BAB II DESKRIPSI TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1463/2/BAB II.pdfdipengaruhi dan...
Transcript of BAB II DESKRIPSI TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1463/2/BAB II.pdfdipengaruhi dan...
11
BAB II DESKRIPSI
TEORI
A. Pengertian Pemimpin Pendidikan
Sebelum penulis uraikan tentang pengertian pemimpin pendidikan di
Indonesia, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian kepemimpinan
pendidikan. Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang
mempunyai arti bimbing. “memimpin” berarti: 1) memegang tangan sambil
berjalan; 2) menunjukkan jalan; mengetuai, mengepalai; 3) melatih
(mendidik, mengajar dsb). “pemimpin”, mempunyai artiorang yang
memimpin, (juga dalam arti kiasan seperti penuntun, pengajar, pemuka,
kepala pasukan dsb). “Kepemimpinan” berarti perihal pemimpin, cara
memimpin.1
Dalam Bahasa Inggris, kepemimpinan disebut dengan leadership,
sedangkan dalam Bahasa Arab disebut dengan istilah khilafah, imaroh,
ziamah, imamah. Secara etimologi kepemimpinan berarti daya memimpin
atau kualitas sesorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin itu sendiri.2
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang
kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang
sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa
banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih
sistematis dan objektif. Kepemimpian melibatkan hubungan pengaruh yang
1 Departemen Pendidikan Nasional, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Gramedia, Cet. VII. Edisi IV, hlm. 1075.
2 Muhadi Zaenuddin dkk, 2005, Studi Kepemimpinan Islam, Semarang: Putra MediatamaPress, hlm. 1
22
mendalam yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan
yang signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki
bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Dalam buku “Management, A Guide to Executive Command” yang
ditulis James M. Black menyatakan:
“ Leadership is capability of persuading others to work togetherdirection as a team to accomplish certain designated objectives”(kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supayabekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untukmencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu”. 3
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaaan, untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan orang yang dipimpinnya agar
mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta tidak
merasa terpaksa.4
Kepemimpinan itu adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh
itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-
tujuan tertentu.5
Kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan ketrampilan orang
dalam memanfaatkan kekuasaanya untuk mempengaruhi orang lain agar
melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah
3 Veithzal Rivai dkk., 2013, Islamic Leadership, Jakarta: BumiAksara, Cet. II, hlm. 1064 Ngalim Purwanto, 2003, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003, hlm. 36.5 Seokarto Indrafachrudin dkk., 1983, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan , Surabaya:
Usana Offset Printing, hlm. 23.
33
ditetapkan. Memimpin adalah mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi
yang dilaksanakan orang lain. Orang yang dipimpin adalah yang diperintah,
dipengaruhi dan diatur oleh ketentuan yang berlaku secara formal ataupun
non formal.6
Menurut Athoilah kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya serta tanggung jawabnya secara
moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan dapat
juga diartikan sebagai manifestasi pengaruh yang melekat pada jiwanya.
Pengaruh tersebut ada yang dibentuk oleh persyaratan formal dan bisa juga
bisa pembawaan jiwanya.7
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah seni dan ketrampilan orang dalam memanfaatkan
kekuasaanya untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan aktivitas
tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Memimpin adalah
mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi yang dilaksanakan orang lain
agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta tidak
merasa terpaksa.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kepemimpinan pendidikan,
menurut Dirawat adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan
dengan pengembangan ilmu pendidikan dari pelaksanaan pendidikan dan
6 U. Saefullah, 2012, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, hlm. 1397 Ibid.
44
pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih
efesien dan efektif didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran. 8
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua
sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Pendidikan
sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang
Sisdiknas. Nomor 20 Tahun 2003 ).
