BAB I-V KOMPLIT

download BAB I-V KOMPLIT

of 65

Transcript of BAB I-V KOMPLIT

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    1/65

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah

    keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas

    dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur dari produktivitas, dalam arti

    mempunyai pekerjaan atau penghasilan secara ekonomi

    (Notoatmodjo, 2007). Hal ini juga diatur dalam Undang -Undang RI No.

    36 tahun 2009 tentang batasan kesehatan dan keadaan sejahtera

    badan, jiwa dan sosial yang menyatakan bahwa setiap orang berhak

    hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    Meskipun sudah banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa

    Indonesia yang antara lain ditandai dengan berhasil diturunkan Angka

    Kematian Ibu dari 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997) menjadi 307

    per 100.000 kelahiran hidup (2003). Angka Kematian Bayi dari 46 per

    1000 kelahiran hidup (1997) menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup

    (2002). Angka Kematian Balita dari 58 per 1000 kelahiran hidup

    menjadi 46 per 1000 kelahiran hidup (2003), namun pencapaiannya

    masih jauh dari yang diharapkan. Dibandingkan dengan Negara

    tetangga ASEAN, kematian ibu melahirkan, bayi dan balita di

    Indonesia adalah yang tertinggi (Depkes RI, 2005).

    Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan

    anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    2/65

    2

    sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program-program

    kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB. Upaya

    menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan

    pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang

    pelaksanaannya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan

    Terpadu (Posyandu).

    Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

    Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

    diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

    penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

    masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

    memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk

    mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

    Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang

    melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan

    dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang

    dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan

    pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas mengenai pelayanan

    kesehatan dasar (Wijono, 2005).

    Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan

    mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan

    secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis

    masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    3/65

    3

    efisien serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan

    layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.

    Dimana sebagai salah satu sasaran terpenting balita dapat menjadi

    indikator untuk mengetahui pemanfaatan Posyandu oleh masya rakat.

    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi tahun 2009

    di Kalimantan Timur terdapat sebanyak 360.289 balita, dimana yang

    melakukan kunjungan ke posyandu adalah sebanyak 313.451 (987%)

    balita. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai

    Kartanegara dengan jumlah balita sebanyak 66.130 balita, yang

    menimbang atau berkunjung ke Posyandu hanya sebesar 46.257

    (87,78%) balita, sedangkan untuk wilayah Kecamatan Loa Kulu sendiri

    ada 1 Puskesmas yakni Puskesmas Loa Kulu yang merupakan induk

    dari 12 Puskesmas pembantu dan 6 Polindes 34 Posyandu dengan

    jumlah balita sebesar 3.951 balita, untuk di desa Jembayan sendiri

    memiliki 1 Puskesmas pembantu dan 1 Polindes dengan 6 Posyandu

    dengan jumlah balita sebanyak 553 balita .

    Keadaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pembantu

    Jembayan Kecamatan Loa Kulu pada tahun 2011 juga menunjukkan,

    bahwa dari 6 posyandu yang ada, hanya sebanyak 207 balita yang

    melakukan kunjungan ke posyandu (Pusban Jembayan, 2011).

    Puskesmas Pembantu Jembayan memiliki 6 Posyandu yang

    masing-masing tersebar di 3 (tiga) dusun dengan situasi dan kondisi

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    4/65

    4

    yang beragam dari jarak ke pelayanan kesehatan, medan atau letak

    geografi dusun dan ragam suku di dusun tersebut.

    Peneliti mengamati keenam Posyandu di Puskesmas

    Jembayan diantara ke enam Posyandu yakni dengan jumlah balita

    Posyandu DH : D/S = 189/21, WK : 150/54, AM : 51/30, DL : 63/42, KR

    : 49/45, AS : 51/15, dua (2) Posyandu yang memiliki jumlah balita

    terbanyak DH dan WK akses ke pelayanan Posyandu amat mudah dan

    terjangkau. Bila di Posyandu AM kader memiliki peran serta aktif

    dengan tiap bulan menyiapkan PMT untuk balita di wilayahnya, begitu

    pula di DL dan KR yang merupakan Posyandu yang dimiliki ARMED

    dimana ibu atau istri Komandan ARMED biasanya mewajibkan istri -istri

    tentara tersebut untuk datang ke Posyandu. Berbeda dengan Ibu -ibu di

    wilayah Posyandu DH dan WK biasanya mereka jarang menanyakan

    adanya kenaikan dan penurunan berat badan pada balita mereka. Lalu

    di kedua Posyandu ini hanya kadang-kadang disiapkan PMT.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan ibu balita

    pada posyandu adalah motivasi ibu balita terhadap posyandu yang

    diiringi oleh pengetahuan tentang posyandu untuk bertindak

    mengunjungi posyandu. Sesuai dengan teori S -O-R (Stimulus-

    Organisme-Respons) yang dijabarkan oleh Skinner yakni bila diberikan

    rangsangan pada organisme (manusia) dengan diberi perhatian,

    pengertian dan adanya penerimaan maka akan terjadi reaksi berupa

    sikap (respon tertutup) kemudian karena adanya dukungan fasilitas

    dan dorongan lingkungan akan terjadi perubahan sikap dimana dalam

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    5/65

    5

    hal ini kaitannya bahwa ibu balita akan memiliki respon ketika diberikan

    rangsangan. Bahwa ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Jembayan

    ini bila tidak diberikan motivasi dari luar maka mereka kurang untuk

    memanfaatkan pelayanan Posyandu balita.

    Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka

    penelitian ini dilakukan secara kualitatif untuk menggambarkan

    bagaimana peran serta ibu balita dalam motivasi, pengetahuan, dan

    tindakan terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

    Pembantu Jembayan Kecamatan Loa Kulu.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

    pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas

    Pembantu Jembayan di Desa Jembayan Kec. Loa Kulu?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk menggali secara mendalam mengenai pemanfaatan

    Posyandu Oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Pembantu

    Jembayan, Kecamatan Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk menggali secara mendalam mengenai motivasi ibu balita

    terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

    Pembantu Jembayan, Kecamatan Loa Kulu Kab. Kutai

    Kartanegara.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    6/65

    6

    b. Untuk menggali secara mendalam mengenai pengetahuan ibu

    balita tentang pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja

    Puskesmas Pembantu Jembayan, Kecamatan Loa Kulu Kab.

    Kutai Kartanegara.

    c. Untuk menggali secara mendalam mengenai tindakan ibu balita

    terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

    Pembantu Jembayan, Kecamatan Loa Kulu Kab. Kutai

    Kartanegara.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Bagi Fakultas

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan peneliti

    berikutnya.

    2. Manfaat institusi

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan

    ilmiah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa

    Jembayan khususnya di bidang kesehatan, terutama peningkatan

    jumlah kunjungan dan merupakan informasi yang berharga untuk

    memperbaiki upaya pelaksanaan peningkatan pelayanan kepada

    masyarakat khususnya peningkatan pelayanan kesehatan di

    Posyandu Balita

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    7/65

    7

    3. Manfaat Bagi Peneliti

    Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan

    dan pengetahuan tentang Perilaku masyarakat terhadap

    Posyandu melalui penelitian lapangan.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    8/65

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Tentang Posyandu

    1. Pengertian

    Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

    Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

    diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

    penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

    masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

    dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

    mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

    UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang

    dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh , dari,

    untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas

    Puskesmas, lintas sector dan lembaga terkait lainnya.

    Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi

    yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan

    kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah

    yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan

    pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.

    Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan

    yang mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    9/65

    9

    sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan yakni KIA, KB,

    imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare (Depkes RI, 2008).

    Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya;

    bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui serta

    pasangan usia subur (PUS).

    2. Prinsip Dasar Posyandu

    Prinsip dasar Posyandu adalah :

    1). Posyandu merupakan usaha masyarakat di mana terdapat perpaduan

    antara pelayanan professional dan non professional atau oleh

    masyarakat.

