BAB I UNREVISIED

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang berkembang. Sebagai contoh, perkembangan disektor infrastruktur, seperti bandar udara, kereta api, pelabuhan dan lainnya. Selain di sektor infrastruktur, Indonesia juga mengalami perkembangan disektor Ekonomi. Seiring dengan keikut sertaan Indonesia dalam ASEAN Free Trade Agreement ( AFTA ), maka semakin besar lapangan pekerjaan di Indonesia. Ditambah lagi dengan fakta bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan potensi yang tinggi sebagai ladang bisnis yang menjanjikan sebagai sasaran pasar berbagai produk dan jasa. Untuk menghadapi ini, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang baik dan di harapkan mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari Negara-negara lain.

description

Bab I yang belum di revisi

Transcript of BAB I UNREVISIED

Page 1: BAB I UNREVISIED

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang berkembang.

Sebagai contoh, perkembangan disektor infrastruktur, seperti bandar udara, kereta

api, pelabuhan dan lainnya. Selain di sektor infrastruktur, Indonesia juga

mengalami perkembangan disektor Ekonomi. Seiring dengan keikut sertaan

Indonesia dalam ASEAN Free Trade Agreement ( AFTA ), maka semakin besar

lapangan pekerjaan di Indonesia. Ditambah lagi dengan fakta bahwa Indonesia

adalah salah satu Negara dengan potensi yang tinggi sebagai ladang bisnis yang

menjanjikan sebagai sasaran pasar berbagai produk dan jasa. Untuk menghadapi

ini, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang baik dan di harapkan

mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari Negara-negara lain.

Untuk mencapai harapan ini maka diperlukan kinerja sumber daya manusia

yang baik. Kinerja sumber daya manusia atau job performance adalah prestasi

sesungguhnya yang di capai seseorang. Dengan demikian kinerja sumber daya

manusia merupakan kualitas dan kuantitas hasil kerja yang dicapai seseorang

berdasarkan standar yang ditetapkan dalam waktu tertentu. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia. Salah satunya menurut Keith

Davis (1989), faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja sumber daya

manusia adalah kemampuan (ability), dan faktor motivasi (motivation).

Page 2: BAB I UNREVISIED

Penelitian ini akan berfokus pada peningkatan kinerja sumber daya manusia

melalui faktor internal (individu), yaitu kemampuan (ability). Kemampuan

seseorang diantaranya ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya. Terdapat

beberapa kecerdasan pada diri manusia, diantarnya: kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Kecerdasan intelektual (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis,

logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima,

menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kemampuan seseorang untuk mengerti dan menerima makna pada apa yang dihadapi

dalam kehidupan, sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi

persoalan di masyarakat. Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali

perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta

kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.

Pada dasarnya, ketiga kecerdasan ini memiliki cara kerja yang saling

berhubungan. Namun, sebagian besar sumber daya manusia yang berada di Negara

berkembang termasuk Indonesia memiliki perkembagan kecerdasan emosional yang

kurang baik. Hal inilah yang menjadi salah satu kelemahan kualitas sumber daya

manusia di Indonesia. Sedangkan hasil penelitian yang sudah dilakukan Goleman

(2003) memperlihatkan bahwa kemampuan terbesar yang mempengaruhi kesuksesan

seseorang dalam bekerja adalah empati, disiplin diri dan inisiatif yang merupakan

bagian yang kita kenal dengan kecerdasan emosional. Dan menunjukkan bahwa

keberhasilan hidup seseorang ditentukan pendidikan formalnya 15%, sedangkan

Page 3: BAB I UNREVISIED

sisanya yaitu sebesar 85% ditentukan oleh sikap mental dan kepribadiannya.

Kesimpulan yang timbul ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Trihandini (2005) dan Edwardin (2006).

Selain mengenai kecerdasan emosional, penelitian lain yang dilakukan oleh Zohar

dan Marshall (2000) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual juga memegang

peranan yang besar terhadap kesuksesan seseorang dalam bekerja. Seorang karyawan

yang memperoleh kebahagiaan dalam bekerja akan berkarya lebih baik. Hal ini sesuai

dengan hasil survey majalah SWA (Maret 2007) yang menunjukkan bahwa

penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan mampu meningkatkan produktivitas.

Sedangkan hasil penelitian Trihandini (2005) menyimpulkan bahwa kecerdasan

spiritual memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja karyawan.

Menurut penelitian yang telah dilakukan Goleman khusus pada orang-orang yang

hanya memiliki kecerdasan dibagian akademis, yang terjadi adalah kegelisahan yang

tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terksesan dingin dan

cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahan secara cepat. Dan bila

hal ini didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosional, maka orang-orang

seperti ini sering menjadi masalah di perusahaan. Karena sifat-sifat tadi, bila

seseorang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi namun kecerdasan

emosionalnya rendah, maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala,

sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka

terhadap kondisi lingkungan dan cenderung putus asa apabila mengalami stress.

