BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

39
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat secara luas sejak dahulu. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) dalam mencapai kesehatan yang optimal dan mengatasi berbagai penyakit. Salah satu tanaman obat yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan oleh masyarakat adalah rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Lengkuas merupakan salah satu bahan tradisional bangsa Indonesia yang kaya dengan manfaat. Secara tradisional rimpang lengkuas digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit panu, eksem dan koreng. Sebagai obat dalam rimpang lengkuas digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, meredakan kolik atau mules (meredakan aktivitas peristaltik usus), masuk angin, perut tidak enak, kurang nafsu makan, gangguan pernafasan (bronchialcatarrh) pada anak-anak, juga untuk stimulan aromatikum (Sudarsono, dkk., 1996). Selain itu, lengkuas mempunyai khasiat sebagai tonikum (Anonim, 2004). Dari hasil penelitian farmakologi, ekstrak etanolik rimpang lengkuas dengan dosis 50, 100, 150 mg/kg BB mempunyai efek tonik pada mencit jantan galur Swiss Webster. Pengujian efek tonik tersebut dilakukan dengan metode natatory exhaustion (Yuliani, dkk., 2008). Dari hasil penelitian tersebut memperkuat bahwa rimpang lengkuas mempunyai kegunaan sebagai tonikum. Menurut Yuliani, dkk., (2008),

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat secara luas sejak

dahulu. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam

(back to nature) dalam mencapai kesehatan yang optimal dan mengatasi berbagai

penyakit. Salah satu tanaman obat yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan oleh

masyarakat adalah rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Lengkuas merupakan salah

satu bahan tradisional bangsa Indonesia yang kaya dengan manfaat. Secara

tradisional rimpang lengkuas digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit panu,

eksem dan koreng. Sebagai obat dalam rimpang lengkuas digunakan untuk mengobati

gangguan pencernaan, meredakan kolik atau mules (meredakan aktivitas peristaltik

usus), masuk angin, perut tidak enak, kurang nafsu makan, gangguan pernafasan

(bronchialcatarrh) pada anak-anak, juga untuk stimulan aromatikum (Sudarsono,

dkk., 1996). Selain itu, lengkuas mempunyai khasiat sebagai tonikum (Anonim,

2004). Dari hasil penelitian farmakologi, ekstrak etanolik rimpang lengkuas dengan

dosis 50, 100, 150 mg/kg BB mempunyai efek tonik pada mencit jantan galur Swiss

Webster. Pengujian efek tonik tersebut dilakukan dengan metode natatory exhaustion

(Yuliani, dkk., 2008). Dari hasil penelitian tersebut memperkuat bahwa rimpang

lengkuas mempunyai kegunaan sebagai tonikum. Menurut Yuliani, dkk., (2008),

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

2

2

senyawa yang berkhasiat sebagai tonikum adalah minyak atsiri dari rimpang

lengkuas. Tonikum merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang dapat

memperkuat tubuh atau memberikan tambahan tenaga atau energi pada tubuh

(Gunawan, 1999).

Penggunaan rimpang lengkuas sebagai tonikum masih belum optimal di

masyarakat, seperti direbus, diparut atau diseduh. Sehingga menyebabkan munculnya

rasa yang tidak enak ketika lengkuas dikonsumsi secara langsung, takaran pemakaian

yang tidak terukur dan konsisten dan kenyamanan saat dikonsumsi. Agar penggunaan

lengkuas lebih efisien, praktis dan acceptable, maka lengkuas diformulasikan

menjadi bentuk sediaan tablet hisap. Tablet hisap (lozenges) adalah sediaan padat

yang mengandung satu atau lebih bahan aktif, umumnya dengan bahan dasar

beraroma manis dan melarut perlahan dalam mulut (Anonim, 1995). Tablet hisap

dipilih karena lebih disukai pasien yang mempunyai kesulitan menelan serta

mempunyai rasa yang enak, sehingga lebih nyaman dikonsumsi. Selain menghasilkan

rasa yang enak dan menyegarkan, lebih praktis dalam penggunaan serta sediaan ini

juga dapat divariasikan rasanya sesuai selera.

Tablet hisap, bentuk dan cara pembuatannya hampir sama dengan tablet biasa,

namun memiliki sedikit perbedaan diantaranya adalah cara kerja, tingkat kekerasan

tablet yang lebih tinggi dan rasa yang lebih enak. Rasa enak tersebut dapat dihasilkan

dari penggunaan bahan pemanis dan pengisi pada tablet hisap (Alderborn, 2002).

Bahan yang biasanya sering digunakan sebagai pemanis pada tablet kunyah dan tablet

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

3

3

hisap adalah sukrosa (Bandelin, 1989). Sukrosa digunakan sebagai pemanis pada

sediaan oral sebesar 67% dari bobot sediaan (Armstrong, 2005). Selain memiliki rasa

yang enak, tablet hisap memiliki kekerasan yang tinggi (>10 kg) sehingga melarut

secara perlahan dalam rongga mulut sekitar 5-10 menit (Banker dan Anderson, 1986).

Karakteristik tablet hisap adalah kemampuan mempertahankan bentuk saat

dikonsumsi. Karakteristik tersebut dapat dipenuhi jika kekerasan tablet hisap sesuai

dengan persyaratan. Kriteria kekerasan untuk tablet hisap yang sesuai persyaratan

tersebut dapat dipenuhi jika massa granul yang akan dicetak memiliki daya ikat yang

kuat. Daya ikat massa granul sangat dipengaruhi oleh penggunaan bahan pengikat

untuk tablet. Jenis dan banyaknya kadar bahan pengikat yang digunakan dalam suatu

tablet akan mempengaruhi sifat – sifat fisik tablet, diantaranya pada kekerasan,

kerapuhan dan waktu larut tablet.

Salah satu bahan pengikat yang biasa digunakan adalah gelatin. Gelatin

digunakan secara luas dalam formulasi obat. Dalam penelitian ini dipilih gelatin

sebagai bahan pengikat karena gelatin memiliki keunggulan yaitu bobot molekul

gelatin yang rendah telah terbukti mampu mempertinggi kecepatan disolusi obat yang

dikonsumsi secara oral (Rowe, dkk., 2006). Gelatin merupakan bahan pengikat kuat,

kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan tablet dan

menurunkan kecepatan hancur tablet (Peck, dkk., 1980).

Gelatin digunakan sebagai bahan pengikat sediaan tablet dengan cara dilarutkan

dalam sejumlah air hangat (konsentrasi larutan 5-10%) atau langsung dicampur dalam

keadaan kering. Gelatin sebagai bahan pengikat biasa digunakan dengan kadar 1-3% dan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

4

4

dapat memberikan kekerasan tablet hisap yang tinggi hingga 6-9 kg (Agoes, 2006;

Sugiyartono dkk., 2003).

