BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · 38 dengan ragi dan air. Hasil fermentasi mengandung...
-
Upload
nguyenminh -
Category
Documents
-
view
244 -
download
0
Transcript of BAB II ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · 38 dengan ragi dan air. Hasil fermentasi mengandung...
36
BAB II
ANALISIS DATA
Bab Analisis data mendeskripsikan bentuk, dan makna Istilah-Istilah
Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini.
A. Bentuk
Bentuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) monomorfemis, (2)
Polimorfemis, dan (3) Frasa. Bentuk-bentuk yang dimaksud dapat dilihat dalam
pembahasan berikut ini.
1. Bentuk Monomorfemis
(1) ampo [ampo]
Gambar 6 : Ampo
Istilah ampo merupakan kata dasar berkategori nomina.
Ampo ini berasal dari tanah liat yang diserut menggunakan alat
tajam seperti pisau, diserut berbentuk gulungan kecil dan panjang
kemudian dikeringkan di bawah terik matahari. Ampo ini berwarna
hitam, ada yang kecokelat-cokelatan. (wawancara Toegiyo tanggal
20 April 2015)
37
(2) ampyang [ampyaŋ]
Gambar 7 : Ampyang
Istilah ampyang merupakan kata dasar berkategori nomina.
Ampyang merupakan makanan khas Jawa Tengah banyak dijumpai di
Surakarta maupun Yogyakarta. Makanan ini berbahan gula Jawa,
kacang, jahe, dan garam. Teksturnya agak bergelombang dikarenakan
atasnya lumuran kacang, rasanya yang manis gurih berasal dari gula
Jawa dan garam sedikit pedas dari jahe. (wawancara Toegiyo tanggal
20 April 2015)
(3) arak [ara?]
Gambar 8 : Arak
Istilah arak merupakan kata dasar berkategori nomina. Arak
adalah hasil fermentasi beras ketan putih/merah dikombinasikan
38
dengan ragi dan air. Hasil fermentasi mengandung alkohol.(wawancara
Toegiyo tanggal 20 April 2015)
(4) candu [candu]
Gambar 9 : Candu
Istilah candu merupakan kata dasar berkategori nomina.
Candu adalah getah kering pahit berwarna cokelat kekuning-kuningan
yang diambil dari buah papaver somniferum, dapat mengurangi rasa
nyeri dan merangsang rasa kantuk, dan dapat menimbulkan rasa
ketagihan bagi yang sering menggunakannya.(Rizal Ari
Andani(2015:42)
(5) criping [cripIη]
Gambar 10 : Criping
39
Istilah criping merupakan kata dasar berkategori nomina.
Makanan terbuat dari beras ketan yang dikukus dicampur dengan
bumbu dibentuk bulat gepeng atau pipih, kemudian dikeringkan,
setelah kering digoreng dengan minyak goreng biasanya criping ada
yang tengahnya diberi warna untuk mempercantik dan memberi rasa
manis. (wawancara Toegiyo tanggal 20 April 2015)
(6) dhele [dhəle]
Gambar 11 : Dhele
Istilah dhele merupakan kata dasar berkategori nomina.
Dhele adalah tumbuhan kacang-kacangan, berbuah kecil-kecil,
berwarna hitam atau kuning keputih-putihan, daunnya agak kasar dan
berbulu halus, biasa ditanam di sawah, dan digunakan untuk bahan
makanan seperti tahu dan tempe. .(Rizal Ari Andani(2015:43)
40
(7) jadah [jadah]
Gambar 12 : Jadah
Istilah jadah merupakan kata dasar berkategori nomina. Jadah
adalah makanan khas Jawa yang tebuat dari beras ketan yang
dicampuri santan, dan garam. Makanan ini biasannya dipakai untuk
makanan ringan di tempat hajatan orang Jawa kebanyakan di
kampung, jadah rasanya gurih. (wawancara Toegiyo tanggal 20 April
2015)
(8) jenang [jənaη]
Gambar 13 : Jenang
Istilah jenang merupakan kata dasar berkategori nomina. Jenang
merupakan makanan yang berbahan dari tepung beras yang dimasak
dengan santan. (wawancara Toegiyo tanggal 20 April 2015)
41
(9) joli [jɔli]
Gambar 14 : Joli
Istilah joli merupakan kata dasar berkategori nomina. Joli adalah
miniatur rumah yang terbuat dari bambu, kertas bermotif dengan
proses dari bahan bambu dirangkai sebuah miniatur rumah kemudian
diletakkan di atas dua bambu untuk tempat pemikulnya. (wawancara
Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(10) kencur [kəncUr]
Gambar 15 : Kencur
Istilah kencur merupakan kata dasar berkategori nomina. Kencur
adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang tertanam di dalam
tanah, berwarna putih, dan biasa dipakai untuk bahan rempah-rempah
dan ramuan obat, berguna buat sambal urap, sayur sambal tumpang.
(wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
42
(11) kendhi [kənDi]
Gambar 16 : Kendhi
Istilah kendhi merupakan kata dasar berkategori nomina. Kendhi
adalah tempat air bercerat yang terbuat dari tanah yang dibuat dengan
keahlian tangan untuk membentuknya, banyak berbagai model kendhi
di zaman sekarang. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(12) kopi [kɔpi]
Gambar 17: Kopi
Istilah kopi merupakan kata dasar berkategori nomina. Kopi
adalah minuman yang berwarna hitam ada yang kecokelat-cokelatan.
Enak diminum ketika air masih panas. (wawancara Toegiyo tanggal
26 Mei 2016)
43
(13) kunci [kunci]
Gambar 18: Kunci
Istilah kunci merupakan kata dasar berkategori nomina. Kunci
adalah tanaman umbi-umbian, berwarna putih kekuningan, yang dapat
digunakan untuk bumbu sayur bening kesannya terasa segar. Seperti
sayur loncom bening. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(14) kunir [kunIr]
Gambar 19 : Kunir
Istilah kunir merupakan kata dasar berkategori nomina. Kunir
adalah tumbuhan, suku Zingiberaceae, marga Curcuma, banyak
digunakan dalam masakan, misalnya sebagai bumbu penyedap,
pemberi warna kuning, seperti sayur Kare, Gule, Rendang, pengawet
makanan, dan digunakan sebagai obat sakit perut.(Rizal Ari Andani
2015/48)
44
(15) lempeng [lɛmpɛη]
Gambar 20: Lempeng
Istilah lempeng merupakan kata dasar berkategori nomina.
Makanan yang terbuat dari singkong, ketela yang digiling kemudian
dicetak berbentuk criping tetapi tipis. (wawancara Toegiyo tanggal 26
Mei 2016)
(16) lenga [ləηɔ]
Gambar 21 : Lenga
Istilah lenga merupakan kata dasar berkategori nomina. Lenga
adalah jenis BBM (bahan bakar minyak) yang berwarna bening.
Biasanya dipakai untuk bahan pada kompor tradisional yang ada
sumbunya. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
45
(17) lombok [lↄmbↄʔ]
Gambar 22 : Lombok
Istilah lombok merupakan kata dasar berkategori nomina.
Lombok adalah tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang
dengan ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-
cokelatan atau hijau tua, dan berisi banyak biji yang pedas
rasanya.(Rizal Ari Andani 2015/49)
(18) menyan [məñan]
Gambar 23 : Menyan
Istilah menyan merupakan kata dasar berkategori nomina.
Menyan adalah dupa dari tumbuhan styrax benzoin, berwarna putih,
berbentuk kristal, dan harum baunya ketika dibakar.(Rizal Ari Andani
2015/49)
46
(19) miri [miri]
Gambar 24 : Miri
Istilah miri merupakan kata dasar berkategori nomina. Miri
adalah pohon yang buahnya berkulit keras, berbentuk bulat, berwarna
putih, isinya banyak mengandung minyak, dan biasa digunakan untuk
bumbu. Seperti sayur sambel goreng, sayur lodeh, semur, sayur
rendang. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(20) nanas [nanas]
Gambar 25 : Nanas
Istilah nanas merupakan kata dasar berkategori nomina. Nanas
adalah buah yang berwarna kuning yang kulitnya bergelombang dan
ada duri kecil-kecil. Rasanya manis-manis asam. (wawancara Toegiyo
tanggal 26 Mei 2016)
47
(21) rante [rante]
Gambar 26 : Rante
Istilah rante merupakan kata dasar berkategori nomina. Rante
adalah benda yang yang biasanya digunakan untuk menyambungkan
gigi satu dengan gigi yang lainnya sehingga akan tersambung dan
akan bergerak. Di dalam tradisi julen ini adalah miniatur rantai.
(wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(22) slindur [slindUr]
Gambar 27 : Slindur
Istilah slindur merupakan kata dasar berkategori nomina.
Slindur adalah macam kain kecil yang bermotif seperti selendang.
48
Yang warnanya beranekaragam. Biasanya dipasang di bagian pȇrȇt.
(wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(23) srondeng [srondɛη]
Gambar 28 : Srondeng
Istilah srondeng merupakan kata dasar berkategori nomina.
Srondeng ini merupakan makanan yang berasal dari campuran dari
berbagai bahan seperti serutan kelapa kacang tholo kemudian dimasak
dikasih bumbu agar lebih enak rasannya. (wawancara Toegiyo tanggal
26 Mei 2016)
(24) suruh [surUh]
Gambar 29 : Suruh
Istilah suruh merupakan kata dasar berkategori nomina. Suruh
adalah tumbuhan merambat di pohon lain, daunnya berasa agak pedas,
biasa dikunyah bersama dengan kinang, kapur, gambir sebagai
49
makanan yang mencandu, penguat gigi, dan sebagainya. (wawancara
Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(25) takir [takIr]
Gambar 30 : Takir
Istilah takir merupakan kata dasar berkategori nomina. Takir
adalah wadah atau tempat makanan dari daun pisang dan sebagainya
yang disemat dengan lidi pada kedua sisinya. (wawancara Toegiyo
tanggal 26 Mei 2016)
(26) tepas [tepas]
Gambar 31 : Tepas
Istilah tepas merupakan kata dasar berkategori nomina. Tepas
adalah alat elektronik yang berfungsi memberikan efek segar karena
berasal dari angin yang dikeluarkan dari alat ini dan juga ada tepas
50
yang tradisional yang dibuat dari serutan bambu dianyam. (wawancara
Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(27) trasi [trasi]
Gambar 32 : Trasi
Istilah trasi merupakan kata dasar berkategori nomina. Trasi
adalah bumbu penyedap masakan yang dibuat dari ikan kecil-kecil
atau udang yang dilumatkan halus-halus, berwarna cokelat gelap atau
cokelat, dan berbau amis menyengat. (wawancara Toegiyo tanggal 26
Mei 2016)
(28) uyah [uyah]
Gambar 33 : Uyah
Istilah uyah merupakan kata dasar berkategori nomina. Uyah
adalah senyawa kristalin NaCl yang merupakan klorida dan sodium,
51
dapat larut dalam air, asin rasanya, berbentuk kristal, dan berwarna
putih. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(29) wajik [wajI?]
