BAB I PENDAHULUAN - Lolit Kambing...

download BAB I PENDAHULUAN - Lolit Kambing Potonglolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/isi_pakan.pdf · Pengelolaan Pakan Lolit Kambing – Sei Putih 4 makan tersebut, maka

If you can't read please download the document

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Lolit Kambing...

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 1

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif, pakan

    merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan

    keberhasilan usaha secara finansial. Salah satu keunikan ternak kambing

    seperti halnya ternak ruminansia lain adalah sistem cerna yang komplek

    (poligastrik), sehingga mampu mengubah bahan pakan berserat tinggi

    (rumput, jerami,dll.) sebagai sumber utama energi dan mengubah senyawa

    nitrogen yang bukan protein (NBP) seperti urea menjadi protein bernilai

    bilogis tinggi untuk kebutuhan produksinya. Kelebihan dalam kemampuan

    memanfaatkan bahan pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proises

    fermentasi secara anaerobik yang diperankan oleh mikroba yang berkembang

    didalam lambung. Namun, fermentasi anaerobik ini memiliki konsekuensi

    bahwa efisiensi pemanfaatan pakan lebih rendah dibandingkan proses cerna

    pada ternak monogastrik. Oleh karena itu, pemilihan bahan pakan pada

    ternak kambing diutamakan kepada bahan yang tidak bersaing dengan

    kebutuhan jenis ternak lain (monogastrik), seperti unggas dan babi maupun

    manusia. Dalam konteks ini, tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil

    sisa tanaman maupun limbah pertanian dan industri agro menjadi pilihan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 2

    utama dalam mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak kambing

    (pakan dasar).

    Pakan dasar atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif

    bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling

    banyak dibandingkan bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung

    produktivitas yang tinggi menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi

    dari pakan dasar sering tidak mencukupi, baik dalam jumlah asupannya

    maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya. Oleh karena itu,

    koreksi terhadap defisiensi maupun ketidak seimbangan nutrien dalam pakan

    dasar tersebut perlu dilakukan.

    Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan

    bahan baku dengan kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi

    sebaiknya digunakan untuk mengatasai kekurangan nutrisi pada pakan dasar.

    Oleh karena konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka biaya penggunaan

    pakan konsentrat juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar

    per unit pakan. Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah

    seefisien mungkin. Efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dari rasio antara

    jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dengan output yang dihasilkan.

    Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan

    pakan yang tepat, antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal,

    formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang seimbang

    secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan

    frekuensi pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan

    secara efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomik usaha produksi

    secara keseluruhan.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 3

    BAB II PERI LAKU MAKAN TERNAK KAMBING

    Seleksi Pakan

    Berdasarkan karakter morfofisiologis yang dikembangkan oleh

    Hoffman, maka dilihat dari perilaku makannya ternak kambing termasuk

    kedalam kelompok intermediate yaitu memiliki pola makan antara tipe grazer

    (perumput) seperti sapi, kerbau dan domba dan tipe concentrate selector

    (peramban murni) yang memilih pakan dengan konsentrasi nutrisi tinggi,

    seperti jerapah, dikdik dan . Selain itu, ternak kambing juga memiliki kapasitas

    untuk beradaptasi dengan baik kedalam kelompok perumput maupun kedalam

    kelompok peramban. Oleh sebab itu, ternak ini memiliki kemampuan adaptif

    yang tinggi pada berbagai kondisi agroekosistem dan karakteristik pakan

    yang sangat beragam. Ternak kambing juga cenderung selektif terhadap

    bagian/fraksi tanaman, sehingga mampu memilih bagian tanaman dengan

    kandungan zat gizi paling tinggi.

    Perilaku makan seperti ini membuat kambing memiliki keuntungan

    komparatif dibandingkan jenis ruminansia lain dan secara budidaya memberi

    kemudahan dalam mengelola hijauan pakan. Dengan memanfaatkan perilaku

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 4

    makan tersebut, maka jenis hijauan pakan yang dapat dimanfaatkan menjadi

    lebih beragam meliputi jenis rumput-rumputan, legum, pakisan maupun

    tanaman perdu atau pohon.

    Adaptasi Pakan Berserat Tinggi

    Tolkamp and Brouwer (1993) melalukan analisis statistik terhadap data

    literatur menyangkut kecernaan pakan dan menyimpulkan bahwa kecernaan

    pakan pada kambing nyata lebih tinggi dibandingkan dengan pada domba,

    walaupun perbedaan ini relatif kecil (0,8 unit). Perbedaan kecernaan semakin

    lebar terhadap pakan dengan kandungan protein yang rendah. Faktor yang

    mempengaruhi kecernaan pakan yang lebih tinggi pada kambing antara lain

    adalah mastikasi, ruminasi dan waktu tahan pakan.

    Studi pustaka yang dilakukan oleh Louca dkk. (1982)

    menginformasikan bahwa waktu yang digunakan untuk mastikasi dan

    ruminasi (mengunyah pakan) lebih lama pada kambing dibandingkan dengan

    domba dan sapi. Waktu mengunyah meningkat tajam sejalan dengan

    meningkatnya konsumsi pakan berserat (roughage). Disamping itu jumlah

    bolus yang diregurgitasi juga meningkat tajam.

    Lamanya pakan didalam saluran pencernaan (waktu tahan pakan),

    terutama didalam lambung (reticulo-rumen) ditentukan oleh jumlah pakan

    yang dikonsumsi dan besarnya kapasitas saluran pencernaan. Peningkatan

    konsumsi pakan mengakibatkan laju pelepasan pakan didalam saluran

    pencernaan meningkat, atau dengan kata lain waktu tahan menjadi

    berkurang. Hal ini mengakibatkan kecernaan pakan menurun. Pada kambing

    dilaporkan bahwa waktu tahan pakan lebih lama dibandingkan pada domba

    (Devendra, 1981; Louca et al., 1982). Perbedaan waktu tahan terdapat juga

    antara bangsa kambing. Pada bangsa kambing yang hidup di daerah beriklim

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 5

    kering (arid) waktu tahan pakan lebih lama dibandingkqan dengan bangsa di

    daerah beriklim sedang (Louca et al. (1982).

    Adaptasi Pakan Berprotein Rendah

    Ternak ruminansia memiliki mekanisme konservasi N dengan

    menghambat N yang hilang akibat pembuangan N dari tubuh, serta memacu

    daur ulang (recycling) N kedalam reticulo-rumen. Daur ulang N kedalam

    lambung (reticulo-rumen) dapat terjadi melalui air liur yang bercampur dengan

    pakan yang dikonsumsi, namun yang utama sebenarnya adalah akibat difusi

    secara langsung dari darah melalui dinding rumen. Permeabilitas dinding

    rumen terhadap senyawa urea dan ammonia jauh lebih tinggi pada kambing

    dibandingkan domba. Daur ulang N yang lebih tinggi pada kambing

    dibandingkan dengan domba juga terjadi akibat tingkat sekresi saliva per kg

    bahan kering pakan dikonsumsi yang lebih tinggi pada kambing. Perbedaan

    tingkat daur ulang N juga terjadi antar bangsa kambing, dan lebih tinggi pada

    bangsa kambing dengan habitat kering. Namun, perbedaan ini tidak

    terdeteksi, apabila diberi pakan dengan kandungan protein tinggi .

    Pada penggunaan pakan berprotein rendah, peristiwa daur ulang N

    berperan sangat penting dalam menyumbang ketersediaan N bagi kebutuhan

    mikrobia rumen untuk mencerna pakan secara fermentatif. Penggantian

    pakan (kandungan protein tinggi) dengan pakan (kandungan protein rendah)

    mengakibatkan peningkatan 400% transfer urea kedalam reticulo-rumen dari

    darah. Pada saat yang sama, transfer urea ke usus besar menurum tajam dari

    8% menjadi 1% dari total transfer urea kedalam sistim saluramn pencernaan.

    Informasi ini mempertegas pentingnya daur ulang N dalam mengatasi bahan

    pakan berprotein rendah.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 6

    BAB III SISTEM PEMBERIAN HIJAUAN PAKAN UNTUK

    TERNAK KAMBING

    Hijauan pakan ternak (HPT) yang paling umum digunakan dalam

    budidaya kambing adalah jenis rumput-rumputan dan leguminosa. HPT

    merupakan pakan dasar (pokok), karena merupakan komponen utama dari

    ransum ternak. Hijauan pakan ternak dapat merupakan jenis tanaman lokal

    (native), maupun yang diintroduksi (eksotik). Produktivitas jenis introduksi

    hampir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lokal, sehingga banyak

    dikembangkan sebagai sumber hijauan. Dari kelompok tanaman lokal jenis

    rumputan yang disukai kambing antara lain adalah rumput Axonopus

    compressus (rumput pahit), Cynodon dactylon (rumput kawat), Ottocloa

    nodusa, sedangkan kelompok introduksi jenis rumput-rumputan yang sangat

    cocok untuk ternak kambing antara lain adalah Brachiaria ruziziensis,

    Brachiaria humidicola, Paspalum guonearum, Paspalum ateratum dan

    Stenotaphrum secundatum.

    Dari kelompok leguminosa jenis Stylosanthes guianensis yang

    termasuk kedalam legum merambat sangat disukai ternak kambing dan

    memiliki kualitas nutrisi yang baik, karena kandungan proteinnya tinggi dan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 7

    mudah dicerna. Tanaman pakan tersebut diatas dapat dikembangkan diareal

    kebun rumput dan digunakan dengan cara potong-angkut (cut and carry

    system), atau ditanam diareal pengembalaan (grazing system), atau

    kombinasi keduanya.

    Dari jenis leguminosa pohon beberapa yang cocok untuk ternak

    kambing antara lain Gliricidia sepium (sengon), Leucaeca leucochepala

    (lamtoro), Calliandra callothyrsus (Kaliandra) dan Indigofera sp. Jenis

    legumoinosa pohon biasanya tidak digunakan sebagai pakan dasar, namun

    lebih sering sebagai pakan suplemen untuk memnuhi kebutuhan protein.

    Jenis leguminosa pohon sangat baik sebagai sumber pakan pada musim

    kering saat mana ketersediaan jenis rumput dapat menurun dengan tajam.

    Biasanya ternak kambing membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu

    untuk dapat mengkonsumsi leguminosa pohon dalam jumlah normal, kecuali

    jenis lamtoro. Apabila produksi leguminosa pohon cukup besar, sehingga

    mampu memenuhi kebutuhan pakan, maka hijauan ini dapat digunakan

    sebagai pakan dasar.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 8

    Gambar 1. Ternak kambing melakukan seleksi berdasarkan kualitas gizi dan palatabiltas fraksi tanaman

    Metoda PotongAngkut Dalam Pemanfaatan Tanaman Pakan Ternak

    Metoda potong-angkut sangat umum dilakukan didaerah padat

    penduduk dengan ketersediaan lahan pengembalaan yang terbatas ataupun

    pada pola usaha yang sangat intensif. Pada sistem ini ternak kambing

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 9

    dipelihara didalam kandang sepanjang hidupnya, sehingga sepenuhnya

    tergantung kepada jenis dan jumlah hijauan yang diberikan. Pada sistem ini

    ternak kambing hanya dapat melakukan seleksi terhadap pakan secara

    terbatas tergantung kepada hijauan yang diberikan.

    Efisiensi pemanfaatan hijauan pakan dengan pola ini akan sangat

    ditentukan oleh faktor kualitas dan jumlah hijauan yang dialokasikan. Kualitas

    hijauan pakan merupakan fungsi dari umur tanaman dan rasio daun/batang.

    Semakin tua umur tanaman, maka semakin rendah kualitas gizinya akibat

    kandungan protein yang menurun, kandungan serat meningkat dan kecernaan

    menurun. Semakin tinggi rasio daun/batang, maka kualitas gizi semakin tinggi,

    karena konsentrasi nutrisi dan kecernaan fraksi daun cenderung lebih tinggi

    dibandingkan fraksi batang. Kontaminasi atau tercampurnya jenis hijauan lain

    yang tidak disukai ternak dapat pula menurunkan potensi konsumsi gizi dari

    total hijauan yang diberikan. Oleh karena itu, seleksi atau pemilihan serta

    pemilahan berdasarkan umur tanaman dan rasio daun/batang sangat penting

    dilakukan secara ketat. Rasio daun/batang secaqra praktis dapat dilakukan

    dengan mudah saat melakukan pemotongan hijauan pakan dan hal ini akan

    memberikan dampak positif yang nyata bagi produktifitas kambing.

    Pada prinsipnya, efisiensi penggunaan pakan akan meningkat sejalan

    dengan peningkatan konsumsi pakan. Dengan demikian, sasaran agar

    konsumsi hijauan mencapai taraf yang maksimal perlu selalu

    dipertimbangkan dan diupayakan dalam pengelolaan pakan. Adanya faktor

    seleksi oleh ternak kambing pada sistem potong angkut, misalnya komponen

    daun dan tanaman muda lebih disukai dibandingkan tanaman tua ataupun

    bagian batang, maka beberapa hal penting perlu diperhatikan dalam

    menyiapkan pakan hijauan dengan cara potong angkut. Pada Tabel 1

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 10

    dipaparkan seberapa banyak dan bagaimana memilih hijauan pakan yang

    optimal untuk produksi kambing.

    Tabel 1. Jumlah pemberian dan cara memilih hijauan pakan untuk ternak

    kambing secara potong-angkut

    Jumlah Kebutuhan Hijauan Pakan

    1. Hijauan segar diberikan sebanyak 10-20% dari bobot tubuh yaitu :

    a. Anak sapih diberikan sebanyak 2-3 kg/ekor/hari

    b. Dara/Pejantan Muda diberikan 4-5 kg/ekor/hari

    c. Induk/Pejantan diberikan 5-6 kg/ekor/hari

    d. Pakan hijauan umumnya lebih murah dibandingkan bahan pakan

    lain

    e. Maksimalkan pemberian dan konsumsi hijauan pakan

    f. Pastikan alokasi hijauan telah mencukupi (harus terdapat sisa

    pakan pada hari berikutnya 10% dari jumlah yang diberikan)

    Cara Memilih Hijauan Pakan

    1. Pilih tanaman berumur relatif muda sekitar 35-42 hari

    2. Imbangan daun/batang setingg mungkin

    3. Utamakan bagian daun dibandingkan batang

    4. Gunakan lebih dari satu jenis; 2-3 jenis hijauan yang disukai ternak

    5. Tanaman legum sangat baik sebagai sumber protein yang murah

    Jenis hijauan pakan yang ideal untuk cara potong-angkut umumnya

    memiliki sifat tumbuh tegak dan memiliki ukuran batang dan daun yang relatif

    besar atau lebar. Rumput raja atau rumput gajah termasuk kedalam kategori

    tersebuti. Untuk jenis tanaman pakan seperti ini, maka sebaiknya dilakukan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 11

    upaya pengolahan sebelum diberikan kepada kambing agar pemanfaatnnya

    menjadi optimal.

    Gambar 2. Hijauan pakan yang dipotong dipilih dari tanaman muda dengan rasio daun/batang paling tinggi

    Namun demikian, terdapat pula jenis hijauan pakan yang sesuai untuk

    potong angkut namun tidak membutuhkan proses pengolahan/pencacahan

    sebelum digunakan sebagai pakan kambing, seperti Paspalum guenoarum,

    Paspalum ateratum,.Brachiaria ruziziensis dan Brachiaria humidicola

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 12

    Pada Tabel 2 dibawah ini dipaparkan teknis pengolahan hijauan

    sebelum diberiukan kepada kambing dan seberapa sering hijauan diberikan

    untuk menghasilkan performasn kambing yang maksimal.

    Tabel 2. Cara pengolahan dan frekuesi pemberian hijauan pakan kepada kambing

    Cara Pengolahan Hijauan Potongan

    1. Jenis tanaman pakan yang berbatang besar (rumput gajah, rumput

    raja, Panicum sp,) sebaiknya dicacah menjadi potongan 10-20 cm

    2. Untuk tanaman pakan berbatang kecil (Brachiaria ruziziensis,

    Paspalum guenoarum, Paspalum ateratum dan Brachiaria

    humidicola) tidak perlu dicacah dan dapat langsung diberikan

    3. Waktu pemotongan yang ideal ada pada sore hari

    Frekuensi Pemberian Pakan Hijauan

    1. Efisiensi penggunaan pakan meningkat mengikuti taraf konsumsi

    (efisiensi meningkat bila konsumsi meningkat)

    2. Upayakan konsumsi pakan maksimal

    3. Konsumsi pakan meningkat bila frekuensi pemberian pakan

    meningkat

    4. Frekuensi pemberian hijauan yang ideal adalah 3 x dalam sehari,

    5. Berikan sore hari dalam jumlah terbanyak, pagi hari dalam jumlah

    sedang dan siang hari dalam jumlah sedikit

    6. Namun, dapat diberikan 2x dalam sehari bila membebankan biaya

    untuk tenaga kerja.

    7. Hindari pemberian 1 x dalam sehari.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 13

    Sistem Pengembalaan Dalam Pemanfaatan Tanaman Pakan

    Sistem pengembalaan merupakan alternatif dalam budidaya ternak

    kambing. Sistem ini dapat menjadi satu-satunya pilihan paling praktis dan

    ekonomis pada berbagai ekosistem tertentu. Di agroekosistem lahan kering

    dengan iklim kering sering terdapat padang savana yang ditumbuhi berbagai

    jenis tanaman rumput maupun perdu yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber pakan bagi produksi kambing secara pengembalaan. Selain rumput

    alam yang telah beradaptasi dengan kondisi setempat beberapa tanaman

    eksotik (introduksi) dapat dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas

    tampung lahan bagi produksi kambing. Beberapa jenis rumput yang dapat

    dikembangkan diagroekosistem ini antara lain adalah Brachiaria ruziziensis

    dan Brachiaria humidicola.

    Pada sistem perkebunan, terutama kelapa sawit, ternak kambing dapat

    diintroduksikan sebagai salah satu komponen usaha dalam suatu sistem

    integrasi tanaman-ternak. Kapasitas tampung lahan antar tanaman kelapa

    sawit (gawangan) dapat ditingkatkan dengan mengembangkan tanaman

    pakan ternak yang memiliki toleransi yang baik terhadap naungan. Rumput

    Stenotaphrum secundatum merupakan salah satu jenis hijauan pakan yang

    toleran terhadap naungan dan mampu tumbuh dengan baik pada tingkat

    naungan antara 50-70%.

    Sistem pengembalaan memberikan kebebasan bagi ternak untuk

    melakukan seleksi sendiri terhadap berbagai jenis tanaman pakan yang

    tersedia ataupun seleksi terhadap komponen tanaman yang dianggap lebih

    berkualitas. Ternak kambing memiliki sifat selektifitas yang tinggi dan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 14

    mengutamakan bagian tanaman yang paling berkualitas sebagai pilihan

    utama.

    Selama penggembalaan ternak kambing melakukan berbagai aktifitas

    yang tidak selalu berkaitan langsung dengan mengkonsumsi hijauan, seperti

    berjalan, bermain dan berbaring sambil melakukan aktifitas ruminasi dan

    regurgitasi. Oleh karena itu, jumlah pakan yang dikonsumsi selama

    penggembalaan tergantung kepada waktu efektif yang digunakan untuk

    mengkonsumsi pakan.

    Gambar 3. Penggembalaan ternak kambing merupakan salah satu cara efisien memanfaatkan hijauan pakan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 15

    Lamanya waktu yang secara efektif digunakan untuk mengkonsumsi

    pakan tersebut sangat dipengaruhi oleh cuaca, keragaman tanaman,

    kepadatan tanaman dan kualitas nutrisi tanaman yang tersedia diareal

    penggembalaan. Agar konsumsi pakan mencukupi kebutuhan ternak

    disarankan lama pengembalaan paling tidak 4-6 jam dalam sehar, tergantung

    kepada ketersediaan hijauan di padang pengembalaan. Waktu pengembalaan

    yang paling efektif adalah pada saat intensitas sinar matahari mulai menurun

    yaitu antara pukul 14.0018.00. Pengembalaan pada pagi dan siang hari

    harus mempertimbangkan adanya peluang yang lebih tinggi terinfeksi parasit

    saluran pencernaan dan waktu makan yang tidak efektif akibat intensitas sinar

    matahari yang tinggi. Infestasi cacaing parasit pada sistem pengembalaan

    dapat dikendalikan dengan pemberian obat cacing secara reguler (setiap 2-3

    bulan). Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola

    hijauan pakan dengan pola pengembalaan disajikan pada Tabel 2.

    Dalam menentukan dan mengelola lokasi pengembalaan perlu diperhatikan

    prinsip rotasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan ketersediaan hijauan

    baik dari segi umur maupun produksi hijauan. Selain itu rotasi dapat memutus

    rantai proses infeksi cacaing parasit.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 16

    Tabel 3. Beberapa aspek penting dalam pemanfaatan tanaman pakan ternak

    untuk ternak kambing secara penggembalaan

    Lama Pengembalaan

    1. Lama pengembalaan menentukan seberapa banyak hijauan dapat dikonsumsi.

    2. Pengembalaan minimal 6 jam sehari untuk menjamin kecukupan pakan

    3. Pengembalaan selama 4 jam dapat diterima selama hijauan tersedia cukup banyak

    4. Jumlah hijauan tersedia dilapangan menentukan berapa lama waktu penggembalaan dibutuhkan.

    Waktu Pengembalaan

    1. Intensitas sinar matahari yang tinggi mengurangi aktifitas merumput. 2. Gembalakan ternak pada saat intensitas sinar matahai rendah: 09:00

    s/d 11:00 dan 14:00 s/d 18:00 3. Pada pagi hari larva parasit mengkontaminasi tanaman pakan bagian

    atas; Hindari pengembalaan terlalu pagi. 4. Proses respirasi tanaman pada malam hari menyebabkan konsentrasi

    karbohidrat (mudah dicerna) menjadi berkurang; Alokasikan waktu pengembalaan pada sore hari selama mungkin

