BAB I PENDAHULUAN - Helvetia
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Helvetia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kunjungan Antenatal Care merupakan kunjungan yang dilakukan ibu
hamil selama kehamilan yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu menuju
persalinan dan untuk mengetahui apakah ibu tidak memiliki komplikasi selama
kehamilan.
Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC)
merupakan asuhan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4
kali kunjungan ibu hamil dengan pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan
ketentuan 1 kali pada Trimester I (K1), 1 kali pada Trimester II dan dua kali pada
Trimester III (K4). (1)
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi
ibu. WHO memperkirakan bahwa 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat
mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui
pemberian asuhan kehamilan yang dilakukan secara teratur dan berkualitas. (2)
Menurut Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI
cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa,
dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup. (3)
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, Angka Kematian
Ibu (AKI) pada tahun 2015 tercatat 305 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016, di
Sumatera Utara AKI mencapai 268 kasus per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2016, jumlah
Kematian Ibu di Kota Medan sebanyak 3 jiwa dari 47.541 kelahiran hidup,
dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan sebesar 6 per 100.000 kelahiran
hidup, artinya dari 100.000 kelahiran hidup 6 ibu meninggal saat kehamilan,
persalinan atau nifas. (4) (5) (6)
Cakupan kunjungan antenatal care ibu hamil di dunia tahun 2013
menunjukkan angka 94% untuk K1 dan 72% untuk K4. Sedangkan berdasarkan
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyatakan bahwa cakupan K1
sebesar 95,75 % dan cakupan K4 sebesar 87,48 %. Cakupan kunjungan ibu
hamil di Sumatera Utara berdasarkan Profil Kesehatan tahun 2015 menunjukkan
peningkatan dengan cakupan K1 sebesar 82,44% dan cakupan K4 sebesar 75,50%
dan belum mencapai target yang ditetapkan Berdasarkan Profil Kesehatan Kota
Medan tahun 2016 menyatakan bahwa cakupan kunjungan antenatal care K1 dan
K4 di Kota Medan yaitu Cakupan K1 sebesar 94,4% dan Cakupan K4 sebesar
89,6%. (7) (8) (5) (9)
Menurut DepKes RI, jika tidak melakukan ANC sesuai aturan
dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi, salah satunya Eklampsia dan
Anemia. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun
2014, angka kematian ibu yang disebabkan karena Eklampsia sebesar 27,1%. Pre-
eklampsia/eklampsia merupakan kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedeme
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi
dan terdapat proteinurine pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian
karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-
eklampsia berat. (10) (6) (11)
Adapun penatalaksanaan yang perlu dilakukan pada ibu hamil untuk
mendeteksi dini Pre-eklamsia/Eklampsia yaitu dengan melakukan pemeriksaan
prenatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu,
kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap
minggu. (11)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya
tahan tubuh ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin
sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur. Oleh
karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin
selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1
kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada
triwulan terakhir. (10)
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang
perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia pada generasi mendatang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab
keadaan tersebut, diantara minimnya pengetahuan tentang risiko-risiko kehamilan
yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan,
pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya.
(12)
Rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya
pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan-kelainan dalam kehamilan kurang
diperhatikan yang pada akhirnya dapat membawa resiko yang tidak diinginkan.
Akibat dari rendahnya pengetahuan dari ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak
menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan
atau bahkan kedua-duanya. (12)
Motivasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan kunjungan pada
ibu hamil. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Ibu
hamil yang memiliki motivasi untuk melakukan kunjungan antenatal, kemu
ngkinan besar akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk
mencegah, menghindari, atau mengatasi masalah resiko kehamilan. Ibu memiliki
kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan
kehamilannya, sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat
ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan, sehingga dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia. (13)
Motivasi yang diperoleh ibu diharapkan mampu memberikan manfaat atau
sebagai pendorong ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Motivasi yang ada
pada ibu hamil terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik
yaitu dorongan internal yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar
karena memang telah ada dalam diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi
motivasi adalah usia, faktor emosi dan pendidikan serta tingkat pengetahuan. (13)
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar yang merupakan
pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Dalam hal ini suami, keluarga, teman
dan petugas kesehatan. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi adalah latar
belakang budaya dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga yaitu salah satunya
peran suami merupakan hal penting yang menentukan keberhasilan dalam
kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ANC, karena suami merupakan orang
yang paling dekat dan sering diajak diskusi dalam hal kehamilan ibu. (13)
Pencapaian pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan
kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan sejak pertama kali dan
seterusnya yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar selama 1 periode kehamilan berlangsung sedangkan Cakupan K4
merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke-4 atau lebih
untuk mengetahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah dan
kemampuan manajemen kelangsungan program KIA. (14)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik
selain juga mereka menjadi lebih percaya da terbuka karena mereka sudah
mengenal si pemberi asuhan. (10)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nery Ermaya, Djoko Nugroho
dan Dharminto 2015 didapatkan hasil uji koefisien korelasi antara varibel
motivasi dengan keteraturan antenatal care sebesar r = 0,639 dengan signifikansi
(sig) sebesar 0,000 (signifikan < 0,05), artinya ada hubungan yang kuat postiif
antara variabel motivasi dengan keteraturan antenatal care. (15)
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji regresi logistik yang dilakukan
oleh Ni Nyoman Mestri Agustini 2013, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal,
dimana p < 0,05 (p = 0,023). Dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi
memiliki kemungkinan cakupan pelayanan antenatal lengkap 9 kali lebih besar
dari pada ibu dengan tingkat pengetahuan rendah (OR = 6,968; CI 95% 1,315
hingga 36,940) Temuan penelitian ini sesuai dengan tinjauan teoritik, yaitu tingkat
pengetahuan ibu mengenai pelayanan antenatal menentukan cakupan pelayanan
antenatal. (16)
Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan
bahwa ibu hamil dengan pengetahuan kurang yang melakukan kunjungan ANC
sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan baik yang
tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (6,7%). Berdasarkan analisis
bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah
0.042 <alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
ibu dengan kunjungan ANC. (17)
Berdasarkan data dari RB Hanum Medan, jumlah ibu hamil dari bulan
Januari 2018 – Juli 2018 sebanyak 89 orang. Dari 89 orang ibu hamil, yang
melakukan kunjungan kehamilan secara teratur sebanyak 29 orang dan yang
melakukan kunjungan kehamilan secara tidak teratur sebanyak 60 orang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh di RB Hanum Medan
pada bulan Juli 2018 yang dilakukan dengan wawancara pada 10 orang ibu
hamil dengan usia kehamilan >36 minggu, di antaranya 6 orang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan secara lengkap. 4 orang diantaranya mengatakan bahwa
tidak sepenuhnya mengetahui jadwal kunjungan kehamilan serta tujuan dan
manfaat pemeriksaan kehamilan karena menurut ibu pemeriksaan kehamilan
hanya dilakukan pada saat ibu mempunyai keluhan. Sedangkan 2 orang di
antaranya mengatakan bahwa mengetahui jadwal kunjungan kehamilan namun
karena berdasarkan pengalaman ibu pada kehamilan sebelumnya, tidak terjadi
sesuatu yang membahayakan ibu dan janinnya sehingga tidak pernah timbul
keinginan ibu untuk memeriksakan kehamilannya lebih lanjut.
Suami ataupun keluarga juga tidak pernah menyarankan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya di klinik atau di fasilitas kesehatan lainnya sehingga
ibu juga tidak memiliki keinginan untuk memeriksakan kehamilannya. Sedangkan
4 orang ibu hamil lainnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap
dengan alasan ingin mengetahui keadaannya dan janinnya walaupun suami
ataupun keluarga tidak pernah mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilannya
di klinik ataupun di fasilitas kesehatan lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti
berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan
Motivasi Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum
Medan tahun 2018”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan pengetahuan dan
motivasi ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum
Medan tahun 2018?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Praktis
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun
2018.
1.3.2. Tujuan Teoritis
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil
mengenai kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kunjungan antenatal care
(ANC) ibu hamil di RB Hanum Medan Tahun 2018.
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan
kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.
5. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan
antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi mahasiswi tentang pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) dan untuk menambah kepustakaan yang ada
di Institut Kesehatan Helvetia Medan khusunya Prodi D IV Kebidanan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber data dan sumber informasi
peneliti selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu
hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC).
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Responden
Sebagai sumber informasi bagi responden tentang perlunya
pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil sesuai dengan
standar minimal yang sudah ditetapkan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dalam menentukan langkah-langkah untuk
meningkatkan cakupan kunjungan Antenatal Care (ANC) dan kualitas
pelayanan sehingga derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu hamil
dapat meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan
bahwa ibu hamil yang suami tidak mendukung yang melakukan kunjungan ANC
sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan ibu hamil yang suami mendukung yang
tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (7,1%). Berdasarkan analisis
bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah
0.017 < alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara dukungan
suami dengan kunjungan ANC. (17)
Hasil penelitian Agustin di wilayah kerja Puskesmas Kaliwates
Kabupaten Jember menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mempunyai
motivasi baik, patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Hal ini ditunjukkan
sebanyak 40 responden (59,7%) dengan motivasi baik, 23 responden (57,5%)
diantaranya patuh dalam melakukan kunjungan ANC, 17 respoden (42,5%) tidak
patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Perhitungan uji statistik dengan Chi
Square didapatkan bahwa nilai p value (0,002) < α (0,05) yang berarti Ho ditolak.
Kesimpulan penelitian ada hubungan motivasi Ibu hamil trimester III dengan
kepatuhan kunjungan AntenatalCare (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
Kaliwates Kabupaten Jember. Nilai Odd Ratio sebesar 5,953, artinya ibu hamil
trimester III yang memiliki motivasi baik akan memiliki kepatuhan sebesar 5,953
dalam melakukan kunjungan ANC. Dengan demikian perlu kiranya untuk
malakukan tindak lanjut dari penelitian ini melalui penyuluhan pada ibu tentang
perlunya melakukan kunjungan ANC sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
sehingga ibu mempunyai motivasi untuk melakukan kunjungan ANC sesuai
standar yang telah ditetapkan. (13)
Menurut penelitian Gita Nirmala Sari, Shentya Fitriana dan Diana Hartaty
Anggraini tahun 2015, diketahui bahwa dari 21 responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebagian besar tidak teratur dalam pemanfaatan pelayanan
antenatal yaitu 16 responden (76,2%) dan dari 28 responden dengan tingkat
pengetahuan baik sebagian besar teratur dalam pemanfaatan pelayanan antenatal
yaitu 20 orang (71,4%). Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal (p value=0,001).Responden dengan pengetahuan
yang baik akan lebih banyak kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan
antenatal yang tersedia. Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang baik maka
mereka akan lebih memahami akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal
sehingga mereka akan lebih teratur memeriksakan kehamilannya pada pelayanan
kesehatan yang tersedia. (18)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Kehamilan
1. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedikit
itu, cuma 1 sperma saja yang bisa membuahai sel telur. (2)
Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan
baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan
aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah bersifat biologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan
pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. (2)
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (Berhentinya Menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga mentruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,
amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitari, perubahan dan fakto lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
2) Mual (Nausea) Dan Muntah (Emesis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang
terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sikcnes.
Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampaui
sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum
3) Ngidam (Menginginkan Makan Tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-
bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya
kehamilan.
4) Syncope (Pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme (Basal Metabolisme Rate-BMR) pada
kehamilan yang akan meningkat sering pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara Tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstilmulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatomatropin, hormon-
hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7) Sering Miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan serring miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada
triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung kemih. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan,
gejala bisa timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
8) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi sekitar
pipi, sekitar leher tapak lebih hitam, dinding perut, sekitar
payudara, sekitar pantat dan paha atas.
10) Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah persalinan.
3. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.
Tanda kemungkinan hamil ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
c. Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti
bibir.
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan perengangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin didalam otot uterus.
g. Tanda Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (Planotest) Positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran ibu (pada plasma
darah), dan diekresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke
30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian
menurun pada hari ke 100-130.
4. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Gerakan Janin Dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethocope
laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
c. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usis kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat
dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.
d. Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (2)
2.2.2. Antenatal Care (ANC)
1. Definisi
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai
kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
menetapkan resiko kehamilan. (19)
Asuhan kehamilan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada
masa kehamilan. Pelaksanaan asuhan kehamilan bertujuan untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara
membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan, memantau
kemajuan kehamilan dan kesejahteraan ibu dan bayi, mempersiapkan
kelahiran yang aman, meningkatkan pemahaman ibu tentang kesehatan
melalui pendidikan kesehatan, dan mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan bayinya. (20)
Cakupan pelayanan antenatal meliputi pelayanan K1 sampai K4.
K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan,
sedangkan K4 yaitu kontak minimal empat kali selama masa kehamilan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas minimal satu kali
kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
pada trimester ketiga. (19)
Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan yang aman dan
memuaskan. (1)
Terdapat 8 standar asuhan kehamilan antenatal care yaitu:
a. Standar 1 : Metode asuhan
Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajemen, kebidanan
dengan langkah: pengumpuan data dan analisis data, penentuan diagnosa
perencanaan evaluasi dan dokumentasi.
b. Standar 2: pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara
sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
c. Standar 3: Identifikasi ibu hamil.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk
pemeriksaan dini dan teratur.
d. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.
Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan pemeriksaan
meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal
kehamilan resiko tinggi nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang
tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
e. Standar 5: Palpasi abdominal
f. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan.
g. Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
h. Standar 8: Persiapan persalinan. (2)
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan ANC adalah sebagai berikut:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu serta bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal. (1)
Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi:
a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup meliputi:
1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang tanda-tanda bahaya dan
tindakan yang tepat, Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta
hidrasi, persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera dan
pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS.
2) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi
persalinan komplikasi.
3) Penyediaan TT
4) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium.
5) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah
endemi malaria.
6) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
kesiapan menghadapi persalinan.
b. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu an janin.
c. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau
komplikasi.
d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi
e. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat. (10)
3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal, yaitu sebagai berikut:
a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke-36). (1)
Kebijakan program: Anjuran WHO
Trimester I:Satu kali kunjungan
Trimester II:Satu kali kunjungan
Trimester III:Dua kali kunjungan (10)
Kunjungan yang ideal adalah:
Awal kehamilan-28 minggu:1x1 bulan
28 minggu-36 minggu: 1x2 minggu
36 minggu-lahir: 1x1 minggu (10)
Pada setiap kali kunjungan antenatal, ibu hamil perlu mendapatkan
asuhan dan informasi yang sangat penting dari bidan yang meliputi :
a. Satu kali pada Trimester pertama, yaitu sebagai berikut:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
2) Mencegah masalah, misalnya: Tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya).
3) Membangun hubungan saling percaya.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga,
istirahat, seks dan sebagainya).
b. Satu kali pada trimester kedua (sebelum minggu ke-28), yaitu sebagai
berikut:
1) Sama seperti kunjungan pada trimester pertama.
2) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria).
c. Dua kali pada trimester ketiga, yaitu sebagai berikut:
1) Sama seperti kunjungan sebelumnya hanya saja ditambah dengan
Deteksi kehamilan ganda dan deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS. (2)
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada 14 standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang dikenal dengan 14 T. Pelayanan atau asuhan standar 14 T adalah
sebagai berikut :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Pemeriksaan tekanan darah.
c. Pengukuran tinggi fundus uteri
d. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
e. Pemberian imunisasi TT
f. Pemeriksaan Hb
g. Pemeriksaan protein urine.
h. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
i. Pemeriksaan urine reduksi
j. Perawatan payudara
k. Senam ibu hamil
l. Pemberian obat malaria
m. Pemberian kapsul minyak beryodium
n. Temu wicara (konseling). (1)
4. Jenis Pemeriksaan Dalam Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan ibu hamil yang lengkap meliputi: tanya jawab (anamnesis)
pemeriksaan umum, pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),
pemeriksaan dengar (auskultasi), pemeriksaan ketuk (perkusi), pemeriksaan
dalam, pemeriksaan panggul, dan pemeriksaan laboratorium. (21)
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dalam
pelaksaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Adapun komponen
pemeriksaan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Asuhan pada kehamilan Trimester 1
1) Anamnese
Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan
kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan
secara umum serta kondisi sosial ekonomi.
a) Biodata
Biodata meliputi data ibu hamil dan suami. Alamat dan nomor telfon
harus ditanyakan agar bidan tidak kesulitan menghubungi ibu hamil
jik diperlukan. Data golongan darah ibu juga dibutuhkan untuk
persiapan calon donor.
b) Riwayat menstruasi
Menanyakan HPHT untuk menghitung hari taksiran persalinan.
c) Riwayat kehamilan saat ini
Selain menanyakan keluhan saat ini, bidan atau petugas kesehatan
juga perlu menanyakan tanda penting yang terkait dengan masalah
kehailan dan penyakit yang mungkin diidap ibu.
d) Riwayat obstetri yang lalu
Jika merupakan kehamilan kedua atau lebih, maka penting untuk
menanyakan masalah atau komplikasi yang pernah dialami pada
kehamilan sebelumnya.
e) Riwayat kesehatan/penyakit
f) Pemenuhan nutrisi
g) Riwayat kesehatan/penyakit keluarga
h) Riwayat kontrasepsi
i) Kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup
j) Riwayat sosial, termasuk riwayat kekerasan terhadap wanita
selama masa kehamilan
k) Kesiapan menghadapi persalinan dan komplikasi.
2) Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi menimbang berat badan dan tinggi
badan,pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital, mengukur LILA,
pemeriksaan kepala dan leher, payudara, abdomen, mengukur tinggi
fundus uteri (TFU), menghitung DJJ, menentukan presentasi janin,
ekstermitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia eksterna
dan interna, memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT), memberikan
tablet tambah darah (tablet Fe), pemeriksaan golongan darah,
pemneriksaan kadar Hb, pemeriksaan protein dalam urine,
pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan darah malaria,
pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV, pemeriksaan BTA, Tata
laksana/penanganan kasus. (22)
b. Asuhan pada kehamilan Trimester 2
1) Anamnese
Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan
kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu dan
kesehatan secara umum.
a) Biodata
Tanyakan apakah terdapat data yang berubah dari kunjungan
sebelumnya, misalnya alamat atau nomor telepon.
b) Riwayat kehamilan saat ini
Kaji kembali usia kehamilan berdasarkan tanggal kunjungan
sekarang, gerakan janin dalam 12 jam terakhir (usia kehamilan diatas
16 minggu pada multigravida dan 20 minggu pada primigravida),
keluhan atau tanda bahaya yang dirasakan saat ini, ketidaknyamanan
sesuai usia kehamilanya, kekhawatiran khusus, perasaan diri dan
pasangan serta keluarga terhadap kehamilanya, cara klien mengatasi
keluhanya dan/atau bantuan perawatan dari tenaga kesehatan
maupun tenaga tradisional yang didapatkan.
c) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini
seperti apakah masih terdapat mual atau muntah, pusing, nyeri
kepala. pendarahan, nyeri abdomen hebat, demam, batuk lama,
berdebar-debar, cepat lelah, keputihan yang berbau, gerakan janin.
d) Riwayat kesehatan
e) Kebiasaan sehari-hari atau gaya hidup
f) Riwayat sosial
2) Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan keadaan umum dan
tanda vital, berat badan, kepala dan leher, payudara, abdomen,
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia,
pemeriksaan hemoglobin, protein urine, glukosa urine/gula darah,
pemeriksaan fisik lain dan pemeriksaan penunjang lain. (22)
c. Asuhan pada kehamilan pada Trimester 3
1) Anamnese
Tujuan dari anamnesi adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
dan menyiapkan untuk persalinan dengan mempelajari keadaan
kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran terdahulu dan
kesehatan secara umum.
a) Biodata
Konfirmasi dengan data yang telah didapatkan sebelumnya.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Kaji perkembangan keluhan pada kunjungan sebeumnya dan
keluhan saat ini, terutama ketidaknyamanan yang mengarah pada
tanda bahaya kehamilan.
c) Riwayat kesehatan seperti kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup
d) Riwayat sosial
Bagaimana persiapan diri dan keluarga dalam menghadapi
persalinan dan persiapan jika terjadi komplikasi serta persiapan
dalam menerima anggota keluarga baru (anak yang dilahirkan).
2) Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan keadaan umum dan
tanda vital, berat badan, kepala dan leher, payudara, abdomen,
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, punggung, genitalia,
pemeriksaan hemoglobin, protein urine, glukosa urine/gula darah,
pemeriksaan fisik lain dan pemeriksaan penunjang lain. (22)
5. Hak-Hak Ibu Dalam Layanan Antenatal Care (ANC)
Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu:
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi
harus diberikan langsung kepada klien (keluarganya).
b. Mendiskusikan keprihatinnya, kondisinya, harapanya terhadap sistem
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat dipercaya. Proses ini
berlangsung secara pribadi dan didasari oleh rasa saling percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
terhadapnya
d. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam
setiap pelaksanaan prosedur
e. Menerima layanan senyaman mungkin
f. Menyatakan pandangan dan pilihan mengenai pelayanan yang
diterimanya. (2)
2.2.3. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadimelalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). (19)
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang
mengadakan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap
obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengideraan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas perhatian
persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. (23)
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, diaman diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh
melalui pendidikan formal. (23)
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
“tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan,mendefenisikan, menyatakan,
dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau satu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masihdidalam struktur
organisasi tersebut masih ada kaitannya satu sama lain.
g. Sintesis (synthesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan utnuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
h. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. (23)
2.2.4. Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motif atau motivasi merupakan dua kata yang sangat erat berhubungan,
motif dalam bentuk masih pasif dan motivasi merupakan sesuatu yang telah aktif.
Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau to move. Suatu
dorongan yang berasal dari dalam diri individu itulah yang disebut motif.
Dorongan yang terdapat dalam diri manusia berkaitan erat dengan kebutuhan,
namun terkadang dorongan bisa terlepas dari adanya suatu kebutuhan tertentu.
Energi pada perilaku manusia diperoleh dari adanya dorongan untuk mencapai
kebutuhan. Hamalik (1992) mengemukakan, motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya afektif dan
reaksi untuk mencapai tujuan tersebut. (24)
Jadi, motivasi adalah dorongan yang telah aktif, sehingga terjadi
perubahan energi dalam diri manusia yang menggerakkannya untuk mencapai
tujuan atau kebutuhannya. Pada umumnya, setiap dorongan dari dalam diri
individu terjadi dalam rangka mencapai suatu tujuan, namun demikian ada
dorongan yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan tujuan yang akan dicapai
yang telah direncanakan sebelumnya. (24)
2. Jenis Motivasi
Ada 2 macam motivasi yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang
aktif atau berfungsinya tidak memerlukan stimuli dari luar, karena
dalam diri individu telah ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seseorang yang telah memiliki motivasi intrinsik, ia secara sadar akan
melakukan kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Motivasi intrinsik sangat penting dalam suatu aktivitas untuk mencapai
suatu tujuan yang maksimal. Seseorang yang memiliki motivasi
intrinsik cenderung menjadi orang terdidik, berpengetahuan, dan
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. (24)
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Suatu kegiatan dikatakan karena motivasi
ekstrinsik jika seseorang menempatkan tujuan aktivitasnya di luar
faktor-faktor situasi aktivitas tersebut. Motivasi ekstrinsik tidak selalu
buruk akibatnya. Dalam suatu keadaan motivasi ekstrinsik dapat
digunakan untuk membantu seseorang memperhatikan suatu kegiatan
yang harus dilakukan. (24)
3. Fungsi Motivasi
Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik berfungsi sama sebagai
pendorong, penggerak, dan pengarah perilaku seseorang, sebagai berikut:
a. Motivasi sebagai pendorong perilaku
Pada mulanya, tidak ada hasrat untuk melakukan sesuatu, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari, muncullah minatnya untuk melakukan suatu
kegiatan tersebuat. Sesuatu yang dicari itu ingin memuaskan rasa ingin
tahunya dari sesuatu yang akan dilakukannya. Sesuatu yang belum
diketahui itu akhirnya mendorong seseorang untuk berperilaku. Jadi,
perilaku seseorang didorong oleh adanya motivasi tertentu dalam
aktivitas kehidupannya.
b. Motivasi sebagai penggerak perilaku
Dorongan psikologis yang muncul merupakan suatu kekuatan yang
tidak terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk geraka
psikofisik. Dalam keadaan demikian, seseorang telah melakukan
aktivitasnya dengan optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi sebagai pengarah perilaku
Seseorang dapat menyeleksi atau mengarahkan suatu perilaku tertentu
untuk mencapai tujuan. Perilaku yang tidak mendukung untuk
mencapai tujuan itu akan disingkirkan, sebaliknya perilaku tertentu
yang mendukung pencapaian tujuan yang diinginkan akan dilakukan
dengan penuh semangat dan antusias. (24)
4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi
Menurut Irwanto dkk (1991), berbagai faktor yang memengaruhi motivasi
sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari lingkungan.
Ada sejumlah faktor dari lingkungan yang dapat memengaruhi motivasi
seseorang. Faktor tersebut di antaranya: kegaduhan, adanya bahaya dari
lingkungan, desakan guru atau tekanan dari orang yang berpengaruh.
b. Faktor yang berasal dari dalam individu adalah: harapan, cita-cita,
emosi, insting dan keinginan.
c. Nilai dari suatu objek.
Tujuan atau insentif atau nilai dari suatu objek bisa dari dalam individu
dan bisa juga dari luar individu. Faktor dari dalam diri individu
meliputi: kepuasan kerja dan tanggung jawab. Nilai dari suatu objek
dari luar individu mencakup:status, uang, kehormatan dan pangkat. (24)
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
1. H1 : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care
(ANC) di RB Hanum Medan Tahun 2018
2. H2 : Ada hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan antenatal care
(ANC) di RB Hanum Medan Tahun 2018
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik
dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan Cross Sectional merupakan
penelitian observasi dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel
terikatnya dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Berdasarkan studi pendahuluan, RB Hanum Medan terletak di Jalan
KL.Yos Sudarso Gg Panitra No.47 Tj Mulia Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang di awali dengan pengajuan judul, survei
pendahuluan, seminar proposal, pelaksanaan kegiatan penelitian, dan
pengumpulan data serta pengolahan data dari bulan Januari 2018 - September
2018.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia
kehamilan >36 minggu di RB Hanum Medan pada bulan September 2018
sebanyak 32 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia
kehamilan >36 minggu di RB Hanum Medan pada bulan September 2018
sebanyak 32 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Sampling Jenuh.
3.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini tentang Hubungan Pengetahuan dan
Motivasi ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum
Medan adalah sebagai berikut:
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Defenisi Opresional
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui
oleh ibu hamil mengenai kunjungan Antenatal Care.
2. Motivasi
Motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam dan luar diri ibu
hamil untuk melakukan kunjungan Antenatal Care.
1. Pengetahuan2. Motivasi
Kunjungan ANC
3. Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan yang dilakukan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya.
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrumen), hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang digunakan
untuk menilai suatu variabel.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
No VariabelIndependen
JumlahPertanyaan
Cara & AlatUkur
HasilPengukuran
Kategori SkalaUkur
1. Pengetahuan 13Benar=1Salah=0
Kuesioner >75-100%56-75%≤55%
Baik (3)Cukup (2)Kurang (1)
Ordinal
2. Motivasi 10Pernyataan
positifYa=1
Tidak=0Pernyataan
negatifYa=0
Tidak=1
Kuesioner >50%≤50%
Baik (1)Kurang (0)
Ordinal
No VariabelDependen
JumlahPertanyaan
Cara &Alat Ukur
HasilPengukuran
Kategori SkalaUkur
1 KunjunganANC
4Ada=1
Tidak ada=0
Kuesioner Skor 4
Skor <4
Lengkap(1)
TidakLengkap
(0)
Ordinal
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data primer merupakan data responden, pengetahuan responden, motivasi
responden dan kunjungan antenatal care (ANC) responden.
2. Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, misalnya: fasilitas
pelayanan kesehatan, jumlah tenaga dan pelaksanaan pelayanan
keperawatan serta data lain yang mendukung analisis terhadap data primer.
3. Data tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti
jurnal, text book dan sumber elekronik.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
pengisian kesioner berisi pernyataan pengetahuan dan motivasi ibu
dengan melakukan kunjungan antenatal care (ANC).
2. Data sekunder yaitu data yang mendukung dalam penelitian berupa data
laporan di RB Hanum Medan.
3. Data tersier yaitu data yang diperoleh dari naskah yang sudah
dipublikasikan dari WHO, Profil Kesehatan Indonesia, Profil Kesehatan
Sumatera Utara, dan Profil Kesehatan Kota Medan.
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur yang bertujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,
maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item dengan skor
total kuesioner tersebut. (25)
Uji validitas kuesioner dilakukan agar kuesioner yang digunakan mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan
mengkorelasikan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total
kuesioner. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dengan
cara melakukan korelasi antara skor masing-masng pertanyaan dengan skor
totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson
Product Moment Correlation, dengan bantuan SPSS. Kriteria validitas instrumen
penelitian yaitu jika nilai r-hitung > r-tabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
pada 15 responden yang sama karakteristiknya di Klinik Dandy Medan. (26)
Tabel 3.2.
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Butir Kuesioner r-hitung r-tabel Keterangan
123456789101112131415
0,7920,5180,8410,8410,7080,5830,8410,5180,2630,5690,7920,7920,6780,7080,176
0,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,514
ValidValidValidValidValidValidValidValid
Tidak ValidValidValidValidValidValid
Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.3. hasil uji validitas pada 15 item kuesioner
didapatkan 13 item kuesioner yang valid dengan nilai r-hitung > r-tabel dan 2
kuesioner yang tidak valid yaitu item kuesioner nomor 9 dan 15.
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi
Butir Kuesioner r-hitung r-tabel Keterangan
1234567891011121314
0,8340,1680,7930,5940,0750,5600,7930,5600,8340,6230,3150,0750,8340,793
0,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,5140,514
ValidTidak Valid
ValidValid
Tidak ValidValidValidValidValidValid
Tidak ValidTidak Valid
ValidValid
Berdasarkan tabel 3.4. hasil uji validitas pada 14 item kuesioner
didapatkan 10 item kuesioner yang valid dengan nilai r-hitung > r-tabel dan 4
kuesioner yang tidak valid yaitu item kuesioner nomor 2, 5, 11 dan 12.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas kuesioner
dilakukan dengan teknik Cronbanch’s Alpha. Nilai Cronbanch’s Alpha yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel dengan
ketentuan jika r hitung > r tabel maka kuesioner dikatakan reliabel. (25)
Tabel 3.4.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.920 13
Berdasarkan tabel 3.5. hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil
bahwa nilai uji reliabilitas diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,920 dan lebih besar
dari nilai r-tabel sebesar 0,514, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau
dapat diandalkan.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.905 10
Berdasarkan tabel 3.7. hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil
bahwa nilai uji reliabilitas diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,905 dan lebih besar
dari nilai r-tabel sebesar 0,514, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau
dapat diandalkan.
3.7. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut:
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1,2,3,....dan
seterusnya.
4. Entering
Data Entry, yakni jawaban dari masing-masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.
5. Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan di olah
sesuai dengan kebutuhan dari penelitian
3.8. Analisis Data
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis dan penyajian data penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif
yang dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik dan
distribusi data.
3.8.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas
dan variabel terikat. Untuk mengetahui hubungan korelasi kedua variabel
digunakan analisis statistik chi square pada batas kemaknaan perhitungan α=0,05.
Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai peluang (p) <α=0,05, maka, artinya
kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan.
Aturan yang berlaku pada uji Chi Square adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai harapan (expected value = E) kurang dari 5,
maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.
2. Bila pada tabel 2 x 2 dan semua nilai E > 5 (tidak ada nilai E < 5 ), maka nilai
yang dipakai sebaiknya Continuity Correction.
3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dan lain-lain, maka
digunakan uji Pearson Chi Square.