BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing...

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era Globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dunia bisnis bertambah ketat. Pertumbuhan lingkungan bisnis yang semakin cepat dan kritis membuat perusahaan harus meningkatkan kualitas perusahaan. Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan harus melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu Negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional. Insonesia merupakan salah satu Negara yang banyak memiliki perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat terbuka, maka dari itu profesi akuntan publik sangat dibutuhkan. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercaya oleh masyarakat dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dari salah saji dan tidak memihak terhadap manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Di USA untuk menjadi akuntan publik harus mengantongi sertifikat yang disebut Certified Public Accountant (CPA). Laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan perusahaan dengan pihak internal maupun eksternal yang memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan untuk mempertimbangakan dan membuat keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut baik pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan haruslah menyajikan laporan yang wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan. Ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen. Untuk meyakinkan pihak luar akan kehandalan laporan keuangan tersebut (Singgih dan Bawono,2010). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era Globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dunia bisnis

bertambah ketat. Pertumbuhan lingkungan bisnis yang semakin cepat dan kritis

membuat perusahaan harus meningkatkan kualitas perusahaan. Demi

kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan harus melakukan

pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu Negara bahkan sampai

melakukan kerjasama internasional. Insonesia merupakan salah satu Negara yang

banyak memiliki perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat

terbuka, maka dari itu profesi akuntan publik sangat dibutuhkan.

Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercaya oleh

masyarakat dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik,

masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dari salah saji dan tidak

memihak terhadap manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Di USA

untuk menjadi akuntan publik harus mengantongi sertifikat yang disebut Certified

Public Accountant (CPA).

Laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang digunakan sebagai

alat komunikasi antara data keuangan perusahaan dengan pihak internal maupun

eksternal yang memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan untuk

mempertimbangakan dan membuat keputusan yang tepat bagi pemakai informasi

tersebut baik pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan haruslah

menyajikan laporan yang wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan. Ada dua

karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan

(relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa

pihak ketiga yaitu auditor independen. Untuk meyakinkan pihak luar akan

kehandalan laporan keuangan tersebut (Singgih dan Bawono,2010). Laporan

keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat

dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

2

Dewasa ini peran auditor telah menjadi pusat penelitian mengingat

pentingnya peran auditor. Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus

berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Auditor kerap kali dianggap sebagai penyebab kegagalan recovery ekonomi

global. Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam

meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang membuat

masyarakat semakin meragukan keberadaan auditor.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya akuntan publik yang

melakukan kewajibannya tidak sesuai dengan standar yang ada. Sehingga

menghasilkan kualitas audit yang mereka hasilkan dipertanyakan oleh para

pemakai keuangan baik pihak internal maupun eksternal.

Berbagai fenomena yang terjadi membuat masyarakat meragukan profesi

akuntan publik baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu kasus yang sangat

menggemparkan dunia yaitu skandal Enron yang melibatkan Kantor akuntan

publik Arthur Anderson (AA). Hampir semua kalangan masyarakat yang

menganggap auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam

masalah ini. Enron Corporation merupakan perusahaan energi terbesar di

Amerika berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat yang bergerak pada industri

energi. Namun pada akhir 2001 Enron menjadi sorotan masyarakat luas karena

telah melakukan penipuan akuntansi yang sistmatis. Kasus ini merupakan

kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS). Independensi

audiotor merupakan salah satu pemicu dari permasalahan tersebut.. Karena

Arthur Anderson (AA) telah melakukan tugasnya selama 20 tahun. Hal ini

memunculkan dugaan bahwa tugas audit yang terlalu lama yang dilakukan

seorang auditor akan terikat secara emosional dan menurunkan

independensinya. Terdapat beberapa kasus yang melibatkan Kantor akuntan

publik di Indonesia, diantaranya tersaji dalam Tabel 1.1

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

3

TABEL 1.1

Daftar kasus yang melibatkan profesi akuntan publik di Indonesia

No Pihak yang Terlibat Tahun Kasus

1. Akuntan Publik Selamat

Sinuraya dan Irawati Kusumadi

2004 AP dan KAP tersebut telah

melanggar ketentuan Pasal

24 pasal tersebut dimaksud

mewajibkan AP dan KAP

mematuhi standar

profesional AP, kode etik

dan Standar audit kinerja,"

2. Drs. Ketut Gunarsa 2007 Sanksi pembekuan izin

diberikan karena AP

tersebut melakukan

pelanggaran terhadap

Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP)

dalam pelaksanaan audit

atas laporan keuangan

Balihai Resort and Spa

untuk tahun buku 2004 yang

berpotensi berpengaruh

signifikan terhadap Laporan

Auditor Independen.

3. Akuntan Publik bernama

Suhartati Suharso, Amir Hadyi

Nasution dan Lauddin Purba

2008 Ketiga AP itu telah

melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan pasal

40 Peraturan Menteri

Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 yang

berpotensi berpengaruh

cukup signifikan terhadap

laporan auditor independen.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

4

4. Akuntan Publik bernama Biasa

Manepu

2010 Hasil pemeriksaan

keterangan tersangka

dengan saksi Biasa Sitepu

terungkap ada kesalahan

dalam laporan keuangan

perusahaan Raden Motor

dalam mengajukan

pinjaman ke BRI. Biasa

Manepu diduga terlibat

dalam kasus korupsi kredit

macet.

(www.kompas.com), (www.finance.detik.com) dan (www.bpkp.go.id)

Dari berbagai kasus tersebut membuat turunnya eksistensi profesi

akuntan publik. Kualitas audit pun mulai dipertanyakan , apakah laporan

keuangan yang sudah diaudit oleh seorang auditor sudah dapat diyakini

kehandalannya atau belum.

