BAB I trauma kepala.docx
-
Upload
nurtanio-sakti -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of BAB I trauma kepala.docx

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 1/22
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Trauma Brain Injury atau cedera kepala merupakan trauma mekanik
terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan
gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial
baik bersifat temporer maupun permanent (PE!"#I,$%%&'
Trauma Brain Injury adalah salah satu bentuk trauma yang dapat mengubah
kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual,
emosional, gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahanperubahan
fungsi otak (Pedoman Penaggulangan )a*at !arurat Ems ++ -akarta, $%%'.
/edera kepala adalah adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan
(accelerasi decelerasi' yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh
perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan percepatan, serta
notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat
perputaran pada tindakan pencegahan (0ufti, $%%'.
B. 1lasifikasi
1lasifikasi trauma kepala berdasarkan nilai )lasgo* /oma #cale ()/#' 2
+. 0inor
a. )/# +3+4
b. !apat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 3%
menit.
c. Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur
d. cerebral, hematoma.
$. #edang
a. )/# +$
b. !apat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 3% menit
tetapi kurang dari $5 jam.
c. !apat mengalami fraktur tengkorak.
3. Berat
a. )/# 3
b. 1ehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari $5 jam.
c. -uga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 2/22
1lasifikasi berdasarkan morfologinya menurut mufti (0ufti, $%%', terdiri dari 2
+. Trauma kepala terbuka1erusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk kedalam
jaringan otak dan melukai durameter, saraf otak, jaringan otak dan terdapat
tanda dan gejala dari fraktur basis trauma kepala terbuka yaitu 2
a. Battle sign (*arna biru dibelakang telinga di atas os mastoid'
b. 6emotimpanum (perdahan didaerah gendang telinga'.
c. Periorbital ecchymosis (mata *arna hitam tanpa trauma langsung'.
d. inhorrhoe (li7uor keluar dari hidung'.
e. "thorrhoe (li7uor keluar dari telinga'.
$. Trauma kepala tertutup
a. 1omosio
+' /edera kepala ringan.
$' !isfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembali.
3' 6ilang kesadaran sementara, kurang dari +%$% menit.
5' Tanpa kerusakan otak permanen.
4' 0uncul gejala nyeri kepala, pusing, muntah.
&' !isorientasi sementara.
8' Tidak ada gejala sisa
b. 1onkusio.
+' Ada memar otak.
$' Perdarahan kecil lokal9difusi.
3' Perdarahan
)ejalanya 2
+' )angguan kesadaran lebih lama.
$' 1elainan neurologis positif, reflek patologik positif, lumpuh,
kon:ulsi:.
3' )ejala TI1 meningkat.
5' Amnesia lebih nyata
c. 6ematoma epidural
+' Pedarahan antara tulangtulang tengkorak dan durameter.
$' ;okasi tersering temporal dan frontale.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 3/22
3' Pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus :enosus
)ejalanya 2
+' Adanya desak ruang.
$' Penurunan kesadaran ringan saat kejadian.
3' Penurunan kesadaran hebat.
5' 1oma.
4' <yeri kepala hebat.
&' eflek patologik positif
d. 6ematoma subdural
+' Perdarahan antara durameter dan arachnoid.
$' Biasanya pecah :ena, akut, subakut, dan kronis.
3' Akut = gejala $55 jam, sering berhubungan dengan cedera otak dan
medula oblongata, tekanan intrakranial meningkat, sakit kepala,
mengantuk, reflek melambat, bingung, reflek pupil lambat.
5' #ubakut = berkembang 8+% hari, konkusio agak lambat, adanya
gejala TI1 meningkat, kesadaran menurun.
4' 1ronis = perdarahan kecil terkumpul dan meluas, sakit kepala,
lethargi, kacau mental, kejang, disfagia
e. 6ematoma intrakranial.
+' Perdarahan intraserebral > $4 cc atau lebih.
$' #elalu diikuti oleh konkusio
/. Etiologi
Adapun etiologi dari cedera kepala menurut #uriadi ? @uliani ($%%+', yaitu 2
+. 1ecelakaan kenderaan bermotor atau sepeda dan mobil.
$. -atuh.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 4/22
3. 1ecelakaan saat olahraga.
5. /edera akibat kekerasan.
0enurut #jamsuhidajat, ? -ong, ! ($%%5', etiologi dari trauma kepala terdiri
dari 2
+. Benda tajam.
$. Benda tumpul.
3. Peluru.
5. 1ecelakaan lalu lintas
#edangkan menurut Pur*oko, # ($%%&', etiologi dari cedera kepala yaitu2
+. "lah raga.
$. -atuh.
3. 1ecelakaan kenderaan bermotor.
!. Patofisiologi
/edera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat
ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. /edera
percepatan (aselerasi' terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala
yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena
lemparan benda tumpul. /edera perlambatan (deselerasi' adalah bila kepala
membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau
tanah. 1edua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat
gerakan kepala tibatiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi
badan diubah secara kasar dan cepat. 1ekuatan ini bisa dikombinasi dengan

