BAB I Perbaikan 2.docx dsauhdsauhdsoad

6
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi oksigen maksimal (VO 2 max) adalah kemampuan maksimal tubuh dalam menggunakan oksigen selama melakukan aktifitas atau olahraga maksimal persatuan waktu (Anwar, 2013). VO 2 max merupakan kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikannya ke jaringan tubuh (Hariyanta, 2014). Karena VO 2 max dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO 2 max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. VO 2 max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik dalam distribusi oksigen seseorang, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state dimana konsumsi oksigen sesuai

description

jbjdsbdsffds;fdsfkb

Transcript of BAB I Perbaikan 2.docx dsauhdsauhdsoad

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKonsumsi oksigen maksimal (VO2max) adalah kemampuan maksimal tubuh dalam menggunakan oksigen selama melakukan aktifitas atau olahraga maksimal persatuan waktu (Anwar, 2013). VO2max merupakan kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikannya ke jaringan tubuh (Hariyanta, 2014).Karena VO2max dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. VO2max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik dalam distribusi oksigen seseorang, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state dimana konsumsi oksigen sesuai dengan kebutuhan latihan. Konsumsi oksigen lalu turun secara bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan oksigen ikut berkurang (Jorgi, 2011; Sutyantara et al., 2014; Anam, 2010; Indrayana, 2012).Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar VO2max yaitu sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem otot, jenis kelamin, usia, komposisi tubuh, tingkat aktifitas fisik serta genetik (Fedors, 2013; Magutah, 2013; Basset and Hawley, 2000). Contoh gen yang mempengaruhi VO2max adalah ACE, PPARA, PPARD, PPARG, PARGC1A, TFAM, UCP2 dan ACTN3. Gen-gen tersebut berpengaruh terhadap sistem jantung, pernafasan dan otot individu, contohnya adalah denyut jantung, curah jantung, metabolisme otot. Gen ACTN3 dapat mempengaruhi komponen otot sehingga berefek secara langsung terhadap VO2max. Polimorfisme gen ACTN3 mempengaruhi kapasitas VO2max karena terjadi perubahan proses metabolisme otot (Egorova et al., 2014).Volume oksigen maksimal atau VO2max adalah suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui daya tahan jantung yang juga merupakan faktor utama dalam kebugaran jasmani. Dalam meningkatkan hasil VO2max dibutuhkan latihan yang bervariasi dan memiliki daya tahan yang cukup lama, seperti model latihan peningkatan kebugaran kardiorespirasi haruslah dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Latihan daya tahan dan paru-paru diantaranya adalah dengan mempertinggi intensitas. Banyak latihan daya tahan yang telah diteliti selama ini, diantaranya lari zig zag, cross country, fartlek, latihan interval dan latihan lari berselang (Setiawati, 2014).Interval Training (SIT) adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval yang berupa masa istirahat. Dengan metode interval training dapat mengkombinasikan berbagai bentuk latihan seperti, ketahanan, kekuatan, kecepatan, dan komponen lainnya dalam satu bentuk latihan (Setiawati, 2014). Bentuk interval training dapat berupa latihan lari (sprint interval atau running interval) atau renang (swimming interval) dapat pula dilakukan dalam program weight training maupun circuit training (Subarjah, 2012). Sprint Interval Training (SIT) merupakan alternatif latihan yang efektif dengan durasi yang singkat, namun memiliki manfaat yang sama dengan latihan ketahanan durasi lama yaitu meningkatkan kapasitas oksidatif otot skeletal, VO2max, dan performa ketahanan secara signifikan. (Ulum, 2013; Gist et al., 2013; Charling, 2014).Penelitian yang dilakukan oleh Holdys et al. (2010) pada atlet profesional yang mewakili berbagai olahraga dan tingkat kebugaran menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik dari polimorfisme ACTN3 pada pengambilan oksigen maksimal (VO2max) yang ditemukan. Dari kalimat tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT) pada mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

B. Perumusan MasalahApakah terdapat pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT) pada mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumMengetahui pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT) pada mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.b. Untuk mengetahui perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT) pada mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian1. Manfaat teoritisMenambah ilmu pengetahuan serta informasi mengenai pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pada mahasiswa dengan intervensi Sprint Interval Training (SIT).2. Manfaat praktisa. Memberikan informasi kepada masyarakat serta atlet mengenai pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT).b. Memberikan informasi bagi peneliti lain mengenai pengaruh polimorfisme gen ACTN3 terhadap perubahan VO2max pasca intervensi Sprint Interval Training (SIT) sebagai bahan penelitian selanjutnya.