BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

13
1 Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya pembangunan saat ini memberikan imbas bagi lingkungan. Upaya inovatif pembangunan dan perkembangan kota semakin pesat yang membawa dampak meningkatnya kebutuhan lahan untuk mengakomodasi pembangunan dan perkembangan kota. Lahan kosong potensial yang selama ini cukup tersedia menjadi semakin menurun akibat dari kebutuhan lahan yang meningkat. Tingkat pembangunan perkotaan seperti gedung gedung, perumahan, pabrik, dan lainnya banyak membabat habis lahan kota karena harus mendukung fasilitas perkotaan, mulai dari kemajuan teknologi, industri dan transportasi. Keadaan yang kurang seimbang antara manusia dengan lingkungan mengakibatkan lingkungan perkotaan hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi. Semakin tingginya pembangunan perkotaan dan banyaknya kendaraan yang dipakai oleh masyarakat menandakan pencemaran dan pemanasan global semakin meningkat. Ruang terbuka hijau sebenarnya merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan, hal tersebut berpengaruh terhadap kota dalam menyediakan ruang terbuka bagi masyarakat yang mana ruang terbuka menjadi suatu kebutuhan masyarakat sebagai tempat berkumpul, berinteraksi sosial, melepas penat, rekreasi, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan fasilitas pendukung menjadi sangat penting. Purnomo Hadi (1995) mengemukakan bahwa Ruang Terbuka Hijau merupakan sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan. Dalam makalah lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan oleh IPB bahwa RTH Kota dapat didefenisikan sebagai bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik,

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

1

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya pembangunan saat ini memberikan imbas bagi lingkungan. Upaya

inovatif pembangunan dan perkembangan kota semakin pesat yang membawa

dampak meningkatnya kebutuhan lahan untuk mengakomodasi pembangunan dan

perkembangan kota. Lahan kosong potensial yang selama ini cukup tersedia

menjadi semakin menurun akibat dari kebutuhan lahan yang meningkat. Tingkat

pembangunan perkotaan seperti gedung – gedung, perumahan, pabrik, dan lainnya

banyak membabat habis lahan kota karena harus mendukung fasilitas perkotaan,

mulai dari kemajuan teknologi, industri dan transportasi. Keadaan yang kurang

seimbang antara manusia dengan lingkungan mengakibatkan lingkungan

perkotaan hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi.

Semakin tingginya pembangunan perkotaan dan banyaknya kendaraan yang

dipakai oleh masyarakat menandakan pencemaran dan pemanasan global semakin

meningkat. Ruang terbuka hijau sebenarnya merupakan kebutuhan yang tidak

dapat diabaikan, hal tersebut berpengaruh terhadap kota dalam menyediakan

ruang terbuka bagi masyarakat yang mana ruang terbuka menjadi suatu kebutuhan

masyarakat sebagai tempat berkumpul, berinteraksi sosial, melepas penat,

rekreasi, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan fasilitas

pendukung menjadi sangat penting. Purnomo Hadi (1995) mengemukakan bahwa

“Ruang Terbuka Hijau merupakan sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang

mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan

apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan

(perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan

tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah

lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai

pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”. Dalam makalah

lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan oleh IPB bahwa “RTH Kota

dapat didefenisikan sebagai bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu

wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

2

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

introduksi) guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang

dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,

kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut”.

Ruang terbuka hijau merupakan bagian penting dalam mendukung

pembangunan perkotaan, upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana RTH

pada wilayah perkotaan menjadi kebutuhan penting akibat terbatasnya sumber

daya lahan sehingga akan ada konversi lahan hijau untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan perkotaan. Perubahan penggunaan lahan ini akan menyebabkan

terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Selain itu, “perkembangan ini akan

mengakibatkan pula keberadaan ruang terbuka hijau kota sebagai salah satu

komponen ekosistem kota menjadi kurang diperhatikan walaupun keberadaan

ruang terbuka hijau kota diharapkan dapat menanggulangi masalah lingkungan di

perkotaan” (Zoer`aini, 1995).

Tasikmalaya merupakan salah satu kota yang sedang meningkatkan

pembangunan kota. Kota Tasikmalaya merupakan kota yang terus maju dan

berkembang melakukan pembangunan. Banyaknya investor berdatangan untuk

membangun perkotaan karena adanya potensi yang dimiliki Kota Tasikmalaya

karena merupakan kota yang paling berkembang dan menjadi pusat

perekonomian di Priangan Timur Jawa Barat. Dampak positif dari adanya

pembangunan perkotaan yaitu tingkat ekonomi masyarakat meningkat, namun

disisi lain unsur ekologi kota menjadi berkurang seperti suhu udara menjadi

meningkat, dan semakin besar alih fungsi lahan perkotaan. Dampak negatif

pembangunan kota yang sangat dirasakan masyarakat saat ini paling dominan

yaitu meningkatnya suhu udara Kota Tasikmalaya, yang mana dari waktu ke

waktu suhu udara sangat panas akibat dari banyaknya pembangunan perumahan,

perhotelan, pusat perbelanjaan, dan lainnya yang banyak membabat habis lahan

terbuka.