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 5/22
pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan
robekan pada substansi alba dan batang otak.
/edera primer, yang terjadi pada *aktu benturan, mungkin karena memar
pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi.
#ebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi
serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. 1onsekuensinya meliputi
hiperemi (peningkatan :olume darah' pada area peningkatan permeabilitas
kapiler, serta :asodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi
intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (TI1'. Beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia,
hiperkarbia, dan hipotensi.
)enneralli dan ka*anka*an memperkenalkan cedera kepala fokalC dan
menyebarC sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk
menggambarkan hasil yang lebih khusus. /edera fokal diakibatkan dari
kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral, serta
kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran
otak atau hernia. /edera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang
menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu2 cedera akson
menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi
kecil multipel pada seluruh otak. -enis cedera ini menyebabkan koma bukan
karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer
serebral, batang otak, atau duaduanya.
E. 0anifestasi 1linik
0enurut 6offman (+&'dan idyaningrum ($%%', manifestasi klinis dari
cedera kepala adalah 2
+. Tanda dan gejala fisik 2
a. <yeri kepala.
b. <ausea
$. Tanda dan gejala kognitif 2
a. )angguan memori.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 6/22
b. )angguan perhatian dan berfikir kompleks
3. Tanda dan gejala emosional9kepribadian 2
a. 1ecemasan. b. Iritabilitas
5. )ambaran klinis secara umum 2
a. Pada kokusio segera terjadi kehilangan kesadaran.
b. Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal.
c. espon pupil mungkin lenyap.
d. <yeri kepala dapat muncul segera9bertahap sering dengan peningkatan
tekanan intracranial.
e. !apat timbul mual muntah akibat peningkatan TI1.
f. Perubahan perilaku kognitif dan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.
D. 1omplikasi
0enurut Engram. B (+', komplikasi dari cedera kepala adalah 2
+. 0eningkatnya tekanan intrakranial (TI1'.
$. Perdarahan.
3. 1ejang.5. Pasien dengan fraktur tengkorak, khususnya pada dasarnya tengkorak
beresiko terhadap bocornya cairan serebrospinal (/##' dari hidung (rinorea'
dan dari telinga (otorea'.
4. Bocor /## kemungkinan terjadi meningitis
). Pemeriksaan !iagnostik
0enurut 0ufti ($%%', pemeriksaan diagnostik pada cedera kepala adalah 2
+. /T#can (dengan atau tanpa kontras'.
0engidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan :entrikel dan
perubahan jaringan otak.$. 0I (magnetig resonan imaging'
!igunakan sama seperti /T#can dengan atau tanpa kontras radioaktif.
3. #erebral angiography
0enunjukkan anomali sirkulasi serebral seperti perubahan jaringan otak
sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma .
5. ay
0endeteksi perubahan struktur tulang (fraktur', perubahan struktur garis
(perdarahan9edema', fragmen tulang.
4. /#D, lumbal fungsi

