BAB II Asam Mefenamat

download BAB II Asam Mefenamat

of 40

description

asmet

Transcript of BAB II Asam Mefenamat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat

Obat adalah unsure aktif secara fisiologis dipakai dalam diagnosis, pencegahan, pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada manusia atau hewan. Obat dapat berasal dari alam dapat diperoleh dari sumber mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, atau dapat juga dihasilkan dari sintesis kimia organic atau biosintesis (Ansel,1989). Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat di katakana bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat secara obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebihan, maka akan menimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya kecil, maka kita tidak akan memperolehpenyembuhan (Anief, 1991).

2.2 Tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, tablet dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul Universitas Sumatera Utara menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan(Dirjen POM, 1995).Komposisi utama dari tablet adalah zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya sedangkan bahan pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan tablet yaitu bahan penghancur, bahan penyalut, bahan pengikat, bahan pemberi rasa dan bahan tambahan lainnya( Ansel, 1989).

2.2.1 Bentuk - bentuk Tablet Menurut (Jas, 2004) bentuk - bentuk tablet antara lain:a. Bentuk bulat dan rata ( bikonvek)b. Bentuk cembung ( bikonkaf)c. Bentuk bulat telur ( oval)d. Bentuk segitiga ( triangle), segilima dan seterusnyae. Bentuk kapsul di sebut kaplet.

2.2.2 Syarat - syarat TabletSyarat-syarat tablet adalah sebagai berikut:1. Keseragaman ukuran2. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet3. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari Universitas Sumatera Utara keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya famakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiaannya dilakukan pada tiap tablet.4. Waktu hancurWaktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per oral, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing - masing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Pada pengujiaan waktu hancur, tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut.5. DisolusiDisolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada cara pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat.Universitas Sumatera Utara6. Penetapan kadar giziPenetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang terterapada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan ju ga tidak layak untuk dikonsumsi (Syamsuni, 2007).

2.3 NyeriNyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan ancaman kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan seperti peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay, 2008). Rasa sakit ini merupakan sensasi yang timbul oleh karena stimulus atau rangsangan yang berasal dari gangguan - gangguan atau kerusakan jaringan yang akan mengakibatkan terlepasnya mediator nyeri. Zat ini akan merangsang reseptornyeri yang terdapat pada ujung - ujung saraf bebas seperti pada kulit dan selaput lendir yang akan diteruskan oleh saraf sensorik ke susunan saraf pusat dan akan diteruskan ke thalamus. Sehingga kita merasakan nyeri. Jadi rasa sakit ini penting untuk melindungi tubuh. Oleh karena adanya rasa sakit maka kita akan berusaha untuk menghindarkan ataupun menyelamatkan diri (Anwar, 1973). Menurut (Tjay, 2008) berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara, yaitu dengan: Universitas Sumatera Utaraa. a.Analgetika perifer, yang kerjanya menghambat terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri periferb. Anestetika lokal, yang berfungsi merintangi penyaluran rangsangan disaraf-saraf sensorisc. Analgetika sentral ( narkotika), yang memblokir pusat nyeri di SSPdengan anestesi umumd. Antidepresiva trisiklis, yang digunakan pada nyeri kanker dan saraf.Kebanyakan obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri atau rasa sakit tidak hanya berkhasiat sebagai analgetik saja, tetapi juga mempunyai khasiat sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Analgetik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri atau rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas dan Antiinflamasi adalah obat yang merangsang atau menyebabkan pelepasan mediator inflamasi yang dapat menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak dan gangguan fungsi organ ( Anwar,1973).

2.4 Asam mefenamat-Rumus Molekul: C15H15NO2-Berat Molekul: 241.29 Universitas Sumatera Utara Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih. Melebur pada suhu lebih kurang 2300C disertai peruraian.-Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida, agak sukar larut dalam klorofom, sukar larut dalam etanol dan methanol, prakt is tidak larut dalam air- Persyaratan Kadar : mengandung asam mefenamat tidak kurang dari90.0% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yangtertera pada etiket.Asam mefenamat merupakan derivate asam antranilat dan termasuk kedalam golongan obat Anti Inflamasi Nons teroid (AINS). Dalam pengobatan, asam mefenamat digunakan untuk meredakan nyeri dan rematik. Obat ini cukup toksik terutama untuk anak - anak dan janin, karena sifat toksiknya, Asam mefenamat tidak boleh dipa kai selama lebih dari 1 minggu dan sebaiknya jangan digunakan untuk anak-anak yang usianya di bawah 14 tahun (Munaf,1994).

