BAB I BIOPORI

6
Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, di setiap musim hujan pastilah berita tentang banjir ramai dibicarakan. Terutama masalah banjir yang menimpa daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan sebagainya. Masalah banjir tersebut terus berulang setiap tahun tanpa ada pemecahan masalah secara berarti. Terlebih bagi daerah kota besar yang menjadi cermin sebuah ikon kota metropolitan, seperti Jakarta sebagai ibu kota Negara kita dan Bandung sebagai ibu kota provinsi. Tidakkah masalah banjir menjadi momok yang memalukan wajah kota besar tersebut yang menjadi lambang dan cermin bagi kota-kota lainnya di Indonesia bahkan bagi negara luar. Belum adanya langkah konkret dalam memberantas banjir sebenarnya hanya merupakan masalah waktu dan teknologi serta kemauan untuk meminimalisir banjir dari pemerintahan setempat. Sebenarnya sudah banyak teknologi tepat guna yang bermunculan, tetapi realisasinya terkesan lambat bahkan pemerintah terkesan acuh untuk menerapkan teknologi tersebut.

description

BIOPORI

Transcript of BAB I BIOPORI

Pendahuluan

Pendahuluan1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang MasalahAkhir-akhir ini, di setiap musim hujan pastilah berita tentang banjir ramai dibicarakan. Terutama masalah banjir yang menimpa daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan sebagainya. Masalah banjir tersebut terus berulang setiap tahun tanpa ada pemecahan masalah secara berarti.

Terlebih bagi daerah kota besar yang menjadi cermin sebuah ikon kota metropolitan, seperti Jakarta sebagai ibu kota Negara kita dan Bandung sebagai ibu kota provinsi. Tidakkah masalah banjir menjadi momok yang memalukan wajah kota besar tersebut yang menjadi lambang dan cermin bagi kota-kota lainnya di Indonesia bahkan bagi negara luar.

Belum adanya langkah konkret dalam memberantas banjir sebenarnya hanya merupakan masalah waktu dan teknologi serta kemauan untuk meminimalisir banjir dari pemerintahan setempat. Sebenarnya sudah banyak teknologi tepat guna yang bermunculan, tetapi realisasinya terkesan lambat bahkan pemerintah terkesan acuh untuk menerapkan teknologi tersebut.

Pemberantasan banjir yang ditemukan atau sudah diterapkan sebelumnya seperti program banjir kanal Barat dan Timur yang ada di wilayah DKI Jakarta, pelebaran gorong-gorong, meninggikan badan jalan dan sebagainya hanya menjadi solusi jangka pendek dan memakan biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.

Sebenarnya, pemberantasan banjir bukan hanya tugas pemerintah semata. Masyarakat pun punya tanggung jawab yang sama untuk mencegah banjir. Karena bila pemerintah sudah berupaya mencegah benajir, tetapi masyarakatnya masih acuh, upaya tersebut akan terasa percuma.

Untuk menumbuhkan kesadaran akan pencegahan banjir sebenranya telah ada dalam benak masyarakat, seperti masyarakat yang mulai sadar lingkungan dengan tidak lagi membuang sampah ke sembarangan ke sungai-sungai dan sebagainya. Tetapi bila volume air hujan teramat besar, rasanya upaya itu akan kurang maksimal karena air akan tetap meluap dan menyebabkan banjir.

Permasalahan tersebut terjadi karena sudah kurangnya dearah resapan air di daerah perkotaan. Jalanan sudah di beton, halaman rumah di semen tanpa adanya lubang resapan dan pemukiman yang sudah tidak ramah lingkungan dan mengabaikan pentingnya daerah resapan air. Sehingga masalah banjir akan terus muncul walaupun kesadaran masyarakat sudah ada untuk mencegahnya.

Bila hal itu terus menerus terjadi tanpa adanya kesadaran untuk berubah, permasalahan yang terjadi akan bertambah banyak. Selain banjir yang terjadi setiap musim hujan, di musim kemarau masyarakat akan kekurangan air bersih. Hal itu sudah terjadi saat ini, dimana setiap musim kemarau masyarakat harus membeli air untuk memnuhi kebutuhannya.

Bila cadangan air terus terkuras tanpa adanya penambahan cadangan air di dalam tanah, maka muka air tanah dan permukaan tanah akan turun sehingga menyebabkan amblasnya permukaan tanah.

Lantas, teknologi apa yang bisa mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah secara sekaligus. Jawabannya sederhana, biopori. Ya, lubang resapan biopori dapat mencegah banjir dan sekaligus menambah cadangan air tanah. Teknologi sederhana ini dapat diterapkan secara swadaya oleh masyarakat tanpa memerlukan banyak waktu dan perawatan lubang yang tidak merepotkan.

Sehingga dari rangkaian permasalahan dan jawaban yang telah terungkap, penulis tertarik untuk membahas tentang Penggunaan Biopori sebagai Pencegah Banjir dan Pengaruhnya terhadap Cadangan Air Tanah. dalam makalah yang akan penulis buat.

I.2 Perumusan MasalahDalam penulisan makalah ini penulis mambatasi masalah yang akan dibahas dan merumuskannya dalam sebuah rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah, sebagai berikut :

1. Apa pengaruh penggunaan biopori terhadap pencegahan banjir dan pengaruhnya terhadap cadangan air tanah?2. Bagaimana cara kerja biopori sehingga dapat mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah?

I.3 Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah yang berjudul Penggunaan Biopori dan Pengaruhnya sebagai Pencegah Banjir dan Pengaruhnya terhadap Cadangan Air Tanah ini adalah untuk :

1. Mengetahui manfaat penggunaan biopori terhadap pencegah banjir dan pengarujnya terhadap cadangan air tanah2. Memberikan pemahaman kepada pembaca, tentang cara kerja biopori, sehingga dapat mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah3. Mengajak pembaca untuk membuat biopori di sekitar lingkungannya.

I.4 Manfaat PenulisanManfaat yang bisa didapat dari disusunnya makalah berjudul Penggunaan Biopori dan Pengaruhnya sebagai Pencegah Banjir dan Pengaruhnya terhadap Cadangan Air Tanah adalah, sebagai berikut :

1. Memberikan pemahaman kepada pembaca, tentang penggunaan biopori, sehingga dapat mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah2. Memberikan pemahaman kepada pembaca, tentang cara kerja biopori, sehingga dapat mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah.3. Bagi penulis, makalah ini dapat memberikan wawasan lebih mengenai pengguanaan biopori dan manfaatnya.4. Bagi pembaca, makalah ini dapat memebrikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengunaan biopori, cara kerja, dan manfaat biopori sehingga dapat mempraktekkannya di lingkungan masing-masing.5. Bagi kalangan akademisi, makalah ini juga sebagai bukti pengembangan ilmu kimia yang lebih ramah lingkungan

I.5 Metode PenulisanMetode penulisan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan teknik studi literatur yang bisa diperoleh dari media buku, internet, artikel dan sebagainya.

I.6 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah adala sebagai berikut :Bab I PendahuluanBab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan makalah.Bab II Kajian PustakaBab II Kajian Pustaka berisi tentang informasi yang telah didapat dari studi literature sebagai rujukan atau keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penulisan makalah.Bab III PembahasanBab III Pembahasan berisi tentang pendapat dan analisa penulis terhadap permasalahan berdasarkan studi literatur yan telah disajikan di bab sebelumnya.Bab IV Simpulan dan SaranBab IV Simpulan dan Saran berisi tentang simpulan hasil kajian masalah serta saran.