BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pendirian Pabrikeprints.ums.ac.id/42517/1/BAB I.pdf ·...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pendirian Pabrikeprints.ums.ac.id/42517/1/BAB I.pdf ·...
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang Pendirian Pabrik
Perkembangan di negara Indonesia untuk saat ini sangatlah meningkat
baik kualitas maupun kuantitas sehingga kebutuhan akan bahan baku, bahan
pembantu, maupun tenaga kerja semakin meningkat seiring berjalannya
waktu.
Indonesia adalah salah satu dari negara berkembang di dunia. Dan
Indonesia adalah salah satu dari negara penghasil minyak bumi. Karena
terbatasnya jumlah kilang yang dimiki untuk memproduksi bahan bakar
minyak (BBM), Indonesia harus mengimpor BBM guna mencukupi
kebutuhan domestik yang meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun, baik
digunakan untuk kebutuhan transportasi, industri, pembangkit listrik, dan
sebagainya. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bakar akan jauh
semakin meningkat. Sedangkan untuk cadangan minyak bumi yang dimiliki
Indonesia semakin terbatas karena merupakan produk yang tidak dapat
diperbaharui. Namun, besarnya ketergantungan akan bahan bakar yang
dibutuhkan ini tidak diimbangi dengan strategi pemerintah untuk menjamin
ketersediaan bahan bakar yang dibutuhkan demi keberlangsungan aktivitas
ekonomi dalam negeri.
Tingkat konsumsi BBM dari tahun ke tahun semakin meningkat, BBM
yang tersubsidi di Indonesia mengalami kenaikan hingga 10% per tahunnya.
Dengan tidak adanya program penghemat energi, maka cadangan minyak di
Indonesia hanya dapat hingga 20 tahun, yang artinya pada tahun 2036
cadangan minyak di Indonesia akan habis. Pemerintah pada saat ini masih
tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan bahan bakar dari pasokan lokal.
Pada kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM impor yang
semakin besar, pemakaian energi yang boros akan berdampak ke berbagai
masalah yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melihat
kondisi tersebut, pemerintah juga menetapkan rencana mengurangi
2
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
ketergantungan Indonesia pada BBM, dengan adanya Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2006 tentang “kebijakan energi nasional
untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM”.
Walaupun kebijakan tersebut menekankan bahwa penggunaan batu bara dan
gas sebagai pengganti BBM, kebijakan tersebut juga menetapkan sumber
daya yang dapat diperbaharui seperti bahan bakar nabati (BBN) sebagai
alternatif pengganti BBM.
Usaha-usaha untuk mencari dan mengembangkan sumber bahan bakar
alternatif terus dilakukan. Biodiesel adalah salah satu solusi sebagai alternatif
bahan bakar untuk mesin diesel. Biodiesel merupakan bahan bakar mono-
alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui yakni minyak
sayur atau minyak hewan. Biodiesel merupakan bahan bakar yang paling
dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi
transportasi utama di dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaru
yang dapat menggantikan diesel petroleum di mesin sekarang ini.
Bahan baku pembuatan biodiesel antara lain Crude Palm Oil (CPO),
kedelai, bunga matahari, minyak kelapa, jarak pagar dan berbgai jenis
tumbuhan lainnnya. Pada kesempatan kalli ini, bahan baku utama yang akan
digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah CPO dan Metanol. CPO sendiri
diperoleh dari PTPN XIII. Sedangkan untuk metanol di dapatkan dari PT.
Kaltim Metanol Indonesia yang berlokasikan di Bontang, Kalimantan Timur.
Sehingga dengan adanya bahan baku CPO dan metanol yang mencukupi,
sangat memungkinkan untuk didirikannya pabrik biodiesel di Indonesia.
1.2 Penentuan Kapasitas Pabrik
Untuk bisa menentukan kapasitas suatu industri di haruskan untuk
memperhatikan dari segi teknis, finansial dan ekonomis. Selain itu bisa juga
dilihat dari sejauh mana kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri yang semakin meningkat. Menentukan suatu kapasitas pabrik dapat
mempertimbangkan faktor-faktor yang signifikan, yakni sebagai berikut:
3
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
1.2.1 Prediksi Kebutuhan Biodiesel
Kebutuhan akan biodiesel setiap tahunnya di Indonesia semakin
meningkat. Hal ini bisa dilihat dari kebutuhan impor biodiesel dari
tahun 2009 hingga 2014 yang mengalami kenaikan. Kebijakan ini
dilakukan karena pabrik di Indonesia yang memproduksi biodiesel
masih kurang. Harga biodiesel lebih tinggi dari bahan bakar diesel.
