BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pembangunan Indonesia saat ini yang lebih ditekankan kepada pembangunna sektor ekonomi, menjadikan pembangunan pada sektor ekonomi yang lebih mendapat priotitas utama pemerintah. Dalam sektor ekonomi terdapat berbagai macam sub sektor ekonomi seperti sub sektor industri dan sub sektor pertanian. Namun sejak tahun 1991 sub sektor pertanian tidak lagi menjadi prioritas utama pembangunan, namun pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan sub sektor industri, Padahal pada tahun 2023 Indonesia membutuhakan setidaknya 15 juta hektar lahan pertanian untuk memenuhui kebutuhan pangan untuk 280 juta penduduk Indonesia. (Ivanovic Agusta, Peneliti pada Pusat Studi Pertanian dan Pedesaan ITB dikutip dari Indonesian.irib.ir.com). Berbagai macam bentuk pembangunan yang telah dan sedang dilaksanan saat ini terutama pembangunan bersifat fisik, tidak luput dari kebutuhan lahan. Lahan dalam kaitannya dengan manusia dan pembangunan merupakan sumberdaya atau modal dan ruang aktifitas (Jayadinata dalam Kirana Dewi, 2007: 2). Faktor perubahan prioritas pembangunan dari sub sektor pertanian menjaadi sub sektor industri mengakibatkan terjadinya konversi atau alih fungsi lahan pertanaian menjadi berbagai macam lahan untuk kebutuhan non-pertanian terutama adalah kebutuhan lahan pada sektor industri. Menurut data Badan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pembangunan Indonesia saat ini yang lebih ditekankan kepada

pembangunna sektor ekonomi, menjadikan pembangunan pada sektor ekonomi

yang lebih mendapat priotitas utama pemerintah. Dalam sektor ekonomi terdapat

berbagai macam sub sektor ekonomi seperti sub sektor industri dan sub sektor

pertanian. Namun sejak tahun 1991 sub sektor pertanian tidak lagi menjadi

prioritas utama pembangunan, namun pemerintah lebih memprioritaskan

pembangunan sub sektor industri, Padahal pada tahun 2023 Indonesia

membutuhakan setidaknya 15 juta hektar lahan pertanian untuk memenuhui

kebutuhan pangan untuk 280 juta penduduk Indonesia. (Ivanovic Agusta, Peneliti

pada Pusat Studi Pertanian dan Pedesaan ITB dikutip dari

Indonesian.irib.ir.com).

Berbagai macam bentuk pembangunan yang telah dan sedang dilaksanan

saat ini terutama pembangunan bersifat fisik, tidak luput dari kebutuhan lahan.

Lahan dalam kaitannya dengan manusia dan pembangunan merupakan

sumberdaya atau modal dan ruang aktifitas (Jayadinata dalam Kirana Dewi, 2007:

2). Faktor perubahan prioritas pembangunan dari sub sektor pertanian menjaadi

sub sektor industri mengakibatkan terjadinya konversi atau alih fungsi lahan

pertanaian menjadi berbagai macam lahan untuk kebutuhan non-pertanian

terutama adalah kebutuhan lahan pada sektor industri. Menurut data Badan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

2

Pertanahan Nasional, dalam kurun tahun 2004-2009 alih fungsi lahan pertanian di

Indonesia mencapai 15.999,60 hektar atau dirata-ratakan pertahunan alih fungsi

lahan di Indonesia pada setiap tahunnya sebesar 3.199,92 hektar. 6000 hektar

lahan pertanian yang beralih fungsi berubah untuk digunakan menjadi kawasan

industri dan pemukiman penduduk. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir

Indonesia kehilangan 2 juta hektar lahan pertanian. Dengan rinccian dalam kurun

waktu 1981-1999 Indonesia kehilangan sebesar 1,6 juta hektar lahan pertanuan

yang beralih fungsi, dengan 1 juta hektar lahan yang beralih fungsi berada di

Jawa. Pada tahun 1999-2002, alih fungsi lahan terjadi sebesar 563.000 hektar.

Alih fungsi lahan pertanian tersebut sebesar 58,7% menjadi lahan pemukiman, 21

% menjadi lahan non-sawah, dan lainnya 19,5% (indonesian.irrb.ir.com)

Pulau jawa merupakan salah satu pulau utama di Indonesia. Dengan

komoposisi 60 % penduduk Indonesia menetap dipulau ini menjadikan pulau ini

sarat dengan berabagai macam aktivitas mulai dari perekonomian, pemerintahan

dan juga pertanian. Dengan terpusatnya pembangunan ekonomi dan termasuk

sektor industri menjadikan lih fungsi lahan pertanian di pulau Jawa memiliki

angka yang cukup besar dan mengkhawatirkan. Kementrian Petanian

memperkirakan, konversi lahan pertanian atau alih fungsi lahan pertanian

pertahunnya mencapai 100.000 hektar, alih fungsi lahan di Jawa terjadi untuk

berbagai macam hal seperti perumahan/pemukiman, industri dan sarana

infrastruktur transportasi. (Media Indonesia Online). Salah satu daerah yang

mengalami alih fungsi lahan terbesar di pulau Jawa adalah Provinsi Jawa Barat.

