.tampaknya
atom kobalt berfungsi dengan cara yang hampir sama dengan fungsi atom
besi yaitu berkaitan secara reversible dengan zat lain.
Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia pernisiosa.
Vitamin B12 menjalankan beberapa fungsi metabolism,bertindak
sebagai koenzim akseptor hydrogen.fungsi vitamin ini yang paling utama
adalah bekerja sebagai koenzim mereduksi ribonukleotida menjadi
deoksiribonukleotida ,satu langkah yang di butuhkan dalam replikasi
gen.hal ini dapat menjelaskan fungsi utama vitamin B12.(1)meningkatkan
pertumbuhan dan (2)meningkatkan pembentukan dan pematangan sel
darah merah.
Defisiensi vitamin B12 menyebabkan demielinasi serabut saraf besar pada
medula spinalis.
Demielinasi serabut syaraf pada orang dengan defisiensi vitamin B12
terjadi terutama di kolumna posterior,dan kadang-kadang kolumna lateral
medulla spinalis.Akibatnya,banyak pasien anemia pernisiosa menderita
kehilangan sensasi perifer,dan pada khasus yang berat,bahkan menjadi
lumpuh.
Penyebab defisiensi vitamin B12 yang umum bukan karna
kurangnya vitamin ini dalam makanan, melaiankan defisiensi
pembentukan factor intrinsic, yang biasanya di sekresi oleh sel parietal
kelenjar lambung dan penting untuk absorpsi vitamin B12 oleh mukosa
ileum.
5. Vitamin C
Terdapat 5 macam fungsi vitamin C yang utama, yaitu :
a) Pembentukan kolagen dalam jaringanpengikat. Kolagen adalah protein
yang merupakan kompinen semua jaringan pengikat dan merupakan
komponen utama kulit, tulang rawan, gigi, dan jaringan bekas luka serta
melengkapi struktur kerangka tulang. Dalam pembentukan kolgen, vitamin
C bertingak sebagai katalisator reaksi hidroksilasi perubahan lisan dan
prolin ( di dalam tropokolgen) menjadi hidroksi lisin dan hidroksi prolin
(di dalam serat kolagen).
b) Pembentukan gigi. Kualitas struktur gigi tergantung pada struktur vitamin
C pada periode pembentukan gigi. “Ódontoblast” (lapisan gigi) tidak akan
terbentuk secara normal bila kekurangan vitamin C
c) Metabolism tirosin. Vitamin C berperan dalam metabolism tirosin (reaksi
hidrosilasi). Dikarenakan tirosin adalah precursor hormone tirosin.
d) Sintesis neurotransmitters. Di dalam otak, dua dari sekitan banyak
neurotransmitters yang diperlukan untuk transfer impuls syaraf dari satu
sel ke sel lainnya hanya dapat berfungsi apabila terdapat sejumlah vitamin
C yang cukup. Vitamin C diperlukan untuk mengubah tirosin menjadi
norepinefrin dan triptofan menjadi serotonin.
e) Penggunaan Fe, Ca, dan Folasin. Karena viramin C merupakan reduktor,
meka di dalam usus zat besi (fe) akan dipertahankan tetap dalam bentuk
ferro sehingga lebih mudah diserap. Demikian juga vitamin C membantru
transfer Fe dari darah ke hati, serta mengaktifkan enzim-enzim yang
mengandung Fe. Vitamin membantu penyerapan kalsium (Ca) dengan cara
mencegah terbentuknya kompleks Ca dengansenyawa lain yang bersifat
tidak larut dan sulit untuk diserap usus. Vitamin C mengkatalisi perubahan
folasin (asam folat) inaktif menjadi bentuk aktifnya, karena asam folat
berfungsi mencegah untuk timbulnya anemia, maka vitamin Cefektif
dalam mencegah timbulnya anemia pada bayi
Defisiensi asam askorbat melemahkan serabut kolagen seluruh tubuh.
Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil
hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan
hidroksiprolin, suatu unsur integral kolagen.Tanpa asam askorbat, maka
serabut kolagen yang terbentuk disemua jaringan tubuh menjadi cacat dan
lemah.Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan
kekuatan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi.
Defisiensi asam askorbat menyebabkan skorbut.
