BAB I dian

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar yang sangat penting untuk sistem pertahanan dan berperan hampir pada setiap fungsi metabolik tubuh. Fungsi hati antara lain adalah untuk pembentukan dan eksresi empedu. Empedu sendiri dibentuk sekitar 1 liter setiap harinya dan diekresikan oleh hati. Selain itu, hati mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein serta berperan penting dalam proses pertahanan tubuh baik dalam detoksifikasi maupun fungsi perlindungan. Detoksifikasi ini dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat dalam hati itu sendiri terhadap zat-zat beracun. Fungsi perlindungan hati diperankan oleh

Transcript of BAB I dian

6

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangHati merupakan organ terbesar yang sangat penting untuk sistem pertahanan dan berperan hampir pada setiap fungsi metabolik tubuh. Fungsi hati antara lain adalah untuk pembentukan dan eksresi empedu. Empedu sendiri dibentuk sekitar 1 liter setiap harinya dan diekresikan oleh hati. Selain itu, hati mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein serta berperan penting dalam proses pertahanan tubuh baik dalam detoksifikasi maupun fungsi perlindungan. Detoksifikasi ini dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat dalam hati itu sendiri terhadap zat-zat beracun. Fungsi perlindungan hati diperankan oleh sel makrofag yaitu sel kuffer, sel histiosit dan sel sinusoid.Hepatotoksik adalah senyawa yang dapat menyebabkan gangguan pada jaringan hati.3 Sel-sel hati yang terpapar oleh zat-zat yang bersifat toksik dalam dosis dan waktu tertentu akan mengalami kerusakan yang kemudian enzim-enzim yang dihasilkan oleh hati akan mengalami peningkatan dalam sirkulasi darah. Perubahan enzim ini digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui adanya kerusakan dari hati.Dua enzim yang dikaitkan dengan kerusakan hati adalah golongan aminotransferase, yakni enzim aspartat aminotransferase (AST) yang sebelumnya bernama glutamate oksaloasetat (GOT) yang mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfaketoglutarat. Alanin aminotransferase (ALT) sebelumnya bernama glutamate piruvat transaminase (GPT) yang menjalani reaksi serupa antara alanin dan asam alfaketoglutamat.Enzim AST/SGOT dihasilkan di mitokondria dan sitoplasma yang paling banyak ditemukan di organ jantung dibandingkan dengan organ hati, selain itu ditemukan di dalam otot bergaris, ginjal dan otak. Enzim ALT/SGPT hanya dihasilkan di sitosol dan sitoplasma yang paling banyak ditemukan di organ hati.Rifampisin merupakan salah satu antibiotik yang efektif untuk pengobatan penyakit tuberkulosis (TBC). Pemberian obat ini sering digunakan bersama dengan isoniazid pada terapi jangka pendek. Rifampisin jarang menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Dengan dosis biasa,kurang dari 4% penderita tuberculosis mengalami efek toksik. Yang paling sering ditemukan adalah ruam kulit, demam, mual dan muntah. Pada pemberian berselang dengan dosis yang lebih besar sering terjadi flu like syndrome, nefritis interstitial, nekrosis tubular akut dan trombositopenia. Yang menjadi masalah adalah ikterus.

Sekitar 16 kematian dari 500.000 penderita tuberculosis yang diobati dihubungkan dengan ikterus. Hepatitis jarang terjadi pada penderita dengan fungsi hati yang normal,tetapi pada penderita dengan penyakit hati kronis,alkoholisme dan usia lanjut ikterus bertambah. Pemberian rifampisin secara intermiten ini dikaitkan dengan timbulnya sindrom hepatorenal yang dikaitkan dengan peningkatan kadar transient dalam enzim hati seperti SGPT dan SGOT yang biasanya pada 8 minggu pertama terapi pada 10-15% pasien dengan kurang dari 1% dari pasien menunjukan rifampisin terbuka-indunced hepatotoksisitas.Angka kejadian hepatotoksik disetiap negara berbeda. Di India angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan di Eropa dan di Amerika hal ini dikaitkan dengan penyebaran dari mycobacterium tuberculosis sendiri dan pengunaan dari obat anti tuberkulosis ini.Masalah kesehatan atau dunia kedokteran tidak terlepas dari terapi dan obat-obatan serta penggunaannya pada manusia. Obat,disamping berguna untuk penyembuhan penyakit ternyata mempunyai efek yang negative terhadap kehidupan manusia,bahkan penggunaan obat yang salah dapat menimbulkan kematian bagi pengkonsumsinya.Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membuktikan efek hepatotoksik dari rifampisin serta ingin mengetahui hubungan pemberian rifampisin terhadap kadar SGPT dan SGOT pada tikus putih jantan ( Ratus norvegicus )galur wistar.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti mengemukakan rumusan masalah mengenai adakah hubungan pemberian rifampisin terhadap peningkatan kadar SGPT maupun SGOT pada tikus putih jantan galur Wistar?

C. Tujuan1. Tujuan UmumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan pemberian rifampisin terhadap kadar SGPT dan SGOT pada tikus putih jantan ( Ratus norvegicus )galur Wistar.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui efektifitas dari Obat Anti Tuberkulosis (OAT), khususnya Rifampisin.b. Untuk mengetahui efek hepatotoksik Rifampisin terhadap organ hati tikus putih jantan.c. Untuk mengetahui kadar Rifampisin minimal yang dapat memberikan efek hepatotoksik terhadap organ hati tikus putih jantan.

D. Manfaat PenelitianAdapun manfat penelitian ini yaitu:1. Bagi penelitiSebagai sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan memperoleh pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian berbasis experimental laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati serta memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan pendidikan Sarjana Strata-1 Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati2. Bagi perkembangan IPTEKSebagai bahan dan referensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang penelitian kedokteran,baik yang telah ada maupun yang belum dipublikasikan sebagai pembaharuan menuju visi pembelajaran kedokteran yaitu long life learning.3. Bagi Institusi PendidikanDapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan,serta sebagai bahan bacaan dan referensi di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.4. Bagi Laboratorium Pendidikan KedokteranDapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan motivasi dalam pembendaharaan ilmu dan penggunaan alat-alat kedokteran modern di Laboratorium Pendidikan Kedoktean Universitas Malahayati Bandar Lampung.5. Bagi Instansi Kesehatan Dan KeilmuanPenelitian ini ditujukan sebagai sarana informasi bagi peningkatan kesehatan baik didalam maupun diluar negri untuk lebih dikaji kembali mengenai pengobatan dan pemberian obat-obat OAT (obat anti tuberkulosis) khususnya rifampisin yang bersifat hepatotoksik.