Gambar 34 : Wajik
Istilah wajik merupakan kata dasar berkategori nomina. Wajik
adalah makanan khas Jawa yang tebuat dari beras ketan yang
dicampuri dengan gula Jawa sehingga hasilnya makanan ini berwarna
kemerah-merahan. Makanan ini biasanya dipakai untuk makanan
ringan di tempat hajatan orang Jawa kebanyakan di kampung. Wajik
rasanya manis karena dicampur dengan gula Jawa. (wawancara
Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(30) wedhak [wəDa?]
Gambar 35 : Wedhak
52
Istilah wedhak merupakan kata dasar berkategori nomina.
Wedhak adalah semacam alat kosmetik yang berwarna putih
berbentuk serbuk dan padat. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei
2016)
2. Bentuk Polimorfemis
(31) cok bakal [cɔ? bakal]
Gambar 36 : Cok Bakal
Cok bakal adalah takir yang berisi dari bunga mawar, telur
ayam, nasi dan ayam panggang. Cok bakal masuk ke dalam
polimorfermis dari kategori kata majemuk yang muncul arti baru
dapat dianalisis seperti berikut dari kata Cok bakal kata cok
‘pacokan‘ yang berjenis verba dan bakal ‘ bakal ’ berjenis nomina.
Agar kata cok dapat berdiri maka kata cok harus bergabung dengan
kata atau imbuhan. Sementara, kata bakal merupakan kata yang
secara gramatik dapat berdiri sendiri dalam pertuturan biasa dan
memiliki sifat bebas. Pada istilah cok bakal kata cok bergabung
dengan kata bakal sehingga terbentuk kata majemuk cok bakal. Kata
cok bakal memiliki makna yang berbeda dari unsur pembentuknya,
53
yaitu sesaji yang dipersembahkan leluhur terdiri dari bunga mawar,
telur ayam, nasi, dan ayam poreng. Jadi, kata cok bakal merupakan
kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok
kata(wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(32) gedhang ayu [gəDaη ayu]
Gambar 37 : Gedhang Ayu
Kata gedhang ayu merupakan kata majemuk berjenis nomina
yang terdiri dari kata gedhang ‘pisang’ yang berjenis nomina dan ayu
‘cantik’ yang berjenis adjektiva. Kata gedhang merupakan pokok kata
yang secara gramatik tidak dapat berdiri sendiri ketika berada dalam
tuturan biasa dan tidak memiliki sifat bebas. Agar kata gedhang dapat
menimbulkan makna baru maka kata gedhang harus bergabung
dengan kata atau imbuhan. Sementara, kata ayu merupakan kata yang
secara gramatik dapat berdiri sendiri dalam pertuturan biasa dan
memiliki sifat bebas. Pada istilah gedhang ayu, kata gedhang
bergabung dengan kata ayu, sehingga terbentuk kata majemuk
gedhang ayu. Kata gedhang ayu memiliki makna yang berbeda dari
unsur pembentuknya, yaitu sejenis tanaman obat. Jadi, kata gedhang
ayu merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok
54
kata dan masuk ke dalam kategori polimorfermis. (wawancara
Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
(33) jajan pasar [ jajan pasar]
Gambar 38: Jajan Pasar
Jajan pasar adalah terdiri dari berupa bermacam-macam
panganan `makanan` yang dibeli dari pasar. Jajan pasar masuk ke
dalam polimorfermis dari kategori kata majemuk yang muncul arti
baru dapat dianalisis seperti berikut dari kata Jajan pasar kata Jajan
yang berjenis verba dan pasar yang berjenis nomina. Agar kata Jajan
dapat menimbulkan makna maka harus bergabung dengan kata atau
imbuhan yaitu pasar. Kata Jajan pasar memiliki makna yang berbeda
dari unsur pembentuknya, yaitu jajan `makanan ringan` + pasar
`pasar`. Jajan pasar berupa bermacam-macam panganan `makanan`
yang dibeli dari pasar. Jadi, kata Jajan pasar merupakan kata
majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok kata. (Bausastra,
2001: 292).
55
(34) kembar mayang [kəmbar mayaη]
Gambar 39 : Kembar Mayang
Kembar mayang adalah janur yang dibentuk sedemikian rupa
kemudian dihiasi beberapa tanaman seperti akar, daun, batang dan
bunga. kembar mayang masuk ke dalam polimorfermis dari kategori
kata majemuk yang muncul arti baru dapat dianalisis seperti berikut
dari kata kembar mayang kata kembar yang berjenis nomina dan
mayang yang berjenis nomina. Agar kata kembar dapat berdiri maka
kata kembar harus bergabung dengan kata atau imbuhan. Sementara,
kata mayang merupakan kata yang secara gramatik dapat berdiri
sendiri dalam pertuturan biasa dan memiliki sifat bebas. Pada istilah
kembar mayang kata kembar bergabung dengan kata mayang sehingga
terbentuk kata majemuk kembar mayang. Kata kembar mayang
memiliki makna yang berbeda dari unsur pembentuknya, yaitu janur
yang dibentuk sedemikian rupa kemudian dihiasi beberapa tanaman
seperti akar, daun, batang dan bunga Jadi, kata kembar mayang
merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok
kata. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
56
(35) klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ]
Gambar 40 : Klasa Bangka
Klasa bangka merupakan sebuah benda yang berbentuk tikar
yang ukurannya lebih kecil dari tikar biasannya kurang lebih
berukuran setengah meter klasa bangka yang bearasal dari bahan
seperti dari pandan yang berubah warna menjadi kecokelat-
cokelatan. Klasa bangka masuk ke dalam polimorfemis dari kategori
kata majemuk yang mempunyai arti baru dapat dianalisis seperti
berikut klasa bangka dari kata klasa ‘tikar’ yang berjenis nomina dan
bangka ‘tegang’ yang berjenis adjektiva. Agar kata klasa dapat berdiri
maka kata klasa harus bergabung dengan kata atau imbuhan.
Sementara, kata bangka merupakan kata yang secara gramatik dapat
berdiri sendiri dalam pertuturan biasa dan memiliki sifat bebas. Pada
istilah klasa bangka kata klasa bergabung dengan kata bangka
sehingga terbentuk kata majemuk klasa bangka. Kata klasa bangka
memiliki makna yang berbeda dari unsur pembentuknya, yaitu sejenis
tikar dari pandan dengan ukuran kecil. Jadi, kata klasa bangka
merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok
kata. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
57
(36) ngantenan [ηantenan]
Gambar 41: Ngantenan
kata ngantenan merupakan proses morfologi berjenis nomina
yang terdiri dari bentuk afiksasi. kata nganten mendapat nasal (ng)
sufiks -an sehingga kata nganten menjadi ngantenan yang berarti
sebuah pasangan temanten. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei
2016)
(37) panjang ilang [panjaη ilaη]
Gambar 42 : Panjang Ilang
panjang ilang adalah keranjang yang terbuat dari janur.
panjang ilang masuk ke dalam polimorfermis dari kategori kata
majemuk yang muncul arti baru dapat dianalisis seperti berikut dari
58
kata panjang ilang kata panjang ‘panjang‘ yang berjenis nomina dan
ilang berasal dari kata dasar ilang ‘hilang’. Agar menjadi makna baru
kata panjang harus bergabung dengan kata ilang. sehingga terbentuk
kata majemuk panjang ilang. Kata panjang ilang memiliki makna
yang berbeda dari unsur pembentuknya, yaitu keranjang yang terbuat
dari janur. Jadi, kata panjang ilang merupakan kata majemuk yang
salah satu unsurnya berupa pokok kata. (wawancara Toegiyo tanggal
26 Mei 2016)
(38) pengilon [pəηilɔn]
Gambar 43 : Pengilon
Istilah pengilon masuk kedalam polimorefermis karena proses
morfologi. Kata pengilon berasal dari ngilo dari kata dasar ilo
berawalan pa dan akhiran an. Pengilon adalah benda yang berwarna
bening berfungsi sebagai alat pantulan diri sendiri ketika berkaca atau
benda yang berada didekat kaca akan terlihat kembarannya.
(wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
59
(39) sega asahan [səgɔ asahan]
Gambar 44 : Sega Asahan
Sega asahan adalah nasi dengan lauk sambal goreng, mie, dan
krupuk. sega asahan masuk ke dalam polimorfermis dari kategori
kata majemuk yang muncul arti baru dapat dianalisis seperti berikut
dari kata sega asahan kata Sega ‘nasi‘ yang berjenis nomina dan
sega asahan berasal dari kata dasar sah ‘sah’. Agar kata Sega dapat
memberikan makna baru kata Sega harus bergabung dengan kata atau
imbuhan. Sementara, kata asahan merupakan kata yang secara
gramatik dapat berdiri sendiri dalam pertuturan biasa dan memiliki
sifat bebas. Pada istilah sega asahan kata Sega bergabung dengan
kata asahan sehingga terbentuk kata majemuk sega asahan. Kata
sega asahan memiliki makna yang berbeda dari unsur pembentuknya,
yaitu nasi dengan lauk sambal goreng, bakmi, dan krupuk. Jadi, kata
sega asahan merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya
berupa pokok kata. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
60
(40) sega golong [səgͻ gͻlͻŋ]
Gambar 45 : Sega Golong
Sega golong adalah nasi yang dicetak bulat. Ukurannya kurang
lebih sebesar bola tenis ada juga yang berukuran seperti kelereng.
Sega golong masuk ke dalam polimorfermis dari kategori kata
majemuk yang muncul arti baru dapat dianalisis seperti berikut dari
kata Sega golong kata Sega ‘nasi‘ yang berjenis nomina dan golong
‘bersatu’ berasal dari kata gemolong yang berjenis adjektiva. Agar
kata sega dapat bermakna baru maka kata sega harus bergabung
dengan kata atau imbuhan. Sementara, kata golong merupakan kata
yang secara gramatik dapat berdiri sendiri dalam pertuturan biasa dan
memiliki sifat bebas. Pada istilah sega golong kata Sega bergabung
dengan kata golong sehingga terbentuk kata majemuk Sega golong.