Dalam penelitian ini dibuatlah tablet hisap dari ekstrak etanolik rimpang lengkuas

(Alpinia galanga (L.) Swartz) dengan menggunakan variasi kadar bahan pengikat gelatin,

yaitu 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa kadar bahan

pengikat gelatin yang dapat menghasilkan tablet hisap yang terbaik.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

5

5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi jumlah bahan pengikat gelatin terhadap sifat fisik

granul dan tablet hisap ekstrak rimpang lengkuas (A. galanga) sehingga dapat

dihasilkan tablet hisap yang dapat diterima oleh masyarakat berdasarkan sifat

fisika-kimia sediaan?

2. Formula manakah yang dapat menghasilkan tablet hisap ektrak rimpang lengkuas

dengan sifat fisik terbaik?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh variasi jumlah bahan pengikat gelatin terhadap sifat fisik

granul dan tablet pada pembuatan tablet hisap ekstrak rimpang lengkuas (A.

galanga).

2. Mengetahui formula manakah yang menghasilkan tablet hisap ekstrak rimpang

lengkuas (A. galanga) dengan sifat fisik terbaik.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

6

6

D. Tinjauan Pustaka

1. Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Swartz)

a. Klasifikasi tanaman lengkuas

Klasifikasi dari tumbuhan Alpinia galanga (L.) Swartz adalah sebagai berikut

(Backer dan Van den Brink, 1968):

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga (L.) Swartz.

b. Deskripsi tanaman dan keanekaragaman

Terna tahunan berbatang semu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 meter. Daun

berbentuk lanset, bundar memanjang, ujung tajam, berambut sangat halus atau

kadang-kadang tidak berambut, berwarna hijau tua bagian atasnya dan

bawahnya hijau muda. Urat daun menyirip sejajar dan bertangkai pendek.

Perbungaan terbentuk di ujung batang, berbentuk tandan seperti piramid

memanjang, tegak, gagang ramping, berwarna putih atau putih kehijauan.

Rimpang menjalar, berdaging, berkulit mengkilap, berwarna merah atau kuning

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

7

7

pucat, berserat kasar, berbau harum dan berasa pedas. Terdapat beberapa

varietas yang ditanam dan tumbuh liar. Lengkuas putih dengan bagian tanaman

yang lebih besar dari varietas lainnya. Lengkuas merah mempunyai rimpang

berwarna merah bentuk dan rumpunnya lebih kecil dibanding lengkuas putih

(Anonim, 1978).

c. Kandungan kimia

Rimpang A.galanga mengandung saponin, flavonoid, polifenol, dan

minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Rimpang lengkuas

mengandung minyak atsiri sebesar 0,5 – 1 %, yang terdiri dari golongan

seskuiterpen hidrokarbon dan seskuiterpen alkohol sebagai komponen utama.

Minyak atsiri yang terkandung diantaranya sineol (5,6%), metilsinamat (2,6%).

Selain itu juga terdapat gingerol dan galangol (diaril heptanoid) yang

merupakan senyawa pedas, eugenol, asetoksi-kavikol asetat, asetoksi-eugenol

asetat, dan kariofilenol-1. Selain minyak atsiri terdapat pula flavonoid seperti,

turunan-turunan quersetin, kaemferidin, galangin, alpinin, sorhamnetin, sterol-

sterol lain dan glikosida sterol (Sudarsono, dkk., 1996).

d. Khasiat.

Rimpang lengkuas di masyarakat digunakan untuk penyembuhan

penyakit kulit panu, eksem, koreng, masuk angin, perut tidak enak, kurang

nafsu makan, gangguan pernapasan (bronchial catarrh) pada anak-anak, juga

untuk stimulan aromatikum (Sudarsono, dkk., 1996). Secara tradisional,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

8

8

lengkuas juga digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, meredakan

kolik atau mules, meredakan aktivitas peristaltik usus dan anti kejang. Sebagai

obat luar, sejak lama lengkuas telah dikenal untuk mengobati penyakit kulit

seperti kadas dan panu (Gunawan, 1999). Selain itu, lengkuas juga mempunyai

khasiat sebagai tonikum (Anonim, 2004). Hal ini juga dikuatkan dengan telah

terbukti secara farmakologis bahwa ekstrak etanolik dari rimpang lengkuas

dengan dosis 50, 100 dan 150 mg/kg BB mampu menunda kelelahan (efek

tonik) pada mencit jantan galur Swiss Webster secara signifikan terhadap

kontrol (Yuliani, dkk., 2008).

2. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan menyari atau

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan pelarut yang

sesuai, lalu semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Anonim, 1995). Pembuatan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat

dari suatu bahan alami dapat mencapai kadar yang tinggi dalam suatu sediaan serta

memudahkan dalam pengaturan dosisnya. Dalam bentuk ekstrak dapat

distandardisasikan kadar zat berkhasiatnya, sedangkan dalam bentuk simplisia

sukar didapatkan kadar yang sama zat berkhasiatnya (Anonim, 2000)a.

Dalam sebuah proses produksi suatu sediaan farmasi, ekstrak dapat dipandang

sebagai:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

9

9

a. Ekstrak sebagai bahan awal, adalah apabila ekstrak digunakan sebagai bahan

baku untuk sediaan obat yang diproses melalui teknologi fitofarmasi.

b. Ekstrak sebagai bahan antara, adalah apabila ekstrak dapat diproses lagi

menjadi fraksi fraksi, isolat senyawa tunggal atau tetap sebagai campuran

dengan ekstrak lain.

c. Ekstrak sebagai bahan akhir, adalah apabila ekstrak digunakan sebagai

sediaan obat jadi yang dapat langsung digunakan oleh penderita (Anonim,

2000)a.

3. Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif

yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan sehingga zat aktif larut dalam

cairan penyari. Pada umumnya, penyarian akan bertambah baik bila permukaan

serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas (Anonim, 1986).

Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa

yang tidak larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Jika senyawa/zat

aktif yang terkandung dari suatu simplisia telah diketahui akan mempermudah

pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.

