BAB II

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering ( lebih dari 3 kali dalam sehari). Etiologi 1. Faktor Infeksi a. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare) - Infeksi bakteri : Escheria Coli, Salmonella, Shigella, Bacilus aureus, Vibrio, Aeromonas, Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus, Camphy lobacter. - Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, - Infeksi parasit : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Cryptosporidium, Ascaris, Trichiuris, Strongloides,Tricomonas hominis, Candida Albicans. b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti : OMA (Otitis Media Akut), tonsillitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun). 2. Faktor Malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat

description

mkkkmm

Transcript of BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

DefinisiDiare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering ( lebih dari 3 kali dalam sehari).

Etiologi 1. Faktor Infeksia. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare) Infeksi bakteri: Escheria Coli, Salmonella, Shigella, Bacilus aureus, Vibrio, Aeromonas, Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus, Camphy lobacter. Infeksi virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, Infeksi parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Cryptosporidium, Ascaris, Trichiuris, Strongloides,Tricomonas hominis, Candida Albicans.b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti : OMA (Otitis Media Akut), tonsillitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun).2. Faktor Malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat Disakarida: intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosab. Malabsorbsi lemakc. Malabsorbsi protein3. Faktor Keracunan Makanan 4. Lain-lain a. Imunodefisiensib. Gangguan psikologis (cemas dan takut)

PatofisiologiDiare terjadi karena adanya gangguan proses absorbsi dan sekresi cairan serta elektrolit di dalam saluran cerna. Pada keadaan normal, usus halus akan mengabsorbsi Na+, Cl, HCO. Timbulnya penurunan dalam absorbsi dan peningkatan sekresi mengakibatkan cairan berlebihan melebihi kapasitas kolon dalam mengabsorbsi. Mekanisme ini sangat dipengaruhi oleh factor mukosa maupun intraluminal saluran cerna. Factor mukosa dapat berupa perubahan dinamik mukosa yaitu peningkatan cell turnover dan fungsi usus yang belum matang dapat menimbulkan gangguan absorbs-sekresi dalam saluran cerna. Penurunan area permukaan mukosa karena atrofi vilus, jejas pada brush border serta pemotongan usus dapat menurunkan absorbs. Selain itu, gangguan pada sistem pencernaan (enzim spesifik) atau transport berupa defisiensi enzim disakaridase dan enterokinase serta kerusakan pada ion transport (Na+/H+, Cl/HCO) juga menimbulkan gangguan absorbsi.Faktor-faktor dalam intraluminal sendiri juga ikut berpengaruh, seperti peningkatan osmolaritas akibat malabsorbsi (defisiensi disakaridase) dan bacterial overgrowth. Insufiensi pankreatik eksokrin, defisiensi garam empedu dan parasit adalah faktor intraluminal lain penyebab absorbs. Sedangkan peningkatan sekresi disebabkan oleh toksin bakteri (Cholera, E.Coli), mediator inflamasi (eicosanoids, produk sel mast lain), asam empedu dihidroksi, asam lemak hidroksi dan obat-obatan. Diare Osmotik Pada diare osmotik didapatkan substansi intraluminal yang tidak dapat diabsorbsi dan menginduksi sekresi cairan. Akumulasi dari zat yang tidak dapat diserap, misalnya magnesium, karbohirat atau asam amino lumen usus di dalam lumen usu menyebabkan peningkatan tekanan osmotic intraluminal, sehingga terjadi pergeseran cairan plasma ke intestinal.Akumulasi karbohidrat merupakan salah satu contoh dari tipe diare ini dan paling sering terjadi. Karbohidrat seperti laktosa, sukrosa, glukosa dan galaktosa dalam jumlah cukup besar di intestinal dapat disebabkan oleh gangguan transportasi baik congenital maupun dapatan. Misalnya pada laktosa intoleransi, terjadi penurunan fungsi enzim lactase dari brush border usus halus. Laktosa tidak dapat dipecah sehingga tidak dapat diabsorbsi. Laktosa yang tidak tercerna menarik air ke dalam lumen sehingga terjadilah diare.