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 7/22
-ika diduga perdarahan sub arachnoid
&. 1adar elektrolit
Fntuk mengoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatantekanan intracranial.
8. #cree toGicologi
Fntuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunan
kesadaran.
. A)!A (analisa gas darah arteri'
0endeteksi :entilasi atau masalah pernafasan (oksigenasi' jika terjadi
peningkatan tekanan intracranial.
6. Penatalaksanaan 0edis
0enurut Abdale ($%%8', penatalaksanaan medis pada cedera kepala adalah 2+. !eGamethason9kalmethason.
#ebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya
trauma.
$. Therapy hiper:entilasi.
Fntuk mengurangi :asodilatasi.
3. Pemberian analgetika.
5. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol $%H atau
glukosa 5%H atau gliserol +%H.
4. Antibiotika yang mengandung Barrier darah otak (penisilin' atau untuk
infeksi anaerob diberikan metronidaole.
&. Pada pasien trauma ringan bila mual muntah tidak dapat diberikan apapun
kecuali hanya cairan infus dekstrosa 4H, aminofusin, aminofel (+ jam
pertama dari terjadinya kecelakaan', $3 hari kemudian diberikan makanan
lunak.
8. Pembedahan
. Pada trauma berat, harihari pertama ($3 hari' tidak terlalu banyak cairan,
dektosa 4H jam pertama, ringer dekstrose jam kedua dan dektrose 4H
jam ketiga. Pada hari selanjutnya apabila kesadaran rendah, makanan
diberikan melalui nasogastrictube ($4%%3%%%T1TP'.
. Pemberian protein tergantung nilai urea nitrogen.
BAB II

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 8/22
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian Dokus
1. i*ayat 1esehatan
aktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat
kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.
2. Pemeriksaan fisik
a. #istem respirasi2 #uara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiper:entilasi, ataksik', nafas berbunyi, stridor, tersedak, ronki, mengi
positif (kemungkinan karena aspirasi'.b. 1ardio:askuler2 Pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTI1
c. 1emampuan komunikasi2 1erusakan pada hemisfer dominan, disfagia
atau afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
d. Psikososial2 !ata ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat
pasien dari keluarga.
e. Akti:itas9istirahat
# 2 ;emah, lelah, kaku dan hilang keseimbangan
" 2 Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, guadriparese, goyah
dalam berjalan (ataksia', cidera pada tulang dan kehilangan tonus otot.
f. #irkulasi" 2 Tekanan darah normal atau berubah (hiper9normotensi', perubahan
frekuensi jantung nadi bradikardi, takhikardi dan aritmia.
g. Integritas Ego
# 2 Perubahan tingkah laku9kepribadian
" 2 0udah tersinggung, delirium, agitasi, cemas, bingung, impulsi:e
dan depresi
h. Eliminasi
" 2 BAB9BA1 inkontinensia9disfungsi.
i. 0akanan9cairan
# 2 0ual, muntah, perubahan selera makan" 2 0untah (mungkin proyektil', gangguan menelan (batuk, disfagia'.
j. <eurosensori
# 2 1ehilangan kesadaran sementara, :ertigo, tinitus, kehilangan
pendengaran, perubahan penglihatan, diplopia, gangguan
pengecapan9pembauan.
" 2 Perubahan kesadara, koma. Perubahan status mental (orientasi,
ke*aspadaan, atensi dan kinsentarsi' perubahan pupil (respon terhadap
cahaya', kehilangan penginderaan, pengecapan dan pembauan serta