Jasa audit menurut (Mulyadi,2002 : 5-6) mencangkup pemerolehan dan

penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang

berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang

memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang

dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor

menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan

hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam

menghasilkan jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan positif atas asersi

yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis.

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor

pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran

yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan

keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor

berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan

(Elfarini, 2007). Jadi untuk mendapatkan kualitas audit yang baik diperlukan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

5

beberapa faktor yang mempengaruhi seperti akuntabilitas, independensi, dan

due professional care. kualitas audit merupakan probabilitas auditor untuk

menemukan kesalahan yang ada pada laporan keuangan klien dan

melaporkannya dalam laporan auditan. Kualitas audit perlu ditingkatkan supaya

laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan lebih berkualitas sehingga

kepercayaan para pengguna laporan keuangan dan masyarakat pun meningkat

(Burhanudin,2016). kualitas audit adalah kemungkinan seorang auditor dapat

melihat kesalahan dan kecurangan yang terjadi dalam sistem akuntansi kliennya

dan kualitas audit bisa diukur dengan tingkat kepatuhan auditor terhadap

standar atau kriteria yang berlaku. Berbagai hal yang dapat menunjang

kualitas audit adalah profesionalisme, independensi, adanya regulasi, ukuran

KAP, serta faktor psikologis lainnya yang dapat memotivasi auditor untuk

melakukan pekerjaannya dengan baik seperti akuntabilitas (Bustami, 2013).

Akuntabilitas adalah dorongan psikologi atau kejiwaan yang mana bisa

mempengaruhi individu untuk mempertanggungjawabkan tindakannya serta

dampak yang ditimbulkan akibat tindakannya tersebut kepada lingkungan dimana

individu tersebut melakukan aktivitasnya (Burhanudin,2016). Jadi auditor wajib

untuk menjaga perilaku etis mereka kepada profesi, masyarakat dan pribadi

mereka sendiri untuk bertanggungjawab untuk menjadi objektif dan menjaga

integritasnya menjadi kompeten. Menurut (singgih dan Bawono,210) akuntabilitas

secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian yang sama juga

terdapat dalam (Bustami,2013) yang menunjukan bahwa variabel akuntabilitas

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.

Independensi dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu

mempertahankan sikap mental independensi di dalam memberikan jasa

professional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang

ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Sikap mental independen tersebut

harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in

appearance) (Halim, 2008 ; 34). Auditor dalam memberikan opini atas kewajaran

laporan keuanagan, dituntut untuk independen . Auditor harus jujur kepada para

pemakai laporan keuangan baik pihak internal daupun pihak eksternal. (Singgih

dan Bawono,2010). Dan (Bustami:2013) menyatakan Independensi berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

6

Selain akuntabilitas dan independensi, Due Professional Care sangatlah

penting untuk mencapai kualitas audit yang diinginkan. Setiap profesi tanpa

terkecuali sangat memperhatikan kualitas audit untuk memenuhi kewajibannya

kepada para pemakai jasanya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik. Due Professional Care

merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh auditor menurut (Singgih dan Bawono

2010) Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan

seksama. Due professional care berpengaruh signifikan positif terhadap

kualitas audit. Hal ini berarti bahwa auditor yang dapat mengimplementasikan

due professional care dalam pekerjaan auditnya dengan baik, maka hasil

audit yang dihasilkan akan makin berkualitas (Nirmala dan

Cahyonowati,2013). Menurut (Ratha dan Ramantha,2015) Due professional

care berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti termotivasi

untuk melakukan penelitian mengenai kualitas audit mengingat pentingnya bagi

akuntan publik dan auditor. Maka dari itu peneliti menggabungkan beberapa

variabel yang ada untuk mengetahui hasil yang didapat, apakah akan sama

dengan penelitian sebelumnya atau hasilnya akan berbeda. Berdasarkan uraian

diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh

Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

(Studi Pada Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar)”

1.2 Pokok Permasalahan

Sebagai seorang auditor, dalam pekerjaannya melakukan pemeriksaan

keuangan pada sebuah perusahaan harus taat pada standar profesional

akuntan publik (SPAP), maka dalam hal ini auditor juga harus memenuhi

Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional Care agar dapat memberikan

kepuasan informasi kinerja perusahaan kepada pemilik entitas.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Denpasar.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

7

2. Apakah Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Denpasar.

3. Apakah Due Professional Care berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar.

4. Apakah Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional Care

berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Denpasar.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Akuntabilitas terhadap kualitas audit

Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Independensi terhadap kualitas audit

Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar.

3. Untuk Mengetahui pengaruh variabel Due Professional Care terhadap

kualitas audit Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar.

4. Untuk Mengetahui pengaruh variabel Akuntabilitas, Independensi, dan

Due Professional Care terhadap kualitas audit Pada Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini,

antara lain:

1. Kegunaan Teoritris

a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran,

gambaran wawasan dan memberikan kajian terhadap

perkembangan teori mengenai pengaruh Akuntabilitas,

Independensi, dan Due Professional Care terhadap kualitas audit.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kinerja auditor serta

dapat menambah pengetahuan akuntansi khusunya auditing

dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh Akuntabilitas,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

8

Independensi, dan Due Professional Care terhadap kualitas

auditnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi Kantor

akuntan publik (KAP) di Denpasar terutama untuk mengetahui

pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional Care

terhadap kualitas audit. Sehingga kantor akuntan publik dapat

mengevaluasi apa yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat

menghindari perilaku menyimpang auditor di masa yang akan

datang sehingga menciptakan kualitas audit yang lebih baik .

