BAB I

10
BAB I PENGELOLAAN SAMPAH LINGKUNGAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga penulis, setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika penulis mengatakan demikian. Namun semua itu memang kenyataan yang tidak dapat penulis pungkiri lagi. Sampah merupakan kotoran; bisasesuatu yang tak terpakai dan dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat penulis katakana sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain. Seharusnya dimanfaatkan, diolah dikelola sesuai dengan prosedur 3R Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah). Dalam kenyataannya, pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal membuang sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari dalam latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Mengapa orang lebih suka membuang sampah sembarangan ? 2. Faktor apa yang menyebabkan orang tersebut membuang sampah sembarangan ?

description

ASKEP

Transcript of BAB I

BAB IPENGELOLAAN SAMPAH LINGKUNGANA. Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari, sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga penulis, setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika penulis mengatakan demikian. Namun semua itu memang kenyataan yang tidak dapat penulis pungkiri lagi. Sampah merupakan kotoran; bisasesuatu yang tak terpakai dan dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat penulis katakana sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain. Seharusnya dimanfaatkan, diolah dikelola sesuai dengan prosedur 3R Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah).Dalam kenyataannya, pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal membuang sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari dalam latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut.1. Mengapa orang lebih suka membuang sampah sembarangan ?2. Faktor apa yang menyebabkan orang tersebut membuang sampah sembarangan ?3. Apa dampak negative dan manfaat dari sampah baik organic maupun anorganic ?4. Bagaimana cara mengelola sampah yang benar ?5. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah sampah ?C. TujuanTujuan dari karya tulis ini adalah :1. Membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan2. Menghimbau sekaligus menggerakan masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampahD. ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :1. Pembaca dapat memahami pengertian sampah dan jenis-jenis sampah secara singkat dan jelas.2. Pembaca dapat mengetahui dampak negative yang ditimbulkan jika mengelola sampah dengan tidak tepat.3. Pembaca dapat mengetahui cara pengelolaan sampah yang benar.4. Pembaca dapat mengetahui manfaat dan pengelolaan sampah.E. Kajian Teori Dalam kajian teori ini, akan dijabarkan secara jelas masalah tentang pengelolaan sampah melalui sistim 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemilik semula (Tandjung,Dr.M.Sc). Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai (Radyastuti,W.Prof.Ir).Sampah menurut asal zat yang dikandungnya, secara garis besar sampah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, misalnya plastic, kertas, kaca, kaleng, dan besi. Sampah anorganik banyak yang sulit hancur dan sulit diolah. Untuk mengolah sampah ini memerlukan biaya dan teknologi tinggi. Kedua, dilihat dari sumbernya; sampah ini bisa dibedakan menjadi tiga macam, yakni sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sampah industry, meliputi buangan hasil proses indutri, dan sampah makhluk hidup adalah jenis benda buangan dari makhluk hidup.Sampah anorganik yang terbagi menjadi sampah rumah tangga, sampah industry, dan sampah makhluk hidup. Intensitas pencemarannya sangat tinggi dan selanjutnya menimbulkan kerugian untuk masyarakat, sampah rumah tangga misalnya setiap hari kita diposisikan sebagai produsen sampah yang senantiasa memproduksi sampah terus-menerus. Sampah bermanfaat jika dimanfaatkan dengan baik dan merugikan jika dibiarkan tanpa ada pengelolaan yang baik. Dampak negative dari pengelolaan sampah yang tidak tepat akan menyebabkan beberapa kerugian. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.Pencemaran di berbagai elemen akan terjadi, sampah yang menumpuk menyebabkan pencemaran udara, sampah yang dibuang sembarangan di sungai menyebabkan pencemaran air, membuang sampah anorganik seperti plastic dan kaleng akan menyebabkan pencemaran tanah karena benda tersebut sulit diuraikan oleh bakteri pengurai tanah. Pencemaran-pencemaran itu nantinya akan membuat kerugian bagi masyarakat sendiri karena menyebabkan beberapa penyakit. Pola hidup kotor dengan membuang sampah yang tidak tepat yang kedepannya akan menyebabkan kerugian yang fatal bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya.Jika sampah dikelola dan diolah dengan baik, akan menghasilkan manfaat positif bagi masyarakat. Lingkungan menjadi bersih , pencemaran dapat diminimalisir, dapat tercipta beberapa barang yang bermanfaat bagi manusia jika di daur ulang. Sampah bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk pupuk organic, selain itu juga bisa diolah menjadi energi bio arang, biomass dan energi untuk listrik. Lebih jauh sampah dapat dijadikan barang-barang aksesoris, barang fungsional dan sebagai bahan bangunan.Pengelolaan yang baik salah satunya dengan cara daur ulang, daur ulang adalah penggunaan kembali material/barang yang sudah tidak terpakai untuk menjadi produk lain. Langkah-langkahnya adalah pemisahan; pisahkan barang/material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke penimbunan sampah. Pastikan barang/material tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan; simpanlah barang/material kering yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam boks/kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas bekas, botol bekas, dll.Pengiriman/penjualan, barang/material yang terkumpul dijual ke pabrik yang membuthukan material tersebut sebagai bahan baku atau dijual jenis ini akan terus bertambah seiring dengan barang kehidupan sehari-hari yang digunakan.BAB IIPEMBAHASANKeberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi factor yang paling dominan, di samping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak dapat menjaga lingkungan sekitar.Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.Contoh kegiatan reuse sehari-hari: Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukanContoh kegiatan reduce sehari-hari: Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.Contoh kegiatan recycle sehari-hari: Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos. Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.Seperti halnya Pemerintah Daerah yang lain, Pemerintah Kota Palu telah melakukan upaya-upaya untuk menangani masalah sampah. Kondisi yang saat ini terjadi, Kota Palu sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki produksi sampah pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 927 m3/hari. Sistem pengelolaan sampah yang sudah dilakukan adalah dengan membangun lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah Kawatuna, dengan sistem Semi control landfill. Namun masalah yang pasti akan dihadapi adalah ketika TPA yang ada sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang diproduksi oleh penduduk Kota Palu, sedangkan ketersediaan lahan yang bisa digunakan sebagai TPA semakin menyempit. Diperlukan sebuah upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini.Kunci suskses pengelolaan sampah juga meliputi ; 1) Kredibilitas para pengambil kebijakan; 2) Mekanisme implemetasi yang efisien termasuk insentif terhadap pasar; 3) Perhatian yang signifikan terhadap pasar daur ulang; 4) Keterlibatan masyarakat; 5) Komitmen yang berkelanjutan terhadap kualitas yang tinggi terhadap semua operasi fasilitas pengelolaan sampah; 6) Evaluasi yang efekti terhadap strategi atau opsi yang dipilih. Yang tak kalah pentingnya, pengelolaan sampah memerlukan payung hukum yang jelas. Kalau tidak pengelolaan sampah akan tetap buruk. Dan ini bisa menjadi petaka yang menyeramkan.Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut , diperlukan peran serta dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, diperlukan juga partisipasi dan dukungan pemerintah untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan menitikberatkan terhadap masalah sampah yang telah menjadi permasalahan utama. BAB IIIKESIMPULANKesimpulan dari makalah ini adalah pengolahan sampah dengan pengelolaan yang baik akan mendatangkan keuntungan dalam hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan sekitar. Sampah baik organic dan anorganik harus mampu diolah, dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Cara pengolahan sampah juga dapat dikelola dengan metode 3R yaitu Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah) dan cara lainnya yang memudahkan masyarakat untuk mengelola sampah. Selain itu, Cuma diperlukan kesadaran dari masyarakat itu sendiri dan partisipasi dari pemerintah untuk melindungi lingkungan.PengantarPenyebaran faham disposable-isme telah berhasil mencuci otak masyarakat Indonesia dan memicu terjadinya demam pemakaian barang sekali pakai (disposable) di rumahtangga serta melahirkan kebiasaan masyarakat yang gemar menyampah. Masyarakat masih cenderung mengikuti aliran NIMBY (not in my back yard) yang tidak berwawasan lingkungan seperti membakar dan membuang sampah sembarangan. Sementara Pemerintah masih mengagungkan pendekatan end of pipe dan mendewakan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) sebagai muara segala sampah. Dampaknya TPAS cepat penuh dan lahan untuk TPAS yang baru sulit didapat. Di sisi lain, tingkat pelayanan Pemerintah Daerah dalam pengangkutan sampah masih rendah, sebagai contoh Kab. Sleman hanya melayani 13,51% dan Kabupaten Bantul hanya 4,87% (Pemprov DIY, 2011). Akibatnya banyak dijumpai tempat pembuangan sampah ilegal dimana-mana, seperti di bantaran sungai, di tepi-tepi jalan, di lahan-lahan kosong, dll. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diciptakan dan dikembangkan sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) secara mandiri, produktif dan ramah lingkungan.