Diare SekretorikDiare sekretorik mempunyai karakteristik adanya peningktan kehilangan banyak air dan elektrolit dari saluran pencernaan. Diare sekretorik terjadi karena adanya hambatan absorbs Na+ oleh vilus entrosit serta peningkatan sekresi Cl oleh kripte. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E. coli atau V.Cholera.

KlasifikasiPengelompokan diare dapat berdasarkan banyak hal, secara klinis terbagi 2 yaitu diare cair dan diare disentri : Diare cair adalah pengeluaran tinja lebih dari 3 kali yang lunak atau cair tanpa lendir darah. Diare disentri adalah pengeluaran tinja lunak atau cair lebih dari 3 kali disertai lendir atau darah dalam tina. Penyebab utama disentri adalah Shigella. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasive.Berdasarkan waktu terjadinya terbagi 3 yaitu diare akut, diare persisten dan diare kronik. Menurut derajat dehidrasi terbagi menjadi diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi ringan sedang, diare tanpa dehidrasi.

Manifestasi KlinisMula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Gejala muntah dapat timbul selama diare dan dapt disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung, selaput

lendir bibir dan mulut serta kulit kering. Bila keadaan terus berlanjut akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah, dan tidak teraba, tekanan darah turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, dieresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolic pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam.Untuk menilai kepadatan feses dapat digunakan Bristol stool chart atau tabel tinja Bristol :

Model tinja 1 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat keras, dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja penderita konstipasi kronis. Model tinja 2 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk sosis,permukaanya menonjol-nonjol dan tidak rata, dan terlihat seperti akan terbelah menjadi berkeping-keping. Biasanya tinja jenis ini dapat menyumbat WC, dapat menyebabkan ambeien, dan merupakan tinja penderita konstipasi yang mendekati kronis.

Model tinja 3 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk sosis, dengan permukaan yang kurang rata, dan ada sedikit retakan. Tinja seperti ini adalah tinja penderita konstipasi ringan. Model tinja 4 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti sosis atau ular. Tinja ini adalah bentuk tinja penderita gejala awal konstipasi. Model tinja 5 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti bulatan-bulatan yang lembut, permukaan yang halus, dan cukup mudah untuk dikeluarkan. Ini adalah bentuk tinja seseorang yang ususnya sehat. Model tinja 6 Tinja ini mempunyai ciri permukaannya sangat halus, mudah mencair, dan biasanya sangat mudah untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja penderita diare. Model tinja 7 Tinja mempunyai ciri berbentuk sangat cair (sudah menyerupai air) dan tidak terlihat ada bagiannya yang padat. Ini merupakan tinja penderita diare kronis.Interpretasi Karakteristik Feses Model 1 sampai model 4 merupakan bentuk tinja penderita konstipasi. Model 5 adalah tinja anak sehat. Model 6 sampai model 7 merupakan bentuk tinja penderita diare.

Komplikasi Diare1. Kehilangan cairan (dehidrasi)Klasifikasi : Dehidrasi berat, terdapat dua atau lebih dari tanda seperti letargis/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( 2 detik). Dehidrasi ringan/sedang, terdapat dua atau lebih tanda seperti rewel, gelisah, mata cekung, minum dengan lahap (haus), cubitan kulit kembali lambat. Tanpa dehidrasi yaitu tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat.

