BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan...

5
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Periode tumbuh kembang anak merupakan masa-masa yang sangat penting dan penuh risiko bagi setiap anak, karena dapat menentukan bagaimana kehidupan anak selanjutnya hingga tumbuh dewasa. Maka menjadi sangat penting bagi kita untuk memperhatikan keseluruhan aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Masalah yang sering dijumpai pada masa tumbuh kembang pada anak diantaranya adalah Cerebral Palsy (CP). Cerebral Palsy (CP) merupakan kelainan ataupun kerusakan pada otak yang bersifat non-progresif, yang terjadi pada proses tumbuh kembang. Kelainan atau kerusakan tersebut dapat terjadi pada saat anak masih berada di dalam kandungan (pre-natal), ketika proses kelahiran anak (natal), atau setelah proses kelahiran anak (post-natal). Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai dengan gangguan neurologik berupa kelumpuhan, spastik, gangguan basal ganglia, cerebellum, dan kelainan mental (mental retardation) (Dorlan, 2005). Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah bentuk dari Cerebral Palsy yang terutama mempengaruhi kaki. Sebagian besar anak-anak dengan Cerebral Palsy memiliki beberapa masalah dengan ekstremitas atas mereka, tapi untuk anak dengan diplegia, ekstremitas atas jelas lebih sedikit terpengaruh dari ekstremitas bawah. Hampir semua anak dengan diplegia memiliki spastisitas, tetapi mereka juga memiliki kesulitan dengan keseimbangan dan koordinasi. Menurut Miller dan Bachrach (2006. Hal;145) yang diterjemahkan bebas oleh penulis. Kasus Cerebral Palsy (CP) telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan bervariasi di berbagai negara. Asosiasi Cerebral Palsy dunia telah memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 500.000 penderita di Amerika. 13 bayi dari 1000 kelahiran yang ada di Denmark dan 5 dari 1000 kelahiran yang ada di Amerika Serikat lahir dengan Cerebral Palsy. Di Indonesia sendiri, data penderita UPN "VETERAN" JAKARTA

Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan...

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Periode tumbuh kembang anak merupakan masa-masa yang sangat penting

dan penuh risiko bagi setiap anak, karena dapat menentukan bagaimana

kehidupan anak selanjutnya hingga tumbuh dewasa. Maka menjadi sangat penting

bagi kita untuk memperhatikan keseluruhan aspek yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Masalah yang sering dijumpai pada masa tumbuh kembang pada anak

diantaranya adalah Cerebral Palsy (CP). Cerebral Palsy (CP) merupakan

kelainan ataupun kerusakan pada otak yang bersifat non-progresif, yang terjadi

pada proses tumbuh kembang. Kelainan atau kerusakan tersebut dapat terjadi pada

saat anak masih berada di dalam kandungan (pre-natal), ketika proses kelahiran

anak (natal), atau setelah proses kelahiran anak (post-natal). Cerebral Palsy dapat

mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan

otot yang biasanya disertai dengan gangguan neurologik berupa kelumpuhan,

spastik, gangguan basal ganglia, cerebellum, dan kelainan mental (mental

retardation) (Dorlan, 2005).

Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah bentuk dari Cerebral Palsy yang

terutama mempengaruhi kaki. Sebagian besar anak-anak dengan Cerebral Palsy

memiliki beberapa masalah dengan ekstremitas atas mereka, tapi untuk anak

dengan diplegia, ekstremitas atas jelas lebih sedikit terpengaruh dari ekstremitas

bawah. Hampir semua anak dengan diplegia memiliki spastisitas, tetapi mereka

juga memiliki kesulitan dengan keseimbangan dan koordinasi. Menurut Miller

dan Bachrach (2006. Hal;145) yang diterjemahkan bebas oleh penulis.

Kasus Cerebral Palsy (CP) telah mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dan bervariasi di berbagai negara. Asosiasi Cerebral Palsy dunia telah

memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 500.000 penderita di Amerika. 13 bayi

dari 1000 kelahiran yang ada di Denmark dan 5 dari 1000 kelahiran yang ada di

Amerika Serikat lahir dengan Cerebral Palsy. Di Indonesia sendiri, data penderita

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai

2

Cerebral Palsy belum diketahui secara pasti. Pada 1000 kelahiran hidup di

Indonesia, sekitar 2-2,5 persennya berisiko Cerebral Palsy. Menurut Soetjiningsih

(2007) yang dikutip oleh Rizky Wulandari, I Wayan Weta, Moh. Ali Imron

(2016).

Tipe Cerebral Palsy yang sering ditemukan (70%-80%) adalah tipe spastik

diplegi. Pada diplegi keempat ekstremitas terpengaruh, tetapi kedua kaki lebih

berat terpengaruh daripada kedua lengan. Permasalahan yang ada pada kondisi

spastik diplegi yaitu adanya spastisitas yang akan mempengaruhi abnormalitas

tonus otot postural. Abnormalitas tonus postural akan mempengaruhi sikap,

gerakan, lingkup gerak sendi dan keseimbangan. Hal ini tentunya akan

mengganggu aktivitas fungsional sehari-hari terutama gangguan dalam

mempertahankan keseimbangan berdiri. Menurut Levitt (2013) yang dikutip oleh

Rizky Wulandari, I Wayan Weta, Moh. Ali Imron (2016).

Kasus Cerebral Palsy spastik diplegi secara statistik mengalami

peningkatan. Permasalahan utama yang muncul yaitu adanya abnormalitas tonus

postural dalam hal ini adalah spastisitas yang berpengaruh pada keseimbangan

berdiri. Maka dari itu penulis memilih variabel karya tulis ilmiah mengenai

keseimbangan berdiri pada anak Cerebral Palsy spastik diplegi dengan klasifikasi

derajat kemampuan golongan sedang. Dengan harapan dapat mengurangi

permasalahan abnormalitas tonus postural yang terjadi terkait dengan kemampuan

keseimbangan berdiri pada anak Cerebral Palsy spastik diplegi.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan pada individu

atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan

fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan

secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapis dan mekanis)

pelatihan fungsi dan komunikasi (PERMENKES 65 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat 2.

Hal; 2).

Peran dari fisioterapi pada kasus Cerebral Palsy merupakan bentuk dari

pengaruh lingkungan yang akan membantu proses dari kematangan otak. Bentuk

dari pengaruh fisioterapi secara umum adalah untuk memperbaiki postur,

mobilisasi postural, kontrol gerak dan menanamkan pola gerak yang benar dengan

cara mengurangi abnormalitas tonus postural, memperbaiki pola jalan dan

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai

3

mengajarkan kepada anak gerakan-gerakan yang fungsional sehingga anak dapat

mandiri untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Menurut Rizky Wulandari, I

Wayan Weta, Moh. Ali Imron (2016).

Metode terapi yang bisa dilakukan pada kasus Cerebral Palsy yaitu dengan

terapi bobath atau Neurodevelopmental Therapy (NDT). Terapi bobath atau

Neurodevelopmental Therapy (NDT) yaitu suatu metode yang didasarkan pada

neurologi dan reflek-reflek primitif . Menurut Shaffer JP (2010) yang dikutip oleh

Rizky Wulandari, I Wayan Weta, Moh. Ali Imron. Dalam konsep bobath atau

Neurodevelopmental Therapy (NDT), postural kontrol adalah pondasi sebab

postural kontrol dapat mempengaruhi pola gerak dimana pasien mulai

mengembangkan keterampilan mereka, sehingga dapat meningkatkan mobilitas

postural dan mengontrol gerakan abnormal yang timbul pada penderita Cerebral

Palsy. Menurut Hesse S (2007) yang dikutip Rizky Wulandari, I Wayan Weta,

Moh. Ali Imron.

Pemberian Neurodevelopmental Therapy (NDT) diharapkan dapat

menyelesaikan masalah-masalah atau mengurangi gangguan yang terjadi pada

penderita Cerebral Palsy Spastik Diplegi yang diantaranya adalah spastisitas, dan

gangguan postural kontrol yang dominan terjadi pada ekstremitas bawah tubuh,

yang semua itu menjadi akumulasi hambatan bagi penderita Cerebral Palsy

Spastik Diplegi untuk dapat berdiri dalam keadaan seimbang.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh beberapa masalah

diantaranya:

1. Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan sikap (postur), kontrol

gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai gangguan

neurologik berupa kelumpuhan, spastik, gangguan basal ganglia,

cerebellum, dan kelainan mental (mental retardation).

2. Kasus Cerebral Palsy (CP) mengalami peningkatan cukup signifikan dan

bervariasi di berbagai negara.

3. Seribu kelahiran hidup di Indonesia, sekitar 2-2,5 persennya berisiko

Cerebral Palsy.

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai

4

4. Tipe Cerebral Palsy yang sering ditemukan (70%-80%) adalah spastik

diplegi. Hampir semua anak dengan diplegia memiliki spastisitas,

tetapi mereka juga memiliki kesulitan dengan keseimbangan dan

koordinasi.

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hasil pemberian Neurodevelopmental Therapy (NDT) dalam

meningkatkan keseimbangan berdiri pada Cerebral Palsy Spastik Diplegi?

I.4 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui hasil pemberian Neurodevelopmental Therapy (NDT)

dalam meningkatkan keseimbangan berdiri pada Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

I.5 Manfaat Penulisan

I.5.1 Manfaat bagi Institusi

Penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah Akhir ini dapat bermanfaat bagi

Fakultas Ilmu Kesehatan, khususnya bagi program studi D-III Fisioterapi, warga

kampus UPN ”Veteran” Jakarta dan institusi lain yang terkait.

I.5.2 Manfaat bagi Masyarakat

Penulis berharap agar masyarakat pada umumnya lebih mengenal fisioterapi

dan tugas seorang fisioterapis. Sehingga, apabila dijumpai masalah yang serupa

berkaitan dengan permasalahan keseimbangan berdiri pada anak Cerebral Palsy

Spastik Diplegi, masyarakat tidak bingung kemana harus pergi untuk mengatasi

masalah tersebut dan sehinngga dapat mengambil langkah penangan yang tepat

bagi penderita sedini mungkin.

I.5.3 Manfaat bagi Pasien dan Keluarga

Pada akhirnya dengan dilakukannya tindakan oleh fisioterapis sedini

mungkin, diharapkan dapat meningkatkan harapan dan kualitas hidup bagi para

penderita Cerebral Palsy Spastik Diplegi serta dapat meminimalisir komplikasi

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4550/3/BAB I.pdf · Cerebral Palsy dapat mengakibatkan gangguan pada sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai

5

yang mungkin terjadi. Diharapkan pula ketekunan, semangat dan ketelatenan

pasien dalam terapi untuk menghasilkan hasil terapi yang optimal.

I.5.4 Manfaat bagi Penulis

Penulis berharap agar karya tulis ilmiah akhir ini bermanfaat bagi penulis

untuk memahami hasil dari pemberian Neurodevelopmental Therapy (NDT)

dalam meningkatkan keseimbangan berdiri pada anak dengan Cerebral Palsy

Spastik Diplegi. Serta, dapat meningkatkan pengetahuan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang dapat muncul pada penderita Cerebral Palsy Spastik

Diplegi dan dapat melakukan intervensi fisioterapi yang tepat bagi keberhasilan

terapi.

UPN "VETERAN" JAKARTA