Sampai saat ini, terdapat tujuh produsen biodiesel di Amerika Serikat.
Biodiesel murni (100%) terjual dengan harga $1.5 sampai $2 per galon
sebelum kenaikan pajak. Pajak bahan bakar akan bertambah $0.5
per galon. Sedangkan untuk data statistik perdagangan Luar Negeri
Indonesia dapat dilihat kebutuhan biodiesel di Indonesia dari tahun
2009 sampai 2014 pada Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Biodiesel di Indonesia:
(BPS, 2009-2014)
1.2.2 Ketersediaan Bahan Baku
Untuk mendirikan suatu pabrik, dapat mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kinerja
pabrik sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Bahan
baku utama disini adalah CPO dan Metanol. Kebutuhan CPO dipenuhi
Tahun Kapasitas (Ton/tahun)
2009 177.336.332
2010 1.083.361.771
2011 1.875.247.999
2012 2.513.964.291
2013 2.728.824.439
2014 2.607.941.087
4
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
oleh PTPN XIII dan metanol dipenuhi oleh PT. Kaltim Metanol
Indonesia. Untuk itu pabrik biodiesel layak didirikan di Indonesia,
terutama di Kalimantan.
1.2.3 Kapasitas Pabrik Biodiesel
Di Indonesia ada beberapa pabrik yang telah memproduksi
biodiesel, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1.2:
Tabel 1.2 Daftar Pabrik Produsen Biodiesel di Indonesia:
No. Nama Produsen Kapasitas (ton/tahun)
1 PT Energi Alternatif 7.000
2 PT Eterna Buana Chemical Industries 40.000
3 PT Indo Biofuel Energi 60.000
4 PT Anugrah Inti Gemanusa 40.000
5 PT Wilmar Bioenergi Indonesia 1.000.000
6 PT Wilamr Nabati Indonesia 600.00
7 PT Sumi Asih Oleo Chemical 100.000
8 PT Eterindo Nugraha 40.000
9 PT Parmex Biofuel 150.000
10 PT Pelita Agung Asri Industri 200.000
11 PT Musim Mas I 70.000
12 PT Musim Mas II 350.000
13 PT Multikimia Inti Pelangi 14.000
14 PT Cemerlang Energi Perkasa 400.000
5
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
No. Nama Produsen Kapasitas (ton/tahun)
15 PT Kenzie Mega Politan 5.000
16 PT Ganesha Energi 10.000
17 PT Damai Sejahtera Sentosa Coding 120.000
18 PT Bioenergi Pratama Jaya 6.000
19 PT Nusantara Bio Energi -
(Sumber http://www.infosawit.com)
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat kapasitas pabrik biodiesel yang sudah
berproduksi berkisar antara 5.000-1.000.000 ton/tahun.
Dengan pertimbangan kebutuhan dalam negeri yang semakin
meningkat dan kapasitas minimal pabrik yang sudah ada maka dalam
prarancangan ini dipilih kapasitas 130.000 ton/tahun
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi suatu pabrik sangatlah penting dalam perancangan
pabrik, karena merupakan faktor penentu keberhasilan pabrik yang akan
didirikan. Hal ini merupakan perhitungan berdasarkan teknis pengoperasian
pabrik dan dari segi ekonomis dari perusahaan tersebut. Pemilihan lokasi
pabrik yang tepat dapat memberikan keuntungan yanng maksimal. Lokasi
pengoperasian pabrik dapat ditentukan oleh beberapa faktor utama,
sedangkan lokasi pabrik dapat ditentukan oleh faktor pendukung lainnya.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor diatas, maka rencana pendirian
pabrik di Indonesia, Bontang, Kalimantan Timur, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1.3.1 Letak Sumber Bahan Baku
Letak dan lokasi bahan baku pembuatan biodiesel sangatlah
berpengaruh dalam kelangsungan hidup suatu pabrik. Bahan baku
6
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
pembuatan biodiesel adalah CPO dan diperoleh dari PTPN XIII.