Secara umum kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai
kepemimpinan yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Pengertian
kepemimpinan itu sendiri pada dasarnya mempunyai sifat yang umum dan hal
itu juga dapat berlaku dalam bidang pendidikan. Secara lebih khusus bila
diterapkan pada organisasi pendidikan seperti sekolah, maka kepemimpinan
dalam tataran organisasi sekolah akan berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah (school leader/principal). Hal ini disebabkan kepala sekolah
merupakan orang yang punya otoritas dalam mengelola sekolah guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. 9
8 Hefniy Rozak, 2014, Kepemimpinan Pendidikan dalam Al-Qur'an, Tinjauan Sakralitas,Profanitas dan Gabungan, Yogyakarta: Teras, hlm. 11
9 Uhar Suharsapura, 2013, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama, hlm.147
2020
Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak
stakeholder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses
pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara
keseluruhan dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya.
2. Guru
Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses
belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan
siswa yang berkualitas.
3. Orang tua / Masyarakat
Orang tua adalah motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses
pembelajaran.10
Dari uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa kepemimpinan
pendidikan adalah suatu kemampuan untuk mendorong atau mempengaruhi
dalam lingkup penggerakan pelaksanaan pendidikan demi tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien atau kemampuan dan proses
mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada
hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dari pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dapat lebih efesien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
dan pengajaran.
10 Asep Suryana, 2010, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada Jakarta, hlm. 13
2121
Sedangkan yang dimaksud dengan pemimpin atau leader adalah
orang yang bertugas memimpin dalam sebuah organisasi. Dialah orang yang
memanage organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Dialah orang
yang bertanggung jawab atas berhasil atau tidaknya sebuah organissi yang
dipimpinnya.11
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut pengulu,
pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak,
ketua, kepala, penuntun, raja, dan lain sebagainya. Sedangkan istilah
memimpin digunkan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai
cara. Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang, sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain, untuk bersama-sama melakukan
aktifitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. 12
Berkaitan dengan pegertian pemimpin, dalam Bahasa Arab, kata yang
sering dihubungkan dengan kepemimpinan adalah ra’in, yang diambil dari
hadis Nabi Muhammad SAW., kullukum ra’in wa kullukum mas’ullun an
ra’iyyatihi (setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung
jawab atas kepemimpinanmu). Jadi pemimpin adalah ra’in. Ra’in arti
asalnya adalah gembala. Seorang pemimpin ibarat seorang penggembala yang
harus membawa ternaknya ke padang rumput dan menjaganya agar tidak
diserang serigala.13
11 Muhadi Zaenuddin dkk., 2005, Studi Kepemimpinan Islam, Semarang: Putra MediatamaPress, hlm. 7
12 Kartini Kartono, 1994, Pimpinan dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Press, hlm. 181.13 U. Saefullah, Op. Cit.
2222
Pemimpin juga diartikan dengan kata imam, yang berarti di depan.
Kata ini memiliki arti yang sama dengan kata umm, yang berarti ibu. Seorang
imam atau pemimpin harus memiliki sifat seorang ibu, penuh kasih sayang
dalam membimbing dan mengendalikan umat.14
Sedangkan yang dimaksud dengan pemimpin pendidikan tentunya
adalah orang yang memimpin dalam bidang pendidikan. Kepemimpinan
dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stakeholder yang sangat
berperan penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas
pendidikan diantaranya, kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat.15
Dalam tataran institusi pendidikan seperti sekolah, kepemimpinan
pendidikan dapat dilihat dalam tataran mikro institusi, yaitu kepala sekolah
dan dalam tataran mikro teknis yaitu tenaga pendidik (guru). Kepala sekolah
merupakan pemimpin dalam tataran institusi organisasi sekolah yang akan
menentukan bagaimana kinerja orgainisasi secara keseluruhan, sedangkan
guru adalah pemimpin dalam tataran teknis pembelajaran yang akan
menentukan keberhasilan proses pembelajaran guna menghasilkan output
pendidikan atau pembelajaran yang bermutu.16
Dari pemaparan di atas, maka tiap-tiap individu yang merasa
terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan
pendidikan dapat disebut sebagai pemimpin pendidikan, misalnya orang tua
di rumah, guru di sekolah, kepala sekolah di sekolah, kepala kantor
departemen pendidikan dan kebudayaan, maupun pengawas pendidikan di
14 Ibid.15 Asep Suryana,, Op. Cit., hlm. 1416 Uhar Suharsapura, Op. Cit., hlm. 124
2323
kantor departemen pendidikan dan kebudayaan dan di daerah pelayanannya,
juga pendidik lain.
