BAB I PENDAHULUAN -...
-
Upload
vuongthuan -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu statistika merupakan suatu ilmu yang mempelajari metode yang
efisien tentang pengumpulan, pengolahan, penyajian serta analisis data. Penerapan
ilmu statistika di bidang keuangan disebut statistika keuangan, dengan salah satu
bentuknya adalah perhitungan berinvestasi agar dapat menghasilkan pendapatan
sesuai dengan harapan investor.
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang (Tandelilin, 2001). Investasi merupakan kegiatan yang menarik
karena membawa konsekuensi untung dan rugi. Di dalam dunia investasi, ada
sebuah pepatah terkenal yang berbunyi “Janganlah menaruh semua telur ke dalam
satu keranjang. Jikalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah.”. Dalam konteks investasi, “Janganlah menaruh
semua dana yang dimiliki hanya pada satu rekening saja, karena jika ada
kesalahan, maka bisa merugikan.”. Poin penting dalam ilmu investasi adalah
bagaimana seorang investor dapat meminimalisir risiko kerugian. Ada satu cara
dalam investasi untuk meminimalisir kerugian investasi yaitu diversifikasi.
Diversifikasi adalah usaha penganekaragaman yang dilakukan untuk
memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas dapat lebih stabil. Salah satu
bentuk dari diversifikasi adalah portofolio. Portofolio adalah istilah keuangan
yang merupakan kombinasi dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun
aset finansial yang dimiliki oleh investor. Portofolio disusun untuk mencapai
tujuan investasi investor. Tujuan penyusunan portofolio adalah menghindari
kerugian dalam melakukan investasi.
Terdapat suatu teori penyusunan portofolio yang sangat terkenal yang
diperkenalkan oleh Harry Markowitz pada tahun 1952 dalam salah satu jurnalnya
yakni Portfolio Selection. Teori yang disampaikan olehnya banyak memberikan
inspirasi kepada banyak kalangan. Markowitz menekankan bahwa portofolio yang
2
paling baik adalah yang dikelola dengan cara paling optimal. Optimalitas tersebut
dapat diperoleh dengan cara mempertimbangkan antara risiko dan imbal hasil
yang akan diperoleh nantinya. Menurut Markowitz, preferensi investor hanya
berdasarkan pada ekspektasi imbal hasil dan risiko dari portofolio. Oleh sebab itu,
model yang diperkenalkan oleh Markowitz ini juga disebut juga dengan model
mean-variance. Mean merupakan ekspektasi imbal hasil yang banyak dihitung
dengan cara rata-rata sedangkan variance adalah pengukur risiko yang digunakan.
Oldiena (2017) dalam skripsinya telah mengembangkan teori optimasi
portofolio yang diperkenalkan oleh Harry Markowitz dengan mempertimbangkan
momen ketiga yakni skewness. Dalam skripsi ini, penulis akan mencoba
mengembangkan teori optimasi portofolio dengan mempertimbangkan nilai
momen yang lebih tinggi dari mean dan variance, yakni momen ketiga (skewness)
dan momen keempat (kurtosis). Pembahasan ini diangkat karena berdasarkan
penelitian empiris, terdapat banyak pertimbangan yang disampaikan oleh para
peneliti sehingga memerlukan keterlibatan momen yang lebih tinggi dalam
penyelesaian optimasi portofolio untuk mengembangkan teori optimasi portofolio
yang telah diperkenalkan oleh Harry Markowitz.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini, pembatasan masalah sangat diperlukan
untuk menjamin keabsahan dalam kesimpulan yang diperoleh. Agar tidak terjadi
penyimpangan dari tujuan semula dan pemecahan masalah lebih terfokuskan,
maka dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi pembahasan pada
teori dan analisis pembentukan bobot portofolio optimal berdasarkan mean-
variance-skewness-kurtosis yang diselesaikan dengan model polynomial goal
programming menggunakan paket komputasi.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
penelitian dan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan tujuan:
3
1. Mempelajari dan memahami teori portofolio pada saham berdasarkan
prinsip statistika dalam penentuan kebijakan investasi.
2. Mempelajari dan memahami cara menentukan portofolio optimal dengan
teknik optimasi banyak kendala yakni mean-variance-skewness-kurtosis
menggunakan paket komputasi.
1.4 Tinjauan Pustaka
Investasi pada hakikatnya merupakan kegiatan yang menempatkan
sejumlah dana yang dimiliki pada masa kini dengan harapan memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang. Hampir semua investasi memiliki unsur
ketidakpastian. Investor tidak dapat mengetahui dengan pasti hasil yang akan
diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Keadaan yang demikian disebut
bahwa investor memiliki risiko dalam investasi yang dilakukannya. Investasi
dapat dilakukan ke berbagai aktiva, salah satunya dilakukan pada saham
perusahaan. Suatu kegiatan utama dari manajemen investasi adalah membentuk
suatu portofolio optimal yang dapat memberikan keuntungan pada investor.
Investor selalu mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal dari
investasi yang dilakukan, namun terkadang pengembalian yang cukup tinggi akan
disertai dengan risiko yang tinggi pula. Melalui portofolio, investor dapat memilih
tingkat pengembalian yang maksimum dengan nilai risiko yang disanggupinya.
Portofolio yang dapat mencapai tujuan tersebut dikatakan sebagai portofolio yang
efisien. Portofolio yang efisien memberikan tingkat keuntungan yang diharapkan
maksimum dan memberikan variansi yang minimum untuk keuntungan yang
diharapkan tersebut (Markowitz, 1952). Risiko dapat diperkecil dengan
diversifikasi, jika salah satu aset mengalami kerugian sementara aset yang lain
mengalami keuntungan maka keuntungan dari aset yang satu dapat menutupi
kerugian pada aset yang lainnya.
Dari sekian banyak pilihan portofolio yang efisien, investor akan memilih
suatu portofolio. Portofolio pilihan investor inilah yang dikatakan sebagai
portofolio optimal. Sesuatu yang penting bagi investor adalah menentukan
4
portofolio yang dapat memberikan kombinasi pengembalian dan risiko yang
optimal.
Teori portofolio yang pertama kali diperkenalkan oleh Harry Markowitz
memanfaatkan hubungan antara rata-rata return dengan variansi return untuk
menentukan risiko yang paling kecil. Oleh sebab itu, model yang diperkenalkan
oleh Markowitz ini juga disebut dengan model mean-variance portfolio
optimization.
Ada beberapa kritik yang ditujukan kepada model Markowitz. Salah satu
asumsi yang paling dikritik, yang juga diangkat sebagai pembahasan dalam
skripsi Oldiena (2017), adalah penggunaan asumsi distribusi normal pada return.
Markowitz berasumsi bahwa untuk membuat suatu portofolio yang optimal cukup
menggunakan momen pertama dan kedua dari return. Namun, penelitian empiris
telah menunjukkan bahwa distribusi return saham empiris tidak normal, condong
secara positif atau negatif, dan terkadang leptokurtik atau platikurtik (Kendall dan
Hill, 1953). Penelitian empiris telah menunjukkan bahwa distribusi pengembalian
aset individual yang diambil sampelnya pada frekuensi harian, mingguan atau
bulanan menunjukkan kemiringan negatif dan kelebihan kurtosis sehingga tidak
dijelaskan dengan baik oleh distribusi normal.
Dengan adanya kemiringan negatif, return negatif lebih ekstrem daripada
return positif. Apabila distribusi pengembalian portofolio condong secara positif,
menunjukkan bahwa return yang buruk sering terjadi namun kerugiannya kecil,
sedangkan return yang sangat tinggi terjadi lebih jarang namun lebih ekstrem.
Selanjutnya, kurtosis dapat mencerminkan probabilitas kejadian ekstrem.
Kelebihan kurtosis positif, atau leptokurtik menunjukkan bahwa distribusi return
memiliki ekor lebih gemuk daripada distribusi normal, hal ini mengindikasikan
probabilitas yang lebih tinggi pada return yang sangat tinggi dan sangat rendah.
Dengan cara itu, momen pertama (expected return atau mean) dan momen kedua
(variance) tidak representatif lagi. Mandelbrot (1963), Fama (1965), dan yang
lainnya adalah salah satu penulis pertama yang menyadari bahwa tingkat
pengembalian saham tidak normal.
5
Sejak tahun 1960, banyak makalah lain membuktikan bahwa distribusi
saham secara empiris didistribusikan dalam banyak kasus leptokurtik dan
condong. Menurut Samuelson (1970) dengan menghapus asumsi normalitas ini
berarti bahwa momen distribusi return yang lebih tinggi diperlukan untuk
menggambarkan perilaku portofolio. Bila skewness dan kurtosis diremehkan dan
hanya melihat mean dan variance di bawah asumsi normalitas untuk distribusi
return, maka menyebabkan memperoleh portofolio yang tidak efisien. Dengan
demikian, model mean-variance yang diusulkan oleh Markowitz tidak memadai
untuk masalah pemilihan portofolio yang optimal apabila kondisi return tidak
simetris dan momen yang lebih tinggi tidak dapat diabaikan. Dengan demikian,
pendekatan analisa ini adalah untuk memasukkan momen distribusi yang lebih
tinggi yakni mean-variance-skewness-kurtosis ke dalam analisis pemilihan
portofolio.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan metode studi kasus.
Metode studi literatur merupakan metode penelitian dengan mempelajari berbagai
referensi yang berkaitan dengan teori portofolio optimal terutama optimasi
portofolio berdasarkan mean-variance-skewness-kurtosis dengan menggunakan
model polynomial goal programming, yang diperoleh dari perpustakaan maupun
media lain seperti buku elektronik, jurnal, maupun artikel resmi dari situs internet
serta bahan pendukung lainnya. Metode studi kasus merupakan metode penelitian
dengan melakukan analisis pada data harian saham anggota Indeks LQ45 yang
diperoleh dari Yahoo Finance.
Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari pengunduhan data publik yang dapat diakses secara online di
internet pada situs https://finance.yahoo.com/. Dilakukan perhitungan dengan
menggunakan komputasi untuk menyelesaikan masalah optimasi banyak kendala
yakni mean-variance-skewness-kurtosis dengan model polynomial goal
programming terhadap data saham anggota Indeks LQ45. Untuk mencari bobot
portofolio yang optimal menggunakan komputasi yang didukung oleh beberapa
6
perangkat lunak komputer seperti software Microsoft Excel 2013 dan software R
3.4.1. Komputasi dengan menggunakan software R 3.4.1. didukung oleh beberapa
paket yang telah disediakan untuk menghitung momen data yakni
PerformanceAnalytics dan paket untuk menyelesaikan masalah optimasi yakni
paket boot serta Rsolnp.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari 5 bab dan memiliki sistematika
penulisan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN.
Bab ini berisi latar belakang permasalahan yang diangkat sebagai tema skripsi,
pembatasan masalah, tujuan yang ingin dicapai penulis, tinjauan pustaka yang
dijadikan acuan penulisan, metode penulisan yang digunakan oleh penulis, dan
sistematika penulisan sebagai gambaran penyusunan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI.
Bab ini berisi teori yang menunjang, mendasari, dan mendukung pembahasan di
bab selanjutnya, yakni berisi beberapa definisi serta teori pendukung yang
bersumber dari buku, jurnal, internet, dan karya ilmiah yang terdapat di
perpustakaan.
BAB III KOMPOSISI BOBOT PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-
VARIANCE-SKEWNESS-KURTOSIS.
Bab ini berisi pokok permasalahan utama yakni tentang pembentukan bobot
portofolio yang optimal berdasarkan mean-variance-skewness-kurtosis
menggunakan model polynomial goal programming.
BAB IV STUDI KASUS.
Bab ini berisi aplikasi atau penerapan pembentukan portofolio dengan
menggunakan teknik optimasi mean-variance-skewness-kurtosis ke dalam saham-
saham anggota Indeks LQ45.
7
BAB V PENUTUP.
Bab ini berisi kesimpulan dari teknik optimasi portofolio mean-variance-
skewness-kurtosis. Bab ini juga berisi saran yang dapat digunakan sebagai bahan
perbaikan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.