Kondisi yang berbeda akan dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf kecerdasan

Page 4: BAB I UNREVISIED

intelektual rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Intelegensi

adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan

menghadapi lingkungan secara efektif. Keberhasilan manusia menurut pendapat

umum dipengaruhi oleh peran besar kecerdasan intelegensi atau IQ. Artinya hanya

mereka yang memiliki kecerdasan intelektual dan akademis matematis saja yang

mampu mewujudkan keberhasilan seseorang termasuk keberhasilan dalam pekerjaan.

Dalam pekerjaannya, seorang auditor sangat dipengaruhi oleh peran besar

kecerdasan intelektual. Kepintaran banyak dimanfaatkan dalam dunia pekerjaan

contohnya dalam level manajemen atas sebagai pihak perencana strategis yang akan

menentukan nasib organisasi di masa depan, kemampuan untuk menyusun program-

program jangka panjang, prediksi ke masa depan, menyusun perkiraan-perkiraan

strategis, memerlukan kemampuan intelektual yang tinggi untuk keperluan analisis-

analisis mendalam. Hal ini memerlukan intelegensi yang tinggi agar segala yang

ingin diraih dapat terwujud dengan efektif. Namun, semuanya akan sia-sia jika tidak

diimbangi dengan pengendalian emosional dan spiritual yang dapat menyeimbangkan

kecerdasan tersebut.

Kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berkualitas dipengaruhi oleh kinerja

sumber daya manusia di tempat tersebut yang kita kenal sebagai auditor. Auditor

harus mengikuti aturan mengenai etika profesi yang meliputi pengaturan tentang

independensi, integritas dan objektifitas, standart umum dan prinsip akuntansi,

tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan seprofesi, serta tanggung

jawab dan praktik lainnya. Tanpa ada pengendalian atau kematangan emosi (EQ)

Page 5: BAB I UNREVISIED

dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (keimanan dan ketakwaan) (SQ),

sangat sulit bagi auditor untuk dapat bertahan dalam tekanan frustasi, stress,

menyelesaikan konflik yang sudah menjadi bagian atau resiko profesi dan memikul

tanggung jawab seperti apa yang diatur dalam Kode Etik sebagai Auditor, serta

tidak untuk menyalahgunakan kemampuan dan keahlian yang merupakan

amanah yang dimilikinya kepada jalan yang tidak dibenarkan. Dengan demikian

akan berpengaruh terhadap hasil kinerja mereka (mutu dan kualitas audit) atau

terjadinya penyimpangan-penyimpangan, kecurangan dan manipulasi terhadap

tugas yang diberikan.

Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian dengan judul “

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN

SPIRITUAL AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR

AKUNTAN PUBLIK DI DAERAH DKI JAKARTA”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah kecerdasan emosional auditor eksternal berpengaruh terhadap kinerja

auditor?

2. Apakah kecerdasan spiritual auditor eksternal berpengaruh terhadap kinerja

auditor?

3. Apakah ada pengaruh yang simultan dan signifikan antara kecerdasan

emosional auditor eksternal dan kecerdasan spiritual auditor terhadap kinerja

auditor?

Page 6: BAB I UNREVISIED

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan

bukti empiris atas hal-hal berikut :

a. Menguji dan mengetahui pengaruh kecerdasan emosional auditor

eksternal terhadap kinerja auditor.

b. Menguji dan mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual auditor

eksternal terhadap kinerja auditor.

c. Menguji dan mengetahui pengaruh yang simultan dan signifikan

antara kecerdasan emosional auditor dan kecerdasan emosional auditor

eksternal terhadap kinerja auditor.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi bidang akademis khususnya bagian pendidikan

akuntansi pada perguruan tinggi dalam mendidik, dan mendiskusikan

mengenai pentingnya kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual dalam

pola pendidikan bagi para mahasiswa, sebagai calom akuntan dan auditor di

masa yang akan datang. Serta dapat meyikapi semakin beratnya tugas dan

tanggung jawab mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik agar dapat lebih

meningkatkan kemampuan auditor dalam melaksanakan tugas dengan

pengembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga

mereka bekerja dengan optimal, berintegritas dan bertanggung jawab.

Page 7: BAB I UNREVISIED

3. Memberi informasi bagi kelompok responden mengenai pentingnya

kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional sehingga mereka dapat

mengembangkan dan melatih kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

secara mandiri sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja dan segala

tekanannya.

4. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi riset-riset

selanjutnya terkait dengan penelitian kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual auditor yang lebih sempurna dan komprehensif.

1.5 Pembatasn Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya pada:

1. Subjek penelitian adalah auditor independen di beberapa Kantor Akuntan

Publik di daerah DKI Jakarta

2. Objek yang diteliti adalah hanya sebatas pada Kecerdasan Emosional dan

Kecerdasan Spiritual auditor

3. Perolehan data hanya dibatasi dengan menggunakan kuesioner dari responden

Page 8: BAB I UNREVISIED