Namun dari semua pemimpin pendidikan tersebut di atas, menurut
penulis yang paling terpenting adalah kepala sekolah atau kepala madrasah
sebagai pemegang kebijakan tertinggi di sekolah dan penentu segala
keputusan. Kepemimpinan dalam pendidikan sangat berkaitan dengan
masalah kepala sekolah dalam menentukan kebijakan di dalam masyarakat
sekolah. Dalam hal ini perilaku kepala sekolah harus bisa mendorong kinerja
guru dan pegawai lainnnya serta dapat mengarahkan dan memotivasi seluruh
warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan
sekolah.
Kepemimpinan dalam pendidikan sangat diperlukan di dalam
manajemen pendidikan, karena pada dasarnya setiap instansi atau lembaga
pendidikan memerlukan seorang pemimpin. Ibarat kapal, pemimpin inilah
yang akan menahkodai lembaga tersebut untuk mengarungi bahtera dunia
pendidikan. Ia akan mengendalikan dan mengatur segala sesuatu yang yang
dibutuhkan untuk dibawa ke suatu tujuan tertentu.17
B. Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan pada sebuah sekolah
atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah juga harus
memenuhi syarat-syarat seorang sebagai seorang pemimpin. Pemimpin
merupakan seorang yang sangat penting dalam suatu lembaga atau
17 H.E. Mulyasa, 2012, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:BumiAksara, Jakarta, Cet. II, hlm. 18
2424
organisasi, baik itu organisasi sosial keagamaan maupun lembaga formal
seperti sekolah atau madrasah, sehingga seorang pemimpin diharuskan
memiliki persyaratan-persyaratan tertentu dan memiliki kelebihan-kelebihan
dari pada orang yang dipimpinnya.
Diantara persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin antara lain adalah :
1. Beriman
Seorang muslim dimanapun ia berada dan apapun jabatannya, dia harus
beriman dan senantiasa berusaha mempertebal keimanannya dengan
jalan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya.
2. Mental
Seorang pemimpin harus mempunyai mental yang kuat, tangguh dan
baik. Bagi seorang pemimpin muslim mental itua dalah produk dari iman
dan akhlak.
3. Kekuasaan
Seorang pemimpin harus mempunyai kekuasaan, otoritas, legalitas yang
ia gunakan untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya untuk
mengerjakan sesuatu.
4. Kewibawaan
Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan, keutamaan dan kemampuan
untuk mengatur orang lain, sehingga pemimpin yang memiliki sifat
tersebut akan ditaati oleh bawahannya.
2525
5. Kemampuan
Kemampuan segala daya, kekuatan dan ketrampilan, kemampuan teknis
maupun sosial yang dianggap melebihi kemampuan anggota biasa.18
Persyaratan-persyaratan di atas merupakan persyaratan umum yang
harus dimiliki oleh setiap pemimpin, baik pemimpin negara, perguruan tinggi,
pondok pesantren, partai politik atau pun pemimpin pendidikan. Di samping
mempunyai persyaratan tersebut di atas, seorang pemimpin harus memiliki
kelebihan dari orang yang dipimpinnya. Hal ini dimaksudkan agar kelompok
suatu organisasi tersebut dapat mencapai kemajuan.
Sebagai pemimpin yang membawahi berbagai macam permasalahan,
maka harus memiliki beberapa kelebihan, yang antar lain adalah :
1. Memliki kecerdasan, atau intelegensi yang cukup baik.
2. Percaya diri sendiri dan membership.
3. Cakap bergaul dan ramah tamah.
4. Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat atau kemauan untuk maju dan
berkembang menjadi lebih baik.
5. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
6. Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.
7. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
konsekuen dan bijaksana.
8. Memiliki keseimbangan atau kestabilan emosional yang bersifat sabar.
9. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.
10. Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab.
18 Kartono Kartini, Op.Cit., hlm.. 31
2626
11. Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.