b. Penuilis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan

dalam menilai dan mengevaluasi kinerja auditor, serta usaha-

usaha yang dilakukan untuk terus mengembangkan profesi

akuntan publik.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan

praktek seperti otoritas pembuat aturan (BAPEPAM) maupun

standard profesi akuntan publik (IAI) sebagai bahan acuan dalam

mengidentifikasi apakah akuntabilitas, independensi dan due

professional care digunakan sebagai alat untuk menjaga kualitas

auditor.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan

pertanggungjawaban antara perusahaan (manajemen) dan para pemiliknya atau

pihak lainnya. Laporan keuangan menggambarkan kondisi dan posisi keuanngan

serta hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu (Maria, 2017 : 39)

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai

pihak (Halim,2008 :59).

Laporan keuangan adalah catatan keuangan mengenai aktivitas

perusahaan atau organisasi selama kurun waktu tertentu (suatu periode

akuntansi/satu tahun) yang memperlihatkan kondisi pada kurun waktu tersebut

dan dipergunakan sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

(Ariefiansyah dan Utami, 2013 :3)

Tujuan laporan keuangan dari pelaporan keuangan menurut (Herry,2013)

adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam

pengambilan keputusan investasi dan kredit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir

untuk mengkomunikasikan suatu informasi tentang posisi keuangan perusahaan

selama kurun waktu tertentu (suatu periode akuntansi/satu tahun) dan

pertanggungjawaban antara perusahaan (manajemen) dan pemiliknya untuk

pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.

2.1.2 Pengertian Auditing

Laporan keuangan yang sudah diaudit akan memberikan kepercayaan

lebih dari pihak internal dan eksternal dibandingkan laporan keuangan yang belum

diaudit. Karena jika laporan keuangan sudah diaudit maka akan menyajikan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

10

laporan keuangan yang bebas dari salah saji material. Akuntan publik pada

akhirnya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan.

ASOBAC (A Statement Of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan

auditing sebagai : suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi

bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-aseersi tentang berbagai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi

tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya

kepada para pemakai yang berkepentingan (Halim, 2008 :1)

Menurut (Sukrisno Agoes,2004:3) auditing adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap

lapotran keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan tersebut.

Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering

dilakukan auditor independen. Hal ini disebabkan audit laporan keuangan dapat

meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan yang dihasilkan

perusahaan. Laporan keuangan yang berguna bagi pembuatan keputusan adalah

laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan berkualitas bila memenuhi

kriteria relevansi atau keberpatutan (relevance) dan reliabilitas atau keterandalan

(reability). Kriteria reliability bertumpu pada keterujian (verifiability), kenetralan

(neutrality), dan ketepatan penyimbolan (representation faithfulness). Para

pemakai laporan keuangan melihat laporan auditor independen untuk memastikan

bahwa laporan keuangan yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tersebut.

Mereka menjadi lebih yakin terhadap kualitas laporan keuangan suatu perusahaan

yang telah diaudit (Halim,2008 :59).

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan

dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat

kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(Sunarto,2003:16-17).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

11

Jadi auditing merupakan pemeriksaan untuk menghimpun dan

mengevaluasi buki-bukti secara obyektif oleh pihak independen dan

mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sehingga

laporan keuangan yang sudah diaudit dapat meningkatkan kepercayaan para

pemakai laporan keuangan dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan tersebut

2.1.3 Tujuan Audit

Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Untuk mencapai tujuan ini

auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti

kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor

perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk

setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut,

auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan

bagaimana cara menghimpun bukti tersebut (Halim, 2008 :155)

2.1.4 Jenis-jenis audit

Menurut (Sunarto,2003: 17-19) Auditing pada umumnya dikelompokan

menjadi 3 golongan, yaitu : audit laporan keuangan, audit kesesuaian, dan audit

operasional.

1. Audit Laporan Keuangan

Audit Laporan Keuangan menentukan apakah keuangan sebagai

keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan

sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria yang

digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit

lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang diperiksa biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, termasuk

catatan kaki.

Audit Laporan Keuangan adalah laporan yang akan digunakan oleh

berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Pemakaian laporan keuanagn

berkeyakinan bahwa audit tidak cukup memberi informasi sesuai

dengan tujuan yang bersangkutan, maka pemakaian bisa mencari

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

12

informasi tambahan. Contoh, suatu audit umum atas suatu perusahaan

bisa memberi informasi keuangan yang memadai bagi seorang bankir

yang sedang mempertimbangkan pemberian pinjaman pada suatu

perusahaan, tetapi suatu perusahaan yang sedang

mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan perusahaan

yang diaudit juga perlu mengetahui tentang harga pengganti aktiva

tetap dan informasi lain yang relevan untuk pengambilan keputusan.

Perusahaan tersebut bisa menggunakan auditornya sendiri untuk

mendapatkan informasi tambahan yang diperlakukannya.

Perusahaan sebagian besar ditekankan pada audit atas laporan

keuangan perusahaan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik,

namun pengertian umum perlu dipahami agar tidak terjadi

kesalahpahaman dan dimengerti perbedaanya satu sama lain.

2. Audit kesesuaian

Audit kesesuaian adalah menentukan apakah yang diaudit telah

mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang, audit

kesesuaian dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di

bidang akuntansi telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan

perusahan, mengkaji ulang tariff upah yang disesuaikan, atau

memeriksa perjanjian yang dibuat dengan pemberi pinjaman, dan

memastikan perusahaan telah mematuhi semua perjanjian.

