BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah...

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telekomunikasi perlu dikuasai dan diselenggrakan oleh Negara yang tercantum pada UU No 5. Tahun 1964 pasal 1 tentang telekomunikasi, serta UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi pasal 2 yang berbunyi bahwa penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai arti strategis dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintah mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta meningkatkan hubungan antar bangsa. Berdasarkan pasal tercantum pada UU tentang telekomunikasi diatas bahwa Media massa berhak untuk ambil bagian dalam industri infomasi, media elektronik seperti televisi dan internet misalnya, tetapi khususnya radio juga melakukan hal yang sama, walaupun radio sebenarnya menjadi media sekunder karena kalah bersaing dengan televisi dan internet. Akan tetapi radio memiliki apa yang tidak di miliki media lain, yaitu radio mampu mempengaruhi imajinasi pendengar, dan radio merupakan alat penerima program yang murah, selain murah radio juga mudah dibawa, seiring masa sekarang kebanyakan handphone sudah mempunyai aplikasi radio. Radio dalam hal ini sebagai media massa yang sifatnya khas di bandingkan dengan media massa lainya, untuk strategi ialah

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Telekomunikasi perlu dikuasai dan diselenggrakan oleh Negara yang

tercantum pada UU No 5. Tahun 1964 pasal 1 tentang telekomunikasi, serta

UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi pasal 2 yang berbunyi

bahwa penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai arti strategis dalam

upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar

kegiatan pemerintah mendukung terciptanya tujuan pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya serta meningkatkan hubungan antar

bangsa.

Berdasarkan pasal tercantum pada UU tentang telekomunikasi diatas

bahwa Media massa berhak untuk ambil bagian dalam industri infomasi,

media elektronik seperti televisi dan internet misalnya, tetapi khususnya

radio juga melakukan hal yang sama, walaupun radio sebenarnya menjadi

media sekunder karena kalah bersaing dengan televisi dan internet. Akan

tetapi radio memiliki apa yang tidak di miliki media lain, yaitu radio mampu

mempengaruhi imajinasi pendengar, dan radio merupakan alat penerima

program yang murah, selain murah radio juga mudah dibawa, seiring masa

sekarang kebanyakan handphone sudah mempunyai aplikasi radio.

Radio dalam hal ini sebagai media massa yang sifatnya khas di

bandingkan dengan media massa lainya, untuk strategi ialah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

2

sifatnya yang audial untuk indra telinga khalayak ketika menerima pesan dari

pesawat radio (Effendy, 1993 : 314).

Maka menurut penulis, radio masih mempunyai eksistensi dimata

pendengar. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui bagaimana

penyiaran berita radio khususnya dibidang jurnalistik. RRI Surakarta

merupakan cikal bakal dari perkembangan radio di tanah air. Sejak

kelahiranya, RRI menjadi tonggak radio nasional di Indonesia dengan

berperan sentral dalam setiap kegiatan telekomunikasi. Keberadaan RRI yang

dalam perkembangannya menjadi alat strategis pemerintah seperti tercantum

pada UU No 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi.

RRI kini menyandang status baru yaitu lembaga penyiaran publik

yang secara literatur dikenal sebagai radio publik. Secara umum RRI

mempunyai 83 stasiun penyiaran 15 diantaranya stasiun produksi di

perbatasan dan stasiun penyiaran khusus dalam tujuh bahasa voice of

Indonesia. RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam

4 program untuk tipe A,B dan 3 program tipe C yaitu Program (PRO 1) yang

melayani segmen masyarakat luas sampai pedesaan, “Program (PRO II) yang

melayani segmen anak muda dan “Programa III” (PRO III) yang menyajikan

berita dan program siaran budaya. (rri.co.id).

Pengelolaan produksi berita di LPP RRI Surakarta sejauh ini belum

kita ketahui persis bagaimana alur prosesnya, dari peliputan sampai dengan siaran,

maka tidak salah jika penulis ingin meninjau sebuah proses siaran berdasarkan

sudut pandang pendengar dari profil yang berbeda beda, serta partisipasi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

3

pendengar terhadap program siaran buletin lintas pagi yang banyak di minati di

RRI, berdasarkan latar belakang dan gagasan tersebut, penulis tertarik dan

berkeinginan untuk menyusun skripsi dengan judul ” PERSEPSI PENDENGAR

TERHADAP PROGRAM RADIO ( Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi

Pendengar Terhadap Program Buletin Lintas Pagi LPP RRI Surakarta Periode

Juni 2014).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang tersebut antara lain :

1. Bagaimana persepsi pendengar berdasarkan latar belakang profil dan

pendidikan pada program berita buletin Lintas pagi RRI Surakarta.?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain :

1. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat berdsarkan latar belakang

pendidikan untuk mendengarkan program berita Lintas pagi Surakarta.

2. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat berdasarkan klasifikasi usia untuk

untuk mendengarkan program berita Lintas pagi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Manfaat bagi

Penulis dan Masyarakat.

a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah

berita radio dan peran sebuah berita, berdasarkan latar belakang

pendidikan serta profil pendengar masyarakat Lintas pagi.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

4

b. Bagi pihak RRI Surakarta

Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat pada acara Buletin Lintas pagi

PRO I yang RRI siarkan. di lihat dari persepsi pendengar masyarakat.

c. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui Buletin Lintas Pagi dapat memberikan

informasi aktual yang terjadi setiap hari kepada masyarakat.

E. Tinjauan Pustaka

1. Peneliti Terdahulu

Mahardika (2008) Strategi Peliputan Reporter RRI Programa Dua

Yogyakarta. Penulis menjelaskan bahwa, bahwa radio merupakan salah satu

media elektronik yang mempunyai ruang gerak yang sangat cepat dalam

penyampaian suatu pesan. Radio cukup efektif dan te jika dijadikan sarana

informasi berupa berita ringan ataupun berita besar , mengingat sifat dari

radio yaitu auditif yang dalam penyampaian informasinya mengand alkan

suara. Dalam hal ini, penulis ingin menyajikan strategi peliputan oleh

reporter untuk dijadikan sebuah berita di radio.

Strategi merupakan satu hal keharusan dalam pencapaian berita

untuk disajikan untuk kepada masyarakat. Strategi sangat dibutuhkan untuk

mendapatkan suatu berita yang mempunyai mutu pemberitaan dan harus

segera disiarkan kepada masyarakat. Dalam hal ini adalah berita yang

dikemas secara langsung maupun tidak langsung dari lapangan oleh seorang

reporter di RRI Programa Dua Yogyakarta, di sinilah penulis akan meneliti

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

5

bahwa Strategi Pecarian berita dimulai dengan perencanaan program

yang akan di liput setelah terprogram maka reporter akan segara

mempersiapkan diri baik dari sisi kesehatan badan maupun kesiapan

secara peralatan. Reporter akan terjun ke lapangan untuk mencari

(hunting) berita dan nara sumber. Ketika bertemu dengan nara sumber

reporter akan merekam dan mencatat hasil wawancara, adapun strategi

penyusunan naskah berita berdasarkan hasil wawancara yang di susun

berdasarkan kaidah 5W + 1H.

Sedangkan untuk pola berita ditata dengan prinsip piramida

terbalik. Acara berita yang disampaikan oleh Radio Persatuan ini

disajikan dengan bahasa Indonesia. Radio Persatuan juga

mempertimbangkan aspek penentuan jam tayang yang sekiranya

dirasakan efektif dan dapat didengar oleh sebagian masyarakat Bantul.

Muhlis, (2009) Strategi Pemberitaan Koran Tribun Timur

Dalam Mempertahankan Pasar Di Sulawesi Penulis menjelaskan

Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan Kualitatif Deskriptif

yaitu dengan tiga teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan

dokumentasi di Koran Tribun Timur. Peneliti bertujuan mengetahui

proses dan kiat kiat yang dilakukan pemberitaan Koran Tribun Timur

dalam menarik minat pembacanya dan mempertahankan pasar di tengah

ketatnya persaingan pemberitan di Sulawesi Selatan, serta penulis ingin

mengetahui proses variasi berita yang di sajikan bagi pembaca.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

6

2. Tinjauan Radio

b. Sejarah Radio

Radio adalah sebuah perkembangan teknologi yang

memungkinkan suara di transmisikan secara serempak melalui

gelombang radio di udara Tahun 1896 Guglielmo Marconi

menciptakan wirless telegraph, yang menggunakan gelombang radio

untuk membawa pesan dalam bentuk kode morse. Marconi

mendirikan perusahaan pengirim pesan, yaitu pada waktu itu hanya

mengirim pesan tentang kedatangan dan keberangkatan kapal.

Mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan

yang tidak terjangkau kabel telegraf, dan Marconi juga mendirikan

pabrik perakit radio pada tahun 1913. Marconi pada saat itu telah

mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. Bisnis

radio pada pemanfaatan radio untuk keperluan perdagangan dan

teransportasi pada saat itu (Astuti, 2008 : 5 ).

Munculnya radio ferkuensi modulasi atau juga disebut FM ini

pada pertengahan tahun 1930 an Edwin Howard Amstrong berhasil

menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi. Radio

penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang banyak di pasaran

ketika itu yang masih menggunakan AM (amplitudo modulasi)

Radio FM memiliki kualitas suara yang bagus jernih dan bebas dari

gangguan siaran (static) maka dari itu pendengar radio lebih memilih

saluran FM dari pada AM. (Morissan, 2011 : 4).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

7

b. Revolusi Radio

Sejak awal kemunculan radio telah menjadi media komunikasi

massa yang powerfull. Radio pernah disebut sebagai the fifth estate,

kekuatan kelima setelah koran. Namun dengan perkembangan

teknologi, maka radio pun pernah mengalami sejumlah perubahan.

Masanya radio sama besarnya dengan televisi, inilah masa yang

disebut sebagai the radio days. Pada tahun 1903 radio terkenal di

Amerika Serikat, Amerika memiliki sejumlah beberapa studio

diantaranya cukup besar untuk menyelenggarakan

konser (Astuti, 2008 : 9).

d. Format Radio

Awan Setiawan (2011 : 15) mengatakan, perbedaan yang

paling mendasar radio dari format media lainnya adalah format

medianya yaitu format driven, yang mana format radio diwakili oleh

musik yang dimainkannya atau pada kebutuhan pendengar yang

dibidiknya. Format radio dibagi dua macam, yakni format yang

berbasis musik dan non musik. Radio yang berbasis musik, antara

lain easy listening, CHR/Top 40, adult contemporary (AC), rock

(classic rock), jazz. Sementara radio berbasis non musik memiliki

format musik , antara lain all news, all talk, serta news and talk.

Sedangkan menurut Astuti (2008 : 7) mengatakan, pada

awalnya radio memang menyiarkan apa saja yang terpikiran orang

untuk disampaikan kepada massa dalam waktu serempak

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

8

sesingkatnya, perlahan dan seiring dengan semakin banyaknya stasiun

radio yang beroprasi, pada saat itulah muncul format radio yang

berbeda-beda.

Vane-Gross (dalam Morissan, 2011 : 406) juga mengatakan

Format audio harus memenuhi dua hal :

1) Daya tarik dari setiap siaran, peneliti harus mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari setiap format radio untuk suatu wilayah

tertentu. Peneliti dapat mengetahui dapat mengetahui dua hal itu

melalui berbagai laporan penelitian yang telah dibuat sendiri atau

dibuat orang lain dan juga dari laporan-laporan yang pernah

dikeluarkan mengenai industri radio yang terdapat diwilayah itu.

2) Efektivitas biaya (cost effectiveness) berbagai format. Peneliti

harus menentukan biaya efektif dari format yang akan dipilih.

Radio dengan format berita (all news programming)

membuthukan anggaran yang lebih besar dari pada hanya sekedar

format musik. Berita akan lebih efektif dilaksanakan pada

setasiun radio yang berada pada wilayah yang memiliki populasi

cukup pada dan ekonomi yang cukup tinggi.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Format radio merupakan

karakteristik sebuah radio, berdasarkan cara kerja dan program

siaran yang disajikan kepada pendengar.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

9

e. Berita Radio

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tapi

murah merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana.

Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,

pendidikan dan hibuan, Radio memiliki keekuatan terbesar

menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan

suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga

pendengarnya. (Masduki,2001: 20)

Sedangkan berita atau juga Jurnalistik adalah segala hal yang

menyangkut proses perencanaan, meliput memproduksi, dan

melaporkan sebuah fakta menjadi berita. Jika dalam media cetak

pengertian berita adalah berita peristiwa yang diulangi, maka dalam

berita radio adalah peristiwa ynag dikomunikasikan kepada

pendengar pada saat yang bersamaan dengan peristiwa. Jika proses

mengulangi itu menyangkut rekrontruksi itu berlangsung secara

spontan dalam hitungan detik., sehingga dibutuhkan ketajaman

mengendus subtansi berita yang menarik dan keahlian

menyampaikannya secara langsung dan interaksi

(Masduki, 2001 : 9 ).

Jadi bahwasanya radio adalah media auditif dan sekaligus

murah, di sisi lain radio sebagai imajinasi pendengar, karena radio

media yang hanya dapat di dengar. Sebagai bahan perbandingan, ada

beberapa pendapat pakar radio yang bisa diacu, yaitu :

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

10

1) Paul D. Maessenner

Berita adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu

peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat

pendengar. Berita radio dapat pula berarti apa yang terjadi saat

ini, apa yang segera terjadi, dan apa yang akan terjadi.

2) Prof. Mitchel V. Charnley

Berita adalah laporan tentang fakta atau opini yang menarik

perhatian dan penting, yang dibutuhkan sekelompok

masyarakat.

3) Curtis Beckmann

Berita diartikan sebagai laporan atas opini atau peristiwa yang

penting bagi sejumlah besar khalayak. Berita yang besar

adalah liputan, opini atau peristiwa yang sangat dibutuhkan

pula bagi banyak orang. Kesimpulan dari definisi-definisi

mengenai berita radio adalah suatu sajian laporan fakta dan

opini, yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagi

sebanyak mungkin orang dan disiarkan melalui media radio

secara berkala. Berita radio menjawab persoalan apa yang

terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung

(Masduki, 2001 : 10).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

11

f. Karakter Berita Radio

Berdasarkan definisi berita radio, maka membentuk

karakter berita radio dapat ditetukan sebagai berikut :

1) Segera dan cepat

Laporan peristiwa atau opini di radio harus segera mungkin

dilakukan untuk mencapai kepuasan pendengar dan

mengoptimalkan sifat kesegeraannya sebagai kekutaan radio.

2) Aktual dan faktual

Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang

segar dan akurat sesuai fakta, yang sebelumnya tidak diketahui

oleh khalayak. Opini terkait dengan upaya pendalaman liputan

(investigasi) atas suatu data dan peristiwa.

3) Penting bagi masyarakat luas

Harus ada keterkaitan dengan nilai berita (news value) yng

berlaku dalam pngertian jurnalistik secara umum, guna

memnuhi kepentingan masyarakat.

4) Relevan dan berdampak luas

Masyarakat selaku pendengar merasa membutuhkannya dan

akan mendapatkan manfaat optimal dari berita radio, yaitu

pengetahuan, pengertian, kemampuan bersikap atau

mengambil keputusan tertentu, sebagai respons atas sebuah

berita (Masduki, 2001 : 12 ).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

12

g. Bentuk Berita Radio

Bentuk pemberitaan yang lazim di radio, (Masduki,

2001:14) menyatakan antara lain :

1) Berita tulis (writing news / adlibs / spot news)yaitu berita

pendek yang bersumber dari media lain atau ditulis ulang. bisa

pula berupa liputan reporter yang teksnya diolah kembali di

studio.

2) Berita bersisipan (news with insert) yaitu berita yang

dilengkapi atau di mix dengan sisipan suara nara sumber.

3) News feature, yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang

lebih bersifat human interest.

4) Phone in news, yaitu berita yang disajikan melalui laporan

reporter via telepon.

5) Buletin berita (news bulletin), yaitu gabungan beberapa berita

pendek yang disajikan dalam satu blok waktu.

6) Jurnalisme interaktif (news interview), yaitu berita yang

bersumber pada sebesar mungkin keterlibatan khalayak, baik

sebagai pelaku maupun sekedar saksi mata kejadian.

Dari segi waktu penayangan dan kekuatan materi berita yang

disampaikan kepada pendengar, berita radio dapat dibagi menjadi :

1) Hard news, yaitu berita aktual yang baru saja terjadi atau

laporan langsung saat peristiwa tersebut terjadi. Hard news

bertutur tentang konflik yang menyentuh emosi tinggi seperti

berita peperangan, kerusuhan, dan pergantian mendadak

seorang tokoh publik.

2) Soft news, yaitu berita lanjutan yang yang lebih bersifat

laporan peristiwa tanpa terikat waktu, lebih menekankan pada

aspek human interest, perilaku, dan tempat-tempat yang bisa

mempengaruhi banyak orang. Soft news dapat pula berisi

peristiwa rutin, seperti informasi pembangunan, seminar, ritual

budaya, dan pelantikan pejabat.

3) Indept news, yaitu berita mendalam (lebih sekedar paparan

fakta permukaan), biasanya dikemas dalam format feature,

tetapi bisa pula dalam berita bersisipan, dengan syarat,

penekanan isinya terletak pada proses pendalaman kasus atau

tinjauan aspek lain dalam suatu peristiwa.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

13

h. Sumber Berita Radio.

Pada dasarnya, siapa pun dan dimana pun dapat menjadi dan

terdapat sumber-sumber berita. Secara umum, menurut Masduki,

(2001:21) menyatakan sumber berita dapat dibagi dua:

1) Primer atau langsung (getting), dengan menerjunkan reporter

untuk meliput sebuah peristiwa di lapangan. Penggalian berita

dilakukan dengan wawancara dan atau laporan pandangan

mata.

2) Sekunder atau tidak langsung (news room), antara lain dapat

dilakukan dari:

a) Media cetak (koran, tabloid, majalah),

b) Media elektronik (televisi, internet),

c) Siaran pers pemerintah atau swasta,

d) Network atau jaringan dengan kantor berita,

e) Pendengar.

Untuk melengkapi pemahaman tentang definisi berita radio, sangat

penting bagi seseorang reporter dan produser pemberitaan di radio

untuk mengetahui.

(Masduki, 2001 : 22) menyatakan proses produksi berita

tidaklah serumit yang kita kira, berikut adalah proses produksi

berita radio, bagaimana proses produksi berita yang meliputi :

Gambar 1.1 Proses Produksi Berita

Sumber : Masduki (2001 : 22) Baha

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

14

i. Struktur Berita Radio

(Masduki, 2001 : 21) menyatakan sebagaimana stuktur berita pada

umumnya, maka berita radio terutama untuk jenis. Berita tulis dan berita

bersisipan juga menggunakan kaidah Piramida terbalik atau gaya Wortel.

Tujuannya adalah untuk 1 menarik perhatian pendengar sedari awal, 2

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

15

Menekankan informasi yang cepat ringkas, mengingat syarat-syarat suati

berita yang bersifat selintas dan focus tanpa menyampingkan 5W + 1H.

Tujuan penggunaan Piramida Terbalik adalah :

1) Memudahkan pendengar yang sempit waktunya, sehingga dengan

menyimak lead in-nya saja sudah bisa mengetahui init berita/

peristiwa yang disampaikan.

2) Memudahkan proses penyuntingan berita karena keterbatasan waktu

siar. Bagian-bagian lanjutan setelah head in bisa dipotong tanpa

pengorbanan data peristiwa yang penting,.

3) Aliran berita menjadi informatif, tidak bertele-tele, fokus dan

langsung pada inti peristiwa.

Urutan penyajian berita adalah lead in peristiwa 1, fakta berita yang

paling penting (siapa, apa, dimana, kapan), dan Peristiwa 3, gabungan

ulang fakta terpenting dan kronologi lead out (menyebutkan konteks

peristiwa lain dengan data, waktu, tokoh, atau peristiwa penting

sebelumnya, kita dapat lihat pada gambar dibawah ini :

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

16

Gambar. 1.2 Piramida Terbalik

Sumber : (Masduki, 2001 : 21)

j. Kelayakan Isi Berita Radio

Seorang reporter selalu menganggap semua peristiwa bisa

dijadikan berita. Akan tetapi, di telinga pendengar, tidak semua berita

bisa dianggap penting, (Masduki, 2001 : 23) menyatakan reporter atau

redaktur harus bis memiliki kepekaaan yang tinggi untuk menilai

kelayakan sebuah peristiwa, Untuk mengukur layak atau tidaknya suatu

peristiwa, perlu di adakan penilaian sebelum berita tersebut disiarkan,

meskipun penilaian itu bersifat relatif, secara umum ada sejumlah

kaidah jurnalistik yang patut di pertimbangkan yaitu :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

17

1) Aktualitas/ timelines

Radio dianggap sebagai media paling unggul dalam kecepatan

waktu penayangan berita. Oleh karena itu, aktualitas menjadi nilai

berita yang harus dijaga.

2) Kedekatan/ proximity

Kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat sebuah berita

menarik perhatian pendengar lebih berarti dari berita besar yang

lokasinya sangat jauh dengan mereka.

3) Tokoh public/ prominence

Peristiwa di seputat tokoh idola, panutan dan pemimpin masyarakat

selalu menarik didengar, karena dengan ketokohannya mereka

telah menjadi miliki publik.

4) Konflik/ conflict

kontroversi antar tokoh polemik seputar masalah, atau keputusan

tertentu yang mempenagruhi publik, peristiwa perang bentrokan,

dan perdebatan sengit pasti menarik disiarkan termasuk perstiwa

kriminalitas.

5) Kemanusiaan/ human interest

Berita-berita yang menyentuh rasa kemanusiaan seperti masalah

pengungsi dan kelaparan, sangat bernilai untuk semua orang. Selain

dapat menggugah empati, juga membangun sikap simpatik

pendengar.

6) Sensasional/ unique

Keanehan, keganjilan dan hal-hal yang spektakuler dalam manusia,

selain memiliki unsur hiburan, juga dapat memberikan dorongan

prestasi sekaligus penyadaran terhadap dinamika kehidupan

pendengar.

7) Besaran kasus/ magnitude

Jumlah korban jiwa atau kerugian yang besar dalam sebuah

peristiwa selalu menjadi perhatian masyarakat. Apalagi jika

peristiwa tersebut berhubungan dengan masalah ekonomi misalnya,

tidak korupsi milyaran rupiah, kenaikan harga-harga sembak, dan

tarif angkutan yang melambung tinggi.

Gambar 1.3 Kelayakan Isi Berita Radio

Sumber : (Masduki 2001:22)

: -------- --- ---

--- --- ------ :

Unsur Penting Significane Time Lines Magnitude

Proximity Prominence Human Interest Unsur Menarik

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

18

3. Komunikasi Massa

a. Pengertian Komunikasi Massa

Media merupakan bentuk komunikasi massa yang bersifat

umum. Setiap khalayak dapat mengetahui informasi baik secara

efektif mauapun efesien sesuai dengan kebutuhan mereka, di dalam

sebuah proses komunikasi yang benar berupanya untuk mencapai

sebuah informasi semestinya mampu mengungkap makna pesan yang

terkandung dalam materi pesan komunikasi.

Effendy (1993: 81-83), bentuk spesialisasi komunikasi

terdapat salah satu bentuk komunikasi yang kita kenal dengan

komunikasi massa. Seperti komunikasi pada umumnya, komunikasi

massa juga merupakan suatu proses penyampaian ide-ide atau gagasan

yang telah dikemas sedemikian rupa dari sumber kepada penerima.

Komunikasi massa dengan komunikasi bentuk lain adalah

karakteristik unsur-unsur yang ada dalam komunikasi massa itu

sendiri dari mulai sumber atau komunikator sampai efek yang

dihasilkan. Namun sebelumnya ada berbagai macam pengertian dan

definisi komunikasi massa yang diungkapkan para ahli untuk

menjelaskan unsur-unsur tersebut

Ada empat karakteristik komunikasi massa seperti yang

dikutip oleh Effendy. Karakteristik komunikasi massa yaitu :

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

19

1) Komunikasi massa bersifat umum dan terbuka.

Pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator melalui

media massa terbuka untuk umum dan siapa saja.

2) Komunikasi bersifat heterogen.

Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang heterogen

yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi

yang berbeda dalam kebudayaan yang beragam dari berbagai

lapisan masyarakat.

3) Media massa menimbulkan serempak.

Keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam

jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama

lainnya dalam keadaan terpisah

4) Hubungan komunikator dengan komunikan bersifat non-pribadi.

Dalam komunikasi massa hubungan komunikator dengan

komunikan bersifat non-pribadi karena komunikasi yang anonim

dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya

yang bersifat umum sebagai komunikator (Effendy, 1993: 81-83).