    2). Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi, Imunisasi

    dan Penanggulangan Diare) maupun lintas sektoral (Depkes,

    Depdagri/Bangdes dan BKKBN).

    3). Kelembagaan Masyarakat (kelompok timbang/pos timbang, pos

    imunisasi, pos kesehatan, pos obat desa dan lain -lain).

    4). Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi yang berumur 0 -11

    bulan, anak balita yang berumur 1 - 4 tahun, ibu hamil dan PUS).

    5). Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.

    3. Tujuan Posyandu

    a. Tujuan Umum :

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    10/65

    10

    Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

    dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya

    pemberdayaan masyarakat.

    b. Tujuan Khusus :

    1). Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan

    upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan

    penurunan AKI dan AKB.

    2). Meningkatnya peran lintas sector dalam penyelenggaraan

    Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan

    AKB.

    3). Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan

    dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan

    AKB.

    4. Kegiatan Posyandu

    Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan

    kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu

    adalah berikut:

    a) Kegiatan Utama

    1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

    a. Ibu Hamil

    Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil

    mencakup: penimbangan berat badan dan pemberian

    tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika

    ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    11/65

    11

    tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus

    Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah

    dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan.

    Apabila ditemukan kelainan, segera rujuk ke Puskesmas.

    b. Ibu Nifas dan Menyusui

    Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan

    menyusui mencakup : penyuluhan kesehatan, KB, ASI

    dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir

    (vagina), pemberian vitamin A dan tablet besi, perawatan

    payudara, senam ibu nifas, jika ada tenaga kesehatan

    Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan

    pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,

    pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundu s dan

    pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera

    dirujuk ke Puskesmas.

    c. Bayi dan Anak Balita

    Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu

    untuk balita mencakup : penimbangan berat badan,

    penentuan status pertumbuhan, penyuluhan, jika ada

    tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan

    kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

    Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke

    Puskesmas.

    2. Keluarga Berencana (KB)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    12/65

    12

    Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan

    oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian

    kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga

    kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling

    KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang

    menunjang dilakukan pemasangan IUD.

    3. Imunisasi

    Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan

    apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang

    diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi

    dan balita maupun terhadap ibu hamil.

    4. Gizi

    Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader.

    Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis

    pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat

    badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,

    pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup

    fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan

    pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk bertempat

    tinggal di daerah gondok endemic. Apabila setelah 2 kali

    penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera

    dirujuk ke Puskesmas.

    5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    13/65

    13

    Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan

    penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain

    penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat

    dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang

    disediakan.

    b) Kegiatan Pengembangan/Tambahan

    Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah

    kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5

    kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut

    misalnya : perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan

    penyakit menular, dan berbagai program pembangunan

    masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut

    dengan nama Posyandu Plus.

    5. Sistem Pelayanan Posyandu (Sistem Lima Meja)

    Pelayanan Posyandu dimotori oleh kader posyandu

    dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sector terkait.

    Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang,

    jumlah ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan

    oleh posyandu yang mengacu pada system 5 (lima) meja. Yang

    dimaksud dengan 5 (lima) meja disini bukan menunjuk pada arti

    harfiah meja namun pada jumlah dan jenis pelayanan. Guna

    meminimalisir salah penafsiran tentang system 5 (lima) meja maka

    istilah ini diganti menjadi langkah pelayanan (Depkes RI, 2008).

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    14/65

    14

    a. Meja I (langkah pertama) :pendaftaran, pencatatan bayi, balita,

    ibu hamil, ibu menyusui dan PUS.

    b. Meja II (langkah kedua) : penimbangan berat badan balita

    dengan menggunakan dacin, penimbangan berat badan ibu

    hamil dengan menggunakan timbangan berdiri.

    c. Meja III (langkah ketiga) : pengisian KMS, pencatatan hasil

    timbang.

    d. Meja IV (langkah keempat) : diketahui berat badan anak yang

    naik/tidak naik, ibu hamil dengan risiko tinggi, PUS yang belum

    mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pemberian Oralit, Vitamin A,

    Tablet tambah darah, PMT dan pil KB.

    e. Meja V (langkah kelima) : pemberian imunisasi untuk bayi dan ibu

    hamil, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan

    pengobatan, pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan.

    Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan

    dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan, diataranya

    : dokter, bidan, perawat, juru imunisasi, TPG dan sebagainya.

    6. Penyelenggara Posyandu

    a. Pelaksana Kegiatan

    Pelaksana kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih

    menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan petugas

    Puskesmas (Bidan Desa atau Pembina Posyandu dari pemegang

    program di Puskesmas).

    b. Pengelola Posyandu

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    15/65

    15

    Pengelola Posyandu adalah pengurus yang dibentuk berasal

    dari kader PKK desa (Pokja IV PKK), tokoh masyarakat formal

    atau informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah

    setempat.

    7. Pelaksanaan

    Pada pelaksanaan Posyandu melibatkan petugas

    Puskesmas, petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan

    professional dan peran serta masyarakat secara aktif dan positif

    sebagai penyelenggara pelayanan non professional secara terpadu

    dalam rangka alih teknologi dan swakelola masyarakat.

    Dari segi petugas Puskesmas :

    a. Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan

    pembinaan PKMD.

    b. Perencanaan terpadu tingkat Puskesmas (mikro planning) dan

    loka karya mini tingkat Puskesmas.

    c. Pelaksanaan melalui system lima meja dan alih teknologi.

    Dari segi masyarakat:

    a. Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader

    kesehatan.

    b. Perencanaan melalui musyawarah masyarakat desa.

    c. Pelaksanaan melalui sistem lima meja.

    8. Stratifikasi/Status Posyandu

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    16/65

    16

    Atas dasar delapan indikator, Posyandu dapat digolongkan

    menjadi empat tingkatan, yaitu :

    1) Posyandu Pratama (Warna Merah) : Posyandu tingkat pratama

    adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya

    belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

    2) Posyandu Madya (Warna Kuning) :Posyandu pada tingkat

    madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan

    kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas lima orang

    atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya ( cakupan

    D/S, cakupan KIA, cakupan Imunisasi, cakupan KB) masih

    rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian Posyandu

    sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.

    3) Posyandu Purnama (Warna Hijau) : Posyandu pada tingkat

    purnama adalah Posyandu yang f rekuensi kegiatannya lebih

    dari delapan kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas lima

    orang atau lebih dan cakupan program utamanya lebih dari

    50%. Sudah ada program tambahan, bahkan sudah ada dana

    sehat yang masih sederhana.

    4) Posyandu Mandiri ( Warna Biru) : Posyandu ini berarti sudah dapat

    melakukan kegiatan secara teratur, cakupan lima program utama

    sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah

    menjangkau lebih dari 50% KK.

    Secara ringkas kriteria kategorisasi Posyandu adalah

    seperti tampak pada tabel berikut ini;

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    17/65

    17

    Tabel 2.1 Tingkat Kemandirian Posyandu

    No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

    1. Frekwensi penimbangan 8 >8 >8

    2. Rerata kadar tugas

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    18/65

    18

    Bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami

    keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada

    keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan

    keterlibatan dirinya, berarti keterlibatan pikiran dan

    perasaannya.

    c) Pengertian peran serta masyarakat dikemukakan oleh Marjono

    dalam makalahnya yang berjudul Revitalisasi Posyantekdes

    Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Otonomi

    Daerah adalah:

    Keikutsertaan/keterlibatan masyarakat dengan sadar dalam

    suatu program/kegiatan pembangunan. Peran serta dapat

    dianggap sebagai tolok ukur dalam menilai apakah suatu

    kegiatan yang dilaksanakan merupakan upaya pemberdayaan

    masyarakat atau bukan. Jika masyarakat tidak diberikan

    kesempatan untuk berperan serta/berpartisipasi dalam kegiatan

    pembangunan, maka kegiatan tersebut esensinya tidak

    merupakan suatu upaya pemberdayaan masyarakat, melainkan

    memperdaya masyarakat. Selanjutnya Marjono

    mengemukakan: Konsekuensi logis dari prinsip tersebut,

    pelaksanaan pemberdayaan masyarakat semestinya melibatkan

    langsung/tidak langsung berbagai elemen masyarakat dengan

    harapan program-program pemberdayaan masyarakat itu

    masyarakat akan menumbuhkan rasa memiliki dan

    bertanggungjawab atas program tersebut. Dalam

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    19/65

    19

    pemberdayaan masyarakat, peran serta/partisipasi menduduki

    posisi penting, karena memiliki tujuan dan fungsi yang strategis.

