BAB I - julsains.files.wordpress.com€¦ · Web viewSalah satu hal yang dapat membantu siswa untuk...
Transcript of BAB I - julsains.files.wordpress.com€¦ · Web viewSalah satu hal yang dapat membantu siswa untuk...
ABSTRAKPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP UNTUK
MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGARANG SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDN LIDAH
WETAN IV / 566 SURABAYA
Pembelajaran mengarang pada bidang studi Bahasa Indonesia di SD Kelas IV merupakan ketrampilan yang harus siswa kuasai. Maka sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan bantuan suatu media pembelajaran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan dan memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran mengarang.
Salah satu hal yang dapat membantu siswa untuk memahami materi tentang mengarang adalah dengan menggunakan atau menerapkan media pembelajaran yaitu contohnya adalah media gambar kartunstrip.Dimana diharapkan dengan penggunaan media gambar kartunstrip ini siswa lebih mudah dalam menyusun sebuah karangan melalui bantuan gambar kartunstrip.Sebab dalam gambar kartunstrip dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang berurutan, sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam membuat karangan.
Setelah penulis menggunakan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya, penulis mandapatkan hasil bahwa kemampuan mengarang siswa kelas IV mengalami peningkatan.
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan observasi, tes, dan tehnik angket. Dalam tehnik angket penulis ingin menggali data tentang keterkaitan siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip.Dari angket yang telah dibagikan dapat diketahui bahwa siswa menyukai pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip dan hasil karangan siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan media kartunstrip. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar kartunstrip dapat meningkatkan ketrampilan mengarang siswa.
Kata kunci : Gambar kartunstrip, mengarang, Bahasa Indonesia
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................. v
SURAT PERNYATAAN........................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 3
C. Tujuan Penulisan............................................................... 3
D. Manfaat Penulisan............................................................. 4
E. Batasan Masalah................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pengajaran......................................................................... 5
1. Pengertian Media............................................................... 5
2. Pengertian Media Gambar................................................. 6
3. Pengertian Media Gambar Kartunstrip.............................. 6
4. Kartun Yang Efektif Untuk Pengajaran............................. 7
5. Keunggulan Dan Kelemahan Gambar Kartun................... 9
6. Prosedur Pembelajaran Menggunakan
7. Media Kartunstrip.............................................................. 9
B. Mengarang..................................................................................... 11
1. Pengertian Mengarang....................................................... 11
2. Jenis – Jenis Mengarang.................................................... 11
3. Tahapan Pengajaran Mengarang........................................ 13
4. Perencanaan Mengarang.................................................... 15
5. Proses Menulis................................................................... 16
2
C. Hubungan Penggunaan Media Gambar Kartunstrip
Dalam Meningkatkan Ketrampilan Mengarang............................ 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................. 21
B. Subyek Penelitian.............................................................. 21
C. Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................... 23
D. Variabel Penelitian............................................................ 24
E. Rancangan Penelitian........................................................ 24
F. Prosedur Penelitian............................................................ 27
G. Instrumen Penelitian......................................................... 28
H. Data................................................................................... 32
I. Tehnik Analisis Data.......................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data.................................................................. 36
B. Pembahasan....................................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................... 49
B. Saran.................................................................................. 49
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN Lidah Wetan IV /
566 Surabaya................................................................................ 22
Tabel 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru............................................... 29
Tabel 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa.............................................. 30
Tabel 4 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Mengarang Dengan Media Kartunstrip....................................... 31
Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran
Mengarang Tanpa Menggunakan Media..................................... 36
Tabel 1.2 Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran
Mengarang Dengan Menggunakan Media Kartunstrip................ 38
Tabel 2.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( siklus I ).............................. 40
Tabel 2.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( siklus II )............................ 41
Tabel 2.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( siklus I )............................ 42
Tabel 2.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( siklus II )........................... 42
Tabel 2.5 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Mengarang Dengan Media Kartunstrip………………………… 43
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan dasar atau pokok dari segala pengetahuan yang
harus dimiliki. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan
manusia lain.Dengan bahasa pula manusia dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya.Keberhasilan seorang anak dalam mempelajari dan
menguasai pengetahuan sangat tergantung pada penguasaan bahasa yang
dimiliki.Bagi anak SD penguasaan bahasa begitu penting, karena mereka
masih dalam tahap mempelajari pengetahuan secara dasar.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek yang
sangat diperhatikan dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek-
aspek tersebut adalah mendengarkan, menyimak, menulis, dan berbicara.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Laely Syaudah ( 2001) yang
menyatakan bahwa kemampuan berbahasa memiliki empat komponen yaitu
ketrampilan mendengarkan ( listening skills ), ketrampilan berbicara
(speaking skills), ketrampilan membaca ( reading skills ), dan ketrampilan
menulis ( writing skills ).
Dari keempat ketrampilan tersebut yang paling sulit dikuasai siswa
adalah ketrampilan menulis. Ketrampilan menulis merupakan salah satu
kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa SD. Dengan memiliki
kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan,
dan pengalamannya ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan
5
tempat. Disamping itu, siswapun dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya melalui tulisan-tulisan.
Kemampuan menulis sendiri adalah kemampuan menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut. Kemampuan menulis sendiri seperti
halnya dengan kemampuan berbahasa lain, dapat dimiliki melalui
bimbingan dan latihan yang intensif. Latihan kemampuan menulis di SD
sangat penting karena merupakan penanaman dasar menulis.
Namun saat ini, ketika kita mengajak siswa melakukan kegiatan
menulis misalnya mengarang, yang terjadi adalah siswa kesulitan tentang
materi yang akan disampaikan dalam karangannya. Akibatnya, siswa
melihat pekerjaan temannya dan bingung dengan pekerjaannya sendiri.
Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan siswa kurang dapat
mengembangkan kemampuan mereka dalam mengarang, salah satunya
minimnya guru dalam mengembangkan atau menarik minat siswa dalam
pembelajaran mengarang. Selain itu guru juga kurang mampu dalam
memanfaatkan media pembelajaran untuk menunjang siswa dalam kegiatan
mengarang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
ketrampilan mengarang pada siswa adalah dengan menggunakan media
yang menarik perhatian mereka.
Salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian dan dapat
membantu siswa dalam kegiatan mengarang adalah media gambar kartun
(kartunstrip) atau media gambar kartun rangkai. Anak-anak pada dasarnya
6
menyukai hal-hal yang lucu. Hal itu bisa diketahui dalam proses sehari-hari
bahwa berkelakar merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa,
bahkan oleh semua orang, untuk meredakan ketegangan.
Belajar merupakan kegiatan dengan tingkat keseriusan tinggi,
sehingga sangat menguras energi otak dan pikiran. Dengan penggunaan
media gambar kartun ( kartunstrip ) diharapkan siswa dapat menjalani
kegiatan mengarang dengan mudah dan menyenangkan sehingga pada
akhirnya akan menumbuhkembangkan ketrampilan maupun kreativitas
mereka dalam menulis suatu karangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka timbul permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan media gambar kartunstrip, khususnya
dalam pembelajaran mengarang pada bidang studi Bahasa Indonesia
di kelas IV SD.
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar
kartunstrip dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada siswa
kelas IV SD.
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang timbul, penulis menyampaikan tujuan
penulis sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan media gambar kartunstrip dalam
pembelajaran mengarang.
7
2. Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan mengarang siswa
setelah penerapan media gambar kartunstrip.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Siswa
Meningkatkan prestasi siswa terutama dalam hal ketrampilan
mengarang.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui seberapa besar manfaat media gambar kartunstrip dalam
ketrampilan mengarang.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang media
gambar kartunstrip sebagai media pembelajaran mengarang pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MEDIA PENGAJARAN
1. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “ medium”, yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada
siswa dapat dissederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan
kehadiran media, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan
optimal. Dengan kata lain media adalah segala sesuatu yang dapat
memperjelas proses pembelajaran atau alat bantu dalam mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran.
2. Pengertian Media Gambar
Dilihat dari jenisnya media ada yang termasuk media visual atau
media gambar. Media visual atau media gambar adalah media yang
hanya mengandalkan indra penglihatan.
9
Media visual atau media gambar ini ada yang menampilkan
gambar diam seperti film strip ( film rangkai), slides ( film bingkai),
foto, gambar atau lukisan, cetakan.
Ada beberapa pengertian media gambar, beberapa tokoh
menyimpulkan pengertian media gambar sebagai berikut :
a. Menurut Arief S. Sadiman ( 1990 : 90 ) menyatakan bahwa media
gambar adalah suatu media yang mengkombinasikan fakta, gagasan
secara jelas, dan kuat melalui suatu pengungkapan kata-kata /
gambar.
b. Menurut Cece ( 1991 : 140 ) mengungkapkan bahwa gambar adalah
merupakan bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang
yang memandangnya sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang
sebenarnya, baik mengenai pemandangan benda atau barang,
maupun suasana lingkungan.
3. Pengertian Media Gambar Kartunstrip
Salah satu contoh media gambar yang cukup unik untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan adalah gambar kartun. Kartun
adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang
orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi untuk
membuat orang tersenyum, seperti halnya kartun-kartun yang dimuat
disurat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting
dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan
dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Sehingga pengertian
10
kartunstrip adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur
tentang orang atau gagasan yang dirangkai sehingga mengandung
makna.
Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Ciri
khas kartun adalah memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan,
perlambang dan humor pilihan. Humor sering dan biasa membuat orang
tertawa, terutama dalam kartun-kartun yang berisi pertentangan politik
bagi para pembaca surat kabar.
Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pendapat umum, terletak
pada kekompakannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian yang
sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui
gambar-gambar yang mengandung humor. Ciri kartun lainnya adalah
melukiskan suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam
arti untuk memperoleh isu-isu yang penting.
4. Kartun Yang Efektif Untuk Pengajaran
Pertanyaan tentang bagaimana kartun yang baik, merupakan
pertanyaan yang sukar dijawab, sebab kartun merupakan hasil kreatif
secara pribadi dari kartunis itu sendiri.
Akan tetapi ada beberapa kualitas tertentu dari kartun-kartun
yang efektif untuk tujuan pengajaran, diantaranya :
a.) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman
Pertimbangan pertama adalah, arti kartun hendaknya dapat
dimengerti oleh para siswa pada saat kartun tersebut digunakan.
Ada beberapa kartun yang sulit dipahami maknanya oleh anak SD,
11
misalnya kartun mengenai sosial politik. Pada umumnya anak-anak
mulai mampu menafsirkan kartun semacam ini pada usia 13 tahun.
Selain itu penafsiran kartun yang keliru dapat terjadi jika tidak
adanya pengertian dari unsur - unsur kata dalam keterangan kartun.
Dengan kata lain, kurangnya latar belakang yang memadai dalam
memberikan arti yang tepat pada kata-kata yang digunakan
merupakan penyebab utama dari kesalahan menafsirkan kartun.
b.) Kesederhanaan
Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada
beberapa perwatakan fisik yang diinginkan dari kartun-kartun yang
baik. Satu diantaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal-hal yang
penting saja. Ada kartun yang memakai keterangan bahkan ada
beberapa kartun tidak memerlukan keterangan sama sekali, karena
lukisan itu sendiri telah menyampaikan gagasan tanpa bantuan kata-
kata.
c.) Lambang yang jelas
Ciri ketiga dari kartun yang efektif adalah kejelasan dari
pengertian-pengertian simbolis. Lambang-lambang yang
menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti hak-hak
negara, kemanusiaan, dan kemerdekaan sulit disampaikan. Dalam
hal ini maka kemampuan si pencipta kartun dihadapkan pada
tantangan berat. Sehubungan dengan itu guru haruslah berhati-hati
12
dalam memilih kartun dengan lambang-lambangnya dan tidak
terlalu sukar dipahami oleh para siswa.
5. Keunggulan Dan Kelemahan Gambar Kartun
Menurut Sudjana (2005), keunggulan dan kelemahan media kartun
strip adalah sebagai berikut:
1.) Keunggulan Gambar Kartun
a. Mampu menarik perhatian siswa
b. Menumbuhkan minat belajar siswa
c. Membantu cara belajar gaya visual
d. Mudah dicerna oleh siswa
e. Menumbuhkan kematangan emosi siswa
f. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan (penghilang
stress)
g. Mampu mengembangkan imajinasi siswa
2.) Kelemahan Gambar Kartun
a. Pesan gambar sulit dipahami siswa
b. Terkadang siswa kurang serius dalam memahami pelajaran
6. Prosedur Pembelajaran Menggunakan Media Kartunstrip
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran mengarang
dengan media kartunstrip adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Mempertimbangkan sasaran pembelajaran (cocok untuk siswa
kelas berapa ).
13
3. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama pelaksanaan
belajar dengan media kartunstrip.
4. Menyusun tata tertib atau aturan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip.
5. Memilih gambar kartunstrip yang sesuai untuk media
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan contoh karangan dengan menggunakan
media kartuntrip.
2. Siswa memperhatikan gambar kartunstrip yang ditunjukkan
oleh guru.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai gambar
kartunstrip yang telah ditunjukkan.
4. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian
masing-masing kelompok diminta untuk membuat pikiran
pokok dari beberapa gambar kartunstrip yang telah
ditunjukkan.
5. Siswa mendengarkan pengarahan guru dalam membuat suatu
karangan dengan menggunakan gambar kartunstrip.
6. Siswa membuat suatu karangan berdasarkan media
kartunstrip sesuai pengarahan dari guru.
14
B. MENGARANG
1. Pengertian Mengarang
Yang dimaksud dengan mengarang adalah menuangkan gagasan
atau ide dalam bentuk tulisan. Byrne ( 1979 ) mengemukakan bahwa
mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol – simbol
grafis sehingga berbentuk kata, dan kata – kata disusun menjadi kalimat
menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan
buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat – kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut
dapat dikomunikasikan pada pembaca dengan berhasil.
2. Jenis – Jenis Mengarang
a. Narasi ( Cerita )
Merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah–
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebu.
a. Eksposisi ( Paparan )
Merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau
menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan seseorang.
b. Deskripsi ( Lukisan )
Merupakan usaha untuk menggambarkan dengan kata-kata
wujud atau sifat lahiriah suatu obyek, sehingga pembaca seakan-
akan melihat sendiri obyek tersebut.
15
c. Persuasi
Merupakan karangan yang berusaha mempengaruhi dan
membujuk pembaca dan meyakinkan agar seseorang melakukan
sesuatu yang dikehendaki penulis.
d. Argumentasi ( Pendapat )
Merupakan karangan yang berusaha meyakinkan pembaca
dengan pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan.
Jenis-jenis Argumentasi :
a. Makalah
Yaitu tulisan resmi yang dimaksudkan untuk dibacakan dimuka
umum, termasuk karangan yang menjadi tugas selama
pendidikan di sekolah.
b. Paper atau tempat kerja
Adalah karangan yang berisi prasaran, pendapat, hasil
penelitian, yang akan dibacakan dalam rapat kerja, diskusi,
simposium atau seminar.
c. Skripsi
Adalah karya tulis ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
proses studinya di perguruan tinggi.
d. Disertasi
Adalah karya tulis yang dibuat untuk mencapai gelar doktor.
e. Buku ilmu pengetahuan serta artikel-artikel ilmiah yang
biasanya dimuat di majalah atau di surat kabar.
16
3. Tahapan Pengajaran Mengarang
Pengajaran mengarang menurut Baraja ( 1975 ) terdiri atas lima
tahap, yaitu :
a. Mencontoh
Mencontoh adalah aktivitas mekanis. Sungguhpun
demikian, bukan berarti bahwa siswa tidak belajar apa-apa. Ada
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh lewat kegiatan
mencontoh, misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan
contoh, belajar mengeja dengan tepat, dan membiasakan diri
menggunakan bahasa yang baik.
b. Mereproduksi
Kegiatan reproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari
secara lisan dan tulis. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan
menyimak atau membaca. Hasilnya dituangkan kembali dalam
bentuk karangan yang disusun dengan kata-katanya sendiri. Dengan
demikian ide dan sistematika tidak berbeda dengan karangan yang
telah dipelajari sebelumnya.
c. Rekombinasi dan Transformasi
Rekombinasi merupakan latihan menggabungkan beberapa
karangan menjadi satu karangan. Dalam praktik, dapat berupa
penggabunganantarkalimat,antarparagraf, atau antarwacana.Dengan
demikian, rekombinasi mencakup pengertian kompilasi beberapa
pokok pikiran dari berbagai wacana menjadi satu wacana.
Sementara itu, transformasi adalah mengubah salah satu bentuk
17
karangan ke dalam bentuk karangan yang lain. Seseorang dapat
mengubah bentuk puisi kedalam prosa, atau sebaliknya. Dalam
lingkup yang lebih luas transformasi mencakup pengertian
penerjemahan, penyaduran, alih aksara (transliterasi ), transkripsi,
dan pembuatan sinopsis.
d. Menulis Terpimpin
Menulis terpimpin dapat dilakukan dengan bantuan gambar
dan kerangka karangan. Dalam lingkup yang sederhana,
penyusunan kalimat berdasarkan kata-kata tertentu, penyusunan
alinea berdasarkan kalimat-kalimat tertentu termasuk mengarang
terpimpin.
e. Mengarang Bebas
Mengarang bebas sebagai tahap akhir dari pengajaran
mengarang dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk
membuat karangan bebas. Meskipun demikian ada baiknya apabila
judul karangan atau tema, dan jumlah kata ditentukan oleh guru.
Dengan demikian guru tidak terlalu sulit dalam melakukan evaluasi.
4. Perencanaan Mengarang
1. Pemilihan Topik
Topik merupakan masalah yang akan kita bicarakan. Topik
ini menjiwai seluruh karangan.
a. Sumber Topik
Ada empat sumber yang dapat kita gali dalam mencapai
topik, yaitu :
18
1. Sumber Pengalaman, yaitu apa-apa yang pernah dialami
seseorang, pengalaman ilmiah yang paling mudah digali
untuk mendapatkan topik.
2. Sumber Pengamatan, sumber ini sebaiknya dilatihkan
kepada siswa sedini mungkin, siswa dilatih menggunakan
penginderaan secermat mungkin dalam mengamati suatu
obyek dan belajar mengungkapkan fakta.
3. Sumber Imajinasi, kreatifitas siswa dapat dirangsang melalui
imajinasi yang sehat dan sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
4. Sumber Pendapat atau Hasil Penalaran. Karena semua
orangmempunyai pendapat hasil dari penalarannya.
b. Dalam pemilihan topik perlu memperhatikan:
1. Topik hendaknya menarik untuk dibahas
2. Penulis memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik
yang dipilih.
3. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
4. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
5. Ada manfaatnya dan layak dibahas.
2. Pemilihan Judul
Judul adalah nama, atau semacam label untuk sebuah
karangan, sedangkan topik ialah pokok pembicaraan dalm
keseluruhan karangan. Jadi dalam memilih judul harus lebih hati-
19
hati, karena judul adalah label suatu karangan yang bisa
mempengaruhi minat penbaca
3. Tujuan Penulisan
Penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan
penulisan. Tujuan inilah yang menjadi pedoman bagi penulis dalam
pengembangan topik.
5. Proses Menulis
Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri dari
beberapa biasanya berisi kesimpulan dan saran. Pengembangan
masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan rasional. Pola
alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan
waktu terjadinya peristiwa ( kronologis ), dan urutan tempat atau
ruang ( Space order).
Sementara itu, pola pengembangan rasional, dapat dilakukan
berdasarkan (1) urutan sebab akibat atau sebaliknya, (2) problem tahap,
yaitu:
1. Pramenulis
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini
seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya
menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan
tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan
mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari
pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena
itu, pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk
20
merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas, misalnya
membaca buku, surat kabar, majalah, dan sejenisnya.
Pengembangan ide kedalam kerangka karangan dapat
menggunakan berbagai pola pengembangan. Secara umum,
karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan,
pengembangan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat
dikemukakan latar belakang masalah, permasalahan yang akan
dikemukakan, dan pendekatan yang akan digunakan untuk
menguraikan masalah itu. Bagian penutup solving atau pemecahan
masalah, (3) aspek, (4) topik.
2. Menulis
Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam
bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan
paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi
satu karangan yang utuh.
Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan
kebahasaan dan tehnik penulisan. Pengetahuan kebahasaan
digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa,
pembentukan kalimat, sedangkan tehnik penulisan untuk menyusun
paragraf sampai dengan menyusun karangan secara utuh.
Apabila pada tahap pramenulis belum ditentukan judul
karangan, maka pada akhir ini, penulis dapat menentukan judul
karangan. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat
21
menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2) provokatif, (3) relevan
dengan isi. Disamping itu dalam membuat judul perlu diperhatikan
bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.
3. Merevisi
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya
struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi
penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan
penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan
kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih
dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah
ditentukan dirasakan kurang tepat.
4. Mempublikasikan
Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian
pertama, berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam
bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam
bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan
dengan pementasan, perceritaan, peragaan, dan sebagainya.
Karangan berbentuk cerita anak-anak, misalnya, dapat disampaikan
melalui majalah, atau dapat pula disampaikan secara lisan. Secara
sederhana, karangan anak-anak dapat dipublikasikan lewat papan
tempel atau dibacakan didepan kelas. Publikasi semacam ini
memiliki dampak psikologis yang amat baik. Pemajangan hasil
22
karya anak-anak dapat berfungsi ganda, disamping untuk penguatan
juga dapat memacu semangat bersaing secara positif.
C. HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP
DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGARANG
Hubungan penggunaan media atau alat peraga dalam proses
pembelajaran adalah hal yang sangat penting, dimana media merupakan
alat dalam membantu siswa dalam belajar supaya lebih bermakna dan
terkonstruk dalam pikiran siswa itu sendiri. Hal tersebut karena siswa bisa
melihat, merasakan, dan mengalami sendiri pengalaman untuk membantu
proses belajar. Dan belajar yang paling baik serta efektif adalah dari
pengalaman yang dirasakan sendiri oleh siswa tersebut. Dengan melihat
dan merasakan, maka penggunaan media memang sangat efektif dan efisien
dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan akan
mudah tercapai, hal itu sesuai dengan pendapat Hasuhan ( 1998 : 18) bahwa
“ Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya, bila didasarkan dengan
pengalaman yaitu suatu interaksi dan reaksi antara individu dengan
lingkungannya”.
Jadi dengan pengalaman yang dirasakan dan diterima selama proses
belajar mengajar siswa akan termotivasi untuk belajar, mengamati,
memikirkan, dan mengolah dalam alam pikirannya dan menuangkan hasil
pengamatan itu dalam bentuk tulisan, kaitannya dengan ketrampilan
mengarang. Dengan demikian, kegiatan mengarang akan lebih bermakna
bila dalam pembelajarannya menggunakan dan memfungsikan media,
23
dalam hal ini media gambar kartunstrip. Selain itu siswa tidak lagi
menganggap mengarang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan,
tetapi menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjudul “ Penggunaan Media Gambar Kartunstrip
Untuk Meningkatkan Ketrampilan Mengarang Siswa Kelas IV Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya “.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dalam pengolahan
datanya menggunakan jenis penelitian deskripsi kuantitatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh informasi – informasi dari suatu penelitian.
Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang digunakan
jenis penelitian deskripsi kualitatif. Jenis penelitian ini mampu mengungkapkan
tentang ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti yaitu
pemanfaatan media gambar kartunstrip dengan hasil karangan siswa kelas IV
dalam pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia.
Menurut Arikunto ( 2006 : 309 ) metode penelitian deskripsi kuantitatif
adalah metode dalam penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
informasi mengenai status gejala yang ada, keadaan atau gejala apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.
B. Subyek Penelitian
Subyek yang dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Alasan dipilih kelas IV sebagai subyek penelitian karena kelas
IV adalah merupakan kelas tinggi yang telah ada dalam tahap operasi formal,
dengan karakteristik telah mampu berpikir logis, mampu melakukan kegiatan
25
berpikir abstrak.Diasumsikan siswa kelas IV memiliki kemampuan mengarang
karena mereka telah melakukan banyak latihan mengarang dalam pelajaran
Bahasa Indonesia sebelumnya. Siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566
Surabaya berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 23 siswa
perempuan. Adapun nama – nama siswa kelas IV adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya
No. Nama Siswa L / P
1. 1. P
2. 2. P
3. 3. P
4. 4. P
5. 5. P
6. 6. L
7. 7. L
8. 8. P
9. 9. P
10. 10. P
11. 11. P
12. 12. L
13. 13. L
14. 14. P
15. 15. P
16. 16. P
17. 17. L
18. 18. L
19. 19. L
20. 20. L
21. 21. P
26
22. 22. L
23. 23. P
24. 24. L
25. 25. P
26. 26. P
27. 27. P
28. 28. P
29. 29. P
30. 30. P
31. 31. P
32. 32. P
33. 33. P
34. 34. L
35. 35. L
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah daerah atau lokasi yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun tempat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya.