    Sistem Penggembalaan

    1. Hijauan yang tersedia untuk penggembalaan harus berumur muda untuk menjamin kualitas tinggi.

    2. Lakukan rotasi penggembalaan, sehingga umur tanaman saat digunakan berkisar antara 35-40 hari.

    3. Rotasi akan menekan populasi cacing parasit diareal penggembalaan 4. Jumlah ternak per satuan luas areal penggembalaan perlu diatur

    sesuai dengan ketersediaan hijauan 5. Gunakan stocking rate (jumlah kambing/satuan luasan) yang tepat

    untuk mengoptimalkan penggunaan pasture 6. Hindari over stocking (pengembalaan terlalu berat) untuk mencegah

    gangguan pertumbuhan tanaman atau understocking ( pengembalaan terlalu ringan) untuk mencegah inefisiensi penggunaan lahan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 17

    Kombinasi antara PotongAngkut dengan Pengembalaan dalam Memanfaatkan Tanaman Pakan

    Kombinasi antara sistem potong-angkut dengan pengembalaan

    merupakan salah satu pendekatan yang sangat baik dalam pengelolaan

    tanaman pakan untuk mengoptimalkan produksi kambing. Dalam sistem ini

    alokasi waktu pengembalaan berkisar antara 3-4 jam sehari. Hijauan

    tambahan (potong-angkut) diberikan didalam kandang sebanyak 3,0-7,0

    kg/ekor/hari, tergantung bobot badan atau sekitar 10-15% bobot badan.

    Waktu pemberian hijauan didalam kandang tergantung kepada waktu

    pengembalaan. Apabila pengembalaan dilakukan pada sore hari, hijauan

    potong-angkut diberikan sebagian besar pada pagi hari dan sisanya pada

    sore hari setelah ternak kembali dari areal pengembalaan. Bila pengembalaan

    dilakukan pada pagi hari, maka hijauan potong angkut seluruhnya diberikan

    pada sore hari setelah ternak kembali dari areal pengembalaan.

    Pengembalaan memberikan kesempatan bagi ternak untuk memilih hijauan

    muda dengan kualitas nutrisi tinggi dan kesempatan untuk bergerak

    (exercise) yang penting bagi kesehatan ternak. Sistem ini juga memberi

    prioritas penggunaan rumput alam sebagai sumber utama hijuan dan rumput

    eksotik yang ditanam di areal pengembalaan sebagai hijauan tambahan dan

    penyangga, terutama selama musim kemarau saat produksi hijauan alam

    menurun tajam.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 18

    Pemanfaatan Tanaman Pakan Legum Pohon Sebagai Suplemen

    Tanaman leguminosa pohon (helai dan tangkai daun) merupakan

    bahan pakan yang mengandung protein kasar yang tinggi (17-30 %) dan juga

    sumber energi yang baik untuk ternak kambing. Tanaman ini lebih sering

    diberikan sebagai pakan tambahan, walaupun dapat digunakan sebagai

    pakan dasar apabila ketersediannya mencukupi. Dari berbagai jenis

    leguminosa pohon, Leucaena leucocephala (Lamtoro), Gliricidia sepium

    (Gamal atau sengon) dan Calliandra calothyrsus (Kaliandra) merupkan jenis

    legum pohon yang relatif telah banyak digunakan pada ternak kambing. Jenis

    Indigofera sp merupakan legum pohon yang berkualitas nutrisi tinggi dan

    potensial dikembangkan ungtuk ternak kambing karena palatabilitasnya

    (tingkat kesenangan) cukup baik.

    Gambar 4. Kaliandra (Calliandra calothyrsus) adalah jenis tanaman leguminosa pohon yang berkualitas nutrisi tinggi

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 19

    Tanaman legum pohon merupakan sumber pakan yang murah bila

    dikaitkan dengan kandungan protein, vitamin dan energi yang relatif tinggi.

    Oleh karena itu, jenis tanaman ini sangat dianjurkan menjadi salah satu

    pilihan sumber pakan bagi produksi ternak kambing. Tanaman ini juga dapat

    difungsikan dalam konservasi lahan, dan dapat menjadi sumber pakan yang

    penting selama musim kering yang berkepanjangan atau sumber pakan yang

    sangat potensial untuk pengembangan ternak di agro-ekosistem lahan kering

    beriklim kering. Teknis pemanfaatan legum pohon sebagai bahan pakan

    secara efisien disajikan pada Tabel 3.

    Gambar 5. Sengon/Gamal (Gliricidia sepium) adalah jenis tanaman leguminosa pohon berkualitas nutrisi tinggi

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 20

    Tabel 4. Beberapa aspek teknis pemanfaatan tanaman pakan ternak leguminosa pohon untuk ternak kambing

    Bagian Tanaman Legum Pohon Yang Dapat Digunakan sebagai Pakan

    1. Ternak kambing lebih menyukai bagian helai dibanding tangkai daun 2. Kualitas nutrisi helai daun lebih tinggi dibandingkan batang 3. Helai daun dapat diberikan secara terpisah atau bersamaan dengan

    tangkai daun 4. Jangan gembalakan kambing pada areal tanaman legum muda untuk

    menjamin perkembangan tanaman, karena bagian kulit batang tanaman legum muda rentan terhadap ternak

    Berapa Banyak Legum Pohon Diberikan?

    1. Pedoman umum adalah berikan 0,5 - 1,0 kg per ekor per hari atau:

    Ternak dewasa Induk Induk bunting Induk laktasi

    : 1 bagian legum dan 3 bagian rumput (25% legum) : 2 bagian legum dan 3 bagian rumput (40% legum) : 3 bagian legum dan 3 bagian rumput (50% legum) : 3 bagian legum dan 3 bagian rumput (50% legum)

    Bagaimana Cara Pemberian Legum Pohon?

    1. Ternak kambing biasa meramban, sehingga menyukai posisi makan secara tegak.

    2. Potong tangkai daun sepanjang 0,5 1,0 m, satukan dalam ikatan, lalu digantung didalam kandang dengan posisi bagian daun disebelah bawah

    Bagaiman Meningkatkan Konsumsi (Palatabilitas) Legum?

    1. Layukan selama 6-24 jam sebelum diberikan 2. Bisakan terlebih dahulu dengan daun dan tangkai daun yang lebih tua 3. Berikan tanpa pakan lain 4. Campur ternak yang telah terbiasa dengan yang belum terbiasa dalam

    satu kandang 5. Campur dengan molases atau garam sampai terbiasa.

    6. Berikan kepada ternak dalam kelompok

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 21

    Gambar 6. Turi (Sesbania glandifora) adalah tanaman leguminosa pohon yang berkualitas nutrisi tinggi

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 22

    Gambar 7. Indigofera (Indigofera sp) adalah jenis tanaman leguminosa pohon yang berkualitas nutrisi tinggi

    Umumnya, tanaman legum dimanfaatkan sebagai pakan suplemen

    atau tambahan untuk meningkatkan konsumsi protein pada ternak.

    Leguminosa pohon mudah tumbuh, bahkan pada tanah yang kurang subur,

    sehingga mudah dimanfaatkan sebagai sumber protein yang murah serta

    relatif tersedia sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 23

    BAB IV PENGGUNAAN BAHAN PAKAN ALTERNATIF SEBAGAI

    PAKAN DASAR

    Bahan inkonvensional, seperti limbah atau hasil sisa tanaman dapat

    juga digunakan sebagai pakan dasar selama bahan tersebut dapat diperoleh

    dengan biaya yang kompetitif. Beberapa produk limbah pengolahan pertanian

    dan hasil sisa atau hasil samping tanaman yang dapat digunakan adalah

    pelepah kelapa sawit, kulit buah kakao, kulit buah markisa dan kulit nenas.

    Bahan tersebut umumnya memiliki kandungan serat yang tergolong tinggi,

    sehingga merupakan sumber energi yang dapat digunakan sebagai pakan

    dasar. Kandungan protein bahanbahan tersebut umumnya rendah. Beberapa

    bahan inkonvensional ini, seperti kulit buah nenas, kulit buah markisa, kulit

    buah kopi termasuk bahan limbah basah (wet by-products), sehingga

    memerlukan proses pengeringan untuk mencegah kerusakan sebelum

    diguinakan sebagai pakan. Proses pengeringan dapat dilakukan

    menggunakan sinar matahari atau dengan mencampur dengan bahan pakan

    lain yang berkadar air rendah. Metoda pengeringan ini dapat penurunkan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 24

    biaya. Taraf penggunaan beberapa bahan pakan inkonvensional sebagai

    pakan dasar disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 5. Taraf penggunaan hasil sisa/limbah indutri pengolahan pertanian sebagai pakan dasar pada kambing

    Bahan Pakan Taraf Penggunaan (%)

    Maksimal Optimal

    Kulit kopi 30 15

    Kulit kakao 40 20

    Kulit markisa 45 30

    Kulit Nenas 40 30

    Penggunaan Pakan Konsentrat Pada Kambing

    Pakan konsentrat adalah bahan pakan atau ramuan dari beberapa

    bahan pakan yang mengandung zat gizi (protein, vitamin, mineral) dan energi

    dalam konsentrasi tinggi dan seimbang per satuan berat atau volume.

    Pemberian pakan konsentrat pada kambing sangat membantu dalam

    meningkatkan produktivitas. Hal ini dikarenakan penggunaan pakan dasar

    saja sering tidak mampu mencapai tingkat produktifitas yang tinggi akibat

    tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kemampaun genetik ternak.

    Oleh karena konsentrasi nutrisinya tinggi maka harga per satuan berat juga

    relatif tinggi,sehingga jumlah pemberiannya juga perlu dibatasi untuk

    mencapai optima biologis maupun optima ekonomik. Pada kambing

    pemberian konsentrat biasanya berkisar antara 200-300 g per ekor per hari

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 25

    atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot tubuh. Jumlah ini sebenarnya tergantung

    kepada: 1) kualitas serta ketersediaan pakan dasar (hijauan), 2) tingkat

    produktivitas ternak yang diinginkan, dan 3) harga pakan konsentrat. Jika

    kualitas nutrisi pakan dasar (hijauan) baik, dan tersedia dalam jumlah cukup,

    maka penggunaan pakan konsentrat dapat disesuaikan menurut kebutuhan.

    Gambar 8. Berbagai bahan pakan seperti dedak, bungkil kelapa, garam, tepung ikan, bungkil kacang kedele dapat digunakan untuk membuat konsentrat.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 26

    Kandungan Nutrisi Pakan Konsentrat

    Kandungan protein kasar dalam pakan konsentrat untuk ternak

    kambing dapat dirancang pada kisaran 16-18%, sedangkan kandungan

    energi dicerna antara 2700-2800 kkal/kg bahan kering pakan. Untuk

    menyusun formula pakan konsentrat dengan spesifikasi protein dan energi

    tersebut diatas beberapa bahan pakan sumber protein dan energi harus

    digunakan secara bersamaan. Bahan utama sumber protein yang mudah

    diperoleh adalah bungkil kacang kedele dan tepung ikan. Namun, karena

    harga kedua bahan sumber protein ini tergolong tinggi, maka jarang

    digunakan untuk ternak kambing ataupun kalau digunakan hanya dalam

    jumlah yang relatif kecil (1-2%). Bahan sumber protein yang cukup bagus

    dengan harga relatif lebih murah adalah bungkil kelapa dan bungkil inti sawit.

    Kedua bahan ini juga merupakan sumber enersi dan mineral yang baik untuk

    ternak kambing. Bahan baku lain sebagai sumber energi yang tersedia secara

    lokal adalah dedak halus/dedak kasar, tepung gaplek dan tepung jagung.

    Pakan suplemen/konsentrat yang ideal adalah pakan tambahan yang

    berasosiasi secara positif dengan pakan dasar; artinya bahwa pemberian

    suplemen mengakibatkan peningkatan konsumsi pakan dasar. Secara

    ekonomis hubungan asosiasi positif ini penting, karena pakan dasar selalu

    lebih murah dibandingkan dengan pakan konsentrat per satuan berat. Namun,

    tidak jarang terjadi bahwa pakan suplemen berasosiasi secara negatif

    dengan pakan dasar yaitu pemberian suplemen menurunkan konsumsi pakan

    dasar. Oleh karena pakan dasar umumnya lebih murah dibandingkan dengan

    suplemen, maka faktor biaya menjadi penting dalam meramu suatu formula

    suplemen, dan hubungan asosaitif-negatif antara suplemen dengan pakan

    dasar akan mengurangi tingkat efisiensi ekonmis pakan. Oleh karena itu,

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 27

    pemilihan bahan baku dalam penyusunan suplemen menjadi penting.

    Pemberian pakan tambahan atau konsentrat dapat meningkatkan bobot tubuh

    kambing secara nyata yaitu berkisar anatara 70-110 g/h (tergantung rumpun,

    jenis kelamin dan umur kambing), dibandingkan dengan tanpa pakan

    tambahan yang hanya menghasilakn pertambahan bobot tubuh sekitar 35-40

    g/h.

    Strategi Penggunaan Konsentrat Secara Efisien

    Walaupun pemberian konsentrat akan meningkatkan laju pertumbuhan

    kambing, namun dalam merancang sistem pakan dalam usaha produksi

    peningkatkan laju pertumbuhan harus mampu mengkompensasi peningkatan

    biaya pakan. Oleh karena itu, dalam perencanaan pakan perlu selalu

    mempertimbangkan keselarasan antara optima biologis dan optima ekonomis.

    Dalam kaitan ini arti efisiensi penggunaan pakan menjadi sangat penting.

    Untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan pakan konsentrat, maka

    dapat dikembangkan program pemberian konsentrat secara strategis yaitu

    sistem pengalokasian pakan konsentrat yang berprinsip kepada kebutuhan

    nutrisi kambing selama periode kristis (puncak produksi) saat mana

    kebutuhan nutrisi berada pada tingkat paling tinggi. Periode kritis ini adalah

    menjelang melahirkan, awal masa laktasi, dan awal pasca sapih. Strategi ini

    bertujuan untuk mengurangi jumlah pemberian konsentrat, dan dengan

    sendirinya biaya pakan, tanpa mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas

    ternak kambing. Metoda pemberian pakan konsentrat secara strategis

    tersebut ditampilkan pada Tabel 5.

    Dengan program ini jumlah suplemen yang diberikan untuk seekor

    induk bunting pada sistem strategis adalah sebanyak 7,515,0 kg, dan jauh

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 28

    berkurang (150-266%) dibandingkan dengan pemberian sepanjang masa

    kebuntingan yaitu sebanyak 37,5 kg. Hal yang sama akan terjadi pada

    pemberian suplemen untuk induk laktasi dan fase produktif lainnya.

    Tabel 6. Pemberian pakan suplemen kepada ternak periode produktif

    Kelompok ternak/ Fase produksi

    Saat Pemberian

    Periode Pemberian

    Lama Pemberian

    (hari)

    Jumlah Pemberian (g/ekor/hari)

    Induk Bunting 1-2 bulan

    pra-partus

    30-60 250

    Induk Laktasi 2 bulan

    pasca partus

    60 350-400

    Anak pra-sapih 1 bulan

    pra-sapih

    30 150

    Anak sapih 3 bulan

    pasca sapih

    90 200-250

    Pejantan Dewasa Sepanjang waktu

    300-350

    Formula pakan konsentrat perlu dirancang berdasarkan berbagai

    bahan pakan yang tersedia secara lokal dengan biaya yang bersaing.

    Umumnya bahan yang mudah diperoleh karena tersedia secara komersial

    adalah produk limbah pengolahan industri seperti dedak, tepung ikan, bungkil

    kedele, bungkil kelapa, bungkil inti sawit.

    Bahan ini umumnya berkualitas baik dan merupakan sumber energi

    atau protein dan mineral. Taraf penggunaan berbagai bahan pakan tersebut

    dalam formula konsentrat dapt dilihat pada Tabel 6.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 29

    Tabel 7. Beberapa bahan pakan dan taraf penggunaannya dalam formula pakan konsentrat untuk ternak kambing

    Bahan pakan Taraf penggunaan dalam ransum (%)

    Maksimal Optimal

    Dedak halus 100 30

    Bungkil kelapa 100 30

    Bungkil kedele 100 10

    Bungkil inti sawit 30 20

    Pollard 100 30

    Tepung ikan 10 2

    Ampas tahu 100 20

    Ampas ubi 20 15

    Garam 3 1

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 30

    Gambar 9. Pencampuran bahan untuk membuat konsentrat (suplemen) dapat dilakukan secara manual.

    Pembuatan dan Penggunaan Garam dan Mineral Blok

    Mineral merupakan unsur nutrisi yang penting bagi produksi ternak

    kambing, terutama untuk pertumbuhan anak, produksi susu dan kebuntingan.

    Kandungan dan komposisi mineral didalam rumput alam yang diberikan

    kepada ternak umumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan, sehingga perlu

    diberikan tambahan dari sumber bahan lain. Teknologi mineral blok

    merupakan cara yang praktis mengatasi kekurangan mineral dari bagan

    pakan, dan secara biologis sangat bermanfaat bagi ternak. Proses pembuatan

    mineral blok disajikan pada Tabel 7. Bahan yang diperlukan untuk membuat

    garam-mineral blok adalah garam (70%), semen (10%) dan mineral komersial

    seperti ultra mineral (20%).

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 31

    Tabel 8. Materi dan prosedur pembuatan garam-mineral blok

    Bahan dan Metoda Pembuatan Garam-Mineral Blok seberat 5,0 kg

    1. Campur merata 1,0 g mineral komersial (ultra mineral) dengan 3,5

    kg garam dapur dan 0,5 kg semen serta air secukupnya

    2. Masukan campuran bahan kedalam ember plastik yang sebelumnya

    telah di lapisi dengan lembaran plastik (untuk memudahkan

    mengeluarkan blok dari ember plastik)

    3. Ambil kawat sepanjang 40 cm yang dibengkokan kedua ujungnya,

    lalu masukan secara tegak lurus kedalam campuran bahan

    4. Keringkan campuran bahan ditempat terhindar dari hujan

    5. Setelah kering angkat mineral blok dari ember plastik dan siap

    digantung didalam kandang

    Pakan Blok Multi Nutrien (PBMN)

    Pakan blok multi nutrien adalah jenis pakan konsentrat yang diproses

    menjadi blok sebelum diberikan kepada ternak. Pada prinsipnya semua bahan

    baku pakan dapat digunakan untuk membentuk pakan blok. Pembuatan

    pakan blok mengacu kepada kandungan zat nutrisi yang esensial seperti

    energi yang mudah cerna (molases, dedak halus, tepung gaplek), unsur

    nitrogen (NPN; urea), protein lolos cerna dalam rumen (tepung biji kapuk,

    tepung ikan, tepung darah, daun singkong) dan mineral esensial (S, Na dan

    P). Rekomendasi konsumsi pakan blok multi nutrien pada kambing adalah

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 32

    sebanyak 250 g/ekor/hari, walaupun angka ini dapat ditingkatkan tergantung

    kepada status produksi dan jenis kambing.

    Pakan blok lebih difungsikan sebagai pakan suplemen untuk pakan

    basal yang berkualitas rendah, dan bukan diperuntukan sebagai pakan

    tunggal. Tujuan pakan blok antara lain adalah untuk memacu aktivitas

    mikroba didalam saluran cerna (rumen), sehingga mampu meningkatkan

    kecernaan pakan dasar terutama yang berkualitas rendah seperti umumnya

    produk hasil sisa tanaman. Oleh karena itu, penggunaan pakan blok akan

    menjadi efektif pada musim kemarau pada saat ketersediaan hijauan pakan

    terbatas dan ternak semakin tergantung kepada bahan pakan alternatif yang

    umumnya berkualitas rendah.

    Molases dan dedak halus merupakan bahan baku pakan yang banyak

    digunakan sebagai komponen utama pakan blok (Tabel 8). Penggunaan

    bentonit dalam pakan blok selain dapat berfungsi sebagai pengikat (binder)

    untuk menghasilkan blok pakan dapat pula digunakan untuk menurunkan laju

    degradasi urea menjadi amonia. Hal ini akan meningkatkan efisiensi

    penggunaan N dan mengurangi resiko keracunan urea. Pemberian pakan

    blok sebaiknya dilakukan secara bertahap sebelum ternak terbiasa. Cara

    adaptasi yang baik terhadap pakan blok adalah pemberian selama 1 jam

    untuk memungkinkan ternak mengkonsumsi dalam jumlah terbatas (30 g)

    selama 3-4 hari. Selanjutnya pakan blok dapat diberikan selama 3 jam untuk

    memungkinkan konsumsi meningkat menjadi 60 g selama 4-6 hari berikutnya.

    Selanjutnya ternak dapat diberi akses secara tidak terbatas. Pakan blok juga

    dapat digunakan untuk sinkronisasi (selaras) degradasi protein dan energi

    pakan didalam saluran cerna (rumen), sehingga proses fermentasi

    (pencernaan) berlangsung secara optimal dan sintesis (produksi) protein

    mikroba dalam rumen yang merupakan sumber utama protein bagi kambing

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 33

    dapat ditingkatkan. Penggunaan bahan garam (NaCl) dalam pakan ternyata

    tidak hanya berfungsi sebagai sumber unsur mineral dan meningkatkan

    konsumsi, tetapi juga berperan dalam menekan laju alir pakan didalam rumen.

    Kombinasi sinkronisasi degradasi protein dan energi dengan laju alir pakan

    yang lambat akan lebih semakin meningkatkan sintesis protein mikroba

    rumen.

