BAB I.docx

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam Undang- Undang tersebut dijelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Berdasarkan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut: (a). mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (b). membantu dan memfasilitasi pengembangkan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c). meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (d). 1

Transcript of BAB I.docx

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan tentang Sistem Pendidikan

Nasional, bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Berdasarkan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional

mempunyai misi sebagai berikut: (a). mengupayakan perluasan dan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi

seluruh rakyat Indonesia; (b). membantu dan memfasilitasi

pengembangkan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai

akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c).

meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (d).

meningkatkan keprofresionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan

sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,

sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; (e).

memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan

Republik Indonesia.1

Fungsi dan Tujuan pendidikan pada Pasal 3 menyatakan bahwa,

Pendidikan Nasional berfungi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

1 Drs. Zainal Arifin, M.Pd, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), cet. 1, h. 21.

1

Page 2: BAB I.docx

2

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri

atas formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan

memperkaya. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu

lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta

memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari

keluarganya.2

Salah satu pendukung tujuan pendidikan adalah melalui lembaga-

lembaga non formal di masyarakat, seperti lembaga kursus, sanggar,

pengajian di surau/masjid dan lain sebagainya. Terlebih lagi pendidikan

agama merupakan hal yang sangat penting untuk anak dalam menjalani

kehidupan dalam membentuk manusia yang beriman dan bertakwa serta

memiliki akhlak yang mulia. Dalam pendidikan, agama merupakan faktor

yang memberi dasar dalam pembentukan mental anak yang membentuk

cara berpikir bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai persoalan

hidup. Pendidikan agama sesungguhnya adalah tanggung jawab utama

orangtua dalam pendidikan keluarga.

Kewajiban orang tua dalam mendidik anak secara tegas telah

diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat al-Tahrim ayat-6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka”.

2Hasbulloh, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009 ), edisi-8, h. 49

Page 3: BAB I.docx

3

Namun pada kenyataannya, banyak orangtua yang memiliki

keterbatasan dalam mendidik agama antara lain wawasan pengetahuan

agamanya terbatas, kurangnya kemahiran mengajarkan anak, dan

keterbatasan eknomi sehingga tidak banyak kesempatan untuk mendidik.

Karena itulah selain pendidikan formal di masyarakat juga berkembang

lembaga pendidikan nonformal dibidang keagamaan seperti majlis taklim,

TPQ, anak jalanan, anak pemulung dan lainnya. Dengan adanya

keberadaan lembaga ini dapat membantu mengurangi beban psikologis

anak untuk menghindari rasa putus asa, kecewa, dan mundur, sehingga

mendorong anak untuk tetap terus belajar.

Orang tua sering tidak menyadari tanggung jawabnya terhadap anak,

dan seolah-olah mereka kurang menaruh perhatian bahkan lalai terhadap

anaknya. Bagaimana kita bisa mengharapkan generasi manusia yang lebih

baik, jika orang tua lalai mendidik putra-putrinya?. Penanaman nilai

agama pada anak ditentukan oleh pendidikan serta pengalaman-

pengalaman yang dilakukan pada masa kecil. Apabila seseorang pada

masa kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada

dewasanya nanti, ia tidak akan pernah merasa pentingnya agama dalam

kehidupannya.3

Al-Quran merupakan kitab suci pedoman dasar bagi kehidupan

setiap muslim yang seharusnya dipahami isinya, dibaca ayat-ayatnya

sebagai ibadah. Untuk mewujudkan generasi Al-Qur’an

membelajarkannya pada anak merupakan kewajiban bagi masyarakat

muslim sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat muslim nonformal

yayasan BSC Al-Futuwwah ini merasa terpanggil untuk membina anak-

anak pemulung melalui pendidikan agama islam dengan belajar menkaji

al-Quran.

Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil

3Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), cet. ke-10, h.21-

23.

Page 4: BAB I.docx

4

pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan

mengacu pada standar nasional pendidikan.