12. Bijaksana dan selalu berlaku adil.
13. Disiplin.
14. Berpengetahuan dan berpandangan luas.
15. Sehat jasmani dan rohani.19
Menurut Sudarwan Danim, seorang pemimpin, baik karena jabatan
formal atau karena kepentingan tertentu, maka dia harus memenuhi syarat-
syarat yang antara lain:
1. Bertakwa kepada Allah.
2. Memiliki inteligensi tinggi.
3. Memiliki fisik yang kuat.
4. Berpengetahuan luas.
5. Percaya diri.
6. Dapat menjadi anggota kelompok.
7. Adil dan bijaksana.
8. Tegas dan berinisiatif.
9. Berkapasitas membuat keputusan.
10. Memiliki kesetabilan emosi.
11. Sehat jasmani dan rohani.
16. Bersifat prospektif. 20
Disamping syarat-syarat tersebut, seorang pemimpin pendidikan atau
kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi sebagai kepala sekolah.Yang
dimaksud dengan kompetensi di sini adalah seperangkat tindakan cerdas dan
19 Hadari Nawawi, 1992, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, hlm. 84-90.20 Sudarwann Danim, 2006, Visi Baru Maajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 204
2727
penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu (Surat keputusan Mendiknas 045/U/2002) tentang inti
Kurikulum Perguruan tinggi. Atau juga dapat dikatakan sebagai
pengintegrasian dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
memungkinkan untuk melaksanakan tugas.21 Adapun kompetensi kepala
sekolah menurut Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah, antara lain adalah:
1. Kompetensi Kepribadian, meliputi:
a. Berakhlak mulia dan menjadi teladan akhlaq mulia bagi komunitas di
sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan sebagai
kepala sekolah/madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Kompetensi manajerial, meliputi:
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
21 Budi Suhardiman, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi,Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 105
2828
c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayaguaan sumber
daya sekolah/madrasah secara optimal.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan
sekolah/madrasah.
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiartan peserta didik di
sekolah/madrasah.
2929
n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyususnan program dan pengambilan keputusan.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kompetensi Kewirausahaan, meliputi:
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras unuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta
didik.
4. Kompetensi Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatkan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3030
c. Meindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesioalisme guru.
5. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok.
C. Tugas dan Fungsi Pemimpin Pendidikan
Sebagai seorang pemimpin pendidikan, seorang kepala sekolah juga
harus memahami tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai berikut:
1. Perencana sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai lembaga
pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi
pencapaian.
2. Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur
organiasasi (structuring), menetapkan staf (staffing) dan menetapkan tugas
dan fungsi masing-masing staf (functionalizinng).
3. Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal marketing
dan member contoh external marketing.
4. Mangawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan, dan
membimbing semua staf dan warga sekolah.
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar
peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving
3131
baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif,
dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.22
Sebagai admisnistrator, kepala sekolah mengatur dan membenahi
administrasi, dan sebagai pimpinan sekolah, kepala sekolah bertugas dan
berfungsi menggerakkan dan mempengaruhi guru-guru dan staf sekolah
untuk bekerja dan menjalankan tugas masing-masing dengan baik. Manajer
sekolah, mengandung makna sebagai kepala sekolah bertugas melaksanakan
seluruh proses dan mengoperasikan keseluruhan aktivitas institusinya.23
Pada dasarnya tugas kepala sekolah itu sangat luas dan kompleks.
Rutinitas kepala sekolah menyangkut serangkaian pertemuan interpersonal
secara berkelanjutan dengan murid, guru dan orang tua, atasan dan pihak-
pihak terkait lainnya. Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah
sebagai berikut:
1. Menjaga agar segala program sekolah berjalan se-damai mungkin (as
peaceful as possible).
2. Menangani konflik atau menghindarinya.
3. Memulihkan kerjasama.
4. Membina para staf dan murid.
5. Mengembangkan organisasi.
6. Mengimplementasikan ide-ide pendidikan.24
Lebih lanjut tentang tugas pokok seorang kepala sekolah, pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi enam tugas pokok, yang
22 Ibid., hlm. 1523 Sudarwan, Op. Cit., hlm. 5724 Budi Suhardiman, Op.Cit., hlm. 120
3232
merupakan fungsi dan peran yang harus dilaksanakan oleh seorang kepala
sekolah, 25 yaitu meliputi:
1. Sebagai Pendidik (educator)
Sebagai Pendidik (educator), seorang kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.
b. Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif.
c. Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan.