Defisiensi asam askorbat selama 20 sampai 30 minggu,seperti yang
sering terjadi dalam pelayaran yang lama di masa lalu,dapat menyebabkan
skorbut.salah satu efek skorbut yang paling penting adalah kegagalan
penyembuhan luka.hal ini di sebabkan oleh kegagalan sel,untuk
menyimpan fibril kolagen dan zat perekat interseluler.sebagai
akibatnya,penyembuhan luka yang biasanya memerlukan waktu beberapa
hari,mungkin jadi memerlukan waktu beberapa bulan.
Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya
pertumbuhan tulang.Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus
berpoliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantar sel, dan
tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang
yang sudah terosifikasi.Juga, bila terjadi fraktur pada tulang yang sudah
terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblast
tidak dapat membentuk tulang yang baru.Akibatnya, tulang yang fraktur
tidak dapat sembuh.
Dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh pada skorbut,
karena (1) kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain
dengan baik,dan (2) kegagalan untuk terbentuknya fibril klogen yang
biasanya terdapat di dinding pembuluh darah.kapiler terutama mudah
sekali mengalami ruptur.dan sebagai akibatnya,terjadi banyak pendarahan
petekie kecil di seluruh tubuh.pendarahan di bawah kulit dapat
mengakibatkan bercak purpura,kadang-kadang di seluruh permukaan
tubuh.untuk memeriksa defisiensi asam askorbat,seseorang dapat
memperlihatkan perdarahan petekie dengan cara memompa manset
tekanan darah di lengan atas;hal ini akan menyumbat aliran balik
darah,meningkatkan tekanan kapiler,dan terjadi bercak merah pada lengan
bawah,jika terjadi kekurangan asam askorbat yang cukup berat.
Pada skorbut yang hebat,kadang-kadang terjadi fragmentasi sel
otot;terjadi lesi pada gusi yang di sertai gigi goyang;timbul infeksi
mulut;dan muntah darah,dan dapat terjadi perdarahan otak.Akhirnya
sering timbul demam tinggi sebelum timbul kematian.
B. Defisiensi Mineral
1. Pengertian Mineral
Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi.
Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk
oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi
kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral
terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur
kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai
sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat
anorganik.
Sedangkan para ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai
mineral yakni :
a. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
b. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
c. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat
sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan
padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat,
gas, ataupun cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam
bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak
sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometrik ini
memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang
bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk
cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian
dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak
mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau
dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari
mineral mineral tersebut.
2. MACAM – MACAM MINERAL
Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu makromineral dan mikromineral.
a. Makromineral adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah
besar. Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na),
fosfor (P), magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).
b. Mikromineral yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum
(Mo), dan selenium (Se). 1,2,5
Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai
makromineral ketika kebutuhan sehari – hari adalah 100 mg atau lebih dan
mikromineral ketika kurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari
3. FUNGSI DAN MACAM MINERAL
A. Natrium (Na)
Fungsi Natrium (Na)
a. Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen
ekstraseluer.
b. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar
dari darah dan masuk ke dalam sel.
c. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.
d. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
e. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat
gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium.
Defisiensi natrium akan menyebabkan kejang, apatis dan
kehilangan nafsu makan.Dapat terjadi setelah muntah, diare,
keringat berlebihan, dan diet rendah natrium
Dengan patofisiologinya Na yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan, asam basa dalma tubuh akan menurun
fungsinya, dan transmisi saraf dan kontraksi otot pada perut
dan pembuluh darah lainnya juga turun sehingga akan
menyebabkan mual, muntah,diare dan kehilangan nafsu
makan.
Selain itu akibat kelebihan natrium akan menimbulkan
keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan
hipertensi. Jadi, taksiran kebutuhan untuk orang dewasa yaitu
500 mg/hari.
Dengan patofisiologinya Na yang bmempunyai fungsi
kontraksi otot sehingga jika terlalu banyak Na dalam tubuh
akan meningkatkan vasokontriksi pada pembuluh darah, aliran
darah tidak lancar sehingga akan menyebabkan oedema. Selain
itu juga bisa dapat menigkatkan cairan dalan tubuh dan
peningkatan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga akan
menyebabkan hipertensi.
Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa monosodium glutamate
(MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam
dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah
mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu,
daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.