Terdapat berbagai macam metode ekstraksi atau penyarian, diantaranya yaitu

maserasi, perkolasi, infundasi, penyarian berkesinambungan (Soxhletasi) dan

enfleurage (Anonim, 1986). Pemilihan metode tersebut disesuaikan dengan

kepentingan dalam memperoleh sari yang baik dan jenis simplisia yang disari.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

10

10

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa metode ekstraksi atau penyarian

yang biasa digunakan :

a. Maserasi

Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan berbagai kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode

pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti

dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti

dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

maserat pertama, dan seterusnya (Anonim, 2000)b.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Proses terdiri dari tahap pengembangan (pembasahan) bahan, tahap

maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan

ekstrak) terus menerus sampai semua zat aktif tersari dengan sempurna

(Anonim, 2000)b.

c. Infundasi

Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air (bejana infusa tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

11

11

96 – 98˚C) selama waktu tertentu (15 – 20 menit) (Anonim, 2000)b. Dekok

adalah infusa pada waktu yang lebih lama (≥ 30˚ C) (Anonim, 2000)b.

d. Penyarian berkesinambungan dengan alat soxhlet.

Penyarian berkesinambungan dengan alat soxhlet merupakan cara

penyarian yang lebih baik, karena pelarut yang selalu baru sehingga terjadi

ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Sampel yang sudah dimasukkan pada seperangkat alat

soxhlet, kemudian ditambahkan penyari yang cocok sedemikian rupa

sehingga akan terjadi dua kali sirkulasi. Adanya pemanasan akan

menyebabkan pelarut menguap, kemudian uap tersebut akan diembunkan

menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali dan bila melewati batas lubang

sirkulasi maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang-ulang akan

menghasilkan penyarian yang baik (Anonim, 1986).

Keunggulan cara ini adalah pelarut yang digunakan sedikit tetapi

konsentrasi hasilnya besar. Kekurangannya ialah tidak cocok untuk senyawa

yang labil terhadap panas. Pemanasan yang tergantung lama ekstraksi,

terutama dari titik didih bahan pelarut yang digunakan dapat berpengaruh

negatif terhadap bahan tumbuhan yang peka terhadap suhu seperti glikosida

dan alkaloid (Anonim, 1986).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

12

12

e. Enfleurage

Enfleurage adalah ekstraksi khusus untuk mengambil minyak atsiri dari

simplisia. Prinsip metode ini adalah penjerapan minyak atsiri dengan lemak,

kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai untuk memisahkan minyak

atsiri dengan lemaknya (Guenther, 1987).

4. Tonikum

Tonikum adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dapat memperkuat

tubuh atau memberi tambahan tenaga/energi pada tubuh. Kata tonic berasal dari

bahasa Yunani yang berarti meregang. Tonikum dapat meregang atau memperkuat

sistem fisiologis tubuh sebagaimana halnya olahraga yang dapat memperkuat otot-

otot, yaitu dengan meningkatkan kelenturan alami sistem pertahanan tubuh.

Kelenturan tubuh inilah yang akan menentukan berbagai tanggapan (respon) tubuh

terhadap tekanan dari luar maupun dari dalam. Semakin lentur sistem pertahanan

tubuh maka semakin besar pula kemampuannya untuk melenting kembali dari

setiap jenis tekanan atau cidera (Gunawan, 1999). Tonik adalah istilah yang

dahulu digunakan untuk kelas preparat obat-obatan yang dipercaya mempunyai

kemampuan mengembalikan tonus normal pada jaringan tonik yang mempunyai

efek menghasilkan tonus normal yang ditandai dengan ketegangan terus-menerus

(Anonim, 1995).

Tonikum bekerja pada sistem saraf pusat yaitu dengan menimbulkan

stimulan. Stimulan yang dihasilkan bekerja pada korteks yang mengakibatkan efek

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

13

13

euforia, tahan lelah, stimulasi ringan. Pada medulla menghasilkan efek

peningkatan pernapasan, stimulasi vasomotor, stimulasi vagus. Stimulan dapat

menstimulasi kewaspadaan mental dan mengatasi keletihan. Stimulan juga dapat

memperpanjang waktu kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan yang

melelahkan tubuh. Salah satu mekanisme yang tampak adalah dihasilkannya

euforia yang dapat menimbulkan penundaan timbulnya sikap negatif terhadap

kerja yang melelahkan (Nieforth dan Cohen, 1995).

5. Tablet Hisap

a. Definisi

Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan

obat, umumnya menggunakan bahan dasar yang beraroma dan manis, yang

dapat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Anonim, 1995). Bentuk

sediaan ini sebenarnya ditujukan untuk mengatasi iritasi lokal atau infeksi mulut

atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang dapat

diabsorpsi sistemik setelah seluruh tablet dihisap dan ditelan (Anonim, 1995).

Tablet hisap dapat juga mengandung anastetik lokal, berbagai antiseptik dan

anti bakteri, antihistamin, demulsen, astringen, analgetik, dekongestan dan

antitusif. Tablet hisap biasanya juga digunakan untuk memberikan efek lokal

pada mulut dan tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza

(Banker dan Anderson, 1986).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

14

14

Karakteristik dari tablet hisap adalah tidak hancur melainkan melarut

secara perlahan dan kontinyu dalam mulut dengan melepaskan zat aktif terlarut

ke dalam saliva. Mengingat hal itu, sedapat mungkin tablet hisap ini tidak

berasa pahit atau harus meninggalkan rasa yang enak. Kandungan gula dan

gum yang tinggi menghasilkan larutan yang lengket di mulut, yang dapat

menyebabkan pengobatan tetap berada pada rongga mulut. Bahan penambah

rasa biasanya ditambahkan pada gula, berupa minyak menguap seperti lemon

dan anis (Cooper dan Gunn, 1975).

Persyaratan mutu fisik tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa,

kecuali dalam hal kekerasan dan waktu melarut. Tablet hisap memiliki

kekerasan lebih dari 10 kg dan dirancang tidak mengalami kehancuran di dalam

mulut tapi melarut atau terkikis secara perlahan di dalam mulut (sekitar 5-10

menit) (Banker dan Anderson, 1986; Peters, 1989). Selain itu, karena berada di

mulut dalam waktu yang lama, maka rasa tablet hisap harus enak (Alderborn,

2002).

b. Macam tablet hisap

Tablet hisap sering disebut juga troches atau lozenges. Tablet hisap dibuat

dengan cara dituang (dengan bahan dasar gelatin atau sukrosa yang dilelehkan

atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula

(Anonim, 1995). Tablet hisap kempa disebut troches, sedangkan tablet hisap

tuang disebut lozenges. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

15

15

menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan

beraroma menarik (Banker dan Anderson, 1986). Lozenges mempunyai bentuk

yang bervariasi, bentuk yang paling umum adalah pipih, bulat, oktagonal dan

bentuk bikonvek. Ada dua tipe yang secara luas digunakan, yaitu hard candy

lozenges dan compressed tablet lozenges (Peters, 1989).