2. Sebagai Manajer ( manager)
Sebagai manajer, seorang kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas
sesuai dengan standar yang ada.
b. Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada
serta lebih lanjtu memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan
rutin dan temporer.
c. Kemampuan menyusun program secara sistematis.
3. Sebagai Administrator
Sebagai Administrator seorang kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna
dengan bukti berupa data administrasi yang akurat
b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, ketenagaan,
keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan
ketentuan yang berlaku.
25Triyo Suppriyatno, 2008, Marno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,Bandung: Refika Aditma, hlm. 37-39
3333
4. Sebagai Pengawas (Supervisor)
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh aktivitas
organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Oleh Karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh
pendidik dan tenaga kependidikan. Sebagai pengawas, maka seorang
kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan di
lembaganya yang dapat melaksanakan dengan baik
b. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan
kinerja guru dan karyawan
c. Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
5. Sebagai Pemimpin (Leader)
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang
harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi
sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan
berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin
dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
3434
resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan,
maka seorang kepala sekolah harus :
a. Memiliki kepribadian yang kuat
b. Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda,
begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya
c. Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan
karyawannya
6. Sabagai Innovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan perkerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integrative, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,
serta adaptabel dan fleksibel. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah
harus:
a. Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan
madrasah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya.
b. Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik.
c. Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif.
Untuk memenuhi tugas-tugas di atas, dalam segala hal hendaknya
kepala sekolah berpegangan kepada teori-teori sebagai pembimbing
tindakannya. Teori ini didasarkan pada pengalamannya, karakteristik
normatif masyarakat dan sekolah, serta iklim instruksional dan organisasi
sekolah, agar dapat menjadi kepala sekolah yang profesional.
Sellis mengemukakan bahwa dalam kaitan peningkatan kinerja tenaga
3535
kependidikan dan kualitas sekolah, maka kepala sekolah yang
profesional adalah:
a. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu yang
terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan peserta
didik yang ada di sekolah.
b. Mempunyai komitmen yang jelas pada program peningkatan kualiatas.
c. Mengkomunikasi pesan yang berkaitan dengan kualitas.
d. Menjaminkan kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan
kebijakan sekolah.
e. Menyakinakan terhadap para pelanggan (peserta didik, oranng tua,
mayarakat) bahwa terdapat “channel” cocok untuk meyampaikan
harapan dan keinginan.
f. Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan dan tidak
menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi
bukti yang kuat.
g. Pemimpin melakukan inovasi dalam bidang pendidikan serta menjamin
stuktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang jelas.
h. Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap
penghalang, baik bersifat organisasional maupun budaya dan
membangun tim kerja yang efektif dan efisien.26
26H.E. Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Dalam konteks MensukseskanMBS dan KBKPT, Bandung: Remaja Rosda Karya, hlm. 86.
3636
D. Sifat-sifat Pemimpin Pendidikan di Indonesia
Untuk menilai baik buruknya seorang pemimpin, maka dapat
dilihat dari sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin terebut, dan demikian
juga halnya seorang pemimpin pendidikan. Disamping itu juga, untuk
menilai sukses tidaknya seorang pemimpin dapat dilakukan antara lain
dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu
perilakunya, yang dapat dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinannya.
Menurut Gardner (1995), Pemimpin adalah orang-orang yang
menjadi contoh mempengaruhi perilaku pengikutnya secara nyata melalui
sejumlah perasaan-perasaan signifikan pengikutnya menjadi contoh
berbeda dengan memberi contoh. Sedangkan Menurut Bush (2008),
Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan-tujuan, memberi
motivasi-motivasi dan melakukan tindakan-tindakan kepada bawahannya.