2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolic asidosis)Metabolik asidosis terjadi karena :a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama fesesb. Adanya ketosis kelaparan. Metabolism lemak yang tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjale. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan, pernapasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernapasan kussmaull. Pernapasan ini merupakan homeostasis respiratorik yaitu usaha dari tubuh untuk mempertahankan pH darah.3. HipoglikemiaPada anak-anak dengan gizi baik/cukup, hipoglikemia jarang terjadi, lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal ini terjadi karena :a. Penyimpanan/ persediaan glikogen dalam hati terganggub. Adanya gangguan absorbsGejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala hipoglikemia berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, pucat, berkeringat, syok, kejang sampai koma.4. Gangguan giziSewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena :a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/ atau muntahnya akan bertambah berat.b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran.c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasiSebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah, berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kemudian dapat mengakibatkan perdarahan di otak yang menimbulkan turunnya kesadaran (soporokomatusa) dan bila tidak segera ditangani penderita dapat meninggal.

Kriteria Diagnosisa. AnamnesisRiwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut: Lama diare berlangsung, frekuensi diare dalam sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir dan atau darah dalam tinja. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir,, demam, sesak, kejang, kembung. Jumlah cairan yang masuk selama diare Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi). Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan yang tidak biasa Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum.b. Pemeriksaan fisikTanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat : -Rewel atau gelisah-Letargis/kesadaran berkurang- Mata cekung

-Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat-Haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.-Darah dalam tinja Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)c. Laboratoriumd. Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh ; pemeriksaan darah lengkap, culture urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang diperlukan pada saat diare akut : Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan kepekaan terhadap antibiotika. Feses: pH asam diare osmotikLeukosit > 5 / LPB disentriHal yang dinilai pada pemeriksaan feses : Makroskopis: konsistensi, warna, lendir, darah, bau Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

Penanganan DiarePrinsip penanganan diare adalah Lintas Diare (lima langkah tuntaskan diare) yang terdiri dari :a. Oralit Osmolaritas rendahUntuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran

sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Saat ini oralit yang sering digunakan adalah oralit kemasan 200 cc dengan komposisi sebagai berikut : Natrium klorida / Sodium chloride...0,52 gram Kalium klorida / Potassium chloride0,3 gram Trisodium sitrat dihidrat / trisodium citrate dehydrate.0,58 gram Glukosa anhidrat / Glucose anhydrate..2,7 gram Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :a) Diare tanpa dehidrasiTanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih : Keadaan Umum : baik Mata : Normal Rasa haus: Normal, minum biasa Turgor kulit: kembali cepatDosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi :Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencretUmur 1- 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencretUmur diatas 5 Tahun : 1 - 1 gelas setiap kali anak mencretb) Diare dehidrasi Ringan/SedangDiare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :

Keadaan Umum : Gelisah, rewel Mata : Cekung Rasa haus : Haus, ingin minum banyak Turgor kulit : Kembali lambatDosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.c) Diare dehidrasi beratDiare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih : Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar Mata : Cekung Rasa haus: Tidak bisa minum atau malas minum Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.b. Zinc Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc. Bila anak diare, kehilangan zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi menjadi lebih berat. Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan menurunkan kekambuhan diare sebanyak 11 % dan menurut hasil studi menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 %. Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zinc segera saat anak mengalami diare.

Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg ( tablet) zinc perhari, sedangkan untuk anak berumur 6 bulan diberikan 20 mg (1 tablet). Pemberian tablet zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan ke depan.c. Pemberian ASI / makanan Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberikan ASI, anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya. Anaka yang berumur 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit demi sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.

d. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasiAntibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang memerlukannya (8,4 %). Antibiotika hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah (sebagian besar karena shigella), suspek kolera, dan infeksi-infeksi di luar saluran pencernaan yang berat, seperti pneumonia. Walaupun demikian, pemberian antibiotika yang irasional masih banyak ditemukan. Sebuah studi melaporkan bahwa 85 % anak yang berkunjung ke Puskesmas di 5 propinsi di Indonesia menerima antibiotika.