Hasil audit kesesuaian dilaporkan kepada pihak tertentu yang lebih

tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan

keada pihak-pihak di luar perusahaan. Manajemen merupakan pihak

yang paling berkepentingan atas hasil audit kesesuaian, dibandingkan

dengan pihak-pihak lainnya. Sebagian besar pekerjaan audit semacam

ini dapat dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi yang

bersangkutan. Audit kesesuaian dapat juga dilakukan oleh auditor yang

ditunjuk dari luar organisasi.

3. Audit operasional

Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari

prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan

untuk mengevaluasi efesiensi dan efektifitas. Hasil akhir dari suatu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

13

auditor operasional berupa rekomendasi kepada manajemen untuk

perbaikan operasional.

Mengingat banyaknya bagian yang efektivitas operasionalnya bisa

dievaluasi, maka tidak mungkin untuk merumuskan karakteristik

pelaksanaan audit untuk suatu audit operasional. Auditor mungkin

diperlukan untuk mengevaluasi efesien aliran dokumen dalam

memproses penjualan. Audit operasional, pengkajian tidak hanya

terbatas akuntansi, tapi juga struktur organisasi, operasi komputer,

metode produksi, pemasaran, dan bidang lain.

Efesiensi dan efektivitas jauh sulit untuk dievaluasi secara objektif

bila dibandingkan dengan penyajian laporan keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi berlaku umum. Perumusan kriteria untuk

mengevaluasi informasi kuantitatif dalam suatu audit operasioanal

sangat bersifat subjektif. Sehingga audit operasional lebih miring suatu

konsultan manajemen daripada suatu pekerjaan audit.

2.1.5 Standar Auditing

Menurut (Halim, 2008 :47-49) Auditor sangat berkepentingan dengan

kualitas jasa yang diberikan. Untuk mengukur kualitas pelaksanaan audit maka

diperlukan suatu kriteria. Standar auditing merupakan salah satu ukuran kualitas

pelaksanaan auditing. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan

mengesahkan standar auditing yang terdiri atas sepuluh standar. Standar auditing

merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana

mestinya. Standar auditing ini harus diterapkan dalam setiap audit atas laporan

keuangan yang dilakukan auditor independen. Standar ini dapat diterapkan tanpa

memandang ukuran besar-kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis

industri, maupun apakah itu organisasi bisnis yang berorientasi laba mauppun

organisasi nirlaba. Setiap standar dalam standar auditing ini saling berkaitan erat

dan saling tergantung antara yang satu dengan yang lain. Standar tersebut

dengan segala bahasanya dituangkan kedalam sebuah buku yaitu buku Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) Secara lengkap, seperti tercantum dalam

Standart Profesional Akuntan Publik, standar auditing adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

14

1. Standar Umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan

jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern

harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,

saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai

dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Laporan audit harus menunjukkan, jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan

dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan maka alasannya

harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor harus dikaitkan dengan

laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

15

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor yang

dilaksanakan jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul

oleh auditor.

2.1.6 Kualitas Audit

Menurut (Sari,2011) Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat

dicapai jika auditor menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit,

bersikap bebas tanpa memihak (Independent), patuh kepada hukum serta

mentaati kode etik profesi. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah

pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik,

mengatur segala hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi

dalam sikap mental.

Menurut (Agustina, 2016) Kualitas audit diantaranya terjadi apabila auditor

bekerja sesuai standar profesional yang ada. IAPI berwenang menetapkan

standar auditing dan aturan yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota dan

akuntan publik termasuk auditor independen. Dalam pelaksanaan pemeriksaan di

Indonesia IAPI menetapkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). SPAP

adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan

dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia. Standar-standar yang

tercakup dalam SPAP adalah standar auditing, standar atestasi, standar jasa

akuntansi dan review, standar jasa konsultan dan standar pengendalian mutu.

Kualitas audit dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar

dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (Independent),

patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang mengatur standar umum

pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala hal yang berhubungan

dengan penugasan, independensi dalam sikap mental.

2.1.7 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah dorongan kejiwaan atau psikologi yang bisa

mempengaruhi seseorang untuk mempetanggungjawabkan tindakannya dan

akibat yang ditimbulkannya kepada lingkungan dimana tempat seseorang

tersebut melakukan aktivitasnya(Bustami,2013). Akuntabilitas adalah dorongan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

16

psikologi atau kejiwaan yang mana bisa mempengaruhi auditor untuk

mempertanggungjawabkan tindakannya serta dampak yang ditimbulkan akibat

tindakannya tersebut kepada lingkungan dimana auditor tersebut melakukan

aktivitasnya (Burhanudin,2016). Akuntabilitas diartikan sebagai persyaratan dalam

melakukan pembenaran supaya orang bertanggung jawab terhadap pertimbangan

yang dibuat. Apabila orang disuruh untuk bertanggung jawab atas keputusan yang

dibuatnya, maka orang tersebut bekerja dengan hati0hati sehingga kemungkinan

penagmbilan keputusan bisa menjadi lebih kecil. Sebaliknya apabila tidak

diberikan persyaratan akuntabilitas maka kemungkinan orang ceroboh dalam

mengambil mkeputusan (Ratha dan Ramantha,2015).

(Burhanudin,2016) Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris

accountability yang berarti pertanggunganjawaban atau keadaan untuk

dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawab.

Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan dorongan psikolog

yang dapat mempengaruhi auditor untuk mempertanggungjawabkan tindakannya

dan dampak yang ditimbulkannya kepada lingkungan dimana auditor tersebut

melakukannya.