Sedangkan metanol dari PT Kaltim Metanol Indonesia di Bontang,
Kalimantan Timur. Walaupun Kalimantan bukan penghasil sawit
terbesar, namun kebutuhan akan bahan baku yang dekat ini mampu
menekan biaya pengangkutan serta transportasi bahan baku menuju ke
tempat pengolahan.
1.3.2 Pemasaran Produk
Lokasi pemasaran produk dapat mempengaruhi biaya harga produk.
Pendirian lokasi pabrik yang berdekatan dengan pasar utama adalah
bertujuan untuk mempermudah pemasaran produk agar segera sampai
ke tempat konsumen.
1.3.3 Transportasi
Pengaruh faktor transportasi terhadap lokasi pabrik meliputi
pengangkutan bahan baku, bahan bakar, bahan pendukung dan produk
yang dihasilkan. Fasilitas transportasi yang memadai seperti jalan raya
sebagai transportasi darat dan pelabuhan sebagai sarana transportasi
laut dapat mempermudah dalam transportasi bahan baku dan pemasaran
produk.
1.3.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
pemilihan lokasi pabrik. Perekrutan tenaga kerja memprioritaskan
lulusan pendidikan yang cukup maju, sehingga bisa memperoleh tenaga
kerja di sekitar lokasi pabrik dan dapat menjamin terlaksananya
pendirian pabrik produksi biodiesel di Indonesia.
1.3.5 Utilitas
Fasilitas utilitas sendiri meliputi penyediaan air dan listrik. Di daerah
Bontang ini terletak di sungai, sehingga penyediaan air di dapatkan dari
7
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
air sungai. Kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN maupun
swasta yang sudah masuk ke wilayah ini.
1.3.6 Faktor Pendukung dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
a. Harga Tanah dan Gedung
Kalimantan bukan daerah metropolis, sehingga harga tanah dan
bangunan masih dapat dijangkau.
b. Perluasan Pabrik
Kalimantan merupakan daerah yang belum padat penduduk,
sehingga daerahnya banyak yang kosong, dan memungkinkan untuk
perluasan area pabrik dengan banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan.
c. Ketersediaan Air yang cukup
Air untuk proses dalam pabrik, dapat menggunakan air sungai yang
mempunyai debit relatif besar dalam tiap tahunnya dengan diolah
terlebih dahulu.
d. Tanah dan Iklim
Tanah yang cukup datar dan iklim yang cukup stabil karena daerah
Bontang ini termasuk daerah katulistiwa dengan suhu rata-rata
26-28ºC.
e. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan dan pondasi
f. Perumahan penduduk atau bangunan lain.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Macam-macam Proses
Biodiesel merupakan senyawa mono-alkil ester dari asam lemak
rantai panjang yang diturunkan dari lipida yang bisa diperbaharui. Ada
beberapa jenis proses pembuatan biodiesel, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Transesterifikasi
Proses transesterifikasi bertujuan untuk menurunkan viskositas
(kekentalan) minyak, sehingga mendekati nilai viskositas solar.
8
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
Nilai viskositas yang tinggi akan menyulitkan pemompaan bahan
bakar dari tangki ke ruang bahan bakar mesin dan menyebabkan
pembakaran kurang sempurna dan menimbulkan endapan pada nosel
(Hambali dan Erliza, 2007).
Metode transesterifikasi merupakan metode yang umum
digunakan untuk proses biodiesel metode ini bisa menghasilkan
biodiesel hingga rendemen 95% dari bahan baku minyak tumbuhan.
Metode transesterifikasi pada dasarnya terdiri atas 4 tahapan.
Pertama, pencampuran katalis alkalin (NaOH atau KOH) dengan
alkohol (metanol atau etanol). Kedua, pencampuran alkohol dan
katalis dengan minyak pada suhu 60°C dengan kecepatan
pengadukan konstan. Ketiga, setelah reaksi berhenti, campuran
didiamkan hingga terjadi pemisahan antara metil ester dan gliserol.
