BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Digital ITB - · PDF file(KPBS) di Pengalengan dan Koperasi...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Digital ITB - · PDF file(KPBS) di Pengalengan dan Koperasi...
BAB I PENDAHULUAN
PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. (PT Ultrajaya) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang consumer goods dengan produk-produknya yaitu susu,
minuman, dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama. Perusahaan ini
telah berdiri sejak tahun 1950an dan terus berkembang hingga menjadi
perusahaan terkemuka di Indonesia, bahkan telah menjadi pemimpin pasar di
kategori minuman susu Ultra High Temperature (UHT). Pada tahun 2007, PT
Ultrajaya dianugerahi Superbrands Asia Platinum Award oleh Superbrands
Council, yang dinilai berdasarkan kriteria dominasi pasar, kekuatan, ketulusan,
loyalitas konsumen, dan penerimaan pasar.
Kisah sukses PT Ultrajaya ini dapat menjadi salah satu best practice bagi
perusahaan-perusahaan lain di Indonesia. Selain itu, penulis tertarik akan perilaku
masyarakat Indonesia dalam meminum susu, dimana susu bubuk lebih
mendominasi jika dibandingkan dengan susu cair. Guna mendapatkan
pemahaman akan perilaku tersebut maka penulis menghubungi PT Ultrajaya
selaku pemimpin pasar di kategori susu cair.
Keinginan untuk belajar dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik pun
disambut baik oleh PT Ultrajaya. Pihak PT Ultrajaya sangat concern terhadap
masalah pendidikan dan secara rutin mereka mengadakan program factory survey
for student. Program tersebut memungkinkan bagi mahasiswa untuk menyusun
tugas akhir berdasarkan kondisi lapangan yang sebenarnya bahkan terjun ke
lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama bangku
pendidikan.
1.1. Sejarah Perusahaan
PT Ultrajaya berdiri sejak tahun 1958. Pada saat itu, PT Ultrajaya merupakan
sebuah perusahaan susu kecil yang terletak di jalan Raya Cimareme No. 131,
Padalarang, Bandung. Pada tanggal 2 November 1971, PT Ultrajaya merubah
1
namanya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. PT. Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company merupakan pioneer pada kategori minuman
dengan kemasan Tetra-Pak. Pada tahun 1988, PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company mulai melakukan ekspansi ke luar negeri dengan mengekspor
beberapa produknya. Seiring dengan perkembangan bisnis, PT Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company berubah menjadi perusahaan public dengan
melakukan listing di pasar modal Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 2 Juli
1990.
Hingga kini, kantor pusat dan pabrik PT. Ultrajaya tetap berlokasi di Jl. Raya
Cimareme 131, Padalarang. Pabrik ini terletak di lokasi yang strategis yaitu
terletak di perlintasan hasil peternakan dan pertanian. Lokasi ini sangat
mendukung dalam pemasokan bahan baku maupun pengiriman hasil produksi.
Bahan baku susu sapi segar disuplai oleh Koperasi Peternak Bandung Selatan
(KPBS) di Pengalengan dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Lembang,
dan beberapa koperasi lainnya. Sedangkan untuk bahan baku buah-buahan untuk
produk minuman sari buah diperoleh melalui petani-petani buah yang tergabung
pada Koperasi Unit Desa yang berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur kecuali untuk bahan baku buah jeruk, leci, dan apel diperoleh
dengan cara mengimpor dalam bentuk konsentrat.
PT. Ultrajaya merupakan salah satu perusahaan yang mempelopori penggunaan
teknologi Ultra High Temperature (UHT) dalam proses pengolahan susu dan
kemasan aseptik untuk produk minuman. Hal ini dilakukan PT. Ultrajaya untuk
menjaga kualitas produk susu karena dengan teknologi UHT dan pengemasan
aseptik produk minuman dapat tahan lama tanpa penambahan bahan pengawet.
Seiring berjalannya waktu, PT Ultrajaya telah mengembangkan rangkaian
produknya. Pada tahun 1975 hanya terdapat satu produk, namun kini telah
mencapai lebih dari 60 produk. Beberapa brand PT Ultrajaya yang telah sangat
akrab dengan masyarakat yaitu susu Ultra pada kategori susu aseptik, Buavita
2
pada kategori konsentrat buah-buahan tropis, Sari Asem dan Sari Kacang Ijo pada
kategori minuman kesehatan, serta Teh Kotak pada kategori minuman teh.
1.2. Lingkup Bidang Usaha
PT Ultrajaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
makanan dan minuman. PT Ultrajaya sangat berkomitmen terhadap kualitas
produk, demi memuaskan kebutuhan konsumen. Kualitas produk sangat dijaga
sejak dari bahan baku hingga produk jadi. Kualitas dari produk-produknya tidak
perlu diragukan lagi karena telah melalui serangkaian tes di laboratorium.
Pada bidang makanan, PT Ultrajaya memproduksi mentega (butter), susu bubuk
(powder milk), dan susu kental manis (sweetened condensed milk). Sedangkan
pada bidang minuman, PT. Ultrajaya memproduksi berbagai jenis minuman yang
diproses dengan teknologi UHT dan dikemas dalam kemasan karton aseptik 6
lapis seperti susu, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman untuk
kesehatan. PT Ultrajaya juga memproduksi teh celup serta konsentrat buah-
buahan tropis. 50% pendapatan PT Ultrajaya berasal dari kategori minuman susu
UHT. Jenis produk yang diproduksi oleh PT. Ultrajaya secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Produk-Produk PT Ultrajaya
(Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk., 2006)
4
Sebesar 90% dari hasil produksinya dipasarkan di dalam negeri secara intensif ke
seluruh pelosok mulai dari Sumatera hingga Papua. Sedangkan sisanya diekspor
ke beberapa negara seperti negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia
dan Amerika Serikat.
Dalam rangka memasarkan produknya, PT. Ultrajaya memiliki kantor perwakilan
pemasaran di beberapa kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
dan Surabaya. Selain itu untuk memperkuat jaringan distribusinya PT. Ultrajaya
juga memiliki depo-depo pemasaran di beberapa kota lainnya di Pulau Jawa.
Melalui kantor pemasaran dan depo-depo ini perusahaan memasarkan hasil
produksinya ke toko-toko P&D, supermarket, hypermarket, grosir, hotel, institusi,
bakery, dan konsumen lain yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Distribusi kepada para pelanggan di Pulau Jawa dilakukan menggunakan armada
PT. Ultrajaya yang terdapat pada kantor pemasaran dan depo-depo (direct
seliing). Sedangkan distribusi bagi para pelanggan di luar Pulau Jawa dilakukan
melalui distributor yang tersebar di seluruh ibu kota propinsi (indirect selling).
Distributor yang menjalin kerja sama dengan PT. Ultrajaya antara lain PT. Bina
San Prima yang ditunjuk sebagai penyalur eksklusif pada sektor agen pasar,
warung, apotek, toko obat, dan institusi. PT. Ultrajaya juga mengadakan
kerjasama dengan PT. Davids Distribusi Indonesia untuk jasa pergudangan di
wilayah Jakarta.
Dalam rangka menjaga kelancaran jalannya proses produksi, PT. Ultrajaya
menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok baik pemasok bahan baku
maupun pemasok karton kemasan yaitu Tetra-Pak dan Combibloc . Untuk
memelihara hubungan baik dengan para peternak sapi dan petani buah, PT.
Ultrajaya memberikan bimbingan dan penyuluhan baik dari segi teknik,
manajemen, dan permodalan.
PT Ultrajaya hingga kini telah mengadakan kerjasama dengan beberapa
perusahaan yang memiliki reputasi internasional antara lain dengan Morinaga-
Jepang untuk memproduksi susu formula. PT Ultrajaya juga menjalin kerjasama
5
dengan Kraft Foods International Inc., USA dalam mendirikan perusahaan
patungan PT Kraft Ultrajaya Indonesia yang bergerak dalam industri keju.
Adapun komposisi kepemilikan saham di PT Kraft Ultrajaya Indonesia yaitu 30%
dipegang oleh PT. Ultrajaya dan 70 % dipegang oleh Kraft Food International Inc.
Selain itu, PT. Ultrajaya juga bekerja sama dengan AB Foods & Beverages
Philliphine Inc., untuk memproduksi susu cair dengan brand Ovaltine.
1.3. Visi, Misi, dan Strategi
1.3.1. Visi PT Ultrajaya
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di
Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta
menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan.
1.3.2. Misi PT Ultrajaya
Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk
senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada para
pemegang saham.
1.3.3. Strategi
PT Ultrajaya menjalankan beberapa strategi guna mencapai visi dan misi yang
tercantum di atas. Adapun strategi-strateginya yaitu :
1. Menggunakan bahan baku terbaik dalam setiap proses produksinya.
2. Memperluas variasi produk guna memenuhi keinginan konsumen.
3. Menggunakan teknologi yang terbaik sehingga menghasilkan beragam
produk berkualitas.
4. Memperluas jaringan distribusi sehingga mampu memenuhi kebutuhan
seluruh konsumen Indonesia.
6
1.4. Struktur Organisasi
Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT Ultrajaya
(Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk., 2006)
Berdasarkan akta risalah Rapat Umum Pemegang Saham no. 12 tanggal 29 Juni
2004 dari Ny. Fani Andayani, S.H., Notaris di Cimahi, susunan dewan komisaris
dan direksi Perseroan ditetapkan untuk masa jabatan sampai dengan Rapat Umum
Pemegang Saham tahun 2009. Adapun susunan pengurus Perseroan per 31
Desember 2005 adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris :
- Tn. Supiandi Prawirawidjaja, Presiden Komisaris
- Tn. drh. Endang Suharya, Komisaris Independen
- Tn. Soeharsono Sagir, SE., Komisaris
Direksi :
- Tn. Sabana Prawirawidjaja, Presiden Direktur
- Tn. Samudera Prawirawidjaja, Direktur
- Tn. Ir. Yutianto Isnandar, Direktur
7
Adapun tugas dari masing-masing bagian di PT Ultrajaya, yaitu :
1. Divisi Sales dan Distribusi :
• Bertanggung jawab untuk mencapai target penjualan dan distribusi di
masing-masing daerah.
• Bertanggung jawab untuk menyalurkan produk dari gudang sampai ke
retail.
2. Divisi Marketing :
• Bertanggung jawab untuk mencapai target penjualan dan market share
sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh manajemen.
• Menentukan strategi masing-masing merek sesuai dengan corporate
strategy.
• Bekerjasama dengan biro iklan dan biro riset dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan marketing.
3. Divisi Manufacturing :
• Bertanggung jawab untuk memproduksi semua produk sesuai dengan yang
telah disepakati.
• Memastikan kualitas yang diproduksi sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan.
• Bertanggung jawab untuk pengeluaran dan pengiriman dari gudang pusat
sampai cabang/distributor.
• Bertanggung jawab untuk melakukan research and development
berdasarkan masukan dari manajemen dan marketing.
4. Divisi Human Resource & General Affair :
• Bertanggung jawab dalam penerimaan dan seleksi karyawan.
• Bertanggung jawab dalam hal hubungan industrial antara perusahaan dan
lingkungan sekitar.
8
5. Divisi Finance & Accounting :
• Bertanggung jawab dalam kinerja informasi keuangan dan akunting di PT
Ultrajaya.
• Membuat laporan rutin tentang financial accounting setiap bulan, sebagai
bahan masukan bagi pihak direksi.
6. Divisi Information & Technology :
• Bertanggung jawab untuk setiap sistem informasi yang ada di PT Ultrajaya
• Mendukung setiap departemen di PT Ultrajaya dalam hal fasilitasi
informasi yang dibutuhkan
7. Divisi Engineering :
• Bertanggung jawab dalam perawatan dan pemeliharaan semua mesin di
PT Ultrajaya
• Bertanggung jawab dalam hal pengolahan limbah di PT Ultrajaya
1.5. Sumber Daya
PT. Ultrajaya memilki sumber daya manusia, teknologi, dan finansial. Ketiga
sumber daya ini berperan penting dalam kelangsungan proses bisnis perusahaan.
1.5.1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sangat berperan dalam tumbuh kembang perusahaan, oleh
karena itu PT. Ultrajaya memperlakukan setiap karyawan sebagai mitra kerja.
Khusus bagi para karyawan, PT Ultrajaya senantiasa mengadakan progam
pelatihan dan pendidikan yang dilakukan secara internal (in-house training)
maupun yang dilakukan di luar lingkungan Perseroan. Program pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan
jabatan karyawan. Program pelatihan dan pendidikan ini diharapkan dapat
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, terampil dan terlatih.
9
Adapun pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PT Ultrajaya pada masing-masing
divisi adalah sebagai berikut :
1. Divisi Sales dan Distribusi :
• Key Account Management (training untuk menghandle retail seperti
Carrefour, dan sebagainya)
• Salesmanship
2. Divisi Marketing :
• Brand Management
• Research, Iklan, dan Promosi
3. Divisi Manufacturing :
• Perkembangan produk di luar negeri
• Training tentang kualitas
• Sistem pengawasan mutu
4. Divisi Human Resource & General Affairs :
• Sistem Perekrutan (tools psikotes, cara interview)