2.1.8 Independensi

(Mulyadi, 2002:26-27) mengemukakan bahwa independensi berarti sikap

mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak

tergantung pada orang lain”. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam

diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang

objektif, tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen

dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Disamping itu,

audiror harus pula menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan

masyarakat meragukan independensinya. Akuntan publik yang independen

haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh oleh berbagai kekuatan yang

berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya

dalam pemeriksaan.

(Kovinna dan Bettri, 2014) Independensi dalam kenyataan adalah sikap

auditor yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit. Dalam hal ini, auditor

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

17

diharuskan untuk objektif dan tidak berprasangka dalam memberikan

pendapatnya. Independen dalam penampilan dapat diartikan sebagai hasil

interpretasi pihak lain terhadap independensi auditor. Auditor akan dianggap

tidak independen apabila memiliki hubungan tertentu dengan klien yang dapat

menimbulkan persepsi dari pihak lain bahwa dirinya tidak independen dalam

menjalankan tugasnya.

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi

juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta

dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor

dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi akuntan

publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat terhadap profesi

akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

menilai mutu jasa audit (Bustami,2013)

(Burhanudin,2016) Independensi Auditor adalah sikap yang terdapat pada

diri auditor yang bebas dari pengaruh dan tekanan dari dalam maupun luar ketika

mengambil suatu keputusan ,dimana dalam pengambilan keputusan tersebut

harus berdasarkan fakta yang ada dan secara obyektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa independensi merupakan syarat penting

bagi auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan dan auditor dipercaya

sebagai pihak independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan

tersebut bebas dari salah saji material. Auditor akan dianggap tidak independen

apabila memiliki hubungan tertentu dengan klien yang dapat menimbulkan

persepsi dari pihak lain bahwa dirinya tidak independen dalam menjalankan

tugasnya.

2.1.9 Due Professional Care

Menurut (Singgih dan Bawono,2010) Due professional care merupakan hal

yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan

pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Due

professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan

keyakinan yang memadai.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

18

Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor

untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah

saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Auditor

yang cermat dan seksama akan dapat menghasilkan audit yang berkualitas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa due professional care merupakan kemahiran

profesional yang cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu untuk mempertimbangkan penelitian ini akan

dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti,

diantaranya:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan proposal penelitian

1. Burhanudin (2016)

Pengaruh Akuntabilitas Auditor dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit

Terdapat pengaruh positif dan signifikan Akuntabilitas Auditor dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit secara simultan.

Penulis menambahkan variabel Due Professional Care

2. Ratha dan Ramantha (2015)

Pengaruh Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. sedangkan Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure tidak berpengaruh.

Penulis menambahkan variabel Independensi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

19

3. Bustami (2013)

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara Independensi, akuntabilitas, dan profesionalisme terhadap kualitas audit

Penulis menambahkan variabel Due Professional Care

4. Ashari (2011)

Pengaruh keahlian, Independensi, dan etika terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara keahlian, Independensi, dan etika terhadap kualitas audit secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penulis menambahkan variabel Akuntabilitas dan Due Professional Care

5. Alim,dkk(2007)

pengaruh antara Independensi, kompetemsi terhadap kualitas audit

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara Independensi, kompetemsi terhadap kualitas audit secara simultan

Penulis menambahkan variabel Akuntabilitas dan Due Professional Care

Sumber : Jurnal dan skripsi

2.3 Kerangka Pemikiran

Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting, semakin bagus kualitas

audit maka diharapkan laporan keuangan yang telah diaudit menghasilkan kualitas

yang memeberikan kepuasan baik dari pihak internal maupun eksternal.

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variable bebas yaitu independensi, fee

audit dan etika auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di

Provinsi Bali. Maka dari itu kerangka pemikiran seperti yang terlihat pada Gambar

2.1

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

20

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H1 H2 H3

H4

Kerangka pemikiran pengaruh akuntabilitas,independensi, dan due professional

care terhadap kualitas audit (Studi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar)

Keterangan :

: pengaruh variabel secara parsial

: pengaruh variabel secara simultan (bersama)

Sumber data : data sekunder, diolah sendiri, 2017.

Akuntabilitas

(X1)

Independensi

(X2)

Due Professional

Care

(X3)

Kualitas Audit

(Y)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

21

2.4 Hipotesi Penelitian

Hipotesis merupakan sebuah dugaan, asumsi, ide atau keyakinan tentang

suatu fenomena, hubungan atau situasi, atau tentang realita yang belum diketahui

kebenarannya (Asra,dkk, 2014:53)

2.4.1 Pengaruh Akuntbilitas Terhadap Kualitas Audit

Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi yang membuat seorang

mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada

lingkungannya sedangkan independensi merupakan sikap pikiran seseorang

yang dicirikan oleh pendekatan integritas dan obyektif tugas profesional. Dengan

akuntabilitas dan independensi yang dimiliki auditor maka kualitas audit menjadi

terjamin (Burhanudin,2016).

Seorang auditor yang memiliki akuntabilitas yang tinggi maka akan

menghasilkan kualitas audit yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga

laporan keuangan yang diaudit dan laporan hasil audit yang dihasilkan

memberikan kepercayaan dan keandalan bagi pengguna laporan keuangan

dalam mengambil keputusan. Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang

dibangun adalah:

H1 : Terdapat pengaruh Akuntabilitas terhadap kualitas audit

2.4.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Independensi merupakan sikap mental auditor yang tidak terpengaruh dari

pihak manapun dan berkewajiban bersikap jujur tidak hanya terhadap manajemen

dan pemilik, tetapi juga pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai

hasil pekerjaannya.