Metil ester yang dihasilkan pada tahap ini sering disebut crude
biodiesel, karena masih mengandung zat pengotor, seperti metanol,
sisa katalis alkalin, gliserol dan sabun. Keempat, metil ester yang
dihasilkan pada tahap ketiga dicampur menggunakan air untuk
memisahkan zat-zat pengotor dan kemudian dilanjutkan dengan
drying untuk menguapkan air yang terkandung dalam biodiesel
(Hambali dan Erliza, 2007).
Berikut disajikan reaksi transesterifikasi trigliserida dengan
metanol untuk menghasilkan biodiesel (Hambali dan Erliza, 2007):
....(1)
HOCH
HOCH2
HOCH2
+
R1
O
C OCH2
R2
O
C OCH
R3
O
C OCH2
+ 3CH3OH
O
3R C OCH3
Trigliserida Metanol Gliserol Biodiesel
Katalis
9
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
2. Esterifikasi
Bahan baku yang digunakan adalah minyak mentah yang
memiliki kadar asam lemak bebas (FFA) (Free Fatty Acid) tinggi
(>5%), seperti minyak jelantah, PFAD (Palm Fatty Acid Distillate),
dan minyak jarak. Proses esterifikasi bertujuan untuk menurunkan
kadar FFA hingga dibawah 5%, agar pada saat proses
transesterifikasi dilakukan berjalan efisien.
Umumnya, proses esterifikasi menggunakan katalis asam.
Asam-asam pekat seperti asam sulfat (sulphuric acid) dan asam
klorida (chloride acid). Pada tahap ini akan diperoleh campuran
metil ester kasar dan metanol sisa yang kemudian dipisahkan. Proses
esterifikasi dilanjutkan dengan proses transesterifikasi terhadap
produk pertama dengan menggunakan katalis alkalin. Pada tahap
selanjutnya sama dengan tahap pada proses transesterifikasi
(Hambali dan Erliza, 2007).
𝑂 𝑂
𝑅 𝐶 𝑂𝐻 + 𝐶𝐻3𝑂𝐻 𝑅 𝐶 𝑂𝐶𝐻3 + 𝐻2𝑂.......(2)
1.4.2 Kegunaan Produk
1. Biodiesel
a. Biodisel berfungsi sebagai bahan bakar alternatif pengganti
minyak bumi khusus untuk mesin disel otomotif dan industri
b. Menanggulangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran
bahan bakar fosil.
2. Gliserol
a. Kosmetik
Dalam dunia fashion, kosmetik bukanlah hal yang tabu.
Kegunaan dari gliserol sendiri sebagai humectant, lubricant,
Asam Lemak Metil Ester
Katalis
Asam
Air Metanol
10
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
solvent, body agent, dan emolient dalam kosmetik. Dan biasanya
digunakan untuk lotion, skin cream, sabun, detergen, shampo dan
hair conditioner.
b. Peledak
Digunakan sebaga bahan dasar peledak dalam perusahaan
nitrogliserin.
c. Industri Makanan dan Minuman
Digunakan sebagai solvent, conditioner, freeze, preventer,
coating, emulsifer dan juga dalam industri minuman anggur.
d. Industri Logam
Sebagai pickling, quenching, stripping, electroplating,
galvanizing, soffering dan lain sebagainya.