2.Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti dalam rangka
pengumpulan data – data yang diperlukan dalam penelitian mulai dari pengajuan
judul sampai pada penyusunan laporan penelitian. Adapun waktu pelaksanaan
pengumpulan data untuk tes mengarang adalah pada tanggal 27 Oktober dan
tanggal 01 November 2008.
27
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang dijadikan obyek penelitian adalah :
1. Variabel Bebas, yaitu dalam hal ini yang termasuk variabel bebas adalah
pemanfaatan media gambar kartunstrip.Variabel ini penulis nyatakan sebagai
variabel bebas karena variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain, tapi
justru menjadikan variabel yang mempengaruhi variabel lain.
2. Variabel Terikat, dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah
kemampuan menulis sebuah karangan.
E. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah:
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Nilai siklus I ( sebelum menerapkan media gambar kartunstrip )
X = Proses pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip
O2 = Nilai siklus II ( sesudah menerapkan media gambar kartunstrip )
Berdasarkan rancangan penelitian dan tujuan pembelajaran, maka
penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, yaitu :
1. Siklus I
A. Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
b. Membuat instrumen penelitian
c. Melakukan apersepsi awal tentang materi serta mengkondisikan siswa sebelum
menerima materi pembelajaran.
28
B. Pelaksanaan
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi mengarang
b. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang materi mengarang yang
sudah siswa ketahui.
c. Siswa memperhatikan contoh karangan yang ditunjukkan oleh guru.
d. Guru bersama siswa mengidentifikasi komponen yang ada dalam contoh
karangan.
e. Siswa diminta membuat suatu karangan dengan tema bebas.
C. Refleksi
Guru melakukan diskusi dengan observer yaitu rekan sesama PPL yang
mendampingi guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung tentang hasil
observasinya terhadap proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru dan
siswa.
2. Siklus II
A. Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
b. Membuat media pembelajaran berupa gambar kartunstrip
c. Membuat instrumen penilitian
d. Melakukan apersepsi awal tentang materi serta mengkondisikan siswa sebelum
menerima materi pembelajaran.
B. Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru mengulang secara singkat materi pada pertemuan sebelumnya
c. Siswa memperhatikan media gambar kartunstrip yang ditunjukkan oleh guru
29
d. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian masing – masing kelompok
diminta mendiskusikan pokok pikiran dari masing – masing gambar dan
mengemukakannya didepan kelas.
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambar kartunstrip yang telah
ditunjukkan.
f. Siswa diminta menganalisis masing – masing gambar.
g. Siswa diminta mengembangkan hasil analisisnya menjadi sebuah karangan
utuh.
C. Refleksi
Guru melakukan diskusi dengan observer yaitu rekan sesama PPL yang
mendampingi guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung tentang hasil
observasinya terhadap proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru dan
siswa yang kemudian akan diambil suatu kesimpulan.
Seiring dengan dilakukannya tindakan penelitian kelas, peneliti melakukan
kegiatan observasi untuk mengamati :
a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
kartunstrip.
b. Pengaruh penggunaan media gambar kartunstrip terhadap kemampuan
mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Pengaruh penggunaan media gambar kartunstrip terhadap efektifitas dan
peningkatan kemampuan mengarang siswa.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media kartunstrip pada pembelajaran
mengarang.
30
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap pelaporan.
a. Tahap Persiapan
1. Melakukan observasi tentang kondisi kelas.
2. Menyusun rencana penelitian.
3. Menyusun instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti yang berperan sebagai guru, melaksanakan proses
belajar mengajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar kartunstrip. Kegiatan yang diterapkan antara lain :
1. Melaksanakan langkah – langkah pembelajaran mengarang pada Bahasa
Indonesia dengan menggunakan media gambar kartunstrip.
2. Melihat keefektifan penerapan media kartunstrip dalam pembelajaran
mengarang di sekolah dasar, menggunakan tehnik pengumpulan data yang
telah ditentukan.
3. Mencatat kelebihan dan kekurangan penerapan media kartunstrip dalam
pembelajaran mengarang di sekolah dasar.
c. Tahap Pelaporan ( Penyimpulan )
Yaitu membuat simpulan tentang penerapan media kartunstripdalam
pembelajaran mengarang pada siswa kelas IV sekolah dasar, serta kelebihan dan
kekurangannya.
Berdasar hasil evaluasi terhadap siklus diatas diharapkan tujuan
pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip dapat tercapai.
31
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis atau macam instrumen
penelitian yaitu pengukuran langsung yang merupakan tehnik pengumpulan data
yang dipelajari atau diamati dengan menggunakan berbagai macam alat ukur
sesuai dengan obyeknya, kemudian hasil pengukuran tersebut dicatat satu persatu.
Dalam penelitian ini penulis memakai instrumen penelitian, yaitu :
1. Tes
Menurut Ngalim Purwanto ( 1990 : 33 ) tes hasil belajar atau achievement
test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil – hasil pelajaran yang telah
diberikan oleh guru kepada murid – muridnya dalam jangka waktu tertentu.
Untuk penelitian terhadap hasil karya siswa dalam mengarang
menggunakan beberapa kriteria, yaitu :
a. Kesesuaian isi karangan dengan judul
b. Ejaan dan tanda baca
c.Kerapian tulisan
3. Lembar Observasi
Menurut Ngalim Purwanto ( 1991 : 449 ) dalam Lamidjan Hadi Susarno
observasi adalah metode atau cara – cara menganalisis dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
atau kelompok secara langsung. Dalam penelitian ini, pengamatan terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti sedangkan
aktivitas guru selama mengajar dilakukan oleh rekan sesama PPL. Observasi
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar antusias siswa dalam mengikuti proses
32
pembelajaran mengarang baik tanpa media maupun dengan media gambar
kartunstrip. Berikut ini adalah lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa :
Tabel 2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Uraian Aktivitas Guru
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan apersepsi awal
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pembelajaran
4. Memfokuskan perhatian siswa pada proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
5. Memotivasi siswa selama proses pembelajaran
6. Memotivasi siswa untuk aktif bertanya
7. Ketepatan media yang digunakan
8. Metode pembelajaran yang digunakan
9. Penguasaan kelas
10. Menghargai pendapat siswa
11. Membimbing siswa dalam membuat karangan
12. Menyimpulkan materi pembelajaran
Tabel 3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Uraian Aktivitas Siswa
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Menyimak penjelasan guru
2. Aktif menjawab pertanyaan guru
3. Aktif bertanya pada guru
4. Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar
5. Mengerjakan tugas dengan mandiri
33
6. Fokus terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung
7. Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam
proses pembelajaran
8. Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung
4. Angket
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 151 ) angket atau kuisioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal – hal yang
diketahuinya. Angket dilaksanakan secara tertulis ( berupa pertanyaan –
pertanyaan ).
a. Keuntungan Angket
1.) Responden dapat mejawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan
dengan peneliti, dan waktu relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin.