Pengertian PSBMPengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) atau yang lebih dikenal dengan istilah Peneglolaan Sampah Mandiri (PSM) merupakan penanganan sampah yang direncanakan, dilaksanakan, dikembangkan dan dijaga kelangsungannya oleh suatu kelompok masyarakat/komunitas (RT/RW/Kampung/Dusun) (Iswanto, 2005). PSBM menempatkan masyarakat sebagai subjek (pelaku utama) dan penangung jawab dalam pengelolaan sampah di komunitasnya.Secara garis besar kegiatan PSBM meliputi: 1) minimiasasi timbulan sampah (reduce); 2) pemilahan sampah sesuai jenis di sumbernya; 3) pemanfaatan (reuse), pengolahan (recycle), dan/atau penjualan sampah; dan 4) pemrosesan akhir sampah residu di TPAS secara ramah lingkungan. Hal itu sesuai dengan amanah Undang-undang No. 18 Tahun 2008 yang mewajibkan setiap orang untuk mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan (Pasal 12).Komponen utama dalam PSBM terdiri atas: 1) masyarakat sebagai penghasil, pemilah, pemanfaat dan pengolah sampah, 2) pengelola/pengurus PSM sebagai pengawal kegiatan (koordinator/fasilitator), 3) pihak swasta sebagai mitra, yaitu Pengepul sampah dan Pembeli produk hasil olahan sampah (daur ulang), serta 4) Pemerintah sebagai penanggung jawab dalam pemrosesan akhir sampah residu dan sampah B3 rumah tangga.

