BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet merupakan salahsatu teknologi informasi yang menjadi sebuah kebutuhan pada saat ini. Dengan media internet informasi atau berita maupun kebutuhan lainnya dapat tersaji dengan cepat. Kegiatan ekonomi, sosial budaya, gaya hidup dan hiburan, spiritual, politik, dan lain-lain juga dapat dilakukan melalui internet dengan mudah. Mobilitas masyarakat yang tinggi mengharuskan informasi tersaji dengan cepat, sehingga media internet merupakan alat utama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Banyak layanan yang diberikan oleh search engine (mesin pencari) internet, misalnya situs jejaring sosial, surat elektronik (email), blog, dan lain-lain. Dengan adanya situs-situs tersebut kita dapat berbagi informasi dengan pengguna internet lainnya dengan mudah. Munculnya jejaring social seperti Facebook, twitter, blog, koprol,YM (Yahoo Masenger), dan berbagai jejaring social lain, semakin memudahkan seseorang dalam beraktifitas sehari-hari. Bukan hanya itu, keberadaan berbagai sosial media tersebut dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dengan cepat serta member tambahan informasi yang lalu ataupun yang akan datang. Sesuai dengan namanya, jejaring sosial merupakan alat atau media yang berupa teknologi yang pada umumnya diperuntukkan untuk berinteraksi. Salah satunya melalui blog.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Internet merupakan salahsatu teknologi informasi yang menjadi sebuah

kebutuhan pada saat ini. Dengan media internet informasi atau berita maupun

kebutuhan lainnya dapat tersaji dengan cepat. Kegiatan ekonomi, sosial budaya,

gaya hidup dan hiburan, spiritual, politik, dan lain-lain juga dapat dilakukan

melalui internet dengan mudah. Mobilitas masyarakat yang tinggi mengharuskan

informasi tersaji dengan cepat, sehingga media internet merupakan alat utama

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Banyak layanan yang diberikan oleh search

engine (mesin pencari) internet, misalnya situs jejaring sosial, surat elektronik

(email), blog, dan lain-lain. Dengan adanya situs-situs tersebut kita dapat berbagi

informasi dengan pengguna internet lainnya dengan mudah.

Munculnya jejaring social seperti Facebook, twitter, blog, koprol,YM (Yahoo

Masenger), dan berbagai jejaring social lain, semakin memudahkan seseorang

dalam beraktifitas sehari-hari. Bukan hanya itu, keberadaan berbagai sosial media

tersebut dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dengan cepat serta member

tambahan informasi yang lalu ataupun yang akan datang. Sesuai dengan namanya,

jejaring sosial merupakan alat atau media yang berupa teknologi yang pada

umumnya diperuntukkan untuk berinteraksi. Salah satunya melalui blog.

2

Blog merupakan bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang

dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini

seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi

yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini

biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan

tujuan dari isi pengguna blog tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/Blog). Isi blog

diperoleh dari posting yang dilakukan oleh blogger. Posting yang dilakukan

memiliki frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan eksistensi dan keinginan dari

masing-masing blogger. Untuk memudahkan kegiatan blogging, blogger lebih

dianjurkan untuk melakukan blog walking atau jalan-jalan dari blog satu ke blog

lain yang biasa disebut juga dengan BW. Hal ini dilakukan agar blog seseorang

dapat dilihat oleh blogger lain atau sering dilihat oleh pengakses internet yang

bukan dari kalangan blogger. Di dunia blogger, juga terdapat bebagai macam

kontes untuk memaksimalkan blog yang dimiliki, salah satunya kontes SEO,

Review dan lain-lain. SEO merupakan teknik untuk mengoptimalkan website

dengan memperbaiki aspek internal dan eksternal dalam rangka untuk

meningkatkan lalu lintas dari situs pencari seperti google. Sedangkan Review

merupakan meliput melalui tulisan tentang apa yang akan dirangkum kembali

sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

Perkembangan teknologi media, yang cepat dengan kemampuan

konvergensinya atas media-media yang sudah ada sebelumnya, secara perlahan

3

tapi pasti berdampak pada praktik jurnalisme. Salah satunya Citizen Journalism

atau Jurnalisme Warga. Jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai sebuah

genre baru dalam kajian jurnalistik lahir berkat adanya teknologi internet yang

kemudian menghadirkan weblog (biasa disingkat blog), yaitu satu jenis web yang

berisi tulisan, catatan, video, audio, komentar, atau informasi tentang topik tertentu

seperti politik, berita daerah, hobi, kisah keseharian, dan beberapa data diri

pemilik blog. Penggunaan blog yang awalnya sekadar untuk memenuhi kepuasan

diri akhirnya berkembang menjadi aktivitas rutin untuk saling bertukar informasi

di kalangan blogger (http://www.depkominfo.go.id/)

Menyadari besarnya potensi blog untuk menjalin komunikasi secara lebih

luas, maka motivasi para blogger akhirnya mengalami perubahan dari orientasi

pemuasan diri kemudian berkembang ke arah fungsi sosial yang lebih luas dengan

cara saling melakukan tukar menukar informasi. Aktivitas ini kemudian menjadi

awal berkembangnya jurnalisme warga yang memiliki karakter berbeda dengan

jenis jurnalisme online yang telah lahir sebelumnya. Perubahan fungsi itu terjadi

karena keberadaan blog didukung oleh infrastruktur yang memungkinkan adanya

interkoneksi antar blog dalam cakupan global.

Saat ini orang dapat memperoleh berita tidak hanya bersumber dari jurnalis

profesional tapi juga bisa bersumber dari masyarakat umum, dan kegiatan

memberikan informasi atau berita yang dilakukan oleh masyarakat umum disebut

jurnalisme warga atau citizen journalism. Oleh karena itu setiap orang

berkesempatan untuk memuat atau memberikan berita kepada orang lain. Media

4

dalam membuat berita tersebut dapat melalui situs jejaring sosial yang tersedia

seperti blog, facebook, twitter, yahoo koprol, dan lain-lain.

Istilah citizen journalism atau jurnlisme warga belakangan semakin

mengemuka. Lahirnya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU

ITE) menjadi stimulasi dan dibarengi dengan jaminan kebebasan pers dalam

menyajikan berita, masyarakat umum dapat turut menyampaikan kejadian yang

memiliki nilai berita. Jurnalisme warga mengacu pada peran aktif masyarakat

dalam proses untuk mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan juga

menyajikan berita (Andy F.Noya dalam Suwandi, 2010:9).

Jurnalisme warga sendiri merupakan dampak perkembangan teknologi yang

pesat dan mempermudah seseorang menyampaikan informasi salah satunya

melalui media blog yang dimiliki komunitasnya atau dirinya sendiri. Beberapa

orang beranggapan informasi yang disampaikan jurnalisme warga, misalnya

melalui blog terkadang lebih cepat dibandingkan dengan yang disampaikan

jurnalis profesional melalui media. Namun, segi kecepatan waktu tayang belum

tentu menjamin informasi yang disajikannya lebih lengkap dan akurat, karena itu

untuk soal kelengkapan dan keakuratan informasi tetap dimiliki mainstream media

(media utama) . Hal itu terjadi karena para jurnalis warga tidak dibekali

kompetensi layaknya jurnalis profesional, karena jurnalisme warga memungkinkan

siapapun untuk berperan sebagai jurnalis.

Saat ini banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang memiliki akun blog

dengan tema yang beragam. Tulisan yang dimuat oleh blogger ada yang berisi

5

tentang berita di sekitar lingkungan blogger, informasi lapangan pekerjaan, atau

berisi cerita pribadi blogger, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh

blogger tersebut tanpa mereka sadari merupakan kegiatan yang disebut sebagai

jurnalisme warga.

Keberadaan jurnalisme warga juga membutuhkan peraturan terkait kode etik

pemberitaan, misalnya melakukan cek-ricek antara fakta dan data, tidak plagiat,

menghindari sumber yang bersifat anonim. Peraturan terkait kode etik jurnalisme

warga dapat mengacu pada kode etik jurnalistik yang dipakai banyak media, dan

kesepakatan terhadap kode etik jurnalisme warga cukup dilakukan di kalangan

blogger. Sehingga Respon jurnalisme warga perlu diperhatikan agar diperoleh

berita yang akurat dan bertanggung jawab.

Latar belakang yang berbeda-beda dari blogger juga mempengaruhi isi dari

blog tersebut. Latar belakang tersebut dapat dilihat dari tingkat pendidikan,

hubungan sosial (berapa follower blognya), eksistensi blogger (dilihat frekuensi

posting dan blog walking yang dilakukan), pengalaman blogging (berapa lama

orang menggunakan blog). Asumsinya bahwa perbedaan latar belakang blogger

berpengaruh terhadap Respon jurnalisme warga.

Blog Rastafara Islands merupakan blog pribadi aktif yang saat ini berusia 3

tahun. Blog ini memiliki follower sebanyak 270 dengan latar belakang yang

berbeda-beda. Isi dari blog ini sendiri bermacam-macam dari berita politik,

olahraga, gaya hidup, dan cerita pribadi. Blog ini adalah blog yang dimiliki oleh

peneliti.

6

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang

berjudul ”Respon Blogger tentang Jurnalisme Warga Berdasarkan Latar

Belakang Blogger” (Studi pada Follower Blog Rastafara Islands)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah latar belakang follower blog Rastafara Island ?

2. Bagaimanakah Respon blogger tentang jurnalisme warga follower blog

Rastafara Island berdasarkan latar belakang blogger ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah tersebut di atas maka tujuan dari

penelitian adalah untuk mengetahui :

1. Latar belakang follower blog Rastafara Island

2. Respon jurnalisme warga follower blog Rastafara Island

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik

dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang

penerapan konsep jurnalisme warga.