Selain karena faktor kebutuhan lahan untuk industry salahsatu penyebabnya

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

3

adalah kebutuhan akan pemukiman atau bisnis perumahan

(www.diperta.jabarprov.go.id).

Lahan Pertanian memiliki peranan multifungsi bagi masyarakat, selain

untuk menjaga ketahanan pangan juga berfungsi sebagai tempat mencari nafkah

khususnya untukl petani. Peranan lahan pertanian adalah sebagai modal untuk

upaya meningkatkan kesejahteraan. Tuntutan kebutuhan lahan yang semakin

tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan berbagai kepentingan menjadikan

persoalan alih fungsi lahan pertanian tidak pernah surut bahkan mempunyai

kecenderungan semakin meningkat akhir-akhir ini.

Salah satu kasus alih fungsi lahan pertanian yang terjadi adalah di Desa

Kertajati Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Lahan pertanian yang

selama ini menjadi sumber kehidupan bagi petani beralih fungsi menjadi lahan

non pertanian. Lahan tersebut digunakan untuk pembangunan Bandara

Internasional Jawa Barat. Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka

petani akan merasakan dampaknya. Bila demikian maka apa yang terjadi terhadap

petani di daearah Kertajati tersebut? Hal itu terjadi mengingat posisi dan fungsi

tanah/lahan memiliki arti penting. Misalnya di pedesaan, tanah/lahan merupakan

faktor yang dominan di dalam unit ekonomi, lahan sebagai sumber pokok

pendapatan. Bagi petani, lahan merupakan modal dasar yang sangat penting untuk

kelangsungan aktifitas ekonomi. Dalam unit sosial, lahan merupakan harta

warisan yang paling berharaga (ihalauw dkk dalam Yuli Prasetyo, 2011).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

4

Dalam penelitian ini yang menjadi penelitian utama adalah terjadinya

implikasi dari alih fungsi lahan akibat adanya pembebasn lahan untuk

pembangnan Bandara Internasional Jawa Barat di Desa Kertajati terutama di

Blok/Dusun Cintakarya. Maka dalam fokuss penelitian ini adalah melihat

implikasi dari pembebasan lahan baik terhadap pekerjaan dan kelangsungan hidup

petani Cintakarya akibat kebijakan pembangunan Bandara Internasional Jawa

Barat.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik membahasnya dan

melakukan penelitian dan dengan adanya peneltian ini diharapakan dapat berguna

untuk mengetahui implikasi pembebasan lahan untuk pembangunan BIJB

terhadap kehidupan masyarakat petani di Blok Cintakarya Desa Kertajati

Majalengka.

B. Rumusan Masalah

Pembangunan bandara internasional Jawa Barat yang berkaitan dengan

pemanfaatan lahan yang ada yang dalam hal ini adalah pada lahan pertanian

pangan mengakibatkan luas lahan pertanian menjadi semakin menyusut sehingga

mengacam pada ketersediaan lahan, selain itu adanya alih fungsi lahan pertanian

menjadi kawasan bandara internasional Jawa Bara tersebut, maka kelangsungan

hidupa masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai petani akan

terancam. Keterbatasan dan ketersedian lahan di suatu wilayah bila dikaitakan

dengan kebutuhan manusia dan pembangunan akan berbenturan kepentingan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

5

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian dengan rumusan masalah untuk memudahkan penelitian.

Rumusan masalah dengan rincian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses terjadinya pembebasan lahan di Blok Cintakarya

Desa Kertajati untuk Pembangunan BIJB?

2. Bagaimana implikasi yang terjadi pada pekerjaan dan kelangsungan

hidup petani di Blok Cintakarya Desa Kertajati setelah adanya pembebasn

lahan untuk pembangunan BIJB?

C. Tujuan Penelitian.

Adanya penentuan tujuan penelitian agar penelitian tersebut mempunyai

arah dan fokus yang jelas serta sistematis sehingga memiliki nilai ilmiah.

Penelitian ini bertujuan dengan rincian yaitu :

1. Mengetahui Bagaimana proses terjadinya pembebasan lahan di Blok

Cintakarya Desa Kertajati untuk Pembangunan BIJB

2. Mengetahui Bagaimana implikasi yang terjadi, terutama dalam hal

pekerjaan dan kelangsungan hidup petani di Blok Cintakarya Desa

Kertajati setelah adanya pembebasan lahan untuk pembangunan BIJB

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

6

D. Manfaat Penelitian.

Adanya penentuan manfaat penelitian agar penelitian tesebut memiliki

maanfaat untuk kedepannya baik, maanfaat secara akademis maupun manfaat

untuk dijadikan sebuah kebijakan oleh para stakeholders atau pemegang kebijakan

dan juga diharapakan akan menambah kajian sosiologis dari penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pembebasan lahan yang

berdampak kepada kehidupan petani di Desa Kertajati dari adanya pembangunan

bandara intenasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

Selain itu penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi banyak pihak.

Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini akan menambah khasanah di bidang

ilmu sosial khususnya tentang implikasi dari adanya pembebasan lahan terhadap

pekerjaan dan kelangsungan hidup petani di Blok Cintakarya Desa Kertajati dari

adanya pembangunan bandara intenasional Jawa Barat. Dengan mengetahui

manfaat dari pembebasan di Blok Cintakarya untuk pembangunan BIJB terhadap

kehidupan petani, maka diharapkan penelitian ini mampu menambahkan

pembendaharaan pengalaman, pelajaran dan memberikan inspirasi dan

pengetahuan bagi pembaca dan masyarakat luas. Bagi peneliti, riset ini sangat

inspiratif dan bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan secara

lebih mendalam mengenai implikasi dari adaranya alih fungsi lahan pertanian

terhadap kehidupan petani.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

7

E. Kajian Pustaka.

1. Konseptualisasi

a. Pembebasan Lahan

Tanah atau lahan adalah sumber penghidupan bagi mereka yang mencari

nafkah dari melalui usaha tani dan perkebunan. Selain bersifat ekonomis dan

kesejahteraan akan tetapi tanah atau lahan juga menyangkut masalah sisoal,

politis, kulutral dan psikologis bahakan menyangkut aspek-aspek HANKAMNAS

(Abdurahman, 1967: 11-12). Dalam proses pembangunan tentu diperlukan lahan

sebagai sarana utamanya serta dilain pihak masyarakat juga memerlukannya

sebagai tempat pemukiman maupun temapt mata pencahariannya, untuk itu maka

perlunya pembebasan lahan untuk bentuk-bentuk pembangunan walau terkadang

pembangunan banyak dijadikan kambing hiyam bahwa segala sesuatunya akan

menjadi halal bilamana dilakukan untuk dan demi pembangunan (Abdurahman,

1967:13).

Pembebasan lahan menurut Abdurahman ialah melepaskan hubungan hukum

semula yang terdapat pemegang hak/penguasa atas tanah dengan cara ganti rugi

atas dasar musyawarah dengan pihak yang bersangkutan. Pembebasan ini pada

hakekatnya adalah tidak lain dari pelepasan hak, bila dilihat dari pemegang hak

perbuatannya, yang demikian adalah dilihat sebagai suatu pelepasan hak, akan

tetapi bila dilihat dari sudut pandang pemerintah maka pembebasan yang

demikian dapat dikatakan sebagai “pembebasan tanah” (Abdurahman, 1967: 14-

15).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

8

b. Petani

Petani tentunya memliki banyak definisi tergantung para tokoh yang

mengemukakannya. Petani ada yang medefiniskannya sebagai peasant atau

peasant, tribe, farmer, entrepreneur. Peasant atau pesan memliki banyak definisi.

Menurut Eric R. Wolf, peasan adalah pengahasil-penghasil pertanian yang

mengerjakan tanah secara efektif, yang melakukan pekerjaan itu sebagai nafkah

hidupnya, bukan sebagai bisnis yang bersifat mencari keuntungan

(Rahardjo,2010:69). Peasant memiliki makna kaum petani pedesaan, yaitu orang

yang bercocok tanam dan berternak di daerah pedesaan, tidak di dalam ruang-

ruang tertutup.

Dalam pembahasan lain Eric R. Wolf mengemukan bahwa petani sebagai

orang desa yang becocok tanam, artinya mereka bercocok tanah di wilayah

pedesaan. Petani tidak melakukan usaha yani dalam arti ekonomi, ia mengelola

sebuah rumah tangga, bukan sebuah bisnis. Penjelasan diatas merupakan

pengertian petani bermakna sebagai peasant.Farmer atau pengusaha pertanian

(agriculuture entrepreneur) merupakan sebuah perusahaan yang mengkobinasikan

faktor-faktor produksi yang dibeli di pasar untuk memperoleh laba dengan

menjual hasil produksinya secara menguntungkandi pasar hasil bumi. Tribe atau

petani primitive merupakan petani yang bagian terbesar dari hasil produksi

dimaksudkan untuk digunakan oleh penghasilan-penghasilan sendiri atau untuk

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

9

menunaikan kewajiban-kewajiban kekerabatan dan bukan untuk dipertukarkan

dengan tujuan memperoleh keuntungan (Nurhadi,2007:80)

Prof. Dr. Sajagoyo membagi kategori petani berdasar pada pemilikan

lahan sebagai berikut:

1. Petani lapisan atas, adalah petani yang memiliki tanah lebih dari 1

hektar.

2. Petani Sedang, adalah petani yang memiliki tanah antara 0,5-1

hektar.

3. Petani lapisan bawah (petani gurem), adalah petani yang memiliki

lahan kurang dari 0,5 hektar (Prama Dewi, 2002:16).

Petani petani kecil, dengan luas lahan kurang dari 0,5 hektar pada

umumnua berpendidikan rendah, bermodal rendah, kurang responsive terhadap

inovasi baru (A Salikin,2003:93).

Di Indonesia kebanyakan petani merupakan petani kecil yang sebagian

besar hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau

subsisten, sehingga lebih sesuai disebut dengan peasant. Mereka mengedepankan

semboyan safety first atau dahulukan selamat. (Warsana SP, 2008).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

10

2. Teoritisasi

a. Perubahan Sosial.

Perubahan sosial merupakan bagian kecil dari proses kehidupan yang

begitu bernuansa jamak dan plural. Namun perubahan sosial memiliki kekuatan

yang dahsyat untuk dapat mengubah berbagai macam aspek kehidupan manusia

dan masyarakat secara menyeluruh. Setiap individu yang hidup sebagai anggota

masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatannya dalam proses ini.

Ada berbagai macam definisi mengenai perubahan sosial diantaranya

adalah menurut Stzompka (2004) yang menjelasakan bahwa masyarakat

senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat kompleksitas internal. Dalam

kajian sosiologis perubahan sosial merupakan suatu yang bersifat dinamis dan

tidak secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu

proses pergesaran atau berubahnya tatanan atau struktur dalam masyarakat,

meliputi pola pikir yang bersifat inovatif, sikap serta kehidupan sosialnya, untuk

mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Masyarakat bukan kekuatan

fisik, tetapi seperangkat proses saling terkait bertingkat ganda (Stzompka 2004).

D efinisi perubahan sosial diatas memberikan dampak bahwa perubahan

sosial menunjuk kepada perubahan perubahan yang bersifat struktral dalam

kehidupan masyarakat. Terutama yang berkaitan dengan struktur sosial dan aspek-

aspek kelembahaan sosial atau organisasi sosial.

Secara Konseptual bentuk perubahan sosial dibagi 3 kelompok yaitu

(Soerjono Seokamto, 2006: 269-273)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

11

1. Perubahan lambat dan cepat (evolusi change dan revolusi change).

Perubahan lambat disebut dengan evolusi tahapan ini mengalami

perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari

bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks. Perubahan

cepat merupakan perubahan yang menyangkut kehidupan masyarakat

bisa terencana maupun tanpa adanya renca dengan waktu yang cepat.

2. Perubahan kecil dan Perubahan besar.

Cukup sulit untuk menentukan batas-batas dari perubahan kecil dan

perubahan besar sehingga batasan dari kedua perubahan ini bersifat

relatif, perubahan kecil adalah perubahan yang unsur strukur sosial

yang tidak berpengaruh secara berarti kepada masyarakat,. Sebaliknya

perubahan besar adalah perubahan unsur-unsur struktur sosial yang

mempengaruhi secara langsung terhadap masyarakat, misalnya

perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industrial.

3. Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang direncanakan, dan

perubahan yang tidak dikehendaki atau perubahan yang tidak

direncanakan.

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan

yang telah diperkirakan atau direncanakan oleh pihak-pihak terkait

yang hendak megadakan perubahan didalam masyarakat. Sedangkan

perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki dan berlangsung

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

12

diluar jangakauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan

akibat-akibat sosial yang tidak dikehendaki atau diharapkan

masyarakat.

Adat tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial yaitu tekanan

kerja dalam masyarakat, keefektifan komunikasi dan perubahan lingkungan alam.

Dalam penelitian ini merujuk kepada faktor perubahan lingkungan alam.

Suatu Perubahan sosial bila berhubungan dengan kehidupan masyarakat

pada dasaranya memliki 2 potensi yaitu kemjauan dan kemunduran. Terkadang

perubahan terlalu cepat akan memberikan dampak kepada masyarakat yang mana

akan terjadi culture shock dalam kehidupan masyarakat pada kesahariannya.

Menurut Himes dan Moore, perubahan sosial mempunyai tiga dimensi,

yaitu dimensi struktural, kultural, dan interaksional. Dimensi Struktural mengacu

kepada perubahan-perubahan struktur masyarakat, menyangkut kepada bentuk

perubahan peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas

sosial dan lembaga sosial. Perubahan struktural meliputi

a. Bertambah atau berkurangnya peranan

b. Menyakut aspek kekuasaan dan perilaku

c. Ada peningkatan atau perunan jumlah peranan atau pengkategorian peranan.

d. Terjadinya pergeseran dari wadah atau kategori perananan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

13

e. Terjadinya modifikasi kepada saluran modifikasi diantara peranan-peranan

atau kategori peranan.

f. Terjadinya perubahan dari sejumlah tipe dan daya guna fungsi sebagai

akibat dari struktur.

Dimensi Kultural mengacu pada perubahan kebudayaan pada masyarakat.

Perubahan kultural meliputi

a. Inovasi Kebudayaan.

b. Integrasi.

c. Difusi.

Dimensi Interaksional mengacu kepada perubahan hubungan sosial dalam

masyarakat. Perubahan Interaksional meliputi.

a. Perubahan dalam frekuensi.

b. Perubahan dalam jarak sosial.

c. Perubahan perantara.

d. Perubahan dari peraturan atau pola-pola

e. Perubahan dalam bentuk interaksi.

Masyarakat memiliki sifat dinamis, dalam arti masyarakat akan terus

berkembang . Perkembangan tersebut memiliki daya dukung yang berwujud

perubahan sosial. Perubahan sosial dapat terjadi karena adanya ketidakpuasan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

14

masyarakat terhadap keadaan ataupun pola adaptasi terhadap situasi yang

dihadapinya. Pada tingkat tertentu perubahan sosial yang terjadi adalah sebuah

proses adapatasi yang dilakukan untuk dapat mempertahankan hidupnya.

Demikan pula dengan apa yang tejadi pada masyrakat obyek penelitian ini yang

memiliki pola-pola perunahan sosial yang berada didaerahnya.

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat merupakan akibat dari satu

maupun beberapa perubahan pada bagian atau elemen dalam kehidupan sosial

masyarakat yag diantaranya adalah hasil dari perubahan yang terjadi di luar sistem

sosial masyarakat yang bersangkutan. Salah satu faktor eksternalnya adlah

perubahan pada ekologi atau lingkungan fisik tempat masyarakat itu tinggal.,

terjadinya perubahan masyarakat bisa pula akibat keadaan geografis yang

berubah (Susanto, 1995:166). Dalam hal ini pembangunan Bandara Internasional

Jawa Barat mengakibatkan perubahan lingkungan pada tempat dimana

pembangunan bandara ini berlangsung, salah satu temptnya adalah Blok

Cintakarya Desa Kertajati. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat atau

BIJB tentunnya membutuhkan lahan dalam jumlah yang cukup besar dan tentunya

menimbulkan beberapa perubahan lingkungan fisik antara lain tentang

kepemilikan lahan dan pengalihan fungsi lahan pertanian di wilayah desa

Kertajati. Adanya perubahan pada lingkungan fisik, maka dengan masyarakat

yang bersifat tidak statis atau bersifat dinamis maka terjadi perubahan sosial.

Perubahan sosial yang terjadi dalam penelitian ini bisa dikatakan sebagai

perubahan sosial yang cepat dikarenakan terjadinya proses alih fungsi lahan

pertanian untuk pembangunan BIJB berlangsung dalam waktu yang cukup

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

15

singkat, kemudian perubahan sosial yang terjadi merupakan bersifat makro atau

besar, karena bukan hanya dalam ruang lingkup yang kecil seperti keluarga atau

kelompok melainkan juga perubahan yang terjadi pada masyarkat luas yang dalam

hal ini adalah perubann pada masyarakat di desa Kertajati.

Perubahan sosial yang terjadi dalam penelitian ini secara konseptual

lainnya adalah bawa perubahan yang terjadi adalah perubahan yang tidak terduga

atau perubahan yang tidak direncanakan . Dampak yang terjadi dari adanya alih

fungsi lahan pertanian akibat pembangunan BIJB pada dasarnya merupakan suatu

perubahan sosial masyarkat yang pada awalnya telah diprediksi sebelumnya oleh

pihak-pihak terjadi, akan tetapi setelah proses pembangunan BIJB berjalan dan

alih fungsi lahan terjadi perubahan sosial menjadi tak terduga sebelumnya karena

belum ada langkah-langkah yang diambil untuk menanggulangi perubahan sosial

tersebut.

F. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai alih fungsi lahan pertanian telah banyak dilakukan di

berbagai lokasi. Penelitian-penelitian tersebut umumnya mengambil fokus tentang

sebab adanya alih fungsi lahan, faktor-faktor yang memperngaruhi kebijakan dan

akibat yang ditimbulkan. Penelitian tersebut diantaranya hanya sebatas

menggambarkan hal-hal teknis dalam proses alih fungsi lahan, dan tidak terlalu

fokus terhadap masyarakat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

16

Dalam Penelitian skripsi Kirana Prama Dewi pada tahun 2007 mengenai

„respon masyarakat, strategi petani, dan implikasi tekanan pembangunan

perumahan elit’. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana respon

masyarakat terhadap perubahan lahan pertanian, lalu strategi yang diterapkan dan

bagaimana pola masyarakat yang tinggal di perumahan elit di sekitar perumahan.

Kajian dalam penelitian ini adalah sama-sama mengenai masyarakat namun di

penelitian ini membahas mengenai masyarakat secara luas, sedangkan strategi

hanya sebatas masalah ekonomi dan kajian tidak dilakuakan secara detail.

Penelitian ini menuliskan bahwa perubahan lahan pertanian di desa Sarirejo

Ngaglik, Sleman, DIY didominasi pembangunan perumahan elit. Respon dari

masyarakat petani adalah negative terhadap pembangunan perumahan elit

dikarenakan merusak lingkungan dan ekosistem yang ada serta mengurangi

keguyuban yang sudah ada di dalam masyarakat. Petani mengalami tekanan yang

luar biasa akibat adanya alih fungsi lahan.

Kemudian penelitian dalam skripsi yang dibuat oleh Yuli Prasetya N.

pada tahun 2011 mengenai marginalisasi petani dalam alih fungsi lahan.

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana terjadinya marginalisasi petani

dalam alih fungsi lahan.. Kajian ini juga melihat implikasi pada perubahan

penggunaan lahan yang mempengaruhi kehidupan petani. Kajian dalam penelitian

ini cukup menggambarkan bagaimanana dampak alih fungsi lahan pertanian

terhadap kehidupan petani pasca terjadinya alih fungsi lahan pertanian.

Penelitian lainnya adalah dalam skripsi yang buat oleh Edy Andriyanto

pada tahun 2002 yang membahas mengenai „Pengaruh kebijakan pembangunan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

17

pemukiman di lahan pertanian terhadap masyarakat petani di Desa Sidoarum

Kecamatan Godean Sleman DIY’. Dalam peneltian ini membahas tentang respon

masyarakat petani dari adanya perubahan lahan pertanian akibat perkembangan

wilayah perkotaan. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa perubahan

penggunaaan lahan dengan munculnya perumahan di Sidoarum yang berdampak

kepada degradasi ligkungan dan perubahan sosial, ekonomi, budaya masyarakat

antara lain menyangkut mata pencaharian, konsepsi, dan praktek hidup bersama

pula dengan aspek sosio cultural lainnya. Hal ini memunculkan berbagai respon

dari masyarakat terhadap kondisi yang ada, bahkan terdapat protes dari petani

akibat adanya pembangunan di wilayah Sidoarum.

Penelitian selanjutnya adalahn oleh Mitha Andini pada tahun 2013.

Penelitiannya dalam skripsinya mengenai respon masyarakat terhadap

pembangunan Bandara Internasiona Jawa Barat di Kecamatan Kertajati

Kabupaten Majalaengka. Dalam penelitian ini adalah menganalisis respon dari

masyarakat Kertajati terutama dari 5 desa yang terdampak pembangunan BIJB. 3

indikator dalam respon masyarakat yang diteliti adalah persepsi masyarakat, sikap

masyarakat dan perilaku masyarakat. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa

respon masyarakat kertajati terhadap rencana pembangunan BIJB ialah

mendukung dan antusias dilihat dari menyetujui adanya pembebasan lahan, dan

antusias untuk mencari pekerjaan lain. Dari tinjauan literature penelitian sebagai

pembanding, penelitian inilah yang sangat dekat kaitannya dengan peneletian yg

akan diteliti oleh penulis, hanya terdapat perbedaan dalam hal fokus penelitian

dan waktu penelitian.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

18

Penelitian ini memliki perbedaan dari penelitian penelitian sebelumnya.

Penelitian ini difokuskan kepada sosial ekonomi petani yang terjadi akibat adanya

alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan BIJB. Penelitian ini fokus kepada

kondisi kehidupan masyarakat dan strategi petani dalam menjalankan

keberlangsunkan hidupnya setelah adanya alih fungsi lahan pertanian akibat

pembangunan bandara. Penelitian ini dikhususkan pada petani di Desa Kertajati,

Kecamatan Kertajati. Jika terjadi kesamaan hanya ada sebagian fokus dan metode.

Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian yang meneliti kajian ini.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Kualitatif . Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata lisan dan tertulis dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Metode kualitatif memungkinkan kita untuk menjelaskan konsep-konsep

yang tidak terjangkau oleh metode penelitian lain seperti konsep keindahan,

perasaan, perjuangan, penderiataan, frustasi pengahrapan dan cinta serta sesuatu

hal yang sifatnya subjektif. Kesemuanya hanya dapat diteliti jika sesuai dengan

kemyataan pemahaman dan pengalaman seseorang dalam hidup kesehariannya

(Bogdan, R , Taylor,1975:4-5)

Pemilihan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarakan pada

tujuan penelitian didasarkan pada tujuan peneltian yaitu untuk mengetahui

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

19

implikasi pada kehidupan sosial ekonomi petani di desa Kertajati setelah adanya

pembebasan lahan akibat pembangunan BIJB.

2. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian dilakukan di Blok Cintakarya Desa Kertajati Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan wilayah

peneltian didasari alasan bahwa wilayah Blok Cintakarya Desa Kertajati

merupakan salah satu wilayah yang terkena imbas pembebasan lahan untuk

proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat. Selain kawasan

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat, nantinya dilahan ini akan

dibangun kawasan Aerocity Kertajati sebagai daerah penyangga keberadaan BIJB.

3. Subjek Penelitian

Untuk Proses pengumpulan informan, peneliti peneliti mengfokuskan kepada

petani Dusun Cintakarya yang lahannya terkena pembangunan BIJB.

Pembangambilan informan dilakukan dengan memnafaatkan seseorang responden

yang dianggap sebagai key person atau orang kunci untuk dapat mencari data

yang diharapkan dapat diperoleh dan dianggap telah cukup.

Subjek dalam penelitian ini yaitu:

1. Kepala Dusun serta Pembantu Dusun Cintakarya Desa Kertajati

Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

20

2. Petani di Blok Cintakarya Desa Kertajati Kecamatan Kertajati

Kabupaten Majalengka, yang lahan pertaniannya terkena pembangunan

BIJB

3. Dinas Perhubungan Jawa Barat /Bappeda Kab. Majalengka.

Penelitian memilih Kepala Dusun serta Pembantu Dusun sebagai key

person dikarenakan informan tersebut mengetahui seluk beluk dari Dusun

Cintakarya serta selanjutnya dapat menunjukan informan selanjutnya yang sesuai

dengan penelitian ini. Informan petani yang lahannya terkena pembangunan BIJB

didapat berdasarkan informasi dari Kepala Dusun. Petani-petani ini merupakan

petani yang lahannya mengalami pembebasan lahan dan mengalami implikasi

dari peristiwa tersebut. Kemudian Dinas Perhubungan Jawa Barat yang menjadi

ujung tombak dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan

pembagunan BIJB sebagai informan tambahan untuk menambah informasi untuk

memperdalam kajian dalam penelitian ini.

Keseluruhan subjek penelitian untuk diambil datanya dalam penelitian ini

berjumlah 8 orang, baik dari petani maupun tokoh masyarakat Blok Cintakarya

dan unsur pemerintahan yang memiliki kewenangan dalam pembangunan BIJB

ini. 8 informan tersebut berdasarkan telah tercapainya data-data yang yg

diperlukan dalam penelitian ini.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

21

4. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan keterangan-keterangan atau informasi yang

didapat dan dihimpun secara langsung dari subjek penelitian. Data primer

diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap Kepala Dusun

Cintakarya Desa Kertajait, yaitu Bapak Rusmin dan Pembantu Dusun yaitu

Bapak Ali Mukti sebagai key person. Dari hasil wawancara dengan Bapak Rusmin

dan Bapak Ali Mukti, peneliti memperoleh gambaran dan data petani di Dusun

Cintakarya yang lahannya terkena proyek pembangunan BIJB. Dari hasil

wawancara dengan para petani dan juga tokoh masyarakat, data yang diperoleh

adalah yang terkait dengan proses pembebasan lahan, harga ganti rugi yang

diberikan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta berbagai macam implikasi

sosial maupun ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat Petani Cintakarya setelah

dimulainya pembangunan BIJB.

b.. Data Sekunder

Data Sekunder menurt Emory (Silalahi, 2010: 291) merupakan data yang

dikumpulkan memlalui sumber-sumber lain yang tersedia. Data Sekunder dalam

penelitian ini diperoleh melalui: Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian atau mendukung hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian. Hal ini

terkait dengan pengumpulan literatur-literatur, artikel, maupun sumber bacaan lain

seperti karya tulis yang pernah dilakukan sebelumnya baik itu skripsi, tesis, jurnal

yang mendukungn kajian terhadap topik penelitian yang dibahas. Data tersebut

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

22

didapat dari pemerintahan Desa Kertajati, badan pusat statistic Kabupaten

Majalengka. Kemudian , data dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat yang

berkaitan dengan penelitian implikasi sosail ekonomu dari alih fungsi lahan untuk

pembangunan bandara.

5. Teknik Pengumpulan Data.

Menurut Lofland dan Lofland, Sumber data utama atau primer dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan subyektif penelitian. Sedangkan

sumber data sekunder di peroleh dari sumber seperti dokumen (Moleong,2008: 3).

Data yang diperlukan dalam penelitian yang akan peneliti teliti ini mengenai

“Implikasi Pembebasan Lahan Terhadap Pekerjaan dan Kelangsungan Hidup

Petani” adalah berupa:

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala. Observasi bukan

hanya menentukan siapa yang diwawancara melainkan juga menetapkan konteks,

kejadian dan prosesnya. Peneliti berperan sebagai pengamat penuh atau lengkap

dari jarak relatif dekat dan terlibat dalam sebagaian kegiatan subjek.

Fokus dalam pengamatan disesuaikan dengan masalah penelitian. Dalam

pengamatan ini peneliti dilakukan dengan mendatangai lokasi penelitian yaitu

Blok Cintakarya Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

23

terutama wilayah yang mengalami pembebasn lahan akibat pembangunan BIJB.

Dalam pengamatan di lokasi penelitian, peneliti melakukan pencatatan mengenai

berbagai prilaku serta kondisi yang sebenarnya agar dapat memahami kondisi

yang terjadi di masyarakat.

Dalam Penelitian ini, metode pengumpulan data secara observasi adalah

untuk melihat secara langsung keadaan objek yang menjadi kajian penelitian,

dalam hal ini adalah mengobesrvasi secara langsung keadaan Pembangunan

Bandara Internasional Jawa Barat dan Masyararat petani Blok Cintakarya Desa

Kertajati di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

b. Wawancara Mendalam (indepth interview)

Maksud mengadakan wawancara seperti yang di jelaskan oleh Lincoln dan

Guba dalam Maleong diantaranya adalah: Mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan, kepedulian dan lain

sebagainya. Memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan data. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tipe wawancara

yaitu Wawancara mendalam/terstruktur (indept interview). Metode ini dilakukan

dengan tujuan untuk mendalami pengalaman, ide-ide, perasaan, keyakinan

informan. Wawancara dilakukan dengan suasana informal dan alamiah agar data

yang dapat diperoleh lebih mendekati kenyataan yang sebenarnya. Selain itu

jumlah wawancara yang dilakukan kepada informan relative terbatas dan

memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak langsung sesuai dengan

keperluan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

24

Agar wawancara lebih terarah, pelaksanaan dilakukan menggunakan

pedoman wawancara (interview guide), yaitu garis besar materi wawancara yang

dapat kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti dalam melakukan

wawancara di lapangan. Pencatatan bisa dilakukan menggunakan bku catatan

lapangan atau menggunakan alat bantu perekam suara.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka pada tahap selanjutnya adalah tahap analisis

data. Pada analisis pada metode pendekatan kualitatif terdapat tiga komponen

dengan alur yang bersamaan (Milles dan Huberman, 1992: 15-19) pertama adalah

reduksi data, penyajian data, dan yang terakhir adalah penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Dalam penelitian Kualititaif, proses analisis data sudah dimulai ketika

peneliti berada di lapangan secara berkesinambungan (Andriyanto, 2002:42).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunpulkan data-

data hasil temuan lapangan seletah melakukan wawancara secara mendalam

dengan para petani di desa Kertajati yang berkaitan dengan proses pembebasan

lahan akibat pembangunan BIJB yang berimplikasi kepada kehidupan mereka,

hasil observasi keadaan yang terjadi di desa Kertajati dan data sekunder yang

berkaitan dengan pembangunan BIJB dari Dinas Perhubungan Propinsi Jawa

Barat, data monografi dari desa Kertajati dan BPS Kabupaten Majalengka serta

studi literature yang berkaitan dengan alih fungsi lahan dan implikasinya terhadap

kehidupan sosial ekonomi petani. Dari hasil wawancara dari petani di Desa

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78554/potongan/S1-2014... · Dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian, maka petani akan merasakan dampaknya.

25

Kertajati, data dari Dinas Perhubungan Jabar atau dinas yang berhubungan

dengan proses pembangunan BIJB dan monografi dari Desa Kertajati dan BPS

Kab. Majalengka, lalu peneliti melakukan pemilahan data-data (coding data)

berdasarkan kebutuhan penelitian tentang pembebasan lahan dan implikasinya

pada kehidupan sosial ekonomi petani pasca proses pembangunan BIJB

selanjutnya memusatkan perhatian pada penyederhanaan data yang diperoleh

sesuai dengan rumusan masalah yang ada, dan menafsirkan data-data tersebut

sesuai kebutuhan penelitian.

Data-data primer dan sekunder yang sudah dipilih terlebih dahulu sesuai

dengan kebutuhan penelitian yang berkaitan dengan pembebasan lahan dan

implikasinya terhadap kehidupan sosial ekonomi petani, kemudian dianalisis oleh

teori perubahan sosial. Kemudian data-data yang sudah dianalisis dengan

menggunakan Teori Perubahan sosial tersebut kemudian ditarik sebuah

kesimpulan dari analisis tersebut sehingga mendapatkan hasil penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengentahui alih fungsi lahan dan

implikasinya terhadap kehidupan petani desa Kertajati.

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini berlangsung terus menerus dari

awal sampai dengan akhir penulisan seperti yang telah di uraikan di atas.

Pekerjaan pengumpulan data bagi penelitian kualitatif harus langsung diikuti

dengan pekerjaan menulis, mengedit, mengklarifikasi, mereduksi dan menyajikan

data.