B. Klorida (Cl)
Fungsi Klorida (Cl)
a. Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam cairan ekstraseluler.
b. Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari
HCl, yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim
pencernaan.
c. Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa
bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya
d. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan
masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengangkut
karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.
e. Mengatur sistem rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur
keseimbangan cairan tubuh.
Defisiensi klorida dapat menyebabkan kelainan dan
penyakit seperti gangguan pencernaan, kelelahan serta
hilangnya rambut dan gigi.Kekurangan klor terjadi pada
muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Ini
disebabkan karena suasana asam dalam lambung yang diatur
oleh clorida menurun.
Selain itu kelebihan juga bisa membuat muntah. Jadi
AKG minimum klor sehari sebesar 750 mg. Muntah
disebabkan peningkatan asam lambung
Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor,
daging, susu dan telur.
C. Kalium (K)
Fungsi Kalium (K)
a. Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta keseimbangan asam dan basa bersama natrium.
b. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan
kontraksi otot.
c. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologik, terutama metabolisme energi dan
sintesis glikogen dan protein.
d. Berperan dalam pertumbuhan sel.
Kekurangan terjadi jika diare kronis, muntah pada
penggunaan obat pencahar, deuretik. Kekurangan kalium
menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan,
mengigau, dan konstipasi.
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi
12 g/ m2 permukaan tubuh sehari tanpa diimbangi oleh kenaikan
eksresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang
berakibat kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila ada
gangguan fungsi ginjal. Jadi, kebutuhan minimum kalium sekitar
2000 mg sehari.
Sumber Kalium (K) terdapat pada makanan mentah atau
segar, terutama sayur-sayuran, buah, dan kacang-kacangan.
D. Kalsium (Ca)
Fungsi Kalsium (Ca)
a. Untuk pembentukan tulang dan gigi, kontraksi serat otot ;
b. Mengatur pembekuan darah dan katalisator reaksi-reaksi
biologis dalam tubuh;
c. Transmisi impuls saraf;
d. Permeabilitas membran sel;
Akibat Kekurangan Kalsium (Ca)
a. Gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok
dan rapuh, disebut juga ricketsia atau rachitis;
b. Tetani atau kejang otot, misalnya pada kaki;
c. Lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka;
d. Perasaan geli pada jari-jari dan daerah sekitar mulut,
e. Konvulsi;
f. Fraktur patologi.
Akibat Kelebihan Kalsium (Ca)
Otot skelet yang relaks, ketidakteraturan jantung, menimbulkan
batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral lain
serta konstipasi.
Jadi, AKG yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Bayi : 300-400 mg
b. anak-anak : 500 mg
c. remaja : 600-700 mg
d. dewasa laki-laki : 500-800 mg
e. dewasa perempuan : 500-600 mg
f. bumil dan menyusu : + 400 mg
g. manula : 500 mg
Sumber kalsium dapat pada : Susu, Keju, Ikan, Udang,
Tempe, dan Kacang-kacangan.sayuran, dan tulang kecil yang
dapat dimakan.
E. Fosfor (P)
Fungsi Fosfor (P)
a. Klasifikasi tulang dan gigi, absorpsi dan mengangkut zat gizi;
b. Mengatur keseimbangan asam basa serta proses lain dalam
tubuh.
c. Aktivasi vitamin B;
d. Pemindahan energi ke dalam sel;
e. Peningkatan aktivitas otot dan saraf;
f. Metabolisme karbohidrat;
g. Transmisi ciri heriditer.
Akibat kekurangan Fosfor (P)
a. Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala rasa lelah
dan kurang nafsu makan;
b. Anemia, hemoitik;
c. Ketidaksempurnaan fungsi sel darah putih;
d. Penundaan pembekuan;
e. Fraktur patologi.
Akibat Kelebihan Fosfor (P)
Erosi pada rahang, kekurangan kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.
Jadi, AKG yang diperlukan:
a. Bayi : 200-250 mg
b. anak-anak : 250-400 mg
c. laki-laki : 500 mg
d. perempuan : 450 mg
e. ibu hamil dan menyusui : 200-300 mg
sumber Fosfor(P) terdapat pada Daging, Ayam, Ikan, Telur,
Susu, dan buncis dan kacang panjang kering, produk susu.