Kata Sega golong memiliki makna yang berbeda dari unsur
pembentuknya, yaitu sebuah makanan yang dibentuk bulatan. Jadi,
kata Sega golong merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya
berupa pokok kata. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
61
(41) sega suci [səgɔ suci] atau sega gurih
Gambar 46 : Sega Suci
Sega suci adalah nasi yang berwarna putih yang dikasih santan
sehingga rasannya gurih orang Jawa menamai dengan nama nasi sega
uduk. Sega suci masuk ke dalam polimorfermis dari kategori kata
majemuk yang muncul arti baru dapat dianalisis seperti berikut dari
kata Sega suci kata Sega ‘nasi‘ yang berjenis nomina dan suci
‘bersih’. Agar kata Sega dapat bermakna baru maka kata Sega harus
bergabung dengan kata atau imbuhan. Sementara, kata suci
merupakan kata yang secara gramatik dapat berdiri sendiri dalam
pertuturan biasa dan memiliki sifat bebas. Pada istilah Sega suci kata
Sega bergabung dengan kata suci sehingga terbentuk kata majemuk
Sega suci. Kata Sega suci memiliki makna yang berbeda dari unsur
pembentuknya, yaitu sebuah makanan yang dikasih santan biar terasa
gurih. Jadi, kata Sega suci merupakan kata majemuk yang salah satu
unsurnya berupa pokok. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
62
(42) takir ponthang [takIr ponTaη]
Gambar 47 : Takir Ponthang
takir ponthang adalah sebuah sebuah benda yang terbuat dari
daun pisang dibentuk kotak berlubang berfungsi sebagai tempat
letaknya berbagai macam sesaji antara lain nasi kuning, irisan telur
dadar, jeroan ayam kampung, srondeng. takir ponthang masuk ke
dalam polimorfermis dari kategori kata majemuk yang muncul arti
baru dapat dianalisis seperti berikut dari kata takir ponthang kata
takir ‘takir‘ yang berjenis nomina dan ponthang ‘ponthang’. Agar
kata takir ponthang dapat bermakna baru maka kata takir harus
bergabung dengan kata atau imbuhan. Sementara, kata ponthang
merupakan kata yang secara gramatik dapat berdiri sendiri dalam
pertuturan biasa dan memiliki sifat bebas. Pada istilah takir ponthang
kata takir bergabung dengan kata ponthang sehingga terbentuk kata
majemuk takir ponthang. Kata takir ponthang memiliki makna yang
berbeda dari unsur pembentuknya, yaitu sebuah sebuah benda yang
terbuat dari daun pisang dibentuk kotak berlubang berfungsi sebagai
tempat letaknya berbagai macam sesaji antara lain nasi kuning, irisan
telur dadar, jeroan ayam kampung, srondeng. Jadi, kata sebuah sebuah
63
benda yang terbuat dari daun pisang dibentuk kotak berlubang
berfungsi sebagai tempat letaknya berbagai macam sesaji antara lain
nasi kuning, irisan telur dadar, jeroan ayam kampung, srondeng
merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa pokok
kata. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei 2016)
3. Bentuk Frasa
(43) endhas kebo [ənDas kəbo]
Gambar 48 : Endhas Kebo
endhas kebo adalahh sejenis lembu/sapi yang berwarna hitam
dan ada yang kecokelat–cokelatan biasanya sebagai alat tradisional
di sawah untuk membajak tanah. Endhas kebo dalam sesaji selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. endhas kebo merupakan
frasa, karena kata endhas kebo secara gramatik dapat disisipi sufiks {-
e}, endhase kebo berjenis frasa nomina. Hal itu dapat dibuktikan
melalui sekema berikut:
endhas (UPI) + kebo (M) → endhas kebo
N + N → FN
64
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa endhas kebo,
yaitu kata endhas ‘kepala‘ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis nomina, yaitu kata kebo ‘kerbau‘ sehinga frasa
endhas kebo berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo tanggal 26
Mei 2016)
(44) jenang katul [jənaη katUl]
Gambar 49 : Jenang Katul
Jenang katul adalah makanan yang terbuat dari kulit padi
yang teksturnya lembut ketika penggilingan padi. Jenang katul dalam
sesaji selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Jenang katul
merupakan frasa, karena kata jenang katul secara gramatik dapat
disisipi sufiks {-e}, menjadi jenang katul. Jenang katul berjenis frasa
nomina. Hal itu dapat dibuktikan melalui sekema berikut:
jenang (UPI) + katul (M) → jenang katul
N + N → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa jenang katul,
yaitu kata jenang ‘jenang’ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis nomina, yaitu kata katul sehinga frasa jenang
65
katul berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei
2016)
(45) kacang tholo [ kacaη Tolo]
Gambar 50: Kacang Tholo
Kacang tholo adalah jenis tanaman kacang-kacangan yang
berwarna kemerah-merahan berukuran kecil. Kacang tholo dalam
sesaji selamatan giling tebu pabrik gula Kecamatan Tasikmadu.
Kacang tholo merupakan frasa, karena kata kacang tholo secara
gramatik dapat disisipi sufiks {-e}, menjadi kacange tholo. Kacange
tholo berjenis frasa nomina. Hal itu dapat dibuktikan melalui sekema
berikut:
kacang (UPI) + tholo (M) → kacang tholo
N + N → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa kacang tholo, yaitu
kata kacang yang berjenis nomina lalu diikuti oleh modifikator
berjenis nomina, yaitu kata tholo sehinga frasa kacang tholo berjenis
frasa nomina.
66
(46) ketan ireng [kətan irəη]
Gambar 51 : Ketang Ireng
Ketan ireng adalah jenis beras yang berwarna hitam keungu-
unguan. Ketan ireng dalam sesaji selamatan giling tebu PG
Kecamatan Tasikmadu. Ketan ireng merupakan frasa, karena kata
ketan ireng secara gramatik dapat disisipi sufiks {-e}, ketane ireng
berjenis frasa nomina. Hal itu dapat dibuktikan melalui sekema
berikut:
ketan (UPI) + ireng (M) → ketan ireng
N + Adj → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa ketan ireng,
yaitu kata ketan ‘jenis beras’ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis adjektiva, yaitu kata ireng ‘ hitam‘ sehinga frasa
ketan ireng berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo tanggal 26
Mei 2016)
67
(47) sega thiwul [səgɔ TiwUL]
Gambar 52 : Sega Thiwul
Sega thiwul adalah makanan yang terbuat dari singkong
dijemur kemudian ditumbuk, dihaluskan kasih air kemudian dimasak
sampai matang, setelah matang sega thiwul berwarna merah
kecokelat-cokelatan. Sega thiwul dalam sesaji selamatan giling tebu
PG Kecamatan Tasikmadu. Sega thiwul merupakan frasa, karena kata
sega thiwul secara gramatik dapat disisipi sufiks {-e}, segane thiwul.
Sega thiwul berjenis frasa nomina. Hal itu dapat dibuktikan melalui
sekema berikut:
sega (UPI) + thiwul (M) → sega thiwul
N + N → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa sega thiwul,
yaitu kata sega ‘nasi’ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis nomina, yaitu kata thiwul sehinga frasa sega
thiwul berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo tanggal 26 Mei
2016
68
(48) sekar setaman [səkar sətaman] atau kembang setaman
Gambar 53: Sekar Setaman
Sekar setaman terdiri dari bunga melati putih, kantil dan
mawar yang diletakan pada wadah yang berisi air atau wadah yang
sudah dihias dijukuan untuk tempat sekar setaman. dalam sesaji
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Sekar setaman
merupakan frasa, karena kata sekar setaman secara gramatik dapat
disisipi sufiks {-e}, sekar setamane berjenis frasa nomina. Hal itu
dapat dibuktikan melalui sekema berikut:
sekar (UPI) + setaman (M) → sekar setaman
N + N → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa sekar setaman,
yaitu kata sekar ‘bunga’ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis nomina, yaitu kata setaman ’setaman’ sehinga
frasa sekar setaman berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo
tanggal 26 Mei 2016)
69
(49) tebu wulung [təbu wulUη]
Gambar 54 : Tebu wulung
Tebu wulung adalah sejenis tebu yang kualitasnya sangat
baik berwarna keungu-unguan. Tebu wulung dalam sesaji selamatan
giling tebu pabrik gula Kecamatan Tasikmadu. Tebu wulung
merupakan frasa, karena kata tebu wulung secara gramatik dapat
disisipi sufiks {-e}, tebu wulunge berjenis frasa nomina. Hal itu dapat
dibuktikan melalui sekema berikut:
tebu (UPI) + wulung (M) → tebu wulung
N + Adj → FN
Berdasarkan skema di atas, unsur pusat dari frasa tebu wulung,
yaitu kata tebu ‘tebu’ yang berjenis nomina lalu diikuti oleh
modifikator berjenis adjektiva, yaitu kata wulung ‘hitam semu biru’
sehinga frasa tebu wulung berjenis frasa nomina. (wawancara Toegiyo
tanggal 26 Mei 2016)
70
B. Makna
Makna dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu: (1) makna
leksikal,(2) makna gramatikal dan (3) makna kultural. Makna-makna yang
dimaksud dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini.
1. Makna Leksikal
A. Istilah sesaji berbentuk monomorfemis
(1) ampo [ampo]
Makna leksikal ampo ini berasal dari tanah liat yang diserut
menggunakan alat yang tajam seperti pisau, ampo ini kemudian diserut
berbentuk gulungan kecil dan panjang, kemudian dikeringkan di bawah
terik matahari. Ampo berwarna hitam, ada yang kecokelat-cokelatan.
(2) ampyang [ampyaŋ]
Makna leksikal ampyang adalah makanan yang berbahan gula
Jawa atau gula aren, garam, dan kacang berwarna merah kecokelat-
cokelatan. Gula aren atau gula Jawa dan garam direbus sampai
mengental disisi lain kacang disangrai, setelah itu dicampur gula yang
sudah mengental tadi dicetak sesuai selera. Ampyang ini rasanya
manis-manis gurih yang mempunyai bentuk lonjong dan bulat.
(3) arak [ara?]
Makna leksikal arak adalah limbah sisa fermentasi makanan
tape yang berwujud cairan atau hasil produksi dari tebu yang berwujud
cairan.
71
(4) candu [candu]
Makna leksikal candu adalah getah kering pahit berwarna cokelat
kekuning-kuningan yang diambil dari buah Papaver somniferum.
Candu dapat mengurangi rasa nyeri, merangsang rasa kantuk, dan
menimbulkan rasa ketagihan bagi yang sering menggunakannya. Di
pasar, candu dijual dengan kemasan yang terbuat dari timah sehingga
mirip seperti kemasan balon tiup namun berukuran lebih panjang.
(5) criping [cripIη]
Makna leksikal criping atau rengginang adalah makanan
terbuat dari beras yang dikukus dicampur dengan bumbu dibentuk bulat
gepeng atau pipih di tengah rengginang atau criping diberi semacam
pewarna makanan. Rengginang berwarna putih kecokelatan dan
biasanya di tengah diberi warna merah sebagai pemanis penampilannya.