2.4.1 FarmakologiAsam mefenamat mempunyai khasiat sebagai analgetik dan anti inflamasi. Asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan kerja pusat dan juga kerja perifer. Mekanisme kerja asam mefenamat adalah dengan menghambat kerja enzim sikloogsigenase ( Goodman, 2007).

2.4.2 FarmakokinetikTablet asam mefenamat diberikan secara oral. Diberikan melalui mulut dan diabsorbsi pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui Universitas Sumatera Utara hati diserap darah dan di bawa oleh darah sampai ke tempat kerjanya. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat diekskresikan dalam urin sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi. Dan 20% obat ini ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi(Goodman, 2007).

2.4.3 Efek SampingEfek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering timbul adalah diare, diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan eritema kulit, memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal (Setiabudy, 2009).2.5 SpektrofotometriSpektrofotometri merupakan suatu alat yang berguna untuk mempelajari keseimbangan kimia atau untuk menentukan laju reaksi kimia. zat kimia yang mengambil bagian dalam keseimbangan harus mempunyai spectra absorbs yang berbeda, dan seseorang dengan mu dah mengamati variasi absorbs pada panjang gelombang tertentu untuk setiap zat (Martin, 1990).Spektrofotometri terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energy tersebut ditransmisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2008). Universitas Sumatera UtaraDasar penetapan kadar secara spektrofotometri adalah adanya hubungan linier antara cahaya yang diserap dengan zat yang menyerap ( Hukum Lambert-Beers ). Hukum Lambert hubungan antara serapan radiasi dan panjang jalan melewati medium yang menyerap. Jika suatu berkas radiasi monok romatik diarahkan menembus medium ternyata tiap lapisan menyerap fraksi r adiasi yang sama besar, sedangkan hukum Beers hubungan antara konsentrai spesies penyerap dan tingkat absorbs dapat diterapkan benar-benar hanya untuk radiasi monokromatik da n sifatdasar penyerap tak berubah sepanjang jangka konsentrasi yang diselidiki (Underwood,1986). Universitas Sumatera Utara