F. Magnesium (Mg)
Fungsi Magnesium (Mg)
a. Sebagai bagian lebih dari 300 enzim yang berperan dalam
metabolisme zat gizi di dalam tubuh;
b. Membantu pada transmisi syaraf, pembekuan darah, relaksasi
otot dan mencegah kerusakan gigi.
c. Penyokong fungsi vitamin B, penggunaan kalsium,kalium dan
protein.
d. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan
kalsium dalam email gigi.
Akibat Kekurangan Magnesium (Mg)
a. Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein
dan energi serta berbagai kompilasi penyakit yang
menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal,
endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut
(intravena).
b. Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare,
penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga
dapat menyebabkan kekurangan magnesium.
c. Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang
nafsu makan, gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung,
gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf pusat,
halusinasi, koma dan gagal jantung.
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti.
Kelebihan magnesium terjadi pada penyakit gagal ginjal. Jadi,
AKG untuk orang dewasa untuk pria 280 mg/hari dan wanita 250
mg/ hari.
Sumber Magnesium (Mg) terdapat pada Sayuran Hijau,
Daging, Kacang-kacangan, dan Susu. Padi – padian, kacang,
polog-polongan, sayuran hijau.
G. Belerang (S)
Fungsi Sulfur (S)
a. Sebagai bagian zat-zat gizi penting seperti vitamin, asam
amino, enzim dan koenzim untuk berbagai proses dalam
tubuh.
b. Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada
matriks tulang.
c. Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak melalui proses fosforilasi fosfor dengan
mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B.
d. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta sistem buffer
e. Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta
ATP dan fosfolipid.
f. Mengatur keseimbangan asam basa.
g. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin,
biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi
h. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga
bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan
dihubungkan dengan mukopolisakarida.
Akibat kekurangan Sulfur (S)
Mengganggu pertumbuhan.
Akibat Kelebihan Sulfur (S)
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih
pada hewan yang akan menghambat pertumbuhan. Jadi, AKG
untuk orang dewasa dicukupi oleh asam amino esensial yang
mengandung sulfur. Makanan sumber protein.
II. Jenis-jenis Mineral Mikroelemen
A. Seng (Zn)
1. Fungsi Seng (Zn)
Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :
a. Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan
lebih dari 200 enzim.
b. Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang
berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida,
dan asam nukleat.
c. Zn berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
d. Zn sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA
polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
e. Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat
dan penyembuhan luka.
f. Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma. 1,2,5
g. Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan
antibody oleh sel B.
2. Akibat Kekurangan Seng (Zn)
a. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak
sempurna(kerdil).
b. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan
seksual.misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi
pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan
permukaan saluran cerna.
c. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.
d. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan
vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta
memperlambat penyembuhan luka.
3. Akibat Kelebihan Seng (Zn)
a. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi
tembaga.
b. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol,
mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat
timbulnya aterosklerosis.
c. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan
muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan
reproduksi.
Angka kecukupan seng pada tingkat :
a. Bayi : 3-5 mg
b. Anak-anak : 8-10 mg
c. Remaja dan dewasa : 15 mg(baik pria maupun wanita)
d. Ibu hamil : + 5 mg
e. Ibu menyusui : + 10 mg
4. Sumber Seng (Zn)
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging,
hati, kerang, biji-bijian(lengkap), sserelia, leguminosa dan telur.serelia
tumbuk dan kacang-kacangan merupakan sumber yang terbaik namun
mempunyai ketersediaan biologik yang rendah.
B. Tembaga (Cu)
1. Fungsi Tembaga (Cu)
a. Fungsi utama enzim di dalam adalah sebagai bagian dari enzim.
Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam
peranan yang berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen
atau radikal oksigen.
b. Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara
membanu absorbs besi, merangsang sisntesis hemoglobin ,
melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian
dari enzim seruloplasmin.
c. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
d. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi
melanin, yaitu pigmen dan kulit.
e. Tembaga juga berperan dalam pengikatan silang kolagen yang
diperlukan untuk menjaga kekuatannya.
2. Akibat Kekurangan Tembaga (Cu)
a. Kekurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan
metabolisme disamping itu terjadi demineralisasi tulang-tulang.
b. Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin rendah
c. Gangguan fungsi kekebalan.
