BAB II
-
Upload
alex-anderson -
Category
Documents
-
view
1.625 -
download
2
Transcript of BAB II
BAB IIKAJIAN TEORITIS
2.1 Sejarah Olahraga Dayung
Secara umum, sejarah olahraga dayung itu sendiri tidak bisa ditentukan
bangsa mana yang pertama kali menemukan olahraga tersebut. Hal tersebut
dikarenakan sejarah olahraga dayung sudah ada sejak zaman kuno sampai
modern, dimana pada masa itu manusia belum mengenal tulisan, sehingga sangat
sulit para ahli sejarah olahraga dayung untuk mengungkapkan dengan secara pasti
dari negara mana olahraga dayung berasal. Dayung sudah ada sejak dulu, karena
dasarnya dari kapal yang dikayuh dengan dayung. Hanya saja, belum ada balapan
atau lomba seperti sekarang. Catatan orang mesir pada 1430 sebelum Masehi,
menyatakan bahwa pejuang Amenhotep atau Amenopis II terkenal dalam hal
mendayung. Di kepulauan Aenea, para gadis melakukan salah satu acara
pemakaman yang dibuat oleh Aeneas untuk menghormati ayahnya. Pada abad ke
13, orang Venesia mengadakan festival Regata yang didalamnya terdapat balap
perahu antara satu dengan yang lain.
Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan sejarah olahraga dayung
ke dalam dua bagian, yaitu sejarah olahraga kuno dan sejarah olahraga modern.
2.1.1Sejarah Olahraga Dayung Kuno
Olahraga Canoe dan kayak adalah secara relatif baru. Meskipun pengunaan
jenis-jenis perahu ini kembali mengenang pada zaman batu. Kayak kemungkinan
berasal dari Greenland. Dimana suku Eskimo telah mengunakannya untuk berburu
dan transportasi selama berabad-abad. Kata kayak/ Ki-ak/ bermakna” perahu–
manusia” dalam bahasa Eskimo, juga mendukung bahasa asli Greenland.
Penjelajah Inggris Burrough, yang menjelajahi Siberian Samoyeds, menggunakan
kayak tahun 1556.
Ini hampir mustahil untuk menjelaskan perbedaan Evolusioner antara Canoe
dan kayak. Orang Eskimo menggunakan dayung tunggal untuk “umiak” mereka,
tetapi dayung ganda dan tunggal kedua-duanya digunakan untuk kayak, juga
bentuk dasar dan luas penutup geladak dari perahu mereka ini tidak ditemui
dewasa ini baik canoe maupun kayak. Ada perahu-perahu yang berbentuk kayak
dan canoe dengan penutup terbuka semuanya.
Canoe dibuat untuk perdagangan, pelayaran-pelayaran dan peperangan.
Dalam semua ukuran, digunakan berbagai materi. Sebuah perahu kuno perang
suku Maori dipamerkan di Selandia Baru dengan panjang 117 kaki dan diawaki
oleh 80 orang pendayung. Kulit rusa dan kulit pohon salak adalah digunakan oleh
Indian utara, alang-alang lontar digunakan oleh Bangsa Mesir kunoe dan kayu
balok digunakan oleh bangsa Polinesia untuk membuat Canoe.
Kita bisa menemukan perahu canoe asli diberbagai belahan dunia, dari
Bolivia sampai ke Mongolia, Selandia Baru dan Amerika Utara. Kata canoe
kemungkinan berasal dari kata “Canoas” yang mana didalam bahasa Arawak
digunakan untuk sebuah perahu yang dibuat dari balok tunggal. Dalam sejarah
modern penyebutan kata Canoas yaitu oleh Columbus, yang meninjau sebuah
armada kecil dari canoe yang mengelilingi kepulauan Bahama pada tanggal 12
Oktober 1492. Kemudian, deskripsi tekhnis pertama dari canoe adalah ditulis oleh
W.P. Stephens, didalam bukunya : canoe dan pembuatan perahu untuk para amatir
pada tahun 1880-an. Dia mendefinisikan canoe sebagai sebuah perahu yang
panjang dan berproporsi sempit, runcing di kedua ujungnya dan digerakan oleh
dayung yang digenggamkan pada tangan, tanpa ada sebuah fulcrum yang tetap,
pesertanya menghadap kedepan.
Rekor pertama perlombaan perahu layar kayak-canoe dalam sejarah modern
di organisasikan di Inggris pada tahun 1715 oleh seorang aktor Inggris, Thomas
Dogget. Peningkatan besar dalam adu kecepatan dan pelayaran kayak masuk
pada tahun 1890-an. Seorang Skotlandia John McGregor, sering dianggap sebagai
Bapak Kayak Modern yang telah membuat, Rob Roy nya dengan panjang 4 meter,
lebar 75 Cm, dan beratnya 30 Kg. Antara tahun 1864 dan 1867 ia melakukan tour
keperairan Inggris, kemudian ke Prancis, Jerman, Swedia dan bahkan ke Palestina
dengan menggunakan perahu kayak. Setelah kembali ke Inggris ia membuat
organisasi The Royal Canoe Club. Pada tahun 1890-an canoe dan kayak menjadi
popular di seluruh Benua Eropa.