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 9/22
pendengaran. Postur (dekortisasi, desebrasi', kejang. #ensiti:e terhadap
sentuhan 9 gerakan.
k. <yeri91eyamanan# 2 #akit kepala dengan intensitas dan lokai yang berbeda.
" 2 ajah menyeringa, merintih, respon menarik pada rangsang nyeri
yang hebat, gelisah.
l. 1eamanan
# 2 Trauma9injuri kecelakaan
" 2 Draktur dislokasi, gangguan penglihatan, gangguan "0, tonus otot
hilang kekuatan paralysis, demam, perubahan regulasi temperatur tubuh.
. Penyuluhan9Pembelajaran i*ayat penggunaan alcohol9obatobatan
terlarang
B. !iagnosa 1epera*atan
+. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan
peningkatan tekanan intrakranial (!oenges, +'.
$. )angguan pola nafas berhubungan dengan obstruksi trakeobronkial,
neuro:askuler, kerusakan medula oblongata neuromaskuler (!oenges, +'.
3. )angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
pengeluaran urine dan elektrolit meningkat (/arpenito, $%%%'.
5. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan melemahnya
otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan (!oenges, +'.
4. )angguan rasa nyeri berhubungan dengan cedera psikis, alat traksi (!oenges,
+'.
&. 1erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan persepsi sensori
dan kognitif, penurunan kekuatan dan kelemahan (!oenges, +'.
8. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran,
peningkatan tekanan intra kranial (!oenges, +'.
. )angguan komunikasi :erbal berhubungan dengan cedera otak dan
penurunan keseadaran (/arpenito, +'.. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan kulit
kepala. (/arpenito, $%%%'.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 10/22
/. Inter:ensi 1epera*atan
+. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan
peningkatan tekanan intracranialTujuan2 #etelah dilalukan tindakan kepera*atan selama $G$5 jam diharapkan
perfusi jaringan serebral kembali normal 1iteria 6asil2
a. 1ien melaporkan tidak ada pusing atau sakit kepala
b. Tidak terjadi peningkatan tekanan intracranial
c. Peningkatan kesadaran, )/# J +3
d. Dungsi sensori dan motorik membaik, tidak mual, tidak ada mutah
I!"#$e!%i Ra%i&!al
+. 1aji tingkat kesadaran.
$. Pantau status neurologis secara teratur,
catat adanya nyeri kepala, pusing.
3. Tinggikan posisi kepala +4 3% derajat
5. Pantau TTK, T!, suhu, nadi, input dan
output, lalu catat hasilnya.
4. 1olaborasi pemberian "ksigen.
&. Anjurkan orang terdekat untuk berbicara
dengan klien.
+. 0engetahui kestabilan klien.
$. 0engkaji adanya kecendeungan
pada tingkat kesadaran dan
resiko TI1 meningkat.
3. Fntuk menurunkan tekanan
:ena jugularis.
5. Peningkatan tekanan darah
sistemik yang diikuti dengan
penurunan tekanan darah
diastolik serta napas yang tidak
teratur merupakan tanda
peningkatan TI1.
4. 0engurangi keadaan hipoksia
&. Fngkapan keluarga yang
menyenangkan klien tampak
mempunyai efek relaksasi pada
beberapa klien koma yang akan

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 11/22
menurunkan TI1
$. )angguan pola nafas berhubungan dengan obstruksi trakeobronkial,
neuro:askuler, kerusakan medula oblongata, hiper:entilasi.
Tujuan 2 #etelah dilakuan tindakan kepera*atan selama $G$5 jam diharapkan
pola nafas efektif dengan 1riteria hasil 2
a. 1lien tidak mengatakan sesak nafas
b. etraksi dinding dada tidak ada, dengan tidak ada otototot dinding dada.
c. Pola nafas reguler, . +&$5 G9menit, :entilasi adekuat
d. bebas sianosis dengan )!A dalam batas normal pasien,
e. kepatenan jalan nafas dapat dipertahankan
I!"#$e!%i Ra%i&!al
+. 1aji kecepatan, kedalaman, frekuensi,
irama nafas, adanya sianosis. 1aji suara
nafas tambahan (rongki, mengi, krekels'.
$. Atur posisi klien dengan posisi semi
fo*ler 3%o Berikan posisi semi prone
lateral9 miring, jika tak ada kejang selama
5 jam pertama rubah posisi miring atau
terlentang tiap $ jam.
3. Anjurkan pasien untuk minum hangat
(minimal $%%% ml9hari'.
5. 1olaborasi terapi oksigen sesui indikasi.
4. ;akukan section dengan hatihati
+. 6ipo:entilasi biasanya terjadi
atau menyebabkan
akumulasi9atelektasi atau
pneumonia (komplikasi yang
sering terjadi'.
$. 0eningkatkan :entilasi semua
bagian paru, mobilisasi serkret
mengurangi resiko komplikasi,
posisi tengkulup mengurangi
kapasitas :ital paru, dicurigai
dapat menimbulkan peningkatan