• Peraturan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) dan Departemen
Lingkungan Hidup
5. Divisi Finance & Accounting dilakukan pelatihan perpajakan.
6. Divisi Information & Technology dilakukan pelatihan pengembangan SAP.
7. Divisi Engineering dilakukan pelatihan oleh Tetra Pak dan Combibloc.
10
PT Ultrajaya memiliki 1298 karyawan yang ditempatkan di berbagai bagian
seperti bagian produksi, bagian distribusi & pemasaran, serta bagian administrasi
& umum. Pembagiannya dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Penempatan Tenaga Kerja per Bagian
Bagian Jumlah Sales and Distribution 592 Marketing 17 Plant/Manufacturing 496 Personnel and General Affairs 75 Finance and Accounting 25 I.T. 14 Engineering 44 Internal Audit 14 Management 21 Total 1298
(Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk., 2006)
Komposisi sumber daya manusia di PT Ultrajaya berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan
(Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk, 2006)
11
1.5.2. Teknologi
PT Ultrajaya selalu berusaha menghasilkan produk yang berkualitas terbaik bagi
konsumen. Hal ini terlihat dari investasi yang dilakukan oleh PT Ultajaya dalam
sistem pengolahan dan pengemasannya, dimana sistem tersebut sangat
mendukung untuk menghasilkan produk yang berkualitas terbaik. Kesegaran dan
nilai gizi dari bahan baku pilihan sangat dipertahankan dengan menggunakan
teknologi yang serba otomatis dan canggih.
PT Ultrajaya merupakan pioneer dalam kategori produk-produk aseptis. Produk
aseptis merupakan produk yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
namun tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Teknologi yang digunakan
oleh PT Ultrajaya dalam menghasilkan produk-produk aseptis yaitu proses
sterilisasi UHT. UHT merupakan proses sterilisasi dengan temperatur tinggi
(140oC) dalam waktu yang singkat (4 detik). Proses UHT tersebut dapat
menghilangkan mikroorganisme tanpa merusak kesegaran dan nilai gizi dari
bahan baku itu sendiri.
Kapasitas produksi terpasang pada PT. Ultrajaya sebesar 100 juta liter per tahun.
Adapun peralatan-peralatan canggih (sistem robotik) yang digunakan oleh PT
Ultrajaya diantaranya yaitu :
• Stork Homogenizer
Memecah partikel lemak susu menjadi lebih halus, sehingga dapat lebih
mudah tercampur dengan air yang terdapat di dalam susu segar.
• Tetra Sterilizer
Alat untuk melakukan sterilisasi UHT pada susu cair segar. Alat ini
diproduksi oleh Tetra Pak.
• Tetra Brik Aseptic Filling Machine
Guna menghindari bargaining power dari supplier yang besar maka untuk
packaging dipilih dua supplier yang berbeda, yaitu Tetra Pak (UHT
Packing Machine) dan Combibloc (Combibloc Packing Machine). Tetra
Brik Aseptic Filling Machine ini memungkinkan proses pengisian susu
steril ke dalam packaging yang juga sudah steril.
12
• Packing Machine
Mesin untuk membungkus kemasan yang sudah jadi ke dalam kardus
secara otomatis.
• Automated Guided Vehicle
Mesin ini digunakan dalam sistem warehouse yang memudahkan dalam
penyimpanan produk yang disusun sesuai tanggal dan kode produksi.
• Stacker Robotic
Mesin ini terdapat dalam sistem warehouse dimana digunakan untuk
menyimpan/mengambil produk ke/dari rak penyimpanan. Alat ini dapat
mencapai ketinggian 35 m.
Dalam rangka meningkatkan pengoperasian proses bisnisnya, PT Ultrajaya juga
memperhatikan pengembangan teknologi informasi. Pengembangan teknologi
informasi pada PT. Ultrajaya ini dilaksanakan dengan menerapkan sistem ERP
dari Oracle.
1.5.3. Sumber Daya Finansial
Komposisi pemilikan saham Perseroan pada tanggal 30 September 2003 dan 2004
berdasarkan catatan yang dibuat oleh Biro Administrasi Efek PT Sirca Datapro
Perdana, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3. Komposisi Pemilikan Saham PT Ultrajaya
30 Desember 2006
Pemegang saham Saham Nilai Nominal (Rp)
Persentase (%)
PT Prawirawidjaja Prakarsa 618.076.065 123.615.213.000 21,40 Masyarakat 2.270.305.935 454.061.187.000 78,60 Jumlah 2.888.382.000 577.676.400.000 100,00
(Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk., 2006)
Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, hingga saat ini struktur kepemilikan saham
mayoritas dipegang oleh publik sebesar 78,60 % dan sisanya dipegang oleh PT
Prawirawidjaja Prakarsa sebesar 21,40%. PT Prawirawidjaja Prakarsa itu sendiri
13
dimiliki oleh Sabana Prawirawidjaja (75%), Samudera Prawirawidjaja (12,5%),
dan Supiandi Prawirawidjaja (12,5%).
