Bab i - Bab Vi Freis Cipta
-
Upload
cipta-andri-jhona-sinuraya -
Category
Documents
-
view
60 -
download
3
description
Transcript of Bab i - Bab Vi Freis Cipta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehubungan dengan berkembangnya dunia teknologi sekarang ini yang
menggunakan bernagai macam peralatan yang modern ,khususnya dalam dunia
kerja.Perusahaan-perusahaan yang tersebar di seluruh daerah Indonesia khususnya
di daerah Riau ini sendiri sangat membutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang
pemesinan khususnya mesin freis.
Praktikum Teknik Pemesinan Mesin Freis merupakan salah satu praktek
yang dilakukan oleh mahasiswa mesin untuk melatih mahasiswa agar dapat
mengenali alat yang digunakan pada pemesinan mesin freis dan juga dapat
mengetahui fungsi-fungsi dari setiap alat yang digunakan pada praktikum
pemesinan mesin freis ,dengan mengikuti praktikum pemesinan mahasiswa
mampu mengasah kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan mesin
freis.Sehingga ketika mahasiswa turun ke dunia kerja,mahasiswa tidak merasa
canggung lagi menggunakan mesin freis.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum pemesinan mesin freis yaitu:
1. Melatih mahasiswa agar lebih mengetahui peralatan serta alat-alat
yang digunakan dalam praktikum mesin freis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi-fungsi dari mesin freis.
3. Mahasiswa dapat mengoprasikan mesin freis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dari mesin freis.
5. Mahasiswa dapat mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan mesin
freis.
6. Mahasiswa dapat menetapkan teori dari mesin freis yang telah di
pelajari pada semester sebelumnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum pemesinan mesin freis yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin freis.
2
2. Mahasiswa mempunyai pengalaman dan keahlian dalam mengorasikan
mesin.
3. Mahasiswa dapat mempraktekkan bekal praktikum mesin freis untuk
turun ke dunia kerja.
4. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi-fungsi dari mesin freis.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang,tujuan,dan manfaat dari
teknik pemesinan mesin freis.
Bab II Teori Dasar
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dari praktikum mesin freis.
Bab III Alat dan Bahan
Bab ini menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum pemesinan mesin freis.
Bab IV Prosedur Kerja
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah pengerjaan dan
pengoprasian mesin freis selama di laboratorium teknologi produksi.
Bab V Pembahasan
Bab ini menjelaskan perhitungan dan kendala-kendala saat
mengikuti praktikum pemesinan mesin freis di laboratorium teknologi
produksi.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam melaksanakan
praktikum pemesinan mesin freis.
3
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Defenisi Umum
Mesin freis adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau
freis (cutter) yang berfungsi sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu
mesin .Gerakan utama mesin yaitu berputar pada porosnya.Pisau freis dipasang
pada sumbu arbor yang dijepit oleh collet.Jika arbor mesin berputar melalui suatu
putaran motor listrik maka pisau freis akan berputar.Arbor mesin dapat berputar
ke kana maupun ke kiri sesuai dengan kebutuhan sedangkan banyaknya putaran
dapat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan .Ketika benda kerja dihantar kan
terhadap suatu pemotongan maka tool akan berputar menghasilkan
geram.Kecuali untuk putaran pemotongan berbentuk bulat tidak mempunyai
gerakan lain.
Pada mesin freis umumnya memiliki 3 gerakan meja yaitu gerakan meja
longitudinal,menyilang,dan vertical.Dibanding dengan mesin lain,mesin freis
adalah salah satu mesin yang paling mampu melakukan banyak pekerjaan dari
mesin perkakas lainnya seperti pemotongan sudut,cela,roda gigi,dan ceruk dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai pemotong.Pahat gurdi,perluasan lubang
dan bor dapat dipegang dalam soket arbor dengan melepas pemotong
arbor.Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan micrometer,maka
lubang pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara tetap.
Gambar 2.1 Mesin Freis
4
2.2 Prinsip Kerja Mesin Freis
Tenaga untuk memotong berasal dari energy listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik,selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerak putar pada spindle
mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian utama dari mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilakan
pemotongan pada bagian benda kerja,hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas benda kerja.
Proses pemotongan (penyayatan) dilakukan dengan menggunakan pahat
yang diputar oleh arbor yang berhubungan langsung dengan poros spindle
mesin.Posisi pahat pada arbor dapat diatur dengan mengatur letak cincin
pemisah(spacer).Posisi dari poros arbor merupakan penentu dari jenis apakah
mesin freis ini ,apakah mesin freis horizontal atau vertical.Untuk mengerjakan
benda-benda yang rumitdan ukuran relative besar yang tidak mungkin dikerjakan
pada mesin-mesin freis horizontal maupun vertical maka dibuat mesin freis
khusus (special purpose).
2.3 Jenis-Jenis Mesin Freis
Penggolongan mesin freis menurut jenisnya ,penamaannya disesuaikan
dengan posisi spindle utamanya dan fungsi pembuatannya produknya ,berikut ini
merupakan jenis-jenis dari mesin freis:
2.3.1 Mesin Freis Datar
Mesin freis datar kontruksinya lebih kuat dan dibantu oleh mekanisme
hantaran daya untuk mengendalikan gerakan meja .Mesin freis jenis tiang dan
lutut mempunyai 3 gerakan ,longitudinal,melintang,dan vertical.Mesin yang jenis
landasan tetap hanya mempunyai gerakan meja longitudinal ,tetapi mempunyai
perlengkapan untuk penyetelan melintang dan vertical pada spindle yang
memegang arbor pemotong freis.
Mesin freis datar menggunakan system otomatis,sebuah roda tunggal
dapat mengendalikan gerakan longitudinal,maupun menyilang dari meja ,atau
daya dapat digunakan untuk satu gerakan ,sementara gerakan lain dikendalikan
5
dengan tangan.Pemotong dipasang pada arbor horizontal yang ditopang secara
kaku oleh tangan atas.