2. Secara praktis

Dapat menjadi pembelajaran bagi blogger ataupun seseorang dalam memahami

jurnalisme warga.

7

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Weblog/Blog sebagai bentuk New Media (media baru)

Dunia blog pada mulanya bukan merupakan termasuk lingkup jurnalisme.

Namun jika Jurnalisme warga dipahami sebagai kegiatan pemberitaan yang

dilakukan oleh warga tanpa harus menjadi seorang wartawan, maka blog dapat

dikatakan sebagai salah satu ranah jurnalistik. Hal ini tidak lepas dari peran internet

sebagai media baru (News Media). Melalui blognya, seorang blogger bisa

mempublikasikan informasi-informasi tentang apapun, tanpa adanya kontrol

maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu blog disebut sebagai suatu bentuk

media jurnalisme baru karena independensinya dalam mempublikasikan informasi.

Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang

menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman

web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru

dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya

demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna

internet sesuai dengan topik dan tujuan dari pengguna blog tersebut (http:

id.wikipedia.org/wiki/blog)

Adapun fungsi dari blog adalah sebagai berikut :

1. Sebagai suatu media massa

Blog dapat memberikan informasi kepada khalayak yang mengakses blog

tersebut. Informasi tersebut dapat berupa berita, hiburan, maupun berbagai

tulisan lainnya.

8

2. Sebagai media aktualisasi diri

Salah satu kebutuhan manusia adalah to be recognized, untuk diakui

kehadirannya, untuk diperhatikan, untuk menunjukkan siapa dirinya, apa yang

dipikirkannya, apa yang menjadi perhatianya, apa yang menarik untuknya, apa

yang disenanginya, apa yang dibencinya, apa pemikirannya dan apa yang

diinginkannya. Blog mampu memfasilitasi hal tersebut, dalam skala jangkauan

yang mendunia. Melalui blog (dan dukungan berbagai web app di world wide

web) seseorang kini dapat mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai media (text,

image, graphic, video, audio, slide presentasi, dll) yang bisa diakses oleh semua

orang di penjuru dunia yang terhubung ke jaringan internet.

Dalam new media theory, McQuail juga menunjukkan 6 perbedaan antara

media lama dan media baru yaitu, (1) media lama konsepnya satu obyek berbicara

pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized yang artinya

semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapapun, (2) Media lama adalah

one way communication, sementara media baru two way communication yang

memungkinkan adanya feedback dari audiens, (3) media lama dibawah kontrol

negara, sementara media baru diluar kontrol negara, bahkan bisa dinikmati

siapapun yang ada didunia tanpa batasan negara, (4) media lama memproduksi

lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi,

(5) media lama memfragmentasi audience sementara media baru meletakkan

audience pada posisi yang sama, (6) media lama membentuk kebingungan sosial,

sementara media baru berorientasi pada individu.

9

Internet tidak terbatas ruang dan waktu, jika ada berita baru dapat langsung

dimuat saat itu juga. Saat ini berita bukan lagi peristiwa yang tengah berlangsung

yang dipublikasikan media massa, tetapi menjadi peristiwa yang sedang

berlangsung yang dipublikasikan media massa (Santana, 2005:134).

Weblog yang hadir sebagai bagian dari metamorfosis media, menjadi tempat

yang tepat untuk menyuarakan kepentingan publik tanpa terbentur kepentingan

yang menghalangi idealisme media-media mainstream. Kekecewaan warga timbul

karena tidak adanya ruang yang bisa menyuarakan suara mereka, akhirnya

memilih weblog sebagai tempat pelarian. Disini mereka bebas menyuarakan opini,

memberi dan menyerap informasi apapun itu, karena internet memberi ruang tanpa

batas.

Dalam konsepsi komunikasi massa klasik, ada 5 jenis media massa :

suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film. Namun sejalan dengan kemajuan

teknologi komputer, berkembanglah teknologi internet. Penggabungan antara

teknologi komunikasi baru dan tradisional memunculkan fenomena konvergensi

media. Dalam media konvergen, pengakses bisa mengklik informasi apapun yang

diinginkan, dan internet dengan cepat menyediakannya di jendela komputer.

Perkawinan antara internet dan jurnalisme ini dinamakan jurnalisme online yaitu

penyiaran produk jurnalistik di media cyber oleh perusahaan atau lembaga tertentu

(Septiawan Santana, 2009:134). Karakteristik yang paling menonjol dari media

baru ini dibandingkan media massa konvensional adalah kecepatannya secara

keseluruhan.

10

Sekarang hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam

berbagai bentuk. Menurut Septiawan Santana dalam bukunya yang berjudul

”Jurnalisme Kotemporer” situs berita terbagi menjadi tiga kelompok dalam

kaitannya dengan isi. Yang pertama model situs berita yang secara umum

digunakan oleh media tradisional. Disini mereka menghadirkan situs berita edisi

online yang mengadopsi dari medium induknya. Isinya di-update lebih sering

daripada medium induknya.

