BAB I PENDAHULUAN · PDF fileSebagai indikator peran aktif masyarakat melalui ... (KIA, KB,...
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN · PDF fileSebagai indikator peran aktif masyarakat melalui ... (KIA, KB,...
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan
oleh kontribusi dari semua sektor, berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing.
Pembangunan berwawasan kesehatan mengandung makna bahwa setiap pembangunan
harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010 memuat berbagai data tentang
kesehatan, yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya
kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan
dengan kesehatan seperti data kependudukan dan data lingkungan. Keseluruhan data
yang ada merupakan gambaran tingkat pencapaian penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang
diukur melalui Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan.
Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan ini adalah agar diperoleh gambaran
keadaan kesehatan di Kabupaten Kebumen dan sarana untuk mengevaluasi pencapaian
pembangunan kesehatan, khususnya untuk tahun 2010.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010 ini terdiri dari 6 (enam) bab,
yaitu :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil
Kesehatan
Bab II : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum dalam hal
Keadaan Geografi, Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan
Keadaan Perilaku Masyarakat di Kabupaten Kebumen
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator
keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tahun 2010 yang
mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, dan keadaan status
gizi
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini merupakan penggambaran dari upaya
Pelayanan Kesehatan Dasar, Pembinaan Kesehatan Lingkungan, dan
Perbaikan Gizi Masyarakat
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang Keadaan
Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan
Sarana Informasi Kesehatan
Bab VI Penutup
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografi
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah 128.111,50 hektar atau
1.281,11 km2, terletak pada posisi garis lintang 70 27’ - 70 50’ LS dan 1090 22’ – 1090
50’ BT dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas
Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo
Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Kabupaten Kebumen merupakan daerah lintas jalur selatan Pulau Jawa
dengan topografi 70% merupakan daerah pegunungan dan 30% lainnya merupakan
daerah dataran rendah dan pantai dengan ketinggian permukaan tanah dan air laut
berkisar 5-91 meter. Sebagian besar wilayah terletak pada ketinggian di bawah 40
meter. Pada umumnya yang mempunyai ketinggian di atas 50 meter berada di wilayah
Kabupaten Kebumen sebelah Utara bagian barat (Sempor 66 meter dan Karanggayam
91 meter).
Secara klimatologi curah hujan di Kabupaten Kebumen rata-rata 239 mm/bulan
dengan hari hujan rata-rata 8 hari. Suhu terendah terjadi di stasiun pemantauan
Wadaslintang pada bulan Agustus dengan suhu sekitar 15,60 0C tercatat dengan rata-
rata kelembaban udara setahun 82,00 % dan kecepatan angin 1,31 meter/detik.
Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu terendah 21,20 0C terjadi pada
bulan Agustus dengan rata-rata kelembaban udara setahun 80,00 % dan kecepatan
angin 2,37 meter/detik.
Secara administratif Kabupaten Kebumen terbagi menjadi 26 Kecamatan yang
terdiri dari 449 desa dan 11 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Karanggayam dengan luas wilayah 10.929,00 Ha atau 109,29 km2. Jarak terjauh dari
Ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan adalah Kecamatan Ayah (37 Km).
Analogi pembagian dan pemanfaatan lahan di Kabupaten Kebumen dirinci
sebagai berikut : tanah sawah 39.831,00 hektar atau sekitar 31,09 % dan tanah kering
88.280,50 hektar atau 68,91 %. Sedangkan tanah yang digunakan untuk bangunan
dan sekitarnya seluas 35.931,00 Ha atau 28,05 persen.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
3
Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Kebumen
B. Keadaan Demografi
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal
pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata
serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk
berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan
(RBT).
Jumlah penduduk Kabupaten Kebumen sampai dengan tahun 2010 adalah
1.258.947 jiwa (BPS Kebumen) yang tersebar di 26 kecamatan, dengan 326.388
rumah tangga/KK atau rata-rata 3 jiwa per rumah tangga. Namun persebaran tersebut
tidak merata, hal tersebut disebabkan karena konsentrasi penduduk berbeda pada
tiap kecamatan. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 983/ km2 dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kebumen sebesar 2.959 jiwa/km2
sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Sadang sebesar 368 jiwa/km2.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan
tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk
umur nonproduktif (umur 0 – 14 tahun + umur 65 tahun keatas) dengan penduduk
produktif (umur 15 – 64 tahun). Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya
beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di wilayahnya. Rasio Beban
Tanggungan untuk Kabupaten Kebumen tahun 2010 sebesar 59,15 % , dengan
penduduk sebesar 1.258.947 jiwa yang terdiri dari 791039 jiwa penduduk usia
produktif (15-64 tahun) , 371659 jiwa penduduk anak-anak dan remaja (usia 0-14
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
4
tahun), 96249 Jiwa penduduk lanjut usia ( > 65 Tahun ). Hal ini memberi gambaran
terhadap besarnya beban tanggungan ekonomi dalam masyarakat.
Gambar 2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Kebumen Tahun 2010
Selain itu, data tentang tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan
indikator pokok kualitas pendidikan formal. Pada tahun 2010 Kabupaten Kebumen
persentase penduduk yang telah menempuh pendidikan setingkat sarjana (D-IV/S-
1/S-2/S-3) sebesar 10.418 laki-laki dan sebesar 8.187 perempuan.
C. Keadaan Lingkungan
1. Rumah Sehat & Rumah Bebas Jentik
Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki jamban yan sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat
dari tanah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan dari sebanyak 112.018 (36,77 %) rumah yang diperiksa dan dilaporkan
oleh Petugas Sanitasi Puskesmas se-Kabupaten Kebumen, sebanyak 76.447 atau
sekitar 68,25 % yang dinyatakan sehat, sudah melebihi target SPM yaitu sebesar
65 %.
Kompilasi data yang terkumpul pada tahun 2010, dari 95.819 rumah yang
diperiksa, sebanyak 63.405 rumah bebas jentik, dengan angka bebas jentik (ABJ)
mencapai 66,17 %. Target SPM dalam pelayanan pengendalian vektor pada
rumah/ bangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah sebesar 95 %, karenanya
perlu lebih ditingkatkan lagi program penyehatan lingkungan dan pemukiman
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65
58.358
133.838
291.269
107.550
44.569 54.695
124.768
282.261
109.959
51.680
Ju
mla
h P
en
du
du
k
Komposisi Umur
Laki - laki
Perempuan
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
5
2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
Hal yang tak kalah pentingnya dalam mendukung perekonomian khususnya
sektor pariwisata serta peningkatan derajat kesehatan yang optimal di Kabupaten
Kebumen adalah tersedianya Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi
standar layak hygiene dan sanitasi.
Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana
yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran
penyakit. TUPM meliputi terminal, pasar, tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi,
hotel, restoran, depot, dll. TUPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik, luas lantai/ruangan yang
sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang
memadai.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 1787 TUPM yang ada di Kabupaten
Kebumen, yang diperiksa berjumlah 811 dan yang masuk kategori sehat berjumlah
527 (64,98%).
3. Akses Terhadap Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, air sungai, air
hujan dan lainnya. Pada tahun 2010, dari jumlah keluarga yang ada (326.388)
yang berhasil diperiksa sebanyak 124.143 (38,04 %) keluarga. Dari keluarga yang
diperiksa tersebut, yang dapat mengakses air bersih sebanyak 110.501 (89,01 %)
keluarga, dengan rincian berturut-turut menggunakan SGL 82.993 (66,85 %),
Ledeng 4.790 (3,86 %), Lainnya 16.477 (13,27 %), SPT 4.677 (3,77 %), PAH
1.323 (1,19 %) dan kemasan 241 (0,19 %).
Berdasarkan laporan dari Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen, cakupan akses air bersih selama 3 tahun terakhir
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 tercatat 74,04 %, tahun 2009 77,63 %
,pada tahun 2010 menjadi 89,01 %.
Gambar 3 Cakupan Air Bersih di Kabupaten Kebumen tahun 2008 - 2010
74,04
77,63
89,01
70
75
80
85
90
2008 2009 2010
Prosentase
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
6
4. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
Persediaan Air Bersih (PAB), jamban, tempat sampah, dan Pengelolaan Air Limbah
(PAL). Dari 326.388 KK yang ada, data menunjukkan kepemilikan air bersih adalah
110.501 KK (89 %), Jamban 87.676 (70,62%), dan Pengelolaan Air Limbah 68.688
(55,33%).
D. Keadaan Perilaku Masyarakat
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
1. Rumah Tangga Sehat
Data yang diperoleh dari Seksi Kesehatan Lingkungan menunjukkan bahwa
di Kabupaten Kebumen terdapat Rumah Tangga Sehat sebesar 76.447 (68,25 %)
dari 112.018 rumah tangga yang diperiksa.
2. ASI Eksklusif
Manfaat Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi meliputi aspek gizi, aspek imunologik,
aspek psikologik, aspek kecerdasan, aspek neurologik, aspek ekonomik maupun
aspek penundaan kehamilan. Selain itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari
sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS). Di
Kabupaten Kebumen, dari seluruh bayi yang ada yaitu jumlah bayi yang diberi ASI
eksklusif sebesar 4.742 (45,80 %), masih jauh dari target SPM yaitu 80 %.
3. Posyandu
Peran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat amatlah penting. Wujud nyata bentuk peran serta masyarakat antara
lain muncul dan berkembangnya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), misalnya Posyandu. Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui
pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu.
Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang
memberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare)
dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat).
Kesadaran dan peran aktif masyarakat Kabupaten Kebumen dalam posyandu
tidak terlepas dari dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen barsama
instansi terkait dari lintas sektor yang saling bersinergi mendorong meningkatnya
jumlah posyandu yang sebelumnya berada pada level Pratama dan Madya,
meningkat menjadi Purnama dan Mandiri.
Berdasarkan data yang dilaporkan, jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten
Kebumen pada tahun 2010 sebanyak 2.082 buah posyandu dengan rincian
sebagai berikut :
- Pratama : 185 posyandu
- Madya : 570 posyandu
- Purnama : 902 posyandu
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
7
- Mandiri : 425 posyandu
Gambar 4 Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Kebumen Tahun 2010
185
570
902
425
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
8
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Mortalitas
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu. Selain itu, kejadian kematian juga dapat digunakan
sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 ini mengalami
penurunan dibandingkan Angka Kematian Bayi pada tahun 2009. AKB 2009
adalah sebesar 11,5 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB pada tahun 2010
adalah sebesar 11 per 1000 kelahiran hidup.
Terjadinya penurunan angka kematian bayi merupakan indikasi terjadinya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan
pembangunan di bidang kesehatan. Hal tersebut merupakan respon positif dari
upaya pemerintah untuk mendekatkan masyarakat dengan sarana dan tenaga
kesehatan.
2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Pada tahun 2010 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu di Kabupaten
Kebumen dari 83,78 menjadi 66,41 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu diantaranya perdarahan, eklamsia, pre eklamsi berat dan paru.
Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun ke tahun menggambarkan
semakin membaiknya tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu, serta kondisi kesehatan lingkungan, dan tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan
dan masa nifas
4 August 2010 Dinas Kesehatan Kab. Kebumen 4
W
SADANG
KARANGSAMBUN
PADU RESO
PONCO WARN O
ALIA N
BONOR OWO
MIRIT
AMBA L1BULUSPESANTR EN1
KLIR ONG1
ADIMULYO
KUW ARASAN
PURING
AYAH1
AYAH2
ROW OK ELE
SEMP OR2
KARANGGAYAMII
Buayan
Petanahan BLS IIAmbal II
Kutowinangun
Sruweng
Sempor I
GMB I
GMB II
Karanganyar
PrembunKBM II
KBM I
KBM III
Karanggaram I
Klirong II
Pejagoan
N
E
S
w
Pemetaan Kematian Maternal
Kabupaten Kebumen Tahun 2009 dan 2010
+
+
+
+
+
++
++
+
+ ++
+ +
AMBA L1
KLIR ONG1
PetanahanBLS II
Kutowinangun
Klirong II
+
+
+
+
SadangTidak ada kematian
Ada kematian 2009
Ada kematian 2010
Ada kematian 2009 & 2010
Gambar 3.1 Jumlah Kematian Ibu Maternal Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Kebumen Tahun 2010
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
9
B. MORBIDITAS
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen
tahun 2010 antara lain adalah penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, dan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
a. Penyakit Malaria
Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta penderita malaria
dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (Survei Kesehatan Rumah
Tangga/SKRT, 1995). Terjadinya peningkatan kasus diakibatkan antara lain
adanya perubahan lingkungan seperti penambangan pasir yang memperluas
genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk penular malaria, penebangan
hutan bakau, mobilitas penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa yang sebagian
besar masih merupakan daerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten
yang semakin meluas.