Gambar 2.3.1 Mesin Freis Datar/Horizontal
2.3.2 Mesin Freis Tegak/Vertikal
Mesin freis vertical disebut karena kedudukannya vertical dari spindle
pemotong.Gerakan mejanya sama seperti meja datar,biasanya tidak ada gerakan
yang diberikan pada pemoton g kecuali gerakan berputar biasa tetapi kepala
spindle dapat berputar,yang memungkinkan penyetelan spindle dalam bidang
vertical pada setiap sudut dari vertical sampai horizontal .Mesin ini mempunyai
perjalan spindle aksial yang pendek untuk memudahkan pengefreisan
bertingkat.Beberapa mesin freis vertical dilengkapi dengan alat putar tambahan
atau meja kerja putar untuk memungkinkan pengefreisan alur melingkar atau
kontinu suku cadang produksi yang kecil.pemotongnya adalah semua jenis freis
ujung.
6
Gambar 2.3.2 Mesin Freis Vertikal
2.3.3 Mesin Freis Penyerut
Mesin freis penyerut mendapatkan namanya karena kemiripan dengan
penyerut.Benda kerja dibawa pada meja panjang yang mempunyai gerakan
longitudinal,dan dihantarkan terhadap pemotong pada kecepatan yang
sesuai.Gerakan meja variable dan pemotong putar adalah ciri utama yang
membedakan mesin ini dari penyerut gerakan lintang dan vertical terdapat pada
spindle pemotong.Mesin ini dirancang un tuk mengefreis benda besar yang
memerlukan pelepasan stok berat dan untuk duplikasi teliti dari bentuk keliling
dan profil.
Gambar 2.3.3 Mesin Freis Penyerut
7
2.3.4 Mesin Freis Universal
Mesin freis universal adalah mesin ruang perkakas yang dikontruksikan
untuk pekerjaan yang sangat teliti.Penampilannya mirip dengan mesin freis jenis
datar.Perbedaannya adalah bahwa meja kerja dilengkapi dengan kempet yang
memungkinkan meja untuk berputar secara horizontal .dan dilengkapi dengan
sebuah indeks atau kepala pembagi yang terletak di ujung meja.Sifat berputar
pada mesin universal memungkinkan untuk memotong spiral,misalnya seperti
terdapat pada pengurdian,pemotong freis,nok,dan beberapa macam roda gigi.
Gambar 2.3.4 Mesin Freis Universal
2.3.5 Mesin Freis Produksi
8
Gambar 2.3.5 Mesin Freis Produksi
2.3.6 Mesin Freis Ketam/Serut
Mesin freis ketam adalah mesin dengan pahat pemotong bolak –balik yang
mengambil potongan beberapa garis lurus.Dengan menggerakkan benda kerja
menyilang terhadap jalur pahat,maka dihasilkan permukaan yang rata .Sebuah
mesin ketam dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam,spiral,batang
gigi,tenggem (catok)celah –T,dan berbagai bentuk lainnya
Gambar 2.3.6 Mesin freis ketam /serut
9
2.3.7 Mesin Freis Korter
Gambar 2.3.7 Mesin freis korter
2.4 Alat Perlengkapan Mesin Freis
Adapun bagian-bagian perlengkapan mesin freis adalah sebagai berikut:
2.4.1 Arbor (Poros Tempat Cutter/Pahat Freis)
Arbor adalah tempat untuk memasang/memegang mata pisau frais pada
setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukuraya dengan alur
pasak yang terdapat pada pahat frais penjapit pahat yang juga sesuai dengan alur
yang terdapat pada pahat freis, arbor juga dinamakan poros freis yaitu
perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau frais dan
ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat panjang dan sepanjang
badannya diberi alur pasak. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan)
yang dinamakian collar.
10
Gambar 2.4.1 Arbor
11
2.4.2 Cutter (Pisau Freis)
Pisau freis mempunyai bermacam-macam bentuk disesuaikan dengan
kebutuhan sehingga nama pahat pun disesuaikan dengan bentuk dan
kegunaannya,misalnya pisau freis roda gigi digunakan untuk memfreis alur –alur roda
gigi,pisau freis mantel dimana sisi-sisi potongnya hanya terdapat pada mentel
kelilingnya saja.Pisau freis jari yakni pisau freis yang kecil dan ramping bertangkai
kecil dipasang pada ujungnya pada mesin freis vertical.
Pisau freis kepala hamper serupa dengan pisau mantel yang sisi pemotongnya
ditambah pada salah satu muka dan lubang arbornya dibagian yang bersisi pemotong
dibuat bertingkat.Pisau freis sudut dimana sisi-sisi pemotongnya membentuk sudut
yang lebih kecil dari 90⁰ atau disebut juga pisau sudut.
Pisau freis cekung dan cembung berbentuk cekung dan cembung,untuk
membuat alur setengah bulat (menonjol dan berbentuk alur),pisau freis gergaji untuk
membuat alur-alur pada benda kerja.Berikut ini macam-macam bentuk dari pisau
freis.
Gambar 2.4.2 Cutter
12
2.4.3 Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk
benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum. Ragum
datar dipakai untuk pengerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pengerjaan berat
pada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut
rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu. Ragum
universal sudut rahangnya dapat disetel arah horizontal dan vertikal sebesar sudut
tertentu.memeliki beberapa jenis diantaranya:
1.Ragum Datar
Gambar 2.4.3.1 Ragum datar
2.Ragum Pelat
13
Gambar 2.4.3.2 Ragum pelat
3.Ragum Busur
Gambar 2.4.3.3 Ragum busur
4.Ragum Universal
14
Gambar 2.4.3.4 Ragum universal
2.4.4 Meja Putar
Untuk meja frais tegak/vertikal digunakan meja putar sebagai kepala
pembaginya, dalam alat ini dibuat alur T untuk menjepit benda kerja atau perkakas
lain dengan bentuk baut jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas meja
penambat mesin frais dengan bantuan baut penjepit.
Gambar 2.4.4 Meja putar
15
2.4.5 Kepala Pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam
lubang dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas,
untuk menahan benda kerja yang panjang biasaya digunakan kepala lepas.
Gambar 2.4.5 Kepala lepas
2.4.6 Kepala Lepas
Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin freis dapat diikat dengan cekam
seperti halnya pada mesin bubut atau ditempelkan pada meja frais dengan jalan
mengklem pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat,
sedangkan untuk memfreis alur pasak, roda gigi lurus, alur helix atau segi banyak
16
beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter, salah satu antaranya pada
kepala lepas.
Gambar 2.4.6 Kepala lepas
2.5 Pemotongan Freis
Mesin freis mampu melakukan banyak tugas karena tersedia keaneka ragaman
yang luas dari pemotong. Pemotongan ini biasanya dikelompokkan menurut bentuk
umumnya, meskipun dalam berapa kasus mereka dikelompokkan menurut cara
pemasangannya, bahan yang dipakai dalam giginya, atau metode yang dipakai dalam
menggerinda giginya.
Terdapat 3 disain umum dari pemotongan:
1. Pemotongan arbor, pemotongan ini mempunyai lubang dipusat untuk
pemasangan pada arbor
17
2. pemotongan tangkai, pemotongan jenis ini mempunyai tangkai lurus atau
tirus yang menjadi satu dengan badan pemotong. Ketika digunakan,
pemotontgan ini dipasang pada spindel.
3. pemotong muka, pemotong ini dibuat atau dipegang pada ujung arbor
pendek dan biasanya dipakai untuk memfreis permukaan rata.
Pengelompokkan menurut bahannya adalah mengikuti cara pemotongan
pengelompokan pada perkakas pemotong lain. Pemotong frais terbuat dari baja
karbon tinggi, berbagai baja kecepetan tinggi.
Gigi dalam pemotongan frais dibuat dalam dua jenis umum menurut metoda
yang digunakan pada pengasahannya. Pemotongan profil diasah dengan menggerinda
sebuah tepi kecil dibelakang mata potong pada gigi. Ini juga memberikan pengaman
yang diperlukan pada punggung mata potong.
Pemotongan yang sering digunakan, dan dikelompokkan menurut jenis umum
atau jenis pekerjaan yang dapat dipakai.
2.6 Jenis Dari Pemotong Freis
Jenis dari pemotong freis yaitu:
2.6.1 Pemotong Freis Biasa
Pemotong freis biasa, adalah sebuah pemotong yang berbentuk piringan
yang hanya memiliki pada kelilingnya. Giginya dapat lurus atau heliks, kalau lebar
lebih dari 15 mm. Pemotongan heliks lebar juga dapat digunakan untuk pekerjaan
meratakan yang berat mungkin memiliki takik pada giginya untuk mematahkan
serpihan dan memudahkan pengeluarannya.
18
2.6.2 Pemotong Freis Samping
Pemotong freis samping, pemotongan ini mirip pemotongan datar kecuali
bahwa giginya disamping. Kalau dua pemotongan dioperasikan bersama, setiap
pemotongan adalah datar pada satu sisi dan memiliki gigi pada sisi yang lain.
Pemotongan freis samping mungkin bergigi lurus, heliks atau sigsag.
2.6.3 Pemotong Gergaji Pembelah Logam
Pemotong gergaji pembelah logam, pemotongan ini mirip dengan
pemotongan freis datar atau samping kecuali bahwapemotongansangat tipis, biasanya
5 mm atau kurang. Pemotongan datar dari jenis ini diberi pengaman dengan
menggerinda sisinya untuk menghasilkan ruang bebas untuk pemotongannya.
2.6.4 Pemotong Freis Sudut
Pemotong freis sudut, semua pemotongan bentuk sudut termaksud kelompok
ini. Mereka dibuat menjadi pemotong sudut tunggal maupun sudut ganda.
Pemotongan sudut tunggal ini mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan
pemotongan sudut ganda bergigi pada dua permukaan kerucut. Pemotongan sudut
digunakan untuk pemotongan lidah roda, tanggem, galur pada pemotong freis,dan
pelebar lubang.
2.6.5 Pemotong Freis Bentuk
Pemotong freis bentuk, gigi pada pemotong ini deberikan suatu bentuk
khusus. Termaksud didalamnya adalah pemotong cekung dan cembung, pemotongan
roda gigi, pemotong galur, pemotong pembuat sudut, dan sebagainya.
19
2.6.6 Pemotong Freis Ujung
Pemotong freis ujung, pemotongan ini mempunyai poros integral untuk
menggerakkan dan mempunyai gigi dikeliling ujunganya. Galurnya dapat lurus
ataupun heliks. Pemotong besar yang disebut freis cangkang mempunyai bagian
pemotong terpisah yang dipegang pada arbor batang, freis ujung digunakan untuk
proyeksi permukaan, membujur sangkarkan ujung, memotong celah dan dalam
pekerjaan pencerukan misalnya pembuatan cetakan.
2.6.7 Pemotong Celah-T
Pemotong celah-T, pemotong jenis ini menyerupai pemotong jenis datar kecil
atau freis samping yang memiliki poros integral lurus atau tirus untuk pengerakkan.
Penggunaan untuk memfreis celah – T. bentuk yang khusus adalah pemotong
dudukan pasak Woodruff, yang dibuat dalamukuran standard untukmemotong
dudukan bulat bagi pasak Woodruff.
2.6.8 Pemotong Gigi Sisipan
Pemotong gigi sisipan, dengan meningkatkan ukuran pemotong, adalah
ekonomis untuk menyisipkan gigi yang terbuatdari bahan mahal kedalam baja yang
lebih murah. Gigi pada pemotong jenis ini dapat diganti jika aus dan patah.
Gambar 2.6 Jenis pemotong freis
20
2.7 Gigi Dari Pemotong Freis
Dua jenis utama gigi pemotong freis (milling cutter) adalah pahat freis
selubung/mantel (slab milling cutter) dan gigi pemotong freis muka (face milling
cutter). Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu
mengefreis datar (slab milling) dengan sumbu putaran pahat freis selubung sejajar
permukaan benda kerja. Selanjutnya mengefreis datar dibedakan menjadi dua yaitu
mengefreis naik (up milling/conventional milling) dan mengefrais turun (down
milling).