3. Akibat Kelebihan Tembaga (Cu)
a. Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
b. Konsumsi sebanyak 10 -15 mg tembaga sehari dapat
menimbulkan muntah – muntah dan diare.Berbagai tahap
perdarahan intravascular dapat terjadi ,begitupun nekrosis sel –sel
hati dan ginjal
c. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.
Kekurangan tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh
karena itu, AKG untuk tembaga diindonesia belum ditentukan.
Amerika serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk
dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.
4. Sumber Tembaga (Cu)
Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga
adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-
bijian , serelia, dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan
jumlahnya bergantung pada jenis pipa di gunakan sebagai sumber air.
C. Mangan (Mn)
1. Fungsi Mangan (Mn)
a. Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi
metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak.
b. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam
amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase,
dipeptidase.
c. Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa
reaksi konversi pada oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida.
d. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor dalam
sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol.
e. Metabolisme energi & sintesis lemak.
2. Akibat Kekurangan Mangan (Mn)
Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan
kecil, sedangkan mangan banyak terdapat dalam makanan nabati.
Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina.
Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan,
menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot.
Penggunaan suplementasi besi dan kalsium perlu diperhatikan karena
kedua zat gizi ini menghambat absorbsi mngan.kekurngan mangan
sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Malkanan tinggi
protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.
3. Akibat Kelebihan Mangan (Mn)
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan
terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengisap mangan
yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkn
gejal-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku
abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson. AKG : 3- 4 gr/hari
4. Sumber Mangan (Mn)
Beras giling, pisang & sayuran hijau.
D. Krom (Cr)
1. Fungsi Krom (Cr)
a. Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida.
b. Krom bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan
masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam
pelepasan energi, percobaan pada hewan menunjukan bahwa
kekurangan krom dapat menyebabkan gangguan toleransi terhadap
glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal.
2. Akibat Kekurangan Krom (Cr)
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG
untuk krom belum ditentukan.
3. Akibat Kelebihan Krom (Cr)
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja
yang terken limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi
dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru. Kromat
adalah bentuk krom dengan valensi 6. tubuh tidak dapat mengoksidasi
krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk
vlensi 6 yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya
dengan kanker paru-paru. Kekurangan krom krena makanan jarang
terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum ditentukan. Amerika
serikat menetapkan jumlah yang aman untuk dikonsumsi oleh orang
dewasa adalah sebanyak 50 – 2000 ug sehari
4. Sumber Krom (Cr)
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati. Kandungan krom dalam
tanaman bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan
musim. Sayuran mengandung 30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia
utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut dan daging
merupakan sumber krom yang baik.
E. Selenium (Se)
1. Fungsi Selenium (Se)
a. Enzim selenium peroksidase berperan sebagai katalisator dalam
pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi
ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi
radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh
yang ada pada membran sel, sehingga merusak membran sel
tersebut.
b. Selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah
terjadina radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida
dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal
bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium
dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin E.
c. Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan
oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai
metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan
membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation
peroksidse berperan di dalam sitosol dan mitokondria sel,
sedangkan vitamin E di dalam membran sel
d. Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam
tubuh, mineral mikro ini mempunyai potensi untuk mencegah
penyakit kanker dan penyakit degenaratif lainnya. Bukti tentang
hal ini belum cukup untuk menganjurkan penggunaan selenium
sebagai suplemen. Enzim tergantung-selenium lain adalah gliisn
reduktase yang ditemukan di dalam sistem bakteri. Selenium juga
merupakan bgian dari kompleks asam amino RNA.
2. Akibat Kekurangan Selenium (Se)
Selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum
bayak diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan
hubungan antara status selenium tubuh dengan penykit kesban,
dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jntung yng terutama
terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah
propnsi di Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja
menyebabkan rasa kaku, pembengkakan dan aras sakit pada sendi jari-
jari yang iikuti osteoartritis secara umum, yang terutama dirasakan
pada iku, lutut dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat makanan
prenteral total yang pada umumnya tidak mengandung selenium
menunjukkan aktivitas glutation peroksidase rendah dan kadar
selenium dalam plasma dn sel darah merah yang rendah. Beberapa
pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi kardiomiopati
pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang rendah.
Kekurngan selenim dan vitamin E juga duhubungan dengan penyakit
jantung
3. Akibat Kelebihan Selenium (Se)
Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah,
diare, rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem
saraf. Kecendrungan menggunakan suplemen selenium untuk
mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai
dosis berlebihan.
4. Sumber Selenium (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan
selenosistein. Kebutuhan selenium adalah makanan laut, hati, dan
ginjal. Daging dan unggas juga merupakan sumber selenium yang baik.
Kandungan selenium dalam seralia, biji-bijian, dan kcang-kacngan
bergantung pada kondisi tanah tempat tumbuhnya bahanmakanan
tersebut. Kandungan selenium pada sayur dan buah tergolong rendah.
F. Molibden (Mo)
1. Fungsi Molibden (Mo)
a. Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain
xantin oksidasi, sukfat oksidase dan aldehid oksidase yang
mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi
aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit.
b. Oksidasi sulfit berperan dalam pemecahan sistein dan metionin,
serta mengkatalisis pembentukan sulfat dan sulfit
2. Akibat Kekurangan Molibden (Mo)
Mudah tersinggung, pikiran kacau, peningkatan laju pernapasan dan
denyut jantung yang dapat berakhir dengan pingsan.
3. Akibat Kelebihan Molibden (Mo)
Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan sindroma mirip penyakit
gout, disertai peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidasi xantin
di dalam darah. Konsumsi sampai 0,54 mg sehari dapat menyebabkan
kehilangan tembaga melalui urin. AKG: Konsumsi yang dianggap aman
adalah sebanyak 75 – 250 µg sehari untuk orang dewasa dan 15 – 20 µg
sehari untuk anak-anak.
4. Sumber Molibden (Mo)
Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh dan kacang-kacangan
G. Flour (F)
1. Fungsi Fluor (F)
a. mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi.
b. fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan
terlindungi dari karies gigi ini. Penambahan fluorida pada pasta
gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.
2. Akibat Kekurangan Fluor (F)
Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang
mengandung fluor. Akibatnya adalah kerusakan gigi dan keropos tulang
pada orang tua.
3. Akibat Kelebihan Fluor (F)
Kelebihan fluor dapat menyebabkan keracunan. Hal ini baru terjadi
pada dosis sangat tinggi setelah bertahun-tahun menggunakan
suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari. Gejalanya adalah fluorosis
(perubahan warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di
daerah dada, gatal, dan muntah. Konsumsi fluor yang dianggap cukup
dan aman adalah 1,5 – 4,0 mg/sehari. Hendaknya air minum mengalami
fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian flour/ 1 juta bagin air (1
ppm), yang berarti 1 mg/L air.
4. Sumber Fluor (F)
Makanan sehari-hari mengandung fluor, namun sumber utama adalah
air minum.
H. Kobalt (Co)
1. Fungsi Kobalt (Co)
Kobalt merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan
untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua
sel. Kobal mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim
2. Sumber Kobalt (Co)
Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12 hewan memamah biak
memperoleh kobalmin melalui hubungan simbiosis dengan
mikrorganise dalam saluran cerna. Manusia tidak dapat melakukan
simsbiosis ini, sehingga harus memperoleh kobalamin dari makanan
hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung
sedikit kobal, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya.
Pengikut vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-nati
terhadap kemungkinana kekuranagan vitamin B12. Sebagian besar
kobalt dalam tubuh terikat dalam vitamin B12 plasma darah
mengandung kurang lebih 1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sangat sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat
mensintesisnya. Vitamin dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan
kelarutannya, yaitu: (1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan vitamin C)
(2)Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K. Akan terjadi defisiensi
vitamin dan berakhir patologis dalam tubuh. Begitu juga dengan beberapa
mineral yang akan menimbulkan patologi dalam tubuh.
B. SARAN
Disarankan kepada semuanya untuk bisa memperhatikan dalam
pemebuhan kebutuhan vitamin dan mineral sehingga mencegah terjadinya
komplikasi.
Untuk tenaga kesehatan digalakkan dalam penyuluhan gizi tentang vitamin
dan mineral agar terciptanya derajat kesehatan yang bagus dalam masyarakat
Indonesia.