Klub canoe pertama di Amerika adalah diorganisasikan secara hampir
bersamaan, dengan klub canoe kerajaannya, dibawa nama klub canoe New York,
pada tahun 1871.
Setelah pergantian abad konstruksi dan rancangan perahu kayak meningkat
secara dramatis. Alfred Heinreich membuat “Foltboat” pertama, Delphin, pada
tahun 1904. ”Foltboat” menjelaskan suatu jenis konstruksi perahu yang masih
digunakan untuk perahu kayak rekreasional: sebuah kanvas yang berlapis karet
yang melapisi sebuah kerangka kayu yang dapat dibentangkan dan dilipat
kembali dengan mudah. Hanya dua tahun kemudian, pada tahun 1906, Hans
Klepper mulai membuat “Foltboat” berskala besar di Jerman. Perahu kayak
pertama dengan geladak kanvas dan lambungnya yang keras, bernama Rodny,
dibuat secara ekslusif untuk perlombaan di Swedia pada tahun 1910. Pada tahun
1913 sepuluh rancangan-rancangan perahu kayak yang berbeda-beda di jelaskan
didalam buku otoratif pertamanya The Kenufurer yang ditulis oleh Alfret Korn.
Secara komersial tentang membuat perahu-perahu canoe juga, yang diikuti oleh
prinsip-prinsip rancangan yang sama: kain kanvas yang dibentangkan diatas
kerangka kayu, yang diikuti oleh lapisan yang padat. Pengenalan aluminium yang
sangat bertegangan tinggi terhadap daya tahan perahu kanoeng yang ringan, pada
akhir Perang Dunia II.
Pembentukan organisasi Internasional pertama untuk canoe dan pada saat
ini perahu kayak dinyatakan secara tidak langsung dan diinspirasikan oleh seorang
Amerika W.Van B. Claussen. Alhasil dari pekerjaan ini International
Representanten Shaft Des kanusport/ IRK/ dengan kerjasama 19 negara, di
Copenhagen, Denmark, 20 Januari 1924. Pada tahun yang sama Olimpiade VIII,
diselenggarakan di Paris, termasuk event-event perlombaan kayak dan canoe.
Olimpiade selanjutnya di selenggarakan di Berlin, kedua-duanya perlombaan
kayak dan canoe menjadi event-event yang permanen. Setelah Perang Dunia II
IRK diposisikan kembali oleh International Canoe Federation/ ICF/, yang
mensuplai beberapa jenis canoeing dan kayak di Olimpiade pada tahun 1948, di
London. Olimpiade-olimpiade dan kejuaraan-kejuaraan dunia perlombaan perahu
kayak setelah perang dunia adalah didominasi oleh Negara Swedia, Denmark,
Finlandia dan Chekoslowakia. Sejak Kejuaraan Dunia pada tahun 1954, Rusia,
Hungaria, Rumania, Jerman Timur dan Bulgari menjadi negara-negara paling
sukses diperlombaan Internasional. Namun kemenangan diraih oleh Negara
Polandia, Inggris, Selandia Baru, Amerika serikat, Australia dan negara-negara
lain di Era 80-90an. Misalnya Norwegia, Swedia, Spanyol, Prancis, Portugal,
Firlandia, dan belakangan China juga. Ini ironis bahwa meskipun canoe dan kayak
sebagai suatu olahraga yang dikembangkan oleh barat ia telah mendapatkan
penerimaan yang luas di negara-negara Eropa Timur yang memperoleh kekuasaan
yang mereka nikmati secara International. Dewasa ini Federasi Canoe
Internasional meliputi lebih dari 80 negara gabungan, dari setiap benua. Dewasa
ini yang menguasai olahraga adalah atlet-atlet berbakat dari berbagai negara.
2.1.2 Sejarah Olahraga Dayung Modern
Olahraga Dayung sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi, tetapi baru
pada abad ke-16 diresmikan sebagai bentuk olahraga. Menurut catatan sungai
Thames di Ingris sering menimbulkan kecelakaan karena dipakai sebagai sarana
lalu lintas. Raja Hendri VIII mengeluarkan peraturan, hanya pendayung yang
memiliki izin yang boleh melewati perairan Thames.
Sejak saat itu, banyak masyarakat yang ingin tampil menjadi pendayung
yang baik. Kemudian munculnya berbagai perlombaan untuk memperebutkan
gelar-gelar pendayung terbaik selanjutnya, berkembang kegiatan ini menjadi suatu
cabang olahraga. Perlombaan-perlombaan mulai menjamur. Sekitar abad ke-19,
para mahasiswa Inggris mulai tertarik dengan olahraga ini, terutama kalangan
Cambridge dan Ocford yang secara rutin setiap tahun mengadakan perlombaan
dayung. Lalu muncullah perkumpulan-perkumpulan dayung diseluruh dunia,
seperti Yale dan Harvard di Amerika (Husni,1990:98).
Pada tahun 1990, olahraga ini sudah diikutsertakan dalam Olympiade Paris.