ANALGETIKADisusun Oleh :Nama Mahasiswa: Linus Seta Adi NugrahaNomor Mahasiswa: 09.0064Tgl. Praktikum: 23Mei2011Hari Praktikum: SeninDosen Pembimbing: Septiana L. R., S. Farm, Apt.LABORATORIUM FARMAKOLOGIAKADEMI FARMASI THERESIANASEMARANG20112ANALGETIKAA.TUJUANMahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pengaruh pemberian dan efektivitas beberapa obat analgetika pada hewan uji.B.DASAR TEORIAnalgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay, 2007).Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri merupakan suatu perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45oC(Tjay, 2007).Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) pada mana nyeri dirasakan untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang terendah saat orang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan (Tjay, 2007).Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yangberfungsi melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentangadanya ganguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejangotot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapatmenimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasanzat-zattertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain dapatmengakibatkan reaksi 3radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeridi ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapatdiseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amatbenyak sinaps via sumsumtulang belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah.Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimanaimpuls dirasakan sebagai nyeri (Tjay, 2007).Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar, yakni :a.Analgetika perifer (non-narkotik), yangterdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk kelompok inib.analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura dan kanker (Tjay, 2007).Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa kelompok, yakni :a.parasetamolb.salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilatc.penghambat prostaglandin (NSAIDs) : ibuprofen, dlld.derivat-antranilat : mefenaminat, glafenine.derivat-pirazolon : propifenazon, isopropilaminofenazon, dan metamizolf.lainnya : benzidamin (Tantum) (Tjay, 2007).Sensasi nyeri, tak perduli apa penyebabnya, terdiri dari masukan isyaratbahaya ditambah reaksi organisme ini terhadap stimulus. Sifat analgesik opiatberhubungan dengan kesanggupannya merubah persepsi nyeri dan reaksi pasienterhadap nyeri. Penelitian klinik dan percobaan menunjukkan bahwa analgesiknarkotika dapat meningkatkan secara efektif ambang rangsang bagi nyeri tetapiefeknya atas komponen reaktif hanya dapat diduga dari efek subjektif pasien. Bilaada analgesia efektif, 4nyeri mungkin masih terlihat atau dapat diterima olehpasien, tetapi nyeri yang sangat parah pun tidak lagi merupakan masukan sensorikdestruktif atau yang satu-satunya dirasakan saat itu (Katzung, 1986).Analgetik narkotik, kini disebut juga opioida (=mirip opioat) adalah obat-obat yang daya kerjanya meniru opioid endogen dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor opioid (biasanya -reseptor) (Tjay, 2007).Efek utama analgesik opioid dengan afinitas untuk resetor terjadi padasusunan saraf pusat; yang lebih penting meliputi analgesia, euforia, sedasi, dandepresi pernapasan. Dengan penggunaan berulang, timbul toleransi tingkat tinggibagi semua efek (Katzung, 1986).C.ALAT DAN PROSEDURMetode Witkin (Writhing Tes / Metode Geliat)1.Prinsip PercobaanRasa nyeri yang disebabkan pemberian induktor nyeri akan menyebabkan timbulnya writhing(geliat) yang dapat diamati sebagai torsi pada satu sisi, menarik kaki ke belakang, penarikan kembali abdomen, kejang tetani dengan membengkokan kepala dan kaki ke belakang. efek analgetik dari ekstrak uji atau obat akan mengurangi atau menghilangkan respon tersebut.2.Bahan dan Alata.BahanEkstrak uji (dua dosis), pembanding/kontrol positif : asetosal dengan dosis 52 mg/kb BB diberikan secara oral sebagai suspensi, kontrol negatif : asetosal.Hewan percobaan : mencit putih, berat badan : 18 22 g darisatu jenis kelamin.5Jenis penginduksi nyeri : asam asetat 3% diberikan secara intra peritoneal dengan dosis 300 mg/kg BB (untuk metode Siegmund jenis penginduksi diganti dengan larutan fenil p-benzokuinon