Perkembangan penyakit Malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence
(API). Kasus Malaria klinis di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 sebanyak
3.771 orang dengan kasus positif sebesar 191 orang. Kecamatan yang
melaporkan kasus malaria positif terbanyak adalah Kecamatan Rowokele
sebanyak 48 kasus.
b. Penyakit TB Paru
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab
kematian umum, selain menyerang paru, Tuberkulosis dapat menyerang organ
lain (extra pulmonary). Dari data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan kasus
BTA (+) pada kohort 2008 sebanyak 552 orang, dan yang telah sembuh (catatan
kohort mulai bulan Januari – Desember 2008) sebanyak 493 orang (89,15%)
c. Penyakit HIV & AIDS
Penyakit HIV/AIDS telah menjadi pandemi di semua kawasan dan beberapa
tahun terakhir ini telah menunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan,
meskipun berbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan.
semakin tingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnya
komunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan
ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan ternyata secara
simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.
Tahun 2010 ditemukan 12 kasus HIV dan 15 kasus AIDS, dengan komposisi
umur mayoritas pada usia produktif. Keberadaan penderita HIV & AIDS
bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh
lebih sedikit dari penderita yang sebenarnya ada. Sehingga tidak menutup
kemungkinan jumlah penderita HIV & AIDS di Kabupeten Kebumen jauh lebih
besar lagi. Diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV &
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
10
AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan
tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan pada orang yang beresiko melalui
VCT (Voluntary Conseling and Test) ataupun PICT (Provider Inisiative Conseling
and Test).
d. Penyakit Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya
kondisi sebagai berikut :
a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa
dan kelemahan/kelumpuhan otot.
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif).
Di Kabupaten Kebumen, masih terdapat 8 penderita kusta, dimana
seluruhnya sudah keluar dari pengobatan (RFT/ Release From Treatment)
2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit
tetanus neonatorum, campak, diferi, dan polio
a. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2010 masih terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum, tepatnya di
wilayah kerja Puskesmas Buayan. Penanganan kasus Tetanus Neonatorum
memang tidak mudah namun bisa dicegah. Upaya pencegahannya melalui
pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu
hamil.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar
biasa (KLB). Sepanjang tahun 2010 ditemukan jumlah kasus campak sebanyak
58 kasus. Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun
terakhir mengalami peningkatan, tercatat sebesar 19.468 bayi (97,34 %) pada
tahun 2008, 8.109 (97,69 %) pada tahun 2009 dan sebesar 20.567 (100,58 %)
pada tahun 2010 dari jumlah sasaran sebesar 20.449 bayi.
c. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae
yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala
sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan
tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran
pernafasan.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
11
Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Kabupaten
Kebumen selama kurun waktu 2010 tidak ditemukan kasus difteri.
d. Polio
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I
yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf higga penderita
mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak
berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala,
mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Sedangkan AFP merupakan
kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa
penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan.
Penemuan kasus AFP di Kabupaten Kebumen berdasarkan hasil pelacakan
pada tahun 2010 ini, terdapat 6 kecamatan yang terserang dengan jumlah
penderita sebanyak 10 penderita AFP dengan rate sebesar 2,69 per 100.000
anak umur < 15 tahun.
3. Penyakit Potensi KLB / Wabah
a. Demam Berdarah Dengue
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Kebumen selama kurun waktu 2010 adalah
sebanyak 132 kasus. Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik
beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta
dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas
Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
b. Diare
Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan
balita. Jumlah kasus diare pada balita di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010
yang dilaporkan adalah sebanyak 547.143 kasus dari kasus diare yang ada.
c. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria,
yang terdiri dari Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit
ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan
nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe
sehingga menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital.
Di Kabupaten Kebumen, sepanjang tahun 2010 tidak ditemukan kasus
filariasis, dimana jumlah ini menurun dibanding tahun 2009 tercatat ada 3
kasus.
C. Status Gizi
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain
bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi Wanita Usia
Subur Kurang Energi Protein (WUS KEP)
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
12
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR
dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena Intra
Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat
badannya kurang. Berdasarkan data jumlah bayi lahir dengan BBLR sebanyak
2,32 % (489 bayi) dari 21.081 bayi lahir hidup. Tahun 2008 persentase bayi
dengan BBLR di Kabupaten Kebumen adalah 1,3 % (267 bayi) dari 19.999 bayi
lahir hidup. Sedangkan pada tahun 2009 dari 17.903
. 2. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Mass Index (BMI) atau yang dikenal
dengan Index Berat Badan adalah salah satu teknik yang digunakan dalam
penilaian status gizi balita. Cara memperoleh nilai BMI dilakukan dengan
pengukuran tubuh (BB, TB) atau anthropometri untuk dibandingkan dengan umur,
misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang paling sering digunakan adalah indeks
Berat Badan menurut Umur (BB/U). Adapun hasil perhitungan yang diperoleh
dikategorikan ke dalam 4 kelompok yaitu: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-
score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD);dan gizi
buruk (z-score < -3SD).
Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah 42
balita dari 90.793 balita yang ada. Sementara itu, berdasarkan penimbangan balita
yang dilakukan selama tahun 2010, ternyata terdapat balita BGM sebesar 1.022
balita (1,48 %), terjadi penurunan dibandingkan tahun 2009 hanya terdapat 1,53
% dari jumlah balita.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
13
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
Tujuan pokok upaya kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutu
upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna seerta terjangkau oleh
segenap anggota masyarakat. Sasaran program ini adalah tersedianya pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan, baik oleh pemerintah maupun swasta yang didukung
oleh pesatnya kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi
sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh
pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan
dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan
antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut
akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran
ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta
paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Kebumen pada tahun
2010 sebesar (95,02 %) dari seluruh ibu hamil sebanyak 21.240 orang.
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi
Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(profesional). Hasil pengumpulan data di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010
menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan
tenaga kesehatan sebesar 96,18 %.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
14
Seksi Kesehatan Ibu dan Anak telah melakukan berbagai pelatihan untuk
tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal)
untuk selalu memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan
kompetensi kebidanan.
c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas,
beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (risti) dan
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.
Jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Kebumen tahun 2010 sebesar 4.471,
dengan risti dirujuk sebesar 95,22 %.
2. Pelayanan Keluarga Berencana
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data BPPKB
pada tahun 2010 sebesar 212.534 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif
sebesar 2.514 orang ( 1,18 %). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh
peserta KB aktif adalah IUD 104 orang , MOP/MOW 19 orang , Implant 543 orang,
suntik 1373 orang, pil 328 orang, dan kondom 147 orang, dengan proporsi masing-
masing alat kontrasepsi tersebut sebagai berikut :
Gambar 4.1 Prosentase Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan oleh Peserta KB Aktif di Kabupaten Kebumen Tahun 2010
3. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan
suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan
imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah
tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat
kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I Pelayanan imunisasi bayi
mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan
4%1%
21%
55%
13%6%
IUD MOP/MOW IMPLANT SUNTIK PIL KONDOM
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
15
Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di
Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah : BCG sebesar 109,58 %, DPT 1
106,13 %, DPT 3 104,53 %, Polio 4 99,40 %, Campak 100,58 %. Sedangkan
jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 460 desa/kelurahan dari
460 desa/kelurahan yang ada (100 %).
B. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya peningkatan kualitas lingkungan yang dilakukan untuk memperkecil
risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang
kurang sehat, dilakukan antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada
institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup
pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas
sanitasi dasar. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dari 6722 institusi yang
dibina kesehatan lingkungannya yang ada, sebanyak 3.616 unit (53,79 %) sarana
yang telah dibina, yang meliputi 502 unit (74,37 %) sarana kesehatan, 935 unit (59,27
%) sarana pendidikan, 1689 unit (44,04 %) sarana ibadah, 471 unit (62,91 %)
perkantoran, dan 19 (24,35 %) buah sarana lain yang dibina.
C. Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan
gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein,
Kekurangan Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia zat besi
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan
penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Data tahun 2010
menunjukkan jumlah balita yang ada 90.793 balita dan yang ditimbang 68.973
(75,97 %), dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan berat badan naik
sebanyak 49.900 (72,35 %). Sementara itu balita dengan status penimbangan di
bawah garis merah (BGM) sebesar 1.022 (1,48 %)
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus
untuk anak balita pada tahun 2010 adalah 70.253 (99,19 %).
3. Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2010, ibu hamil yang ada sebesar 23.876 dan yang mendapatkan
pemberian 90 tablet besi adalah 22.237 (99,48 %) bumil. Cakupan pemberian
tablet Fe ini sudah melebihi target, oleh karena itu petugas kesehatan harus selalu
memberikan motivasi agar tablet besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil
untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
16
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas
Dari 35 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen, 7
puskesmas adalah puskesmas perawatan, yaitu Puskesmas Ayah I, Puskesmas
Prembun, Puskesmas Karanganyar, Puskesmas Gombong I, Puskesmas Ambal I,
Puskesmas Karangsambung dan Puskesmas Kutowinangun.
Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan
dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk
1.258.947 jiwa, berarti 1 puskesmas di Kabupaten Kebumen rata-rata melayani
35.000 jiwa. Sedangkan rasio puskesmas pembantu dengan puskesmas adalah 1:
artinya setiap 1 puskesmas didukung 1-2 puskesmas pembantu dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tabel 5.1 berikut memperlihatkan 10 puskesmas dengan total kunjungan
paling banyak :
No Puskesmas Jumlah Kunjungan
1 Kebumen I 61.953
2 Gombong I 46.235
3 Kutowinangun 44.426
4 Adimulyo 41.608
5 Kebumen II 41.453
6 Buayan 33.211
7 Bulus Pesantren II 32.760
8 Kuwarasan 32.536
9 Alian 31.085
10 Puring 30.798
Tabel 5.1 Sepuluh Puskesmas Dengan Total Kunjungan Paling Banyak
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit
(RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya
diukur dari jumlah RS dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.
Jumlah seluruh RS di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah 10 buah
dengan jumlah TT (tempat tidur) sebanyak 781.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
17
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber
daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) diantaranya adalah posyandu, PKD, Pos Obat Desa (POD). Jumlah
posyandu di Kabupaten Kebumen menurut hasil kompilasi data dari puskesmas
pada tahun 2010 berjumlah 2.082 buah. PKD merupakan salah satu bentuk peran
serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui
penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2010, jumlah PKD yang ada di
Kabupaten Kebumen adalah 250 buah.
B. TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Kebumen Tahun 2010 adalah sebesar
2.143 orang yang tersebar di puskesmas 1.165 orang, Dinas Kesehatan 40 orang, RS
(termasuk RS swasta yang melaporkan datanya ke dinas kesehatan) 909 orang, serta
33 orang di sarana kesehatan lain dan istitusi diknakes lain.
Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis ,
perawat-bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Dari
gambar 5, nampak bahwa SDM kesehatan didominasi oleh perawat-bidan yang
jumlahnya mencapai 1.488 orang.
Gambar 5.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kategori Di Kabupaten Kebumen 2010
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan masyarakat.
Anggaran pemerintah bersumber dari APBN, PHLN (Pinjaman/Hibah Luar Negeri),
dan APBD. Total anggaran kesehatan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.
64.830.318.325 dimana 82,85 % berasal dari APBD II Kabupaten Kebumen.
216
1.488
79
131
135 60
41
MEDIS PERAWAT & BIDANFARMASI GIZITEKNISI MEDIS SANITASIKESMAS
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
18
Sementara dana APBN yang dikelola oleh kabupaten Kebumen melalui dinas
kesehatan adalah sebesar Rp. 53.712.116.825
D. SARANA INFORMASI KESEHATAN
Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Kantor Pengolah Data Elektronik
(KPDE) telah menyediakan sarana dan prasarana untuk akses internet bagi seluruh
satuan kerja di lingkungan pemkab Kebumen. Dinas Kesehatan melalui website www.
kesehatan.kebumenkab.go.id dalam upaya untuk menginformasikan hal-hal yang
berkaitan dengan tugas dan kegiatannya, telah berperan aktif dalam mengisi halaman
tersebut dengan meng-up load dan meng-up date data.
Gambar 5.2 Web site resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
Tahun 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen meluncurkan Program
SIMPUS. Program ini merupakan aplikasi perangkat lunak berbasis produk Microsoft
Windows® yang dirancang khusus untuk tujuan mendukung efisiensi dan integritas
pengelolaan data pelayanan individu kepada masyarakat secara terintegrasi, serta
mendukung implementasi e- Government, karena aplikasi ini nantinya diharapkan
dapat langsung berintegrasi dengan aplikasi lainnya. Dalam menghadapi perubahan
perubahan yang terjadi serta menunjang suksesnya implementasi otonomi daerah
khususnya bidang kesehatan maka dibutuhkan Sistem Informasi pendukung yang
memungkinkan terlaksananya birokrasi yang efektif dan efisien. SIMPUS merupakan
suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan disetiap jenjang administrasi kesehatan. Manfaat SIMPUS tidak lepas dari
manfaat e-Government yaitu ; meningkatkan efisiensi birokrasi, meningkatkan kualitas
layanan publik, meningkatkan partisipasi dan peran publik, meningkatkan kualitas
demokrasi, meningkatkan komunikasi publik, serta sarana penyebarluasan informasi
secara luas.
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010
19
BAB VI
PENUTUP
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data dan
informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Perlu disadari bahwa sistem informasi
kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi
kesehatan secara optimal. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang
disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen yang diterbitkan saat ini yang
belum sesuai dengan harapan. Namun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten
Kebumen dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang
seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Selain itu juga
diharapkan merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam rangka penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2010 ini.