Ketika itu baru 7 negara yang ambil bagian dalam perlombaan tingkat dunia
tersebut. Rekor pertama perlombaan perahu layar kayak-canoe dalam sejarah
modern di organisasikan di Inggris pada tahun 1715 oleh seorang aktor Inggris,
Thomas Dogget. Peningkatan besar dalam adu kecepatan dan pelayaran kayak
masuk pada tahun 1890-an. Seorang Skotlandia John McGregor, sering dianggap
sebagai Bapak Kayak Modern yang telah membuat, Rob Roy nya dengan panjang
nya 4 meter, lebar 75 cm, dan beratnya 30 kg. Antara tahun 1864 dan 1867 ia
melakukan tour keperairan Inggris, kemudian ke Prancis, Jerman, Swedia dan
bahkan ke Palestina dengan menggunakan perahu kayak. Setelah kembali ke
Inggris ia membuat organisasi The Royal Canoe Club. Pada tahun 1890-an canoe
dan kayak menjadi popular diseluruh Benua Eropa.
Pembentukan organisasi Internasional pertama untuk canoe dan pada saat
ini perahu kayak dinyatakan secara tidak langsung dan diinspirasikan oleh seorang
Amerika W.Van B. Claussen. Alhasil dari pekerjaan ini International
Representanten Shaft Des kanusport/ IRK/ dengan kerjasama 19 negara, di
Copenhagen, Denmark, 20 Januari 1924. Pada tahun yang sama Olimpiade VIII,
di selenggarakan di Paris, tarmasuk event-event perlombaan kayak dan canoe.
Olympiade selanjutnya di selenggarakan di Berlin, kedua-duanya perlombaan
kayak dan canoe menjadi event-event yang permanen. Setelah Perang Dunia II
IRK di posisikan kembali oleh International Canoe Federation/ ICF/, yang
mensuplai beberapa jenis canoeing dan kayak di Olympiade pada tahun 1948, di
London. Olympiade-olympiade dan kejuaraan-kejuaraan dunia perlombaan perahu
kayak setelah Perang Dunia adalah di dominasi oleh Negara Swedia, Denmark,
Finlandia dan Chekoslowakia.
2.2 Perkembangan Olahraga Dayung
Sesuai perkembangan zaman, olahraga dayung dari waktu ke waktu
mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut terdiri dari beberapa tinjauan
yaitu, perkembangan dayung dunia, dayung Indonesia dan perkembangan dayung
di Kabupaten Simeulue.
2.2.1 Perkembangan Olahraga Dayung Dunia
2.2.1.1 Olimpiade ke-VIII
Olympiade ke-VIII diselenggarakan pada tanggal 13-15 Juli 1924, di Sungai
Seine, Paris Prancis. Bersamaan dengan event-event dayung, The Exhibition of
the Canadian Canoe diselenggarakan. Jumlah perwakilan dari berbagai Negara
dibatasi. Kanada dan Amerika serikat mengirim peserta mereka untuk
diperlombakan didalam 6 event. Perlombaan yang berjarak 800 meter dan
termasuk single, double dan empat. Menariknya perahu-perahu yang sama
digunakan untuk kedua perlombaan kayak dan canoe. Peserta Kanada
memenangkan semua event-event perlombaan canoe.
2.2.1.2 Olympiade ke-XI
Olympiade ke-XI diselenggarakan pada tanggal 7-8, tahun 1936, diluar
Berlin yaitu di Grunau, Jerman. Ini adalah olympiade canoe perdana. Semua
Negara kecuali Brazil yang menggabungkan diri dengan I.C.F. hadir, jumlahnya
20 Negara peserta. Peresmian perlombaan perahu layar ini adalah sebuah
kesuksesan komplet dalam kedua partisipasi dan organisasi tekhnis yang
berstandar tinggi. Sehingga, kanoe mendapatkan kedudukan yang kuat dalam
program olympiade.
2.2.1.3 Olympiade ke-XIV
Olympiade ke-XIV diselenggarakan pada tanggal 11-12-1948, Henley di
Sungai Thames, 50 km dari London, Inggris. Pertandingan olympiade pasca
perang pertama adalah menggunakan langkah-langkah persetujuan peraturan-
peraturan pertandingan dari Fedrasi Canoe Internasional yang baru dibentuk.
Disebabkan adanya perang tersebut, hanya 17 Negara yang mengirimkan
pesertanya. Untuk pemenangan pertandingan ini, dia di hadiahi sebuah medali
oleh I.O.C dan I.C.F. Tidak mengikutsertakan Jepang dan Jerman dan I.C.F
mengeluarkan mereka, karena mereka telah “melanggar hak azasi dasar manusia.”
Perlombaan olympiade perahu layar Henley menunjukkan sebuah komitmen yang
sungguh-sungguh dengan asosiasi-asosiasi nasional untuk berpartisipasi dalam
pertandingan-pertandingan olympiade di masa-masa yang akan datang.
2.2.1.4 Olympiade ke-XV
Olympiade ke-XV diselenggarakan pada tanggal 27-28-1952, arena canoe
berada di teluk kecil Taivallahati, dekat Helsinki, Finlandia. 21 Negara yang
berkompetisi pada suatu pertandingan khusus yang dipersiapkan dengan jalur-
jalur yang ditandai dengan pelampung berwarna merah. Jumlah perlombaan
event-event yang tidak berubah sebelumnya, dan pertama kalinya Uni Soviet
mengikutinya. Selama perlombaan olympiade dayung ini, kongres I.C.F
dilaksanakan, dan dua persatuaan Jerman, Jepang, Spanyol, dan Uni Soviet di
akui. Hanyalah perubahan dalam mendesain perahunya itu lebar dari C-1
dikarangi menjadi 75 cm (sekitar 29 inchi). Peserta dari Amerika Utara dan
Skandinavia, dan Chekoslowakia mendominasi perlombaan perahu layar tersebut.
2.2.1.5 Olympiade ke-XVI
Olympiade ke-XVI diselenggarakan Pada tanggal 1 November-30
Desember 1956, di danau Wendouree dekat Ballarat, Australia, 124 Km dari
Melbourne. Meskipun di wilayah belahan bumi selatan, 17 Negara hadir untuk
bertanding. Sebuah desain revolusioner dimunculkan pada jenis K-1: garis dek
yang cekung yang memudahkan pendayung untuk mengkayuh dayungnya.
2.2.1.6 Olympiade ke-XVII
Diselenggarakan pada tanggal 26-28-1960, di danau Albano, 26 Km arah
selatan Roma, Italia. Dua puluh satu negara mengirimkan pesertanya kesana. Para
organisator menyatakan bahwa tidak ada event-event yang diperlombakan di
danau Albano. Secara konsekwen, event-event yang berjarak jauh dikeluarkan
dari program Olympiade, yang telah merugikan besar dunia olahraga. Program ini
terdiri atas tujuh event termasuk ditambah 500 meter K-2 untuk wanita dan 4x
500 meter K-1 secara beranting untuk pria. Sistem adu kecepatan pelampung yang
disempurnakan yang dinamakan Sistem Albano, yang masih digunakan dewasa
ini. Desain K-1 diberi perbedaan-perbedaan dengan garis-garis lekuk/ cekung
dikedua arah garis bujur dan garis lintang.
2.2.1.7 Olympiade ke-XVIII
Diselenggarakan pada tanggal 20-22 -1964, di danau Sagami, 53 km dari
Tokyo, Jepang. Dua puluh negara ikut ambil bagian dalam olympiade ini. Jumlah
event tinggal tujuh, 500 M untuk K-1 pria secara beranting setuju dihilangkan dari
perlombaan 1.000 M untuk K-4 pria. Panjang C-2 dirubah menjadi 6,50 M
( sekitar 21 inchi), untuk K-2 dan lebarnya 75 Cm (sekitar 29 inchi). Perubahan
ini menciptakan sebuah jenis C-2 yang lebih cepat. Peraturan “Tidak adanya
istilah cekung” dalam pembuatan perahu canoe diadopsi untuk mendesain perahu
kano dan kayak yang standar. Perubahan ini menciptakan canoe dan kayak yang
berbentuk intan yang unik, yang masih ada eksistensinya dewasa ini. Perlombaan
dayung danau Sagami adalah salah satu yang terakhir dalam seminatural sekitar
hingga tahun 1984.
2.2.1.8 Olympiade ke-XIX
Diselenggarakan pada tanggal 22-25-1968, perlombaan Regatta,
Xochimilco dekat kota Meksiko. Dua puluh negara bertanding dalam tujuh event
penting. Yang pertama bangsa Afrika, Ivory Coast, mengirimkan pesertanya, yang
menandai perkembangan dan popularitas canoe. Juga pertama kalinya dalam
sejarah perlombaan canoe, sebuah perlombaan Regatta buatan manusia yang
menempatkan suatu pengorbanan yang besar, yang mencap canoe dan rowing
sebagi olahraga yang termahal pada program olympiade.
2.2.1.9 Olympiade ke-XX
Diselenggarakan pada tanggal 5-9-1972, Perlombaan Regatta,
Oberschleissheim, di luar kota Munich, Jerman. Cabang olahraga yang paling
popular adalah canoe slalom, yang diselenggarakan pertama kalinya pada tanggal
28-30 Agustus di Augsburg, dan 16 negara ikut serta. Sesudah demonstrasi canoe
slalom yang luar biasa menjadi sebuah olahraga yang favorit yang disaksikan oleh
penonton televisi diseluruh dunia. Sayangnya, sebuah perlombaan buatan manusia
juga mempersiapkan pengorbanan yang besar untuk event ini dan merugikan
pengaruh kelanjutan dayung sebagai sebuah event olympiade.
2.2.1.10 Olympiade ke-XXI
Diselenggarakan pada tnggal 28-31 Juli 1976. Lokasi olympiade di pulau
Notre Dame, Montreal, Kanada. Dua puluh tujuh negara menunjukkan
kebolehannya untuk ikut serta dalam suatu peningkatan program. Pada tanggal 10
Februari 1974, Komite Eksekutif dari I.O.C. menyetujui adanya penambahan
jarak untuk event-event canoe: 500 M untuk K-1, K-2, dan C-1 untuk pria.
2.2.1.11 Olympide ke-XXII
Diselenggarakan pada tanggal 30 Juli sampai 2 Agustus 1980, Perlombaan
Regatta, di Krylatskoje, Moskow, Uni Soviet. Para kompetitor dari 23 negara
ambil bagian meskipun adanya pemboikotan oleh komite-komite olympiade
nasional.
2.2.1.12 Olympiade ke-XXIII
Diselenggarakan pada tanggal 6-11-1984, di danau Casitas, 120 Km barat
laut Los Angeles, Amerika Serikat. Pertama kalinya sejak tahun 1964, sebuah
pengaturan natural adalah digunakan untuk keduanya, Canoe dan Rowing, dan
komite organisasi mengeluarkan banyak biaya. Dua puluh tujuh negara
mengirimkan peserta canoe mereka meskipun banyak negara-negara barat yang
tidak berpartisipasi. Event K-4 500 M untuk wanita adalah ditambahkan untuk
program resmi sebagai bagian dari sebuah kelanjutan usaha dalam rangka
pengenalan event-event dayung untuk wanita.
2.2.1.13 Olympiade ke-XXIV
Diselenggarakan pada tanggal 26 September sampai dengan 1 Oktober
1988, pada perlombaan di sungai Han, 20 Km Timur Seoul, Korea Selatan. Canoe
dan Rowing akan memiliki sebuah latihan khusus perlombaan buataan manusia,
yang mana akan dilengkapi pada waktu Asian Games di tahun 1986. Korea
Selatan menjadi anggota I.C.F.
2.2.2 Perkembangan Olahraga Dayung Indonesia
Olahraga dayung masuk ke Indonesia sebelum perang dunia II, yang
dibawah oleh militer Belanda. pada mulanya olahraga ini dimainkan oleh orang-
orang tertentu saja (orang kulit putih), namun kemudian meluas ke kalangan
orang-orang pribumi, sehingga muncul klub dayunng seperti Rolidan poras di
Surabaya.
Cabang olahraga dayung dalam perkembangannya di Indonesia, boleh
dikatakan agak ketinggalan dibandingkan dengan cabang-cabang olahraga
lainnya. Hal ini disebabkan cabang olahraga dayung merupakan olahraga yang
baru dikembangkan dan diperlombakan baik dikejuaraan Nasional maupun
Internasional. Sebagaimana yang dikemukakan Soeprapto (1992:5) bahwa:
”Olahraga dayung baru diperlombahkan dalam kejuaraan nasional pada PON ke-
VIII di Surabaya”.
Dewasa ini olahraga dayung semakin digemari oleh masyarakat. Hal ini
sejalan dengan berdirinya induk organisasi dayung diberbagai propinsi di
Indonesia, termasuk di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta dengan
rutinnya kejuaraan-kejuaraan noasional yang diselenggara-kan setiap tahun.
2.2.3 Perkembangan Olahraga Dayung Simeulue
Dalam kiprahnya PODSI Kabupaten Simeulue yang baru berumur jagung
telah mampu memberikan prestasi yang luar biasa dalam mengikuti berbagai
event olah raga dayung. “Kami memang aktif di olahraga dayung sejak 2006, dan
sampai sekarang terus berkiprah di berbagai event,” ujar Budi Derajat.
Pendayung-pendayung Simeulue, sebut Budi, didominasi oleh siswa sekolah
menengah dan masyarakat umum. “Anak-anak Simeulue memang memiliki bakat
luar biasa dalam olahraga dayung. Hingga sekarang, sudah banyak kegiatan yang
kami ikuti, dan Alhamdulillah selalu mendapat juara,” ungkapnya.
Tim Dayung Simeulue asuhan Lettu Budi Derajat langsung memperlihatkan
penampilan terbaiknya dilintasan empat, dengan mencatat waktu 3.04 menit.
Alhasil, penampilan anak-anak “Ate Fulawan” itu pun mendapat pujian dari
pesaing-pesaingnya. “Kami memang mencoba tampil terbaik. Tapi kami harus
mengakui keunggulan Cilacap dan Purwakarta, ”kata Budi Derajat, yang sehari-
hari menjabat Komandan Pos TNI AL di Sinabang.
Adapun prestasi-prestasi yang sudah pernah diperoleh oleh tim dayung
Kabupaten Simeulue, dapat dikelarifikasikan sebagai berikut:
1. Festival Cisadane 2006 di Kota Tangerang Provinsi Banten tanggal 28
Mei s/d 03 Juni 2006 merai juara harapan I.
2. PORDA X Takengon Aceh Tengah Tanggal 16-21 september 2006
meraih 5 medali emas, 1 medali perak dan 3 medali perunggu.
3. Tanjung Pinang Dragon Boat Race 2006 di kota Tanjung Pinang Riau
tanggal 23-26 November 2006 meraih juara III kayak putri.
4. Festival Internasional Pemuda dan olahraga bahari ke-2 tahun 2007 di
Padang Sumbar tanggal 12 s/d 15 Agustus 2007 meraih juara II 22
pendayung putri, juara II 12 pendayung putri dan juara III 22 pendayung
putra.
5. Tanjung Pinang Dragon Boat Race ke-VI tanggal 15-18 November 2007
di Kota Tanjung Pinang kepulauan Riau meraih juara III kayak Double
putra dan putri.
6. Sukan Antar Bangsa Teluk Danga Internasional Games 2008 di Johor
Bahru Malaysia tanggal 20-24 februari 2008 meraih 1 medali emas, 2
medali perak dan 5 medali perunggu.
7. Tanjung Pinang Dragon Boat Race ke-VII tahun 2008 meraih juara I cano
tunggal putri.
8. Kejuaraan Sriwijaya Open Dragon Boat Festival 2008 tanggal 27-30
November 2008 di Sungai Musi Palembang meraih juara I 22 pendayung
putra.
9. Lomba Perahu Naga di Sibolga Tapteng ke-V tahun 2009 tanggal 27-28
Mei 2009 meraih juara I.
10. Lomba Dayung Kolinlamil Dragon Boat Race 2009 tanggal 5-6 Juni 2009
di Danau Sunter Jakarta meraih juara III 12 pendayung putra.
11. Kejurda Dayung Tingkat Provinsi Aceh tanggal 16-17 juni 2009 di Banda
Aceh meraih 6 medali emas, 1 medali perak dan 5 medali perunggu.
12. FIBOB ( Festival Internasional Pemuda Olah raga Bahari ) di Danau Toba
tanggal 18-20 juni 2009 merai juara harapan I.
13. Padang Internasional Dragon Boat Race ke-VII tanggal 30 Juli-2 Agustus
2009 di GOR H. Agus Salim Padang memperoleh juara I 22 pendayung
putri dan juara III 22 pendayung putra .
2.3 Pembinaan Olahraga Dayung
Pemahaman masyarakat akan pembinaan olahraga selalu dikembangkan
dan di artikan dengan pengertian pelatih. Untuk membedakan kedua arti tersebut.
Pengertian pembinaan itu sendiri diartikan oleh Abdullah,A (1985). Adalah
“orang yang melakukan tugas membina, memelihara, mengurus dan
mengembangkan”.
Dari uraian diatas menjelaskan bahwa pembinaan merupakan tugas yang
dilakukan oleh seseorang untuk membina, mengurus dan mengembangkan
tungasnya dengan baik. Sedangkan pengertian pelatih menurut Pate (1993:05)
adalah “ Seoraang professional dan bertugas untuk membantu olahragawan dan
tim dalam memperbaiki penampilan olahraga”.
Pendapat diatas memberi gambaran yang nyata bahwa pengertian Pembina
dan pelatih menujukan perbedaan yang mendasar. Dapat disimpulkan bahwa
Pembina seseorang yang berkerja dan membina demi mengembangkan organisasi
keolahragawan, artinya seorang Pembina tidak terjun langsung ke dalam lapangan
untuk mengajarkan teknik dan taktik yang dikuasai oleh olahragawan. Sementara
pelatih langsung terjun kelapangan untuk membantu olahragawan mengajarkan
teknik dan taktik untuk memperbaiki penampilannya (performance).
Dari kedua fenomena diatas, antara Pembina dan pelatih jelas bahwa mereka
digolongkan dalam kategori pengurus yang mengurus dan mengelolah suatu
organisasi keolahragaan. Perbedaan dari tampak kedua fenomena diatas bahwa
adalah, jika Pembina tugas utamanya mengatur dan mengarakan. Sedangkan
pelatih merupakan pelaksana terhadap hasil pengaturan yang telah diarahkan oleh
Pembina.
Begitu besar peranan antara Pembina dan pelatih atas keberhasilan yang
dicapai, membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan olahraga
itu sendiri. Bayangkan jika suatu tim olahraga tanpa orang yang mengarahkan dan
mengatur usaha mereka, niscaya mereka akan mengalami kesulitan dalam
mengatur kegiatan dan mungkin akan menjadi bingung dan turun semangatnya
untuk berlatih.
Jika telah lebih mendalam dari tugas dan fungsi Pembina, maka Pembina
juga dapat disebut sebagai pemimpin. Karena fungsi pemimpin hampir sama
dengan fungsi Pembina yaitu mengatur, mengawasi dan mengarahkan kerja orang
lain. Tanggung jawab seperti itu sebut fungsi-fungsi pemimpin”. Dengan
demikian jelas bahwa pengertian Pembina dapat disebut sebagai pemimpin
organisasi keolahragaan yang berfungsi mengatur mengawasi dan mengarahkan
olahragawan menuju prestasi puncak, dengan tujuan organisasi keolahragaan itu
sendiri.
2.3.1 Pengurus
Pengertian pengurus dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai orang
yang mengurus atau memimpin suatu perkumpulan dalam suatu organisasi
pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Abdullah, A (1985). Mengatakan
pengurus adalah “Orang yang melakukan tugas Pembina, memelihara, mengurus
dan mengembangkan”.
2.3.2 Pengorganisasian
Pengelolaan menurut Lutar, Rusli, dkk (1992). Merupakan : “proses
melakukankegiatan tertentu dengan mengerahkan tenaga orang lain termasuk
proses membantu, merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi”.
Dengan pengorganisasian yang jelas dan baik, maka segalah sesuatu yang
telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Fungsi organisasi dalam suatu cabang
olahraga sangat penting sebagaimana yang dikemukakan oleh Soegiarto yang
dikutip Baley,A. James (1986). Sebagai berikut:
Organisasi merupakan wadah yang sangat menentukan apakah pembinaan–pembinaan yang berjalan secara teratur dan secara terus menerus yang berarti pula tidak dapat dibinah secara serampak. Didalam organisasi ini harus bisa mengatasi persoalan-persoalan yang kadang sangat rumit. Sedangkan keluar organisasi harus juga mampu mengikuti perkembangan dunia olahragaq.
Kutipan di atas jelas bahwa tugas organisasi selain harus mengurusimasalah
internal juga harus mampu mengikuti perkembangan zaman.
Ada beberapa tugas yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi sebagaimana yang
dikemukahkan Baley,A. James (1986) Yaitu :
1. Organisasi harus mempunyai perencanaan umum dan perencanaan pembinaan yang mantap sehingga setiap usaha yang dijalankan akaan terlihat apakah sedah sesui dangan apa yang teklah direncakan, dari sini sekaligus dapat dilakukan penelitian dan penilaian seksama.
2. Organisasi harus menyusun ketentuan-ketentuan tentang olahraga mana yang akan dibinah yang sesuai dangah jkebutuhan.
3. Organisasi harus menentukan sampi seberapa jauh wewenang pelatih dalkam menangani olahraga dalam rangka pembinaan.
4. Organisasi harus menentukan siapa yang akan ditujuk sebagai pelatih beserta pembantunya untuk menangani pembinaan olahraga tersebut.
5. Organisasi harus memperhitungkan fasilitas-fasilitas untuk menunjang agar pelaksanaan pembinaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pengorganisasian yng baik dan rapi akan membawa mamfaat bagi
kelancaran dan kemakmuran klub, kerjasama dengan pengurus akan terlihat,
demikian juga dengan peningkatan aktifitas meningkat dan pemain akan lebih giat
lagi dalam mengikuti latihan-latihan yang telah terprogram.
2.3.3 Perlombaan dan Penyeleksian
Perlombaan dan penyeleksian merupakan cara atau metode dalam usaha
mengambangkan olahraga untuk lebih lanjut. Dengan adanya penyeleksian dan
perlombaan, maka akan segerah terlihat seberapa jauh keberhasilan para
pembinah dalam membinah olahraga dayung yang telah dijalani selama ini.
Untuk mengikuti suatu perlombaan maka sebuah klub harus mempersiapkan
diri sebaik mungkin. Salah satu carah adalah dengan menyeleksi, baik seleksi
yang dilakukan secarah ketat maupun secara biasa saja. Artinya, setiap seleksi
tergantung kepada sejumlah parah pemain cukup professional, maka perlu
dilakukan penyeleksian yang ketat. Jika pemain relatif sedikit, maka
penyeleksiannya boleh dilakukan secara sedehana saja.
Seleksi dan perlombaan olahraga atletik sangat perlu dilaksanakan, tidak
hanya mencoba prestasi saja akan tetapi juga tempat berlatih dan belajar.
Melalui perlombaan akan dicoba ketahanan, keuletan dan sportifitas.
Disamping itu perlombaan juga akan dapat berfungsi sebagai alat pembinaan yang
ampuh terhadap masing-masing klub dalam membawa nama baik klubnya sendiri.
2.3.4 Upaya-upaya Pembinaan peningkatan prestasi Olahraga Dayung
Upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga dayung, tidak cukup dengan
semangat berlatih saja. Namun semua aspek harus diperhatikan,terutama
pembinaan intensif dan menyeluruh dari rangkaian-rangkaian pembinaan yang
teratur dan berkeseimbangan.
Dalam meningkatkan, membina dan melatih para atlet diperlukan kerjasama
dari berbagi pihak serta perencanaan yang matang dan pelaksanaanyang intensif.
Adapun faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam mempersiapkan dan
mengembangkan suatu cabang olahraga seperti yang dijelaskan oleh Soekarman
(1989:11) adalah :
Informasi, penentuan tujuan latihan, pekerjaan, pembuatan hipotesis, penentuan prosedur latihan, pengukuran hasil penelitian. Faktor-faktor tersebut merupakan daur yang berulang sampai prestasi yang tinggi dapat dirai.
2.3.4.1 Informasi
Sebelum suatu latihan itu dinilai maka diperlukan informasi yang lengkap
mengenai calon yang akan dilatih.
Dari setiap calon diketahui kondisi umum, minat, keterampilan yang sudah ada
serta pengetahuan mengenai keolahragaan.
Informasi diperlukan untu mengadakan klasifikasi dari pada atlet dan dapat
digunakan untuk menetukan tujuan yang hendak dicapai dari masing-masing
kelompok atau individu. Untuk keperluan informasi perlu diadakan pengukuran
seperti tinggi, berat badan, pengukuran antropometris lainnya, kekuatan otot, daya
tahan, serta keadaan fisik. Dari hasil-hasil pengukuran dapat ditentukan secara
objektif. Pengukuran dapat dilakukan dalam laboratorium sedangkan apa yang
hendak diukur ditentukan leh pelatih.
2.3.4.2 Penentuan Tujuan latihan
Tujuan latihan ditentukan oleh pelatih. Tujuan itu merupakan apa yang
hendak dicapai. Pada umumnya tujuan latihan permulaan bersifat umum. Tujuan
latihan sebaiknya dibuat bertingkat, yaitu tingkat umum sampai akhirnya
ketingkat khusus untuk mencapai prestasi tertinggi. Tujuan latihan selanjutnya
dibuat sesudah hipotesis, prosedur latihan dan evaluasi yang dapat diketahui
beberapa persen dari tujuan untuk dicapai dan selanjutnya informasi itu digunakan
untuk menentukan tujuan latihan lanjutan.
Tujuan latihan lanjutan itu sudah lebih konkrit. Tujuan latihan lanjutan ini
sudah mengarah kedalam cabang olahraga tertentu. Sebagai contoh, umpamanya
dalam olahraga dayung. Pada latihan dasar para calon harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk perlombaan olahraga dayung. Pada latihan
lanjutan para calon harus dapat melakukan dayung maju dan dayung mundur.
Tujuan latihan harus meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan latihan kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa,
sintesis dan evaluasi. Tujuan latihan afektif meliputi penerimaan tanggung jawab,
penghargaan dan sifat terhadap cabang olahraga yang digelutinya.
Sedangkantujuan latihan psikomotorik meliputi gerakan umum, gerakan khusus
dan kreasi gerakan serta perubahan sikap.
2.3.4.3 Penentuan Prosedur Latihan
Prosedur ini dibuat dalam bentuk instruksi. Dengan berpedoman pada
informasi, tujuan latihan, maka intruksi yang dibuat lebih terarah.
2.3.4.4 Pengukuran Hasil Latihan
Pengukuran sebaiknya dilakukan berulang-ulang, apabila tujuan yang telah
ditetapkan hendak tercapai. Pengukuran dan latihan merupakan suatu daur yang
tidak terputus dan selalu berulang. Sesudah perlombaanpun pengukuran perlu
dilakukan untuk mendapatkan informasi baru. Jadi pengukuran pertama yang
dilakukan merupakan awal dari pengukuran lain yang akan menyusul. Sesudah
pengukuran tentunya akan ditentukan kebijaksanaan yang akan dipekerjakan
untuk memperbaiki kondisi yang ditemukan.
Adapun yang menjadi tujuan dalam pengukuran hasil latihan menurut
Soekarman (1987 : 14) adalah :1. Mengetahui kondisi atlet pada waktu itu.2. Penentuan dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kondisi yang
sama.3. Penentuan beban latihan selanjutnya.4. Mengetahui kemajuan para atlet.5. Membangkitkan motifati atlet, dengan mengetahui tingkat
kemampuannya, maka si atlet melihat dimana letak darinya dibandingkan teman-temannya.
2.3.4.5 Evaluasi Hasil Latihan
Hasil pengukuran harus dibandingkan dengan tujuan latihan untuk
mengetahui keberhasilan dari prosedur latihan yang telah yang telah ditetapkan
berdasarkan hipotesis. Evaluasi ini harus dilakukan terus menerus, juga sesudah
pertandingan sehingga kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat diperbaiki, dari
evaluasi dapat diketahui apakah tujuan latihan itu wajar atau tidak wajar. Bila
tujuan latihan itu ternyata harus diubah maka hipotesis atau prosedur akan turut
diubah juga. Evaluasi dapat dilakukan pelatih sendiri maupun konsultasi dengan
para ahli dalam bidang olahraga, seperti dokter olahraga, ahli gizi, psikologi dan
lain-lain. Dari evaluasi didapatkan informasi yang baru dan digunakan untuk
menentukan tujuan latihan yang baru.
Siklus ini harus diulang beberapa kali sehingga prestasi yang tinggi dapat
dicapai. Apabilah siklus ini dapat diterapkan dan dimulai sejak dini, sejak anak-
anak dan diterapkan setiap cabang dalam olahraga maka tentu hasil prestasiyang
akan dicapai akan lebih baik. Soekarman (1987:20) menjelaskan “dalam
pembinaan atlet, siklus ini juga diterapkan dan diikuti terus pada masa sebelum
pertandingan”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan pembinaan yang
dilakukan sejak dini dengan mengikuti siklus pembinaan tersebut, maka prestasi
olahraga dapat menunjukkan perkembangan gerafik meningkat.
Untuk perkembangan dan kemajuan olahraga khususnya olahraga dayung
kiranya parah pembinah olahraga dayung Kabupaten Simeulue melakukan upaya-
upaya tersebut seperti yang dijeskan diatas.