(6) dhele [dhəle]
Makna leksikal dhele adalah tumbuhan kacang-kacangan,
berbuah kecil-kecil, berwarna hitam atau kuning keputih-putihan,
daunnya agak kasar dan berbulu halus, biasa ditanam di sawah, dan
digunakan untuk bahan makanan seperti tahu dan tempe. Dalam tradisi
ini dalam keadaan mentah di tempatkan di cok bakal.
(7) jadah [jadah]
Makna leksikal jadah adalah makanan yang terbuat dari beras
ketan dicampuri kelapa setelah itu dimasak sampai matang kemudian
langkah terakhir ditumbuk sampai lembut. Jadah berwarna putih,
72
makanan ini sering kali terdapat di hajatan orang kampung sebagai
makanan sampingan para tamu.
(8) jenang [jənaη]
Makna leksikal jenang adalah makanan yang terbuat dari
tepung beras yang dicampur dengan santan diaduk sampai beras
menjadi lembut, kemudian dituangi juruh, jadilah jenang yang rasanya
gurih-gurih manis.
(9) Joli [jɔli]
Makna leksikal joli adalah miniatur rumah yang terbuat dari
bambu, kertas bermotif dengan proses dari potongan-potongan bambu
yang susuai ukuran kemudian dirangkai sebuah miniatur rumah
kemudian diletakkan di atas dua bambu untuk tempat pemikulnya.
(10) kencur [kəncUr]
Makna leksikal kencur adalah tanaman yang mempunyai akar
batang yang tertanam di dalam tanah, berwarna putih, dan biasa dipakai
untuk bahan rempah-rempah dan ramuan obat serta jamu.
(11) kendhi [kənDi]
Makna leksikal kendhi adalah tempat air yang terbuat dari tanah
liat. Kendhi masuk ke dalam sebuah kerajinan gerabah yang
mempunyai warna beranekaragam ada yang hitam dan kemerah-
merahan.
73
(12) kopi [kɔpi]
Makna leksikal kopi adalah minuman yang berwarna hitam
ada yang kecokelat-cokelatan. Enak diminum ketika air masih panas
berasal dari pohon kopi dan ada juga dari kotoran hewan yaitu luwak.
(13) kunci [kunci]
Makna leksikal kunci adalah tanaman umbi-umbian, berwarna
putih kekuningan, yang dapat digunakan untuk bumbu sayur bening
kesannya terasa segar. Seperti sayur loncom bening.
(14) kunir [kunIr]
Makna leksikal kunci adalah tumbuhan, suku Zingiberaceae,
marga Curcuma, banyak digunakan dalam masakan, misalnya sebagai
bumbu penyedap, pemberi warna kuning, pengawet makanan, dan
digunakan sebagai obat atau jamu.
(15) lempeng [lɛmpɛη]
Makna leksikal lempeng adalah Makanan yang terbuat dari
singkong, ketela yang digiling kemudian dicetak berbentuk criping
tetapi tipis. Carannya dikupas singkong atau ketelannya kemudian
direndam, digiling dan yang terakhir dicetak, dijemur, terus digoreng.
(16) lenga [ləηɔ]
Makna leksikal lenga adalah jenis BBM (bahan bakar
minyak) yang berwarna bening disebut juga minyak tanah. Biasanya
dipakai untuk bahan pada kompor tradisional yang ada sumbunya.
74
(17) lombok [lɔmbɔ?]
Makna leksikal lombok adalah tanaman perdu yang buahnya
berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua
berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji,
dan memiliki rasa pedas.
(18) menyan [məñan]
Makna leksikal menyan adalah dupa dari tumbuhan styrax
benzoin, berwarna putih, berbentuk kristal, dan harum baunya ketika
dibakar dengan arang di atas anglo.
(19) miri [miri]
Makna leksikal miri adalah pohon yang buahnya berkulit
keras, bijinya berbentuk bulat, berwarna putih, isinya banyak
mengandung minyak, dan biasa digunakan untuk bumbu.
(20) nanas [nanas]
Makna leksikal Nanas adalah buah yang berwarna kuning
yang kulitnya bergelombang dan ada duri kecil – kecil. Rasanya manis
-manis asam.
(21) rante [rante]
Makna leksikal Rante adalah benda yang yang biasanya
digunakan untuk menyambungkan gigi satu dengan gigi yang lainnya
sehingga akan tersambung dan akan bergerak. Di dalam tradisi julen
ini adalah miniatur rantai.
75
(22) slindur [slindUr]
Makna leksikal Slindur adalah macan kain kecil yang
bermotif seperti selendang. Yang warnanya beranekaragam. Biasanya
dipasang di bagian pȇrȇt.
(23) srondeng [srondɛη]
Makna leksikal srondeng ini merupakan makanan yang
berasal dari campuran dari berbagai bahan seperti serutan kelapa,
dibumbuhi dengan tumbar, gula Jawa, dan kacang tholo kemudian
dimasak dikasih bumbu agar lebih enak rasannya .
(24) suruh [surUh]
Makna leksikal suruh adalah tumbuhan merambat di pohon
lain, daunnya berasa agak pedas, biasa dikunyah bersama dengan
pinang, kapur, gambir sebagai makanan yang mencandu, penguat
gigi, dan sebagainya.
(25) takir [takIr]
Makna leksikal takir adalah wadah atau tempat makanan dari
daun pisang dan sebagainya yang disemat dengan lidi pada kedua
sisinya.
(26) tepas [tepas]
Makna leksikal tepas adalah benda yang berbahan dari
bambu yang dianyam, bentuknya ada yang bulat, persegi panjang ada
pegangannya.
76
(27) trasi [trasi]
Makna leksikal trasi adalah bumbu penyedap masakan yang
dibuat dari ikan kecil-kecil atau udang yang dilumatkan halus-halus,
berwarna cokelat gelap atau cokelat, dan berbau amis menyengat.
(28) uyah [uyah]
Makna leksikal uyah adalah senyawa kristalin NaCl yang
merupakan klorida dan sodium, dapat larut dalam air, rasanya asin,
berbentuk kristal, berwarna putih, dan digunakan sebagai bumbu
masakan.
(29) wajik [wajI?]
Makna leksikal wajik adalah makanan yang terbuat dari
beras ketan yang dicampur dengan gula Jawa, santan, manis jangan.
Proses pembuatan ketan dikukus 2 kali kemudian gula Jawa
direbus dengan santan ditambahi pandan, kayu manis kalau sudah
mngental ketan dimasukan diaduk sampai kelihatan kalis atau atau
tidak lengket. Makanan wajik ini berwarna kemerah-merahan, rasanya
manis.
(30) wedhak [wəDa?]
Makna leksikal wedhak adalah semacam alat kosmetik yang
berwarna putih berbentuk serbuk dan padat.
77
2. Makna gramatikal
a. Istilah sesaji berbentuk polimorfemis
(31) cok bakal [cɔ? bakal]
Makna gramatikal cok bakal bakal terdiri dari kata cok `cok`
+ bakal `bakal`. adalah sesaji yang persembahkan pada leluhur terdiri
dari bunga mawar, telur ayam, nasi dan ayam goreng dimasukan ke
dalam takir berjumlah 170 buah.
(32) gedhang ayu [gəDaη ayu]
Makna gramatikal gedhang ayu terdiri dari kata gedhang
`pisang` + ayu `cantik`. adalah pisang yang teksturnya bersih,
panjang, warnya kuning mulus dan rasanya sangat manis sekali.
(33) jajan pasar [jajan pasar]
Makna gramatikal jajan pasar terdiri dari kata jajan
`makanan ringan` + pasar `pasar`. merupakan bermacam-macam
panganan `makanan` dan buah-buahan yang dibeli dari pasar. Jajan
pasar yaiku pepanganan tukon pasar (Bausastra, 2001: 292). Pada
intinya jajan pasar itu makanan ringan yang biasanya dijual di pasar.
Dahulu jajan pasar berupa kacang-kacangan dan buah-buahn dari
hasil kebun. Namun pada perkembangannya jajan pasar bisa berupa
makanan ringan dalam plastik atau lebih dikenal dengan istilah snack
sehingga lebih praktis.
(34) kembar mayang [kəmbar mayaη]
Makna gramatikal kembar mayang terdiri dari kata kembar
`sama` + mayang `mayang` adalah janur yang dibentuk sedemikian
78
rupa kemudian dihiasi beberapa tanaman seperti akar, daun, batang
dan bunga sering kita temui diadat pernikahan Jawa.
(35) klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ]
Makna gramatikal klasa bangka terdiri dari kata klasa `tikar`
+ bangka `tegang`.adalah benda berukuran kecil kurang lebih
setengah meter, bentuknya seperti sebuah tikar berukuran kecil yang
berbahan dari daun pandan, warnannya kecoklat-coklatan.
(36) ngantenan [ηantenan]
Makna gramatikal ngantenan terdiri dari unsur nasal (ng) +
manten (N) + an ‘adalah boneka yang berukuran kecil meyerupai
sepasang pengantin/kekasih.
(37) panjang ilang [panjaη ilaη]
Makna gramatikal panjang ilang terdiri dari kata panjang
`panjang` + ilang `hilang`. adalah sebuah keranjang yang terbuat dari
anyaman janur sebagai wadah sesaji.
(38) pengilon [pəηilɔn]
Makna gramatikal pengilon terdiri dari unsur pa + ngilo (ilo)
(N) + an adalah benda yang berwarna bening berfungsi sebagai alat
pantulan diri sendiri ketika berkaca atau benda yang berada didekat
kaca akan terlihat kembarannya.
(39) sega asahan [səgɔ asahan]
Makna gramatikal sega asahan terdiri dari kata sega `nasi` +
asahan `asahan`.adalah nasi dengan lauk sambal goreng, bakmi, dan
krupuk.
79
(40) sega golong [səgɔ gɔlɔη]
Makna gramatikal sega golong terdiri dair kata sega `nasi` +
golong `golong/bulat adalah nasi yang sudah matang kemudian yang
dicetak bulat. Ukurannya kurang lebih sebesar bola tenis ada juga
yang berukuran seperti kelereng.
(41) sega suci [səgɔ suci]
Makna gramatikal Sega suci terdiri dair kata sega `nasi` +
suci `bersih’ adalah nasi yang berwarna putih dikukus setelah dikukus
yang dikasih santan jadi satu kemudian dikukus lagi sampai matang
sehingga rasannya gurih orang Jawa menamai dengan nama sega
uduk.
(42) takir ponthang [takIr ponTaη]
Makna gramatikal takir ponthang terdiri dair kata takir
`takir` + ponthang` ponthang adalah sebuah benda yang terbuat dari
daun pisang dibentuk kotak berlubang berfungsi sebagai tempat
letaknya berbagai macam sesaji antara lain nasi kuning, irisan telur
dadar, jeroan ayam kampung, srondeng.
b. Istilah Sesaji berbentuk frasa
(43) endhas kebo [ənDas kəbo]
Makna gramatikal endhas kebo terdiri dari kata endhas
`kepala` + kebo `kerbau’ adalah sejenis lembu/sapi yang berwarna
hitam dan ada yang kecoklat-coklatan biasanya sebagai alat
tradisional di sawah untuk membajak tanah.
80
(44) jenang katul [jənaη katUl]
Makna gramatikal jenang katul terdiri dari kata jenang
`bubur` + katul `katul’ adalah makanan yang berasal dari kulit padi
yang sudah lepas dari isinya ditambahi gula Jawa secukupnya dan
garam kemudian dimasak sampai menjadi jenang. Bisannya berwarna
kemerah-merahan.
(45) kacang tholo [kacaη Tolo]
Makna gramatikal kacang tholo terdiri dari kata kacang
`kacang` + tholo ‘tholo’ adalah tumbuhan kacang-kacangan, berbuah
kecil-kecil, berwarna kemerah-merahan, biasa ditanam di sawah, dan
digunakan untuk bahan makanan campuran.
(46) ketan ireng [kətan irəη]
Makna gramatikal ketan ireng terdiri dari kata ketan `ketan’
+ ireng ‘hitam’ adalah jenis beras yang berwarna hitam keungu-
unguan.
(47) sega thiwul [səgɔ TiwUL]
Makna gramatikal sega thiwul terdiri dari kata sega`nasi’ +
thiwul‘thiwul’ adalah makanan yang terbuat dari singkong dijemur
kemudian ditumbuk, dihaluskan kasih air kemudian dimasak sampai
matang, setelah matang sega thiwul berwarna merah kecokelat-
cokelatan.
81
(48) sekar setaman [səkar sətaman] atau kembang setaman
Makna gramatikal sekar setaman terdiri dari kata sekar
`bunga’ + setaman ‘satu taman’ terdiri dari bunga melati putih, kantil
dan mawar yang diletakan pada wadah yang berisi air.
(49) tebu wulung [təbu wulUη]
Makna gramatikal tebu wulung terdiri dari kata tebu`tebu’ +
wulung‘semu keungu-unguan’ adalah sejenis tebu yang kualitasnya
sangat baik berwarna keungu-unguan.
3. Makna Kultural
A. Istilah Sesaji berbentuk Monimorfermis
(1) ampo [ampo]
Ampo adalah ini berasal dari tanah liat yang diserut
menggunakan alat tajam seperti pisau, ampo ini kemudian diserut
berbentuk gulungan kecil dan panjang. Ampo ini merupakan salah satu
sesaji dalam tradisi julen yang mempunyai maksud yaitu orang
berasal dari tanah kembali lagi dari tanah maka dari itu kita menyadari
bahwasanya kita ini berasal dari hal sederhana yaitu tanah sehingga
kita sebagai manusia hidarilah sifat sombong dengan jabatan, harta,
maupun dengan kepinterannya, karena kesombongan sifat ini bakal
memberikan kerugian pada diri kita, dan sombong dengan
kemewahan, harta maupun kepinteran akan hilang ketika kita akan
mati kembali ke tanah lagi.
82
Yang dapat membantu kita hanyalah ‘tumindhak becik marang
sepadha, lan sembahyanga kanthi kencheng’ berbuatlah kebaikan
terhadap sesama manusia, dan beribadahlah dengan kuat. Maka dari
itu ingatlah bahwasannya kita berasal dari hal yang sederhana yaitu
tanah. Atau tanah berada di bawah dalam arti kita selalu merendahkan
diri kita
(2) ampyang [ampyaŋ]
Ampyang merupakan bagian isi sesaji tradisi selamatan julen
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu yang selalu ada di dalam tradisi
ini. ampyang merupakan sebuah makanan yang berasal dari bahan
gula Jawa yang dicampuri dengan kacang tanah sehingga rasanya
manis-manis renyah yang berasal dari kacang tanah tersebut. Dari rasa
yang manis tersebut kesannya orang yang makan terkesan enak dan
senang maka dari falsafah dari ampyang yaitu berbuat baik kepada
sesama manusia, baik dari tindakannya, ucapanya, sehingga ketika ada
suatu tindakan hati orang lain menjadi senang dan nyaman.
Diharapkan para karyawan pabrik dan masyarakat sekitar hidup dalam
keadaan rukun, tenteram dan nyaman.
(3) arak [ara?]
Arak merupakan bagian sesaji tradisi julen selamatan giling
tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Arak/ciu/qomr merupakan minuman
yang diharamkan oleh agama Islam. Maka dari itu makanlah, carilah
nafkah yang halal hindarilah cara mencari nafkah yang haram.
83
(4) candu [candu]
Candu merupakan bagian isi tradisi julen selamatan giling
tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Candu dibakar bersama merang,
umpling, menyan, parem, dan tike. Berhubung sekarang candu sulit
untuk ditemukan, maka sudah jarang digunakan sebagai pelengkap
sesaji. Bahan dasar candu yang terbuat dari tembakau telah terbukti
secara ilmiah dapat mengusir hal-hal yang buruk.
(5) criping [cripIη] atau rengginang
Criping merupakam bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Criping bentuknya
bundar gepeng, pipih menyamaikan bunga, sehingga criping sebagai
kekembaning wong urip ‘bunganya orang hidup’ maksudnya dalam
kehidupan manusia mempunyai banyak permohonan tidak hanya satu
melainkan bermacam- macam.
Arti luasnya dunia ini mempunyai banyak kekayaan, kekayaan di laut
maupun di darat misalkannya di darat yaitu kita diberi anugrah
tanaman tebu yang setahun bisa memanenya, hal tersebut merupakan
suatu karunia sang Illahi sehingga dapat dimanfaatkannya dengan
baik.
(6) Dhele [dhəle]
Dhele merupakan bagian isi sesaji selamatan giling tebu PG
Kecamatan Tasikmadu. Termasuk palawija yaitu pala gumantung
‘buah bergantung’. Dahulu kala ketika upacara tanggal 1 Sura,
masyarakat mengadakan selamatan nganyar-anyari ‘memperbarui’
84
dengan mengumpulkan berbagai macam hasil bumi, baik itu pala
kependhem ‘buah terpendam’, pala gumantung ‘buah tergantung’, dan
pala kesimpar ‘buah menjalar’. Hal itu dilakukan sebagai wujud
terimakasih kepada bumi. Maka dari itu, dhele ini merupakan wujud
dari rasa syukur manusia kepada Tuhan karena telah dikaruniai hasil
bumi.( Iman, 23 april 2015)
(7) jadah [ jadah]
Jadah merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Jadah sebenarnya terbentuk
dari bahasa arab yaitu hajat yang artinya keperluan. Dalam hal ini
jadah mempunyai makna keinginannya sudah tepenuhi dalam arti
semua perlengkapan sesaji sudah terpenuhi sehingga acara tradisi ini
bisa untuk dilaksanakan, dan memohon supaya hajat acara ini diberi
berjalan dengan baik, kelancaran tanpa suatu halangan apapun.
Namun selain makna di atas jadah itu juga mempunyai maksud lain
yaitu jadah itukan warnanya putih arti putih menggambarkan ibu
sehingga yang paling utama sebagai orang anak berbaktilah,
sayangilah ibumu.
(8) jenang [jənaη]
Jenang merupakan bagian isi dari tradisi julen selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Jenang berwarna putih diberi
juruh diatasnya menyimbolkan bahwasanya manusia tidak suci lagi
sudah melanggar norma yang telah dibuatnya.
85
Makna lain jenang yaitu menggambarkan keberanian menentang para
penjajah atau pembangkang pada saat itu penjajah kolonial Belanda
yang dicontohkan oleh Raden Mas Said.
(9) Joli [jɔli]
Joli dalam tradisi julen adalah pabrik ini disimbolkan rumah
yang diharapkan bisa mengayomi memberikan kenteteraman
penghuni rumah dan kenyamanan ini juga selaras pada pabrik
memberikan kenyaman pada para karyawan untuk melakukan
perkerjaan tidak ada suatu ganguan, dan berderet menyimbolkan
sebuah keserasian.
(10) pengilon [pəηilɔn]
pengilon merupakan salah satu sesaji tradisi julen selamatan
PG Kecamatan Tasikmadu. pengilon sebuah benda yang dapat
mengatahui muka kita maupun badan kita ketika berkaca. Sehingga
sesuatu yang ada di wajah kita baik kotoran ketika kita berkaca
mengetahui kemudian bagaimana carannya untuk menutup atau
menghilangkan kotoran tersebut. Dalam arti kaca ini sebagai simbol
interospeksi diri kita dalam menjalani kehidupan ini. Ketika
melakukan keburukan maupun kebaikan dengan simbol pengilon ini
kita dapat menjadi alat pengingat tindakan kita sehingga mencoba
untuk bertindak lebih baik lagi.
(11) kencur [kəncUr]
Kencur merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu yang ada di dalam
86
takir ‘wadah yang dibuat dari daun pisang’. Kencur adalah sejenis
tumbuhan yang beraroma yang khas. Oleh masyarakat Jawa, kencur
dimanfaatkan sebagai jamu dan bumbu pada makanan. Kencur
berwarna putih yang berarti suci dan kebaikan. Kencur juga memiliki
banyak manfaat terutama untuk obat atau jamu. Dengan disertakannya
kencur dalam sesaji tradisi julen ini diharapkan pemilik pabrik serta
karyawan akan mendapatkan banyak kebaikan dan anugerah dari
Tuhan. Selain itu, diharapkan agar tanaman tebunya kelak dapat
memberikan manfaat kepadanya dan orang lain yang ada di
sekitarnya.
Kencur merupakan salah satu jenis empon-empon ‘tanaman
obat’. Empon-empon merupakan perlambang dari lelakone manungsa
‘perjalanan hidup manusia’ (Iman, 23 April 2015). Kencur ini
menunjukkan apabila dalam hidup manusia harus berbuat baik.
Manusia harus saling tolong-menolong dan mau menjadi obat bagi rasa
sakit dan penderitaan yang dialami orang lain.
(12) kendhi [kənDi]
Kendhi merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Kendhi merupakan wadah
yang menjaga air agar tidak tumpah dan hilang. Kendhi dapat
diartikan sebagai wadah yang menjaga agar rejeki tidak hilang.
(13) kopi [ kɔpi]
Kopi merupakan bagian sesaji tradisi julen selamatan giling
tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Bahwasanya kopi ini salah satu dari
87
tiga minum yang dipersembahkan kepada penunggu pabrik. Kopi
merupakan salah satu minuman khas Indonesia yang kebanyakan
diminum oleh masyarakat Indonesia.
