Bab i Maternal Infant Edit

7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kabupaten dan difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan masing-masing desa. Konsep Kota Sehat di seluruh negara adalah satu sama lain berasal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator. Disamping itu lebih mengutamakan pendekatan proses dari pada target, tidak mempunyai batas waktu, dan berkembang secara dinamik, sesuai dengan sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai secara bertahap . Sejak Tahun 2000 indonesia telah menyepakati program ini melalui pertemuan Walikota/Bupati (Prasetijahningsih, 2011). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan 1

description

Perancangan kota sehat

Transcript of Bab i Maternal Infant Edit

5

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kabupaten dan difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan masing-masing desa. Konsep Kota Sehat di seluruh negara adalah satu sama lain berasal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator. Disamping itu lebih mengutamakan pendekatan proses dari pada target, tidak mempunyai batas waktu, dan berkembang secara dinamik, sesuai dengan sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai secara bertahap . Sejak Tahun 2000 indonesia telah menyepakati program ini melalui pertemuan Walikota/Bupati (Prasetijahningsih, 2011).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pengembangan jaminan kesehatan masyarakat, pengembangan pelayanan puskesmas rumah sakit, serta regulasi dan pengembangan sumber daya kesehatan. Namun pola penyakit yang diderita masyarakat sebagian besar adalah penyakit menular dan tidak menular, hal tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi transisi epidemiologi, sehingga masyarakat saat ini menghadapi beban ganda (Depkes RI, 2007).

Kesehatan diakui sebagai instrumen strategi untuk mencapai kesejahteraan pada masyarakat dunia pada tahun 2015, seperti dinyatakan dalam MDGs (Millenium Development Goals) Dari delapan tujuan MDGs, enam menyangkut intervensi kesehatan yaitu : (a) perbaikan gizi, (b) penurunan jumlah kematian ibu, (c) penurunan jumlah kematian bayi (d) eliminasi malaria, penurunan rev TBC dan HIV/AIDS, (e) akses terhadap air bersih dan (f) akses terhadap obat essensial. Indikator penting dan sangat sensitif untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat antara lain: Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi (Profil Kesehatan Indonesia 2012).

Angka Kematian Ibu Maternal di Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2012 berfluktuasi. Tetapi pada tahun 2000 terjadi penurunan . Penyebab kematian ibu maternal yang paling banyak dikarenakan perdarahan pada saat persalinan. Perdarahan waktu persalinan dapat diakibatkan antara lain karena anemi ibu hamil, disamping penyakit lainnya seperti halnya hipertensi yang mengakibatkan eklamsia. Pada tahun 2000 kematian ibu maternal mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 3 orang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran ibu hamil untuk selalu rutin kontrol ke Puskesmas ataupun bidan. Sehingga kondisi ibu hamil cukup terkontrol (Riskesda, 2013).Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran.Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Dalam survei yang sama, lima tahun lalu, angka kematian ibu hanya 228 per 100 ribu kelahiran hidup. berdasarkan hasil sensus kesehatan 2010, daerah yang masih tinggi tingkat kematian ibu bayi berada di wilayah Indonesia timur. Untuk setiap 100 ribu kelahiran hidup di Papua, angka kematian ibu mencapai 620, Papua Barat sebanyak 573 kematian, Maluku Utara 387, dan Sulawesi Tengah 379 (Depkes RI, 2012).Data jumlah Bayi Lahir Mati di Aceh sebanyak 731 jiwa dan Jumlah Lahir Hidup sebanyak 88.494 jiwa maka Angka Lahir Mati di Aceh tahun 2012 adalah 8,0/1.000 LH. Pada tahun 2012 dilaporkan jumlah kematian pada neonatus+bayi sebanyak 982 orang, pada kematian Anak Balita sebanyak 93 orang dan kematian. AKB Aceh tahun 2012 sebesar 8/1000 Lahir Hidup dan AKABA sebesar 9,2/1000 Lahir Hidup (Profil Kesehatan Aceh, 2012).Penerapan kota sehat pada berbagai agreagat sudah banyak diterapkan di kota-kota di Indosia, khususnya untuk mendukung program Ibu Menyusui seperti Gerakan Sayang Ibu, Breastfeeding Fair, Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak, Ananda Ceria, Pojok Laktasi (Ramah laktasi) dan sebagainya. Penerapan Ramah laktasi sudah gencar digerakkan tetapi hanya di kota-kota besar di Indonesai, masih belum merata seperti di Jakarta pada area publik, tempat yang membuat ibu dan balita sangat nyaman untuk menyusui dapat ditemukan pada tempat perbelanjaan (mall) selanjutnya di Denpasar, Bali, kini fokus menjalankan program pojok ASI untuk ibu menyusui di seluruh daerah Banjar. Salah satu aksi dari rangkaian tersebut, yakni menyediakan ruang pojok ASI di ruang public seperti di Pasar Badung, Denpasar kini dilengkapi ruangan khusus bagi ibu yang ingin menyusui bayinya. Fasilitas ini dinikmati oleh pembeli, pedagang, ataupun pengunjung pasar. Ruangan seluas 2X4 meter yang terletak di lantai dua pasar itu, dilengkapi fasilitas penunjang: pendingin ruangan (AC), kursi, meja ganti popok, dan wastafel.Sedangkan di daerah Banda Aceh sendiri belum terdapat ruang publik untu pojok laktasi. Enurut data Provil Kes Kota Banda Aceh tahun 2012 jumlah Penduduk banda Aceh tahun 2012 adalah 234.971 jiwa dengan penduduk laki laki 120.912 jiwa dan 114.059 jiwa dengan 57.865 rumah tangga dengan rata rata 4 jiwa per rumah tangga, tingkat kepadatan mencapai 3.829 jiwa/km2, dengan jumlah ibu menyusui dengan jumlah ibu hamil berjumlah 5.531 orang, ibu menyusui berjumlah 4.858 orang.Berdasarkan uraian diatas diperlukan suatu perancangan kota sehat di Banda Aceh khususnya untuk Ibu menyusui yaitu program Ramah Laktasi yang disediakan di tepat-tepat umum seperti pasar, mall dan tempat umum lainnya, area kerja seperti perusahaan. Maka peran perawat komunitas sangat diharapkan sebagai penyedia layanan (care provider), maka mengkaji masalah kesehatan merupakan tugas utama. Disini perawat komunitas juga berperan sebagai pendidik dan konsultan kesehatan, role model, clien advocade, kolaborator, discharge planner, coordinator of service, change agent and leader, sehingga perannya akan sangat bias terlihat dalam merancang konsep kota Banda Aceh Sehat berbasis agregat Ibu dan Anak yaitu pada Ibu menyusui. B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum

Menyusun rancangan Kota Banda Aceh yang sehat berfokus pada ibu menyusui.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konsep Kota Sehat

b. Mengetahui konsep ASi dan Ibu menyusui

c. Mengetahui konsep ramah laktasi

d. Menyusun rancangan kota sehat terkait ibu meyusui di perusahaan yaitu ramah laktasie. Membuat Analisis SWOT terkait dengan ramah laktasi

f. Menyusun POA terkait dengan ramah laktasi1