Obat-obatan anti diare tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak memberi manfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian menimbulkan efek samping yang berbahaya, dan bisa berakibat fatal. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).e. Pemberian Nasehat.Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan anak, harus diberi nasehat tentang:1. Cara mmberikan cairan dan obat di rumah2. Kapan harus membawa kembali anak ke petugas kesehatan : Diare lebih sering- Tinja berdarah Muntah berulang- Tidak membaik dalam 3 hari Sangat haus- Timbul demam. Makan atau minum sedikit

Anjuran pemberian makan selama anak sakit dansehat (sudah diadaptasi untuk Indonesia) *

Sampai anak berumur 6 bulanBeri ASI sesering mungkin sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali,pagi, siang dan malam.Jangan diberikan makanan dan minuman lain selain ASI.Hanya jika anak berumur lebih dari 4 bulan dan terlihat haus setelahdiberi ASI, dan tidak bertambah berat sebagaimana mestinya:o Tambahkan MP-ASI (lihat bagian bawah)o Berikan 2-3 sendok makan MP-ASI 1 atau 2 kali sehari setelah anakmenyusu.

Anak umur 6 sampai 9 bulanTeruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak.Mulai memberi makanan pendamping ASI (MP ASI) seperti bubur susu,pisang, papaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring.Secara bertahap sesuai pertambahan umur, berikan bubur tim lumatditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/ minyak.Setiap hari berikan makan sebagai berikut:- umur 6 bulan : 2 x 6 sdm peres;- umur 7 bulan : 2 3 x 7 sdm peres- umur 8 bulan : 3 x 8 sdm peres

Anak umur 9 bulan sampai 12 bulanTeruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak.Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang lebih padat dankasar, seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembik.

Tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/santan/kacang hijau/minyak.Setiap hari (pagi, siang dan malam) diberikan makan sebagai berikut:- umur 9 bulan : 3 x 9 sdm peres- umur 10 bulan : 3 x 10 sdm peres- umur 11 bulan : 3 x 11 sdm peresBeri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan (buah, biscuit, kue).

Anak umur 12 bulan sampai 24 bulanTeruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak.Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuananak.Berikan 3 kali sehari, sebanyak porsi makan orang dewasa terdiridari nasi, lauk pauk, sayur, buah.Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan(biskuit, kue).Perhatikan variasi makanan.

Anak umur 2 tahun atau lebihBerikan makanan keluarga 3 kali sehari, sebanyak 1/3 sampai porsi makan orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayurdan buah.Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari di antara waktumakan.Catatan:* Diet harian yang baik, jumlahnya harus adekuat dan mencakup makanan

Tujuan diit adalah : Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja usus. Mencegah dan mengurangi risiko dehidrasi. Mengupayakan agar anak segera mendapat makanan sesuai dengan umur dan berat badannya.Untuk memenuhi tujuan diit ini, diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : Pasien tidak dipuasakan. Setelah terjadi rehedrasi, segera diberikan makanan peroral. Pemberian ASI diutamakan, terutama pada bayi. Cukup energy dan protein. Pada kasus gizi kurang diberikan diit tinggi energy dan tinggi protein. Cukup cairan dan elektrolit, sesuai dengan kebutuhan menurut berat badan dan umur. Cukup mineral dan protein. Makanan tidak merangsang saluran pencernaan (tidak mengandung bumbu tajam, tidak menimbulkan gas dan rendah sereat). Makanan diberikan secara bertahap dari makanan yang ringan (mudah dicerna) kebentuk yang sesuai menurut umur dan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering. Pada diare karena malabsorpsi diberikan makanan yang sesuai dengan penyebabnya, antara lain :a. Pada intoleransi laktosa diberikan makanan rendah atau bebas laktosa.b. Pada malabsorpsi lemak diberikan makanan rendah lemak atau menggunakan MCT (medium-chain-triglyceride) sebagai sumber lemak.c. Pada Panmalabsorpsi (malabsorpsi semua gizi) diberikan makanan rendah laktosa atau disakarida lain menggunakan yang bersifat isomolar dan hipoalergis.