Gambar 2.7 Gigi dari pemotong freis
Untuk pengefreisan kecepatan tinggi dengan pemotong berujung karbida,
biasanya digunakan sudut garuk negative (baik radial maupun aksial). Diperoleh
pahat yang lebih awet sebagai hasil dari peningkatan sudut pemotong, juga kemapuan
gigi lebih baik untuk menahan beban kejut. Pemotong jenis freis datar, dengan gigi
ditepi yang biasanya diberikan garukan negatif sebesar 5 sampai 10 derajat Kalau
harus memotong baja. Pada dan baja karbon menengah diperlukan memerlukan
21
garukan negative yang lebih besar dari pada baja lunak.Sudut ruang bebas adalah
sudut yang dicakup antara tepi dan garis singgung pada pemotong dari ujung gigi.
2.8 Dasar-Dasar Pekerjaan Mesin Freis
Dasar-dasar pekerjaan memfreis adalah jika memfreis gigi dan segi banyak
beraturan dan lain sebagainya, pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat paralel
dengan permukaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan
menpunyai sisi potong pada kelilingnya. Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat
tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau freis bukan hanya memotong
dengan gigi-gigi pada sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian muka pisau freis,
beram akan terpotong sama tebal.
Dalam pengerjaan dengan pisau freis yang mendatar mesin akan menerima
tekanan tidak teratur dan karena bentuk pisau yang ramping hasilnya akan terdapat
goresan-goresan. Pisau yang digunakan untuk memfrais rata adalah tergantung dari
tebal bagian yang difreis.
2.8.1 Pembuatan Alur
Pada pembuatan alur pada benda kerja yaitu dengan perautan radial sampai
kedalaman alur sepenuhnya, kemudian dijalankan laju memanjang dengan
kecepatan rendah.
2.8.2 Meratakan Permukaan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang sangat sederhana dibandingkan dengan
pekerjaan sebelumnya, karena pekerjaan ini hanya meratakan bidang benda kerja.
22
2.8.3 Profil Roda Gigi
Profil peraut sama dengan bentuk profil tepat benda kerja yang angka giginya
paling lecil. Penyimpangan profil yang kecil dibiarkan, karena kesalahan kecil itu
akan tersingkirkan tidak lama setelah awal pengoperasian akibat penyusutan.
2.8.4 Pembuatan Roda Gigi
Proses pembuatan roda gigi yaitu dengan melakukan Perautan dilakukan
menurut proses perautan bentuk yang berbentuk cakram dan terbubut relief yang
bentuknya sesuai dengan lekuk gigi dalam keadaan benda kerja diam. Kemudian
pembagian dilanjutkan menurut suatu cara pembagian setelah satu pembagian gigi.
Setelah ini dilakukan pembuatan lekuk gigi berikutnya didalam proses perautan
selanjutnya.
23
Gambar 2.8 Dasar-dasar pekerjaan memfreis
24
2.9 Gerakan Dalam Mesin Freis
Ada 3 gerakan mesin freis yaitu:
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan
pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan
digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan,
dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi
potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan.
2.10 Metode Pengefreisan
Metode Pengefreisan ada 2 yaitu:
1. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan
benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor
kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur
keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
2. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan
gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan
metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
25
2.11 Elemen Dasar Pada Mesin Freis
1. Kecepatan potong = 1000
.. ndv
; m/min
2. Gerak makan pergigi = ).( nz
vffz ; mm/(gigi)
3.Putaran pisau = d
vn
.
.1000
; m/min
4. Waktu pemotongan = tc = vf
t ; min
Dimana = lt = lv+lw+ln (mm)
5. Kecepatan penghasilan geram = Z = 1000
.. wavf ; cm
3/min
Keterangan:
V : Kecepatan potong (mm/min)
W : Lebar pemotongan (mm)
a : Kedalaman potong (mm)
Vf : Kecepatan makan (mm/min)
Fz : Gerak makan per gigi (mm/gigi)
tc : Waktu pemotongan (min)
Z : Kecepatan penghasil geram(cm3/min)
n : Putaran poros utama (rpm)
d : Diameter luar (mm)
26
Table 1.0 Kecepatan Potong Untuk Proses Pemesinan Dengan Gerakan Pemakanan.
Bahan Pahat Mesin
bubut
Gurdi Freis Ketam
Kasar Halus
Besi
tuang
HSS V 15-30 30-50 15-25 20-40 10-20
f 0,3-0,5 0,15-
0,3
0,1-0,6 25-250 0,3-6
Karbida V 40-80 80-120 0,1-0,6 - -
f 0,3-3 0,15-
0,3
- - -
Baj
a tu
ang
HSS V 10-30 30-50 20-30 15-30 10-15
f 0,3-5 0,15-
0,3
0,05-
0,1
25-250 0,3-6
Karbida V 30-80 80-120 0,1-0,6 - -
f 0,3-3 0,15-
0,3
- - -
ST 37 HSS V 25-60 60-100 25-35 20-50 15-30
f 0,3-5 0,15-
0,3
0,1-0,5 30-300 0,3-6
Karbida V 70-90 110-
180
- - -
f 0,3-3 0,13-
0,3
- - -
ST 50 HSS V 20-40 40-70 25-35 15-30 10-20
f 0,3-5 0,15-
0,3
0,1-0,5 30-300 0,3-6
Karbida V 30-80 100-
160
- - -
f 0,3-3 0,15-
0,3
- - -
ST 70 HSS V 10-30 30-50 20-35 10-20 10-15
f 0,5-5 0,15- 0,1-0,4 30-300 0,3-6
27
0,3
Karbida V 30-50 80-120 - - -
f 0,3-3 0,15-
0,3
- - -
Per
unggu
HSS V 30-90 120-
160
50-70 20-60 15-16
f 0,3-5 0,15-
0,3
0,15-
0,6
30-300 0,2-5
Karbida V 70-220 220-
240
- - -
f 0,3-3 0,15-
0,3
- - -
2.12 Toleransi
Toleransi dibuat untuk menentukan angka ukuran penyimpangan dalam
melakukan pekerjaan yang dicantumkan pada gambar benda kerja yang akan
dikerjakan.
Tabel 1.1 Variasi Toleransi Untuk Sudut
Panjang dari sisi yang
pendek
s/d 10 10 s/d 50 50 s/d
120
120 s/d
400
Variasi
yang
diizinkan
Dalam derajat
dan menit
± 1º ± 30º ± 20º ± 10º
Dalam mm tiap
100 mm
± 1.8 ± 0,9 ± 0,6 ± 0,3
Untuk meletakkan lambang pada gambar diperlukan spesifikasi konfigurasi
permukaan benda.
28
Gambar 2.12 Lambang toleransi
Tabel 1.2 Lambang Sifat Elemen Yang Diberi Toleransi
29
Toleransi yang paling sering digunakan yaitu toleransi sudut dan
geometri,toleransi geometri terbagi 3 lagi yaitu:
1. Toleransi Kerataan
Toleransi kerataan menunjukkan bahwa permukaan dari suatu bidang
datar harus terletak diantara dua buah bidang yang sejajar.
a.Toleransi kerataan b.Daerah toleransi
Gambar 2.12.1 Toleransi kerataan
2. Toleransi Kelurusan
Yang dimaksud dengan toleransi kelurusan adalah toloeransi untuk
mengontrol dari suatu bidang kerja yang telah dikerjakan dari bidang yang
sebenarnya.
Gambar 2.12.2 Toleransi kelurusan
30
3. Toleransi Kemiringan
Daerah toleransi kemiringan adalah ruangan antara dua buah garis sejajar atau
ruangan antara dua buah bidang sejajar yang miring dengan sudut tertentu
terhadap basisinya, dan toleransinya adalah jarak antara garis dan bidang-
bidang. Pada pengerjaan mesin freis toleransi yang lebih sering digunakan
oleh orang kebanyakan adalah telorasi geometri dan toleransi sudut .
Gambar 2.12.3 Toleransi kemiringan
2.13 Proporsi Bagian-bagian Roda Gigi
Roda gigi dengan diameter kurang dari 200 (mm), dibuat dari batang silinder
yang dipotong menjadi cakera dengan ketebalan yang seragam, diameter lingkaran
kakinya yang hampir sama besar dengan diameter poros yang diperlukan, maka poros
dan roda gigi harus menjadi satu. Dalam hal poros dan roda gigi direncanakan
sebagai dua benda yang terpisah, tebal Sk (mm) antara dasar pasak pada roda gigi dan
dasar kaki gigi adalah Sk ≥ 2,2 m (mm) untuk baja dan Sk ≥ 3,0 m (mm) untuk besi
cor.
Gambar 2.13 Tebal Antara Alur Pasak dan Dasar Kaki
31
Roda gigi dengan diameter besar dapat dibuat dari satu benda cor atau dapat
pula terdiri atas roda dan benda cor atau konstruksi plat yang dilas, dan bagian
luarnya dipasang bingkai baja yang dilas pada roda sebagai bagian yang akan
dipoyong menjadi gigi. Konstruksi semacam ini yang terdiri dari naf, jari-jari dan
bingkai yang dibuat untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan yang diperlukan serta
mengurangi beratnya. Proporsi atas dasar modul, kurang lebih adalah seperti gambar (
2.13 ) dan dinyatakan dibawah ini :
Bingkai : Tebal a = (1,5 — 2,2)m.
Naf (bos): Panjang I = (1,2—2,2)d.
Diameter do = 1,5d + 5 (mm).
Tebal naf dikurangi kedalaman alur pasak
δ = 0,5d untuk beban besar
δ = 0,44d untuk beban sedang, dan
δ = 0,4d untuk beban kecil
Dengan gaya tangensial Ft (kg) yang bekerja pada roda gigi, kita dapat
menentukan kekuatan jari-jari atau rusuk roda gigi. Roda gigi dengan diameter besar
dapat memakai 4 sampai 8 buah jari-jari. Momen lentur pada akan jari-jari adalah Ft,
la (kg mm). Jika dimisalkan ada jari-jari (j) yang menahan momen, maka ;
Dimana la (mm) adalah jarak dari akar jari-jari sampai diameter jarak bagi, σa
(kg/mm2) adalah tegangan lentur jari-jari yang diizinkan, dan z ( mm
3 ) adalah
momen tahanan lentur penampang jari-jari akar nya.
32
Gambar 2.13.1 Penampang Jari-Jari
Lebar akar jari-jari h (mm) untuk beban kecil adalah h=6, dan h=8 untuk
beban sedang atau besar. Penampang jari-jari harus dibuat mengecil ke arah bingkai
dengan kemiringan 1/40-1/16.
Sebagai pedoman yang lebih terperinci untuk menentukan jumlah jari-jari,
dapat dipakai standar-standar yang ada misalnya standar Rusia , GOST dan lain-lain.
Gambar 2.13.2 Proporsi Masing-Masing
33
Tabel 1.3 Klasifikasi Roda Gigi
Letak poros Roda gigi keterangan
Roda gigi
dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus, (a)
Roda gigi miring, (b)
Roda gigi miring ganda, (c)
(Klasifikasi atas dasar
bentuk alur gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan pinyon,
(d)
Batang gigi dan pinyon, (e)
Arah putaran berlawanan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi
dengan poros
berpotongan
Roda gigi kerucut lurus, (f)
Roda gigi kerucut spiral, (g)
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
Ganda
Klasifikasi atas dasar
bentuk jalur gigi)
Roda gigi permukaan dengan
poros berpotongan (h)
(Roda gigi dengan poros
berpotongan berbentuk
Istimewa)
Roda gigi
dengan poros
silang
Roda gigi miring silang ( i )
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi cacing silindris ( j )
Roda gigi caring selubung
ganda (globoid), (k)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hyperboloid
34
Roda gigi hipoid, ( l )
Roda gigi permukaan silang
Gambar 2.13.3 Pembagi Rumus-Rumus Roda Gigi
2.14 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Roda Gigi
Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan N1 (rpm) pada
poros penggerak dan N2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak
bagi d1 dan d2 (mm), dan jumlah gigi z1 dan z2, maka perbandingan putaran u adalah
Harga i, yaitu perbandingan antara gigi pada roda gigi dan pada pinyon
disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi.Roda gigi biasanya
dipakai untuk reduksi ( u < 1 atau i >1); Namun, ada juga dipakai untuk menaikkan
putaran ( u > 1 atau i < 1 ).Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter lingkaran jarak
bagi d1 dan d2 (mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :
A = (d1+d2)/2 = m (z1+z2)/2
d1 =2a/(1+i)
d2 =2a . i /(1+i)
35
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada proses pengefreisan adalah sebagai berikut:
1) Mesin Skrap
Mesin skrap digunakan untuk mengurangi ketebalan benda kerja.
Gambar 3.1.1 Mesin skrap
2) Ragum
Ragum busur digunakan untuk menjepit benda kerja pada mesin freis.
36
Gambar 3.1.2 Ragum
3) Kunci Collet
Kunci coolet digunakan untuk membuka dan memasang coolet.
Gambar 3.1.3 Kunci collet
4) Collet
Collet digunakan untuk menjepit pisau freis dengan kuat.
37
Gambar 3.1.4 Collet
5) Kunci Pas 13
Kunci pas digunakan untuk mengunci dan membuka baut pengunci
ragum.
Gambar 3.1.5 Kunci pas 13
6) Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur benda kerja
38
Gambar 3.1.6 Jangka Sorong
7) Kunci L
Kunci L digunakan untuk membuka dan mengunci baut pada lengan
atas mesin freis.
Gambar 3.1.7 Kunci L
39
8) Cutter (Pisau Freis)
Pisau freis digunakan untuk memotong dan menyayat benda kerja
sehingga ukuran benda kerja berkurang.
Gambar 3.1.8 Cutter (Pisau Freis)
9) Baut 13
Baut 13 digunakan untuk sebagai perantara pengunci ragum busur.
Gambar 3.1.9 Baut 13
40
10) Kuas
Kuas digunakan untuk membersuhkan geram-geram pada benda kerja
pada saat sedang bekerja.
Gambar 3.1.10 Kuas
11) Penggores
Penggores digunakan untuk menandai benda kerja yang telah diukur.
Gambar 3.1.11 Penggores
41
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan selama praktikum pemesinan II mesin freis yaitu:
1. Untuk Pembuatan Blok V-90°
Untuk pembuatan blok V-90° digunakan bahan mild steel dengan
ukuran yaitu:
Panjang : 80 mm
Lebar :41 mm
Tinggi :43 mm
43 mm
81,50mm
41mm
80
Gambar 3.2.1 Bahan Pembuatan Blok-V 90°
2. Untuk Pembuatan Roda Gigi
Untuk pembuatan roda gigimdigunakan bahan stainless steel
berbentuk silinder dengan ukuran diameter yaitu:
42
Diameter : 40 mm
Tinggi : 17 mm
Ø 40 mm
17mm
Gambar 3.2.2 Bahan Pembuatan Roda Gigi
43
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Umum
1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan.
2. Gambar job sheet dipahami.
3. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
4. Benda kerja dijepit pada ragum.
5. Pengaturan penghidupan Mesin Sekrap.
6. Sisi A,B,C,D,E,F benda kerja disekrap hingga sesuai ukura job sheet.
7. Benda kerja dilepas dari ragum.
8. Pengaturan pematian mesin sekrap.
9. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
10. Benda kerja dijepit pada ragum freis.
11. Pengaturan penghidupan mesin freis.
12. Pengaturan titik datum benda kerja.
13. Sisi benda kerja difreis sesuai job sheet.
14. Benda kerja dilepas dari ragum.
15. Pengaturan pematian mesin freis.
16. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
4.2 Prosedur Kerja
4.2.1 Prosedur Kerja Job Sheet I (Blok V-90°)
1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan.
2. Gambar job sheet dipahami.
3. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
44
Gambar 4.2.1 Pengukuran Dengan Jangka Sorong
4. Benda kerja dijepit pada posisi A berada diatas dan ragum dikunci kuat.
Gambar 4.2.2 Posisi Benda Kerja
5. Pengaturan penghidupan mesin sekrap.
a) Tombol control panel utama yang bewarna hijau ditekan.
b) Swich ON/OFF mesin sekrap diputar keposisi ON.
c) Tombol untuk memulai ditekan yang bewarna hijau setelah setting
datum selesai.
45
6. Pengaturan datum pada mesin sekrap.
a) Hendel tangan diputar untuk mendekatkan mata pahat arah kiri dan
serta maju dan mundur hingga pahat terletak pas diatas benda
kerja.
b) Skala indeks diputar hingga pahat pas terletak diatas benda kerja
dan skala indeks diputar ke posisi 0,0.
7. Skala indeks diputar untuk pemakanan 1 mm secara bertahap hingga
benda kerja sesuai ukuran job sheet.
8. Benda kerja dilepas dari ragum dan diukur dengan jangka sorong.
9. Benda kerja dijepit pada ragum dengan posisi B,C,D,E,F secara
bergantian dan disekrap sesuai prosedur nomor 6 hingga nomor 8 sampai
benda kerja mencapai ukuran job sheet.
10. Pengaturan pematian mesin sekrap.
a) Tombol untuk menghentikan penyekrapan ditekan yang bewarna
merah.
b) Switch ON/OFF diputar keposisi OFF.
c) Tombol control panel utama ditekan yang bewarna merah untuk
mematikan arus listrik ke mesin sekrap.
11. Pengaturan penghidupan mesin freis.
a) Tombol control panel utama yang bewarna hijau ditekan.
b) Swich ON/OFF mesin freis diputar keposisi ON.
c) Tombol spindle low ditekan untuk membuat mesin dalam keadaan
stand by.
d) Tombol spindle ON ditekan setelah setting datum.
12. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
13. Job sheet selanjutnya dipahami.
14. Benda kerja dijepit pada ragum secara bergantian dari posisi A sampai
posisi F.
46
15. Pengaturan datum benda kerja.
a) Roda tangan untuk menggerakkan meja naik keatas diputar hingga
benda kerja tepat sejajar dibawah tool.
b) Roda tangan untuk menggerakkan meja kekiri dan kekanan hingga
benda kerja pas terletak dibawah pisau freis dan sekala roda tangan
untuk melakukan pemakanan diputar keposisi 0,0.
Gambar 4.2.3 Proses Pencarian Titik Datum
16. Roda tangan diputar untuk pemakanan 1 mm secara bertahap hingga
benda kerja sesuai dengan ukuran job sheet dengan menekan tombol
spindle ON.
17. Setelah selesai pengefreisan posisi B,C,D,E,F dilakukan sesuai prosedur
nomor 14 sampai nomor 16 sehingga benda kerja sesuai job sheet.
18. Benda kerja dilepas dari ragum dan diukur dengan jangka sorong dan
ditandai dengan penggores.
19. Lengan mesin freis diputar 45° untuk membuat alur V-90° dengan bantuan
kunci L.
47
Gambar 4.2.4 Proses Pemutaran Lengan 45°
20. Benda kerja dijepit dengan posisi A berada diatas dan pemakanan diatur
dengan kedalaman 1 mm secara bertahap.
21. Tombol spindle ON benda kerja ditekan untuk memulai pengefreisan
hingga benda kerja sesuai job sheet.
Gambar 4.2.5 Pembuatan Alur V-90° Bagian A
22. Untuk pembuaatan alur V-90° pada bagian B dilakukan menurut prosedur
nomor 20 sampai nomor 21 hingga benda kerja sesuai job sheet.
48
Gambar 4.2.6 Pembuatan Alur V-90° Bagian B
23. Benda kerja dilepas dari ragum dan diukur dengan jangka sorong.
24. Cutter diganti dengan cutter diameter 4 mm dengan bantuan kunci cak,dan
posisi lengan dikembalikan keposisi semula 90°
25. Benda kerja dijepit pada ragum dengan posisi A berada diatas.
26. Titik datum dicari dengan memutar roda tangan dan roda eretan setelah
dapat skala diputar keposisi 0,0.
27. Pemakanan dilakukan dengan kedalaman 1 mm secara bertahap hingga
benda kerja sesuai job sheet.
Gambar 4.2.7 Pembuatan Alur Segi Empat Bagian A
49
28. Untuk posisi B dilakukan pemakanan sesuai dengan prosedur nomor 25
sampai nomor 27 hingga benda kerja sesuai ukuranjob sheet.
Gambar 4.2.8 Pembuatan Alur Segi Empat Bagian B
29. Untuk posisi C dilakukan pemakanan sesuai dengan prosedur nomor 25
sampai nomor 27 hingga benda kerja sesuai ukuran job sheet.
Gambar 4.2.9 Pembuatan Alur Segi Empat Bagian C
50
30. Untuk posisi D dilakukan pemakanan sesuai dengan prosedur nomor 25
sampai nomor 27 hingga benda kerja sesuai ukuran job sheet.
Gambar 4.2.10 Pembuatan Alur Segi Empat Bagian D
31. Pengaturan pematian mesin freis.
a) Tombol spindle OFF ditekan yang bewarna merah.
b) Swich ON/OFF mesin freis diputar keposisi OFF.
c) Tombol control panel utama yang bewarna merah ditekan untuk
memutuskan aliran listrik kemesin freis.
4.2.2 Prosedur Benda Kerja Job Sheet II (Roda Gigi)
1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan.
2. Gambar job sheet dipahami.
3. Benda kerja diukur dengan jangka sorong.
51
Gambar 4.2.11 Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
4. Benda kerja dijepit pada mandrel dengan kuat.
Gambar 4.2.12 Penjepitan Dengan Alat Bantu Mandrel
5. Mandrel dijepit pada cak dengan kuat dengan bantuan kunci L.
6. Kepala lepas didekatkan dengan mandrel dan dikunci dengan kuat agar
mandrel tetap center.
7. Jarak lubang indeks dicari menggunakan rumus NC setelah selesai ,putar
hendel kepala pembagi untuk membuat jarak roda gigi menurut hasil
perhitungan NC.
8. Pemakanan dilakukan dengan menekan tombol spindle ON dan pergerakan
eretan dilakukan secara otomatis.
52
Gambar 4.2.13 Proses Pembuatan Roda Gigi
9. Untuk sisi selanjutnya pemakanan dilakukan menurut prosedur nomor 7
sampai nomor 8 hingga semua sisi berbentuk roda gigi sesuai job sheet II.
10. Setelah pemakanan selesai,tombol spindle OFF ditekan dan benda dijauhkan
dari pisau freis dengan memutar roda tangan.
11. Cak dibuka dengan menggunakan kunci cak dan benda kerja dilepaas dari
cak.
12. Benda kerja dilepas dari cak dengan memutar baut mandrel kearah kiri.
13. Benda kerja diukur dengan menggunakan jangka sorong.
53
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan
Diketahui:
Kedalaman potong (a) : 1 mm
Putaran raving (n) : 150 rpm
Putaran finishing (n) : 700 rpm
Panjang pemotongan (lw) : lv + lw + ln
: 1 + 72 + 1
:74 mm
Jumlah gigi mata potong (Z) : 4 gigi
Lebar pemotongan (W) : 35 mm
Kecepatan makan (Vf) : 120 mm/min
:Vf= tc
lt =
69,0
82=118,84mm/min
Diameter mata pahat (d) : 16 mm
Ditanya:
a) Kecepatan potong (V) : …?
b) Gerak makan per gigi (Fz) : …?
c) Waktu pemotongan (Tc) : …?
d) Kecepatan penghasil geram (Z) : …?