Kopi berwarna hitam memberikan pelajaran bahwasannya
hitam ini dicondongkan ke dalam hal–hal yang negatif maka dari itu
hindarilah perbuatan tercela. Janganlah mempunyai stempel hitam di
dalam hidup hal kecil dapat berakibat buruk
(14) Kunci [kunci]
Kunci merupakan bagian isi sesaji tradisi julen giling tebu
selamatan PG Tasikmadu. Kunci memiliki aroma khas yang
fungsinya sebagai penyedap rasa pada masakan sayur bening. Bening
diasumsikan berpikirlah yang jernih-jernih bening tidak ada rasa
syu,udhon sehinga pikiran yang bening terhadap sesama diharapkan
pintu rejeki akan terbuka. Kunci merupakan salah satu jenis empon-
empon ‘tanaman obat’. Empon-empon merupakan perlambang dari
lelakone manungsa (perjalanan hidup manusia). Kunci memiliki
makna kurangana cicirmu ‘kurangilah perhitunganmu’. Artinya,
dalam hidup jangan terlalu perhitungan kepada orang lain.
(15) kunir [kunIr]
Kunir merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Kunir memiliki
warna kuning dan aroma yang khas. Oleh masyarakat Jawa, kunir
dimanfaatkan sebagai jamu dan pewarna alami kuning pada makanan.
Kunir merupakan salah satu jenis empon-empon ‘tanaman obat’.
88
Empon-empon merupakan perlambang dari lelakone manungsa
‘perjalanan hidup manusia’. Kunir berwara kuning, sebagai simbol
pengingat agar pemilik pabrik senantiasa gemi. Gemi artinya
senantiasa hidup berhemat dan menghindari sifat boros.
Warna kuning pada kunir juga terkait dengan nafsu empat
perkara, yaitu nafsu sufi’ah atau dengki atau iri hati. Setiap manusia
yang hidup memiliki nafsu sufi’ah. Dalam proses menuju manunggal
lawan Hyang widhi ‘bersatu dengan Tuhan’ atau kesempurnaan,
manusia harus bisa menekan timbulnya nafsu tersebut agar tidak
berlebihan dan tetap selaras dengan tiga nafsu yang lain. (Sontodipura,
18 April 2016 )
(16) lempeng [lɛmpɛη]
Lempeng merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Lempeng
memberikan kita pelajaran hidup. Berjalanlah dengan tegak tidak
membungkuk dalam arti kita dalam menjalani hidup selalu dalam
keadaan yang tegak, tegar selalu sabar.
(17) lenga [ləηɔ]
Lenga merupakan bagian isi dari tradisi julen selamatan
giling PG Kecamatan Tasikmadu. Lenga adalah jenis bahan bakar
minyak yang biasanya digunakan oleh orang–orang desa yang
kebanyakan masih menggunakan kompor sumbu. Lenga sebagai salah
satu bahan utama penggerak lokomatif dengan kayu dibakar yang
89
semula diberi lenga untuk membawa gerbang kereta yang berisi tebu
ke dalam pabrik.
Dalam arti hidup yang sah-sah saja atau sewajarnya saja tidak usah
melanggar aturan di tunjukan kepada semua kalangan baik pemimpin
pabrik maupun karyawan .
(18) lombok [lɔmbɔ?]
Lombok merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Lombok berfungsi
sebagai penyedap masakan juga sebagai pencipta rasa pedas pada
masakan. (Sontodipura, 18 April 2016). Cabai yang digunakan
sebagai sesaji tradisi julen umumnya yaitu cabai rawit yang sudah
matang sempurna (berwarna merah merona). Namun apabila tidak
dapat menemukan cabai yang matang sempurna, diperbolehkan juga
menggunakan cabai yang setengah matang atau berwarna oranye.
Lombok yang mempunyai rasa pedas dan warna merah dari api.
Warna merah pada lombok terkait dengan nafsu yaitu nafsu amarah.
Setiap manusia yang hidup pasti memiliki nafsu amarah). Dalam
proses menuju manunggal lawan Hyang widhi ‘bersatu dengan
Tuhan’ atau kesempurnaan, manusia harus bisa menekan timbulnya
nafsu tersebut agar tidak timbul secara berlebihan dan tetap selaras
dengan tiga nafsu yang lain.
(19) menyan [məñan]
Menyan merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Selain merupakan
90
bagian dari sesaji dari tradisi julen selamatan giling tebu PG
Kecamatan Tasikmadu. Menyan juga dibakar bersama candu, merang,
umpling, parem, dan tike. Setelah dibakar, lalu kemudian juru kunci
berdoa di depan kepala kereta atau lokomotif kereta diistilahkan
diang, secara magis, diang dilakukan untuk membuka tirai yang
menghubungkan alam halus dengan alam kasar (Iman, 23 April
2015). Membuka tirai pembatas kedua alam dilakukan untuk
nyambati ‘meminta pertolongan’ danyang penunggu Pabrik . Di dalam
sesaji tradisi julen, menyan ini termasuk sekar arum gandha arum
‘bunga wangi bau-bauan wangi’. Sama seperti diang, dengan
menggunakan bunga dan bau-bauan harum, maka petani berharap bisa
nyambati (meminta pertolongan) dhanyang (Iman , 23 April 2015).
Dengan perantara menyan diharapkan pelaksanaan upacara dapat
berjalan lancar dan permohonannya dapat dikabulkan oleh Tuhan.
Namun, tidak jarang asap menyan mobat-mabit ke kanan dan ke kiri
karena diterpa angin. Hal itu diumpamakan sebagai hidup manusia
yang seringkali terombang-ambing oleh cobaan. Namun begitu, asap
menyan akan terus bergerak ke atas, itu disimbolkan sebagai harapan
atau doa manusia hanya tertuju kepada Tuhan.
(20) miri [miri]
Miri merupakan bagian isi sesaji dari tradisi selamatan julen
giling tebu PGTasikmadu. Miri digunakan sebagai sebagai penyedap
rasa pada masakan. Miri merupakan salah satu jenis empon-empon
91
‘tanaman obat’. Empon-empon merupakan perlambang dari lelakone
manungsa ‘perjalanan hidup manusia’ (Sontodipura, 18 April 2016).
Dalam istilah miri terkandung nasihat aja miring-miring, kudu anteng
‘jangan miring, harus tenang’. Maksudnya, hidup manusia hendaknya
selalu lurus di jalan kebaikan, tidak terombang-ambing oleh keadaan.
Istilah miri juga mengandung nasihat aja meri ‘jangan iri’.
Maksudnya, kita tak boleh iri pada apa yang dimiliki oleh orang lain
(Iman, 23 april 2015).
(21) nanas [nanas]
Nanas merupakan bagian sesaji tradisi julen selamatan giling
tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Dalam hal ini kata nas merujuk
kepada pelaksana tradisi, karyawan, dan masyarakat sekitar. Kata nas
ini berasal dari bahasa Arab yang artinya manusia. Jadi lebih
dicondongkan kepelakunya.
(22) rante [rante]
Rante merupakan bagian isi sesaji dari julen selamatan giling
PG Kecamatan Tasikmadu. Rante disimbolkan sebagai pengikat,
dalam arti antara atasan dengan bawahan terjalinlah ikatan atau
hubungan yang baik yaitu antara pemimpin perusahaan dengan
karyawan.
(23) slindur [slindUr]
Slindur merupakan bagian sesaji tradisi julen selamatan
giling PG Kecamatan Tasikmadu. Slindur ini menyimbolkan ayah
92
dan ibu dalam arti orang tua pengatin mengantarkan pengantinnya
berubah status menjadi suami istri dengan dilambangkan kain slindur.
Dalam tradisi julen ini tebu yang dijadikan sebagai sepasang temanten
dengan dilaksanakan tradisi julen ini status tebu tersebut berubah
status sebagai tebu pertama yang dijadikan sepasang temanten.
(24) srundeng [srundɛη]
srundeng merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Srundeng
merupakan simbol gandheng renteng maksudnya renteng-renteng urip
‘kesejajaran dalam hidup’ antara lahir dan batin harus sejajar. lebih
luasnya kita ini ditakdirkan hidup tidak di dunia tetapi kita hidup ada
kelanjutannya yaitu di alam akhirat nanti sehingga antara dunia dan
akhirat kita harus berjalan dengan seimbang. Contoh ketika kita
menjadi kepala keluarga persoalan atau kebutuhan dunia kita harus
bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja keras dan tak lupa
sebagai kepala keluarga harus menanamkan atau memimpin
dikeluarganya ilmu-ilmu agama sehingga ada suatu keselarasan antar
dunia dan akhirat.
(25) suruh [surUh]
Suruh merupakan bagian isi sesaji dari tradisi tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Suruh memiliki
makna untuk kesusu arepe weruh ‘cepat-cepat ingin tahu’. Orang
Jawa juga mengenal istilah suruh temu rose ‘suruh yang rosnya
bertemu’. Kedua hal diatas saling terkait. Maksudnya, manusia ingin
93
secepatnya bertemu dengan rosnya. Ros di sini dapat diartikan sebagai
rasa sing sejatine ‘rasa yang sejati’. Rasa sejati dapat dikatakan
sebagai kesempurnaan manusia ketika telah menyatu dengan Tuhan
(Sontadipura, 18 april 2016).
Pembuatan sesaji tradisi julen ditujukan untuk dhanyang pabrik. Di
dalam suruh tersimpan permohonan supaya dikawruh ‘diberi tahu’
siapa sosok dhanyang pabrik, karena suatu desa memiliki dhanyang
yang berbeda dengan desa yang lainnya (Iman , 23 April 2015).
Misalnya, dhanyang pabrik gula ini yang bernama R. Ay Gadhung
Mlati. (Iman, 23 April 2015).
(26) Takir [takIr]
Takir berfungsi sebagai wadah isi sesaji tradisi julen selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Takir merupakan wadah
berbentuk persegi empat yang terbuat dari daun pisang yang kedua
sisinya dijepit dengan biting ‘tusuk lidi’. Biting adalah potongan lidi
sepanjang sekitar lima centimeter yang kedua ujungnya diruncingi.
Takir disimbolkan sebagai tatage pikir ‘kukuhnya pikiran’. Takir juga
disimbolkan sebagai manusia itu sendiri, yaitu kiblat papat lima
pancer ‘lima kiblat satu pusat’. Artinya, diri manusia itu bersama
keempat saudara yang dilahirkan dari rahim ibu yang sama, yaitu:
kakang kawah ‘air ketuban’, adhi ari-ari ‘plasenta’, getih ‘darah’, dan
puser ’tali pusar’. Selain itu kiblat papat lima pancer juga diartikan
sebagai diri manusia beserta empat nafsu yang menyertai, yaitu:
mutmainah, amarah, sufi’ah, dan aluamah. Selain itu, takir juga
94
disimbolkan sebagai rasa ikhlas kita. Maksudnya, ikhlas ketika
memberikan sesuatu kepada siapa pun dan apa pun. Biting yang ada di
kedua ujung takir menyimbolkan lelakone manungsa ‘jalan hidup
manusia’, yaitu: baik-buruk, susah-senang, benar-salah, dan
sebagainya (Sontodipura, 18 April 2016).