Disaat tergolong ke dalam perkotaan besar, Kota Tasikmlaya sudah

seharusnya memiliki banyak ruang terbuka bagi masyarakat. Sejauh ini, hampir

menginjak 17 tahun, Kota Tasikmalaya masih kurang dalam membangun fasilitas

ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi masyarakat secara bebas. Sedikitnya

masyarakat yang melakukan kegiatan di Ruang Terbuka Hijau publik, karena

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

3

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

masih terbatasnya sarana dan prasarana fasilitas RTH yang disediakan oleh

pemerintah. Kota Tasikmalaya sebelumnya hanya memiliki alun-alun dan

lapangan dadaha yang di bangun pada masa pemerintahan Kabupaten

Tasikmalaya. Sampai usia remajanya, Kota Tasikmalaya baru membangun

kembali satu ruang terbuka hijau yaitu Taman Kota Tasikmalaya seluas 0,44ha,

sehingga masih sedikitnya pengadaan RTH untuk sebuah Kota yang dibilang

paling berkembang di Priangan Timur.

Data menunjukan bahwa terdapat 5 Taman di Tasikmalaya yaitu Taman Kota

Tasikmalaya dengan luas 0,44ha, Taman Alun –Alun dengan luas 1,5ha, Taman

Dadaha dengan luas 0,6ha, Taman Warga Cigeureung 0,159ha, dan Taman

Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang

Tata Ruang, pada salah satu pasalnya mewajibkan “setiap Kota dan Kabupaten

yang ada di Indonesia memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 persen

dari luas Kota, yaitu 20 persen RTH yang dibangun pemerintah untuk kepentingan

publik, dan 10 Persen RTH privat yang diwajibkan pemerintah untuk dibuat atau

dimiliki oleh setiap rumah”. Sehingga sesuai dengan tujuan pembentukan ruang

terbuka hijau dalam wilayah perkotaan yaitu; 1) Meningkatkan mutu lingkungan

hidup perkotaan dan sebagai sarana pengamanan lingkungan perkotaan, 2)

Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna

bagi kepentingan masyarakat. Salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang ada di

Kota Tasikmalaya yaitu taman kota. “Taman merupakan sebidang lahan yang

ditata dengan pengelolaan dan pemeliharaan sehingga mempunyai keindahan atau

estetika, kenyamanan, dan keamanan terutama bagi pemilik dan penggunanya”

(Arifin dan Arifin, 2005).

Pemerintah Kota Tasikmalaya saat ini tengah gencar membangun fasilitas

publik yang ramah lingkungan dan bermanfaat untuk masyarakat. Taman kota

dapat menjadi poin penting dalam perencanaan sebuah kota, karena selain

berfungsi untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan, taman kota dapat menjadi

sarana interaksi di dalam lingkungan masyarakat perkotaan yang cenderung

mengarah pada individualis. Taman dadaha merupakan salah satu ruang terbuka

hijau yang berada di Kota Tasikmalaya, karena pada saat itu hanya Taman Dadaha

dan Taman Alun - Alun yang menjadi satu – satunya taman kota, pengelolaan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

4

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

taman dadaha pun belum optimal karena pemerintah dan masyarakat belum

merasakan pentingnya ruang terbuka hijau kota sehingga keberadaan taman pun

kurang dikelola dengan baik dan dibiarkan seadanya, sehingga sedikitnya peminat

untuk berkunjung ke Taman Dadaha dan Taman Alun - Alun. Kondisi taman pada

awalnya kurang menarik dan belum cukup berkembang karena hanya terdapat

sarana olahraga, stadion, semak, dan lahan pesawahan yang belum dikelola

dengan baik untuk perencanaan dan pengembangan taman oleh pemerintah.