1.6. Unit Analisis
Analisis projek akhir ini dilakukan pada divisi Marketing PT Ultrajaya, di bawah
bimbingan Bapak M. Muhthasawwar selaku Public Affair Manager. Unit analisis
dari projek akhir ini adalah produk susu cair dengan brand ULTRA maupun Susu
Sehat.
1.7. Isu Bisnis
Saat ini PT Ultrajaya masih merupakan market leader untuk kategori produk fresh
milk di Indonesia meskipun banyak bermunculan pesaing-pesaing baru seperti
Danone, Fontera Brands Indonesia, New Zealand Milk, Heinze ABC Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan “market share yang cukup besar yaitu lebih dari
49.7%” (Annual Report PT Ultrajaya Milk Industry Tbk., 2006).
Meskipun telah menjadi market leader di kategori produk fresh milk, PT Ultrajaya
ingin terus mengembangkan bisnisnya di masa mendatang. PT Ultrajaya telah
melihat bahwa potensi pasar susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat
”Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia” (Food and beverages Asia, 2006, p.36). Akan tetapi, untuk meraih potensi
pasar tersebut, PT Ultrajaya menghadapi beberapa tantangan bisnis yaitu :
1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan manfaat susu
Masyarakat Indonesia belum sadar akan manfaat susu bagi kesehatan
tubuh padahal susu memiliki kandungan gizi yang lengkap. Hal ini
diungkapkan oleh Dr. Samuel Oetoro, M.SSpGK ”untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang, susu merupakan pilihan
yang tepat sebagai pelengkap” (hanyawanita.com, 2006). Tingkat
konsumsi susu di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain dapat
terlihat pada Tabel 1.4.
14
Tabel 1.4. Tingkat Konsumsi Susu Beberapa Negara di Dunia Tahun 2005
Negara Liter per Kapita / Tahun Indonesia 7.05 Malaysia 56 Filipina 18.82 Thailand 40
Singapura 80 Australia 80 Belanda 185
(kontan online.com, 2007)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki tingkat
konsumsi susu terendah dibandingkan negara-negara lain. Bahkan jika
dibandingkan dengan Filipina yang tingkat perekonomiannya hampir sama
(dapat dilihat pada Gambar 1.3), tingkat konsumsi susu di Indonesia hanya
setengah dari tingkat konsumsi susu di Filipina.
Gambar 1.3. Perbandingan GDP antara Indonesia dan Filipina
(kadin-indonesia.or.id, 2007)
2. Perilaku masyarakat Indonesia
Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih lebih memilih untuk
mengkonsumsi susu bubuk daripada susu cair. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1.4.
15
Gambar 1.4 Total Pasar Susu di Indonesia 2006
(wartaekonomi.com, 2007)
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa total pasar susu di
Indonesia adalah sebesar 1,3 Milyar Kiloliter. Dari total pasar susu
tersebut, sebagian besar didominasi oleh susu bubuk yaitu sebesar 60%.
Sedangkan pasar susu cair hanya sebesar 5% dari total pasar susu tersebut.
Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di sejumlah negara-negara di
dunia seperti terlihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5. Perbandingan Konsumsi Susu Cair Segar dan Susu Bubuk di Dunia
(Canadian Survey, 2004)
16
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa di negara-negara lain
tingkat konsumsi susu cair jauh lebih tinggi daripada tingkat konsumsi
susu bubuk. Bahkan untuk beberapa negara maju seperti USA, Belanda,
dan Jerman tingkat konsumsi susu cair mencapai 100%. Sedangkan untuk
beberapa negara berkembang seperti Thailand dan India, pola konsumsi
susunya sudah mirip dengan pola konsumsi susu di negara maju.
Isu bisnis yang pertama merupakan tugas dari setiap produsen susu yang ada di
Indonesia. Apabila PT Ultrajaya hanya fokus pada isu bisnis yang pertama namun
masyarakat Indonesia tidak menyadari akan manfaat susu cair yang lebih daripada
susu bubuk, maka masyarakat Indonesia akan tetap mengkonsumsi susu bubuk.
Hal itu tentunya menguntungkan bagi produsen susu bubuk di Indonesia. Oleh
karena itu, pada projek akhir ini akan lebih difokuskan pada langkah-langkah
strategis dalam mengatasi masalah perilaku masyarakat Indonesia yang lebih
mengkonsumsi susu bubuk daripada susu cair. Apabila perilaku masyarakat
berubah, dimana masyarakat lebih memilih susu cair, maka diharapkan PT
Ultrajaya dapat memperluas pasar-nya di Indonesia.
17