sebagai larutan 0,02% dalam etanol 5 % yang dibuatdengan cara pemanasan suhu 37oC, larutan ini diberikan dengan dosis0,25 ml/ekor)b.AlatJarum suntik 1 ml, jarum oral, gelas ukur dan stopwatch3.ProsedurBahan uji, obat dan kontrol negatif diberikan secara oral 30 menit sebelum hewan diberi asam asetat secata intra peritoneal.4.Pengamatana.Catat jumlah geliat selama 30 menit dengan selang waktu 5 menitb.Lakukan analisis secara statistik dengan ANOVA (uji rancangan acak lengkap)5.Perhitungan Dosis6.Data PengamatanInterval WaktuJumlah GeliatKontrol negatifParacetamolAcetosalIbuprofenDaya analgetik :% daya analgetik obat = 100 (perlakuan/kontrol x 100%)6D.HASIL DAN PENGOLAHAN DATA1.Larutan Stoka. Ibuprofen Indofarma: 4 mg/ml =200 mg/50 mlb. Paracetamol Phytofarma: 10 mg/ml =500 mg/50 mlc. Asam mefenamat Berno Farma: 10 mg/ml = 500 mg/50mld. Asam Asetat 1 %-Dosis : 262,5 mg/kg BB-BJ: 1,048 1,051 g/ml Nilai tengah = 1,0495 g/ml-Pembuatan :1 ml asam asetat ~ 1,0495g => 1049,5 mg-Dosis: x 262,5 mg/kg BB = 0,5 mg-Volume Penyuntikan : x 50 ml = .... ml2.Konversi Dosisa.Ibuprofen= 200 mg/50 mlManusia 70 kg= 70/50 x 200 mg = 280 mgMencit 20 g= 280 x 0,0026 = 0,728 mgb.Paracetamol= Asam mefenamat = 500 mg/50 mlManusia 70 kg= 70/50 x 500 mg = 700 mgMencit 20 g= 700 x 0,0026 = 1,82 mgBB Mencit10000,5mg10495,5 mg73.Perhitungan Dosis dan Volume Penyuntikana.Mencit 1= Ibuprofen suspensi (24,4 g)Dosis= 24,4 g/20 x 0,728 = 0,8882 mgVolume Suntik= 0,8882mg/4 mg x 1 ml = 0,22 mlAs. Asetat= 24,4 g/1000 g x 262,5 = 6,405 mgVolume Suntik= 6,405/1049,5 x 50 ml = 0,31 mlb.Mencit 2= Paracetamol suspensi (23,1 g)Dosis= 23,1 g/20 x 1,82 = 2,1021 mgVolume Suntik= 2,1021mg/10 mg x 1 ml = 0,21mlAs. Asetat= 23,1 g/1000 g x 262,5 = 6,0638 mgVolume Suntik= 6,0638/1049,5 x 50 ml = 0,29mlc.Mencit 3= Asam Mefenamat (20,2 g)Dosis= 20,2 g/20 x 1,82 = 1,8382 mgVolume Suntik= 1,8382 mg/10 mg x 1 ml = 0,18mlAs. Asetat= 20,2 g/1000 g x 262,5 = 5,3025 mgVolume Suntik= 5,3025/1049,5 x 50 ml = 0,25mld.Mencit 4= CMC 0,5% (26,7 g)Volume Suntik= 0,5 mlAs. Asetat= 26,7 g/1000 g x 262,5 = 7,0088 mgVolume Suntik= 7,0088/1049,5 x 50 ml = 0,33ml84.Tabel DosisNo.Perlakuan (oral)BB (g)Dosis(mg)Lar. StokVolume SuntikVolume As. Asetat1Ibuprofen24,40,88824mg/ml0,22ml0,31 ml2Paracetamol23,12,102110mg/ml0,21ml0,29 ml3As. Mefenamat20,21,838210mg/ml0,18ml0,25 ml4CMC26,7(-)(-)0,5ml0,33 ml5.Data PercobaanNo.Interval waktuPerlakuanPCTAs. MefenamatIbuprofen(-)10 5000025 100000310 152112415 202112520 253203625 303325 total% analgetika :a.PCT= 100 -(10/12 x 100%) = 16,67 %b.As. Mefenamat= 100 -(6/12 x 100%) = 50 %c.Ibuprofen= 100 -(4/12 x 100%) = 66,67 %96.Data Jumlah GeliatMencit KumulatifKelompokgeliatPCTAs. MefenamatIbuprofen(-)11064122252322463271716413162440n4444N total : 16x505267114x total : 283x289887013654116x2 : 7249taraf nyata = 5% = 0,057.Jumlah Kuadrat TotalxT2 = 7449= 2243,448.Jumlah Kuadrat Perlakuan+++-502+522+672+1142-252444416= 666,69(xT)2n total283216(x12n 1(x32n 3(x22n 2(x42n 4(xT)2n total109.Jumlah Kuadrat Galat = JK Total JK Perlakuan2243,44666,69= 1976,7510.Tabel AnovaSumber VariasiJumlah KuadratdKKuadrat rata2F hitungPerlakuan666,693222,23222,23/131,3958= 1,69Galat1576,7512131,3958Total2243,4415149,562711.F Kritis= (; dk dosis; dk galat)= (0,05; 3; 12)= 3,49F Kritis > F Hitung3,49 > 1,69Berbeda Tidak Bermakna1112.Grafik05101520253035404550Kelompok 1Kelompok 2Kelompok 3Kelompok 4JmlhJatuhJumlah geliat mencitPCTAs. MefIbuprofen(-)01020304050607080PCTAs. MefIbuprofen(-)Jumlah geliat dibanding % analgetik obatJumlah Geliat% Analgetik12E.PEMBAHASANAnalgetika adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untukmengurangi atau menghalau rasa sakit atau nyeri. Tujuan dari percobaan kali ini adalahmengenal, mempraktekkan, dan membandingkan daya analgetika dari obat parasetamol, asam mefenamat, dan ibuprofen menggunakanmetode rangsang kimia. Percobaan ini dilakukan terhadap hewan percobaan, yaitu mencit (Mus muscullus). Metode rangsang kimia digunakanberdasar atas rangsang nyeri yang ditimbulkan olehzat-zat kimia yang digunakanuntuk penetapan daya analgetika.Percobaanmenggunakan metode Witkins yang ditujukan untukmelihat respon mencit terhadap asam asetat yang dapat menimbulkan responmenggeliat dari mencit ketika menahan nyeri pada perut. Langkah pertama yangdilakukan