BAB I PENDAHULUAN A. Latar I - BAB VI.pdf · PDF file A. Latar Belakang ... berbagai...
date post
02-Dec-2020Category
Documents
view
4download
3
Embed Size (px)
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar I - BAB VI.pdf · PDF file A. Latar Belakang ... berbagai...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu isu global saat ini.
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi di darat, di laut maupun di udara. Yang
menonjol dan prevalen adalah kecelakaan lalu lintas di darat, sementara
kecelakaan lalu lintas laut dan udara cenderung meningkat sesuai dengan
perkembangan frekuensi lalu lintas di laut dan udara. Kecelakaan lalu lintas di
darat ditandai dengan tabrakan atau bentuk persentuhan dari semua bentuk
kendaraan maupun hal-hal terkait dengan kendaraan di darat. Kecelakaan lalu
lintas di darat bisa berupa sentuhan antar pejalan kaki dengan motor, ataupun
barang statis lainnya di sepanjang jalan dengan kendaraan darat yang berlalu
lalang. Kecelakaan lalu lintas di darat bisa berupa kecelakaan tunggal (single)
atau tabrakan yang bisa dibentuk oleh 2 pihak (double), triple atau multiple.
Berbagai bentuk kecelakaan lalu lintas di darat ini dapat mengakibatkan
berbagai cedera sampai kematian, seperti cedera kepala (trauma capitis),
patah tulang (fraktur), pecah limpa (ruptura lien), dan bentuk perlukaan atau
cedera lainnya (Bustan, 2000).
Keadaan darurat yang menimbulkan korban dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja, tidak terkecuali di lingkungan sekitar (Kumoratih, 2010).
Menurut UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Pasal
232 bahwa setiap orang yang mendengar, melihat, dan/atau mengetahui
2
terjadinya kecelakaan lalu lintas wajib: (a) memberikan pertolongan kepada
korban kecelakaan lalu lintas; (b) melaporkan kecelakaan tersebut kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan/atau (c) memberikan keterangan
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pertolongan pertama
merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan
tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korban mendapatkan
perawatan dari tenaga medis resmi. Tindakan pertolongan pertama ini
bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit
agar penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan pertama
biasanya diberikan oleh orang-orang di sekitar korban yang diantaranya akan
menghubungi petugas kesehatan terdekat (Cho, 2015).
Pertolongan pertama sangat penting perannya jika berada dalam
keadaan yang tidak diharapkan seperti kecelakaan. Masyarakat Indonesia
sudah banyak yang mengetahui pentingnya pertolongan pertama namun tidak
sampai pada tahap mempelajari. Selain itu masyarakat beranggapan bahwa
pertolongan pertama berguna ketika situasi gawat darurat yang mungkin tidak
akan mereka alami. Masyarakat perlu ditingkatkan kesadaran dan diberi
sebuah fasilitas yang mudah dijangkau untuk mempelajari pertolongan
pertama (Fadhillah, 2013). Perlu diingat bahwa pertolongan pertama yang
diberikan ketika kecelakaan merupakan bantuan yang sangat mendesak dan
sangat dibutuhkan. Mendesak karena pada saat itu paramedis tidak langsung
mendatangi korban (Cho, 2015). Meskipun demikian, tanpa didasari dengan
pengetahuan yang benar tentang pertolongan pertama, masyarakat seringkali
3
menjadi panik dan tidak tahu harus berbuat apa ketika menghadapi kondisi
darurat tersebut. Sehingga, karena salah penanganan dari awal itulah justru
memperparah situasi serta kondisi korban (Kumoratih, 2010). Untuk dapat
menyelamatkan atau mempertahankan hidup dan mencegah cacat penderita
maka masyarakat harus mampu: (a) Cara minta tolong; (b) Cara melakukan
RJP tanpa alat; (c) Cara menghentikan perdarahan; (d) Cara memasang balut
atau bidai; (e) Cara transportasi yang baik (Musliha, 2010).
Terdapat lebih dari 1,2 juta orang di seluruh dunia yang meninggal di
jalan raya setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas dan mengakibatkan jutaan
orang mengalami cedera serius serta hidup dengan kesehatan yang kurang
baik dalam jangka waktu lama. Saat ini diperkirakan, kecelakaan lalu lintas
menjadi penyebab kematian kesembilan pada semua kelompok umur dan
diprediksi akan menjadi penyebab kematian ketujuh pada tahun 2030 (World
Health Organization, 2015).
Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas POLRI)
mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2015 sebanyak 98.970 kejadian
dengan korban meninggal 26.495 jiwa (orang). Jumlah tersebut naik 3,19 %
dibandingkan pada tahun 2014 dengan 95.906 kejadian. Kecelakaan tersebut
telah mengakibatkan 161.146 orang menjadi korban dengan komposisi korban
luka ringan 68,70 %, korban luka berat 14,85 %, dan korban meninggal 16,45
%, dengan nilai kerugian materi yang dialami pada tahun tersebut adalah Rp.
272.318.000.000 (Badan Pusat Statistik, 2015).
4
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, kecelakaan lalu lintas mendapat
urutan ke enam dalam daftar 10 penyakit terbanyak pada tahun 2015 dengan
jumlah kasus sebesar 2.858 kasus (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Tenggara, 2016). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara, jumlah total kunjungan dengan kasus kecelakaan
lalu lintas di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak 6.307
orang. Di Kota Kendari, jumlah kunjungan dengan kasus kecelakaan lalu
lintas sebanyak 641 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
2016). Menurut data dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Resor
Kendari, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di Kota Kendari pada tahun 2015
yaitu sebanyak 396 kasus dengan korban meninggal berjumlah 41 orang,
korban luka berat berjumlah 117 orang dan korban luka ringan berjumlah 342
orang (Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Resor Kendari, 2015). Pada
tahun 2016, titik rawan kecelakaan lalu lintas (blackspot) di Kota Kendari
dengan jumlah korban tertinggi yaitu sebanyak 21 orang dari total 14 kasus
kecelakaan lalu lintas terletak di Jalan Kapten Piere Tendean Kecamatan
Baruga (Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Resor Kendari, 2016). Hasil
wawancara awal peneliti kepada pegawai Kantor Kecamatan Baruga yaitu
jalan ini terletak di Kecamatan Baruga, tetapi hanya melewati dua kelurahan
yaitu Kelurahan Baruga dan Kelurahan Watubangga. Kelurahan Watubangga
terletak di sebelah utara Jalan Kapten Piere Tendean sedangkan Kelurahan
Baruga terletak di sebelah selatan jalan tersebut. Data awal berupa data
sekunder yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Baruga dan Kantor Kelurahan
5
Watubangga tentang jumlah penduduk masing-masing kelurahan tersebut
pada tahun 2016 yaitu jumlah penduduk di Kelurahan Baruga sebanyak 6657
orang sedangkan jumlah penduduk di Kelurahan Watubangga sebanyak 6251
orang.
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada 10 orang responden
yang bermukim di sekitar Jalan Kapten Piere Tendean tentang pertolongan
apa yang dilakukan saat terjadi kecelakaan lalu lintas adalah 10 orang (100%)
menjawab bahwa mereka hanya mengangkat korban dari lokasi kejadian
kecelakaan ke kendaraan yang melintas untuk diantarkan ke rumah sakit atau
puskesmas terdekat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Masyarakat
Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Kapten
Piere Tendean Kota Kendari Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini berdasarkan uraian latar belakang di atas
adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Kapten Piere
Tendean Kota Kendari Tahun 2017”.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas di Jalan Kapten Piere
Tendean Kota Kendari Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang cara meminta
pertolongan pada kecelakaan lalu lintas di Jalan Kapten Piere
Tendean Kota Kendari Tahun 2017
b. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang cara
memberikan bantuan hidup dasar pada kecelakaan lalu lintas di
Jalan Kapten Piere Tendean Kota Kendari Tahun 2017
c. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang cara
menghentikan perdarahan luar pada kecelakaan lalu lintas di Jalan
Kapten Piere Tendean Kota Kendari Tahun 2017
d. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang cara memasang
bidai pada kecelakaan lalu lintas di Jalan Kapten Piere Tendean
Kota Kendari Tahun 2017
e. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang cara
memindahkan korban pada kecelakaan lalu lintas di Jalan Kapten
Piere Tendean Kota Kendari Tahun 2017
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan keperawatan khususnya di bidang keperawatan gawat
darurat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penentu Kebijakan
Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Ko