Menurut (Sari,2011) Seluruh auditor harus independen terhadap klien

ketika melaksanakan tugas. Selain itu, auditor harus mengambil keputusan yang

konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan. Dalam

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin menghadapi

tekanan dan atau konflik dari objek yang diperiksa, berbagai tingkat jabatan,

dan pihak lainnya yang dapat mempengaruhi independensi auditor. Dalam

menghadapi tekanan atau konflik tersebut, auditor harus profesional, berdasarkan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

22

fakta, dan tidak berpihak. Auditor harus bersikap jujur dan terbuka kepada entitas

yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan. Oleh sebab itu,

independensi diperlukan agar auditor dapat mengemukakan pendapat, simpulan,

pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak

memihak kepada pihak mana pun. Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang

dibangun adalah:

H2: Terdapat pengaruh independensi terhadap kualitas audit

2.4.3 Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit

Menurut (Singgih dan Bawono,2010) Due professional care merupakan hal

yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan

pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Due

professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan

keyakinan yang memadai.

Due Professional Care merupakan hal yang sangat penting dalam

melaksanakan tugas sebagai auditor guna mencapai kualitas audit yang

memadai. Penggunaan kemahiran dan seksama dapat miningkatkan keyakinan

yang memadai bahwa laporan keuangan yang disajikan bebas dari salah saji

material. Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah:

H3 : Terdapat pengaruh Due Professional Care terhadap kualitas audit

2.4.4 Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional Care

Terhadap Kualitas Audit

Akuntabilitas sangat penting dalam diri seorang auditor, karena akuntabilitas

merupakan dorongan psikolog yang membuat seseorang berusaha

memepertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil dalam

menjalankan tugasnya sebagai auditor. Sehingga jika auditor memilki akuntabilitas

yang tinggi maka kualitas audit pun akan semakin bagus. Independensi juga taka

kalah pentingnya dalam diri seorang auditor karena jika auditor memiliki

independensi yang tinggi maka kualitsas audit semakin bagus. Dan due

professional care merupakan faktor yang sangat penting agar para pemakai

laporan keungan memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

23

yang disajikan bebas dari salah saji material. Dari penjelasan tersebut maka

hipotesis yang dibangun adalah:

H4 : Terdapat pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Due

Professional Care terhadap Kualitas Audit

2.5 Definisi Operasional

Independent variable dalam penelitian ini adalah Akuntabilitas (X1),

Independensi (X2), Due Professional Care (X3), Sedangkan dependent variable

adalah Kualitas Audit (Y).

1. Akuntabilitas (X1)

Akuntabilitas adalah dorongan psikologi yang membuat seseorang

berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang

diambil kepada lingkungannya. Dalam penelitian ini akuntabilitas diukur

dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Bustami,2013)

ada 3 (tiga) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas

yaitu seberapa besar motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan

tersebut, seberapa besar keyakinan mereka bahwa pekerjaan mereka akan

diperiksa oleh atasan, seberapa besar usaha atau daya pikir yang diberikan

untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Semua item pertanyaan diukur

dengan menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang

didapat akan dibuat skor yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3)

netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

2. Independensi (X2)

(Agustina,2016) mengemukakan bahwa independensi merupakan dasar

dari profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor akan bersikap netral

terhadap entitas, dan oleh karena itu ia akan bersikap objektif. Publik

dapat mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak serta

mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil.

Dalam penelitian ini akuntabilitas diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh (Burhanudin,2016) ada 4 (empat) indikator yaitu

Lama hubungan dengan klien, Tekanan dari klien, Telaah dari rekan auditor

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

24

dan pemberian jasa non audit. Semua item pertanyaan diukur dengan

menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat

akan dibuat skor yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju.

3. Due Professional Care (X3)

Due Professional Care merupakan hal yang sangat penting dalam

melaksanakan tugas sebagai auditor guna mencapai kualitas audit yang

memadai. Penggunaan kemahiran dan seksama dapat miningkatkan

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disajikan bebas dari

salah saji material. Menurut Due professional care merupakan hal yang

penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan

pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Due

professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional

dan keyakinan yang memadai.

Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh (Singgih dan Bawono,2010) ada 2 (dua) indikator yaitu

aspek struktrural dan aspek sikap Semua item pertanyaan diukur dengan

menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat

akan dibuat skor yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju.

4. Kualitas Audit (Y)

Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan

kepercayaan mengenai hasil audit. Dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Putra,2012) ada 2 (2) yaitu

kesesuaian pemeriksaan dengan standar akuntansi audit dan kualitas laporan

hasil audit. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala

Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu:

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat

setuju.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di Denpasar

tahun 2017 yang telah terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Kantor

Akuntan Publik yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebanyak

Sembilan kantor, yang dirinci pada Tabel 3.1 dibawah ini

Tabel 3.1

Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat

1. KAP ARNAYA & DARMAYASA Jl. Cargo Indah III A Denpasar

2. KAP BUDHANANDA MUNIDEWI Jln Tukad Irawadi no 18 a, lantai 2 & 3

3.