Model situs berita yang kedua yaitu berisikan orisinalitas indeks dengan

cara mendesain ulang dan merubah isi dari berbagai media berita. Situs ini

memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indekisasi dan kategorisasi, hasil

seleksi berbagai media berita dan isi mereka. Situs-situs seperti ini biasanya

memfokuskan diri dengan isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan

kelompok-kelompok sosial tertentu. Situs seperti ini juga membuat saluran

pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.

Sedangkan model situs yang terakhir adalah berisi diskusi dan komentar-

komentar pendek. Media-media watchdogs termasuk dalam kelompok ini. Mereka

menjadi saluran diskusi untuk masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat,

(Santana, 2005:136)

E.2. Blogger

Blogger sendiri merupakan penulis catatan di internet atau halaman web.

Blogger ini merupakan pengguna internet yang rajin mengisi weblog. Salah satu

kiprah Blogger yang signifikan di tahun 2004 adalah keterlibatan mereka dalam

11

kampanye calon presiden Amerika Serikat. Kubu John Kerry bahkan mendirikan

weblog yang mencatat kegiatan kampanye sehari-hari calon presiden dari Partai

Demokrat itu. Dalam konvensi nasional kedua kubu, blogger juga mendapatkan

porsi khusus. Undangan bagi para blogger untuk meliput gelaran tersebut sempat

membuat iri jurnalis konvensional. Adam L. Penenberg, kolumnis Wired,

menyebut masa depan jurnalisme berada di tangan para blogger. Ia menyebut

sekarang adalah saatnya bagi blogger untuk mencari berita sendiri dan bukan

hanya mengomentari berita yang ada. (http://www.total.or.id,info.php?kk.pro

blogger).

Melalui blognya, seorang blogger bisa mempublikasikan informasi-informasi

tentang apapun, tanpa adanya kontrol maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu

blog disebut-sebut sebagai suatu bentuk media jurnalisme baru karena

independensinya dalam mempublikasikan informasi.

Beragamnya latar belakang, minat, ketertarikan dan kesukaan blogger

membuat bentuk dan isi informasi dalam weblog pun juga bermacam-macam. Hal

itu terjadi karena biasanya sebuah weblog sangat merefleksikan blogger pemiliknya

sehingga seringkali sebuah weblog berisi informasi-informasi yang bersifat sangat

spesifik, detail dan up to date berkenaan dengan suatu hal atau bidang tertentu sesuai

dengan latar belakang pemiliknya.

Adapun istilah yang berkaitan dengan blogger adalah sebagai berikut :

E.2.1. Posting

12

Posting merupakan kegiatan menulis di blog untuk memperbaharui

blognya sesuai dengan apa yang ingin ditulis oleh blogger.

E.2.2. Blog Walking

Blog walking merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan blogger

dengan berkunjung dari blog satu ke blog lain, kegiatan ini berupa saling

memberi komentar maupun meninggalkan pesan di chat box (kotak

obrolan).

E.2.3. Komentar

Setelah melakukan blog walking, blogger sering mengisi kotak komentar

yang ada di setiap bawah postingan.

E.2.4. Followers

Followers merupakan beberapa blogger yang mengikuti suatu blog,

sehingga dapat mengetahui perkembangan dari blog yang diikuti tersebut.

E.2.5. Pro blogger

Seorang blogger profesional yang mendapatkan penghasilan melalui blog.

E.2.6. Awards

Antar blogger jika sering berinteraksi, maka akan saling memberikan

sebuah award berupa foto hasil kreasi dari pemberi penghargaan.

E.3. Istilah Mojo (Mobile Jurnalism)

Pada tahun 2004, untuk pertama kalinya sebuah media cetak, yaitu New

York Times, mempublikasikan sebuah foto yang diambil dengan mobile phone.

Kemajuan ini segera diikuti dengan kemajuan lainnya yaitu pada peristiwa tsunami

13

Aceh tahun 2004, pengeboman sarana transportasi di London tahun 2005, bencana

badai Katrina di AS tahun 2005, eksekusi Sadam Husein tahun 2006 dan

penembakan di Virginia Tech tahun 2007. Pada peristiwa-peristiwa tersebut

gambar dan/atau berita dibuat dengan Ponsel, bukan dengan kamera.