(27) tepas [tepas]
Tepas merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Tepas dalam tradisi
ini bermaksud ketika kipas ini dipakai otomatis memunculkan sebuah
angin yang apabila dirasakan terasa sejuk dan segar diharapkan
suasana batin maupun fisik para karyawan dan keluargannya tetap
diberi keadaana badan yang sejuk hilang rasa capeknya, badan dalam
keadaan segar sehingga dalam bekerja tetap keadaan segar. (Iman 23
april 2015)
(28) trasi [trasi]
Trasi merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Trasi mentah
memiliki bau yang amis menyengat seperti bangkai ikan. Trasi
digunakan sebagai bumbu masakan, yaitu sebagai penyedap rasa.
Trasi ini merupakan simbol yang menjelaskan apabila penggilingan
tebu/pemroduksian tebu itu merupakan pekerjaan yang berat dan
penuh perjuangan. Karena itu, banyak orang lebih memilih pekerjaan
lain daripada pemroduksian tebu. Namun, ketika kita menuai hasil
yang memuaskan maka bisa membuat orang lain merasa tertarik.
95
Trasi yang berasal dari segara ‘lautan’ merupakan wujud permohonan
dan rasa terimakasih kepada yang menjaga lautan yaitu Kanjeng Ratu
Kidul. Rasa terimakasih ini diucapkan karena pulau jawa ini
wilayahnya sehingga harus ada timbal-baliknya. (Iman 23 April
2015).
(29) uyah [uyah]
Uyah merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu pabrik gula Kecamatan Tasikmadu. Uyah atau
garam berbentuk butiran kristal putih yang berfungsi untuk memberi
rasa asin pada masakan. Uyah berwarna putih bersih. Warna putih
terkait dengan nafsu empat perkara, yaitu nafsu mutmainnah atau baik
atau penyayang (Sontadipura, 18 April 2016 ). Setiap manusia yang
hidup pasti memiliki nafsu mutmainnah. Dalam proses menuju
manunggal lawan Hyang widhi ‘bersatu dengan Tuhan’ atau
kesempurnaan, manusia harus bisa menekan timbulnya nafsu tersebut
agar tidak berlebihan dan tetap selaras dengan tiga nafsu yang lain.
(Sontodipura, 18 April 2016).
(30) wajik [ wajI?]
Wajik merupakn bagian isi sesaji dari tradisi julen selamatan
giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Wajik berwarna merah
menggambar darah dari ayah maka dari itu hendaklah menghormati
ayahmu yang menjadi kepala keluarga.
96
(31) wedhak [wəDa?]
Wedhak merupakan bagia isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Wedhak itu
warnanya putih kesannya jernih bening dalam arti mempunyai tujuan
cita-cita supaya para karyawan pabrik dan masyarakat sekitar diberi
akal yang bersih berpikirnya meluas dewasa jernih terhidar dari rasa
saling iri, rasa curiga terhadap sesama manusia.
B. Istilah sesaji berbentuk polimorfemis
(32) cok bakal [cɔ? bakal]
Cok bakal merupakan bagian sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamata Tasikmadu. Cok bakal
mempunyai maksut ngawruhi marang asal mula nira ’mengetahui
asal–usul kita’ dalam arti kita ini berasal dari ayah- ibu, terutama ibu
yang mengandung kita selama sembilan bulan sepuluh hari maka dari
itu berbaktilah kepada kedua orang tua terutama ibu, anak yang tidak
mau berbakti kepada orang tua namanya durhaka.
(33) gedhang ayu [gəDaη ayu]
Gedhang ayu merupakan bagian dari sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Gedhang ayu ini
diibaratkan perempuan, ungkapan Jawa rahayua bekti marang tiyang
sepuh ‘berlaku baik taat kepada kedua irang tua’ maka dari itu baik
perempuan maupun laki–laki harus berbakti kepada orang tua, orang
tua yang membesarkan kita, membimbing kita, berikanlah
97
kebahagiaan kepadannya ketika masih seorang pelajar. Jadilah pelajar
yang dapat membanggakan orang tua, ketika sudah berkerja
berikanlah kesennagna kepada kedua orang tuannya dengan cara
membelikan apa yang dia senangi dan sebagainya. Tanpa orang tua
tak akan jadi apa-apa.
(34) jajan pasar [ jajan pasar]
Jajan pasar merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan PG Kecamatan Tasikmadu. Jajan pasar itu isinya
bermacam-macam ada makanan pala kependhem, kesimpar jajanan
anak-anak maksudnya semua kalangann baik berbeda suku, dusun
pemahaman dirangkul menjadi satu terciptanya suatu kerukunan antar
sesama manusia.
(35) Kembar mayang [ kəmbar mayaη]
Kembar mayang merupakan bagian sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Kembar mayang
mempunyai arti didalam pernikahan supaya pengantin mendapat
kebahagian yang ganda dalam arti lahir dan bati. Hubungan dengan
tradisi julen supaya para pemimpin para karyawan dan masyarakat
selau mendapat kebahagiaan lantaran tradisi julen tersebut.
(36) klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ]
Klasa bangka adalah benda berukuran kecil kurang lebih
setengah meter, bentuknya seperti sebuah tikar yang berbahan dari
daun pandan, warnannya kecoklat-coklatan. Klasa berarti tikar,
bangka berarti tegang maka dari itu klasa bangka yang merupakan
98
bagian dari sesaji tradisi julen giling tebu PG kecamatan Tasikmadu
yang menggambarkan bahwasanya semua yang ada di dunia ini,
meliputi langit, laut, bumi, beserta isinya sewaktu-waktu bakal
menghadap kepada sang pencipta dalam firman Allah Swt Dal Iqhotul
Maut kandungannya yaitu ‘ kula lan panjenegan sedaya kagungane
Gusti Alloh Swt ,ugi sakwanci – wancinipun bakal sowan wonten
ngarsanipun sang Illahi’ saya dan kita semuannya kepunyaannya
sang pencipta Allah Swt , maka dari itu sewaktu- waktu bakal pergi
menghadap sang illahi. Secuil firman Allah Swt dalam Alqur’an
tersebut memberikan peringatan kepada kita bahwasannya mati kita
tidak ada yang tahu kecuali Allah Swt maka dari itu hidup di dunia ini
isilah dengan perbuatan baik. Ciptakalah dalam hidup ini sejarah yang
baik, selalu berbuat baik kepada semua sesama manusia dimasyarakat
maupun di lapangan pekerjaannya, baik dalam perbuatannya mapun
ucapannya.(Sontodipura 18 april 2016)
(37) ngantenan [ηantenan]
Ngatenan merupakan bagian dari sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Dalam tradisi ini
tebu perdana yang akan dijadikan bakal mulai pemroduksian gula
diibaratkan sebagai sepasang temanten yang masih segar, baru dan
menjadi tonggak utama dalam berumah tangga, atau perpindahan sub
kehidupan sebelumnya sendiri sekarang harus memikirkan
pasangannya, hal itu sama dengan tebu yang digunakan untuk
melakukan pertama pemroduksian penggilingan. ibaratkan pabrik
99
mempunyai hajatan yang dimana yang dinikahkan adalah sepasang
tebu.
(38) panjang ilang [panjaη ilaη]
Makna kultural panjang ilang sering dikaitkan pada sebuah
pernikahan adat Jawa, yang di tempatkan di tempat-tempat tertentu
supaya hajatan yang akan dilaksanakan tidak ada gangguan, panjang
ilang berisikan berbagai macam sesaji seperti pisang raja satu sisir,
cok bakal, jadah, wajik, lѐmpѐng, criping yang kemudian ditaruh ke
tempat-tempat yang sakral bertujuan tidak terjadi suatu ganguan dari
alam gaib arti lain supaya acara tersebut berjalan lancar.
Dalam tradisi ini panjang ilang akan ditempatkan di bagian-bagian
mesin produksi supaya mesi produksi tidak terjadi kerusakan dalam
pemroduksian.
(39) Pengilon (pəηilɔn)
Pengilon merupakan bagian isi sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Pengilon
mempunyai maksud interopeksi diri, dengan berkaca
mengkonotasikan menginteropeksi diri kita atas semua perbuatan,
akhlak, apakah diri kita ini sudah lurus apa belum. Dengan berkaca
bisa menilai diri kita, bahwasanya kita kurang ini perlu adanya
penyesuaian.
(40) sega asahan [səgɔ asahan]
Sega asahan merupakan bagian isi sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Sega asahan adalah
100
nasi dengan lauk sambal goreng, bakmi, dan krupuk. Sega asahan
maksudnya yaitu dari reduplikasi sah-sahan artinya sah tidak
mempunyai utang, tidak mempunya hal–hal yang terganjal dalam
hidupnya dalam merangui batera rumah tangga. Dalam arti tradisi ini
sepasang temanten sebelum hidup berumah tangga masing-masing
pasangan tidak mempunyai hal-hal yang buruk dalam hidupnya
sehingga nantinya berumah tanngga tidak ada suatu kekecawaan.
Selaras dengan tradisi julen yang dipakai sepasang temanten adalah
tebu digarapkan dalam awal pemroduksian hingga pendistribusian
tidak ada sesuatu yang mengganjal. (Iman 23 April 2015).
(41) sega golong [səgɔ gɔlɔη]
Sega golong merupakan bagian dari sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Sega golong
berbentuk bunder kepleng ‘bulat banget’ mempunyai sifat rukun
merangkul semuannya tidak mempunyai sifat sengit, tidak mempunyai
sifat iri terhadap orang lain. Golong dari kata gemolong bersatu hidup
ini antara sesama manusia jadilah hidup yang bersatu dalam arti dalam
bermasyarakat saling tolong menolong, ketika ada kegiatan kerja bakti
atau gotong royong ikut dalam andil kegiatan tersebut, ingat terhadap
Sang Maha Kuasa yang dapat di istilahkan lain yaitu golong
dewandharu.