Pada saat ini perbaikan Taman Dadaha berhasil dikembangkan oleh

pemerintah kota hasil dari program pengembangan Kota hijau (P2PH) di Kota

Tasikmalaya yang merupakan sebuah langkah menuju kota berkelanjutan. Taman

dadaha ini terletak di pusat kota yang letaknya strategis sehingga saat ini banyak

dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan aktivitas – aktivitas sosial, karena

fasilitas kawasan dadaha yang beragam dan telah dibenahi mulai dari sarana

olahraga, gedung kesenian, lapangan terbuka, stadion, tempat duduk, area

bermain, taman, dan kawasan kuliner. Hal ini menjadikan taman dadaha

mempunyai daya tarik dan nilai lebih bagi masyarakat untuk mengunjungi taman

dadaha. Masyarakat yang mengunjungi taman dadaha banyak memanfaatkan

fasilitas – fasilitas yang ada, baik itu berolahraga, berinteraksi sosial, berdagang,

menikmati suasana, dan lainnya. Sehingga saat ini banyak pengunjung datang

menikmati fasilitas Taman Dadaha dibandingkan sebelumnya, baik itu pada hari

kerja maupun akhir pekan.

Kehidupan bersosial tentu tidak akan lepas dari masyarakat dan interaksi

sosial didalamnya. Menurut Selo Soemardjan, “pengertian masyarakat adalah

orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan”. Sedangkan

menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin, “masyarakat adalah kelompok yang tersebar

dengan perasaan persatuan yang sama”. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat

merupakan sekelompok orang yang melakukan interaksi dan hidup bersama

dalam satu komunitas yang teratur dan saling bergantung satu sama lain.

Masyarakat disini sebagai pemeran utama dalam memanfaatkan fasilitas

Ruang Terbuka Hijau Taman Dadaha, karena banyaknya yang memanfaatkan

taman sebagai ruang sosial tentunya akan tercipta suatu aktivitas sosial dari

berbagai kalangan masyarakat yang mengunjungi taman. Dengan begitu nantinya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

5

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

akan dikaji kelompok masyarakat manakah yang memanfaatkan Taman Dadaha

sebagai ruang sosial dan untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung Taman

Dadaha berdasarkan jarak tempat tinggal, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan

aktivitas yang dilakukan di Taman Dadaha, lama waktu pemanfaatan dan

frekuensi berkunjung di Taman Dadaha.

Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan Taman Dadaha sebagai ruang

publik untuk melakukan aktivitas sosial, menjadi sorotan bahasan peneliti untuk

mengkaji karakteristik masyarakat pengguna RTH. Penelitian ini penting untuk

diteliti karena kebutuhan masyarakat kota terhadap RTH terus bertambah

sementara RTHKP di Kota Tasikmalaya belum memenuhi standar kebijakan

Undang – undang Penataan Ruang. Pentingnya ruang terbuka hijau untuk dikaji

karena RTH memiliki peran yang sangat penting dalam membuat kota

berkelanjutan, serta manfaat dari adanya RTHKP bisa dirasakan oleh seluruh

masyarakat kota. Berbagai kalangan masyarakat kota maupun pendatang yang

turut memanfaatkan RTH akan dikaji karena turut menjadikan RTHKP berfungsi

sesuai tujuan dan fungsi disediakannya RTHKP oleh pemerintah. Diharapkan

penelitian ini dapat menghasilkan gambaran mengenai karakteristik masyarakat

pengguna RTH di Kota Tasikmalaya.

Melihat kondisi berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini

dilakukan untuk mengkaji “KARAKTERISTIK MASYARAKAT

PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, fokus utama masalah yang dikaji

dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi Karakteristik Masayarakat Pengguna

Ruang Terbuka Hijau Taman Dadaha Kota Tasikmalaya, yang nantinya untuk

memberikan gambaran karakteristik masyarakat pengguna RTH di Kota

Tasikmalaya. Adapun rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik masyarakat pengguna Ruang Terbuka Hijau di

Taman Dadaha dilihat dari jarak tempat tinggal?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

6

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah karakteristik masyarakat pengguna Ruang Terbuka Hijau di

Taman Dadaha dilihat dari kondisi sosial ekonomi?

3. Bagaimanakah karakteristik masyarakat pengguna Ruang Terbuka Hijau di

Taman Dadaha dilihat dari tujuan dan aktivitas masyarakat?

4. Bagaimanakah karakteristik masyarakat pengguna Ruang Terbuka Hijau di

Taman Dadaha dilihat dari lama waktu pemanfaatan dan frekuensi

berkunjung?

5. Apakah ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi pengguna Taman

Dadaha dengan tujuan, aktivitas, lama waktu pemanfaatan, dan frekuensi

berkunjung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jarak tempat tinggal masyarakat pengguna RTH di Taman

Dadaha.

2. Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menggunakan

RTH di Taman Dadaha

3. Mengidentifikasi tujuan dan aktivitas masyarakat pengguna RTH di Taman

Dadaha.