    Tujuan daripada peran serta masyarakat dalam kegiatan

    pemberdayaan masyarakat, yakni menumbuhkan kesadaran hak

    dan kewajiban masyarakat, memupuk keswadayaan (sharing jiwa

    berbagi), meneguhkan rasa tanggungjawab, merasa memiliki dan

    mau memelihara atas hasil dan pasca kegiatan serta

    mengembangkannya.

    Sedangkan fungsi yang diemban oleh peran serta,

    antara lain tidak sedikit kegiatan yang bisa diselesaikan,

    meminimumkan dana/anggaran, memiliki nilai tambah,

    tanggungjawab tinggi, mengakomodir kebutuhan,

    pemanfaatan/penggunaan sumberdaya alam dan manusia dapat

    optimum.

    2. Pengertian partisipasi Ibu Balita

    Upaya peningkatan partisipasi Ibu dalam membina

    pertumbuhan dan perkembangan anak balita dilakukan antara

    lain melalui kegiatan kelompok bina keluarga balita (BKB).

    Sebagai kelanjutan kegiatan tahun sebelumnya, pada tahun

    1995/96 dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi 420 orang

    kader BKB di 14 propinsi. Di samping itu, ke giatan posyandu

    terus ditingkatkan mela lui kegiatan imunisasi bagi ibu hamil,

    usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK), dan penyuluhan tentang

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    20/65

    20

    pentingnya imunisasi bagi anak balita dan pentingnya air susu

    ibu (ASI) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balit a.

    Upaya peningkatan peran serta ibu balita dalam

    masyarakat dilakukan melalui berbagai aktivitas wanita untuk

    mendukung pembangunan di daerahnya. Kegiatan tersebut

    dilaksanakan antara lain melalui wadah PKK, KB, dan posyandu.

    Melalui gerakan PKK, wanita berperan aktif dalam membina

    kesejahteraan keluarganya, sedangkan dalam kegiatan

    posyandu, wanita terlibat secara aktif dalam pembe rian

    pelayanan kesehatan, imunisasi, dan perbaikan gizi keluarga.

    Di bidang keluarga berencana (KB), peran wanita adalah se bagai

    peserta dan motivator KB.

    3. Tingkat partisipasi masyarakat

    Setiap pemimpin yang berusaha menerapkan peran serta

    atau partisipasi akan mengalami, bahwa tentang kegiatan ini

    terdapat berbagai tingkatan, demikian pula bahwa jenjangnya itu

    bisa bergerak dari nol sampai dengan yang tidak terbatas. Dalam

    kaitan itu, maka partisipasi yang paling rendahlah yang tentunya

    paling mudah dicapai.

    Untuk menumbuhkan kegiatan partisipasi masyarakat

    diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat

    mencapai berbagai tingkatannya, dan untuk itu selalu dapat

    ditemukan titik tolaknya untuk mengawalinya.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    21/65

    21

    C. Tinjauan Umum Tentang Motivasi

    1. Pengertian Motivasi

    Motivasi adalah semua proses yang menjadi penggerak,

    alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

    menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Suatu motivasi murni

    adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu

    prilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Motivasi adalah

    segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan

    sesuatu.

    2. Ciri Motivasi

    Motivasi yang tinggi dari setiap orang itu mempunyai ciri-

    ciri sebagai berikut:

    a. Tekun menghadapi tugas.

    b. Ulet menghadapi kesulitan karena kuatnya motivasi instrinsik,

    tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapai

    c. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah

    d. Lebih senang bekerja sendiri

    e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

    f. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan

    sesuatu

    g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu

    h. Senang mencari dan memecahkan masalah.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    22/65

    22

    3. Faktor Penggerak Motivasi

    Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena

    adanya :

    a. Keinginan untuk hidup

    b. Keinginan untuk memiliki sesuatu

    c. Keinginan akan kekuasaan

    d. Keinginan akan adanya pengakuan

    Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai

    dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku

    tertentu dalam suatu usahanya.

    4. Teori Motivasi

    Beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi adalah

    teori motivasi instrumental dan motivasi kebutuhan.

    a. Teori Motivasi Kebutuhan : Teori ini menitikberatkan pada

    pengenalan rangsangan dari dalam atau kebutuhan seseorang.

    Teori kebutuhan ini dikembangkan oleh Maslow (1993) yang

    dikenal dengan Need Hierarchy Theory, di mana kebutuhan

    manusia diklasifikasikan dalam lima jenjang dari yang paling

    rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Adapun jenjang dari

    kebutuhan seseorang terdiri dari : kebutuhan fisiologis,

    kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan dicintai dan kasih

    sayang, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    23/65

    23

    b. Teori Motivasi Dorongan : Teori ini mengatakan bahwa tingkah

    laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena

    adanya suatu kebutuhan. Dorongan tersebut adalah sesuatu

    yang dibawa sejak lahir atau bersifat intrinsik. Dorongan dapat

    dipelajari dan berasal dari pengalaman-pengalaman dimasa

    lalu, sehingga berbeda untuk tiap orang

    c. Teori Motivasi Instrumental : Teori motivasi instrumental adalah

    teori yang berpendapat bahwa harapan akan imbalan dan

    hukuman merupakan pendorong bagi tindakan seseorang.

    Menurut Bernand dan Simon, bahwa dala m organisasi selalu

    terjadi proses tukar-menukar atau jual-beli antara pimpinan dan

    staf/bawahan. Seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi

    untuk berprestasi bila ia yakin bahwa prestasinya itu

    menghasilkan imbalan yang lebih besar. Jadi manusia memiliki

    motivasi yang berbeda-beda pada waktu yang dan situasi yang

    tidak sama. Kemampuan untuk memahami manusia adalah

    penting bagi seorang pemimpin. Dengan gaya

    kepemimpinannya, seseorang diharapkan dapat mengetahui

    dan memenuhi kebutuhan mereka, sehingga semakin

    termotivasi untuk bekerja yang lebih baik.

    5. Kekuatan Motivasi

    Motif adalah suatu istilah-istilah psikologis yang berasal

    dari bahasa Latin

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    24/65

    24

    Movere. Menurut Branca (Syarkawi, 2000) movere berarti

    bergerak. Selanjutnya pengertian motif lebih banyak dihub ungkan

    dengan faktor penyebab timbulnya aktifitas dalam suatu proses

    terjadinya aktifitas itu sendiri.

    Menurut Gerungan (2005) motif adalah suatu pengertian

    yang mencakup semua penyebab, alasan, dorongan di dalam diri

    manusia yang membuat manusia bergerak. Segala perilaku

    manusia dimulai dari adanya kebutuhan dalam diri. Kebutuhan

    inilah yang kemudian yang mendorong manusia untuk bergerak,

    berarti bahwa sumber dari motif adalah kebutuhan (need) dan

    dorongan (drive). Motif, disamping sebagai dorongan dari da lam diri

    manusia juga mengandung pengertian adanya suatu tujuan yang

    ingin dicapai.

    Motif adalah kondisi internal yang membuat orang aktif dan

    mengarahkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagian ahli

    berpendapat bahwa istilah motif dan motivasi mengand ung

    pengertian yang sama. Namun sebagian lagi berpendapat berbeda.