54
Jawab:
1. Untuk Pembuatan Blok V-90°:
A. Raving
1. Kecepatan Potong (V) :
1000
.. ndv
1000
150.16.14,3
v 7,536 mm/min
2. Gerak Makan Per Gigi (Fz) :
).( nz
vffz
)150.4(
84,118
fz 0,198 mm/gigi
3. Waktu Pemotongan (tc):
tc = vf
t
= 84,118
74
tc = 62,0 min
4. Kecepatan Penghasil Geram (Z):
Z = 1000
.. wavf
55
= 1000
35.1.84,118
Z = 15,4 cm3/min
B. Finishing
1. Kecepatan Potong (V) :
1000
.. ndv
1000
700.16.14,3
v 35,168 mm/min
2. Gerak Makan Per Gigi (Fz) :
).( nz
vffz
)700.4(
84,118
fz 0,042 mm/gigi
3. Waktu Pemotongan (tc):
tc = vf
t
= 84,118
74
tc = 62,0 min
56
4. Kecepatan Penghasil Geram (Z):
Z = 1000
.. wavf
= 1000
35.1.84,118
Z = 15,4 cm3/min
Hasil Perhitungan Untuk Sekali Pemakanan
NO PROSES V(mm/min) Fz(mm/gigi) Tc(min) Z(cm3/min)
1 Raving 7,536 0,198 0,62 4,15
2 Finishing 35,168 0,042 0,62 4,15
2. Untuk Pembuatan Roda Gigi:
Diketahui : m : 1,5
Z : 30
Ditanya : 1) Diameter Tusuk (Dt)...?
2) Diameter Luar (Dk)...?
3) Diameter Kaki (Df)...?
4) Tusuk Gigi (t)...?
5) Jarak Sumbu Poros (a)...?
6) Jarak Gigi (tc)...?
7) Tinggi Kaki Gigi (Hf)...?
8) Tinggi Kepala Gigi (Hk)...?
9) Tinggi Gigi (H)...?
10) Jarak Putaran Indeks (Nc)...?
Jawab:
57
1) Diameter Tusuk (Dt):
Dt = Z . m
= 30 – 1,5
= 45
2) Diameter Luar (Dk):
Dk = Dt + 2 . m
= 45 + 2 . 1,5
= 48
3) Diameter Kaki (Df):
Df = Dt-2,133 . m
= 45 – 2,133 . 1,5
= - 41,80
4) Tusuk Gigi (t):
t = m . π
= 1,5 . 3.14
= 4,71
5) Jarak Sumbu Poros (a):
a = 2
21 DD
= 2
12,495,52
= 50,81
58
6) Jarak Gigi (Tc):
Tc = π . m . Cos α
= 3.14 . 1,5 . cos 60
= 2,35
7) Tinggi Kakin Gigi (Hf):
Hf = 1,166 . m
= 1,166 . 1,5
= 1,749
8) Tinggi Kepala Gigi (Hk):
Hk = 1 . m
= 1 . 1,5
= 1,5
9) Tinggi Gigi (H):
H = Hf + Hk
= 1,749 + 1,5
= 3,249
10) Jarak Putaran Indeks (Nc):
Nc = 40/Z
= 40/30 x 36/36
= 1140/1080 x 30/30
= 48/36
= 1 12/36
59
5.2 Analisis
Analisis yang didapat selama praktikum pemesinan II mesin freis yaitu pada
saat mengoprasikan mesin freis benda kerja harus terpasang kuat,rata,dan tidak
miring agar benda kerja yang dihasilkan rapi sesuai job sheet.
Pada benda kerja yang dijepit pada posisi tegak ,pemotongan benda kerja
jangan melebihi 1 mm,karena dapat membuat tekanan pemakanan yang berlebihan
sehingga benda kerja lengserkarena gaya jepit ragum tidak sebanding dengan gaya
tekan tool sehingga benda kerja dapat rusak dan tool bisa patah.
Pada saat pembuatan alur V,pastikan garis sumbu menunjukkan 45° sekala
indeks pada lengan atas freis agar sudut pembuatan alur V pas 90° dan pemakanan
awal dilakukan ditengah permukaan benda kerjayang akan dibuat alur V.
60
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil selama praktikum Pemesinan II Mesin Freis
yaitu:
1. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus,gunakan pahat
(tool) yang digunakan harus tajam.
2. Dalam menjepit benda kerja pada cekam harus center dengan kepala
lepas agar benda kerja tidak baling.
3. Pemakanan benda kerja jangan terlalu dalam karena dapat membuat
tool cepat tumpul dan hasil benda kerja tidak rata.
4. Pada pembuatan alur V-90° pemakanan awal harus dari tengah,agar
pemakanan yang dihasilkan dapat dari dua sisi dan hasil pemakanan
juga lebih rapi.
6.2 Saran
Saran yang dapat diambil selama praktikum pemesinan II mesin freis yaitu:
1. Pada saat finishing sebaiknya kecepatan putar ditambah dan
kedalaman penyayatan dikurangi agar menghasilkan permukaan benda
kerja halus dan rata.
2. Penjepitan roda gigi dengan bentuan mandrel diperhatikan agar benda
kerja/roda gigi yang dijepit tidak miring,sehingga pada pengerjaan
roda gigi tidak miring.
61
3. Sebelum melakukan pembuatan alur segi empat sebaiknya lakukan
terlebih dahulu pencarian titik datum pada alur V-90°
4. Gunakan selalu coolant agar mata pahat tidak panas dan benda yang
dihasilkan rapi dan mengikat.
62
DAFTAR PUSTAKA
George Love.Teori dan Praktikum Kerja Logam.Erlangga.Jakarta 1986
Kerja Bangku dan Pelat.Laboratorium Teknologi Mekanik.Bandung
B.H Amstead.Bandung Priambodo,dkk.Teknologi Mekanik.Jilid 2.Erlangga
Bambang,Priambodo,Ir.MSME.Teknologi Mekanik.Edisi Ketujuh.1995
Takeshi,Sato.G.H.Sugiarto,N.1999.Menggambar Mesin Menurut Standar Iso.Jakarta
63
LAMPIRAN