e. Dental Cream
Sebagai humectant
1.4.3 Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku dan produk
1. Bahan baku
a. CPO
1) Sifat fisis:
Rumus molekul : 𝑅𝐶𝑂𝑂𝐶𝐻
Berat molekul : 847,28g/gmol
Wujud (30°C, 1atm) : cair
Warna : kuning jingga
Densitas : 890,275 kg/m³
Viskositas : 26,4 cP
Titik didih : 300°C
Kemurnian : 100%
(Perry, 1997)
2) Sifat kimia:
Esterifikasi
11
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas
dari trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi
dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
Reaksi minyak sawit (Trigliserida):
Safonifikasi hidrolisis dengan alkali sabun (foam)
mengganggu jantung
Hidrogenasi lemak tak jenuh dihidrolisa menjadi lemak
jenuh Komersial minyak dirubah menjadi margarin dan
shortening (padat)
Interesterifikasi
Ester yang beralkohol rendah diperoleh dengan
mereaksikan alkohol denagn lemak untuk menggantikan
gliserol, digunakan katalis alkali. Dan reaksinya adalah
reaksi alkoholis :
C3H5(COOR)3 + 3CH3OH 3CH3OOCR + C3H5(OH)3.......(3)
b. Metanol
1) Sifat fisis:
Rumus molekul : CH3OH
Berat molekul, : 32,04 g/gmol
Wujud, cair (30 ºC, 1atm) : cair
Kenampakan : tak berwarna
Densitas : 792 kg/m3
Viskositas : 0,5410 cP
Titik didih : 64,5oC
Titik beku : -97oC
Suhu kritis : 239oC
(Perry,1997)
12
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
Sifat kimia:
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan
membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O.................................... (4)
Esterifikasi methanol
Methanol bereaksi dengan asam organik membentuk ester
H(+)
CH3OH + HCOOH ===> HCOOCH3 + H2O ......... (5)
Methanol Formic Acid Methyl Formate Water
Methanol bereaksi dengan Sodium pada suhu kamar untuk
membebaskaan Nitrogen
2 CH3OH + 2 Na ===> 2CH3ONa + H2 ......................... (6)
Methanol Sodium Sodium Hydrogen Methoxide
c. NaOH
1) Sifat Fisis
Nama : Sodium Hidroxide
Rumus molekul : NaOH
Berat molekkul : 40 g/mol
Fase : padat
Warna : putih padat
Titik didih : 1390ºC
Titik beku : 318,4ºC
Kemurnian : 100%
(Yaws, C., 1979)
2) Sifat Kimia
Reaksi dengan larutan asam akan membentuk garam dan air:
NaOH + HCl NaCl + H2O..........................................(7)
2. Produk
a. Biodisel
Sifat fisis:
Nama : Methyl Ester
13
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
Molekul : R-COOCH3
Berat Molekul : 283,779 g/gmol
Wujud : cair
Warna : Jernih kekuningan
Densitas : 810 kg/m3
Viskositas : 7,3 cP
Titik didih : (182-338)ºC
Titik leleh : 4,5ºC
Spesific gravity : 0,87-0,89
Cetane number : 46-70
Nilai asam : 1 max KOH/g
Titik asap : (-11 s/d 16) ºC
Titik tuang : (-15 s/d 13) ºC
Kemurnian : 100%
Flash point : 130ºC
b. Gliserol
Sifat fisis :
Nama : Glycerol
Rumus Molekul : C3H8O3
Berat Molekul : 92,09382 g/gmol
Wujud : Cair
Warna : Jernih kekuningan
Densitas : 1,261 g/cm3
Vskositas : 2,68 cP
Titik didih : 290oC
Titik beku : 18oC
Sifat kimia:
Glycerol dapat mengalami glycolysis atau gluconeogenesis
(tergantung pada kondisi-kondisi fisiologis), Glycerol dikonversi
menjadi Intermediate glyceraldehyde 3-phosphate.
14
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dan Metanol
dengan Proses Transesterifikasi
Kapasitas 130.000 ton/tahun
Pendahuluan
Rizky Purnama Mikasasari Teknik Kimia UMS
D 500 110 041
1.4.4 Tinjauan Proses Secara Umum
Proses yang dipilih pada tugas prarancangan pabrik biodisel ini
adalah proses transesterifikasi minyak sawit dan metanol karena proses
ini berlangsung pada tekanan atmosferik dan temperatur yang lebih
rendah dari proses esterifikasi. Selain itu, bahan baku yang digunakan
adalah minyak sawit sehingga proses transesterifikasi lebih sesuai.
Proses ini menggunakan katalis basa yakni NaOH yang dapat
mempercepat reaksi. NaOH dipilih karena dapat menghasilkan
konversi yang lebih tinggi dan mudah didapat. Katalis basa sangat
kurang korosif daripada katalis asam. Dan reaksi ini berlangsung secara
isotermal dengan suhu 60°C pada fase cair dan tekanan 1 atmosfir dan
akan menghasilkan konversi sebesar 98%.