    Mc. Clelland (Martaniah, 1994:18) menganggap kedua istilah

    tersebut lebih kurang sama sehingga ia menggunakan istilah itu

    secara bergantian. Kemudian Atkinson mengartikan motivasi

    sebagai perwujudan motif yang berbentuk tingkah laku yang nyata.

    Pendapat yang sedikit berbeda ialah pendapat Muharli yang

    mengatakan motif adalah alasan atau dorongan yang

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    25/65

    25

    menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu, sedangkan

    motivasi adalah proses pembangkitan gerak agar seseorang

    bergerak untuk melakukan sesuatu.

    Telah banyak para ahli mengadakan penyelidikan untuk

    menemukan cara mengukur intensitas atau kekuatan motif dan

    motivasi, di antaranya Skinner dengan menggunakan metode

    penghalang atau obstruction method e. Dari hasil eksperimen itu

    Skinner mengambil kesimpulan bahwa kekuatan motivasi dapat

    diukur dengan mengamati atau menilai tingkat kemampuan

    organisme dalam mengatasi hambatan dan rintangan yang

    dihadapi, artinya semakin besar rintangan yang dapat diatas i berarti

    memiliki motivasi yang kuat pula.

    6. Bentuk Motivasi

    Dalam hubungannya dengan motivasi berdasarkan sifat,

    ada dua bentuk motivasi, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi

    ekstrinsik (Winkel, 1995). Dua bentuk motivasi lain yaitu motivasi

    terdesak dan motivasi yang berhubungan dengan ideologi, politik,

    sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

    D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal,

    termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara

    sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    26/65

    26

    melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu

    (Wahit,dkk, 2006). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

    melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata).

    1. Tingkat Pengetahuan

    Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2005), pengetahuan

    merupakan bagian dari Cognitive Domain yang mempunyai enam

    tingkatan, yaitu :

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

    ini adalah mengingat kembali ( recall) sesuatu yang spesifik dari

    seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

    diterima.

    b. Memahami (comprehention)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

    dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    c. Aplikasi (aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

    (sebenarnya).

    d. Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

    atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    27/65

    27

    dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

    kaitannya satu sama lain.

    e. Sintesis (synthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

    atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

    yang baru.

    f. Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

    penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

    2. Domain Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan domain terpenting terbentuknya

    tindakan seseorang (over behavior). Penelitian Rogers (1974)

    dikutip oleh Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa sebelum

    orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi

    proses yang berurutan yakni :

    a.Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

    arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

    b. Interest,dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.

    c. Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya)

    d. Trial, dimana orang telah berperilaku baru.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    28/65

    28

    e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

    pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

    E. Tinjauan Umum Tentang Tindakan

    Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan

    (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan

    nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

    memungkinkan, antara lain adalah fasilitas atau sarana dan prasarana.

    Tingkat-Tingkat Praktek:

    1. Persepsi

    Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

    tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama.

    Misalnya seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi

    bagi anak balitanya.

    2. Respon Terpimpin (Giuded Respons)

    Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

    dengan contoh merupakan indikator praktek tingkat kedua.

    Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai

    dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak,

    menutup pancinya, dan sebagainya.

    3. Mekanisme (Mecanism)

    Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

    secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan

    maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    29/65

    29

    yang sudah biasa mengimunisasi bayi pada umur -umur tertentu

    tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

    4. Adaptasi (Adaptation)

    Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

    berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

    dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya

    tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang

    bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan murah dan sederhana.

    Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung

    yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

    dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran

    juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi

    tindakan atau kegiatan responden. (Notoadmodjo, 2007).

    F. Determinan Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

    Pemanfaatan pelayanan kesehatan tergantung pada

    prediposisi keluarga cenderung menggunakan pelayanan kesehatan

    yang mana serta kepercayaan dan sikap terhadap pelayanan medis,

    dokter dan penyakit (termasuk sress serta kecemasan yang ada

    kaitannya dengan kesehatan).

    Fungsi pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

    tidak dapat lagi seluruhnya ditangani oleh para dokter saja. Apalagi

    kegiatan itu mencakup kelompok masyarakat luas. Para dokter

    memerlukan bantuan tenaga paramedic, sanitasi, gizi, ahli ilmu social

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    30/65

    30

    dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat, kader) untuk

    melaksanakan program kesehatan, tugas tim kesehatan ini dapat

    dibedakan menurut tahap/jenis program kesehatan yang dijalankan,

    yaitu promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan

    rehabilitasi (Depkes RI, 2006).

    Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan

    harus memiliki persyaratan pokok yaitu : a). tersedia dan

    berkesinambungan, b). mudah dicapai, c). mudah dijangkau, d). dapat

    diterima dan wajar, e). bermutu (Azwar, 1996).

    Menurut Reinke (1994), yang dikutip oleh Hutahuruk (2005)

    ada beberapa factor yang mempengaruhi seseorang memanfaatkan

    pelayanan kesehatan adalah :

    1). Factor regional.

    2). Factor dan system pelayanan kesehatan yang bersangkutan, yaitu

    tipe dari organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas

    pelayanan kesehatan lainnya.

    3). Factor adanya fasilitas kesehatan lain

    4). Factor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan

    kesehatan yaitu factor sosio psikologis yang meliputi sikap persepsi

    terhadap pelayanan kesehatan.

    Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), rendahnya

    pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

    1). Jarak yang jauh (factor geografi)

    2). Tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas (factor informasi)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    31/65

    31

    3). Biaya yang tidak terjangkau (factor ekonomi)

    4). Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (factor budaya)

    Teori perilaku menurut Anderson tahun 1974 bahwa faktor -

    faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan dibagi

    menjadi tiga (3) yaitu :

    1. Komponen/Karakteristik predisposisi (pendorong) seseorang untuk

    menggunakan pelayanan kesehatan. Anderson membagi

    komponen ini berdasarkan karakteristik pasien ke dalam tiga

    bagian meliputi ciri demografi, struktur social, keyakinan terhadap

    pelayanan kesehatan (health beliefs) (Becker, 1995).

    2. Komponen/Karakteristik enabling atau kemampuan seseorang

    untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Factor biaya dan jarak

    pelayanan kesehatan dengan rumah berpengaruh terhadap

    perilaku penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan

    (Kresno, 2005).

    3. Komponen/Karakteristik Need atau kebutuhan seseorang akan

    pelayanan kesehatan. Anderson dan Sheatsley (1967) menemukan

    79% orang yang mengalami sakit tidak mencari pengobatan

    dengan alas an bahwa gejala penyakit tersebut tidak berbahaya

    sehingga mereka tidak membutuhkan pelayanan kesehatan

    (Greenley, 1980).

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    32/65

    32

    Sedangkan menurut Lawrence Green (1980) Kesehatan

    seorang individu maupun sebuah masyarakat akan dipengaruhi oleh 2

    (dua) factor utama yaitu perilaku itu sendiri dan factor diluar perilaku

    tersebut. Factor perilaku ditentukan oleh 3 faktor sebagai berikut :

    1. Factor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

    pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai -nilai.

    2. Factor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam

    lingkungan fisik dan tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau

    sarana kesehatan.

    3. Factor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dlam sikap dan

    perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan

    kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

    masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh p engetahuan, sikap,

    kepercayaan, tradisi dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

    tersebut. Selain itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas

    yang memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat juga

    akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku masyarakat.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    33/65

    33

    G. Kerangka Teori

    Pendekatan teori yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan

    teori Anderson (1974) dan Lawrence green (1980).

