Bab I Pendahuluan - iubtt.kemenperin.go.idiubtt.kemenperin.go.id/attachments/606_LAKIP IPAMP...
Transcript of Bab I Pendahuluan - iubtt.kemenperin.go.idiubtt.kemenperin.go.id/attachments/606_LAKIP IPAMP...
1
Bab I
Pendahuluan
I. Tugas dan Fungsi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 107/M-
IND/PER/11/2015 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bab VI Pasal 348
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pengembangan sumber daya
industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal, dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri permesinan dan alat mesin
pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 348,
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai fungsi meliputi :
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan
industri permesinan dan alat mesin pertanian;
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri
permesinan dan alat mesin pertanian;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pengembangan sumber
daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan,
pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal, dan
fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri
permesinan dan alat mesin pertanian;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri permesinan dan alat mesin
pertanian;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi evaluasi di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri permesinan dan alat mesin
pertanian;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar NasionaL Indonesia, standar industri hijau,
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri permesinan dan alat
mesin pertanian;
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat
II. Peran Strategis Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian merupakan unit kerja pada
Direkorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika,
Kementerian Perindustrian yang bertanggung jawab dalam pengembangan industri
barang modal dalam negeri. Sektor industri barang modal terdiri atas 8 (delapan) sub-
2
sektor yaitu konstruksi baja, alat konstruksi, alat/mesin pertanian, mesin proses, alat
energi, alat penunjang, alat kelistrikan dan alat kesehatan.
Industri barang modal merupakan industri yang penting mengingat sektor ini
merupakan industri penyedia mesin/peralatan untuk industri lainnya. Oleh karena itu,
industri barang modal yang efisien akan mendukung industri lainnya menjadi efisien dan
berdaya saing. Dengan demikian, dukungan pengembangan industri barang modal perlu
mendapat perhatian khusus dari Pemerintah.
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian ada dalam struktur
organisasi Kementerian Perindustrian, sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam
pengembangan industri barang modal dalam negeri. Dalam menjalankan peran
strategisnya, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mengacu pada
Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Industri.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 memberikan kewajiban pengembangan industri
yang fokus pada standardisasi, kompetensi SdM, penguatan lembaga uji, penguatan
posisi dalam kerjasama luar negeri, penguatan sistem informasi dan penguasaan
teknologi.
III. Struktur Organisasi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Permesinan dan
Alat Mesin Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 107/M-
IND/PER/11/2015 pasal 348 sampai 367 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dipimpin oleh
Direktur yang membawahi 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu :
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggaran di
bidang industri permesinan dan alat mesin pertanian;
b. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data,
serta penyajian informasi di bidang industri permesinan dan alat mesin pertanian;
Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
terdiri atas :
a. Seksi Program
Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang industri permesinan dan
alat mesin pertanian.
b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
3
Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan Penyiapan bahan
evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian
informasi di bidang industri permesinan dan alat mesin pertanian.
2. Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan
Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan fasilitasi penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitasi industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri mesin peralatan listrik dan alat kesehatan.
Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh
wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya
manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber
pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan,
perizinan dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di
bidang industri mesin peralatan listrik dan alat kesehatan; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri mesin peralatan listrik
dan alat kesehatan.
Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan terdiri atas:
a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Iklim Usaha dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah
pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia
industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan
bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem
informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan dan informasi
industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional
Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri
mesin peralatan listrik dan alat kesehatan.
4
b. Seksi Pemberdayaan Industri
Seksi Standardisasi dan Teknologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis, peningkatan
penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri mesin peralatan listrik
dan alat kesehatan.
3. Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari Lingkungan
Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari Lingkungan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,
perizinan industri, penanaman modal dan fasilitasi industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan.
Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari Lingkungan
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh
wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya
manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber
pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan,
perizinan dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di
bidang industri peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri peralatan pabrik, alat
berat, dan mesin pelestari lingkungan.
Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari Lingkungan
terdiri atas:
a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana dan Prasarana Industri
5
Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana dan Prasarana Industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran
industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan
pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam,
pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta
sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan
serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan,
perizinan dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di
bidang industri peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan.
b. Seksi Pemberdayaan Industri
Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis, peningkatan
penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri peralatan pabrik, alat
berat, dan mesin pelestari lingkungan.
4. Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian
Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitasi industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri mesin perkakas dan alat mesin pertanian.
Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh
wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya
manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber
pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan,
perizinan dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di
bidang industri peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan; dan
b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
6
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri peralatan pabrik, alat
berat, dan mesin pelestari lingkungan.
Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian terdiri atas:
a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana dan Prasarana Industri
Seksi Iklim Usaha dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan Penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah
pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia
industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan
bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem
informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan dan informasi
industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional
Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri
mesin perkakas dan alat mesin pertanian.
b. Seksi Pemberdayaan Industri
Seksi Standardisasi dan Teknologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri starategis, peningkatan
penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama
internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,
penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian
fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri
hijau, serta bahan kebijakan teknis pengembangan industri mesin perkakas dan
alat mesin pertanian.
5. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga direktorat.
7
Bab II
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
I. Rencana Strategis Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Rencana Strategis (Renstra) Direkrorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
tahun 2015-2019 dimaksudkan untuk merencanakan konstribusi yang signifikan bagi
keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan industri barang modal dalam negeri.
Renstra Direkrorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian tahun 2015-2019
disusun berdasarkan analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis, serta
perubahan paradigma peningkatan daya saing dan kecenderungan pengembangan
industri barang modal dalam negeri.
1. Visi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Visi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian adalah "Terwujudnya
industri permesinan nasional yang berdaya saing"
2. Misi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Misi "Meningkatkan kemampuan produksi barang modal yang efisien"
3. Tujuan Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dengan tujuan membangun dan mengembangkan industri
barang modal dalam negeri, sehingga mampu berdaya saing dan menjadi tuan
rumah di negeri sendiri.
4. Sasaran Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Sasaran-sasaran yang diharapkan tercapai pada tahun 2010-2014 adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatnya nilai tambah Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian;
b. Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri dan luar negeri Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian;
c. Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian;
d. Tingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian;
e. Lengkap dan menguatnya struktur Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian;
8
f. Tersebarnya pembangunan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian.
5. Arah Kebijakan dan Strategi
Industri barang modal dalam negeri dibangun dan dikembangkan dengan mengacu
pada penyusunan dan penerapan standardisasi, pengembangan komptensi SdM,
penguatan lembaga uji, penguatan posisi dalam kerjasama luar negeri, penguatan
sistem informasi dan penguasaan teknologi.
Oleh karena itu, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
merumuskan strategi pengembangan yang berorientasi pada penguatan struktur
industri barang modal dalam negeri.
Gambar 2.1. Strategi Pengembangan Industri Barang Modal Dalam Negeri
II. Rencana Kinerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Th. 2015
1. Sasaran
Jenis industri sektor permesinan yang akan diprioritaskan dan didorong
pertumbuhannya adalah industri alat berat, industri peralatan energi, industri
mesin perkakas, industri mesin tekstil, dan peralatan kelistrikan. Rencana aksi
akan disusun dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek
antara lain akan mempertahankan kebijakan batas usia mesin bukan baru yang
akan diimpor maksimal 20 tahun, serta menyusun Peraturan Menteri dan Peraturan
9
Dirjen IUBTT untuk pemberlakuan SNI wajib produk meliputi motor bakar,
handsprayer, regulator tekanan tinggi, dan konverter kit. Untuk jangka panjang
akan dikembangkan produk-produk high technology dengan bea masuk 0% dan
memiliki populasi impor yang tinggi, meliputi mesin perkakas otomatis, robotic
assembling machine, turbin gas dengan kapasitas diatas 30 MW, boiler bertekanan
tinggi dan automatic control devices.
2. Indikator Kinerja
Indikator kinerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian adalah
uraian dari ukuran keberhasilan atau kegagalan dari setiap uraian kegiatan yang
akan dilakukan oleh unit kerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian berdasarkan masukan, keluaran, hasil yang akan dihasilkan oleh masing-
masing kegiatan di lingkungan Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian.