KAP I WAYAN RAMANTHA Jl. Rampai No.1 A Lantai 3 Denpasar

4. KAP DRS. IDA BAGUS DJAGERA Jl. Hasanuddin No.1 Denpasar

5. KAP JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN (CABANG)

Jl. Muding Indah I No.5 Kuta Utara, Kerobokan

6. KAP K. GUNARSA Jl. Tukad Banyusari Gang II No.5 Panjer, Denpasar

7. KAP Drs. KETUT BUDIARTHA, MS Jl. Gunung Agung- Perumahan Padang Pesona Graha Adhi Blok A 6 Denpasar Barat

8. KAP DRS. KETUT MULIARTHA RM & REKAN

Jl. Drupadi No.25, Renon

9. KAP RAMA WENDRA (CABANG) Jl. PB. Sudirman, Denpasar

10. KAP DRS. SRI MARMO DJOGOSARKORO & REKAN

Jl. Gunung Muria No.4 Monang-Maning, Denpasar

11. KAP Drs. WAYAN SUNASDYANA Jl. Pura Demak I Gang I.B No.8 Teuku Umar Barat, Pemecutan Kelod,Denpasar

Directory IAPI wilayah Denpasar tahun 2017

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 148) populsi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek /subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

26

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sampel

pada penelitian menggunakan Sampling Jenuh adalah seluruh auditor yang

bekerja pada KAP yang ada di wilayah Denpasar tahun 2017. Sampling jenuh atau

sensus menurut (Kurniawan,2014:83) adalah pengumpulan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel. Sering dilakukan pada kasus dimana jumlah

populasi relative kecil. Oleh karena itu, obyek atau subyek dalam penelitian ini

adalah individu yaitu auditor. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang

disajikan pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian

No Nama Kantor Akuntan Publik Jumlah Auditor

1. KAP ARNAYA & DARMAYASA 8

2. KAP BUDHANANDA MUNIDEWI 7

3. KAP I Wayan Ramantha 4

4. KAP DRS. IDA BAGUS DJAGERA 0

5. KAP JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN (CABANG)

5

6. KAP K. GUNARSA 3

7. KAP Drs. KETUT BUDIARTHA, MS 6

8. KAP DRS. KETUT MULIARTHA RM & REKAN

10

9. KAP RAMA WENDRA (CABANG) 0

10. KAP DRS. SRI MARMO DJOGOSARKORO & REKAN

20

11. KAP Drs. WAYAN SUNASDYANA 10

Total 73

Sumber : Data Primer Diolah 2017

3.3 Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Data Kuantitatif menurut (Sugiyono, 2016, 35) Kuantitatif merupakan

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa hasil skor jawaban kuisioner dari responden

pada KAP yang ada di Denpasar tahun.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

27

2. Data Kualitatif menurut (Sugiyono, 2016, 38) Kualitatif merupakan

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat,

positivism/enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

penelitian sebagai insttrumen kunvci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara tranggulasi (gabungan) analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi. Data yang digunakan dalam penelitian

ini berupa data informasi mengenai daftar KAP dan jumlah auditor

yang ada di Denpasar.

3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama, biasanya data yang belum diolah dan dicatat untuk pertama

kalinya. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah auditor yang

ada pada setiap Kantor Akuntan Publik dan pernyataan responden

dalam menjawab kuesioner pada KAP yang terdaftar di Denpasar

2016.

2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung seperti buku-buku, jurnal, skripsi dan sumber bacaan

lainnya yang memiliki relevansi dengan obyek yang diteliti. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah daftar nama-nama KAP yang

berada di Denpasar, gambaran umum , serta literature pada

berbagai perpustakaan di dalam dan di luar kampus maupun pada

took-toko buku, jurnal, skripsi ,maupun website.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat

dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penyusunan skripsi ini,

peneliti memperoleh langsung dari auditor pada Kantor Akuntan Publik di

Denpasar yang akan diteliti. Data tersebut diperoleh dengan memberikan

kuesioner yang bersifat tertutup dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

28

menurut (Sugiyono, 2016 :168) digunakan untuk mengukur sikap , pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian lapangan yang merupakan cara untuk memperoleh data primer

yang secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan untuk

memperoleh informasi dari responden adalah dengan memberikan kuesioner.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik, yaitu:

1. Teknik wawancara (Asra, dkk,2014 :107) adalah cara umum untuk

mengumpulkan informasi dari orang . Dilihat dari tingkat fleksibilitas

untuk menyampaikan pertanyaan dan wawancara. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan teknik wawancara dalam mengumpulkan

jumlah auditor yang terdapat di masing-masing KAP.

2. Kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner tertutup, yaitu

kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Kuesioner penelitian

ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisikan sejumlah

pertanyaan yang bersifat umum. Bagian kedua berisikan sejumlah

pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu

Akuntabilitas, Independensi, Due Professional Care, dan Kualitas

Audit. Kuesioner yang dikirimkan disertai dengan surat permohonan

serta penjelasan tentang tujuan penelitian yang dilakukan.

Pengumpulan data yang digunakan adalah a five point scale

kuesioner.

3.6 Instrumen Penelitian dan Pengujian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan menguukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian (Sugiyono, 2016 :178) . Sedangkan menurut (Kurniawan,2014

:27) Instrumen Penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

Responden diminta untuk melakukan rangking persepsi atas setiap item

pertanyaan atau pernyataan. Pernyataan tersebut dalam penelitian ini disajaikan

dalam sebuah kuesioner.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

29

Penelitian ini menggunakan skala likert , menurut (Asra,dkk, 2014 : 137-138)

Skala Likert adalah salah satu skala yang digunkaan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu suatu

fenomena sosial. Skala likert ini mempunyai gradasi atau tingkatan jawaban dari

sangat positif sampai sangat negative atau sebaliknya, yang dapat berupa kata-

kata antara lain:

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Berdasarkan jawaban dari daftar pernyataan tersebut, maka dapat diketahui

mengenai tingkat Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar.