    Berdasarkan teori di atas berikut bagan kerangka teori :

    Gambar 1 : Kerangka Teori menurut Anderson (1974) dan Lawrence

    Green (1980)

    Teori Anderson

    Factor penguat:

    Sikap dan perilaku petugaskesehatan atau petugas lainDukungan keluarga

    Karakteristik kebutuhan:

    Kebutuhan yang dirasakan individuterhadap pelayanan kesehatan

    Factor pendorong:Lingkungan fisikFasilitas/sarkes

    Karakteristik pendukung:Sumber daya keluargaSumber daya masyarakat

    PemanfaatanPelayananPosyandu

    Factor predisposisi:

    Pengetahuan

    Sikap

    Kepercayaan

    Persepsi

    motivasi

    Nilai-nilai

    Karakteristik predisposisi:Jenis kelaminUmurPendidikan

    PekerjaanSuku/rasManfaat-manfaat kesehatan

    Teori Lawrence Green

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    34/65

    34

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian Kualitatif yang merupakan penelitian yang digunakan untuk

    menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas

    atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan,

    diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono,

    2010). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

    motivasi, pengetahuan, dan tindakan ibu balita terhadap Posyandu di

    Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Jembayan di Desa Jembayan

    Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2011.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April Mei 2011

    2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jembayan Kecamatan Loa

    Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur .

    C. Informan Penelitian

    Informan penelitian adalah ibu yang mempunyai anak balita

    yang pernah dan tidak pernah mengikuti kegiatan Posyandu yang ada

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    35/65

    35

    di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Jembayan Kecamatan Loa Kulu

    Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Informan kunci pada penelitian ini adalah petugas kesehatan

    seperti petugas Posyandu dari Puskesmas dan kader -kader Posyandu.

    Dalam penelitian mengenai teknik pengambilan sampel yang

    digunakan yaitu purposive samplingdengan pendekatan snowball

    samplingmelalui wawancara yang mendalam (intensive interview, in-

    depth interview) dan berhenti ketika tidak ada informasi baru lagi

    (Hamidi, 2008).

    Pemilihan informan dilakukan dengan cara Snowball Sampling

    yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada

    awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan

    karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu

    memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi

    yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah

    sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang

    menggelinding, lama-lama menjadi besar (Sugiyono,2010).

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    36/65

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    37/65

    37

    2. Pengetahuan

    Pengetahuan Ibu balita adalah hal -hal yang diketahui ibu

    balita atau informan tentang pengertian posyandu, tujuan dan

    manfaat posyandu untuk balita, serta pelayanan atau kegiatan

    posyandu untuk balita.

    3. Tindakan

    Tindakan ibu balita pada penelitian ini terfokus pada

    kehadiran rutin ibu balita ke posyandu, meminta penjelasan kepada

    kader ketika balita telah ditimbang.

    4. Pemanfaatan Posyandu

    Pemanfaatan pelayanan Posyandu adalah tindakan ibu

    atau informan membawa balitanya menggunakan semua pelayanan

    kesehatan di Posyandu

    F. Cara Pengumpulan Data

    1. Data Primer

    Data primer didapat dari informan melalui wawancara

    mendalam dengan orang-orang tertentu atau telah ditentukan

    sebelumnya yang dapat memberikan keterangan dari data yang

    diinginkan.

    Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara

    mendalam (indepth interview) terhadap ibu balita dan kader

    Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Jembayan, dengan

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    38/65

    38

    menggunakan pedoman wawancara ( interview guide) dan alat

    bantu seperti tape recorder, kamera dan catatan lapangan.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder meliputi :

    a. Dokumen

    Dokumen adalah cara memperoleh data dengan mengambil

    hasil dari dokumentasi yang tersedia (arsip, laporan, dan

    sebagainya) saat penelitian berlangsung.

    b. Kepustakaan

    Pengumpulan data melalui buku-buku dan sumber bacaan

    lainnya sebagai tinjauan pustaka yang memuat tentang

    beberapa pendapat pakar yang berkaitan dengan penelitian

    guna mendukung penulisan maupun pembahasan skripsi ini.

    Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Jembayan dan

    Puskesmas Loa Kulu dan Puskesmas Pembantu Jembayan serta 6

    (enam) Posyandu di Desa Jembayan.

    G. Teknik Pengambilan Data

    Hal yang dilakukan Sebelum melaksanakan pengambilan data,

    yaitu menjalin hubungan baik dengan ibu balita. Ada empat macam

    teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu sebagai

    berikut:

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    39/65

    39

    1. Wawancara Mendalam

    Jenis wawancara yang akan dilakukan yaitu wawancara

    terstruktur, karena dalam melakukan wawancara, selain harus

    membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka

    pengumpul data juga dapat menggunakan alat Bantu seperti tape

    recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu

    pelaksanaan wawancara menjadi lancar. (Esterberg, 2002)

    Wawancara dilakukan secara mendalam dengan orang-

    menggunakan bantuan pertanyaan-pertanyaan (panduan

    wawancara). Wawancara pendahuluan dilakukan dengan

    mewawancarai orang yang dinilai dapat memeberikan informasi

    yang diperlukan kemudian diteruskan dengan informan-informan

    berikutnya sesuai dengan permasalahan.

    2. Panduan Wawancara

    Panduan wawancara telah disiapkan untuk informan yang di

    bagi menajdi 2 yaitu ibu balita yang pernah dan tidak pernah

    mengikuti kegiatan Posyandu sebagai informan utama, sebagai

    petugas kesehatan informan kunci.

    3. Dokumentasi

    Gambaran-gambaran nyata mengenai proses serta

    kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan saat penelitian

    berlangsung.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    40/65

    40

    4. Observasi

    Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi

    adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,

    kejadian, atau peristiwa, waktu dan persaan. Alasan peneliti

    melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik

    perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

    membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu

    melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan

    balik terhadap pengukuran.

    H. Proses Analisis Data

    Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan

    masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai

    penulisan hasil penelitian. (Nasution, 1998).

    Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

    difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan

    pengumpulan data. Analisis kualititif pene litian ini dilaksanakan

    dengan:

    1. Reduksi Data

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting,

    dicari tema dan polanya, karena data yang diperoleh dari lapangan

    jumlahnya cukup banyak, dengan demikian data yang telah

    direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

    mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    41/65

    41

    2. Penyajian Data

    Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan

    data. Dengan menyajikan data maka akan mudah memahami apa

    yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

    yang telah dipahami tersebut.

    Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart,

    dan sejenisnya. (Miles dan Huberman, 1984)

    Untuk mempermudah melihat pola-pola jawaban informan, maka

    data dimasukan kedalam matriks jawaban. Semua jawaban di

    matriks dianalisa dengan cara mencari persamaan dan perbedaan

    jawaban narasumber, mengelompokan antara jawaban yang sama

    dan berbeda, mengutip ungkapan lisan dari informan yang

    menggambarkan tiap sudut pandang informan yang berbeda.

    3. Verifikasi

    Menurut Miles dan Huberman langkah ketiga dalam analisis data

    kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

    dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

    masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

    karena seperti telah dikemukankan bahwa masalah dan rumusan

    masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

    akan berkembang setelah berada di lapangan. Kesimpulan

    merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    42/65

    42

    Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran, hipotesis atau

    teori.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    43/65

    43

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Penelitian mengenai Pemanfaatan Posyandu oleh ibu

    balita di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Jembayan di Desa

    Jembayan Kecamatan Loa Kulu. Secara umum keadaan

    Desa Jembayan merupakan dataran rendah dan tinggi yang

    terletak dipinggiran sungai Mahakam. Sebagian besar wilayah

    Desa Jembayan merupakan areal operasi tambang batubara

    dan beberapa perusahaan sawit. Akses jalan desa bila dekat

    perkotaan baik namun bila menuju dusun ke dusun agak rusak

    dan semakin parah bila musim hujan. Wawancara dilakukan

    pukul 09.00 sampai 12.00 wita kadang-kadang jam 12.00 wita

    keatas saat peneliti pulang kerja dan mencari waktu luang dari

    informan yang akan diwawancarai.

    b. Fasilitas Kesehatan Lokasi Penelitian

    Fasilitas kesehatan yang dimiliki Desa Jembayan

    yaitu terdapat Puskesmas Pembantu dan 1 polindes dengan 4

    orang tenaga kesehatan, yaitu 2 perawat dan 2 bidan. Terdapat

    pula 6 Posyandu dengan masing - masing 5 orang kader.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    44/65