    Tabel 9. Beberapa formula pakan blok yang dapat disusun untuk kambing dengan atau tanpa molasses

    Bahan pakan Formula

    1 2 3 4 5 6

    Molases 50,0 45,0 42,0 - 40,1 28,0

    Dedak halus 20,0 23,0 25,0 - 9,2 25,0

    Bungkil kelapa - - - - 15,0

    Tepung gaplek - - - - 45,6 -

    Tepung ikan - - - - - 5,0

    Urea 10,0 15 10,0 6,6 - 5,0

    Semen 5,0 11,0 15,0 - -

    Garam 5,0 4,5 5,0 4,4 - 7,5

    Tepung kerang 5,0 15,0 - 8,8 - 13,5

    MgO - 6,0 - - - -

    CaHPO4 - 3,0 - - - -

    Tepung tulang 5,0 - - - - -

    Di-ammonium P - - 3 - - -

    Sulfur - - - - 0,6 -

    Premix mineral - - - 1,2 0,6 1,0

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 34

    Pemberian PBMN dengan komposisi seperti disajikan pada formula 3

    meningkatkan secara nyata kualitas semen pada domba pejantan yang

    penting pengaruhnya dalam usaha pembibitan. Beberapa keuntungan

    penggunaan pakan blok adalah 1) teknik yang sederhana dan efisien dalam

    konservasi limbah basah sebagai bahan pakan ternak, 2) memudahkan

    penanganan pakan, 3) menurunkan penggunaan bahan konsentrat

    konvensional, sehingga dapat menurunkan biaya pakan, 4) meningkatkan

    sinkronitas antar berbagai nutrien esential pada penggunaan bahan pakan

    berkualitas rendah dan 5) memungkinkan tingkat penggunaan yang lebih

    tinggi limbah yang kurang disukai ternak didalam pakan.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 35

    BAB V PAKAN KOMPLIT

    Pakan komplit atau Total Mixed Ration adalah ransum yang

    mengandung pakan dasar (hijauan atau sumber serat lain) dan pakan

    konsentrat dalam satu campuran. Campuran ini dapat dalam bentuk pelet,

    tepung atau remah. Pakan komplit memiliki kelebihan dibandingkan dengan

    cara pemberian pakan konvensional yang memisahkan pemberian pakan

    dasar dengan pakan konsentrat. Sifat selektif/memilih ternak kambing dapat

    diminimalkan atau dihindari dengan pakan komplit. Dengan teknologi pakan

    komplit pemanfaatan hasil sisa atau limbah tanaman yang umumnya memiliki

    palatabilitas rendah dapat dimaksimalkan. Pada Tabel 9 ditampilkan pakan

    komplit menggunakan berbagai jenis bahan dasar berupa limbah tanaman

    atau pertanian. Penggunaan kulit buah markisa, misalnya yang

    palatabilitasnya rendah dapat digunakan sebanyak 40% dalam pakan komplit

    dan memberikan respon yang baik pada ternak kambing.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 36

    Gambar 10. Pakan komplit dalam bentuk pelet yang mengandung berbagai jenis bahan sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan gizi ternak

    Industri pengolahan buah nenas untuk menghasilkan jus nenas

    menghasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging

    buah. Produk tersebut dapat digunakan sebagai pakan dasar dalam pakan

    komplit. Limbah atau hasil sisa ini difermentasi menjadi silase limbah nenas

    untuk meningkatkan taraf penggunaannya didalam pakan komplit dan

    memberikan respon yang lebih baik pada kambing. Kulit buah kakao, kulit

    buah kopi, pelepah kelapa sawit juga merupakan bahan pakan dasar alternatif

    dalam meyusun pakan komplit untuk ternak kambing.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 37

    Tabel 10. Respon kambing terhadap penggunaan beberapa limbah pertanian

    dan agri-industri sebagai pakan dasar dalam pakan komplit (total mixed ration)

    Bahan Dasar Pakan Komplit Taraf pakai

    (%)

    Respon

    PBBH

    (g)

    Konversi

    pakan

    (g/g)

    Kulit buah markisa 15-40 81-105 7-8

    Silase kulit buah markisa 20-30 53-63 10-11

    Kulit buah nenas 20-30 65-70 8-10

    Silase kulit buah nenas 30-40 65-80 7-9

    Pelepah kelapa sawit 25-35 65-80 8-10

    Kulit buah kakao 20-30 60-70 9-11

    Kulit buah kopi 20-30 60-70 9-11

    Proses fermentasi juga dapat dilakukan pada bahan pakan

    inkonvensional lainnya seperti jerami padi, pelepah kelapa sawit dan kulit

    nenas. Penggunaan kulit nenas sebagai pakan dasar dalam pakan komplit

    menghasilkan pertambahan bobot tubuh yang tinggi pada kambing .

    Meningkatnya konsumsi dengan teknologi pakan komplit juga diakibatkan

    pengaruhnya terhadap stabilisasi fermentasi mikroba rumen yang akan

    memacu konsumsi pakan.

    Bentuk fisik pakan komplit dapat mempengaruhi respon ternak. Ternak

    kambing, misalnya dilaporkan lebih menyukai bentuk fisik pakan yang kasar

    (ukuran partikel besar) dibandingkan pakan dalam bentuk tepung dengan

    ukuran partikel yang kecil, karena ternak ini sangat sensitif terhadap iritasi

    pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh partikel pakan yang halus.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 38

    Peningkatan konsumsi pakan dengan penggunaan pakan komplit dalam

    bentuk pelet perlu dipertimbangkan secara ekonomis karena pembuatan

    pakan pelet akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Untuk meningkatkan

    efisiensi penggunaan pakan komplit terlebih pakan pelet, maka

    penggunaannya dilakukan pada periode puncak produksi ternak, seperti akhir

    kebuntingan dan awal masa laktasi serta anak pasca sapih dan pejantan bibit.

    Penggunaan pakan komplit menggunakan kulit buah markisa sebagai sumber

    serat dalam bentuk pelet menghasilkan respon yang baik pada kambing.

    Respon kambing terhadap pakan komplit menggunaan limbah nenas dengan

    partikel besar sebagi sumber serat dalam ransum sangat baik tercermin dari

    PBBH dan efisiensi penggunaan pakan yang cukup tinggi.

    Optimalisasi Rasio Roughage/Konsentrat Dalam Pakan Komplit

    Walaupun konsumsi pakan inkonvensional dapat ditingkatkan secara

    nyata dengan pakan komplit, namun agar efisiensi pengunaan pakan menjadi

    maksimal diperlukan rasio yang seimbang antara pakan dasar sebagai

    sumber serat (roughage) dengan konsentrat. Tinjauan literatur menunjukan

    bahwa bahwa rasio roughage (R)/konsentrat (K) dalam pakan komplit yang

    diberikan kepada kambing sangat bervariasi yaitu antara 0,25 3,0.

    Keragaman ini kelihatannya dipengaruhi oleh kualitas roughage yang

    digunakan. Rasio R/K yang optimal dalam pakan komplit ditentukan oleh

    hubungan asosiatif antar berbagai jenis bahan pakan yang digunakan.

    Penggunaan bahan konsentrat dengan kandungan karbohidrat mudah cerna

    yang relatif tinggi, misalnya dapat menekan fermentabilitas unsur serat

    didalam roughage. Oleh karena itu, peningkatkan proporsi konsentrat dalam

    pakan komplit sebenarnya dapat menstimulasi konsumsi roughage (bahan

    sumber serat), sehingga meningkatkan total konsumsi. Hal ini disebabkan

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 39

    berkurangnya kontrol fisik pakan terhadap konsumsi. Disamping itu, semakin

    tinggi taraf kecernaan roughage, maka semakin kecil pengaruh proporsi

    konsentrat terhadap total konsumsi pakan.

    Gambar 11. Pakan kompplit menggunakan pelepah kelapa sawit sebagai sumber serat (roughage)

    Dalam prakteknya rasio R/K dapat disesuaikan dengan tingkat

    produktifitas ternak. Pada induk kambing laktasi, misalnya proporsi konsentrat

    dapat disesuaikan dengan jumlah anak yang dilahirkan atau masa laktasi.

    Alternatif lain adalah menggunakan dua rasio yaitu rasio R/K relatif rendah

    pada awal laktasi (4-6 minggu ) dan rasio R/K lebih tinggi pada akhir laktasi.

    Penggunaan dua rasio R/K selama masa laktasi untuk menghindari

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 40

    underfeeding pada awal masa laktasi maupun over feeding pada akhir fase

    laktasi dapat diimplementasikan. Disamping itu, untuk menstabilkan kondisi

    rumen, bila menggunakan rasio R/K rendah, maka frekuensi pemberian

    pakan sebaiknya ditingkatkan.

    Taraf protein kasar berbagai pakan komplit yang digunakan dalam

    berbagai penelitian berkisar antara 15-20%, sedangkan kandungan energi

    metabolisme berkisar antara 1800-2800 Kkal/kg BK. Kandungan protein dan

    energi pada pakan komplit untuk kambing potong lebih rendah dibandingkan

    pada kambing perah. Leguminosa pohon seperti Leucaena leucocephala

    dapat digunakan sebagai sumber utama serat atau dicampur dengan bahan

    lain dengan kualitas yang lebih rendah seperti tanaman jagung muda ataupun

    jerami. Kedua jenis bahan tersebut memiliki kualitas nutrisi yang tergolong

    baik, sehingga dengan rasio R/K yang tinggi masih mampu memenuhi

    kebutuhan kambing perah.

    Pakan komplit dengan rasio R/K yang rendah (berbasis konsentrat)

    sesuai untuk kambing perah yang membutuhkan ransum dengan konsentrasi

    nutrisi tinggi selama laktasi. Respon kambing perah seperti PE sangat baik

    terhadap penggunaan daun Leucaena leucocephala sebagai pakan dasar

    dengan proporsi 97% (BK) atau 60% maupun sebagai suplemen (20%)

    dalam pakan komplit berbentuk pelet (panjang 20-25 mm dan diameter 8,0

    mm). Konsumsi pakan dilaporkan sangat baik antara 3,3-4,0% dengan tingkat

    pertumbuhan yang tinggi antara 154-180g/h. Nilai biologis N sebesar 32,9%,

    jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan Leucaena dalam bentuk

    segar sebesar 20,5%. Proses pengeringan dan pengolahan menjadi pelet

    kemungkinan menyebabkan meningkatnya nilai biologis N.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 41

    BAB VI AIR MINUM

    Kebutuhan Air Minum

    Air merupakan unsur sangat penting dan tak tergantikan yang sangat

    dibutuhkan oleh ternak kambing untuk hidup dan berproduksi. Sebagian besar

    (70%) tubuh ternak merupakan unsur air. Oleh karena peran air sangat

    penting untuk kehidupan dan tidak tergantikan oleh unsur lain, maka

    kekurangan air dapat berakibat fatal. Misalnya, apabila ternak kehilangan air

    sebanyak 20% dari cairan tubuh akan menyebabkan kematian. Kekurangan

    air dalam volume yang lebih sedikit akan menggangu proses metabolisma

    nutrisi, sehingga menurunkan produktivitas, terutama pada induk yang sedang

    menyususi (laktasi). Pengelolaan air minum untuk ternak kambing disajikan

    pada Tabel 10.

    Kebutuhan akan air semakin meningkat pada induk yang sedang

    menyesusi (laktasi). Dalam fase laktasi tersebut air diperlukan untuk

    memproduksi susu yang mengandung 80-90 % air. Kekurangan air akan

    menyebabkan turunnya produksi susu yang selanjutnya akan mengganggu

    pertumbuhan anak.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 42

    Tabel 11. Pengelolaan air minum untuk ternak kambing

    Bagaimana Hubungan Kebutuhan Air Dengan Status Ternak?

    1. Ternak muda membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan

    ternak dewasa. Sesuaikan jumlah pemberian air minum dengan

    status umur ternak

    2. Kebutuhan induk laktasi (menyusui) akan air meningkat tajam.

    Pastikan air minum tersedia setiap saat dalam jumlah cukup untuk

    induk yang sedang menyusui anak.

    Berapa Banyak Kebutuhan Ternak Kambing akan Air?

    1. Kebutuhan asupan (konsumsi) air berkisar antara 1,5 2,5

    liter/ekor/hari

    2. Kebutuhan air meningkat pada pemberian pakan yang kering,

    misalnya pakan komplit

    Kapan Saat Pemberian Air Minum?

    1. Ternak akan mengkonsumsi air setiap saat beberapa kali dalam

    sehari. Pastikan air minum tersedia setiap waktu.

    2. Ternak tidak akan mengkonsumsi air minum yang telah tercemar

    kotoran (feses atau urin)

    3. Sediakan selalu air yang bersih, ganti air yang telah terkontaminasi

    feses atau urin (air seni)

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 43

    Ternak kambing seperti halnya jenis ternak lain mendapatkan air untuk

    kebutuhan hidupnya dari bahan pakan yang dikonsumsi. Namun, umumnya

    jumlah air yang diperoleh dari pakan tidak mencukupi kebutuhan

    metabolismanya. Oleh karena itu, air minum harus disediakan agar dapat

    dikonsumsi setiap saat. Pemberian air minum semakin penting, apabila

    kepada ternak diberikan pakan komplit yang umumnya kering. Pentingnya

    penyediaan air minum juga perlu diperhatikan pada ternak kambing yang

    digembalakan. Oleh karena itu, air minum harus selalu tersedia didalam

    kandang setiao saat.

    Metabolisma Air

    Konsumsi air yang tinggi akan memacu laju pelepasan pakan didalam

    saluran pencernaan, disamping akan mengakibatkan pula semakin

    rendahnya konsentrasi mikrobia per unit volume cairan rumen. Kedua hal ini

    dapat memacu penurunan tingkat kecernaan pakan. Terdapat hubungan

    negatif antara konsumsi air dengan kecernaan pakan berserat tinggi, baik

    pada kambing dengan habitat kering (kambing Bedouin) maupun pada

    kambing dari daerah beriklim sedang (kambing Mamber).

    Konsumsi air pada kambing lebih rendah dibandingkan dengan

    domba. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab lebih tingginya

    tingkat koefisien cerna pakan pakan pada kambing. Peranan penting reticulo-

    rumen sebagai organ penampung air merupakan cara adaptasi oleh kambing

    didaerah beriklim kering.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 44

    Peran sebagai penampung air oleh reticulo-rumen akan

    memperlambat laju alur cairan rumen yang berakibat kepada 1) semakin

    banyak waktu tersedia bagi kontak antara mikrobia dengan digesta, dan 2)

    semakin lama waktu tahan partikel pakan didalam reticulo-rumen terutama

    partikel berukuran kecil yang biasanya melaju bersama cairan rumen. Kedua

    peristiwa tersebut akan memacu peningkatan kecernaan pakan.

    Gambar 12 . Selama masa menyusui (laktasi) induk membutuhkan air minum dalam

    jumlah yang besar untuk memproduksi susu

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 45

    DAFTAR BACAAN

    Moualem, R., I. Chosniak and A. Shkolnik. 1990. Environmental heat load,

    bioenergetics and water economy of two breeds of goats: The

    Mamber goat versus the desert Bedouin goat. Wld. Rev. Anim. Prod.

    25:91-95.

    Narjisse, H., M.A. El Honsali, J.D. Olsen. 1995. Effect of oak (Quercus ilex)

    tannins on digestion and nitrogen balance in sheep and goats. Small

    Rumin. Res. 18:201-206.

    Shkolnik, A. 1992. Digestive efficiency: Significance of body size and of

    adaptation to a stressful environment. In : R.M. Acharya (Ed.) Pre-

    Conference Proceedings Invited Papers Vol. II, Part I. V International

    Conference on Goats. Indian Council of Agricultural Research, New

    Delhi, India. pp.255-260.

  • Pengelolaan Pakan

    Lolit Kambing Sei Putih 46