2.) Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.
3.) Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar
yang dijadikan sampel.
4.) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benar – benar sama.
b. Kelemahan Angket
1.) Adanya kemungkinan diisi oleh orang lain.
2.) Respon responden menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
3.) Seringkali sukar dicari validitasnya.
34
Dalam penelitian ini, pemberian angket ditujukan pada siswa kelas IV SDN
Lidah Wetan IV / 566 Surabaya, untuk mengetahui respon siswa terhadap proses
pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesiadengan menggunakan media
gambar kartunstrip. Berikut angket yang diberikan kepada siswa :
Tabel 4
Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang Dengan Media
Kartunstrip
Nama Siswa :
Kelas :
No. Daftar Pertanyaan
Daftar Check List ( )
Ya Tidak
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa
Indonesia
2. Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang
3. Apakah kegiatan mengarang merupakan
kegiatan yang sering kamu lakukan
4. Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang
dengan gambar kartunstrip
5. Apakah kamu mengalami kesulitan pada saat
mengarang
H. Data
Dalam penelitian ini ada dua jenis data, yang pertama data kualitatif yaitu
berupa pemaparan secara naratif mengenai gambaran kemampuan siswa dalam
mengarang yang meliputi beberapa aspek penilaian yang telah ditetapkan.
Sedangkan data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu berupa angka – angka
35
atau nilai siswa untuk memudahkan peneliti dalam menarik suatu
kesimpulan.Adapun hal – hal yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah :
1.) Data tentang penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran
mengarang pada Bahasa Indonesia.
2.) Data tentang peningkatan kemampuan menulis terutama mengarang siswa
setelah menggunakan media gambar kartunstrip.
I. Tehnik Analisis Data
Setelah data – data yang diperlukan terkumpul, diadakan suatu analisis data
dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan ada atau tidaknya peningkatan
kemampuan mengarang siswa setelah menggunakan media gambar kartunstrip
dalam pembelajarannya.
1. Analisis Hasil Karangan Siswa Dengan Menggunakan Media Gambar
Kartunstrip
Analisis data hasil belajar siswa diperoleh dengan membandingkan nilai
rata – rata kelas yaitu hasil nilai siswa pada siklus I dengan hasil nilai siswa pada
siklus II. Rata – rata nilai kelas dapat dihitung dengan menggunakan ketentuan
sebagai berikut :
M = X
N
Keterangan :
M = Mean rata - rata
X = Jumlah nilai siswa
N = Jumlah seluruh siswa ( Sudjana, 2008 : 125 )
36
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan
penghitungan ketuntasan klasikal dengan ketentuan sebagai berikut :
P = X X 100
N
Keterangan :
P = Ketuntasan klasikal
X = Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai 70 keatas )
N = Jumlah seluruh siswa ( Sudjana, 2008 : 109 )
2. Analisis Aktivitas Guru Dan Siswa
Data tentang guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dianalisis dengan
mengisi data check list pada lembar observasi berikut ini :
Tabel 2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Uraian Aktivitas Guru
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan apersepsi awal
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pembelajaran
4. Memfokuskan perhatian siswa pada proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
5. Memotivasi siswa selama proses pembelajaran
6. Memotivasi siswa untuk aktif bertanya
7. Ketepatan media yang digunakan
8. Metode pembelajaran yang digunakan
9. Penguasaan kelas
37
10. Menghargai pendapat siswa
11. Membimbing siswa dalam membuat karangan
12. Menyimpulkan materi pembelajaran
Tabel 3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Uraian Aktivitas Siswa
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Menyimak penjelasan guru
2. Aktif menjawab pertanyaan guru
3. Aktif bertanya pada guru
4. Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar
5. Mengerjakan tugas dengan mandiri
6. Fokus terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung
7. Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam
proses pembelajaran
8. Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung
3. Analisis Data Angket
Data angket siswa diperoleh dengan menghitung frekuensi jawaban siswa
tiap aspek kemudian dibagi jumlah keseluruhan siswa dikalikan dengan 100 .
Maka ditemukan angka prosentase :
P = F X 100
N
Keterangan :
38
P = Prosentase respon siswa
F = frekuensi jawaban siswa pada tiap aspek
N = Jumlah seluruh siswa ( Sudijono dalam Sukmadani, 2005 : 37 )
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang terdiri dari
dua siklus maka diperoleh data penelitian sebagai berikut :
1. Data Hasil Belajar Siswa
a. Nilai Siklus I
Tabel 1.1
Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran Mengarang Tanpa Menggunakan Media
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
Nilai Ket.Kesesuaian isi
dengan judul
Ketepatan
ejaan
Kerapian
tulisan
1. 1. 75 65 70 70 B
2. 2. 70 70 70 70 B
3. 3. 65 65 65 65 C
4. 4. 70 70 70 70 B
5. 5. 75 75 75 75 B
6. 6. 65 55 65 62 C
7. 7. 75 75 75 75 B
8. 8. 70 70 70 70 B
9. 9. - - - - -
10. 10. 75 75 75 75 B
11. 11. 75 75 75 75 B
12. 12. 75 70 70 72 B
13. 13. 60 60 60 60 C
40
14. 14. 70 70 70 70 B
15. 15. 75 70 70 72 B
16. 16. 70 70 70 70 B
17. 17. 60 60 60 60 C
18. 18. 60 60 60 60 C
19. 19. 65 60 60 62 C
20. 20. 60 60 60 60 C
21. 21. 70 70 70 70 B
22. 22. 70 65 65 67 C
23. 23. 70 60 70 70 B
24. 24. 65 55 60 60 C
25. 25. 65 65 65 65 C
26. 26. 70 70 70 70 B
27. 27. 70 70 70 70 B
28. 28. 70 70 70 70 B
29. 29. 70 60 70 67 C
30. 30. 75 75 80 77 B
31. 31. 70 65 70 68 C
32. 32. 70 70 75 72 B
33. 33. 70 65 70 68 C
34. 34. 70 70 70 70 B
35. 35. 60 60 60 60 C
Jumlah 2255
Keterangan :
A = 80 – 100 ( Sangat Baik )
B = 70 – 79 ( Baik )
C = 60 – 69 ( Cukup )
D = 50 – 59 ( Kurang )
41
E = < 50 ( Sangat Kurang )
Untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah tuntas belajar atau belum
perlu ditetapkan standar nilai ( nilai minimal ). Dalam penelitian ini standar nilai
yang digunakan oleh peneliti adalah 70. Dari standar nilai yang sudah ditetapkan,
maka siswa dapat dikatakan tuntas belajar atau belum apabila siswa tersebut
memperoleh nilai > 70 dan apabila nilai siswa tidak mencapai 70 maka siswa
tersebut dikatakan belum tuntas belajar.