Sasaran Strategis
(SS)
Indikator Kinerja Target
Satuan IPAMP
I. Meningkatnya nilai
tambah industri
1. Laju pertumbuhan industri persentase 8.38
2. Konstribusi industri manufaktur
terhadap PDB Nasional
persentase 2.68
II. Meningkatnya
penguasaan pasar
dalam dan luar
negeri
1. Kontribusi ekspor produk IUBTT
terhadap ekspor nasional
persentase 7
2. Pangsa pasar produk IUBTT
terhadap total permintaan di
pasar dalam negeri
persentase 30
III. Meningkatnya
produktivitas SdM
industri
1. Tingkat produktivitas dan
kemampuan SdM IUBTT
Rupiah/tenaga
kerja
400000
2. Penambahan jumlah tenaga kerja
industri
Orang 3500
(PMA dan
PDMN)
IV. Tingginya
kemampuan dan
penguasaan
teknologi industri
1. Jumlah hasil litbang yang telah
diimplementasikan
Jumlah 2
10
V. Kuat, lengkap dan
dalamnya struktur
industri
1. Pertumbuhan investasi di industri
hulu dan antara
Jumlah proyek 1
2. Bertambahnya jumlah industri
komponen
Jumlah
industri
komponen
1
3. Tingkat kandungan lokal Persentase 40
Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
I. Menyusun kebijakan
dan iklim usaha
industri
1. Rekomendasi usulan insentif
fiskal
Rekomendasi 2
2. Perusahaan industri yang
memperoleh insentif
Perusahaan 8
3. Rekomendasi usulan insentif
nonfiskal sektor IUBTT
Rekomendasi -
II. Mengembangkan
R&D di instansi dan
industri
1. Kerjasama R&D instansi dengan
industri/lembaga
Kerjasama 2
III. Memfasilitasi akses
pembiayaan dan
bahan baku untuk
meningkatkan
kapasitas produksi
1. Tingkat utilisasi kapasitas
produksi
% 70
2. Perusahaan yang mendapat
akses ke sumber pembiayaan
Perusahaan -
3. Perusahaan yang mendapat
akses ke sumber bahan baku
Perusahaan 1
IV. Memfasilitasi
promosi industri
1. Perusahaan mengikuti
seminar/konferensi, pameran,
misi dagang/investasi promosi
produk/jasa dan investasi industri
Perusahaan 25
V. Memfasilitasi
penerapan
standardisasi
1. Rancangan SNI 1 dan SNI 2 yang
diusulkan
RSNI 10
2. Penyusunan peraturan teknis SNI
wajib
Produk 3
3. Penyusunan Rancangan SKKNI RSKKNI 3
Gambar 2.2. Rencana Kinerja Direktorat Industri Permesinan dan
Alat Mesin Pertanian Tahun 2015
11
III. Penetapan Kinerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Th. 2015
Penetapan kinerja disusun sebagai tolok ukur akuntabilitas kinerja Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian periode tahun 2015. Setelah mendapatkan
penetapan, maka dokumen ini dievaluasi per triwulan yang dituangkan pada Laporan
Triwulan selama tahun 2015. Seluruh sasaran dan indikator kinerja Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian tahun 2014 mengacu pada Peta Strategis Tahun
2015-2019.
Gambar 2.3. Peta Strategis Direktorat Industri Permesinan
Dan Alat Mesin Pertanian Tahun 2015-2019
12
IV. Rencana Anggaran Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Th 2015
KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN SASARAN PAGU
1850 Penumbuhan Industri Permesinan
Dan Alat Mesin Pertanian
99.790.000.000
1850.001 Koordinasi Pengembangan Industri
Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian
2 Laporan 33.578.363.000
1850.002 Pelaksanaan Standardisasi Bidang
Industri Permesinan Dan Alat Mesin
Pertanian
10 Standar 12.732.122.000
1850.003 Peningkatan Kemampuan SDM
Industri Permesinan Dan Alat Mesin
Pertanian
240 Orang 2.824.000.000
1850.004 Pengembangan Teknologi Industri
Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian
5 Unit 43.901.299.000
1850.005 Promosi Kemampuan Industri
Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian
7 Promosi 4.763.424.000
1850.006 Dokumen
Perencanaan/Evaluasi/Database
Industri Permesinan Dan Alat Mesin
Pertanian
2 Dokumen 1.990.792.000
T O T A L 99.790.000.000
Gambar 2.3. Anggaran Direktorat Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian Tahun 2015
Anggaran tahun 2015 dititikberatkan pada peningkatan kompetensi SdM industri
permesinan dan alat mesin pertanian bersertifikasi, penguatan lembaga uji,
penyusunan standardisasi, serta kelanjutan pembangunan gedung Pusat
Pengembangan Teknologi dan Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan.
Terkait dengan kelanjutan proses pembangunan gedung, Direktorat Industri
Permesinan telah melakukan koordinasi secara intensif dengan para pihak seperti
Inspektorat Jenderal Kemenperin, LKPP, Institut Teknologi Bandung serta perusahaan
penyedia jasa.
Penyusunan standard difokuskan pada penyusunan RSNI komponen utama sistem
konverter kit, dengan mengacu pada standar ISO 15500. Penyusunan RSNI adalah
bentuk peran serta Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dalam
mendukung program konversi BBM ke BBG.