Kegiatan Pokok dalam PSBMKegiatan pertama dan paling utama dalam PSBM adalah pemilahan sampah di sumber. Setiap rumahtangga wajib memilah sampah menjadi 5 (lima) yaitu: 1) sampah mudah terurai (organik); 2 sampah anorganik laku jual; 3) sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan/diolah oleh komunitas; 4) sampah B3 (bahan berbahaya beracun) rumahtangga; dan 5) sampah lain (residu). Sampah organik yang lunak (mudah terurai) dioah menjadi kompos dengan menggunakan lubang tanah, biopori, komposter skala rumah tangga atau komposter komunal, sedangkan sampah organik yang keras (tidak mudah terurai) diolah menjadi briket arang. Sampah anorganik yang laku, dijual ke Pengepul melalui sistem Bank Sampah atau Sodaqoh Sampah. Jenis sampah anorganik tertentu dapat diolah/dimanfaatkan oleh masyarakat (individu/kelompok) menjadi produk-produk yang berharga. Sampah B3 yang dihasilkan di rumah tangga seperti baterai, lampu neon, kemasan insektisida, sisa obat-obatan, dll., diserahkan ke Pihak yang berwenang (Pemda atau Swasta). Adapun sampah lainnya (residu) dikirim/diangkut ke TPAS untuk pemrosesan akhir melalui Dinas terkait dengan biaya sesuai pertaturan yang berlaku.

Pemberdayaan Masyarakat dalam PSBMTahapan pemberdayaan masyarakat dalam PSBM meliputi: 1) sosialisasi PSBM kepada masyarakat, 2) perencanaan dan penetapan sistem (model) PSBM yang akan dilaksanakan, 3) pembentukan lembaga PSBM komunitas (RT/RW/Kampung/Dusun), 4) penyusunan mekanisme dan aturan pelaksanaan PSBM secara tertulis, 5) sosialisasi aturan/mekanisme pelaksanaan PSBM kepada seluruh lapisan masyarakat (anak-anak hingga orang tua), 5) pelatihan-pelatihan tentang pemanfaatan/pengolahan sampah sesuai potensi masyarakat yang dapat dikembangkan, 6) pendampingan, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan, serta 7) tindak lanjut dan pengembangan program.Adapun beberapa faktor penting agar PSBM di suatu komunitas (wilayah) dapat berkelanjutan antara lain: 1) adanya dukungan dan komitmen yang kuat dari masyarakat dan para tokohnya, 2) adanya lembaga khusus yang solid sebagai wadah kegiatan PSBM, 3) adanya norma/aturan local secara tertulis, 4) adanya kader-kader militan lingkungan, 5) pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan, 6) kaderisasi dan regenerasi, 7) pelaporan secara rutin dan transparan kepada masyarakat, dan menjalin kerjasama secara aktif dengan berbagai pihak (pemerintah, swasta, perguruan tinggi, LSM,dll).

PenutupSejak tahun 2004 PSBM mulai menyebar ke berbagai wilayah dan mengalami modifikasi ke berbagai wilayah DIY. Pada tahun 2009 dibentuk Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nama Merti Boemi Lestari, dan diikuti dengan pembentukan JPSM tingkat Kabupaten/Kota se-DIY. Sampai saat ini tercatat lebih dari 300 komunitas anggota JPSM DIY yang tersebar di 5 wilayah Kabupaten/Kota. JPSM (DIY/Kab/Kota) selalu diajak kerja sama dengan Pemeritah DIY beserta seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY melalui Instansi/Dinas terkait dalam melakukan sosialisasi dan fasilitasi PSBM guna mewujudkan masyarakat DIY yang mampu, sadar, dan mau melaksanakan pengelolaan sampah secara mandiri, produktif dan ramah lingkungan yang bekelanjutan.Perkembangan PSBM di DIY terbukti dapat menumbuhkan kreasi masyarakat DIY dalam mengurangi dan menangani sampah antara lain: pembuatan pembalut wanita reusable yang dapat dipakai berulang kali, membuat kompos, briket bioarang, biogas, bataco dari styrofoam, pot dari gelas/kaca dan berbagai kerajinan sampah plastik/kain/ban bekas/kulit telur, dll. PSBM memberikan beberapa keuntungan baik secara social, ekonomi, kesehatan maupun ekologi kepada masyarakat, Pemerintah dan swasta, yaitu: 1) meningkatkan lapangan usaha dan pendapatan bagi masyarakat, 2) mengurangi biaya pengangkutan ke TPAS, 3) memperpanjang usia TPAS, 4) mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan sebagai polutan, 5) menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan, dan 6) membangun budaya bersih dan sehat bagi masyarakat.