4. Mengidentifikasi lama waktu pemanfaatan dan frekuensi berkunjung yang

dilakukan masyarakat pengguna RTH di Taman Dadaha.

5. Menganalisis hubungan kondisi sosial ekonomi pengguna Taman Dadaha

dengan tujuan, aktivitas, lama waktu pemanfaatan, dan frekuensi berkunjung.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan ilmu geografi terutama mengenai

Ruang Terbuka Hijau. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah bagi

pengetahuan ilmiah dalam bidang pertamanan dan perkotaan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

7

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi dan pemerintah, sebagai informasi dalam pengambilan

kebijakan perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau.

b. Bagi masyarakat, sebagai informasi mengenai manfaat ruang terbuka

hijau sebagai ruang bagi masyarakat untuk beraktivitas.

c. Bagi peneliti lain, sebagai sumber data yang dapat dipertanggung

jawabkan dan sebagai pengembangan penelitian.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur ini berisi rincian dari masing-masing bab yang ada dalam skripsi

mulai bab I sampai bab V. Sistematika yang digunakan penulis dalam skripsi ini

mengikuti Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun 2018.

Bab I berisi mengenai pendahuluan diadakannya penelitian. Bagian pertama

adalah latar belakang diadakannya penelitian. Bagian kedua adalah merumuskan

masalah penelitian yang berisi hasil identifikasi permasalahan yang akan diteliti.

Bagian ketiga adalah tujuan diadakannya penelitian yang akan dilakukan. Bagian

keempat adalah manfaat penelitian yang berisi penjabaran secara praktis maupun

teoritis bagi berbagai pihak. Bagian kelima adalah struktur organisasi skripsi yang

memaparkan kerangka dalam skripsi ini. Selain itu, terdapat penelitian terdahulu

yang telah dilakukan.

Bab II berisi landasan teori. Tujuannya itu untuk membantu menjawab

rumusan masalah.

Bab III berisi mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menjawab

rumusan masalah. Ada beberapa bagian yang dijelaskan dalam bab ini seperti cara

pengambilan data, desain penelitian, pendekatan geografi yang digunakan

sehingga terlihat berbeda dengan keilmuan lain, populasi dan sampel penelitian,

variabel yang akan diteliti serta cara analisis untuk menjawab rumusan masalah

dalam penelitian.

Bab IV berisi mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Disusun secara

sistematis mulai gambaran lokasi penelitian hingga hasil dari analisis rumusan

masalah yang telah diteliti.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

8

Tirzsatyara Edwina, 2019 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA

TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bab V merupakan penutup dari skripsi ini. Pada bab ini disajikan penafsiran

dan pemaknaan terhadap hasil temuan di Bab IV. Terdiri dari kesimpulan dan

saran.

1.6 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun

berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan variabel penelitian ataupun metode

analisis yang digunakan. Tujuannya agar tidak ada tumpang tindih dengan

penelitian sebelumnya serta untuk meminimalisir tindakan plagiarisme. Penelitian

yang akan dilakukan mengenai “Karakteristik Masyarakat Pengguna Ruang

Terbuka Hijau Taman Dadaha Kota Tasikmalaya”. Penelitian terkait sama – sama

menjelaskan mengenai Ruang Terbuka Hijau sebagai variabel bebasnya,

sedangkan perbedaannya pada variabel terikat. Peneliti menuliskan beberapa

penelitian yang sudah dilakukan, mengenai kesamaan konsep penelitian.

Penelitian sebelumnya disajikan pada tabel 1.1 dibawah ini.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

9

Tirzsatyara Edwina, 2019

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Hasil

1 Andy Wibawa

Nurrohman

2016 Kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau

Berdasarkan Jumlah

Penduduk Di Kecamatan

Jatinangor

Kecamatan Jatinangor

belum memenuhi

ketentuan UU dalam

penyediaan RTH, dan

bahkan belum

memiliki taman kota

yang berfungsi

sebagai tempat

bermain dan

bersosialisasi antar

penduduk.

Skala Likert Mengidentifikasi

kebutuhan RTH

publik secara

kuantitatif dengan

pendekatan

terhadap populasi

penduduk terkait

standard kebutuhan

luas RTH per-

kapita.

Berdasarkan proyeksi

jumlah penduduk di

Tahun 2040, Kecamatan

Jatinangor membutuhkan

RTH Publik seluas 214,4

ha dari jumlah total

keseluruhan sebesar

360,9 ha. Angka

kebutuhan spasial RTH

untuk beraktivitas per-

orang seluas 20m2.

2 Sahid 2016 Kajian RTH Dan

Pemenuhan Kebutuhan

Oksigen Di Kampus

Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI)

Jumlah warga kampus

di UPI yang semakin

bertambah berdampak

pada beban kampus

terhadap lingkungan,

Skala Likert Mengetahui

kondisi RTH yang

terdapat di Kampus

dan pendugaan

produksi oksigen

Berdasarkan neraca

kebutuhan oksigen

kampus UPI belum

memenuhi kebutuhan

oksigen bagi kampus,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

10

Tirzsatyara Edwina, 2019

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bandung. salah satunya

kebutuhan oksigen

yang berkaitan dengan

keberadaan RTH.

yang dihasilkan

untuk mengetahui

neraca kebutuhan

oksigen kampus.

karena mengalami defisit

sebesar 994.335,41

gr/hari.

3 Wulan Sari 2017 Pengaruh Penggunaan

Rang Terbuka Terhadap

Motivasi Belajar Siswa

(Studi Kasus di SMA

Negeri 20 Bandung)

SMA Negeri 20

Bandung merupakan

sekolah yang telah

mendapatkan

penghargaan

Adiwiyata yang

merupakan kurikulum

berbasis lingkungan

yang melibatkan siswa

untuk berperan aktif

dalam pembelajaran

lingkungan hidup yng

dilakukan di ruang

terbuka, selain itu

siswa SMA Negeri 20

Deskriptif

Kuantitatif

Mengetahui (1)

bagaimanna

penggunaan ruang

terbuka di SMA

Negeri 20

Bandung, (2)

bagaimana

motivasi belajar

siswa di SMA

Negeri 20

Bandung, (3)

seberapa besar

pengaruh

penggunaan ruang

terbuka terhadap

Terdapat pengaruh

positif antara

penggunaan runag

terbuka di sekolah

terhadap motivasi belajar

siswa SMA Negeri 20

Bandung sebesar 12%.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

11

Tirzsatyara Edwina, 2019

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bandung memiliki

motivasi yang belajar

yang baik.

motivasi belajar

siswa.

4 Eva Etiningsih 2016 Fungsi Taman Kota

sebagai Ruang Publik

(Studi di Taman Merdeka

Kota Metro).

Metro mengalami

perkembangan yang

begitu pesat hingga

saat ini menjadi kota

terbesar kedua setelah

Kota Bandar

Lampung. Secara

institusional Kota

Metro berusaha untuk

menyediakan fasilitas

publik berupa taman

kota sebagai wujud

dari kepedulian

terhadap lingkungan.

Taman Merdeka

merupakan ruang

Metode

Kualitatif

dengan

pendekatan

fenomologis

Mengetahui

bagaimana fungsi

Taman Merdeka

bagi masyarakat

sebagai ruang

publik di Kota

Metro.

Hasil penelitian diketahui

bahwa Taman Merdeka

memiliki fungsi

ekonomi, fungsi wahana

interaksi, fungsi

lingkungan, fungsi

pendidikan, fungsi

rekreasi, fungsi transit,

dan fungsi kesehatan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

12

Tirzsatyara Edwina, 2019

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

publik yang sengaja

disediakan oleh

pemerintah yang

ditujukan untuk

kepentingan

masyarakat.

Pemerintah telah

menyediakan lokasi

berupa ruang publik

dan lokasi ini akan

bisa disebut sebagai

ruang publik jika

digunakan oleh

masyarakat untuk

melakukan berbagai

macam aktivitas.

5 Widyastri

Atsary Rahmy

2012 Kebutuhan Ruang

Terbuka Hijau Kota pada

Kawasan Padat, Studi

Ruang terbuka hijau

kota merupakan

pertemuan antara sistem

Metode

analisis

survey.

mengidentifikasi

kebutuhan ruang

terbuka hijau kota

proporsi kebutuhan ruang

terbuka hijau kota pada

suatu kawasan mungkin

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/44107/2/S_GEO_1405780_Chapter1.pdf · Revolusi Mental dengan luas 0,12ha. Dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,

13

Tirzsatyara Edwina, 2019

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENGGUNA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN DADAHA KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kasus di Wilayah

Tegallega, Bandung.

alam dan manusia pada

wilayah perkotaan. Saat

ini proporsinya semakin

berkurang seiring

peningkatan populasi

dan kepadatan

penduduk, sehingga

mengakibatkan

terganggunya

keseimbangan antara

kedua sistem tersebut.

pendekatan

urban

landscape

ecology

pada kawasan studi

yang memiliki

karakter sebagai

kawasan terbangun

padat

berbeda dengan kawasan

lainnya walaupun berada

dalam satu wilayah

perkotaan