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 12/22
(takanan, irama, lama' selama +%+4
detik, catat, sifat, *arna dan bau secret
&. 1olaborasi dengan pemeriksaan A)!,
tekanan oksimetri
resiko terjadinya gagal nafas
3. 0embantu mengencerkan
sekret, meningkatkan mobilisasi
sekret9 sebagai ekspektoran.
5. 0emaksimalkan bernafas dan
menurunkan kerja nafas.
4. 0encegah hipoksia, jika pusat
pernafasan tertekan. Biasanya
dengan menggunakan :entilator
mekanis. Penghisapan yang
rutin, beresiko terjadi hipoksia,
bradikardi (karena respons
:agal', trauma jaringan oleh
karenanya kebutuhan
penghisapan didasarkan pada
adanya ketidakmampuan untuk
mengeluarkan sekret.
&. 0enyatakan keadaan :entilasi
atau oksigen, mengidentifikasi
masalah pernafasan, contoh2
hiper:entilasi (Pa"$ rendah9
Pa/"$ mengingkat' atau
adanya komplikasi paru.
0enentukan kecukupan
oksigen, keseimbangan asam
basa dan kebutuhan akan terapi.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 13/22
3. )angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
pengeluaran urine dan elektrolit meningkat.
Tujuan 2 #etelah dilakukan tindakan kepera*atan selama 3 G $5 jam ganguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat teratasi dengan 1riteria 6asil2
a. 0enunjukan membran mukosa lembab
b. Tanda :ital normal , haluaran urine adekuat dan bebas oedema.
I!"#$e!%i Ra%i&!al
+. 1aji tanda klinis dehidrasi atau
kelebihan cairan.
$. /atat masukan dan haluaran, hitung
keseimbangan cairan, ukur berat jenis
urine.
3. Berikan air tambahan sesuai indikasi
5. 1olaborasi pemeriksaan lab.
kalium9fosfor serum, 6t dan albumin
serum.
+. !eteksi dini dan inter:ensi
dapat mencegah
kekurangan9kelebihan
fluktuasi keseimbangan
cairan.
$. 1ehilangan urinarius dapat
menunjukan terjadinya
dehidrasi dan berat jenis urine
adalah indikator hidrasi dan
fungsi renal.
3. !engan formula kalori lebih
tinggi, tambahan air
diperlukan untuk mencegah
dehidrasi.
5. 6ipokalimia9fofatemia dapat
terjadi karena perpindahan
intraselluler selama
pemberian makan a*al dan
menurunkan fungsi jantung
bila tidak diatasi
4. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan melemahnya
otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 14/22
Tujuan 2 Pasien tidak mengalami gangguan nutrisi setelah dilakukan
pera*atan selama 3 G $5 jam dengan 1iteria 6asil2
a. Tidak mengalami tanda tanda mal nutrisi dengan nilai lab. !alam
rentang normal.
b. Peningkatan berat badan sesuai tujuan.
I!"#$e!%i Ra%i&!al
+. 1aji kemampuan pasien untuk
mengunyah dan menelan, batuk dan
mengatasi sekresi.
$. Auskultasi bising usus, catat adanya
penurunan9hilangnya atau suara
hiperaktif.
3. -aga keamanan saat memberikan makan
pada pasien, seperti meninggikan kepala
selama makan atatu selama pemberian
makan le*at <)T.
5. Berikan makan dalam porsi kecil dan
sering dengan teratur.
4. 1olaborasi dengan ahli gii.
+. Daktor ini menentukan terhadap
jenis makanan sehingga pasien
harus terlindung dari aspirasi
$. Bising usus membantu dalam
menentukan respon untuk
makan atau berkembangnya
komplikasi seperti paralitik
ileus.
3. 0enurunkan regurgitasi dan
terjadinya aspirasi.
5. 0eningkatkan proses
pencernaan dan toleransi pasien
terhadap nutrisi yang diberikan
dan dapat meningkatkan
kerjasama pasien saat makan
4. 0etode yang efektif untuk
memberikan kebutuhan kalori
&. )angguan rasa nyeri berhubungan dengan cedera psikis, alat traksi.
Tujuan 2 #etelah dilakuan tindakan kepera*atan selama $G$5 jam rasa nyeri
dapat berkurang9 hilang dengan 1riteria 6asil2
a. #ekala nyeri berkurang 3+
b. 1lien mengatakan nyeri mulai berkurang, ekspresi *ajah klien rileks
I!"#$e!%i Ra%i&!al