Inilah yang disebut sebagai mobile journalism (Mojo). Stephen Quinn,

dalam artikel wikimu “MOJO-Mobile Journalist In The Asian Region” menulis

seorang mobile jurnalis hanya menggunakan mobile phone untuk mendapatkan

dan mendistribusikan berita. Menurut wikipedia, Mojo merupakan reporter yang

membuat berita dengan dukungan kamera digital atau video rekorder, laptop

dengan koneksi internet atau dengan menggunakan smart phone. Ada juga yang

mendefinisikan Mojo sebagai seorang jurnalis yang bekerja sendirian, dengan

bantuan HP-nya, mengumpulkan bahan, memproduksi serta kemudian dengan

cepat mendistribusikannya,

(http://www.wikimu.comNewsDisplayNews.aspxid=17823). Ada empat alat yang

diperlukan seorang Mojo untuk beroperasi. Pertama, alat perekam. Alat perekam

ini membantu untuk melakukan wawancara. Untuk jurnalis televisi membutuhkan

alat perekam video. Untuk jurnalis radio membutuhkan alat perekam suara. Untuk

jurnalis media cetak membutuhkan alat perekam suara dan gambar. Kedua, alat

pengirim materi berita. Biasanya alat pengirim berita ini adalah pengunggah ke

internet. Seorang jurnalis media mengirim beritanya ke redaksi media. Sedang

seorang jurnalis warga mengirim berita ke blog. Ketiga, alat pengedit. Alat ini

14

lebih dibutuhkan oleh jurnalis media dibanding blogger. Keempat, alat pembuat

naskah berita.

E.4. Sejarah Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga atau citizen journalism mulai berkembang di seluruh

dunia sejak kehadiran internet. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi 40

tahun terakhir adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi

interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan

bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu, dan menandai

teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong baru ini

membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang

memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click

way.

Banyak masyarakat yang masih sering salah paham antara Civic Journalism

dengan Citizen Journalism. Civic Journalism adalah proses mencari, mengolah,

menyebarluaskan berita masih dilakukan oleh seorang profesional (wartawan) dan

sumber berita tetap dari masyarakat. Sedangkan Citizen Jurnalism semua

masyarakat dapat melakukan kegiatan jurnalistik tersebut tanpa harus menjadi

seorang profesional.

Dunia blog pada mulanya bukan merupakan termasuk lingkup jurnalisme.

Namun jika Jurnalisme warga dipahami sebagai kegiatan pemberitaan yang

dilakukan oleh warga tanpa harus menjadi seorang wartawan, maka blog dapat

dikatakan sebagai salah satu ranah jurnalistik. Hal ini tidak lepas dari peran internet

15

sebagai media baru (News Media). Melalui blognya, seorang blogger bisa

mempublikasikan informasi-informasi tentang apapun, tanpa adanya kontrol

maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu blog disebut sebagai suatu bentuk

media jurnalisme baru karena independensinya dalam mempublikasikan informasi.

Weblog yang hadir sebagai bagian dari metamorfosis media, menjadi tempat

yang tepat untuk menyuarakan kepentingan publik tanpa terbentur kepentingan

yang menghalangi idealisme media-media mainstream. Kekecewaan warga timbul

karena tidak adanya ruang yang bisa menyuarakan suara mereka, akhirnya

memilih weblog sebagai tempat pelarian. Disini mereka bebas menyuarakan opini,

memberi dan menyerap informasi apapun itu, karena internet memberi ruang tanpa

batas.

Fenomena citizen journalism menimbulkan kontroversi di kalangan

masyarakat. Ada yang menganggap aktivitas semacam ini bukanlah bentuk

jurnalisme, karena tingkat kredibilitas informasi yang masih dipertanyakan.

Namun, ada pula yang menganggap citizen journalism sebagai media alternatif

untuk pembebasan dan kejujuran. Kemunculan citizen journalism tidak harus

menjadi ancaman bagi mainstream media. Walaupun kehadiran situs yang

mengusung citizen journalism sempat menurunkan oplah penjualan surat kabar,

seperti yang terjadi di Amerika Serikat, bukan berarti jurnalisme baru ini

mematikan media konvensional sebelumnya. Seperti halnya media elektronik yang

hadir tidak mematikan media cetak.

16

Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Internet

yang mempunyai kelebihan bisa diakses siapapun, kapanpun, dimanapun, serta

mempunyai kecepatan dalam menyebarkan dapat diposisikan sebagai partner

media konvensional yang dianggap lebih kredibel. Citizen journalism hadir bukan

menjadi pesaing media konvensional, tapi sebagai alternatif yang memperkaya

informasi. Dalam citizen journalism, seorang jurnalis professional dan jurnalis

warga bisa saling berbagi dalam membuat produk jurnalistik yang kredibel

sekaligus benar-benar beresensikan kemanusiaan, tanpa diusik kepentingan apapun

yang menghambat idealisme.

Citizen Journalism atau Jurnalisme warga merupakan bentuk spesifik dari

media massa dengan sumber dari masyarakat luas tidak hanya berasal dari jurnalis

profesional. Citizen Journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan

sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat

merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan,

gambar, foto, tuturan), video kepada orang lain. (Nurudin, 2009:215).

Menurut J.D. Lasica dalam Nurudin (2009:217), jurnalisme warga dapat

dibagi ke beberapa bentuk sebagai berikut:

1. Partisipasi audiens seperti komentar pengguna yang dilampirkan untuk mengkomentari sebuah kisah berita, blog pribadi, foto atau video gambar yang ditangkap kamera ponsel atau berita local yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas.

2. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam situs. 3. Partisipasi di berita situs yaitu komentar-komentar pembaca atas sebuh

berita yang disiarkan oleh media tertentu. 4. Tulisan ringan seperti milis dan surat elektronik. 5. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).

17

Sedangkan Steve Outing dalam Nurudin (2009:217) pernah

mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:

1. Citizen Journalism membuka ruang untuk komentar public. Dalam ruang itu, pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan tulisan jurnalisme professional.

2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari atikel yang di tulis.

3. Kolaborasi antara jurnalis professional dan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas.

4. Bloghouse warga seperti wordpress, blogger dan multiply. Melalui blog, setiap individu dapat mengutarakan pengalaman dan sudut pandangnya.

5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, sehingga pembaca bias memberikan keluhan, kritik ataupun saran.

6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses pengolahan. Sumbangan laporan dari warga biasanya tentang hal-hal yang sifatnya local dengan editor berperan sebagai pengawas kualitas laporan, dan mendidik warga tentang topic-topik yang menarik dan layak dilaporkan.

7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses pengolahan. 8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak. 9. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu kerja organisasi media

yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga.

10. Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Situs membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan dari jurnalis warga.

11. Model wiki yang menempatkan pembaca sebagai editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa member tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit.

Dalam pemberitaan, Jurnalisme Warga lebih mendalam serta tidak terikat

waktu seperti yang dimiliki oleh media utama (mainstream media). Berbagai

macam bentuk pemberitaan dari pelaku Jurnalisme Warga ini dapat dinilai sebagai

18

partisipasi masyarakat terhadap peristiwa maupun fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitar mereka.

F. Tinjauan Teori

1. Teori akal sehat (commonsense theory)

Teori ini merupakan pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh setiap

orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat.

Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri

(artinya mempunyai seperangkat gagasan) tentang media tersebut. Misalnya

gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, peran media

dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seharusnya membaca koran atau

menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan

pengetahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha atau melalui pengalamannya

sehari-hari (Nurudin 2007:163).

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah pengertian atau batasan tentang suatu konsep,

yang dipilih atau ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu perlu diuraikan beberapa

istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, agar menghindari kemungkinan

terjadinya interpretasi yang salah.

G.1. Latar Belakang Blogger.

Latar belakang adalah ciri-ciri seseorang. Blogger adalah seseorang

yang menggunakan blog. Dalam penelitian ini, latar belakang blogger dapat

diartikan sebagai ciri-ciri blogger dilihat dari segi jenis kelamin, jenis

19

pekerjaan, tingkat pendidikan, frekuensi posting, seberapa sering memberikan

komentar pada blog lain, jumlah follower yang dimiliki, dan usia blog.

G.2. Respon Jurnalisme Warga.

Respon dapat disebut juga sebagai kemampuan atau sikap seseorang

dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu

dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

Jurnaliseme Warga adalah kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh orang biasa

yang bukan kalangan profesional.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variable diukur,

yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variable tersebut berdasarkan

definisi konseptual (Hamidi, 2007 : 142). Dalam penelitian ini memiliki dua

variable yaitu latar belakang blogger dan Respon jurnalisme warga. Berikut ini

merupakan jabaran dari variabel-variabel yang diteliti :

H.1. Latar belakang blogger

Indikator latar belakang blogger adalah sebagai berikut :

1. Umur blogger, dalam artian umur dari pemilik blog

2. Jenis kelamin

3. Jenis pekerjaan

4. Tingkat pendidikan blogger, yaitu pendidikan formal terakhir yang berhasil

diselesaikan atau sedang ditempuh oleh blogger (SD, SMP, SMA, S1, dan

seterusnya)

20

5. Eksistensi blogger, dilihat berdasarkan frekuensi posting, aktivitas

memberikan komentar pada blog lain, dan banyaknya follower yang

dimiliki oleh blog tersebut.

6. Pengalaman blogger, yang dimaksud dengan pengalaman di sini adalah

seberapa lama blog tersebut aktif dengan kata lain usia blog.

H.2. Respon Jurnalisme Warga

Respon jurnalisme warga adalah berapa kali responden atau informan dapat

menyebutkan ciri-ciri jurnalisme warga yang termasuk dalam bentuk-bentuk

jurnalisme warga menurut Steve Outing diantaranya adalah :

1. Citizen Journalism membuka ruang untuk komentar public. Dalam ruang

itu, pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan tulisan

jurnalisme professional.

2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari atikel yang di

tulis.

3. Kolaborasi antara jurnalis professional dan nonjurnalis yang memiliki

kemampuan dalam materi yang dibahas.

4. Bloghouse warga seperti wordpress, blogger dan multiply. Melalui blog,

setiap individu dapat mengutarakan pengalaman dan sudut pandangnya.

5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang

disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, sehingga

pembaca bias memberikan keluhan, kritik ataupun saran.

21

6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses pengolahan.

Sumbangan laporan dari warga biasanya tentang hal-hal yang sifatnya local

dengan editor berperan sebagai pengawas kualitas laporan, dan mendidik

warga tentang topic-topik yang menarik dan layak dilaporkan.

7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses pengolahan.

8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.

9. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu kerja organisasi media yang

menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga.

10. Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga

dalam satu atap. Situs membeli tulisan dari jurnalis professional dan

menerima tulisan dari jurnalis warga.

11. Model wiki yang menempatkan pembaca sebagai editor. Setiap orang bisa

menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau

komentar terhadap komentar yang terbit.

I. Metode Penelitian

I.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mengambil fokus daripada Respon

blogger berdasarkan latar belakangnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori

akal sehat (commonsense theory), pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh

setiap orang dengan begitu saja atau pengalaman langsung dengan masyarakat.

Dalam penelitian ini respon follower blog Rastafara Island tentang

jurnalisme warga (citizen journalist) meliputi bentuk-bentuk jurnalisme warga

22

yang diklasifikasikan oleh Steve Outing. Fokus penelitian ini adalah ingin

menggambarkan dan mengukur tinggi rendahnya Respon blogger tentang

jurnalisme warga berdasarkan latar belakang blogger secara umum.

I.2. Tipe dan Pendekatan Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif yang dimaksudkan

untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu varibel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi

(Sugiyono, 2008:11).

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan format deskriptif karena hendak

menggambarkan dan mengukur Respon blogger, dalam hal ini adalah Follower

blog Rastafara Island setelah melakukan kegiatan blogging tentang jurnlaisme

warga, yang kemudian diukur dalam bentuk skor dari setiap jawaban yang

dihasilkan.

I.3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui saling berkomentar di blog kemudian

dilanjutkan melalui email dan juga chatting dengan blogger dengan

memanfaatkan jejaring sosial (social network) lainnya seperti facebook maupun

23

twitter. Lokasi ini dipilih sebagai pertimbangan karena blogger lebih sering

berinteraksi dengan dunia maya (internet).

Peneliti menganggap dengan keseharian melakukan kegiatan blogging,

blogger tentunya dapat merespon apa yang dimaksud dengan jurnalisme warga

karena salah satu kegiatan jurnalisme warga dapat dilakukan melalui blog. Maka

dari itu Respon jurnalisme warga memungkinkan untuk menjangkau target

audiens secara luas, termasuk adalah Follower blog Rastafara Island.

Penelitian diawali dengan menyebar angket atau kuesioner pra survey

pada tanggal 3-6 April 2012. Tujuan dilakukan prasurvey adalah agar

memperoleh responden yang sesuai dengan kriteria dari populasi yang telah

ditetapkan. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner pada

tanggal 12 April 2012 kepada follower blog Rastafara island.

I.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan latar belakang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian

dari jumlah dan latar belakang yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono,1999:73). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh follower blog

Rastafara Island yang berjumlah 270. Berikut akan disajikan tabel mengenai

jumlah follower blog Rastafara Island berdasarkan tingkat pendidikannya.

24

Tabel 1.1

Jumlah Follower Blog Rastafara Island Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD 11 4,07 % 2 SMP 48 17,8 % 3 SMA 59 21,9 % 4 DIPLOMA 30 11,1 % 5 S1/S2/S3 122 45,2 %

Total 270 100 % Sumber : Dokumentasi Blog Rastafara Island 2012

Berdasarkan tabel yang tersaji di atas dapat diketahui jumlah follower blog

Rastafara Island terbanyak adalah follower yang memiliki tingkat pendidikan

starta satu atau S1/S2/S3 sebanyak 122 orang (45,2%), berikutnya follower

dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 59 orang (21,9%), kemudian tingkat

pendidikan SMP sebanyak 48 orang (17,8%), selanjutnya tingkat pendidikan

Diploma sebanyak 30 orang (1,8%), dan yang paling sedikit adalah follower

dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 11 orang (4,07%)

Setelah mengetahui populasi dari penelitian ini, maka langkah selanjutnya

adalah menetukan sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini. Penentuan

jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane

(Hamidi,2007:131) yaitu :

Keterangan :

n = ukuran sampel d = nilai presisi (tingkat kesalahan)

N = ukuran populasi 1 = angka konstanta

25

Dalam penelitian ini teknik samplingnya menggunakan probability

sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan

dalam Probability sampling yaitu proportionate random sampling. Pengambilan

sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,

dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis

(Riduwan, 2005:58).

Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai

rumus Alokasi Proportional yaitu :

Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Diketahui jumlah populasi follower blog rastafara island sebesar N = 270

blogger dan presisi yang ditetapkan = 10%. Berapakah jumlah sampelnya?

N 270 270 270

n= = = = = 72,9 = 73

N.d²+1 270.0,1² + 1 (270).(0,01)+1 3,7

Jadi jumlah sampel sebesar 73 responden (blogger).

26

Kemudian dicari sampel berstrata dengan rumus : ni = (Ni : N).n, pengambilan

sampel ini berdasarkan tingkat pendidikan blogger.

a. SD = 11 : 270 x 73 = 2,97 = 3 blogger

b. SMP = 48 : 270 x 73 = 13,01 = 13 blogger

c. SMA = 59 : 270 x 73 = 16,01 = 16 blogger

d. Diploma = 30 : 270 x 73 = 8,1 = 8 blogger

e. S1/S2/S3 = 122 : 270 x 73= 32,9 = 33 blogger 73 blogger

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

J.1 Validitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Menurut Arikunto (1996) dalam

Muhidin dan Abdurahman (2007:30), penelitian uji validitas dilakukan untuk

mengetahui kesahihan dari instrumen kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dari Karl Pearson, yaitu:

2222 )()(

))(()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan : r = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor rata-rata dari X

Y = Skor rata-rata dari Y

N = Banyaknya sampel

27

Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi bahwa item yang

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi

menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Sedangkan

syarat minimum instrumen dinyatakan valid dan tidak valid biasanya untuk dianggap

memenuhi syarat adalah apabila r = 0,3. apabila korelasi antara butir (item) dengan

skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam penelitian tersebut dinyatakan tidak valid

dan berlaku sebaliknya.

J.2 Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran

dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek

memang belum berubah ( Muhidin dan Abdurahman, 2007:37).

Arikunto (1993) yang dikutip oleh Muhidin dan Abdurahman (2007:37), untuk

menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

21

2

1)1(

b

kkr

28

Keterangan : r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2b = Jumlah varians butir

21 = Varians total

Apabila koefisien alpha > 0,6 maka dapat dinyatakan bahwa instrumen kuesioner

yang digunakan adalah reliabel.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti agar

pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan kuesioner dengan jenis terbuka dan tertutup. Adapun pertanyaan

yang tercantum dalam kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang blogger, berisi pertanyaan mengenai nama, umur, jenis

kelamin, jenis pekerjaan, status dalam perkawinan, tingkat pendidikan,

frekuensi posting, seberapa sering memberikan komentar pada blog lain,

jumlah follower yang dimiliki, usia blog, dan pertanyaan lain yang

mendukung tujuan penelitian.

2. Respon jurnalisme warga, berisi pertanyaan mengenai pengertian jurnalisme

warga, motivasi menulis di blog, isi/tema tulisan yang posting, sumber tulisan

(berasal dari diri sendiri atau mengcopy tulisan orang lain), dan pertanyaan

lain yang mendukung tujuan penelitian.

29

L. Teknik Pengumpulan Data

L.1 Angket/Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden. Tujuan penggunaan

angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan

responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Riduwan 2008:71),

responden yang dimaksud adalah follower blog rastafara island. Penyebaran

angket ini diperlukan untuk mendapatkan data tentang pengaruh latar belakang

blogger tentang respon jurnalisme warga.

Jenis angket/kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuesioner terbuka dan tertutup, yaitu setelah peneliti memberikan

pertanyaan yang tidak memiliki alternatif jawaban disusul dengan pertanyaan yang

memiliki alternatif jawaban.

L.2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi maksudnya adalah cara pengumpulan data yang

diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain.

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dalam penggunaan

data yang tersedia secara tertulis.

30

M. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan analisa

deskriptif kuantitatif, yaitu proses analisa data kuantitatif atau statistis. Statistik

yang digunakan untuk analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa atau mengolah data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi dan bila penelitian yang dilakukan

pada sampel maka analisanya dapat menggunakan statistik deskriptif (Sugiyono,

2008:206).

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif (Sugiyono, 2008:132). Maka dalam penelitian ini, setiap jawaban akan

diberikan skor yaitu : Sangat Tinggi ( ST ) = 5, Tinggi ( S ) = 4, Sedang (S) = 3,

Rendah ( R ) = 2, Sangat Rendah ( SR ) = 1.

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum

dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian

identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating) Setelah itu untuk mencari

hasil rata-rata digunakan rumus Tendensi Sentral Rata-rata. Rata-rata disebut juga

31

distribution of the means. Dalam hal ini nilai rata-rata digunakan untuk mencari

hasil penelitian.

Penghitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

di mana :

fi = frekuensi masing-masing interval

xi = nilai masing-masing interval

(Sartono 2005 dalam Ekawati 2006)

Sedangkan distribusi frekuensi adalah untuk mengetahui frekuensi data

pada suatu interval tertentu. Dalam menentuan interval, mengacu pada rumus

sturges, di mana

di mana :

I = interval kelas

Range = selisih dari nilai tertinggi dan nilai terendah

K = banyaknya kelas, banyaknya telah ditentukan terlebih dahulu

yaitu 5 kelas

(Sartono 2005 dalam Ekawati 2006)

32

Langkah berikutnya membuat interval sesuai jarak yang telah ditentukan

peneliti, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menentukan posisi nilai rata-rata

pada tabel pedoman interpretasi pernyataan responden yang tujuan akhirnya

membuat kesimpulan hasil penelitian.