13
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
Sebagai kontrak kinerja yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dalam dokumen Penetapan Kinerja
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Tahun 2015, seluruh jajaran
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian akan melakukan berbagai
upaya melalui program dan kegiatan guna mencapai target-target yang telah ditetapkan.
I. Analisis Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Berdasarkan RPJMN tahun 2015-2019, maka sasaran yang harus dicapai oleh
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya penguasaan teknologi produk dan proses melalui:
a. Peningkatan penerapan standar;
b. Pengembangan prototipe produk;
c. Peningkatan fasilitasi kerjasama dengan lembaga litbang/perguruan tinggi;
d. Peningkatan kemampuan potensi industri daerah;
e. Pembentukan pusat pengembangan teknologi industri mesin perkakas dan
industri alat kesehatan.
2. Meningkatnya kompetensi SdM melalui :
a. Penyusunan SKKNI;
b. Pengembangan dan penguatan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat
Uji Kompetensi (TUK);
c. Pelatihan dan workshop dalam rangka peningkatan kemampuan SdM di
bidang metalworking, pengelasan, pengecoran, dan alsintan.
3. Meningkatnya Pangsa Pasar Industri Barang Modal di dalam negeri dan akses
pasar luar negeri melalui :
a. Pemberian BM-DTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah) untuk bahan baku
dan penolong serta komponen;
b. Pemberian insentif tax-holiday dan tax allowance untuk investasi baru barang
modal;
14
c. Peningkatan fasilitasi kerjasama pengembangan produk dan investasi dengan
negara potensial;
d. Pameran di dalam negeri untuk mendukung program pengadaan
barang/jasa;
e. Pameran di luar negeri dalam rangka peningkatan akses pasar;
f. Pengembangan kerjasama pemenuhan kebutuhan barang/jasa instansi
pemerintah pusat/daerah;
g. Penyusunan/perumusan kebijakan P3DN;
h. Sosialisasi kebijakan P3DN dan kemampuan industri nasional.
Berdasarkan hasil evaluasi per triwulan selama tahun 2014 dapat disimpulkan
beberapa hal mengenai kinerja sektor industri permesinan dan alat mesin pertanian
yaitu :
Peningkatan nilai tambah industri, selama tahun 2015 sektor industri
permesinan dan alat mesin pertanian terus bertumbuh dalam hal kemampuan
produksi, disain produk, kualitas produk dan diversifikasi produk. Secara umum,
pertumbuhan sektor industri permesinan dan alat mesin pertanian terjadi sebagai
implementasi kebijakan fasilitas investasi yang disediakan oleh Pemerintah. industri
mesin/peralatan dalam negeri juga bertumbuh seiring dengan pelaksanaan proyek-
proyek infrastruktur seperti Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan, Proyek
Revitalisasi Industri Alat Pertahanan, Program Revitalisasi Mesin/Peralatan Pabrik
Gula, Program Diversifikasi BBM ke BBG, Program Pembangunan Rumah Murah,
Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, dsb. Beberapa industri
mesin/peralatan yang terlibat pada proyek-proyek tersebut antara lain adalah PT.
Barata Indonesia, PT. Boma Bisma Indra, PT. Basuki Pratama Engineering, PT. ZUG
Industry Indonesia, PT. Super Andalas Steel, PT. Alstom Indonesia, dll.
Kementerian Perindustrian mendorong P3DN pada setiap proyek infrastruktur di
dalam negeri seperti, PLTU Cirebon 1X1000 MW, PLTU Tanjung Jati B Unit 5 & 6
(Jawa-4) 2 X 1000 MW. Pada kedua proyek infrastruktur tersebut, Direktorat
Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mendorong tercapainya optimalisasi
capaian TKDN, dalam rangka peningkatan peran serta industri dalam negeri,
penguasaan teknologi dan peningkatan kompetensi SdM.
Peningkatan penguasaan pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri,
industri barang modal dalam negeri terus berupaya untuk menguasai pangsa pasar
dalam dan luar negeri melalui produk-produk yang berkualitas. Strategi penguasaan
pasar dilakukan melalui peningkatan kapasitas produk serta pendirian fasilitas
produksi baru di Indonesia. Industri yang telah mendirikan fasilitas produksi baru
15
dalam rangka pemenuhan pasar Indonesia dan Asia adalah PT. Caterpillar Indonesia
Batam, untuk produksi Large Mining Truck dan Hydraulic Mining Excavator.
Keberadaan PT. Caterpillar Indonesia Batam sangat membantu Indonesia,
khususnya dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang No. 4 tahun 2014 tentang
Minerba.
Industri lain yang berinvestasi dalam rangka penguasaan pasar adalah PT. Siemens
Indonesia. PT. Siemens Indonesia mendirikan pusat pelatihan teknologi las di
Cilegon sebagai strategi peningkatan kualitas produk steam turbine yang mereka
hasilkan. Capaian lain yang telah dicapai oleh PT. Siemens Indonesia pada tahun
2015 adalah pengembangan line produksi MV Switchgear. Keberadaan PT. Siemens
Indonesia beserta industri alat energi dalam negeri lainnya, sangat membantu
Pemerintah dalam upaya Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan 35.000 MW
untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Strategi lain yang dilaksanakan dalam rangka penguasaan pangsa pasar dalam
negeri adalah melalui kebijakan pembatasan impor. Kebijakan ini diberlakukan
untuk produk-produk mesin/peralatan yang telah diproduksi di dalam negeri.
Kebijakan pembatasan impor dilakukan selaras dengan kebijakan P3DN dan TKDN,
khususnya dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Salah satu kebijakan
P3DN dan TKDN yang terus didorong oleh Direktorat Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian adalah pada subsektor alat kelistrikan, dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Perindustrian No. 55/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan.
Peningkatan penguasaan pasar produk dalam negeri juga dilakukan melalui kegiatan
pameran dalam dan luar negeri. Kegiatan pameran luar negeri yang diikuti pada
tahun 2015 dilaksanakan di China dan Taiwan.
Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri, Direktorat
Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mengembangkan industri barang
modal dalam negeri secara menyeluruh, yaitu sampai kepada tier 2. Hal ini
dimaksudkan untuk melengkapi dan memperkuat struktur industri barang modal.
Struktur industri yang kuat akan menghasilkan rantai pasok industri yang efisien,
sehingga produk yang dihasilkan mampu berdaya saing. Industri komponen
permesinan merupakan subsektor yang juga diprioritaskan untuk
ditumbuhkembangkan. Pengembangan industri komponen permesinan ini didorong
untuk dilakukan oleh industri permesinan skala kecil-menengah. Faktor utama yang
sangat penting dalam pengembangan industri komponen permesinan adalah
ketersediaan bahan baku.
16
Salah satu faktor penunjang pengembangan industri permesinan adalah melalui
dukungan kebijakan fiskal. Tujuan utama dari pemberian kebijakan fiskal ini adalah
untuk mendukung investasi serta meningkatkan daya saing produk permesinan
buatan dalam negeri. Kebijakan fiskal yang diberikan adalah tax holiday, tax
allowance serta Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Khusus untuk BMDTP,
sub sektor industri permesinan yang didorong melalui kebijakan ini adalah alat berat
dan alat energi.
Peningkatan kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi, industri barang
modal dalam negeri juga didorong untuk melakukan inovasi dan penguasaan
teknologi. Salah satu strategi yang dilaksanakan untuk mencapai hal ini adalah
melalui proyek konsorsium PLTP Nasional Kamojang. Melalui proyek ini, para
pemangku kepentingan bekerjasama dalam menyatukan seluruh potensi
kemampuan yang ada untuk membangun PLTP kapasitas 3 MW di Kamojang.
Industri yang terlibat pada kegiatan ini adalah PT. Boma Bisma Indra, PT. Torishima
Guna, PT. LEN, PT. Nusantara Turbin dan Propulsi, dengan didukung oleh BPPT dan
PT. Pertamina. Kerjasama serupa juga dilaksanakan dalam mendukung
pembangunan PLTU Cirebon dengan mengikutsertakan peran serta industri barang
modal dalam negeri.
Peningkatan inovasi dan penguasaan teknologi juga dilakukan secara khusus untuk
subsektor mesin perkakas dan alat kesehatan. Pengembangan kedua sektor ini
dilakukan melalui kerjasama antara para pemangku kepentingan, dalam pendirian
Gedung Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Mesin Perkakas dan Alat
Kesehatan. Pihak-pihak yang berperan serta aktif adalah Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB,
serta industri terkait. Pada tahun 2015 ini, fokus kegiatan dilakukan pada kelanjutan
pembangunan gedung, penyiapan struktur organisasi serta inventarisasi
mesin/peralatan yang dibutuhkan.
Peningkatan penguasaan teknologi juga dilaksanakan dalam rangka mendukung
Program Ketenagalistrikan 35.000 MW. Program ini direncanakan selesai dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun dari 2015-2019. Direktorat Industri Permesinan dan Alat
Mesin Pertanian telah melakukan koordinasi, updating dan evaluasi kemampuan
industri mesin/peralatan energi di dalam negeri. Oleh karena itu, Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian telah menyampaikan data dan informasi
kemampuan tersebut kepada para pihak terkait seperti Kemenko Kemaritiman,
Kementerian ESDM, BPPT, dan PT. PLN.
Industri mesin/peralatan energi dalam negeri diharapkan dapat berperan serta
dalam pembangunan PLTU dan PLTP dengan kapasitas s/d 7 MW. Direktorat Industri
Permesinan dan Alat Mesin Pertanian telah memetakan dan memilih keyplayer untuk
17
masing-masing produk mesin/peralatan energi yaitu steam turbine (PT. Siemens
Indonesia dan PT. Nusantara Turbin dan Propulsi), Boiler (PT. Weltes Energi
Nusantara, PT. ZUG Industry Indonesia, PT. Cilegon Fabricators, PT. Indomarine, PT.
Atmindo, PT. Super Andalas Steel, PT. Barata Indonesia, PT. Basuki Pratama
Engineering), Generator (PT. Pindad), kWH Meter (PT. Fuji Dharma Electric, PT.
Mecoindo, PT. Metbelosa), transformator (PT. CG Power Systems Indonesia, PT.
Bambang Djaja, PT. Unindo, PT. Trafoindo Prima Perkasa, PT. ABB Sakti Industri),
panel (PT. Panelindo Makmur Sentosa, PT. Hitachi Power Systems Indonesia, PT.
Industria), pompa (PT. Ebara Indonesia, PT. Torishima Guna Indonesia, PT. Bumi
Cahaya Unggul, PT. Duraquipt Cemerlang), dan perusahaan EPC nasional (PT.
Wijaya Karya, PT. Metaepsi, PT. Rekadaya Elektrika, PT. Inti Karya Persada Teknik,
PT. Tripatra Engineers and Constructors, PT. Rekayasa Industri, PT. Medco Energi
Internasional, PT. PP, PT. PAL, PT. Boma Bisma Indra, PT. Indika Energi, PT. Truba
Jaya Engineering).
Peran industry mesin/peralatan dalam negeri, khususnya sektor mesin/peralatan
listrik juga didorong melalui program jalur distribusi listrik 46.000 kms dan proyek
pembangunan jembatan nasional. Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian mendorong peranan industri dalam negeri melalui penetapan harga pada
kedua program tersebut, dan harga yang ditetapkan telah melalui penelaahan dari
pihak BPKP.
Lengkap dan kuatnya struktur industri, keinginan untuk memperkuat struktur
industri permesinan dan alat mesin pertanian dalam negeri terus diupayakan oleh
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian. Salah satu langkah yang
dilakukan adalah melalui promosi investasi ke negara-negara industri maju, untuk
menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka. Kebijakan-kebijakan yang
terkait dalam rangka penguatan struktur industri permesinan pada prinsipnya adalah
perlindungan terhadap industri yang telah eksisting, serta penyediaan fasilitas untuk
investasi industri yang baru di Indonesia.
Struktur industri permesinan dan alat mesin pertanian dalam negeri juga diperkuat
pada sisi SdM. Hal ini dilakukan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Peningkatan kompetensi SdM dilakukan melalui
pelatihan yang berbasis pada sertifikasi kompetensi, yang bekerjasama dengan
BNSP, LMI dan lembaga sertifikasi kompetensi lainnya. Peningkatan kompetensi SdM
industri barang modal dalam negeri difokuskan untuk produksi mesin/peralatan
dengan tingkat ketelitian tinggi. Hal ini didasarkan pada data neraca perdagangan,
dimana ketergantungan terhadap pasokan impor untuk produk-produk dengan
ketelitian tinggi cenderung meningkat, untuk sektor mesin/peralatan energi, mesin
perkakas, alat/mesin pertanian, alat berat, dan alat kesehatan.
18
Pada tahun 2015, struktur industri permesinan dan alat mesin pertanian dalam
negeri mengalami gangguan yang diakibatkan pada kondisi ekonomi global yang
melemah. Salah satu dampak yang terjadi pada sektor industri permesinan dan alat
mesin pertanian adalah pada tertundanya realisasi investasi PT. Caterpillar
Indonesia Batam. PT. Caterpillar Indonesia Batam terpaksa merelokasi rencana
investasi dan membatalkan fasilitas insentif tax holiday selama 5 (lima) tahun.
II. Neraca Perdagangan Sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
No Sektor Ekspor (US$) Impor (US$)
2014 2015 2014 2015
1 Alat berat 326.513.492 359.164.841 1.035.840.561 1.139.424.617
2 Peralatan
konstruksi
122.167.724 134.384.496 1.653.806.861 1.819.187.547
3 Alat mesin
pertanian
6.861.239 7.547.362 53.142.554 58.456.809
4 Peralatan energi 42.749.807 47.024.787 964.092.145 1.060.501.359
5 Peralatan pabrik 67.441.305 74.185.435 1.850.876.084 2.035.963.692
6 Peralatan listrik 41.210.771 45.331.848 267.157.324 293.873.056
7 Peralatan
kesehatan
152.960.205 168.256.225383 383.843.385 422.227.723
Sumber : Pusdatin Kemenperin 2015 (diolah)
18
Bab IV
Kesimpulan
Selama tahun 2015 industri barang modal dalam negeri terus didorong untuk
berkembang, sehingga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tantangan dan
hambatan yang dihadapi oleh industri barang modal dalam negeri antara lain adalah :
Tantangan
1. Produk sejenis yang diimpor dari negara lain, dengan harga yang lebih murah;
2. Penguasaan teknologi yang relatif terbatas, khususnya untuk mesin/peralatan dengan
tingkat teknologi medium-advance;
3. Sinergitas antar para pemangku kepentingan sektor industri alat kelistrikan yang
masih perlu ditingkatkan;
4. Pelemahan ekonomi yang terjadi secara global.
Hambatan
1. Tarif bea masuk industri hulu, industri menengah dan industri hilir belum harmonis;
2. Adanya kewajiban/keharusan menggunakan mesin/peralatan pembangkit listrik dari
negara donor/kreditur dalam rangka proyek putar kunci (turn key project) atau bank
konsorsium internasional pada proyek pembangunan ketenagalistrikan di Indonesia,
khususnya kapasitas > 100MW;
3. Adanya ketidakpercayaan investor asing untuk menggunakan mesin/peralatan dalam
negeri, dengan alasan Quality, Cost, Delivery (QCD);
4. Keterbatasan kompetensi SdM dalam negeri dalam proses produksi untuk produk
dengan tingkat ketelitian tinggi;
5. Rancang bangun/disain, fabrikasi, manufaktur dan standardisasi masih mengacu
kepada principal pemegang merk;
6. Pengenaan PPN dan PPh terhadap pembelian bahan baku dan komponen kepada
produsen/pemanufaktur produk mesin/peralatan energi di dalam negeri;
7. Adanya tumpang tindih/duplikasi kebijakan insentif sektor ketenagalistrikan, yang
dikeluarkan oleh Kementerian ESDM, dan BKPM, yang membolehkan impor barang
sejenis yang telah mampu dibuat di dalam negeri;
8. Mesin/peralatan produksi yang dimiliki industri dalam negeri umumnya sudah tua,
khususnya yang dimiliki oleh perusahaan BUMN (PT. Barata Indonesia, PT. Boma
Bisma Indra, PT. Bomastork, PT. Pindad)
19
Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebagai unit kerja pada
Kementerian Perindustrian, yang bertanggung jawab pada pengembangan industri
barang modal dalam negeri, terus mengupayakan dukungan bagi industri barang modal
dalam negeri. Sebagai evaluasi perkembangan industri barang modal dalam negeri pada
tahun 2015, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian telah merumuskan
usulan kebijakan yang akan dilaksanakan pada RPJMN 2015-2019 yaitu :
1. Perlunya PPN dan PPh ditanggung Pemerintah, misal PPNDTP dan PPhDTP, untuk
Proyek Ketenagalistrikan Merah Putih 35.000 MW;
2. Ketegasan Pemerintah untuk menjalankan P3DN dan TKDN sesuai dengan
Permenperin No. 54/2012 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan;
3. Perlunya bantuan pinjaman/kredit kerja untuk industri barang modal dalam negeri,
untuk pembelian bahan baku, komponen dengan bunga rendah (7-10%);
4. Harmonisasi tarif bea masuk industri mesin/peralatan energi mulai dari industri
hulu, menengah dan hilir;
5. Perlunya adanya peraturan yang mengatur pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan dengan pola turn key project dan dibiayai oleh konsorsium bank
internasional, dengan mengoptimalkan produk dalam negeri;
6. Perlunya dibentuk konsorsium perusahaan industri, perbankan, EPC dalam negeri,
serta melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, PT. PLN,
BPPT/Kemenristekdikti dalam membangun proyek ketenagalistrikan untuk kapasitas
< 100 MW (Konsorsium Merah Putih);
7. Perlunya pemberian alokasi pembangunan proyek ketenagalistrikan kapasitas < 100
MW kepada Konsorsium Merah Putih;
8. Perlunya peningkatan kompetensi SdM industri melalui pelatihan bersertifikasi;
9. Perlunya peningkatan transfer teknologi dari principal kepada lokal agar mampu
mandiri dalam rancang bangun/disain, fabrikasi, dan manufaktur;
10. Perlunya PPN dan PPh tidak dipungut/tidak dikenakan, untuk pemanufaktur industri
mesin/peralatan energi dalam negeri untuk pembeliaan bahan baku dan komponen
lokal, khususnya untuk proyek PT. PLN;
11. Perlunya merevisi peraturan-peraturan kebijakan insentif fiskal yang terkait dengan
pembangunan ketenagalistrikan secara terintegrasi dan komprehensif;
12. Perlunya program restrukturisasi mesin/peralatan produksi industri dalam negeri,
tidak terbatas pada perusahaan industri barang modal BUMN, termasuk perusahaan
20
swasta yang berpotensi (PT. Texmaco Perkasa Engineering, PT. Bukaka Teknik
Utama, PT. Mugi, dll);
13. Untuk menjamin sinergitas program dan keberpihakan pada industri dalam negeri
dalam pembangunan ketenagalistrikan 35.000 MW, perlu dibentuk KKPLN (Komite
Kebijakan Pembangunan Listrik Nasional), dengan model mengikuti pola KKIP
(Komite Kebijakan Industri Pertahanan), dengan Presiden sebagai Ketua KKIP dan
pelaksana oleh Menko Kemaritiman, dimana anggotanya adalah instansi teknis
terkait.
Pengukuran Kinerja
21
Unit : Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Tahun : 2015
SASARAN STARTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
I Meningkatnya nilai tambah
industri
1 Laju pertumbuhan industri 8.38% 0.8%
2 Kontribusi industri manufaktur
(permesinan) terhadap PDB Nasional
2.68% 0.65%
II Meningkatnya penguasaan
pasar dalam dan luar negeri
1 Kontribusi ekspor produk permesinan
terhadap ekspor nasional
7% 2.5%
2 Pangsa pasar produk permesinan
terhadap total permintaan pasar
dalam negeri
30% 20%
III Meningkatnya produktivitas
SDM Industri
1 Tingkat produktivitas dan kemampuan
SDM industri permesinan
Rp 400.000/TK Rp
300.000/TK
2 Penambahan jumlah tenaga kerja
industri
3500 orang
(PMA dan
PMDN)
1500
IV Tingginya Kemampuan
Inovasi dan Penguasaan
Teknologi Industri
1 Jumlah hasil litbang yang telah
diimplementasikan
1 0
V Kuat, lengkap dan dalamnya
struktur industri
1 Pertumbuhan investasi di industri hulu
dan antara
1 proyek 2
2 Bertambahnya jumlah industri
komponen
1 industri 2
3 Tingkat kandungan lokal 40 % 40%
Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
22
I Menyusun kebijakan dan
iklim usaha industri
1 Rekomendasi usulan insentif fiskal 2 rekomendasi 2
2
Perusahaan industri yang memperoleh
insentif
8 Perusahaan
5
3 Rekomendasi usulan insentif nonfiskal
sektor IUBTT
- -
II Mengembangkan R&D di
instansi dan industri
1 Kerjasama R&D instansi dengan
industri/lembaga
2 kerjasama 2
III Memfasilitasi akses
pembiayaan dan bahan
baku untuk meningkatkan
kapasitas produksi
1 Tingkat utilisasi kapasitas produksi 70% 75%
2 Perusahaan yang mendapat akses ke
sumber pembiayaan
- -
3 Perusahaan yang mendapat akses ke
sumber bahan baku
1 perusahaan 1
IV Memfasilitasi promosi
industri
1 Perusahaan mengikuti
seminar/konferensi, pameran, misi
dagang/investasi promosi produk/jasa
dan investasi industri
25 perusahaan 25
V Memfasilitasi penerapan
standardisasi
1 Rancangan SNI 1 dan SNI 2 yang
diusulkan
10 RSNI 10
2 Penyusunan peraturan teknis SNI wajib 3 Produk 3
3 Penyusunan Rancangan SKKNI 3 RSKKNI 3
Jumlah anggaran tahun 2015 : Rp 99.790.000.000
Realisasi anggaran tahun 2015 : Rp 65.486.386.000