    44

    2. Karakteristik Informan

    Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, yaitu

    terdiri dari 10 informan utama yaitu ibu balita yang dan 3 informan

    kunci yaitu petugas kesehatan (1 orang perawat, 2 orang kader

    posyandu)

    Karakteristik informan dalam penelitian ini meliputi umur,

    pendidikan, pekerjaan.

    a. Usia

    Karakteristik informan berdasarkan usia ibu balita di

    wilayah kerja puskesmas Pembantu Jembayan yaitu informan

    dengan usia 20-30 tahun sebanyak 4 orang, usia 31-40

    sebanyak 8 orang.

    b. Pendidikan terakhir

    Karakteristik informan berdasarkan pendidikan terakhir

    ibu balita di wilayah kerja Puskesmas pembantu Jembayan yaitu

    Sebanyak 1 orang informan lulusan S1, sebanyak 4 orang

    lulusan SMA, sebanyak 3 orang lulusan SLTP dan 3 orang

    lulusan SD.

    c. Pekerjaan

    Karakteristik informan berdasarkan jenis pekerjaan ibu balita

    diwilayah kerja Puskesmas pembantu Jembayan yaitu

    sebanyak 8 orang Ibu Rumah Tangga, 5 orang PNS.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    45/65

    45

    3. Hasil Wawancara

    Dari kegiatan wawancara mendalam (Indepth Interview)

    yang dilakukan pada saat penelitian di wilayah kerja Puskesmas

    Pembantu Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai

    Kartanegara pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2011 ,

    maka diperoleh hasil sebagai berikut :

    a. Motivasi ibu balita terhadap Pemanfaatan Posyandu Balita

    Pertanyaan ini diajukan untuk memperoleh informasi

    mengenai perilaku informan dalam memanfaatkan Posyandu

    Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jembayan

    1. Tujuan ibu setiap bulan datang ke Posyandu balita

    Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

    mendalam kepada informan tentang tujuan ibu setiap bulan

    datang ke Posyandu Balita yakni untuk menimbang dan

    imuniasi anak. Seperti yang diungkapkan ibu yang menjadi

    informan utama dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

    Kalo ke posyandu ya biasanya timbang sama vaksin anak

    saya.

    (DW : 18 April 2011)

    mau nimbang berat badan sama imunisasi anak saya

    (ER : 18 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    46/65

    46

    (ibu balita yang tidak pernah dating ke Posyandu)

    ya ini bu.. mau nimbang sama vaksin anak saya

    (YI: 22 April 2011)

    ya.. nimbang sama imunisasi anak saya lah..

    (NN: 22 April 2011)

    Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan

    informan kunci yaitu petugas kesehatan setempat sebagai

    berikut:

    ya rata-rata ibu-ibu balita yang datang kemari Posyandu

    tujuannya untuk menimbang berat badan dan imunisasi

    anaknya

    (DM: 22 April 2011)

    Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis bahwa

    ibu balita yang pernah dan yang tidak pernah datang ke

    Posyandu Balita tujuannya untuk menimbang dan

    mengimunisasi balita mereka.

    2. Yang mendorong ibu sehingga ibu merasa harus ke

    Posyandu Balita setiap bulan

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

    secara mendalam kepada informan tentang apa yang

    mendorong ibu sehingga ibu merasa harus ke Posyandu

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    47/65

    47

    setiap bulan. Seperti di ungkapkan ibu balita yang menjadi

    informan utama dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

    Pengen tahu berat badan anak saya naik apa nggak, terus

    supaya bias dapat makanan tambahan dan vitamin A gratis

    (DW : 18 April 2011)

    Cuman mau tau anak saya naik apa turun timbangannya

    trus khan bisa vaksin

    (ER : 18 April 2011)

    Mau tahu apakah ada kenaikan berat badan anak saya atau

    tidak

    (YI : 22 April 2011)

    Yaa.. mau tau berat badan anak saya berubah naik apa

    turun

    (NN : 22 April 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang petugas kesehatan yang menyatakan hal

    serupa sebagai berikut :

    Biasanya ibu-ibu balita yang datang keposyandu itu datang

    untuk timbang berat badan anak mereka dan imunisasi dan

    supaya dapat vitamin A kalau memang bulannya vitamin A

    (DM : 22 April 2011)

    Dari hasil wawancara mendalam (Indepth interview)

    yang telah dilakukan dilapangan bahwa hal-hal yang

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    48/65

    48

    mendorong ibu-ibu balita untuk datang ke posyandu adalah

    untuk mengetahui apakah ada kenaikan berat badan anak

    mereka dan bisa mendapatkan makanan tambahan serta

    vitamin A.

    3. Menurut ibu apakah keberadaan Posyandu Balita sangat

    menguntungkan ibu dan keuntungan apa yang ibu dapatkan

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

    secara mendalam kepada informan tentang apakah

    keberadaan Posyandu Balita sangat menguntungkan ibu

    dan keuntungan apa yang didapat ibu. Sebagian besar ibu -

    ibu balita ini merasakan keuntungan dari adanya Posyandu.

    Seperti di ungkapkan ibu yang menjadi informan utama

    dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

    Sangat menguntungkan karena bisa timbang sekalianvaksin anak nggak jauh-jauh

    (JR : 22 April 2011)

    Menguntungkan sekali bu.., bisa vaksin dan timbang anak

    serta dapat vitamin A.

    (YI : 22 April 2011)

    Yaa.. sangat menguntungkan bisa timbang dan vaksin serta

    dapat makanan tambahan dari kader .

    (DW : 18 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    49/65

    49

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang kader Posyandu menyatakan hal serupa

    sebagai berikut :

    Ya iyalah sangat menguntungkan bu,soalnya kalo ke

    kecamatan khan jauh, disini bisa timbang dan vaksin

    sekalian dapat vitamin A.

    (YN : 18 April 2011)

    b. Pengetahuan ibu Balita tentang Posyandu Balita

    Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai

    pengetahuan informan akan pemahaman tentang pengertian

    Posyandu dan apa saja kegiatan yang ada di Posyandu Balita.

    1. Apakah ibu tahu Posyandu Balita itu apa?

    Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

    mendalam kepada informan tentang pengertian Posyandu

    yakni Pos pelayanan terpadu dan sebatas untuk menimbang

    dan imunisasi anak saja, seperti yang diungkapkan

    beberapa informan berikut ini :

    Pos pelayanan terpadu aja saya tahunya bu.. .

    (DW: 18 April 2011)

    Pos pelayanan terpadu yang melayani anak-anak dan ibu

    hamil

    (ER : 18 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    50/65

    50

    Pos penimbangan dan vaksin anak-anak dan ibu hamil

    (CS : 18 Mei 2011)

    Posyandu adalah

    tempat untuk penimbangan danimunisasi

    (SH : 18 Mei 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang petugas kesehatan yang menyatakan hal

    serupa sebagai berikut :

    Ibu-ibu balita disini tahunya ya Posyandu itu tempat untuk

    penimbangan dan pemberian vaksin, vitamin A dan

    makanan tambahan

    (DM : 22 April 2011)

    2. Ibu tahu kapan pelaksanaan Posyandu Balita

    Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

    mendalam kepada informan utama tentang pelaksanaan

    Posyandu sebagian besar informan mengetahui kapan

    pelaksanaannya, seperti yang diungkapkan informan berikut

    ini :

    Ya iyalah bu anak sudah tiga masa lupa tanggal Posyandu,kalau disini setiap tanggal 18.

    (DW : 18 April 2011)

    Tahu hak bu mun disini ni tiap tanggal 18 Posyandunya.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    51/65

    51

    (Tahu lah bu kalau disini tiap tanggal 18 posyandunya)

    (ER : 18 April 2011)

    T

    ah

    u bu, tiap tanggal 22 tapi kadang -kadang saya lupa.

    (NN : 22 April 2011)

    Tahu benehhak saya ni mun posyandu disini ni tanggal 18.

    (Tahu betul lah saya ini kalau posyandu disini ini tanggal 18)

    (SH : 18 Mei 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang kader posyandu yang menyatakan hal serupa

    sebagai berikut :

    Ya pada tahu semua lah bu, biasanya kita umumkan di

    masjid dan kalau ada acara shalawatan

    (BI : 22 Mei 2011)

    3. Darimana ibu tahu tentang Posyandu Balita

    Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

    mendalam kepada informan tentang dari mana ibu tahu

    tentang Posyandu Balita. Seperti yang di ungkapkan ibu

    yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

    berikut :

    Tahu dari kader posyandu sama petugas kesehatan yang

    tiap bulan mengingatkan untuk datang ke posyandu .

    (DW : 18 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    52/65

    52

    Dari bu bidan dan kader Posyandu disini...

    (ER : 18 April 2011)

    Dari kader posyandu yang tiap bulan mengingatkan

    Posyandu di Masjid sini .

    (WT : 10 Mei 2011)

    Dari kader dan petugas kesehatan yang ad disini .

    (NN : 22 April 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang petugas kesehatan dan kader posyandu yang

    menyatakan hal serupa sebagai berikut :

    Biasanya kami mengingatkan ibu-ibu balitanya untuk dating

    tiap bulannya ke Posyandu setiap tanggal yang telah

    ditentukan di tempat tinggal masing -masing

    (DM : 22 April 2011)

    Biasanya kami umumkan di masjid atau ibu-ibunya ingat

    setiap tanggal sekian Posyandu

    (BI : 22 Mei 2011)

    4. Ibu tahu apa saja kegiatan yang dilakukan di Posyandu

    Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

    mendalam kepada informan tentang pengetahuan ibu

    mengenai apa saja kegiatan yang dilakukan di Posyandu,

    sebagian besar ibu-ibu ini menjawab bahwa kegiatan

    posyandu sebatas penimbangan, imunisasi dan pemberian

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    53/65

    53

    vaksin, pembagian Vitamin A dan makanan tambahan.

    Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan berikut

    ini :

    Tahunya kegiatan diposyandu itu cuma penimbangan,

    vaksin,.vitamin A sama periksa ibu hamil aja

    (ER : 18 April 2011)

    Biasanya cuman timbang, vaksin sama pemberian vitamin

    A

    (DW : 18 April 2011)

    Paling kegiatan di posyandu itu timbang anak sama vaksin

    dan dikasih vitamin A

    (WT : 10 Mei 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yaitu seorang petugas kesehatan dan kader Posyandu yang

    menyatakan hal serupa sebagai berikut :

    Sebenarnya kegiatan di Posyandu balita itu ada pelayanan

    KIA, KB, imunisasi dan gizi juga biasanya dikasih

    penyuluhan, namun karena terbatasnya tenaga kami maka

    hanya kegiatan seperti penimbangan balita, imunisasi, KB,

    pelayanan KIA yang dapat kami tangani..

    (DM : 22 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    54/65

    54

    Kami tahunya kegiatan di posyandu sebagai kader hanya

    melayani pendaftaran dan penimbangan lalu berat badan

    anak dicatat diKMS dan memberikan makanan tambahan

    kalau ada..

    (YN : 18 April 2011)

    c. Tindakan ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu Balita

    Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai

    tindakan ibu-ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu balita,

    karena informan utama sebagian adalah yang pernah dan tidak

    pernah datang ke posyandu jawaban yang didapat dari ibu -ibu

    balita ini beragam, seperti yang diungkapkan oleh beber apa

    informan berikut ini :

    1. Kapan terakhir ibu mengunjungi Posyandu Balita dan apa

    alasannya

    Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan

    kepada informan mengenai kunjungan ibu terakhir ke

    posyandu dan jika tidak dating apa alasannya, berikut

    ungkapan yang diberikan informan :

    (Yang pernah datang/rutin ke Posyandu)

    Saya datang terus bu buat timbang anak saya, alasannya

    ya buat tahu naik apa turun berat badan anak saya

    (ER : 18 April 2011)

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    55/65

    55

    Saya ini datang terus kalau ada posyandu bu.. paling nggak

    ya buat nimbang anak

    (DW : 18 April 2011)

    (Yang tidak pernah datang ke Posyandu )

    Waktu vaksin campak anak saya 1 tahun lalu, alasannya

    saya kerja nggak sempat antar anak

    (NN : 22 April 2011)

    2 tahun yang lalu waktu anak saya vaksin campak..,

    alasannya nggak dating lagi setelah itu saya banyak kerjaandirumah..

    (YI : 22 April 2011)

    2. Apakah ibu meminta penjelasan kepada kader atau petugas

    kesehatan ketika anak ibu telah ditimbang

    Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada

    informan mengenai tindakan ibu-ibu balita setelah

    menimbang anaknya untuk bertanya atau meminta

    penjelasan kepada kader, sebagian informan mengatakan

    bahwa ada yang berat badan anaknya naik, turun dan tetap

    saja, mereka hanya bertanya berapa berat badan anak

    mereka, dan kadang-kadang kader akan memberitahukan

    bahwa berat anak mereka naik, turun atau tetap saja. Seperti

    yang diungkapkan oleh beberapa informan berikut ini :

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    56/65

    56

    Nggak tanya, Cuma tanya berapa berat badan anak saya

    dan saya lihat yang bulan kemarin ada perubahan nggak?

    (ER : 18 April 2011)

    Kadang tanya sih bu.. Naik nggak berat badan anak saya

    (DW : 18 April 2011)

    Biasanya kalau kita tanya berapa timbangan anak kita, nanti

    sama kadernya dikasih tahu beratnya naik..

    (WT : 10 Mei 2011)

    Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci

    yakni kader posyandu, berikut pernyataannya :

    Biasanya kan kami kasih tahu berapa berat badan anaknya

    langsung kami lihat diKMS bulan kemarinnya dan bulan ini

    kalau beratnya naik atau turun atau tetap-tetap aja

    (YN : 18 April 2011)

    3. Menurut ibu penting atau tidak membawa anak balita ke

    Posyandu

    Dari hasil wawancara yang telah dllakukan kepada

    informan mengenai penting atau tidak membawa anak ke

    Posyandu, sebagian besar informan mengungkapkan bahwa

    sangat penting karena untuk mengetahui berat badan anak

    dan mendapat vaksin serta vitamin A. seperti yang

    diungkapkan beberapa informan berikut ini:

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    57/65

    57

    Sangat penting, soalnya biar tahu berat badan anak saya

    naik apa tidak

    (ER : 18 April 2011)

    Ya penting sekali buat tahu berapa timbangan anak saya

    dan vaksinnya sudah selesai apa belum..

    (DW : 18 April 2011)

    Sangat penting, biar Cuma datang untuk timbang, vaksin

    dan dapat vitamin A

    (WT : 10 Mei 2011)

    B. PEMBAHASAN

    Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk

    mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi

    adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

    sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap

    objek penelitian (Moleong, 2004), membedakan empat macam

    triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber,

    metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari ke empat macam

    triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan

    dengan memanfaatkan sumber.

    Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan

    mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

    melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

    (Patton, 1987).

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    58/65

    58

    a. Pembahasan Motivasi Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan

    Posyandu

    Dalam kegiatan penulisan ini tidak ditemukan suatu

    kendala dikarenakan informan dalam penelitian yakni ibu -ibu balita

    yang pernah atau selalu datang dan yang tidak pernah datang ke

    posyandu setiap bulannya untuk membawa anaknya, selain itu

    posyandu juga sudah menjadi bagian dari masyarakat yang

    membawa dampak baik khususnya untuk ibu dan anak.

    Motif kadang-kadang dinyatakan orang sebagai

    kebutuhan, keinginan, dorongan yang muncul dalam diri

    seseorang. Motif diarahkan kearah tujuan-tujuan yang dapat

    muncul dalam kondisi dibawah sadar. Motif-motif merupakan

    mengapa dari perilaku. Mereka muncul dan mempertahankan

    aktifitas, dan mendeterminasi arah umum perilaku seorang individu.