Komunikasi massa memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan

karekteristik unsur-unsurnya. Secara umum “komunikasi massa

berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan,

merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan

dalam kehidupan seseorang.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

20

Sedangkan menurut Nurudin (1998 : 63), komunikasi massa

berfungsi sebagai untuk menyebarluaskan informasi, dalam satu

waktu kepada khalayak masyarakat, dan sangat menghemat waktu,

misalnya media massa radio dan televisi. Komunikasi massa bisa

mempunyai pengaruh yang kuat dan besar pada khalayaknya, bisa

juga dianggap sedikit atau sama sekali tidak mempunyai pengaruh.

Pengaruh ini lebih dikenal dengan sebutan efek. Efek diartikan

sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang

setelah menerima sesuatu pesan komunikasi dari suatu sumber.

Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan pengetahuan,

sikap dan perilaku nyata.

Mc Quail (2006 : 61) mengatakan, ciri paling utama dari

media massa, yakni komunikasi massa dirancang untuk menjangkau

banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebgai sekupulan besar

dri konsumen yang kurang lebih anonim, dan hubungan antara

pengirim dan penerima dipenfaruhi olehnya “pengirim” sering kali

merupakan lembaga itu sendiri atau seorang komunikator.

b. Komunikasi Massa Sebagai Kajian Sosiologis

Komunikasi massa juga dapat menjadi kajian Sosiologi atau

kejiwaan Sosoiologi terhadap fenomena komunikasi massa belum

sepenuhnya berkembang seperti yang diharapkan. Penyebab yang

terpenting antara lain karena luasnya masalah itu sendiri, di samping

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

21

adanya beberapa orientasi atau tema yang mendominasi studi

mengenai masalah ini pada masa yang lalu. Tema yang dominan itu

adalah tentang efek-efek langsung media massa kepada individu dan

publik, dan mengenai apa yang disebut sebagai masyarakat dan

kebudayaan massa.

Sosiologi komunikasi massa mengkaji secara mendalam

masalah-masalah pokok yang begitu luas, mengenai interaksi media

massa dengan masyarakat media massa dengan institusi sosial yang

lain, dan sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial

lainnya. Selain dengan tatanan masyarakat secara keseluruhan.

c. Media Penyiaran Salah Satu bentuk Media Massa

(Morissan, 2011 : 11), media massa sebagai salah saatu

bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan

media mssa lainnya, bahkan di antara sesama media penyiaran,

misalnya antara radio dan televise, terdapat berbagai perbedaan sifat.

Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebgaai

media massa elektronik, tetapi mempunyai cirri dan sifat yang

berbeda, terlebih lagi denagn media massa cetak seperi surat kabar dan

majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi televisi dan radio

hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Secara sederhana

komunikasi massa didefinisikan komunikasi melaui media surat kabar,

majalah, radio, televisi dan film.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

22

Salah satu defiisi yang paling sederhana tentang komunikasi

massa dirumuskan Bitter (dalam Morissan 2011 : 21) mengatakan

komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang.

Secara teknis, kita dapat merujuk empat tanda pokok atau

cirri-ciri dari komunikasi massa bila sisitem komunikasi massa

diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal Neumann

1973 (dalam Morissan, 2011 : 21) mengatakan empat hal yakni :

1. Bersifat tidak langsung, arinya harus melewati media teknis.

2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara para peserta

komunikasi.

3. Bersifat terbuka, artinya diujukan kepada publik yang tidak

terbatas dan anonim.

4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.

Dari empat tanda pokok tersebut, maka sebenarnya hanya tanda pokok

yang keempat saja yang menjadi ciri-ciri dari komunikasi massa, yaitu

mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Sedangkan tiga

tanda pokok lainnya yaitu kesatu, kedua, dan ketiga tidak hanya

menjadi system komunikasi massa saja tetapi juga berlaku pada

system komunikasi antarpribadi atau interpersonal.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

23

d. Radio Sebagai Komunikasi Massa

Radio merupakan media aktualisasi masyarakat dalam

kehidupan pada massa tertentu. Tahun ke tahun radio mengalami

perkembangan yang sangat pesat, baik dari teknologi yang digunakan

maupun tema yang akan diangkat. Radio juga banyak merekam

realitas kehidupan masyarakat pada umumnya. Kehadiran radio dalam

media komunikasi adalah untuk menyampaikan sebuah informasi.

Hubungan antara Radio dan masyarakat memiliki sejarah yang sangat

panjang dalam kajian para ahli komunikasi (Astuti 2008 : 40).

4. Teori Penggunaan dan Kepuasan (Use and Gratification Theory)

Teori di dalam Komunikasi massa sangat beragam, banyak teori yang

dapat menjadi acuhan sebagai pelengkap di lingkup komunikasi massa, salah

satunya yakni teori peggunaaan dan kepuasan atau juga di kenal “use

gratification theory” . Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan

individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan

tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh

berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara individu audien.

Teori ini memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen media

massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa

audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif

sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan

mengetahui serta tanggung jawab terhadap pilihan media.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

24

Kebutuhan manusia akan media juga memiliki motif yang berbeda-

beda. Dengan kata lain setiap orangm memiliki latar belakang, pengalaman dan

lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini,tetntunya berpengaruh pula kepada

pemilihan konsumsi akan sebuah media. Audien sebagai individu aktif dan

memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab atas pemilihan media yang akan

digunakan untuk memnuhi kebutuhan mereka dan mereka individu ini tahu

bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara

pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk

memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak, menggunakan media dan memilih

cara lain

Blumer dan katz dalam bukunya (Nurudin 2007 : 193 )

mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih

dan menggunakan media tersebut. Penggua media adalah pihak yang aktif

dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber

media yng paling baik di dalam usaha memnuhi kebutuhannya. Artinya teori

uses and gratification mengamsusikan bahwa pengguna mempunyai pilihan

alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini jelas merupakan

kebalikan dari teori peluru. Teori peluru media sangat aktif dan all powerfull

sementara audien berada di pihak yang pasif. (Nurudin : 193 - 194).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

25

F. Kerangka Pemikiran

Fathoni (2006: 140) mengatakan, Kerangka berpikir adalah keragka

rujukan yang melandasi pola piker dalam menganalisis data dan masalah

permasalahan yang diteliti, berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh

para pakar atau evidensi ilmiah dari peneliti terdahulu. Adapun menurut

Riduwan (2009:46) menggambarkan alur pemikiran penelitian dan

memberikan penjelasan pada pembaca dari suatu penelitian, dari uraian teori

mengenai permasalahan.

Uraian pengertian kerangka berpikir diatas menurut para pakar

penulis mengkaitkan antara latar belakang masalah penggunaan teori dan

rumuan masalah, maka dapat di buat bagan kerangka pemikiran sebagai

berikut :

Gambar 1.4

Alur Kerangka Berfikir

Siaran Berita Radio

LPP RRI

Program Acara

Lintas Pagi Persepsi masyarakat

Proses Produksi

Berita LPP RRI

Surakarta

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

26

Keterangan:

Proses produksi penyiaran berita LPP RRI Surakarta dibuat dengan

mempertimbangkan minat masyarakat. Artinya, minat memberikan kontribusi

dalam penyusunan format berita yang direalisasikan dalam siaran acara

berita. Salah satu siaran berita di LPP RRI Surakarta adalah program Lintas

Pagi. Out put siaran berita LPP RRI Surakarta akan di dengar dan dinikmati

oleh masyarakat. persepsi mempengaruhi kemauan dan intensitas masyarakat

dalam mendengar program siaran buletin Lintas Pagi.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif

kualitatif, berdasarkan metode yang digunakan peneliti melakukan tahap

pendekatan penelitian terdiri dari :

1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan

pengamatan, lokasi yang akan digunakan sebagai objek penelitian.

yaitu LPP RRI Surakarta penulis jadikan objek penelitian karena

RRI merupakan lembaga penyiaran publik yang secara literatur

dikenal sebagai radio publik.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

27

b. Program Siaran Lintas Pagi

Program acara Lintas pagi salah satu progrm siaran yang berisi berita

dan informasi actual yang hangat dibicarakan publik, keunggulan

siaran ini yakni lebih cepat dari media cetak yang mana hadir lebih

awal yakni pukul 0.6.00 WIB, penulis nantinya meneliti data dan

informasi yang sesuai dengan masalah dan objek penelitian.

c. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan waktu pelaksanaan penelitian dengan

membuat tabel sebagai berikut :

Tabel 1.3 Perencanaan Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan / tahun

Juli

14

Agt

14

Sep

14

Nov

14

Des

14

1 Studi Kepustakaan

2 Pengumpulan Data

3 Pengambilan Data

4 Pengujian Data

5 Pembuatan Laporan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

28

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, Fathoni (2006 : 97 ) mengatakan,

penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan

pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu.

Penelitian semacam ini landasan teori mulai di perlukan tetapi bukan

digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran

terhadap gejala yang akan diamati dan akan di ukur.

3. Subjek dan Informan Penelitian

a. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Subsi liput berita dan dokumentasi RRI Surakarta dan penyiar buletin

Lintas pagi.

b. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian adalah orang yang dapat

memberikan informasi tentang subjek penelitian yaitu pendengar, Kasi

pemberitaan RRI Surakarta, penyiar program siaran Lintas pagi, dan

pendengar aktif RRI, sehingga dengan pendengar aktif sangat efektif

untuk dijadikan informan/ narasumber.

4. Sumber Data

a. Kata-kata dan tindakan

Kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

29

catatan tertulis atau melalui perekam video/audio tapes, pengambilan

foto atau film.

b. Sumber tertulis

Sumber tertulis ialah sumber di luar kata dan tindakan, sumber

data tertulis ini dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah,

sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

c. Foto

Foto menghasilkan data deskirptif yang cukup berharga dan

sering digunakan untuk menelaah segi-segi objektif yang hasilnya

sering dianalisis secara induktif. Kategori foto yang dapat

dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan

orang dan foto yang dihasilkan peneliti itu sendiri (Lexy J Moeloeng,

2008 : 157-160).

5. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan, 2009 : 69) mengatakan, metode pengumpulan data ialah

teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Metode cara atau teknik menunjuk suatu kata yang

abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat

penggunaannya melalui, angket, wawancara, pengamatan, ujian test,

dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau

gabungan dari teknik yang ada berdasarkan permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan latar belakang dan permasahan penelitian ini, penulis

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

30

menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara, Berikut

pengertian teknik pengumpulan data observasi dokumentasi wawancara :

a. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi di tujukan untuk memperoleh data langsung dri tempat

penelitian, meliputi buku-bukuk yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan,

dri penjelasan di atas., penulis menggunakan data-data dokumnetasi

sebagai pelengkap, bertujuan data yang doperoleh lebih mendalam

dan akurat.

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, wawancara

digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

mendalam dan jumlah responden sedikit. Situasi wawancara

berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan

tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara

merasa canggung untuk mewawancarai dan respondenpun enggan

untuk menjawab pertanyaan. Berdasarkan sifat pertanyaan,

wawancara dapat dibedakan menjadi :

1) Wawancara Terpimpin

Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar

pertanyaan yang telah disusun.

2) Wawancara Bebas

Wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara

dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan

penelitian sebagai pedoman. Kebaikan wawancara bebas adalah

responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa responden

sedang diwawancarai.

3) Wawancara Bebas Terpimpin

Wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas

dan wawancara terpimpin, dalam pelaksanaanya wawancara

membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang

hal-hal yang akan ditanyakan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

31

Sedangkan pengertian observasi dan wawancara menurut Fathoni

(2006 : 104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi

disebut pengobservasi (observer), sedangkan pihak yang diobervasi

disebut terobservasi (observee).

Wawancara menurut Fathoni (2006 : 105), adalah teknik

pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu

arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan

jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

d. Trianggulasi

Sugiyono (2011 : 330) menyatakan, trianggulasi merupakan

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari teknik

pengumpulan data dan sumber data yang ada. Maka peneliti dengan

teknik ini dapat mengumpulkan sekaligus menguji kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara dokumentasi untuk

sumber data yang sama secara serempak. Trianggulasi sumber berarti,

untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

32

Lebih jelasnya dalam teknik trianggulasi data dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 1..5 Pengumpulan data trianggulasi

Sumber : (Sugiyono,, 2011 : 330).

4. Validitas Data

Teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam

penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Patton dalam Sutopo (2006:

92) mengatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu (1)

trianggulasi data (data trianggulation), (2) trianggulasi peneliti

(investigatos trianggulation), (3) trianggulasi metodologis (methodological

trianggulation), dan (4) trianggulasi teoritis (theoritical trianggulation).

Dari empat macam trianggulasi yang ada, hanya digunakan

trianggulasi data. Trianggulasi data dalam penelitian ini yakni

membandingkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan metode yang

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

33

berbeda, yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses

perbandingan data tersebut akan menemukan kesesuaian antara data yang

satu dengan data yang lain. Apabila ada perbedaan data berdasarkan

metodenya, maka peneliti mencari mana data yang valid. Akan tetapi, data

dinyatakan sah atau memenuhi keabsahan apabila tidak ada pertentangan

antara data yang satu dengan data yang lain, atau yang diperoleh

berdasarkan observasi, wawancara, maupun dokumentasi yang saling

mendukung.

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus samai data jenuh. Degan

pengamatan secara terus menerus tersebut mengakibatkan varusasi data

tinggi sekali. Analisis data merupakan proses mencari data dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mnegorganisasikan data

kedalam kategori menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa dan

menyusun ke dalam pola (Sugiyono, 2011 : 333).

Menurut Sugiyono (2011 : 338 ) proses analisis data melalui

tiga tahap :

a. Reduksi data/data reduction

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, maka harus

dicata secara teliti dan rinci, untuk itu perlu dilakukan analisis data

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

34

melalui reduksi data . mereduksi data berarti merangkum, melmilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu, dengan demikian

data yang telah direduksi akan memebrikan gambaran yang jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya. Data yang tidak penting penulis iilustrasikan dalam

simbol-simbol seperti %,#$^@& dsb, dibuang karena dianggap

tidak penting bagi peneliti.

b. Penyajian data/data display

Setelah data telah direduksi, maka selanjutnya adalah

penyajian data, melalui penyajian data tersebut maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin

mudah dipahami .

c. Verifikasi data/data verification

Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan ini berlangsung

sejak awal penelitian hingga akhir penelitian dan merupakan proses

yang berkesinambungan dan berkelanjutan maka haruslah ada

keabsahan data. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, akan

tetapi mungkin juga tidak karena bahwa masalah dan rumusan

masalah masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada didaham lapangan. Penulis bermaksud ingin

pembaca juga dapat memahami.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/41863/5/BAB I.pdf · Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita,

35

Agar lebih jelas dari pengertian tiga tahap proses analisis data diatas,

dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.6

Ilustrasi : Reduksi data, display data dan verifikasi data

Sumber : (Sugiyono 2011 : 340).