(42) sega suci [səgɔ suci]
Sega suci merupakan bagian dari sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Hidup ini sudah
101
diatur oleh sang pencipta dengan berbagai aturan yang telah di berikan
misalnya lakukanlah perbuatan yang baik antar sesama, melaksanakan
perintah NYA hidup akan terhindar dari berbagai mara bahaya dalam
arti hidup itu sewajarnya saja, ketika bekerja di lapangan pekerjaan
bekerjalah dengan sewajarnya dengan baik, berperilaku dengan
sewajarnya sehingga teman yang lain ikut enak merasakan. Hindarilah
sifat sisip, iri, dengki, berbuatlah yang baik jangan melakukan
tindakan yang dusta yang dapat merugikan diri sendiri. Dalam tradisi
julen ini membimbing kita ke arah yang selalu hidup sewajarnya
jangan iri dengan apa yang dipunyai orang lain. Ketika nafsu itu tidak
dapat kamu kendalikan kehidupannmu akan selalu gelisah.
(43) takir ponthang [takIr ponTaη]
Takir ponthang merupakan bagian dari sesaji tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Takir ponthang
dijabarkan masuk dalam kategori jarwadasa ‘neg mikir ojo ngasi
ponthang-panthing’ dalam arti dalam hidup ini rencanakanlah yang
sangat baik, ketika dalam kehidupan sekolah, kuliah maupun hidup
berumah tangga.
Misalnya ketika kamu bersekolah rencanakan/menejemenkan yang
sangat baik dalam segi waktunya belajarnya karena apa, ketika kamu
dalam hidup bersekolah atau mencari ilmu, itulah pondasi pokok
untuk melangkah ke depannya menjadi cerah, ketika sekolah
memperhatikan gurunya, mencatat materinya, sehingga hidup bakal
lebih enak, mudah dalam memecahkanlah masalah.
102
Misalkanya lagi dalam hidup berumah tangga harus pintar-pintar
merencanakan, mengatur akan dibawa kemana hidup rumah tangga
ini, pertama dari segi pribadi sendiri harus mempunyai pekerjaan yang
tetap sehingga untuk mencukupi kebutuhan kelak tercukupi, dan
carilah istri dari bebet, bibit, bobot yang baik. Ketika kamu
memikirkan seperti itu hidup akan enak, nyaman dan bahagia.
Jadi takir pontang dalam hal ini harus mempunyai prinsip yang pasti
agar tidak terpontang-panting faktor dari luar.(Iman 23 april 2015).
C. Istilah Sesaji berbentuk frasa
(44) endhas kebo [ənDas kəbɔ]
Endhas kebo merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling gula PG Kecamatan Tasikmadu. kebo bahasa
kramanya maesa dari kata tersebut mengukit–ukitkan dengan kata
Maha Esa dalam rangkaian acara tradisi julen hingga akhir
pemroduksian mengucapkan rasa terima kasih bersyukur kepada Yang
Maha Esa, yang telah melimpahkan semua nikmat, kelancaran supaya
tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Dalam tradisi julen ini endhas
kebo berjumlah 7 kepala yang mempunyai arti tersendiri.
Nomor 7 anggapan orang jawa yaitu pitulungan ‘bantuan’
bisa arti keselamatan dari kata pitu. Supaya dalam kehidupan
menjalankan pekerjaan, ibadah dan lain sebagaiannya selalu mendapat
pitulungan dari sang pencipta Gusti ingkang Maha Kuwaos.
Dalam bahasa Indonesia angka 7 yaitu tujuh mempunyai arti
tujuan, mempunyai pedoman atau tujuan yang baik. semua apapun
103
aktivitas yang dijalani mempunai tujuan yang baik supaya diRidhoi
Allah Swt.
(45) jenang katul [jənaη katUl]
Jenang kathul merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Jenang katul adalah
makanan yang berasal dari pemisahan kulit padi dengan bijinya .yang
mempunyai arti supaya menerima apadanya dengan ikhlas dan sabar.
yang tertera dalam semboyan pabrik ‘Pabrik iki openana, sanajan ora
nyugihi, nanging nguripi, kinarya papan pangupa jiwone kawula
dasih’ (Pabrik ini peliharalah, meski tak membuat kaya, tetapi
menghidupi, sebagai tempat mata pencaharian umat manusia).
Walaupun tidak memberikan kekayaan terimalah dengan sabar apa
adanya insya allah bisa memberikan kecukupan.
(46) kacang tholo [kacaη Tolo]
Kacang tholo merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Kacang tholo ini
memberi kesan atau menampar kepada kalangan atas supaya jangan
mentholo ‘melotot’ dengan keakayan sering suka berhura-hura di
harapkan melototlah ke bawah melihat orang yang masih kekurangan,
hendaklah hasil kekayaan sebagian di kasihkan ke orang yang tidak
mampu.
(47) ketan ireng [kətan irəη]
Ketan ireng merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan gula PG Kecamatan Tasikmadu. Ketan ireng sifatnya
104
lengket dihubungkan dengan kata melekat sedangkan ireng berarti
hitam. hitam anggapan banyak orang sesuatu yang buruk sehinggan
ketan ireng mempunyai maksudya hal-hal buruk yang melekat pada
diri, supaya sedikit-sedikit dihilangkan dengan cara selalu bersyukur
mendakatkan diri pada Sang Pencipta.
(48) sega thiwul [səgɔ TiwUL]
Sega thiwul merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu PG Kecamatan Tasikmadu. Sega thiwul
merupakan salah satu makanan pengganti nasi dalam arti memberikan
rasa cepat kenyang padahala makanan cuma sedikit. Mengajarkan kita
supaya selalu berlaku prihatin. Selalu tirakat kepada sang pencipta
Allah Swt.
(49) sekar setaman [səkar sətaman] atau kembang setaman
Sekar setaman [səkar sətaman] atau kembang setaman
merupakan isi sesaji dari tradisi julen selamatan giling tebu PG
Kecamatan Tasikmadu. sekar setaman [səkar sətaman] atau kembang
setaman mempunyai maksud kembang setaman terdiri dari kembang
melati yaitu simbol kesucian, bunga kantil yang berwarna kuning
sbagai simbol kehidupan, bunga mawar sebagai simbol manusia yang
berasal dari perpaduan merah dan putih.sekar setaman secara
keseluruhan didalam hindu merupakan simbol Harimurti antar
pencipta, makhluk dan alam semesta.sedangakan dalam ajaran islam
berbuatlah baik terhadap sang pencipta, sesama manusia dan terhadap
alam. Sering disebut Hablum Minallah , dan Hablum Minannas.
105
(50) tebu wulung [təbu wulUη]
Tebu wulung merupakan bagian isi sesaji dari tradisi julen
selamatan giling tebu Kecamatan Tasikmadu. Tebu wulung salah satu
jenis tebu yang baik maka dari itu ketika memcari pasangan
diharapkan mencari bebet, bibit, bobot yang baik sehingga nanti
dalam berkeluarga mencapai keluarga yang bahagia.
106
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang Istilah - Istilah Sesaji alam Tradisi Julen Giling
Tebu Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Pada penelitian istilah-istilah Sesaji Dalam Tradisi Julen Giling Tebu
PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. terdapat bentuk monomorfemis,
polimorfermis dan frasa. Istilah-istilah berbentuk monomorfemis berjumlah 30 ,
ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripIη],
dhele [dhəle], jadah [jadah], jenang [jənaη], joli [jɔli], kencur [kəncUr], kendhi
[kənDi], kopi [kɔpi], kunci [kunci], kunir [kunIr], lempeng [lɛmpɛη], lengo [ləηɔ],
lombok [lɔmbɔ?], menyan [məñan], miri [miri], nanas [nanas], rante [rante],
slindur [slindUr], srondeng [srondɛη], suruh [surUh], takir [takIr] tepas [tepas],
trasi [ trasi], uyah [uyah], wajik [wajI?], wedhak [wəDa?], Istilah-istilah
berbentuk polimorfemis berjumlah 10, yaitu cok bakal [cɔk bakal], gedhang ayu
[gəDaη ayu], kembar mayang [kəmbar mayaη], klasa bangka [klasa baηka],
ngantenan [ηantenan], panjang ilang [panjaη ilaη], pengilon [pəηilɔn], sega
asahan [səgɔ asahan], golong [səgɔ gɔlɔη], sega suci [səgɔ suci], takir ponthang
[takIr ponTaη].
Istilah-istilah berbentuk frase berjumlah 8 , yaitu endhas kebo [ənDas kəbo], jajan
pasar [jajan pasar], jenang katul [jənaη kaTUl], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan
107
ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman],
tebu wulung [təbu wulUη].
Pada penelitian istilah-istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu
Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar terdapat makna leksikal,
gramatikal dan kultural. Makna leksikal adalah makna dasar ada pada masing-
masing istilah. Makna leksikal terdapat pada bentuk monomorfemis,
polimorfemis, dan bentuk frasa. Makna kultural adalah makna yang ada di
masyarakat dan berhubungan dengan kebudayaan dalam hal ini Sesaji Dalam
Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
B. Saran
Penelitian tentang Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu
Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar dibatasi pada bentuk dan
makna. Penelitian ini masih bersifat awal, maka peneliti menyarankan bagi para
peneliti yang berikutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai makna filosofi.
Tradisi Julen Giling Tebu PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Selain itu,
perlu adanya perhatian lebih dari Pemerintah Daerah Karanganyar untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan
budaya khususnya budaya tradisi julen.
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Wakit. 2013. Etnolinguistik: Teori, Metode dan Aplikasinya. Surakarta:
Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret.
Agraha Suhandi. 1994. Pokok-pokok Antropologi (Suatu Pengantar). Bandung:
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Andani, Rizal Ari. 2015. ”Istilah-Istilah Sesaji Cok Bakal Menjelang Panen Padi
Di Desa Sidomulyo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri (Kajian
Etnolinguistik)”. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dinawati, Ina. 2010. ”Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi Merti Desa di Desa
Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang (Kajian
Etnolinguistik)”. Skripsi. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kentjono, Djoko 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
M. Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.
______, M. 2012. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: C.V. Karyono.
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Pateda Mansoer . 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2008. Paramasastra Gagrak Anyar Basa
Jawa. Jakarta timur : Yayasan Paramalingua.
Subroto, Edi 2010. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:
UNS Press.
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik
Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Sutopo, H B 2002. Metodologi penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
109
Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan Problema. Surakarta:
Henary Offset.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Edisi Ketiga. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir. 2013. Pedoman
Penulisan Skripsi/Tugas Akhir. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret.
Poerwadarminta. W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J. B. Wolters
Uitgervers Maatschappij N Groningen
Widada, dkk. 2001. Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa). Yogyakarta: Kanisius.
Wibowo, Prasetyo Adi Wisnu, dkk. 2013. Istilah Sesaji Dalam Upacara Tradisi
Ruwatan Di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri (Kjian
Etnolinguistik) Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret.
Sumber dari internet :
http://kekunaan.blogspot.co.id/2013/12/pabrik-gula-tasikmadu.html tanggal 3
November 2015 jam 21.00.
110