    (Winardi 2002).

    Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu-ibu balita

    menunjukkan bahwa ada kebutuhan akan pentingnya mengetahui

    perkembangan anak sehingga ada keinginan untuk datang ke

    posyandu setiap bulannya, seperti yang telah diungkapkan oleh

    kebanyakan ibu-ibu balita dalam penelitian ini. Yaitu dengan ke

    posyandu ibu-ibu balita dapat mengetahui berat badan dan

    mendapatkan imunisasi, vitamin A,

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    59/65

    59

    Hal ini merupakan sebagian kegiatan pelayanan

    kesehatan yang dijalankan diposyandu, seperti halnya

    pemeliharaan kesehatan bayi dan balita yang sebagian besar

    adalah penimbangan bulanan, pemberian makanan tambahan,

    imunisasi bayi dan pemberian vitamin A serta pemeliharaan

    kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur

    seperti pemeriksaan kehamilan dan nifas,imunisasi TT untuk ibu

    hamil dan pemberian kesehatan dan KB.

    Adapun tujuan lain informan ke posyandu yakni selain

    untuk kegiatan kesehatan, posyandu bisa juga sebagai tempat

    berkumpul bersama para ibu-ibu dan melakukan kegiatan seperti

    arisan hal ini sesuai dengan kutipan dalam Effendy (1998) bahwa

    posyandu kemudian menjadi suatu forum komunikasi tempat para

    ibu berkumpul bersama dalam suasana yang sesuai dengan adat

    budaya setempat, untuk berbagi pengalaman tentang

    pemeliharaan anak, termasuk bagaimana memilih dan

    menyiapkan makanan bergizi yang berguna dan dapat diterima

    oleh anak-anaknya.

    Dari adanya kebutuhan dan keinginan informan untuk

    datang ke posyandu maka terlebih dahulu ada yang mendorong

    informan untuk melakukan aktifitas tersebut, seperti yang

    diungkapkan informan bahwa dorongan bisa timbul dari diri

    sendiri atau pun mendapat dorongan dari suami serta keluarga.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    60/65

    60

    Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat itu sendiri

    khususnya bagi ibu-ibu balita yakni untuk memperoleh

    kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

    kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan

    AKB dan memperoleh bantuan secara profesional dalam

    pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu

    dan anak.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu balita

    termotivasi karena ada keinginan untuk mendapat manfaat

    kesehatan datang ke posyandu.

    b. Pembahasan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan

    Posyandu

    Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

    objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif mer upakan domain yang

    sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

    behavior) (Notoatmodjo, 1993).

    Menurut Bloom, pengetahuan merupakan bagian dari

    cognitive domain

    yang mempunyai 6 tingkatan, yaitu : Tahu

    (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis

    (analysis), Sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation) ( Notoatmodjo,

    2003).

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    61/65

    61

    Dari hasil penelitian mengenai pengetahui ibu balita

    terhadap pemanfaatan posyandu yang di dalam penelitian ini

    sebagai informasi berada di dalam tingkatan tahu mengenai

    posyandu tetapi hanya secara garis besar dan tidak dapat

    menjabarkannya secara spesifik.

    Selain itu kebanyakan informan menyatakan bahwa

    pengertian posyandu adalah sebagai tempat kegiatan kesehatan

    seperti untuk menimbang anak, tempat mendapatkan imunisasi.

    dan tempat untuk memeriksakan kesehatan.

    Padahal secara umum pernyataan informan berada dalam

    tingkatan memahami, di samping itu ada juga beberapa informan

    yang tidak tahu tentang pengertian posyandu, informan

    menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengetahui peran dan

    pengertian posyandu itu sendiri.

    Secara umum informan tidak tahu mengenai program apa

    saja yang telah diadakan di lokasi posyandu tempat tinggal

    informan, tentang sistem 5 meja sebagian informan baru

    mendengar tentang sistem tersebut dana pelaksana posyandu

    sendiri berasal dari swadaya masyarakat untuk membuat makanan

    tambahan balita berupa bubur.

    Hal ini juga sajalan dengan pernyataan dari kader

    posyandu yang menjadi sumber informan kunci dalam penelitian ini

    bahwa tidak adanya program posyandu dikarenakan mereka juga

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    62/65

    62

    tidak pernah meminta ke Dinas kesehatan atau instansi kesehatan

    untuk melakukan kegiatan lain seperti penyuluhan dan sebagainya.

    Tidak optimalnya fungsi meja ke empat tersebut sangat di

    sayangkan sebab meja tersebut menjadi garda terdepan untuk

    meningkatkan derajat kesehatan bayi dan balita. Sebab meja itu

    dipergunakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan mengenai

    kondisi anak setelah di timbang di posyandu yang seda ng sakit

    saat penimbangan tidak mendapatkan perhatian lebih.

    Padahal dengan memberikan perhatian pada yang sakit

    dan memberikan sedikit penyuluhan bisa membentuk ikatan

    emosional, jadi orang tua menjadi tambah semangat

    menimbangkan anaknya ke posyandu.

    c. Pembahasan tentang tindakan ibu balita terhadap pemanfaatan

    posyandu

    Tindakan adalah sikap yang terwujud dalam perbuatan

    nyata dimana diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang

    memungkinkan, antara lain adalah fasilitas atau sarana dan

    prasarana.

    Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu-ibu balita

    bahwa tindakan yang dilakukan dengan rutin datang ke posyandu

    berarti ibu-ibu balita sadar bahwa memanfaatkan fasilitas

    kesehatan terutama ke Posyandu itu adalah penting berbeda

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    63/65

    63

    dengan ibu-ibu balita yang tidak pernah dating ke Posyandu tidak

    menyadari betapa pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan

    terutama posyandu untuk mengetahui informasi kesehatan apa saja

    yang terdapat disana.

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    64/65

    64

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

    dikemukan kesimpulan mengenai Pemanfaatan Posyandu Oleh ibu balita

    di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Jembayan di Desa Jembayan

    Kecamatan Loa Kulu kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2011.

    1. Dalam hal pemanfataan posyandu dapat disimpulkan bahwa ibu -ibu

    balita termotivasi karena ada keinginan untuk mendapat manfaat

    kesehatan datang ke posyandu.

    2. Pengetahuan ibu balita yang masih rendah mengenai Pengertian dan

    peran dari posyandu ibu balita sebatas hanya mengetahui posyandu

    sebagai tempat imunisasi dan menimbang saja serta tempat untuk

    mendapatkan vitamin A .

    3. Tindakan ibu balita yang tidak pernah mengunjungi/memanfaatkan

    fasilitas kesehatan yang ada yakni posyandu sangat merugikan ibu

    balita sendiri sehingga kurang/ tidak tahu apakah ada peningkatan

    berat badan atau tidak pada anak -anaknya.

    2. SARAN

    1. Dilihat dari Hasil Penelitian, diketahui bahwa Tingkat pemanfaatan

    posyandu masih rendah maka perlu dilakukan upaya -upaya untuk

  • 8/6/2019 BAB I-V KOMPLIT

    65/65

    65

    meningkatkan pemanfataan pelayanan posyandu melalui Promosi

    dan penyuluhan tentang manfaat posyandu serta meningkatkan

    kualitas pelayanan di posyandu sehingga para ibu balita termotivasi

    untuk mengunjungi posyandu setiap bulannya.

    2. Diadakannya pertemuan rutin di desa dalam bentuk lokakarya dan

    sebagainya yang melibatkan kader posyandu, kader PKK, dan

    Toma yang di fasilitasi oleh Intansi kesehatan yang terkait dan

    dukungan oleh aparat desa setempat.

    3. Puskesmas sebagai Tempat pelayanan kesehatan dasar yang

    berhadapan langsung dengan masyarakat agar dapat memfasilitasi

    serta mendukung semua kegiatan yang diadakan posyandu

    sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.