adalah pemberian obat-obat analgetik pada tiap mencit. Setelah 5menit I, mencit II, III, dan IV disuntik secara intraperitoneal dengan larutaninduksi asam asetat 1 %. Pemberian dilakukan secara intraperitoneal karenauntuk mrncegahpenguraian asam asetat saat melewati jaringanfisiologik pada organ tertentu. Dan laruran asam asetat dikhawatirkan dapat merusak jaringan tubuh jika diberikan melalui rute lain, misalnya per oral, karena sifat kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap pengaruh asam. Larutan asam asetat diberikan setelah 5 menitkarena diketahui bahwa obat yang telah diberikan sebelumnya sudahmengalami fase absorbsi untuk meredakan rasa nyeri. Selamabeberapamenit kemudian, setelah diberi larutan asam asetat 1 % mencit menggeliatdengan ditandai perut kejang dan kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliatmencit dihitung setiap 5 menit. Pengamatan yang dilakukan agak rumitkarena praktikan sulit membedakan antara geliatan yang diakibatkan olehrasa nyeri dari obat atau karena mencit merasa kesakitan akibat penyuntikanintraperitoneal pada perut mencit.13Obatanalgetik yang memiliki daya analgetik dengan presentasi yang tidak terlalu tinggi adalahparasetamol sebanyak 16,67% dimana Parasetamol yang merupakanderivat-asetanilida adalah metabolit dari fenasetin. Parasetamol berkhasiatsebagai analgetik dan antipiretik. Umumnya parasetamol dianggap sebagaizat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatanmandiri). Asam mefenamat padapercobaan ini memiliki daya analgetik yang tinggi yaitu 50%dimana Asam mefenamat adalah derivat-antranilat dengan khasiat analgetis,antipiretis, dan antiradang yang cukup baik. Penggunaan asam mefenamatsebagaiobat antinyeri terbatas karena sering menimbulkan gangguanlambung-usus, terutama dyspepsi dan diare hebat.Sedangkan analgetik yang menunjukkan aktivitas paling tinggi adalah ibuprofen dengan persentase 66,67%.Hasil yang didapat diuji dengan menggunakan tabel ANOVA yang kemudian didapat hasil berbeda tidak bermakna. Di sini berarti bahwa data yang dihasilkan memiliki perbedaan, tetapi jika diuji secara statistik data perbandingan tersebut tidak memiliki perbedaan. Data praktikum kali ini dianggap menyimpang karena seharusnya hasil yang didapat adalah berbeda bermakna. Penyimpangan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain faktor penyuntikan yang salah atau kurang tepat sehingga volume obat yang disuntikan tidak tepat. Dapat juga dikarenakan faktor fisiologis dari mencit, mengingat hewan percobaan ini telah mengalami beberapa kali percobaan sehingga dapat terjadi kemungkinan hewan percobaan yang stress dan juga kelelahan karena mengingat mencit sebelumnya telah dipuasakan terlebih dahulu. Penyimpangan pengambilan data juga dapat terjadi karena pengamatan praktikan yang kurang seksama sehingga ada data geliat mencit yang mungkin terlewat tidak diamati. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi hasil dan perhitungan yang dibuat.14F.KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapakesimpulan yaitu:Analgetik merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri tanpamenghilangkan kesadaran.Analgesik yang paling baik meredam rasa nyeri sampai yang kurangefektif berdasarkan hasil yg didapat adalah ibuprofen, asam mefenamat, kemudianparacetamol.Daya analgetik dari parasetamol sebanyak 16,67%, Asam mefenamat50%, dan Ibuprofen 66,67%.15DAFTAR PUSTAKAAnief, Moh., 1990, Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan, Gadjah Mada University Press, D.I Yogayakarta.Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi,IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.Ansel, Howard.C., 1989 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.Ganiswara, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Balai Penerbit Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta.Katzung, Bertram G.,1986,Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta.Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia, Jakarta.Witkin LB, Huebner CF, Galdi F, Keefe E,Spitaletta P, Plumer AJ, 1961, Pharmacognosy of 2amino-indane hydrochloride (SU 8629). Apotent non-narcotic analgesic, JournalOfPharmacologyand Experimental Therapeutics.Mengetahui,Semarang, Mei2011Dosen PembimbingPraktikanSeptiana L. R., S. Farm, Apt.Linus Seta Adi N.