1) Hard candy lozenges

Hard candy lozenges adalah suatu jenis sediaan tablet hisap dengan

campuran gula dan karbohidrat dalam bentuk amorf atau kristal. Bentuk ini

dapat berupa sirup gula padat yang secara umum mempunyai kandungan

air 0,5-1,5%. Bahan dasar hard candy lozenges adalah gula (sakarosa),

sirup jagung, gula invert, gula pereduksi, asidulen (pembuat asam),

pengaroma, bahan cair dan padat serta bahan obat (Peters, 1989). Tablet

hisap jenis ini dibentuk dengan jalan peleburan atau molded. Bahan-bahan

tablet yang akan dicetak dipanaskan sampai mencair seperti sirup gula

kemudian dituang dalam cetakan. Cairan bahan penyusun tablet dibiarkan

sampai mengeras kemudian dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang

pas. Tablet hisap ini diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut

sehingga kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

16

16

2) Compressed tablet lozenges

Compressed tablet lozenges adalah tablet hisap yang pembuatannya

seperti tablet pada umumnya, perbedaan dengan pembuatan tablet kempa

biasa adalah bahan dasarnya, waktu hancur, pengempaan tablet dan

granulasi yang berhubungan dengan diameter dan ukuran tabletnya.

Compressed tablet lozenges yang mempunyai aktivitas pada membran

mukosa mulut dan kerongkongan, berdiameter 5/8–3/4 inchi, dan kisaran

berat tablet 1,5 – 4,0 gram diformulasikan untuk hancur secara lambat,

seragam, dan lembut dalam rentang waktu 5-10 menit (Peters, 1989).

Metode pembuatan untuk tablet hisap jenis ini sama seperti tablet biasa

yaitu dibuat dengan metode granulasi basah, granulasi kering dan cetak

langsung.

a) Granulasi basah (Wet Granulation)

Metode ini merupakan suatu proses untuk mengubah serbuk

halus menjadi bentuk granul, dengan cara menambahkan larutan bahan

pengikat yang sesuai. Dalam metode ini, bahan obat dan bahan

tambahan dibuat granul dengan larutan bahan pengikat. Granul yang

dihasilkan setelah kering ditambah bahan pelicin atau tanpa bahan

penghancur, untuk selanjutnya dikempa menjadi tablet (Sadik, 1984).

Metode granulasi basah merupakan metode yang banyak digunakan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

17

17

dalam industri farmasi untuk memproduksi tablet kompresi (Parrott,

1971).

b) Granulasi kering (Dry Granulation)

Granulasi kering adalah metode yang sering digunakan dalam

industri dan dinyatakan sebagai kompaktasi. Cara ini membutuhkan

lebih pendek waktu sehingga lebih ekonomis daripada granulasi basah

(Voigt, 1994).

Cara granulasi kering adalah dengan slugging, yaitu dengan

memadatkan massa dari suatu campuran serbuk, dan setelah itu

dipecah menjadi pecahan granul yang lebih kecil. Metode ini

khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode

granulasi basah, karena peka terhadap uap air atau tidak tahan

terhadap panas (Banker dan Anderson, 1986).

c) Metode cetak langsung (Direct Compression)

Metode cetak langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet

dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk tanpa mengubah

karakter fisiknya. Setelah bahan dicampur langsung ditablet dengan

ukuran tertentu (Fudholi, 1983).

Pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, khususnya

untuk bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir

sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

18

18

langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi

basah atau granulasi kering (Parrott, 1971).

6. Bahan Tambahan Tablet

Bahan tambahan untuk tablet dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan

fungsi dan pengaruh terhadap pengempaan tablet, dan pengaruh terhadap

biofarmasetik. Bahan tambahan yang mempengaruhi pengempaan tablet adalah

bahan pengisi (diluent), bahan pengikat (binder), bahan pelicin (lubricant, glidant,

anti adherent). Bahan tambahan yang mempengaruhi biofarmasetik (stabilitas

fisika kimia serta pertimbangan pemasaran) adalah bahan penghancur

(disintegrant), bahan pengaroma, pemanis serta komponen misel seperti buffer dan

absorbent (Banker dan Anderson, 1986).

a. Bahan pengisi

Bahan pengisi merupakan bahan tambahan yang diperlukan dalam

pembuatan sediaan tablet bila dosis obat tidak cukup untuk membentuk bulk

atau untuk memperbaiki daya kohesi, sehingga dapat dikempa langsung

menjadi tablet. Bahan pengisi menjamin suatu sediaan tablet mempunyai

ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1994). Suatu bahan pengisi harus

bersifat inert dan stabil (Sheth, dkk., 1980). Pemilihan bahan pengisi

merupakan hal yang penting dalam pembuatan tablet hisap karena bahan

pengisi akan memberikan rasa yang enak saat dihisap. Bahan pengisi yang

banyak digunakan adalah manitol, sorbitol, dan glukosa (Alderborn, 2002).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

19

19

Selain itu, karena menempati porsi yang besar dari suatu tablet, maka macam

dan jumlah bahan pengisi yang digunakan akan menentukan sifat tablet yang

dihasilkan (Peters, 1989).

Berdasarkan kelarutan bahan pembantu dalam air maka bahan pengisi

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Bahan pengisi yang larut air: laktosa, glukosa, sukrosa, manitol.

2) Bahan pengisi yang tidak larut air: dikalsium fosfat, kalsium fosfat,

amilum termodifikasi, mikrokristalin selulosa (Sheth, dkk., 1980).

Menurut Banker dan Anderson (1986) kriteria – kriteria yang harus

dipenuhi suatu bahan agar berfungsi sebagai bahan pengisi yaitu:

1. Bersifat nontoksik.

2. Tersedia dalam jumlah yang cukup di negara tempat produk itu dibuat.

3. Harganya murah.

4. Tidak boleh saling berkontraindikasi dalam tiap bagian dalam

populasi.

5. Secara fisiologis harus inert dan netral.

6. Stabil secara fisika dan kimia.

7. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

8. Color compatible (tidak mengganggu warna).

9. Bebas mikroba.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

20

20

10. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin

tertentu), pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapatkan

persetujuan sebagai bahan aktif pada makanan.

b. Bahan pengikat

Bahan pengikat merupakan bahan tambahan yang dimaksudkan sebagai

bahan penolong. Pada aplikasinya bahan pengikat berperan untuk mengikat

serbuk atau komponen lain tablet menjadi granul. Bahan pengikat ini juga

dapat berfungsi membantu mengikat granul menjadi tablet. Penggunaan bahan

pengikat yang terlalu banyak dapat menghasilkan massa yang keras dan

granul yang keras sehingga tablet memiliki waktu hancur yang lama.

Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang

lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Parrott, 1971).

Bahan pengikat dapat berupa gula atau polimer. Bahan pengikat yang

efektif dalam granulasi basah adalah gom arab, gelatin, sirup gula, sirup

jagung, tragakan, dan polinivilpirolidin. Dalam proses granulasi bahan

pengikat berfungsi untuk menyatukan granul. Bahan pengikat juga

berkontribusi pada kekerasan tablet yang dihasilkan, karena macam dan

jumlah bahan pengikat yang ditambahkan secara efektif dapat meningkatkan

kekuatan gaya intragranuler maupun intergranuler, juga membantu

memberikan karakteristik permukaan yang baik (tidak menimbulkan rasa

kasar) saat larut di dalam mulut. Untuk itu, peranan bahan pengikat sangat

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

21

21

vital mengingat karakteristik utama dari tablet hisap adalah melarut perlahan

dalam rongga mulut (Peters, 1989).

Penambahan bahan pengikat dalam sistem granulasi terdiri dari dua

macam cara, yaitu :

1) Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk, dicampur dengan

bahan pengisi dan zat aktif, kemudian dibasahi dengan pelarut yang

sesuai dan dibuat massa granul.

2) Bahan pengikat dibuat dalam bentuk larutan atau musilago, lalu

ditambahkan dalam campuran bahan obat, bahan pengisi, dengan atau

tanpa bahan penghancur (Gunsel dan Kanig, 1976).

Cara penambahan bahan pengikat dengan cara kedua dianggap lebih

efektif karena untuk membentuk granul yang sama diperlukan larutan bahan

pengikat yang lebih sedikit.

Bahan pengikat yang biasa diberikan dalam bentuk cairan antara lain

gelatin 10% dalam air, metil selulose 10% dalam air, PVP 10% dalam

alkohol, sorbitol 10% dalam alkohol, sorbitol 10% dalam air (Bandelin,

1989).

Pada granulasi basah, larutan pengikat ditambahkan pada serbuk

kemudian dicampur. Larutan pengikat akan terdistribusi antara partikel-

partikel. Menurut Summer (1994) terdapat 4 tingkat distribusi bahan pengikat

di antara partikel, yaitu:

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

22

22

a. Pendular

Pada keadaan ini, ruangan antar partikel diisi sebagian oleh zat

pengikat dan membentuk jembatan cair antara partikel.

b. Funikular

Pada keadaan ini, terjadi kenaikan tegangan permukaan kurang lebih

tiga kali tahap pendular.

c. Kapiler

Pada keadaan ini semua ruangan antar partikel diisi oleh zat pengikat.

Karena adanya gaya kapiler pada permukaan konkaf antara cairan-cairan di

permukaan granul, maka akan terjadi pembentukan granul.

d. Droplet

Pada tahap ini terjadi penutupan partikel oleh tetesan cairan. Kekuatan

ikatan dipengaruhi oleh gaya permukaan cairan yang digunakan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

23

23

Penjelasan ilustratif dari masing-masing keadaan tersebut dapat dilihat

pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Distribusi bahan pengikat di antara partikel (Summer, 1994).

Semakin banyak larutan bahan pengikat yang digunakan, maka akan

semakin meningkatkan kelembaban massa yang terbentuk. Mekanisme

pengikatan partikel oleh bahan pengikat dimulai dengan terdistribusinya

larutan bahan pengikat diantara partikel – partikel padat. Lalu partikel –

partikel padat tersebut akan diselubungi oleh cairan pengikat dan akan

terbentuk jembatan cair antara satu partikel dengan partikel lain. Selama

pengeringan, terbentuk jembatan padat antara partikel – partikel tersebut.

Jembatan padat dapat terbentuk karena cairan pengikat yang mengeras

menjadi jembatan padat atau hablur – hablur yang terlarut dalam cairan

pengikat (Summer, 1994).

Salah satu bahan yang biasa digunakan sebagai bahan pengikat adalah

gelatin. Gelatin digunakan secara luas dalam formulasi obat. Gelatin

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

24

24

digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet dan untuk

meningkatkan viskositas pada sediaan solut dan semipadat (Armstrong, 2005).

Gelatin digunakan sebagai bahan pengikat sediaan tablet dengan cara

dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 5-10%. Gelatin sebagai bahan

pengikat biasa digunakan dengan kadar 1-3% dan dapat memberikan

kekerasan tablet hisap yang tinggi hingga 6-9 kg (Agoes, 2006; Sugiyartono,

dkk., 2003).

c. Bahan pelicin

Bahan pelicin dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu bahan pelincir

(lubrikan), bahan pengalir (glidant), dan anti adherent (Sheth, dkk., 1980).

Bahan pelicin berfungsi untuk mengurangi gesekan yang timbul antara

permukaan tablet dengan dinding die selama kompresi (lubricant) dan

berfungsi mengurangi gesekan antar partikel yang mengalir ke hopper ke

ruang cetak (die), sehingga memperbaiki sifat alir (glidant), serta untuk

mencegah melekatnya bahan yang akan dikempa pada dinding ruang cetak

dan permukaan punch (anti adherent) (Gunsel dan Kanig, 1976). Pada

umumnya bahan pelincir bersifat hidrofobik sehingga menurunkan kecepatan

disintegrasi dan disolusi obat, sehingga kadar bahan pelincir yang digunakan

dalam jumlah berlebihan harus dihindarkan (Anonim, 1995).

Bahan pelicin yang sering digunakan adalah Mg stearat 0,1 – 2 % atau

talk 1 – 5 % (Gunsel dan Kanig, 1976). Voigt (1994) melaporkan bahwa talk

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

25

25

memberikan hasil terbaik sebagai bahan pelicin. Talk juga berupakan bahan

pelicin yang banyak digunakan (Banker dan Anderson, 1986). Dalam

penggunaannya, talk biasa dikombinasikan dengan magnesium stearat.

Karena magnesium stearat bersifat hidrofobik, bila ditambahkan dalam

konsentrasi yang besar akan menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

Menurut Parrott (1971), ketika talk ditambahkan pada granul maka kecepatan

alirnya turun dan nilai sudut diamnya meningkat. Tapi ketika ditambahkan

magnesium stearat maka kecepatan alirnya meningkat dan nilai sudut

diamnya menurun. Dengan menggunakan kombinasi magnesium steararat dan

talk diharapkan granul memiliki sifat alir yang baik namun disintegrasi dan

disolusi tabletnya tetap memenuhi persyaratan.

d. Bahan pemberi rasa

Bahan pemberi rasa merupakan salah satu bahan yang penting dalam

pembuatan tablet hisap, agar sewaktu tablet melarut perlahan dalam mulut

dapat memberikan aroma dan rasa yang enak (Alderborn, 2002).

Bahan penambah rasa biasanya ditambahkan dalam bentuk serbuk

kering yang disemprotkan dan dalam bentuk cairan. Bentuk serbuk kering

lebih banyak digunakan, karena bila digunakan bentuk cair maka

kemungkinan terjadi distribusi yang tidak homogen. Bahan yang sering

digunakan biasanya juga merupakan bahan pengisi tablet hisap (Peters, 1989).

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

26

26

7. Uji Sifat Fisik Granul

Sifat fisik granul sangat mempengaruhi hasil dan kualitas tablet yang akan

dihasilkan. Oleh karena itu untuk menghasilkan tablet dengan kualitas yang baik,

perlu dilakukan kontrol kualitas terhadap granul sebelum dilakukan penabletan.

Uji sifat fisik granul yang biasanya dilakukan yaitu meliputi :

a. Sifat alir

Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet

hisap. Sifat alir suatu granul akan berpengaruh terhadap keseragaman bobot

serta kandungan zat aktif dari tablet hisap yang dihasilkan. Granul atau

campuran serbuk yang mempunyai sifat alir baik akan mudah mengalir dan

mudah dikempa sehingga dapat dihasilkan tablet dengan variasi bobot dan

kekerasan yang lebih kecil (Fassihi dan Kanfer, 1986). Tablet dengan variasi

bobot yang lebih kecil berarti memiliki keseragaman bobot yang baik.

Berbagai macam faktor yang dapat menentukan sifat alir dari granul adalah

kerapatan jenis, porositas, bentuk granul, ukuran granul, kondisi percobaan

dan kandungan kelembaban. Apabila suatu granul memiliki gaya tarik yang

besar antar granul, maka granul akan semakin sukar mengalir. Uji sifat alir

granul meliputi:

1) Uji kecepatan alir

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

27

27

Uji kecepatan alir dilakukan untuk mengetahui kecepatan aliran

granul ke dalam die. Untuk 100 gram granul dengan waktu alir lebih dari

10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan (Fudholi,

1983).

2) Uji pengetapan

Pengetapan menunjukkan penurunan volume granul atau serbuk

akibat ketukan (tapped) dan getaran (vibrating). Granul dengan persen

index pengetapan kurang dari 20% dikatakan memiliki sifat alir yang baik

(Fassihi dan Kanfer, 1986).

3) Uji sudut diam

Merupakan sudut yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk

kerucut dengan bidang horizontal saat sejumlah serbuk atau granul

dituang ke dalam alat pengukur. Sudut diam yang terbentuk dipengaruhi

oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Granul akan mengalir

dengan baik jika mempunyai sudut diam kurang dari 40° (Gunsel dan

Kanig, 1976).

b. Daya serap air

Daya serap air berkaitan dengan disintegrasi. Disintegrasi obat dapat

terjadi karena air masuk ke dalam tablet. Air masuk atau berpenetrasi ke

dalam tablet melalui pori pori tablet karena adanya aksi kapiler. Masuknya air

ke dalam tablet dapat dipengaruhi oleh faktor porositas tablet, dimana faktor

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

28

28

porositas ini bergantung pada tekanan kompresi dan bahan yang dipakai (Lerk

dan Doornbos, 1987).

c. Densitas massa (bulk density)

Densitas massa granul didapat dari perbandingan massa granul dengan

volume totalnya. Densitas massa tergantung dari bentuk dan ukuran granul.

Granul bentuk bulat akan meningkatkan densitas massa. Densitas massa

granul menurun jika ukuran granul bertambah besar (Banker dan Anderson,

1986).

Densitas massa berpengaruh pada rasio kompresi yang berefek pada

ketebalan tablet dan juga berpengaruh pada sifat alir. Granul bentuk sferis

(bulat) mempunyai densitas massa lebih besar dari bentuk non sferis. Granul

yang lebih kecil dapat membentuk massa yang lebih kompak dari pada granul

yang berukuran besar (Banker dan Anderson, 1986).

d. Kompaktibilitas

Uji kompaktibilitas adalah uji granul untuk mengetahui kemampuan

granul memadat menjadi massa yang kompak. Pada uji kompaktibilitas

digunakan mesin tablet single punch dengan berbagai tekanan dari yang

terendah sampai yang tertinggi dengan mengatur kedalaman punch atas turun

ke ruang die. Kompaktibilitas digambarkan dengan kekerasan tablet yang

dihasilkan (Alderborn dan Nystrom, 1996).

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

29

29

e. Kompresibilitas

Prinsip kerja dari uji kompresibilitas sama dengan uji kompaktibilitas.

Uji ini untuk mengetahui kemampatan campuran granul selama dikempa.

Kompresibilitas digambarkan dengan ketebalan tablet (Alderborn dan

Nystrom, 1996).

8. Uji sifat fisik tablet

Granul yang telah dikempa menjadi tablet hisap perlu dievaluasi sifat fisiknya

untuk mengetahui apakah tablet hisap yang dihasilkan telah memenuhi syarat

suatu sediaan tablet hisap yang baik. Adapun evaluasi tersebut meliputi:

a. Uji keseragaman bobot

Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan pada banyaknya

penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari seluruh tablet

yang masih diperbolehkan untuk syarat yang telah ditentukan dalam Farmakope

Indonesia edisi III (Anonim, 1979).

Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang

ditetapkan dengan cara menimbang 20 tablet satu per satu, kemudian

menghitung bobot rata-rata tablet. Tidak boleh lebih dari 2 tablet masing-

masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya sebesar lebih dari harga

yang ditetapkan dalam kolom A, dan tidak ada 1 tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan dalam

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

30

30

kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet maka dapat digunakan 10 tablet, tidak

satu pun bobot tabletnya menyimpang lebih dari bobot rata-rata yang ditetapkan

dalam kolom A, dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih

dari bobot tablet rata-rata yang ditetapkan dalam kolom B (Anonim, 1979).

Berikut ini adalah tabel persyaratan besar presentase penyimpangan bobot

yang berdasarkan bobot rata-rata tablet yang dibuat.

Tabel I. Persentase penyimpangan bobot tablet

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata (%)

A B

25 mg atau kurang 15 30

26-150 mg 10 20

151-300 mg 7,5 15

Lebih dari 300 mg 5 10

b. Kekerasan

Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu sesuai

persyaratan serta dapat bertahan terhadap berbagai tekanan mekanik pada saat

pembuatan, pengepakan, pendistribusian, dan penyimpanan. Kekerasan dapat

diartikan besarnya kekuatan yang dibutuhkan untuk menghancurkan tablet

(Banker dan Anderson, 1986). Alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan

tablet adalah hardness tester. Kekerasan tablet yang baik antara 4-8 kg. Tablet

hisap yang dimaksudkan untuk melarut perlahan dalam mulut memiliki

kekerasan yang lebih besar dari tablet biasa. Kekerasan tablet hisap yang baik

yaitu sebesar 7 – 14 kg. Nilainya harus lebih besar dari kekerasan tablet biasa

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

31

31

karena tablet hisap harus dapat melarut perlahan di rongga mulut (Cooper dan

Gunn, 1975).

c. Kerapuhan

Kerapuhan menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan

mekanik terutama goncangan dan pengikisan. Hal ini dimaksudkan untuk

menguji apakah tablet yang dihasilkan kuat atau tidak hancur terhadap

goncangan selama proses distribusi dari produsen hingga sampai ke konsumen.

Kerapuhan dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang selama uji

kerapuhan. Kehilangan berat atau kerapuhan kurang dari 0,5 % - 1 % masih

dapat dibenarkan (Banker dan Anderson, 1986).

d. Waktu Larut

Waktu larut tablet hisap menggambarkan waktu yang dibutuhkan tablet

untuk melarut dalam mulut. Tablet hisap tidak hancur di dalam mulut

melainkan larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 30

menit atau kurang (Banker dan Anderson, 1986). Waktu untuk melarut dari

tablet hisap sekitar 5-10 menit (Peters, 1989).

e. Tanggap Rasa

Tablet hisap hendaknya memiliki rasa yang enak, nyaman dan layak

dikonsumsi oleh konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi rasa dan

kelayakan edar terhadap tablet hisap yang dihasilkan. Uji tanggap rasa ini

didapat dengan menggunakan angket berisi pendapat dari sejumlah responden.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

32

32

9. Monografi Bahan

a. Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu, dalam bentuk anhidrat atau

mengandung satu molekul air hidrat. Berupa serbuk bubuk putih atau sedikit

berwarna, kadang berbentuk hablur dan tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil

di udara, tetapi mudah menyerap bau. Kelarutan, mudah larut dalam enam

bagian air dan satu bagian air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol 95%,

praktis tidak larut dalam kloroform atau eter (Anonim 1995). Zat ini digunakan

sebagai bahan pengisi maupun bahan penghancur dalam tablet karena mudah

larut dalam air (Edge dkk, 2005).

Laktosa merupakan disakarida alam dari susu yang mengandung 4,6 %

laktosa, setara dengan lebih kurang 38% kandungan padat kering. Laktosa

berada dalam 2 bentuk isomer yaitu laktosa α dan laktosa β, dapat berbentuk

kristal atau amorf (Agoes, 2006). Laktosa anhidrat terdiri dari 20-30% α-laktosa

anhidrat dan 70-80% β-laktosa anhidrat (Edge dkk., 2005).

b. Sukrosa

Sukrosa atau gula pasir yang berasal dari tanaman Saccharum officinarum

L., dikenal sebagai bubuk sweetener, yaitu bahan pemanis yang biasanya

digunakan dalam jumlah banyak. Sukrosa tidak punya ujung pereduksi

sehingga termasuk gula non pereduksi, tetapi dengan material alkalin lama

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

33

33

kelamaan akan berubah warna menjadi coklat (Anonim, 1995). Menurut

Armstrong (2005), sukrosa digunakan sebagai pemanis pada sediaan oral

sebesar 67% dari bobot sediaan, dan menurut Bandelin (1989), sukrosa sering

digunakan sebagai pemanis pada tablet kunyah dan tablet hisap.

Sukrosa merupakan bahan pemanis yang biasa digunakan dalam sediaan

oral dan aman jika dikonsumsi (Ansel, dkk., 1999). Selain sebagai pemanis,

sukrosa juga dapat berfungsi sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat

(Wheatley, 2000). Akan tetapi menurut Armstrong (2005), sukrosa memiliki

kelemahan yakni bersifat relatif higroskopis. Sukrosa yang digunakan secara

berlebih dapat meningkatkan kekerasan tablet, memperlambat kecepatan

disintegrasi, dan menyebabkan tablet menjadi brittle (Khankari dan Hontz,

1997).

c. Gelatin

Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari

kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Pemerian, berupa lembaran,

kepingan atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus; kuning lemah atau

coklat terang; warnanya bervariasi tergantung ukuran partikel. Kelarutan, tidak

larut dalam air dingin, larut dalam air panas, mengembang dan lunak bila

dicelup dalam air (Anonim, 1995).

Gelatin digunakan secara luas dalam formulasi obat. Gelatin digunakan

sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet dan untuk meningkatkan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

34

34

viskositas pada sediaan solut dan semipadat (Armstrong, 2005). Gelatin

digunakan sebagai bahan pengikat sediaan tablet dengan cara dilarutkan dalam

sejumlah air hangat (konsentrasi larutan 5-10%) atau langsung dicampur dalam

keadaan kering. Gelatin sebagai bahan pengikat biasa digunakan dengan kadar

1-3% dan dapat memberikan kekerasan tablet hisap yang tinggi hingga 6-9 kg

(Agoes, 2006; Sugiyartono, dkk., 2003).

Gambar 2. Struktur Molekul Gelatin

d. Magnesium Stearat

Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran

asam asam organik padat yang didapat dari lemak terutama terdiri dari

magnesium asetat dan magnesium palmitat. Magnesium stearat merupakan

serbuk yang halus, berwarna putih, bau lemah khas, voluminus dan mudah

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

35

35

melekat di kulit. Magnesium stearat tidak larut dalam air, etanol dan eter

(Anonim, 1995).

Magnesium stearat merupakan lubricant yang efisien dan secara luas

digunakan dalam formulasi tablet. Bahan ini mempunyai ukuran yang lebih

kecil dari asam stearat dan dibutuhkan dalam jumlah kecil dalam formulasi.

Penggunaan magnesium stearat yang bersifat hidrofobik dapat memperlambat

waktu hancur tablet. Reaksinya alkalis, biasanya digunakan dalam konsentrasi

0,2% - 2% (Sheth, dkk., 1980).

e. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang – kadang

mengandung sedikit aluminium silikat. Berupa serbuk sangat halus, putih atau

putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran serta

tanpa rasa (Anonim, 1995). Kelarutan talk praktis tidak larut dalam suasana

asam, basa, pelarut organik dan air. Inkompatibilitas terhadap zat yang

mengandung ammonium kuarterner. Dalam teknologi formulasi digunakan

sebagai glidant dan lubricant tablet (Wade dan Weller, 1994). Penambahan talk

juga mampu memperbaiki sifat alir bahan – bahan dasar lainnya pada tablet

(Voigt, 1994).

Talk berfungsi sebagai anticaking (penjendalan), lubricant pada kapsul

dan tablet. Pemakaian dalam teknologi formulasi talk banyak digunakan dalam

pembuatan sediaan padat pada tablet oral sebagai lubrikan. Untuk pemakaian

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

36

36

sebagai lubricant dan glidant pada tablet digunakan talk sebanyak 1,0-10,0 %

(Kibbe, 2005).

10. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis adalah suatu metode pemisahan fisika kimia,

dimana lapisan yang memisahkan dinamakan fase diam yang terdiri dari butir-

butir pada penyangga pelat gelas atau logam atau lapisan lain yang cocok.

Campuran yang dipisahkan berupa larutan yang ditotolkan bisa berupa bercak atau

pita kemudian ditaruh dalam bejana tertutup rapat berisi larutan pengembang yang

cocok yang disebut dengan fase gerak. Pemisahan akan terjadi selama

pengembangan atau perambatan kapiler. Kromatografi untuk campuran yang tidak

diketahui lapisan pemisah dan sistem larutan pengembang harus dipilih dengan

tepat sehingga pada akhirnya diperoleh pemisahan yang baik. Tingkat kejenuhan

bejana dengan pelarut pengembang berpengaruh nyata pada pemisahan dan letak

bercak pada kromatogram (Stahl, 1985).

Senyawa hasil pengembangan dapat dideteksi dengan bantuan UV atau

pereaksi untuk membantu menampakkan bercak. Jarak pengembangan senyawa

dalam kromatogram dinyatakan dalam Rf atau hRf, yaitu dengan cara membagi

titik pusat bercak pada titik setelah elusi dibagi jarak pengembangan. Sedangkan

hRf merupakan Rf yang dikalikan dengan 100 (faktor h) yang menghasilkan angka

antara 0 sampai 100 (Stahl, 1985).

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

37

37

Metode kromatografi lapis tipis terus berkembang dan banyak digunakan

dalam bidang ilmu. Keuntungan metode ini antara lain memberikan pemisahan

yang amat baik, cepat, alatnya sederhana, dan relatif murah. Kerugian dari metode

ini adalah sukar dalam penyimpanan, ketelitian, dan ketepatan kurang baik.

Metode kromatografi lapis tipis cocok untuk analisis obat di laboraturium farmasi,

karena memerlukan investasi yang kecil untuk perlengkapan, hanya diperlukan

sedikit sampel, waktu singkat (Skoog, 1974).

Metode KLT untuk minyak atsiri secara umum menggunakan fase gerak

toluena-etil asetat (93:7). Preparasi sampel untuk KLT minyak atsiri secara umum

dilakukan dengan menggojog 1 gram serbuk dalam 10 ml diklor-metan selama 15

menit lalu disaring sehingga didapatkan filtratnya. Filtrat kemudian diuapkan

hingga kering. Residu yang didapatkan dilarutkan dalam 1 ml toluen dengan 30-

100 µl digunakan untuk KLT. Fase diam yang digunakan silika gel 60F254. Fase

gerak dapat disesuaikan dengan jenis minyak atsiri yang akan dideteksi. Deteksi

dapat dilakukan secara langsung di bawah sinar UV254 yang ditunjukkan dengan

adanya pemadaman (zona gelap) dari perpendaran plat KLT. Dapat pula dilakukan

penyemprotan dengan anisaldehid-asam sulfat atau vanilin-asam sulfat dan

dilanjutkan dengan pemanasan dalam suhu 110oC selama 10 menit. Pada

anisaldehid-asam sulfat, minyak atsiri ditunjukkan dengan adanya warna biru kuat,

hijau, merah hingga coklat pada sinar tampak dan kebanyakan akan berpendar

pada UV366. Untuk vanilin-asam sulfat, akan muncul bercak yang hampir sama

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

38

38

dengan anisaldehid-asam sulfat namun tidak berpendar di UV366 (Wagner dan

Bladt, 1996).

E. Landasan Teori

Ekstrak etanolik rimpang lengkuas (Alpinia galanga (L.) Swartz) berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Yuliani, dkk., (2008) dengan dosis 50 mg/kg BB telah

terbukti mampu berfungsi sebagai tonikum. Konsumsi rimpang lengkuas dalam

bentuk ekstrak secara langsung memiliki kendala rasa pahit dan pedas sehingga

kurang nyaman dan tidak praktis, oleh karena itu perlu dibuat bentuk sediaan yang

lebih nyaman dan enak untuk dikonsumsi, diantaranya yaitu dalam bentuk tablet

hisap. Tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa, namun memiliki kekerasan yang

lebih tinggi dan rasa yang lebih enak karena melarut perlahan dalam mulut. Menurut

Alderborn (2002), rasa enak dapat dihasilkan dari penggunaan bahan pemanis atau

pengisi (Alderborn, 2002). Sukrosa juga sering digunakan sebagai bahan pemanis

pada tablet kunyah dan tablet hisap (Bandelin, 1980). Sukrosa digunakan sebagai

pemanis pada sediaan oral sebesar 67% dari bobot sediaan (Armstrong, 2005).

Tablet hisap memiliki kekerasan tinggi (>10kg) karena didesain untuk melarut

secara perlahan dalam rongga mulut (sekitar 5-10 menit) (Banker dan Anderson,

1986). Sifat kekerasan ini dipengaruhi oleh banyaknya kadar bahan pengikat yang

digunakan. Secara umum, semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat, akan

menaikkan kekerasan dan menurunkan kerapuhan (Nugroho, 2008). Menurut

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70416/potongan/S1-2014... · kenaikan konsentrasi bahan pengikat gelatin akan menaikkan kekerasan

39

39

Bandelin (1989), semakin banyak jumlah pengikat yang digunakan, semakin keras

tablet yang dihasilkan. Gelatin merupakan salah satu bahan pengikat yang telah

banyak digunakan pada pembuatan tablet (Armstrong, 2005). Gelatin digunakan

sebagai bahan pengikat sediaan tablet dengan cara dilarutkan dalam sejumlah air

hangat (konsentrasi larutan 5-10%). Gelatin sebagai bahan pengikat biasa digunakan

dengan kadar 1-3% dan dapat memberikan kekerasan tablet hisap yang tinggi hingga

6-9 kg (Parikh, 1997; Sugiyartono, dkk., 2003).

F. Hipotesis

1. Variasi jumlah bahan pengikat gelatin akan berpengaruh terhadap sifat fisik

granul dan tablet hisap ekstrak rimpang lengkuas (A.galanga), yaitu diantaranya

meningkatkan kekerasan dan waktu larut tablet.

2. Formula D (bahan pengikat gelatin dengan kadar 1,5%) menghasilkan tablet

hisap ekstrak rimpang lengkuas (A. galanga) dengan sifat fisik terbaik diantara

keempat formula.