Bentuk dan Jenis MakananAnak berumur 1 tahun atau kurang dengan berat badan kurang dari 8 kg, bentuk makanan diberikan adalah sebagai berikut :1. ASI2. PASI khusus, sesuai dengan keadaan intoleransi atau malabsorpsi zat gizi yang diderita.3. Pemberian buah dimulai dengan pisang.4. Bentuk makanan lumat atau lembek.Anak berumur 1 tahun ke atas dengan berat badan di atas 8 kg :1. ASI hingga anak berumur 2 tahun.2. PASI khusus, sesuai dengan keadaan intoleransi atau malabsorpsi zat gizi yang diderita.3. Bentuk makanan lunak.Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan :Anak berumur 1 tahun atau kurang dengan berat badan kurang dari 8 kg :Bagi anak yang berumur 1 tahun atau kurang dengan berat badan kurang dari 8 kg, makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan dapat dilihat pada tabel :Golongan Bahan MakananMakanan yang Boleh DiberikanMakanan yang Tidak Boleh Diberikan

Sumber Energi

Sumber Zat Pembangun

Sumber Zat Pengatur

Bumbu

MinumanBubur nasi disaring atau tidak disaring,bubur atau poding dibuat dari tepung beras, maizena, havermut, hunkwe; biscuit, kraker; kentang pure, gula, MCT.

ASI,PASI sesuai keadaan pasien; telur direbus atau diceplok air; daging, hati, tahu atau tempe cincang, dikukus atau ditim.

Wortel, tomat masak, labu siam, labu kuning cincang ditim, dibuat sup, kalau perlu disaring; pisang dihaluskan, apel disetup dan dihaluskan.

Kecap, garam, bawang merah dan bawang putih dalam jumlah terbatas.

Teh, sirop, sari buah yang manis.Nasi, ketan, jagung, mi, ubi, singkong, talas; minyak goring biasa.

PASI yang menyebabkan intoleransi atau malabsorpsi; lauk yang digoreng.

Sayuran dan buah mengandung gas dan/ atau serat tinggi; buncis, kacang panjang, kol, lobak, kangkung; durian, mangga dan nangka.

Lada, Lombok, cuka dan lain bumbu yang merangsang.

Minuman mengandung soda, cokelat, sari buah yang asam.

Anak Berumur di Atas 1 Tahun dengan Berat Badan di Atas 8 kgBagi anak yang berumur di atas satu tahun dengan berat badan di atas 8 kg, makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan dapat dilihat pada tabel :

Golongan Bahan MakananMakanan yang Boleh DiberikanMakanan yang Tidak Boleh Diberikan

Sumber Energi

Sumber ZatPembangun

Sumber ZatPengatur

Bumbu

MinumanSama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah; roti bakar.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah, kacang hijau dibubur, dibuat sup.

Sama dengan berumur 1 tahun ke bawah: jambu biji disetup dan dihaluskan.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah; lada dalam jumlah terbatas.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah.Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah; kelapa, santan.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah; susu sapi; kacang-kacang kering, seperti kacang merah, kedele, tolo dan tanah.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah; buah yang asam, seperti nenas , mangga, belimbing, rambutan.

Lombok, cuka.

Sama dengan anak berumur 1 tahun ke bawah.

BAB IIIKESIMPULAN

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering ( lebih dari 3 kali dalam sehari). Penyebab diare ada faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor keracunan makanan, faktor lain-lain (imunodefisiensi, gangguan kecemasan). Patofisiologi diare terjadi karena adanya gangguan proses absorbsi dan sekresi cairan serta elektrolit di dalam saluran cerna. Secara patofisiologi terbagi menjadi diare osmotic dan sekretorik. Klasifikasi diare berdasar klinis yaitu diare cair dan diare lendir darah. Manifestasi klinis diare anak menjadi rewel/gelisah, mata cekung dan turgor kulit melambat. Penanganan dasar pada diare adalah rehidrasi. Penanganan yang tepat akan menentukan keberhasilan pengobatan diare.