Dari data yang terkumpul dapat dihitung prosentase ketuntasan belajar
siswa dengan menggunakan rumus :
P = X X 100 %
N
b. Nilai Siklus II
Tabel 1.2
Daftar Nilai Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran
Mengarang Dengan Menggunakan Media Gambar
Kartunstrip
No. Nama Siswa
Kriteria Penilaian
Nilai Ket.Kesesuaian
isi dengan
judul
Ketepatan
ejaan
Kerapian
tulisan
1. 1. 75 75 75 75 B
2. 2. 70 70 75 72 B
3. 3. 70 70 70 70 B
4. 4. 75 75 75 75 B
5. 5. 70 80 80 77 B
42
6. 6. 70 65 70 68 C
7. 7. 75 75 80 77 B
8. 8. 75 75 75 75 B
9. 9. - - - - -
10. 10. 75 80 80 79 B
11. 11. 80 80 80 80 A
12. 12. 75 75 75 75 B
13. 13. 70 65 70 68 C
14. 14. 75 75 75 75 B
15. 15. 75 75 75 75 B
16. 16. 75 75 75 75 B
17. 17. 70 65 70 68 C
18. 18. 70 60 65 65 C
19. 19. 70 65 70 68 C
20. 20. 70 60 70 68 C
21. 21. 70 70 70 70 B
22. 22. 70 65 70 68 C
23. 23. 70 70 70 70 B
24. 24. 70 60 65 65 C
25. 25. 70 70 75 72 B
26. 26. 70 70 75 72 B
27. 27. 75 75 75 75 B
28. 28. 70 70 75 72 B
29. 29. 70 65 70 68 C
30. 30. 80 80 80 80 A
31. 31. 70 70 70 70 B
32. 32. 70 70 75 72 B
33. 33. 70 70 70 70 B
34 34. 75 75 80 77 B
35. 35. 70 65 70 68 C
Jumlah 2382
43
Keterangan :
A = 80 – 100 ( Sangat Baik )
B = 70 – 79 ( Baik )
C = 60 – 69 ( Cukup )
D = 50 – 59 ( Kurang )
E = < 50 ( Sangat Kurang )
2. Data Analisis Guru dan Siswa
Dalam memperoleh data aktivitas guru dan siswa, peneliti dibantu oleh
rekan sesama PPL di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya untuk melakukan
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
a. Aktivitas Guru
Tabel 2.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru ( Siklus I )
No. Uraian Aktivitas Guru
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan apersepsi awal
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pembelajaran
4. Memfokuskan perhatian siswa pada proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
5. Memotivasi siswa selama proses pembelajaran
6. Memotivasi siswa untuk aktif bertanya
7. Ketepatan media yang digunakan
8. Metode pembelajaran yang digunakan
9. Penguasaan kelas
44
10. Menghargai pendapat siswa
11. Membimbing siswa dalam membuat karangan
12. Menyimpulkan materi pembelajaran
Tabel 2.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru ( Siklus II )
No. Uraian Aktivitas Guru
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan apersepsi awal
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pembelajaran
4. Memfokuskan perhatian siswa pada proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
5. Memotivasi siswa selama proses pembelajaran
6. Memotivasi siswa untuk aktif bertanya
7. Ketepatan media yang digunakan
8. Metode pembelajaran yang digunakan
9. Penguasaan kelas
10. Menghargai pendapat siswa
11. Membimbing siswa dalam membuat karangan
12. Menyimpulkan materi pembelajaran
b. Aktivitas Siswa
45
Tabel 2.3
Lembar Aktivitas Siswa ( Siklus I )
No. Uraian Aktivitas Siswa
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Menyimak penjelasan guru 10 15 9
2. Aktif menjawab pertanyaan guru 5 12 17
3. Aktif bertanya pada guru 5 13 16
4. Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar
mengajar
6 12 16
5. Mengerjakan tugas dengan mandiri 10 16 8
6. Fokus terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung
5 13 16
7. Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru
dalam proses pembelajaran
10 14 10
8. Sikap siswa saat proses pembelajaran
berlangsung
9 15 10
Tabel 2.4
Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( Siklus II )
No. Uraian Aktivitas Siswa
Daftar Check List ( )
Baik Cukup Kurang
1. Menyimak penjelasan guru 11 14 9
2. Aktif menjawab pertanyaan guru 7 12 15
3. Aktif bertanya pada guru 6 13 15
4. Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar 8 12 14
5. Megerjakan tugas dengan mandiri 11 14 9
6. Fokus terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung
8 13 13
7. Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam 12 14 8
46
proses pembelajaran
8. Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung 10 15 9
3. Data Angket Tentang Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media
Gambar Kartunstrip
Setelah siswa mengikuti pembelajaran mengarang dengan menggunakan
media gambar kartunstrip maka diperoleh data angket sebagai berikut :
Tabel 2.5
Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang
Dengan Media Kartunstrip
No. Daftar Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Jml
SiswaYa Tidak
1. Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia ?
34 0 34
2. Apakah kamu menyukai pelajaran
mengarang ?
28 6 34
3. Apakah kegiatan mengarang merupakan
kegiatan yang sering kamu lakukan ?
19 15 34
4. Apakah kamu menyukai pelajaran
mengarang dengan gambar kartunstrip ?
34 0 34
5. Apakah kamu mengalami kesulitan pada
saat mengarang ?
8 26 34
47
B. Pembahasan
1. Hasil Tes Belajar Siswa
Pembelajaran dengan memanfaatkan gambar kartunstrip sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya ketrampilan
mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada
perolehan nilai siklus I dan siklus II.
a. Nilai Siklus I
Nilai ketuntasan klasikal
P = X x 100 %
N
= 20 x 100 %
34
= 58,8 %
Nilai rata – rata kelas pada siklus I
M = X
N
= 2255
34
= 66,3
Hasil nilai pada siklus I menunjukkan kemampuan atau pemahaman awal
siswa terhadap pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia yang dalam proses
pembelajarannya tanpa menggunakan media atau mengarang dengan tema bebas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pada siklus I diketahui bahwa
48
ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya mencapai
58,8 % dengan nilai rata – rata kelas 66,3.
b. Siklus II
Nilai ketuntasan klasikal
P = X x 100 %
N
= 23 x 100 %
34
= 67,7 %
Nilai rata – rata kelas pada siklus II
M = X
N
= 2382
34
= 70,05
Hasil nilai pada siklus II menunjukkan kemampuan siswa dalam
mengarang setelah dalam pembelajarannya menggunakan media gambar
kartunstrip. Setelah penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran
mengarang Bahasa Indonesia diketahui kemampuan siswa mengalami peningkatan
namun tetap masih ada beberapa siswa yang belum mencapai standar ketuntasan
belajar namun tetap mengalami peningkatan.
49
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil pada siklus II diketahui bahwa
ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya mencapai
67,7 % dengan nilai rata – rata kelas 70,05.
Hasil siklus I dan siklus II tersebut menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh pemanfaatan media gambar
kartunstrip dalam kegiatan belajar mengajarnya.Dari kedua tes tersebut diperoleh
peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa yaitu sebesar 8,9 %. Sedangkan rata –
rata kelas mengalami peningkatan sebesar 3,8. Dengan adanya media gambar
kartunstrip dalam proses pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan minat dan semangat belajar siswa, sehingga siswa termotivasi untuk
mengembangkan ketrampilan mengarang.
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa aktivitas guru dan siswa telah
maksimal. Guru telah melakukan pembelajaran dengan baik, mulai dari
penyampaian tujuan pembelajaran hingga pemberian tindak lanjut pada siswa. Hal
ini berdampak pada aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Penggunaan
media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang yang dilakukan pada
siklus II dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga menumbuhkan semangat
dan konsentrasi siswa. Hal ini disebabkan oleh penyajian media gambar yang
menarik dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Dengan melihat gambar yang
menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa siswa bisa membayangkan situasi dan
kondisi pada peristiwa tersebut. Imajinasi siswa akan berkembang dan siswa akan
lebih lancar dalam mengarang.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
50
media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang sangat tepat untuk
mengembangkan imajinasi siswa yang akan dituangkan dalam karangannya.
3. Hasil Angket Siswa
Dari data yang telah diperoleh maka diperoleh hasil angket siswa mengenai
pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip sebagai berikut :
a. Jawaban YA :
No. 1 P = F x 100 %
N
= 34 x 100 %
34
= 100 %
No. 2 P = F x 100%
N
= 28 x 100 %
34
= 82,4 %
No. 3 P = F x 100 %
N
= 19 x 100 %
34
= 55,9 %
No. 4 P = F x 100 %
N
51
= 34 x 100 %
34
= 100 %
No. 5 P = F x 100 %
N
= 8 x 100 %
34
= 23,5 %
b. Jawaban TIDAK :
No. 1 P = F x 100%
N
= 0 x 100 %
34
= 0 %
No. 2 P = F x 100 %
N
= 6 x 100 %
34
= 17,6 %
No. 3 P = F x 100 %
N
= 15 x 100 %
34
= 44,1 %
52
No. 4 P = F x 100 %
N
= 0 x 100 %
34
= 0 %
No. 5 P = F x 100 %
N
= 26 x 100 %
34
= 76,5 %
Dari angket yang telah diisi oleh siswa diperoleh hasil bahwa siswa yang
menyukai pelajaran Bahasa Indonesia prosentasenya adalah sebanyak 100 %,
menyukai pelajaran mengarang prosentasenya sebesar 82,4 %. Sedangkan siswa
yang sering melakukan kegiatan mengarang ada 55,9 % siswa, siswa yang
menyukai kegiatan mengarang dengan menggunakan gambar kartunstrip
prosentasenya sebesar 100 %, siswa yang tidak mengalami kesulitan pada saat
mengarang sebanyak 76.5 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa
menyukai pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar
kartunstrip.
53
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari peneltian yang telah dilakukan yaitu pada siklus I dan siklus II serta
analisa data hasil tes pada siklus I dan siklus II pada siswa kelas IV SDN Lidah
Wetan IV / 566 Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan media gambar kartunstrip pada pembelajaran mengarang Bahasa
Indonesia mampu menarik perhatian siswa.
2. Kemampuan mengarang siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan
pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar kartunstrip, yaitu
pada pada siklus I ( tanpa media gambar kartunstrip ) nilai rata – rata kelas
hanya 66,3 % sedangkan pada siklus II ( dengan media gambar
kartunstrip ) nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan menjadi 70,05 %
sehingga rata – rata kelas mengalami peningkatan sebesar 3,8 %.
B. Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada ketrampilan
mengarang dianjurkan menggunakan media gambar agar siswa lebih tertarik dan
lebih mudah dalam mengarang.
2. Hendaknya dalam penggunaan media disesuaikan dengan materi yang
disampaikan.
54
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Sabarti, M.K dkk. 1991. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti.
Arikunto, Suharsimi, Prof, Dr. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, Prof, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs dan Drs. Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriyah, Hidayatul. 2007. Penggunaan Media Gambar Berseri Untuk
Meningkatkan Ketrampilan Mengarang Siswa Kelas V Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Wiyung III/ 455 Surabaya.
TA tidak diterbitkan. Surabaya. Program D-2 Unesa.
Hasibuan, J.J, Drs Moedjiono. 1985. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sadiman, Arief, dkk. 1993.Media Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali.
Sudjana, Nana, Dr Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Suryabrata, Sumadi, Drs. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
55