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 15/22
+. Teliti keluhan nyeri, catat
intensitasnya, lokasinya dan lamanya.
$. /atat kemungkinan patofisiologi yang
khas, misalnya adanya infeksi, trauma
ser:ikal.
3. Berikan tindakan kenyamanan, misal
pedoman imajinasi, :isualisasi,
latihan nafas dalam, berikan akti:itas
hiburan, kompres
5. 1olaborasi dengan pemberian obat
anti nyeri, sesuai indikasi misal,
dentren (dantrium' analgesikL
antiansietas misal diaepam (:alium'.
+. 0engidentifikasi karakteristik
nyeri merupakan faktor yang
penting untuk menentukan
terapi yang cocok serta
menge:aluasi keefektifan dari
terapi.
$. Pemahaman terhadap penyakit
yang mendasarinya membantu
dalam memilih inter:ensi yang
sesuai.3. 0enfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa
kontrol dan dapat meningkatkan
koping.
5. Tindakan alternatif mengontrol
nyeri !ibutuhkan untuk
menghilangkan spasme9nyeri
otot atau untuk menghilangkanansietas dan meningkatkan
istirahat.
8. 1erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan persepsi sensori
dan kognitif, penurunan kekuatan dan kelemahan.
Tujuan 2 Pasien dapat melakukan mobilitas fisik setelah mendapat pera*atan
dengan 1riteri 6asil 2
a. Tidak adanya kontraktur, footdrop.
b. Ada peningkatan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit.
c. 0ampu mendemonstrasikan akti:itas yang memungkinkan dilakukannya
I!"#$e!%i Ra%i&!al

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 16/22
+. Periksa kembali kemampuan dan keadaan
secara fungsional pada kerusakan yang
terjadi.
$. Berikan bantu untuk latihan rentang gerak
3. Bantu pasien dalam program latihan dan
penggunaan alat mobilisasi. Tingkatkan
akti:itas dan partisipasi dalam mera*at
diri sendiri sesuai kemampuan
+. 0engidentifikasi kerusakan
secara fungsional dan
mempengaruhi pilihan
inter:ensi yang akan dilakukan.
$. 0empertahankan mobilitas dan
fungsi sendi9 posisi normal
ekstrimitas dan menurunkan
terjadinya :ena statis.
3. Proses penyembuhan yang
lambat seringakli menyertai
trauma kepala dan pemulihan
fisik merupakan bagian yang
sangat penting. 1eterlibatan
pasien dalam program latihan
sangat penting untuk
meningkatkan kerja sama atau
keberhasilan program
. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran,
peningkatan tekanan intra kranial.
Tujuan 2 Dungsi persepsi sensori kembali normal setelah dilakukan pera*atan
selama 3G $5 jam 1riteria 6asil 2
a. 0ampu mengenali orang dan lingkungan sekitar.
b. 0engakui adanya perubahan dalam kemampuannya. Inter:ensi danasional
I!"#$e!%i Ra%i&!al

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 17/22
+. 1aji kesadaran sensori dengan
sentuhan, panas9 dingin, benda
tajam9tumpul dan kesadaran terhadap
gerakan.
$. E:aluasi secara teratur perubahan
orientasi, kemampuan berbicara, alam
perasaan, sensori dan proses pikir.
3. Bicara dengan suara yang lembut dan
pelan. )unakan kalimat pendek dan
sederhana. Pertahankan kontak mata.
5. Berikan lingkungan terstruktur rapi,
nyaman dan buat jad*al untuk klien
jika mungkin dan tinjau kembali
4. 1olaborasi pada ahli fisioterapi, terapi
okupasi, terapi *icara dan terapi
kognitif
+. #emua sistem sensori dapat
terpengaruh dengan adanya
perubahan yang melibatkan
peningkatan atau penurunan
sensiti:itas atau kehilangan
sensasi untuk menerima dan
berespon sesuai dengan
stimuli.
$. Dungsi cerebral bagian atas
biasanya terpengaruh lebihdahulu oleh adanya
gangguan sirkulasi,
oksigenasi. Perubahan
persepsi sensori motorik dan
kognitif mungkin akan
berkembang dan menetap
dengan perbaikan respon
secara bertahap
3. Pasien mungkin mengalami
keterbatasan perhatian atau
pemahaman selama fase
akut dan penyembuhan.
!engan tindakan ini akan
membantu pasien untuk
memunculkan komunikasi.5. Pasien mungkin mengalami
keterbatasan perhatian atau
pemahaman selama fase
akut dan penyembuhan.
!engan tindakan ini akan
membantu pasien untuk
memunculkan komunikasi.

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 18/22
Pendekatan antar disiplin
ilmu dapat menciptakan
rencana panatalaksanaan
terintegrasi yang berfokus
pada masalah klien
. )angguan komunikasi :erbal berhubungan dengan cedera otak dan
penurunan keseadaran.
Tujuan2 1erusakan komunikasi :erbal tidak terjadi. 1riteria hasil2
a. 0engidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi dan klien
dapat menunjukan komunikasi dengan baik
I!"#$e!%i Ra%i&!al

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 19/22
+. 1aji derajat disfungsi
$. 0intalah klien untuk mengikuti
perintah3. Anjurkan keluarga untuk
berkomunikasi dengan klien
+. 0embantu menentukan daerah
atau derajat kerusakan serebral
yang terjadi dan kesulitan
pasien dalam proses
komunikasi.
$. 0elakukan penelitian terhadap
adanya kerusakan sensori
3. Fntuk merangsang komunikasi
pasien, mengurangi isolasi
sosial dan meningkatkan
penciptaan komunikasi yang
efektif
+%. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan kulit
kepala.
Tujuan 2 Tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama
3G $5 jam 1iteria 6asil2
a. Bebas tandatanda infeksi, 0encapai penyembuhan luka tepat *aktu
b. suhu tubuh dalam batas normal (3&,438,4"/'
I!"#$e!%i Ra%i&!al

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 20/22
+. Berikan pera*atan aseptik dan antiseptik,
pertahankan teknik cuci tangan
$. "bser:asi daerah kulit yang mengalami
kerusakan, kaji keadaan luka, catat
adanya kemerahan, bengkak, pus daerah
yang terpasang alat in:asi dan TTK
3. MAnjurkan klien untuk memenuhi nutrisi
dan hidrasi yang adekuat.
5. Batasi pengunjung yang dapat
menularkan infeksi
4. Pantau hasil pemeriksaan lab, catatadanya leukositosis
&. 1olaborasi pemberian atibiotik sesuai
indikasi.
+. /ara pertama untuk
menghindari nosokomial
infeksi, menurunkan jumlah
kuman pathogen
$. !eteksi dini perkembangan
infeksi memungkinkan untuk
melakukan tindakan dengan
segera dan pencegahan terhadap
komplikasi selanjutnya,
monitoring adanya infeksi.3. 0eningkatkan imun tubuh
terhadap infeksi
5. 0enurunkan pemajanan
terhadap pemba*a kuman
infeksi.
4. ;eukosit meningkat pada
keadaan infeksi
&. 0enekan pertumbuhan kuman
pathogen.
'APORAN PENDA(U'UAN TRAUMATIC BRAIN INJURY
DI RS DR. WA(IDIN SUDIRO(USODO )AKASSAR

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 21/22
Oleh *
ANDI US)IANTI+ S.Ke,
NI) * -/1100-
I 'A(AN NI INSTITUSI
3 3
PRO4RA) PRO5ESI NERS AN4KATAN I6
5AKU'TAS KEDOKTERAN DAN I')U KESE(ATAN
UNI7ERSITAS IS'A) NE4ERI A'AUDDIN )AKASSAR
218
RESU)E ASU(AN KEPERAWATAN
PADA T!. A DEN4AN TRAUMATIC BRAIN INJURY

8/17/2019 BAB I trauma kepala.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-trauma-kepaladocx 22/22
DI RS DR. WA(IDIN SUDIRO(USODO )AKASSAR
Oleh *
ANDI US)IANTI+ S.Ke,
NI) * -/1100-
I 'A(AN NI INSTITUSI
3 3
PRO4RA) PRO5ESI NERS AN4KATAN I6
5AKU'TAS KEDOKTERAN DAN I')U KESE(ATAN
UNI7ERSITAS IS'A) NE4ERI A'AUDDIN )AKASSAR
218