Berikut kisi-kisi dari instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrument Penelitian

No Variabel Indikator No Item

1 Akuntabilitas (Bustami,2013)

1 Besarnya motivasi menyelesaikan pekerjaan

1,2,3

2 Keyakinan bhwa pekerjaan akan diperiksa atasan

4,5,6

3 Usaha atau daya pikir untuk menyelesaikan pekerjaan

7,8,9,10

2 Independensi (Burhanudin, 2016)

1. Hubungan dengan klien 1,

2. Tekanan dari klien 2,3

3. Telaah dari rekan auditor 4,5,6

4. Pemberian Jasa Non Audit

7,8

3 Due Profesional Care (Singgih dan Bawono)

1. Aspek Struktrural 1,2

2. Aspek sikap 3,4,5,

4 Kualitas Audit (Putra,2012)

1.Kesesuaian pemeriksaan dengan standar akuntansi audit

1,2,3,4,5

2. Kualitas laporan hasil audit

6,7,8,9

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

30

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kualitas data

yang terdiri dari uji validitas dan realibilitas.

1. Uji Validasi

(Menurut Sugiyono,2007:124) Pengujian validasi tiap butir digunakan

analisis item, yaitu mengkoreksi skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor. Jadi validasi digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Item yang mempunyai korelasi positif

dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa

item tersebut mempunyai validasi yang tinggi pula. Untuk menguji validasi

data dalam penelitian ini, digunakan uji korelasi Pearson correlation

dengan ketentuan jika nilai rhitung > nilai rtabel maka item pernyataan

dinyatakan valid (Kurniawan,2014:102).

2. Uji Reliabilitas

(Kurniawan,2014:102) Uji reliabilitas merupakan indeks yang

menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan

untuk memberikan hasil pengukuran relative konsisten dari waktu

kewaktu . Pengujian reliabilitas setiap variabel menggunakan teknik

cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2008 : 42).

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis kuantitaf menurut (Kurniawan,2014:110) pengujian analisis

berkaitan dengan angka, uji statistik, dan uji statistik tersebut disesuaikan

dengan rumusan atau identifikasi yang diteliti.

Gambaran umum mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan

tabel statistik deskriptif responden yang diukur dengan skala ukur interval yang

menjelaskan besarnya frekuensi absolute dan persentase jenis kelamin, umur,

posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. sedangkan untuk

memberikan deskriptif mengenai variabel independen penelitian yaitu

Akuntabilitas, independensi dan Due Professional Care, dan variabel dependen

penelitian yaitu kualitas audit.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

31

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

(Kurniawan,2014: 156-164) Metode ini digunakan untuk melihat

apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji

normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada

nilai residualnya. Dalam ghozali untuk mendeteksi normalitas data dapat

juga dengan uji Kolmogorof Smirnov dilihat dari nilai residual. Dalam

penelitian ini, uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorof Smirnov

test (K-S). Adapun dasar Uji Kolmogorof Smirnov:

1. Angka signifikansi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.

2. Angka signifikansi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

(Kurniawan,2014:157-167) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk

melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel

bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang

tinggi antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi

terganggu. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menghindari kebiasaan

dalam pengambilan kesimpulan menenai pengaruh pada uji parsial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria

untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model yaitu jika Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang

dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas multikolinearitas. Semakin

tinggi VIF, maka semakin rendah Tolerance.

3. Uji Heterosdastisitas

(Kurniawan,2014:158-171) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah terdapat ketidaksamaan variasi dari residual satu ke

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi memenuhi

persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Dalam penelitian ini, uji yang digunakan yaitu uji Glejser. Jika koefisien

parameter setiap variabel bebas tidak ada yang signifikan secara statistik

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

32

dengan tingkat kesalahan (a) sebesar 5% atau 0,05 maka persamaan

regresi terbabas dari Heterosdastisitas.

3.7.2 Uji Regresi Linear Beganda

(Kurniawan,2014:194-197) Dalam penelitian ini model yang

digunakan adalah analisis Regresi Linear berganda dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Package for Social Science). Tujuannya untuk

mengetahui pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Due Professional

Care terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Denpasar. Persamaan Regresi yang digunakan adalah :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Keterangan :

Y = Kualitas Audit

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Akuntabilitas

X2 = Independensi

X3 = Due Professional Care

e = Error

3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar variabel independen yaitu akuntabilitas, independensi, dan due

profesional care terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Dalam ouput

SPSS, koefesien determinasi terletak pada tabel model summaryb dan tertulis

Adjusted R2 Square. (Nanik,2016)Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1.

Hal ini berarti bila Adjusted R2 =0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen, bila Adjusted R2 semakin besar

mendekati, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabelk independen

terhadap variabel dependen dan bila Adjusted R2 semakin kecil mendekati 0,

maka dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · Maka dari itu praktisi dan peneliti di bidang auditing terus berusaha dalam meningkatkan kinerja auditor. Agar tidak terjadi penyimpangan yang

33

3.7.4 Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini menggunakan tiga variabel independen dan satu

variabel dependen. Untuk menguji hipotesis akan dilakukan dua uji, yaitu uji

hipotesis secara parsial untuk mengetahui hubungan masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji-

t. Uji yang kedua adalah ujian hipotesis secara simultan untuk mengetahui

hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen secara

serempak. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1. Pengujian Koefesien Regresi Parsial (Uji-t)

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat

Uji t disebut juga sebagai uji signifikasi individual.

Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan (Kurniawan,2014:212) yaitu:

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak,

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima.

2. Pengujian Koefesien Regresi Serentak (Uji-F)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersma-sama

terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan (Kurniawan,2014:210) yaitu

Jika probilitas / sig < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak,

Jika probilitas / sig > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima.