Bab i Kesling
-
Upload
sianne-tjahjadi -
Category
Documents
-
view
19 -
download
1
Transcript of Bab i Kesling
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan konsep Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
paling besar terhadap status kesehatan masyarakat disamping faktor pelayanan kesehatan, faktor
genetik dan faktor perilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh
lingkungan dapat bersifat fisik, kimia, maupun biologi.
Keadaan lingkungan pemukiman penduduk Indonesia sampai saat ini masih
menunjukkan kualitas yang rendah. Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh
rendahnya proporsi penduduk yang menikmati fasilitas kesehatan lingkungan seperti air bersih,
jamban keluarga, jalur hijau, dan lain-lain, masih belum dapat diatasi dengan baik ditambah
dengan telah muncul masalah kesehatan lingkungan akibat dari proses modernisasi seperti
polusi/ pencemaran lingkungan, keracunan dan lain-lain.
Sejalan dengan kebijaksanaan “Paradigma Sehat” yang mengutamakan upaya-upaya yang
bersifat promotif, preventif, dan protektif maka upaya kesehatan lingkungan menjadi sangat
penting. Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang mampu memberikan kontibusi yang bermakna terhadap peningkatan derajat
kesehatan melalui kegiatan peningkatan sanitasi dasar, serta pencegahan dan pengendalian
terhadap penurunan kualitas lingkungan sebagai dampak dari pembangunan dan kemajuan
teknologi.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh staf Puskesmas akan berhasil
baik apabila masyarakat berperan serta untuk itu dalam pelaksanaannya harus mengikutsertakan
masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.
BAB II
PENGERTIAN
Lingkungan hidup menurut Undang-undang No. 23 tahun 1997 didefinisikan
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian menurut definisi tersebut
maka termasuk lingkungan hidup adalah faktor biologik dan fisik yang saling
berinteraksi.
Upaya kesehatan lingkungan sesuai dengan undang-undang kesehatan No. 23
tahun 1992 pasal ayat 3 meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat,
limbah cair, limbah gas, radiasi, kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan
penyehatan atau pengamanan lainnya. Penyehatan atau pengamatan dilaksanakan pada
tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan
lingkungan lainnya dengan substansi yang diawasi meliputi fisik, kimia, biologis
termasuk perubahan perilaku.
Lingkungan biologis adalah lingkungan yang bersifat biotik atau benda hidup
misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, dan
lain-lain yang dapat berperan sebagai agen penyakit, reservoir inveksi,
vektor penyakit, dan hospes intermediate. Sedangkan lingkungan fisik adalah lingkungan
yang bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara,
tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain. Lingkungan kimia
merupakan lingkungan hidup yang berhubungan dengan reaksi kimia.
BAB III
TUJUAN
3.1. Tujuan umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan
yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian
yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan
keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
3.2. Tujuan khusus
Tujuan khusus terdiri atas:
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat
kesehatan yang optimal
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor lain yang berkaitan,
serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
pemukiman yang berlaku
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam peningkatan
kesehatan lingkungan dan pemukiman
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan, kelompok
masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan makanan, perusahaan dan tempat-tempat
umum.
BAB IV
KEGIATAN DAN SASARAN
Kegiatan – kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan oleh puskesmas
meliputi :
1. Penyehatan air
a. Tujuan
Tujuan umum dari upaya penyehatan air dimaksudkan untuk membantu penyediaan
air bersih yang memenuhi syarat kesehatan bagi seluruh penduduk baik yang di
pedesaan maupun di perkotaan disertai peningkatan kesehatan, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam pengamanan kualitas air untuk berbagai kebutuhan
dan kehidupan.
Tujuan khusus dari penyehatan air ini meliputi :
Terpantaunya kualitas air meliputi air minum, air bersih, air kolam renang,
dan pemandian umum air sungai, dan limbah
Meningkatkan kualitas air melalui perbaikan kualitas air, pencegahan
pencemaran dan percontohan perbaikan.
Meningkatnya peran serta masyarakat pemakai air dalam penyediaan,
pemanfaatan air bersihdan pengawasan serta perbaikan kualitas air
Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petugas dalam pengawasan dan
perbaikan kualitas air serta kemampuan dalam pembinaan masyarakat
pemakai air
b. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah:
Daerah yang masyarakatnya rawan air bersih
Daerah dengan angka penyakit diare tinggi
Daerah berpenghasilan rendah
Daerah penduduk padat dan kumuh
Daerah pariwisata, masyarakat terasing dan rawan bencana
2. Penyehatan makanan dan minuman
a. Tujuan
Tujuan umum dari penyehatan makanan dan minuman adalah terwujudnya tempat
pengelolaan makanan, pengelolaan makanan dan perilaku masyarakat pengelola
makanan yang memenuhi persyaratan kesehatan agar masyarakat terlindung dari
penyakit bawaan makanan dan keracunan makanan.