Bagi masyarakat yang tidak mampu, apa yang mereka pikirkan

adalah bagaimana hidup hari ini, karena itu mereka belajar untuk

kehidupan; mereka tidak mau belajar hanya untuk belajar, untuk itu

masyarakat perlu didorong untuk mengembangkannya melalui Pendidikan

nonformal berbasis masyarakat, yakni pendidikan nonformal dari, oleh dan

untuk kepentingan masyarakat

Untuk membina anak pemulung melalui pendidikan agama islam

dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar melalui

lembaga non formal, Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dan kajian ilmiah yang sekaligus dijadikan pembahasan skripsi

dengan judul “Program dan Kegiatan Pendidikan Non Formal pada

Yayasan BSC Al-Futuwwah Islamiyah dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an pada Anak Pemulung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang

masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian dalam pengajaran agama dari orang tua kepada

anaknya.

2. Keterbatasan ekonomi keluarga yang menyebabkan pendidikan anak-

anak pemulung menjadi terlantar.

3. Kemampuan membaca Al-Qur’an yang sangat kurang dari anak

pemulung.

4. Kurang efektifnya pembelajaran agama khususnya membaca Al-

Qur’an yang dikelola oleh pendidikan non formal di bandingkan

pendidikan formal.

Page 5: BAB I.docx

5

C. Pembatasan Masalah

Skripsi ini dibatasi pada Program Pembelajaran membaca Al-

Qur’an dengan menggunakan Metode Al-Baghdady di Yayasan BSC Al-

Futuwwah Islamiyah Cipete Utara. Adapun aspek subtansi

pembelajarannya difokuskan pada Makhroj Huruf dan Ejaan Huruf.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diungkapkan

sebelumnya, maka masalah yang hendak dirumuskan untuk diteliti adalah

Bagaimanakah Program dan Kegiatan Pendidikan Non Formal dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap Anak Pemulung

di Yayasan BSC AL-Futuwwah Islamiyah ?.

Untuk membahas masalah utama penelitian ini, selanjutnya di

kemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mendukung penelitian

antara lain:

1. Bagaimana program dan kegiatan Pendidikan Non Formal dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an yang

dilaksanakan di Yayasan BSC AL-Futuwwah Islamiyah?

2. Bagaimana penerapan Metode Al-Baghdady dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak-anak

pemulung?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data yang berkaitan

dengan tegasnya penelitian ini dilakukan untuk:

1. Mengetahui Program dan Kegiatan Pendidikan Non Formal

terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an anak pemulung di

Yayasan BSC AL-Futuwwah Islamiyah.

2. Mengetahui Penerapan metode Al-Baghdady dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

F. Manfaat Penelitian

Page 6: BAB I.docx

6

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah:

1. Bagi Penulis, Penelitian ini dapat menjadi sebuah kajian yang

menarik dan bermanfaat dalam memaknai kehidupan terutama

pada pendidikan anak, apalagi terhadap anak-anak yang

sebenarnya membutuhkan pendidikan disekolah namun karena

keadaan ekonomi yang sangat minim atau kendala terhambatnya

anak-anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan disekolah maka

mengakibatkan anak-anak tidak mengetahui banyak ilmu

pengetahuan ataupun bahkan pembelajaran pada Pendidikan

Agama Islam.

2. Dengan menyusun rekomendasi-rekomendasi berdasarkan

kendala dan potensi yang ada diharapkan bermanfaat dan dapat

menjadi masukan bagi para guru, pimpinan yayasan BSC Al-

Futuwwah Islamiyah, orang tua, masyarakat ataupun pada anak-

anak pemulung sendiri yang berkenaan dengan belajar mengaji

dan upaya memperbaiki kebijakan-kebijakan dalam penerapan

belajar mengaji dan bacaan Al-Qur’an yang baik dan Benar.

3. Bagi orang tua anak pemulung, penelitian ini diharapkan dapat

memberi informasi yang berharga bagi orang tua anak pemulung

dengan cara membaca hasil penelitian ini. Maka diharapkan orang

tua dapat melakukan penanganan yang sesuai bagi anaknya

terutama penanganan yang berkaitan dengan Pendidikan Agama

Islam dalam rangka meningkat belajar baca tulis Al-Qur’an yang

baik dan benar. Juga memberikan motivasi dan keyakinan dengan

kemampuan yang mereka miliki pada anak pemulung, mereka

bisa mencapai hasil yang bisa dibanggakan.