Pemimpin adalah orang yang memimpin, ia terpilih menjadi
pemimpin karena memiliki keunggulan kompetitif dan atau keunggulan
komperatif di dalam kelompoknya. Hal ini didasarkan pada teeori
pendekatan sifat-sifat (Traits Approach Theory). Pendekatan ini
berdasarkan pada sifat seseorang yang dilakukan dengan cara
membandingkan sifat yang timbul dari pemimpin dan bukan pemimpin
dan membandingkan sifat pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang
tidak efektif.27
27 Husaini Usman, 2014, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, PT. BumiAksara, Jakarta, hlm. 240
3737
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan
memusatkan perhatian kepada diri pemimpin itu sendiri. Pernyataan
penting yang ingin dijawab adalah, “ Apakah sifat-sifat yang membuat
seseorang menjadi pemimpin?. Teori awal tentang sifat-sifat pemimpin
dapat ditelusuri kembali sejak zaman Yunani kuno dan Roma. Ketika itu
orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader ore born) bukan
diciptakan. Tteori itu disebut teori the greatman. Menurut teori ini jika
seseorang dilahirkan sebagai pemimpin maka ia akan menjadi
pemimpin. 28
Hasil penelitian Stogdill menyimpulkan bahwa kepemimpinan di
tandai dengan bermacam-macam sifat yang dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Capacity meliput kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara,
keaslian, dan kemampuan nilai.
2. Achievement meliputi gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan,
dan olah raga.
3. Responsibility meliputi mandiri berinistif, tekun, agresif, percaya diri,
dan berkeinginan untuk maju.
4. Participatio meliputi aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, mudah
menyesuaikan diri, dan humoris.
5. Status meliputi medudukan sosial ekonomi, dan ketenaran.
28 Ibid.
3838
6. Situation meliputi mental yang baik, status yang baik, mempunyai
keahlian, berkeinginan untuk maju, berorientasi pada tujuan.29
Penilaian sukses atau gagalnya pemimpin antara lain dilakukan
dengan mengamati atau mencatat sifat-sifat dan kualitas perilakunya.
Diantara para penganut teori sifat/kesifatan dari kepemimpinan (the traitist
theory of leadership) adalah Ordway Tead. Menurut Ordway, ada sepuluh
sifat-sifat kepemimpinan, yaitu: (a) Energi jasmaniah dan mental (Psysical
and nervous energy), (b) Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of
purpose and direction), (c) Antusiame (enthusiasm), (d) Keramahan
(Friendliness), (e) kecintaan (affection), (f) Integritas (integrity), (g)
Penguasaan teknis (technical mastery), (h) Ketegasan dalam mengambil
keputusan (decisiveness), (i) Kecerdasan (intelligence), dan (j)
Kepercayaan (faith).30
Dalam perspektif Islam, menurut Muhadi Zainuddin dkk., seorang
pemimpin, baik itu pemimpin secara umum atau pun pemimpin
pendidikan, maka dia harus mempunyai sifat-sifat yang antara lain:
a. Jujur, amanah atau dapat dipercaya
b. Cerdas
c. Adil
d. Bijaksana dan mempunyai sikap tanggung jawab.
e. Terbuka menerima kritik dan saran.
f. Ikhlas berbuat dan beramal.31
29 Triyo Suppriyatno, Marno, Op. Cit., hlm. 4030 Kartono Kartini, Op. Cit., hlm. 37-4331 Muhadi Zainuddin dkk., Op. Cit., hlm. 28-29.
3939
Menurut U.Saefullah, pemimpin yang ideal adalah pemimpin
yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Adil
Yaitu yang meletakkan segala sesuatu secara proporsional, tertib, dan
disiplin.Pemimpin yang tidak berat sebelah, dan bijaksana dalam
mengambil keputusan.
b. Amanah
Artinya jujur, bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
seluruh titipan aspirasi masyarakat atau bawahannya, tidak
melakukan penghianatan kepada rakyat.
c. Fathonah
Artinya memiliki kecerdasan.
d. Tabligh.
Artinya menyampaikan segala hal dengan benar, tidak ada yang
ditutup-tutupi, terbuka dan menerima saran atau kritikan.
e. Shidiq
Artinya benar, sebagai ciri dari perilaku pemimpin yang adil, semua
yang dikatakan sama dengan apa yang dilakukan.
f. Qonaah
Artinya menerima apa adanya, tidak serakah dan pandai berterima
kasih kepada Tuhan. Pemimpin yang qonaah tidak akan melakukan
korupsi dan merugikan uang negara, mengkambing hitamkan
masyarakat dan anak buahnya.
4040
g. Siasah
Adalah pemmpin yang pandai mengatur strategi guna memperoleh
kemaslahatan bagi masyarakat atau anak buahnya.
h. Sabar
Artinya pandai mengendalikan hawa nafsu dan menyalurkan seluruh
tenaga serta pikirannya dengan kecerdasan emosional yang
optimal.32
Menurut Husaini Usman, Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin yang efektif antara lain adalah K-12 :
a. Ketaqwaan
b. Kejujuran
c. Kecerdasan
d. Keikhlasan
e. Kesederhanaan
f. Kekuasaan pandangan
g. Kekomitmen
h. Keahlian
i. Keterbukaan
j. Kekuasaan hubungan social
k. Kedewasaan
l. Keadilan .33
32 U.Saefullah, Op. Cit., hlm. 163-16533 Husaini Usman, Op. Cit., hlm. 245
4141
Menurut (Newstrom dan David,1997), sifat-sifat pemimpin yang
efektif haruslah mempunyai sifat-sifat:
a. Keiginan personal
b. Kejujuran dan integritas
c. Kemampuan berfikir
d. Luwes dan adaptif
e. Karisma
f. Hasrat untuk memimpin
g. Percaya diri
h. Pengetahuan
i. Perasaan positif
m. Kreatifitas dan orisinilitas. .34
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan,
bahwa seorang pemimpin, khususnya pemimpin pendidikan haruslah
mempunyai sifat-sifat yang baik yang dapat mendukung peran dan
tugasnya sebagai seorang pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi
atau lembaga yang dipimpinnya secara eketif dan efisien.
Suatu konsep yang lebih menarik lagi ialah sifat-sifat yang
diharapkan dimiliki oleh setiap pemimpin yang baik, yang dikemukakan
oleh Suprapto pada permulaan memangku jabatannya sebagai gubernur
DKI Jakarta, beliau mendasarkan uraiannya kepada asas kepemimpinan
yang dirumuskan Ki. Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya mangun Karso, Tut Wuri Handayani.35 Dari asas
34 Ibid., hlm. 24735 Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 54.
4242
kepemimpinan tersebut diturunkannya 17 sifat kepemimpinan yang
semuanya dimulai dengan huruf “ T” yaitu :
1. Takwa
2. Taat
3. Temen (jujur)
4. Tekun
5. Terampil
6. Tanggap
7. Trengginas (lincah)
8. Tegas
9. Tangguh
10. Tanggon (iman)
11. Terbuka
12. Toleran
13. Teliti
14. Tertib
15. Tepo Seliro
16. Tanpa Pamrih
17. Tanggung Jawab.36
Hubungannya dengan pemimpin pendidikan secara khusus,
kepemimpinan efektif menurut penelitian Tiong (1997) mengungkapkan
karaktiristik kepala sekolah yang efektif, haruslah mempunyai beberapa
36 Ibid.
4343
sifat baik yang dapat diteladani oleh bawahannya. Sifat-sifat tersebut
yang antara lain adalah:
a. Kepala seolah yang adil dan tegas dalam mengambil keputusan. b.
Membagi tugas secara adil kepada guru
c. Menghargai partisipasi staf d.
Memahami perasaan guru
e. Memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan f.
Terampil dan tertib
g. Berkemampuan dan efisien h.
Memiliki dedikasi dan rajin i.
Tulus
j. Percaya diri. 37
Dari beberapa pendapat tersebut tersebut di atas dapat penulis ambil
kesimpulan bahwa seorang pemimpin yang baik haruslah mempunyai sifat-
sifat yang baik yang dapat menunjang keberhasilannya sebagai seorang
pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, lebih- lebih soorang
pemimpin pendidikan, utamanya sifat yang dapat dijadikan teladan
dan panutan bagi orang yang dipimpinnya ataupun peserta didik yang ada di
lembaganya.
37 Husain, Op. Cit.,hlm. 303