Tujuan khusus dari penyehatan makanan dan minuman adalah:
Meningkatnya jumlah tempat pengelolaan makanan yang dipantau
Meningkatnya jumlah tempat pengelolaan makanan yang memenuhi
persyaratan kesehatan
Menurunnya frekuensi penyakit bawaan makanan dan keracunan makanan.
b. Sasaran
Sasaran terdiri dari dua target, yaitu:
Tempat pengelolaan makanan ( termasuk jasa boga, rumah makan, sentral
pusat makanan, pengrajin makanan/ industri makanan rumah tangga, kantin,
dan tempat pengelolaan makanan lainnya)
Keluarga
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
a. Tujuan
Tujuan umum adalah terciptanya perilaku sehat dan lingkungan yang terlindung dari
pencemaran kotoran manusia.
Tujuan khusus meliputi:
Tersedianya sarana pembuangan kotoran yang memenuhi persyaratan
kesehatan untuk keperluan seluruh anggota rumah tangga di pedesaandan
perkotaan.
Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyehatan
pembuangan kotoran sehingga masyarakat tahu, mampu dan mau
menggunakan sarana pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat
kesehatan
Terlaksananya kesehatan terhadap sarana pembuangan kotoran terutama
ditempat-tempat umum seperti rumah makan, gedung pertemuan, tempat
rekreasi dan lain-lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terlaksananya pemberian nasehat tentang sanitasi pembuangan kotoran bagi
rumah tangga, dan masyarakat umum yang berkepentingan.
b. Sasaran
Kegiatan penyehatan pembuangan kotoran manusia diutamakan kepada:
Daerah endemis penyakit perut dan penyakit kecacingan
Daerah – daerah dengan angka kepemilikan dan pemanfaatan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan.
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
a. Tujuan
Termotivasinya keluarga dan masyarakat untuk menyediakan, menggunakan dan
memelihara sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan
Terlaksananya pemberian nasehat tentang pengurusan sampah yang memenuhi
syarat kesehatan bagi rumah tangga dan masyarakat
Terlaksananya pengawasan pembinaan sarana pembuangan sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, serta tatacara penanganan sampah sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Sasaran
Kegiatan pengurusan sampah diutamakn pada:
Keluarga dan masyarakat di daerah yang angka kepadatan penduduk tinggi dan
produksi sampahnya cukup banyak
Daerah endemis penyakit perut (diare, gastroenteritis acuta) dan penyakit –
penyakit yang bersumber dari sampah.
5. Penyehatan pemukiman
a. Tujuan
Tujuan umum adalah terciptanya perumahan yang memenuhi persyaratan rumah
sehat untuk melindungi masyarakat dari penyakit – penyakit yang berbasis
lingkungan.
Tujuan khusus:
Termotivasinya masyarakat untuk memiliki/ bertempat tinggal di rumah yang
memenuhi syarat kesehatan
Terbantunya masyarakat/ keluarga yang kurang mampu untuk membangun /
memiliki rumah sehat
Terlaksananya pengawasan dan penilaian rumah sehat, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
Terlaksananya pemberian nasehat tentang rumah sehat bagi keluarga, perusahaan
dan masyarakat yang memerlukan.
b. Sasaran
Dalam melakukan kegiatan penyehatan perumahan/ lingkungan pada daerah – daerah
yang mempunyai: 1) Resiko terhadap kemungkinan penularan penyakit – penyakit
diare, kecacingan, TBC paru, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), DBD
( Demam Berdarah Dengue) dan filariasis; 2) Daerah dengan cakupan sanitasi
dasarnya rendah; 3) Daerah kumuh; 4) Daerah pemukiman baru; 5) Daerah risiko
tinggi terhadap pencemaran; 6) Daerah terpencil dan perbatasan.
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
a. Tujuan
Tujuan umum adalah terwujudnya kondisi tempat – tempat umum (TTU) yang
memenuhi syarat kesehatan, agar masyarakat pengunjung dan sekitarnya terhindar
dari penularan penyakit dan gangguan pencemaran lingkungan.
Tujuan khusus
Termotivasi masyarakat dan penderita TTU untuk menyediakan, menggunakan
dan memelihara sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan
Terlaksananya pemberian nasehat tentang sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan di TTU bagi masyarakat dan pengelola TTU
Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan di TTU, sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
b. Sasaran
7. Pengamanan polusi industry
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi