BAB I PENDAHULUANiif.co.id/wp-content/uploads/2018/12/JSMR-JJC422-02TOLR... · 2019. 1. 25. ·...
Transcript of BAB I PENDAHULUANiif.co.id/wp-content/uploads/2018/12/JSMR-JJC422-02TOLR... · 2019. 1. 25. ·...
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan
Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur
dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang
cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang
melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas
jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam
perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor
baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Karawang.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah
administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang
tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede
Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat,
Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan
Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang
dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d
STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga
berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya
penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya
dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga
dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah
industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh
perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 2
jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-
Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam
meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan
akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun
Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan
Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini
terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang
36,84 km.
Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-
RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang
disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17
Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta-
Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk
melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang
± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka
dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat
arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen
Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017
diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan
lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk
evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki
Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang
dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : JL.03.04-MN/232.
Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga
(Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 3
Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih
dari satu wilayah kabupaten dan kota.
Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT.
Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan
ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di
analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan
pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL
tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat
dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan
berkelanjutan (Suistainable Development).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Kegiatan
Menyediakan system transportasi yang efisien guna menunjang pertumbuhan
ekonomi nasional
Meningkatkan kelancaran arus transportasi darat
Menjamin pelayanan angkutan darat yang aman dan efisien
Meningkatkan system jaringan jalan yang menghubungkan semua simpul jasa
distribusi dari dan pusat-pusat kegiatan
Meningkatkan kapasitas dan efisiensi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
1.2.2 Manfaat Kegiatan
Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan arus barang serta penduduk dari
Jakarta menuju ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kerawang Sampai
Bandung.
Meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Jawa Barat guna
mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas provinsi;
Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 4
1.3 Pelaksanaan Studi
Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai
pemrakarsa yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi AMDAL
selengkapnya adalah sebagai berikut:
1.3.1. Pemrakarsa
Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya
Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati,
Jakarta Timur 13550
No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658
Email : [email protected]
Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono
Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
1.3.2 Pelaksana Studi AMDAL
Penyusun dokumen AMDAL rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilakukan oleh PT. Sarana Perencana Jaya dengan
Registrasi No: 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH. Tim penyusun Dokumen AMDAL
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Susunan Tim Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated
Nama Pendidikan dan
Kualifikasi Posisi No. Sertifikat
Tim Penyusun AMDAL
Didin Sukma, ST S1, Teknik Sipil
UNIBRAW Malang Ketua Tim
KTPA
K.008.01.10.10.000140
Risma Mustami Khairani, ST S1 Teknik Lingkungan
ITENAS Bandung
Asisten Ahli
Lingkungan ATPA
LHK. 564 00150 2016
Agung Prabowo Budhi W,
S.Sos.
S1 Antropologi
UNPAD Bandung
Ahli Sosial
Ekonomi ATPA
LHK. 564 00061 2017
Tenaga Ahli
Andri Lesmana, ST., M.IL
S1 Teknik Planologi
S2 Magister Ilmu
Lingkungan
Ahli
Transportasi KTPA
LHK. 564 00032 2017
Mohammad Emir Muzamil,
S.Si
S1 Biologi UNPAD
Bandung Ahli Biologi
ATPA
LHK. 564 00057 2017
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 5
1.4. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dikaji
1.4.1. Status Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
dengan titik awal yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhir di simpang susun ruas
Karawang Barat sepanjang 36,84 km yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang mengacu pada Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-RPL
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Nomor : KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret
1993 Oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Pekerjaan Umum.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek
sesuai dengan Pola Tata Ruang Wilayah JABODETABEK, dimana peruntukkan lahan di
wilayah penyangga DKI Jakarta tersebut adalah untuk pemukiman, industri dan pertanian,
maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk menunjang
kegiatan di wilayah tersebut. Prasarana transportasi yang ada yaitu jalan lama Jakarta-
Cikampek, tingkat pelayanan LOS (Level Of Service) yang rendah, sehingga perlu adanya
alternatif lain untuk menunjang kegiatan di wilayah penyangga tersebut. Alternatif
tersebut dalam pembangunan jalan Tol baru yang dapat mengimbangi perkembangan
ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan jumlah volume
lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami
kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1, dengan demikian dibangunlan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa Marga. Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated akan dibangun diatas median jalan tol Jakarta-Cikampek
(Eksisting) dengan demikian pertimbangan akan langsung bermanfaat pada pelayang jalan
Tol Jakarta-Cikampek dan tidak diperlukan proses pembebasan lahan.
1.4.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah
A. Lokasi Kegiatan
Rencana Pengembangan Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated akan dibangun
diatas median Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sekarang (eksisting). Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awalnya yaitu
simpang susun ruas Cikunir dan titik akhirnya di simpang susun ruas Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 6
Barat dengan total panjang sekitar 36,84 Km. Kabupaten/Kota yang akan terlintasi
rencana kegiatan ini meliputi kawasan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.
B. Rencana Tata Ruang Wilayah
Proses penyusunan Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini telah menempuh pembahasan
mengenai Kesesuaian Tata Ruang Pada tanggal 20 September 2016. Rencana
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mendapatakan
kesesuaian Tata Ruang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang No. 1124/200/XI/2016
perihal Status Jalan Bebas Hambatan Jakarta-Cikampek II Elevated di dalam
RTRWN bahwa kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
telah tercantum dalam RTRWN dalam Lampiran III.
Penjelasan mengenai pasal 114 A PP No. 13 Tahun 2017 menyatakan bahwa
kegiatan yang termasuk dalam kegiatan strategis nasional dan belum tertuang
dalam Rencana Tata Ruang Daerah, maka izin pemanfaatan ruang didasarkan
pada Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017. Dengan telah adanya rekomendasi
kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dari Kemeterian
Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata
Ruang, maka tidak diperlukan lagi rekomendasi Tata Ruang dari Daerah Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 13 Tahun 2017.
Peta Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated
Tersaji pada Gambar 1.1 serta Peta Struktur Ruang RTRWN Gambar 1.2.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 7
Gambar 1.1 Peta Lokasi Rencana Kegiatan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 8
Gambar 1.2 Peta Struktur Ruang RTRWN
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 9
1.4.3. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang sudah Berjalan
Berdasarkan Studi Evaluasi Lingkungan, 1992 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek, kegiatan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek telah diawali dengan
kegiatan studi “Trans Java Highway Feasibility Study”. Studi yang memakan waktu satu
tahun (1972-1973) dilaksanakan oleh Lyon & Associates, USA, serta dibiayai dengan
bantuan USAID.
Berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh Agre Intertraffic-Lens Consult
pada tahun 1975 (dalam study “Jakarta-West Java Tollway System Feasibility Study”)
pemerintah menetapkan proyek Jalan Jakarta-Cikampek berupa :
Pembangunan jalan baru bebas hambatan antara Jakarta dan Cikampek sepanjang
± 73 Km.
A. Karakteristik Lokasi Kegiatan
Berkaitan dengan tata guna tanah, maka penggunaan tanah disepanjang tol dapat
dikelompokkan menjadi empat segmen sebagai berikut :
Segmen I : Antara Jakarta-Bekasi, tata guna tanah lebih didominasi oleh
perumahan
Segmen II : Antara Bekasi-Karawang, tata guna lebih dominasi oleh
perumahan dan persawahan
Segmen III : Antara Cibitung-Karawang-Klari, tata guna tanah lebih
didominasi oleh persawahan dengan adanya indikasi kuat kearah
pengembangan industri yang cukup besar
Segmen IV : Antara Klari-Cikampek, tata guna tanah lebih didominasi oleh
perkampungan dan perkotaan.
B. Tahapan Kegiatan
1. Tahap Pra Konstruksi
Telah dilakukan pembebasan lahan untuk jalur Told an fasilitas penunjangnya seluas
9.153.745,43 m2 yang meliputi 9.843 KK dengan perincian :
Luas Lahan (m2) Jumlah KK
Kodya Jakarta Timur 470.220,50 1.456
Kabupaten Bekasi 4.444.597,18 4.854
Kabupaten Karawang 4.050.982,75 3.440
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 10
Utilitas yang dibebaskan :
- Saluran air minum (PAM) : 1.278 m
- Jaringan telepon udara : 192 bh
- Jaringan telepon bawah tanah : 2.245 m
- SUTT : 16 bh
- SUTM dan SUTR : 309 bh
- PJU : 22 bh
Sebagian besar dari utilitas yang dibebaskan (90%) terletak di seksi A (Cawang-
Cibitung).
Sampai saat ini semua lahan dan utilitas tersebut telah selesai pembebasannya dan
tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat yang terkena pembebasan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada dampak sisa yang disebabkan tahap konstruksi.
2. Tahap Kontruksi
Pelaksanaan fisik pembangunan jalan Tol dimulai tahun 1980 yang dibagi menjadi 3
seksi :
a. Seksi A
Jalan utama : 24,40 km (4 jalur)
ORR Lajur Timur : 9,40 km (2 jalur)
Jatiwaringin intersection : 2.31 km
Jatibening Access section : 1,58 km
Totak Seksi A : 37,59 km
Jalan Lokal : 9,00 km
Seluruh Seksi A : 46,59 km
Jumlah Interchange : 7
Jumlah Jembatan : 40
Box Culvert : 30
Gerbang Tol : 7
b. Seksi B
Jalan Utama : 23,00 km (2 jalur)
Karawang Spur : 7,00 km ( 2 jalur)
Seluruh Seksi B : 30,00 km
Jumlah Interchange : 2
Kabupaten Purwakarta 187.945 93
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 11
Jumlah Jembatan : 20
Box Culvert : 20
Gerbang Tol : 2
c. Seksi C
Jalan Utama : 25,80 km (2 jalur)
Jalan Penghubung : 5, 00 km
Seluruh Seksi C : 30,80 km
Jumlah Interchange : 1
Jumlah Jembatan : 15
Box Culvert : 21
Gerbang Tol : 2
Data-data teknis jalan tol adalah sebagai berikut :
- Jalan Tol
Jalur Lalu Lintas = 2 x 7,20 = 14,40 meter
Bahu Dalam = 2 x 0,75 = 1,50 meter
Bahu Luar = 2 x 2,50 = 5,00 meter
- Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
Jalan Tol bervariasi 70 s/d 80 m
Jalan penghubung bervariasi 20 s/d 40 m
Jalan local bervariasi 15 s/d 25 m
- Jalan Penghubung
Jalur lalu lintas bervariasi 7,20 m s/d 4,50 m
Bahu jalan bervariasi 2,50 m s/d 1,50 m
- Konstruksi badan jalan aspal beton dengan lapisan dasar perkerasan (subgrade)
menggunakan limestone (batu kapur)
- Kecepatan rencana = 120 km/jam
- Umur rencana = 20 tahun
Kebutuhan material untuk pembangunan jalan Tol ini seperti tanah, batu, limestone
diperoleh dari quarry dan lokasi sekitarnya.
- Tanah, selain dari pemotongan bukit disekitar Cibeet juga diperoleh dari lokasi
milik PT. Jasa Marga di Desa Sumur Batu Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi
(15 km dari lokasi proyek) seluas 22,5 ha.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 34
1. JCT 1
JCT 1 merupakan simpang susun pertama dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. JCT merupakan simpang susun yang mempertemukan ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek di daerah
Cikunir dan Jakarta Outer Ring Road.
2. JCT 2
JCT 2 merupakan simpang susun kedua dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. Simpang susun ini merupakan junction yang menghubungkan jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting
di Karawang Barat.
Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap konstruksi dan tahap operasional. Perlu diketahui dalam pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated tidak ada pembebasan lahan. Rincian masing-masing
kegiatan pada tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 1.5 Bagan Alir Kegiatan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated
1.4.4.1 Tahap Konstruksi
1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp
Pada saat pengadaan tenaga kerja akan mengacu pada Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa BAB X Perlindungan,
Pengupahan dan Kesejahteraan. Di samping itu, dalam proses penerimaan tenaga
kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh
Tahap Operasional
1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated
Tahap Konstruksi
1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
3. Pekerjaan Lajur Pengganti
4. Pekerjaan Elevated
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 35
masyarakat. Untuk tenaga kerja dari luar daerah dapat direkrut berdasarkan
persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki
pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Pada prinsipnya dibuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat local sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja yang dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. Total tenaga kerja yang akan
direkrut pada tahap konstruksi yaitu 250 orang dan berlangsung selama konstruksi.
Tenaga kerja lokal yang akan direkrut yaitu 56 % dan tenaga kerja dari luar 44 %.
Berikut adalah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tabel 1.5 Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Dalam Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
No. Klasifikasi Tenaga Kerja Jumlah Luar Daerah Lokal
1 Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan 10 5 5
2 Assisten Tenaga Ahli 10 5 5
3 Administrasi Proyek 10 5 5
4 Logistik 10 5 5
5 Keamanan 20 10 10
6 Operator Alat Berat 25 25 0
7 Mandor 25 15 10
8 Tenaga Kasar/buruh 140 40 100
Total 250 110 140
Sumber : Kegiatan Pembangunan Jalan Tol yang Sejenis, 2016
Untuk para pekerja dan kontraktor akan disediakan kantor kontraktor dan work shop
disekitar lokasi kegiatan. Dimana kantor kontraktor terdapat pada Sta 21+000 dan Sta
37+000 serta work shop berada pada Sta 39, Sta 50+000 dan work shop cikunir. Pada
saat pekerjaan telah selesai, maka para pekerja akan diinformasikan dan akan
menerima haknya sesuai kesepakatan dengan memperhatikan UMR Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 36
Gambar 1.6 Rencana Lokasi Fasilitas di Sekitar Lokasi Kegiatan
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi kendaraan akan digunakan untuk pengangkutan bahan dan
material serta peralatan proyek untuk konstruksi. Rincian jenis peralatan dan
perlengkapan alat berat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdapat pada Tabel 1.4.
Selain itu juga PT. Jasa Marga akan merencanakan Baching Plan yaitu sebuah lokasi
yang didalamnya terdapat alat-alat yang dipakai untuk mencampur atau membuat
adukan beton ready mix dalam skala besar. Selain untuk memproduksi beton juga
berfungsi sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump,
nilai kekuatan dari beton itu sendiri terjaga. Lokasi batching plant dapat dilihat pada
Gambar 1.7.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 37
Gambar 1.7 Lokasi Batching Plant
Tabel 1.6 Kebutuhan Peralatan dalam Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
No. Jenis Peralatan Jumlah
Peralatan Kapasitas Produksi
Jarak Lokasi
alat Ke Lokasi
Pekerjaan Lokasi Alat
Sekarang
Km
1 2 3 4 5 6
1 Batching Plant 2 unit 50 m3/jam Jkt,Jateng 10 & 430
Batching Plant 1 unit 50 m3/jam Jakarta 45
Batching Plant 3 unit 90 m3/jam Jakarta 53
2 Asphalt Mixing Plant 1 unit 80 - 90 Ton/Jam soker 530
Asphalt Mixing Plant 1 unit 50 - 60 Ton/Jam Jawa tengah 500
Asphalt Mixing Plant 1 unit 60 80 Ton/H Jakarta 48
Asphalt Mixing Plant 1 unit 100 Ton/Jam Bekasi 45
Asphalt Mixing Plant 40-60 ton/hr Subang 120
3 Dump Truck, 20 ton 18 unit
20 Ton Jkt, Jateng,
Medan 19,450& 19
Dump Truck, 20 ton 5 unit
26 Ton Medan&
Rakanmo 15 & 29
Dump Truck, 20 ton 109 unit 20 Ton Jakarta 45
Dump Truck, 20 ton 65 unit 20 Ton Karawang 55
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 38
No. Jenis Peralatan Jumlah
Peralatan Kapasitas Produksi
Jarak Lokasi
alat Ke Lokasi
Pekerjaan Lokasi Alat
Sekarang
Km
1 2 3 4 5 6
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 16
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 13
Dump Truck, 20 ton 15 unit 20 Ton Pool Bekasi 14
4 Wheel Loader 3 unit 1.5 m3 Jkt,Jateng 9 & 450
Wheel Loader 3 unit 1.7 m3 Jkt,Jateng 9 & 450
5 Truck Mixer 11 unit 8 m3 Jkt,Jateng 47 & 508
Truck Mixer 5 unit 7 m3 Jateng 450
Truck Mixer 32 unit 7 m3 Jakarta 48
6 Flat Bed Truck, 4 ton 15 unit 4 Ton Legok 72
Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit 4 Ton Jakarta,Solo 45 % 550
Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit
7 Asphalt Finisher, 80 ton
/jam 2 unit 80 T/jam
Jawa tengah 510
Asphalt Finisher, 80 ton
/jam 2 unit 80 T/jam
Cikarang 45
8 Concrete Paver 1 unit 2-7,75 MTR Jakarta 45
Concrete Paver 1 unit 2 - 6 MTR Jawa Tengah 480
Concrete Paver 2 unit 7,5 MTR Jawa Tengah 510
Concrete Paver 2 unit 40 m3/jam Medan 1920
9 Tyred Roller, 8 - 10 ton 2 unit 8-10 Ton Jkt, Jateng 46.492
Tyred Roller, 8 - 10 ton 4 unit 8-10 Ton Cikarang 35
10 Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jateng & Bogor 520.85
Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jkt, Medan 48, 1995
Tandem Roller, 10 ton 4 unit 10 Ton Jakarta 46
11 Vibratory Roller, 114 Hp 11 unit
114 Hp Jkt,
Jateng,Bogor 35,507, 89
Vibratory Roller, 114 Hp 5 unit 114 Hp Jateng, Medan 505 & 1700
12 Excavator 100 Hp 15 unit
100 Hp Jkt,Jateng,
Medan 45,480 & 1500
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 47
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 57
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 48
13 Bulldozer 3 unit 100 Hp Jkt, Jateng 37, 489
Bulldozer 4 unit 100 Hp Jkt, bogor 42, 89
Bulldozer 3 unit 100 Hp Jateng 499
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 39
No. Jenis Peralatan Jumlah
Peralatan Kapasitas Produksi
Jarak Lokasi
alat Ke Lokasi
Pekerjaan Lokasi Alat
Sekarang
Km
1 2 3 4 5 6
14 Motor Grader, 120 Hp 3 unit 120 Hp Jtk, Jateng 43, 489
Motor Grader, 120 Hp 6 unit 120 Hp Jkt, Bogor,
Jateng 39, 89,510
15 Asphalt spayer 1000 Ltr 1 unit 1000 Liter Jawa tengah 512
Asphalt spayer 1000 Ltr 3 unit 1000 Liter Cikarang 45
16 Water Tanker 5000 Ltr 2 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 35 & 485
Water Tanker 5000 Ltr 5 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 50 & 530
Water Tanker 5000 Ltr 7 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 40 & 508
Water Tanker 5000 Ltr 9 unit
4000-
5000 Liter Jkt,Sentul 45,75,3
17 Concrete Mixer , 0,3 m3 10 unit 0.3 m3 Jkt, Jateng,Bogor 43,508,95
18 Generator Set 200 kva 3 unit 200 Kva Jkt, Jateng 55, 485
Generator Set 200 kva 4 unit 200 Kva Bogor, Jateng 84, 495
Generator Set 200 kva 1 unit 200 Kva Jakarta 48
19 Crane, 150 ton 10 unit 150 Ton Pool Cilacap 499
20 Crane, 100 ton 10 unit 100 Ton Batang 420
21 Crane, 60 ton 9 unit 60 Ton Pool Jakarta 50
22 Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jkt,Jateng 45 & 520
Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jateng 520
Crane, 50 ton 1 unit 50 Ton Semarang 510
23 Concrete Cutter 7 unit
16 inch Medan,Jkt,
Jateng 1900,43,513
Concrete Cutter 13 unit 42 mm Bogor, Jateng 87, 512
24 Hydrolic Breaker 6 unit 147 Hp Jkt,Jateng,Medan 45, 530,
Hydrolic Breaker 4 unit 100 Hp Pool Bekasi 26
25 Air Compressor , 150 psi 3 unit 655 Cfm Jateng 550
Air Compressor , 150 psi 2 unit 250-370 Cfm Bogor,Jateng 89,560
Air Compressor , 150 psi 3 unit 175 Cfm Jkt,Jateng 45,630
26 Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300
Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300
Survey Equipment 3 set 102 N Jawa Tengah 554
27 Concrete Vibrator 4 set
Concrete Vibrator 6 set 3 Hole Jateng 505
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 40
No. Jenis Peralatan Jumlah
Peralatan Kapasitas Produksi
Jarak Lokasi
alat Ke Lokasi
Pekerjaan Lokasi Alat
Sekarang
Km
1 2 3 4 5 6
Concrete Vibrator 5 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
Concrete Vibrator 10 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
28 Stamper 10 set 4 Hp Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
29 Water pump, 100 mm 20 unit 100 mm Jkt, Jateng 44 & 507
30 Pick up truck 1 ton 10 unit 1 Ton Pool Bekasi 26
Pick up truck 1 ton 5 unit 1 Ton Jakarta 46
31 Alat Bore Pile 25 unit Ø80-
Ø120 cm
Jakarta,Solo 45 & 520
Alat Bore Pile 5 unit Dia 1500 mm Jakarta, Medan
32 Crane Service 10 set 55 Ton Cikampek, Tegal 17 & 477
33 Pile Driving 2,5 - 3 ton 6 unit 2,5 - 3 Ton Cikampek, Tegal 15 & 470
34 Launching Grider 8 set 100-200 Ton Semarang 510
35 Trailer 1 unit 30 Ton Jawa tengah 498
Trailer 24 unit 35-40 Ton Jkt, Semarang 45 & 520
Trailer 10 unit 30 Ton Pool Marunda 41
36 Bar Bender ( Machine ) 14 set 42 MM Jkt, Jateng,Bogor 45,501,89
Bar Bender ( Machine ) 10 Set 42 MM Jawa Tengah 485
37 Bar Cutter ( Machine ) 10 set 42 MM Jawa Tengah 485
Bar Cutter ( Machine ) 2 set 42 MM Jkt, Jateng 47, 498
38 Concrete Pump 2 unit 1000 mtr Jawa Tengah 510
Concrete Pump 2 unit 210 Bar Jawa Tengah 511
Concrete Pump 1 unit 105 m3/jam Jakarta 36
Concrete Pump 5 unit 105 m3/jam Jkt, Jateng 45, 492
39 Welding Set 5 set 300 A Jkt,bogor 43 & 87
Welding Set 15 Set 250 A Jkt,Bogor,Jateng 43,87,520 Sumber : PT. Waskita Acset KSO, 2017
Keteranan :
Warna Abu : Status Kepemilikan peralatan (sewa)
Jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti
on off ramp di jalan tol terdekat di sepanjang jalur tol. Untuk dapat masuk ke area
konstruksi Elevated, harus mengambil 1 lajur di area paling kanan/lajur cepat pada
Jalur A dan B. Jalur ini dapat digunakan setelah pekerjaan Lajur Pengganti selesai
dikerjakan. Jalan sementara di area elevated adalah di sepanjang konstruksi elevated.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 41
Sedangkan tempat / lokasi bangunan akan ditempatkan pada area kosong di sebelah
kanan atau kiri dari jalan tol.
Sebagai salah satu cara untuk menangani kemacetan, maka akan dilakukan
pengaturan lalu lintas dan pengaturan jadwal mobilisasi alat berat dan material
dengan window time. Selain itu untuk kontraktor harus memenuhi bahwa kendaraan
pengangkut harus lulus uji KIR (dan lulus uji emisi) dan berat muatan dan kendaraan
pengangkut harus sesuai dengan kelas jalan. Sedangkan untuk mengatasi sebaran
debu kendaraan pengangkut akan dilengkapi dengan penutup dan pembatasan
kecepatan kendaraan di bawah 40 km/jam dengan muatan terbesar serta melakukan
komunikasi kepada masyarakat mengenai pekerjaan mobilisasi peralatan dan
material.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 42
Gambar 1.8 Rencana Jalan Kerja
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 43
3. Pekerjaan Lajur Pengganti
Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan dalam Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated. Dimana pekerjaan lajur pengganti ini tidak
menggunakan lahan masyarakat dengan mengganti 1 lajur (lajur 4). Dengan
menggeser lajur ke arah luar dengan mengganti bahu jalan yang akan dilakukan yaitu
6,1 m (penggeseran lajur 3,6 m + bahu 2,5 m). Berikut tersaji pekerjaa lajur
pengganti yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated.
Tabel 1.7 Analisa Kebutuhan Lebar Ruang Minimum Untuk Satu Arah (Geometri)
Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Elevated, 2016
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 44
Gambar 1.9 Kondisi Awal dan Rencana Pekerjaan Lajur Pengganti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 45
Gambar 1.10 Lokasi Pelebaran Jalan Yang Akan Dilakukan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 46
Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari :
A. Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja
Pembersihan tempat kerja yang dimaksud adalah pembersihan pada lajur
pengganti, serta pengupasan lapisan tanah mencakup pembersihan permukaan
areal kerja dari semua pohon, semak belukar, tanaman pagar dan benda-benda
lainnya termasuk ilalang, rumput liar, pendongkelan akar pohon dan tumbuhan
liar lainnya, kotoran/debris dan material lainnya yang tidak layak berada di area
yang direncana akan dibersihkan dengan menggunakan Bulldozer, didorong
menuju ke lokasi stok sementara. Untuk lokasi stok yang lebih dari 100 meter
diangkut dengan menggunakan Dump Truck menuju lokasi Stok pembuangan
yang telah disetujui oleh Pengawas.
Lokasi Pembersihan tempat kerja di area lajur pengganti :
Gambar 1.11 Area Pemisah Lajur Pada On/Off Ramp
Gambar 1.12 Rencana Di Sekitar Area Ramp Karawang Barat
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 47
Gambar 1.13 Area Pekerjaan Lajur Pengganti
Yang Terdapat Pohon dan Tanaman
Pekerjaan Clearing - Grubbing di area pelebaran adalah pekerjaan pembersihan
lokasi pekerjaan berikut pengupasan lapisan tanah paling atas setebal 20 cm (atau
sesuai spesifikasi) pada tanah existing.
Lapisan tanah (top soil) masih bisa digunakan sebagai pupuk organik, akan distock
untuk dimanfaatkan. Jika tidak bisa digunakan akan dibuang ke disposal area
yang sudah ditentukan.
Untuk memudahkan kordinasi pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
pembersihan tempat kerja, maka perlu dilakukan pembagian area/zona pekerjaan.
Berikut tersaji pembagian zona yang akan dilakukan pada saat pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Tabel 1.8 Pembagian Zona Kerja
No Zona STA Area Jarak (m)
1 1 9+500 – 10+500 Ramp Cikunir 1,000
2 2 10+500 – 13+450 Cikunir s.d Bekasi Barat 2,950
3 3 13+450 – 17+100 Bekasi Barat s.d Bekasi Timur 3,650
4 4 17+100 – 21+400 Bekasi Timur s.d Tambun 4,300
5 5 21+400 – 24+700 Tambun s.d Cibitung 3,300
6 6 24+700 – 29+800 Cibitung s.d Cikarang Utama 5,100
7 7 29+800 – 31+352 Cikarang Utama s.d Cikarang Barat 1,525
8 8 31+325 – 35+000 Cikarang Barat s.d Cibatu 3,675
9 9 35+000 – 37+450 Cibatu s.d Cikarang Timur 2,450
10 10 37+450 – 47+500 Cikarang Timur s.d Karawang Barat 10,050
Total Jarak 36,84
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 48
Gambar 1.14 Peralatan yang digunakan Dalam Kegiatan Pembersihan Lahan
B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan kembali
untuk mendapatkan alinyemen vertical dan horizontal rencana.
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan Galian ini mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas
daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pengangkutan,
penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang
galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed). Pekerjaan
galian ini meliputi pekerjaan galian biasa di buang. Hasil galian dibuang
dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.
Gambar 1.15 Ilustrasi Pekerjaan Galian di Area Borrow
2. Pekerjaan Timbunan
Dalam pekerjaan timbunan tidak ada material timbunan yang didatangkan
dari luar, sehingga menggunakan material disposal sisa yang terdapat dilokasi
disposal.
Grubbing
Clearing
Striping
Striping Pembongkaran
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 49
Pekerjaan ini meliputi pembersihan areal lokasi, pembersihan borrow pit,
penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang
diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan
dan subgrade.
Material timbunan tanah yang akan dipergunakan adalah tanah pilihan sesuai
dengan spesifikasi. Lokasi quarry tersebut tersaji dalam Tabel 1.9.
Tabel 1.9 Lokasi Quarry (Borrow Area)
No Lokasi Quarry Luas (Ha) Jarak (km)
1 Cileungsi Kirap 80 35
2 Desa Sukamaju Jonggol 80 34
3 Karawang Loji 100 53
4 Karawang Timur 100 55
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 50
Gambar 1.16 Lokasi Quarry (Borrow Area)
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 51
Peralatan yang akan digunakan pada saat pekerjaan timbunan antaralain
excavator, dump truck dengan kapasitas 22 m3/hari dengan ritasi dump truck 2
rit/hari, vibro roller, motor grader dan water tank. Kebutuhan pekerjaan
borrow area tersaji dalam Tabel 1.10.
Tabel 1.10 Kebutuhan Alat Pekerjaan Tanah Borrow Material
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan timbunan yaitu :
Pertama pada saat mau melakukan penimbunan pondasi dasar atau
tanah asli harus mempunyai kepadatan minimal yang disyaratkan
dengan terlebih dahulu dipadatkan, mengingat selama pondasi dasar
belum memenuhi persyaratan maka timbunan di atasnya tidak bisa
dilakukan dan bila dipaksakan akan menjadi pekerjaan yang sia-sia
mengingat kepadatan yang akan dicapai pada timbunan tidak akan dapat
terpenuhi.
Kedua adalah pola pembongkaran dari Dump truck jangan terlalu
rapat dengan volume melewati kemampuan alat hampar atau terlalu jauh
sehingga mengakibatkan kerja ulang atau ketebalan penghamparan tidak
rata di satu sisi terlalu tebal sementara di sisi lain terlalu tipis.
Ketiga adalah menjaga kondisi kadar air pada tanah timbunan dimana
harus sesuai dengan kadar air yang disyaratkan sehingga menghasilkan
kepadatan yang disyaratkan.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 52
Timbunan hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan stripping maupun
penebangan pohon selesai dilakukan, dimana areal timbunan harus
bersih dari pohon-pohon dan semak-semak, akar-akaran serta tanah
organik dan humus di lapisan permukaan tanah untuk rencana timbunan.
Uji laboratorium terhadap bahan tanah timbunan akan dilakukan di
laboratorium umum yang disetujui Direksi sebagai acuan proses
pemadatan di lapangan, yaitu penentuan kondisi pemadatan optimum
dan jumlah lintasan untuk setiap alat pemadat yang digunakan sampai
tercapai kepadatan kering (dry density) yang ditentukan dalam
spesifikasi.
Test Kepadatan di lapangan
Selain test kepadatan yang dilakukan di Laboratorium masih ada test
kepadatan timbunan yang dilakukan di lapangan yang dilaksanakan
dengan metoda Sand Cone Test, dimana dari hasil test ini akan
diperoleh perbandingan berat volume kering tanah, kemudian
dibandingkan dengan berat volume kering hasil percobaan di
laboratorium untuk jenis tanah yang sama sehingga angka prosentase
yang diperoleh menunjukkan tingkat kepadatan yang dicapai di
lapangan terhadap standar min. 75% standard proctor (atau sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan).
C. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
Pekerjaan lapis pondasi agregat meliputi :
- Pekerjaan Subgrade/Penyiapan Badan Jalan meliputi galian ataupun
penggarukan pekerjaan timbunan yang diikuti dengan pekerjaan
pemadatan tanah.
- Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih
dahulu.
- Selama pekerjaan penyiapan badan jalan berlangsung, jika ditemukan
adanya sumber air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan
saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.
- Pengukuran kembali dari rencana lebar trase jalan, di sepanjang rencana
trase pembangunan jalan, sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 53
- Pengecekan kembali pemasangan patok sebagai acuan elevasi finish
grade di setiap jarak tertentu, disepanjang rencana pembangunan jalan.
- Lapisan subgrade lapis demi lapis telah melalui serangkaian test
kepadatan tanah yang sudah sesuai spesifikasi teknis dan sudah disetujui
oleh Wakil Pengguna Jasa.
- Pekerjaan Subgrade sebagai penyiapan badan jalan dilakukan dengan
menggunakan kombinasi antara motor grader, Vibro Roller dan Truck
Tangki.
Peralatan yang dipakai sbb Motor Grader, Vibro Roller, Dump Truck
dengan kapasitas 20 m3/hari dan ritasi 2 rit/hari dan Alat Bantu. Kebutuhan
bahan agregat akan didatangkan dari daerah Karawang.
Tabel 1.11 Kebutuhan Agregat
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 54
D. Pekerjaan Rigid Pavement
Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer
150 mm dibuat untuk mendukung beban lalu lintas dan menyebarkannya ke
lapisan bawahnya, karena itu material lapis pondasi dan pondasi bawah harus
tahan terhadap pengaruh beban berulang dari lalu lintas dan air.
Dalam pemilihan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150
mm, drainage layer 150 mm, terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dan dalam beberapa hal cara stabilisasi lebih menguntungkan bila
mutu material yang diperlukan tidak tersedia. Pada umumnya material lapis
pondasi dan pondasi bawah, terdiri dari campuran material concrete.
Mutu dan gradasi material memiliki pengaruh yang besar terhadap masa
pelayanan perkerasan dan karena itu material yang digunakan harus melalui
pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan. Konstruksi lapis pondasi dan
pondasi bawah menggunakan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean
concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, maka sebaiknya diperhatikan hal-
hal berikut :
a. Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus bebas
dari kotoran, diusahakan agar penimbunan tidak langsung diatas tanah,
perlu dipertimbangkan alat timbunan, sehingga pengambilan aggregate
bebas dari tanah.
b. Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan bergerak
dengan dilengkapi spreader-boxes atau alat penyebar agregat lainnya.
c. Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh segregasi
(pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang selalu timbul pada
material bergradasi menerus, antara lain :
- Usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak
terganggu.
- Sistem pengangkutan material.
- Sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat.
d. Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan, ketinggian
hamparan harus selalu terkontrol.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 55
Kebutuhan beton rigid yang diperlukan dalam pekerjaan rigid pavement
antaralain :
Tabel 1.12 Kebutuhan Beton Rigid
Tabel 1.13 Kebutuhan Beton Rigid
No Uraian Keterangan
Rencana Kebutuhan Batching Plan (BP)
a Kapasitas Batching Plan 90 m3/jam
b Kapasitas Produksi 55% 50 m3/jam
c Produksi Batching Plan Per Hari 600 m3/jam
d Produksi Batching Plan 18.000 m3/bln/BP
e Kebutuhan Beton 67.570 m3/bln
f Keperluan Minimal Batching Plan 4 unit
Rencana Kebutuhan Truck Mixer (TM)
a Kapasitas Produksi/jam 50 m3/jam
b Rencana Jumlah Batching Plan 5 unit
c 1x Cycle Time Truck Mixer 1 jam
d Kapasitas TM 7 m3/truck
e Kebutuhan TM/BP 8 truck/BP
Rencana Kebutuhan Concrete Paver
a Kapasitas Produksi/Jam 20 m/jam
b Rencana Produksi/Hari 240 m
c Volume Rigid Pavement (m) 2 x 36.330 m dan 72.667 m
d Kebutuhan Min Alat 4 alat
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Volume Beton Kapasitas Prod.
m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader Conc Paver
1 Zona 2
10+500 s/d 13+450 16,661.20 12 3 50.00
2 Zona 3
13+450 s/d 17+100 19,670.40 12 3 50.00
3 Zona 4
17+100 s/d 21+400 22,846.40 12 3 50.00
4 Zona 5
21+400 s/d 24+700 17,274.00 12 3 50.00
5 Zona 6
24+700 s/d 29+800 23,849.60 12 3 50.00
6 Zona 7
29+800 s/d 31+325 15,156.80 12 3 50.00
7 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 17,608.40 12 3 50.00
8 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 13,652.00 12 3 50.00
9 Zona 10
37+450 s/d 47+500 55,779.20 12 3 50.00
202,589.00 6 48 6 6
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Kebutuhan Fleet Alat (unit)
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00 2.00
8.00
8.00
8.00
8.00
No.Durasi
Station
1.00
1.00
1.00
1.00
16.00
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 56
E. Pekerjaan Flexible Pavement
Pekerjaan perkerasan aspal ini meliputi pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan aspal hotmix di lokasi pelebaran jalan. Lingkup
perkerasan aspal yaitu bituminous track coat, asphalt concrete wearing course
(AC-WC) dan aspalt cement dengan peralatan yang akan digunakan antaralain
aspalt mixing plant (AMP), aspalt finisher, dump truck, tandem roller,
pneumatic tired roller dan sprayer aspal.
1. Track Coat
Tack coating dihampar di atas permukaan Asphalt atau beton yang sudah
disetujui. Sebelum dihampar permukaan yang akan di coating harus bersih
dari kotoran. Tack coat dihampar dengan aspalt sprayer.
2. Pekerjaan Aspal Hotmix
Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) salah satunya terletak pada
lajur pelebaran.
Berikut tahapan pekerjaan perkerasan aspal:
1. Membuat guideline dari rencana jalan untuk arah finisher.
2. Asphalt (Hotmix) diangkut dengan truck dengan ditutupi terpal,
jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher.
3. Asphalt (hotmix) di atas truck sebelum didrop harus dicek
temperaturnya.
4. Campuran Asphalt (Hotmix) dihampar menggunakan asphalt
finisher.
5. Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan
finishing rolling dengan tandem roller dan tyre roller.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 57
Gambar 1.17 Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Perkerasan Aspal
Cara Pengendalian Pekerjaan Aspal (Flexibel Pavement)
a) Subgrade
a. Kesalahan : Permukaan subgrade tidak rata dan bergelombang
b. Akibat : Permukaan aspal tidak rata, dan material menjadi boros
c. Penyelesaian :
- Untuk jalan baru permukaan subgrade harus rata sebelum
dilaksanakan pengaspalan.
- Untuk permukaan di atas beton, permukaan beton harus dicek
kerataannya/di levelling terlebih dahulu
b) Material
a. Kesalahan : Suhu material aspal hotmix tidak sesuai (kurang dari 90
derajat)
b. Akibat : Aspal akan lebih sulit untuk dihampar
c. Penyelesaian :
- Sebelum dihampar material aspal harus dick suhunya
- Material aspal hotmix yang suhunya tidak sesuai harus di reject
- Selama pengiriman material aspal hotmix ditutup dengan terpal
c) Penghamparan dan pemadatan
a. Kesalahan :
- Penghamparan pada saat hujan
- Pemadatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan
b. Akibat :
- Mempercepat turunnya suhu aspal
1
2
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 58
- Aspal hotmix tidak padat maksimal
c. Penyelesaian :
- Tidak melaksanakan pekerjaan aspal pada waktu turun hujan
- Pemadatan menggunakan alat Tandem dan TR dengan kapasitas
80 t
- Jumlah passing lintasan pemadatan 6x untuk masing-masing alat
d) Sambungan
a. Kesalahan : Sambungan aspal tidak dibuat sesuai aturan
b. Akibat : Pada lokasi sambungan tidak rata
c. Penyelesaian :
- Tiap akhir pengaspalan dibuat miring
- Pada saat mulai dari sambungan harus dilakukan raker
- Pemadatan di lokasi sambungan harus diperhatikan
4. Pekerjaan Elevated
Pekerjaan elevated meliputi : pekerjaan pondasi bore pile, pilecap, pilar, pier
head, steel box, plat lantai.
A. Pekerjaan Pondasi Bore Pile
Berdasarkan literature yang dikutip dari Hary Chistady Hardiyatmo,
2010, pondasi bore pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu. Pemasangan pondasi bor
pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara menngebor tanah terlebih
dahulu yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan di cor
beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau
yang biasa disebut temporary casing untuk menahan dinding lubang agar
tidak terjadi kelongsorang dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu
pengecoran beton.
Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika
dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:
1). Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran
yang membahayakan bangunan sekitarnya.
2). Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat
penutup tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung
diletakkan di puncak bored pile.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 59
3). Kedalaman tiang dapat divariasikan.
4). Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
5). Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang
pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan
batuan.
6). Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung
bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi
kapasitas dukungnya.
7). Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
Pada dasarnya pelaksanaan bor pile pada tanah adalah :
1). Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang
dikehendaki
2). Dasar lubang bor dibersihkan
3). Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor
4). Lubang bor diisi atau dicor beton
Peralatan yang akan digunakan pada tahap ini adalah Hydraulic drilling
rig attached with telescopic kelly bar, Service crane of minimum required
capacity, Temporary single wall casings, Drilling tools (auger, bucket,
cleaning bucket), rock tools, Excavator, Tremie set, Water
container,Water Pump(s), Welding set(s), Generator set (s) dan Lighting
equipment.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 60
Gambar 1.18 Ilustrasi Pekerjaan Bore Pile
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 61
Gambar 1.19 Denah Borepile
Area Elevated :
• Bore Pile Ø 1.20m
• 8 ttk / pilecap
• H= 33,00 m
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 62
Tabel 1.14 Estimasi Penyelesaian Pekerjaan Bored pile
Keterangan : Produktifitas Borepille 1 titik / Hari
Sequence Pekerjaan Untuk 1 Pilar : Persiapan Instal Plat dll 2 hari
Pekerjaan bore Pile 6 Hari
Mobilisasi Lokal 1 Hari
Service Crane menggunakan crane minimal 30 Ton
Tabel 1.15 Kebutuhan Batching Plant
Vol Bore Pile Durasi
Titik (Bulan)Vibro
HammerBore pile
Service Crane
30 Ton
Excavator
100 HpDT
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 565 6 4 4 4 8 16
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 420 16 2 2 2 4 8
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 511 16 2 2 2 4 8
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 593 16 2 2 2 4 8
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 453 16 2 2 2 4 8
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 717 16 2 2 2 4 8
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 214 16 1 1 1 2 4
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 511 16 2 2 2 4 8
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 330 16 1 1 1 2 4
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 1,401 16 4 4 4 8 16
5,716 22 22 22 44 88
No. Station
Kebutuhan Alat Penyelesaian Pekerjaan Borepile
Volume Beton Kapasitas Prod.
m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 56,751.08 12 8 50.00
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 37,834.05 12 18 50.00
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 46,972.40 12 18 50.00
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 53,045.32 12 18 50.00
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 41,325.97 12 18 50.00
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 64,972.09 12 18 50.00
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 19,204.36 12 18 50.00
8 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 46,552.40 12 18 50.00
9 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 30,273.71 12 18 50.00
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 125,256.01 12 18 50.00
522,307.38 6 48 6
No. StationDurasi Kebutuhan Fleet Alat (unit)
1.00 8.00 1.00
2.00 16.00 2.00
8.00 1.00
1.00 8.00 1.00
8.00 1.00 1.00
1.00
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 63
B. Pekerjaan Pilecap
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile
yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk
membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16
mm, 19 mm dan 25 mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan
50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang
tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing
pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang
diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-
benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.
Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan
persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda
tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile
cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi
yang diikat menjadi satu.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 64
C. Pekerjaan Pier/Pilar
Pekerjaan kolom/pilar ini dilaksanakan setelah pekerjaan footing selesai.
Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting
dan pengecoran. Kolom yang akan dicor diberi supporting untuk menjaga
agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran akibat getaran
vibrator.
Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan Kolom :
1. Pemasangan besi
2. Pemasangan bekisting
3. Pekerjaan Pengecoran beton pilar
4. Pembongkaran Bekisting
5. Curing
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 65
Tabel 1.16 Kebutuhan Set Bekisting Kolom dan Pile Cap
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017
Vol Pilar Durasi
Piece (Bulan)Begisting
Pilecap
Begisting
Kolom
Crane
30 Ton
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 137 6 8 8 2
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 51 16 4 4 1
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 62 16 4 4 1
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 72 16 4 4 1
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 55 16 4 4 1
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 87 16 4 4 1
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 26 16 2 2 1
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 62 16 4 4 1
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 40 16 2 2 1
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 186 16 8 8 1
778 44 44 11
No. Station
Struktur Pilar
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 66
D. Pekerjaan Pier Head
Pekerjaan Pier Head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pilar
memenuhi syarat dari segi mutu betonnya. Untuk mempercepat
pekerjaan beton pier head, dari pemasangan perancah, dan bekisting
bawah, maka akan menggunakan metode precast. Pengecoran pier head
akan dilakukan setelah precast pier head terpasang tepat presisi dan
pembesian dalam dari pier head selesai dikerjakan.
Gambar 1.20 Ilustrasi Pekerjaan Pier Head
Tabel 1.17 Kebutuhan Peralatan Pekerjaan Pier Head
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 67
E. Pekerjaan Steel Box Girder
Penyiapan Steel Box Girder harus sudah dilakukan sebelum pekerjaan
pier selesai, agar pada saat beton pier dan pier head telah mencapai umur
atau kekuatan yang dipersyaratkan, erection dapat segera dilakukan.
Pekerjaan pengadaan steel box girder dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut :
Steel box girder direncanakan difabrikasi secara segmental. Segmen-
segmen steel box girder kemudian dibawa ke lapangan menggunakan
Trailer di area yang sudah ditentukan, dengan lokasi dekat dengan area
pemasangan. Segmen-segmen kemudian disatukan dengan metode
pasangan baut sesuai spesifikasi teknis, diatas area yang sudah disiapkan.
Metode Pelaksanaan :
1. Produksi segmental steel box girder dilakukan di plant supplier.
2. Steel box girder segmental diangkut ke lokasi proyek menggunakan
trailer dengan bantun crane untuk mengangkat dan memindahkan.
3. Memastikan posisi pot bearing sudah tepat.
4. Pada saat erection dilaksanakan, steel box segmental akan
dipindahkan dan disusun di area terdekat dengan lokasi erection
Gambar 1.21 Potongan Melintang Steel Box Girder
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 68
Keterangan :
Panjang Bentang Tipikal : 60 M = 568 Span
: 55 M = 2 Span
: 50 M = 3 Span
: 45 M = 49 Span
Panjang Segmen Maximum : 15 m (Rata-rata Panjang Segmen = 12 m)
Jumlah dalam 1 Bentang : 20 segmen (Total 13182 segmen)
Proteksi Karat : Hot deep Galvanis dan Zink Metal Spray
Tipe Sambungan : Las untuk sambungan utama, baut untuk
diafragma
Type Bearing : LRB
Waktu Erection : 22.00 – 04.00
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 69
Gambar 1.22 Rencana Gantry
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 70
Gambar 1.23 Ilustrasi Pemasangan Steel Box Girder
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 71
E.1 Mobilisasi Steel Box Girder
Mobilisasi steel box girder menuju stockyard akan menggunakan trailer dari
fabrikasi yaitu yang terdapat di PT. Bukaka Teknik Utama Tbk dengan
jumlah trailer sebanyak 40 unit untuk membawa steel box grider. Kendaraan
pengangkut steel box girder kemudian akan melewati gerbang tol Bekasi
Barat untuk menuju stockyard di KM 13 (10 trailer), KM 25 (20 Trailer) dan
KM 42 (10 Trailer). Mobilisasi ini akan dilakukan pada pukul
22.00 – 04.00 WIB.
Mobilisasi steel box girder dari stockyard di KM 13, KM 25 dan KM 42
menuju area kerja yaitu sebagai berikut :
Gambar 1.24 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 13
Menuju Area Kerja
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 72
Gambar 1.25 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 25
Menuju Area Kerja
Gambar 1.26 Mobilisasi Box Girder dari Lokasi Stockyard KM 42 Menuju Area Kerja
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 73
F. Pekerjaan Plat Lantai
Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : tahap
persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan
dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya
potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk flat
bad. Akan tetapi untuk di proyek ini, guna mempercepat pelaksanaan
pekerjaan, slab lantai akan digunakan metode precast slab.
Pada Proyek ini untuk Pekerjaan Plat Lantai Jembatan dapat dilaksanakan
setelah pekerjaan erection girder selesai dikerjakan.
Tabel 1.18 Perhitungan Set Begisting Cantiliver Slab
Zona Kerja Jumlah
Span
Jumlah
Hari
Set
Begisting
Zona 1 131 395 7
Zona 2 50 395 3
Zona 3 61 395 4
Zona 4 71 395 4
Zona 5 54 395 3
Zona 6 86 395 5
Zona 7 25 395 2
Zona 8 61 395 4
Zona 9 39 395 3
Zona 10 186 395 10
Jumlah 45
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Keterangan :
Jarak Antar Cantiliver Begisting : 60 cm
Panjang tiap span : 600 cm
Jumlah sisi dalam 1 span : 4 buah
Kebutuhan begisting untuk 1 span : 400 Buah (1 Set)
Sequence Pemakaian Begisting Cantiliver: 1. Instalasi Begisting : 15 Hari
2. Cor + Menunggu umur beton : 21 Hari
3. Pelepasan dan Mobilisasi : 2 Hari
TOTAL : 38 Hari
Kebutuhan Air Tahap Konstruksi
Kebutuhan air untuk tahap konstruksi terdiri dari kebutuhan air untuk sanitasi pekerja dan
kebutuhan air untuk kegiatan fisik konstruksi bangunan. Kebutuhan air tersebut akan
diperoleh dari air tanah dalam dan atau PDAM, sedangkan kebutuhan air minum akan
menggunakan air kemasan. Rincian kebutuhan air tahap konstruksi dapat diprakirakan,
dengan kebutuhan air bersih perorang perhari sebanyak ± 50 liter, sehingga contoh
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 74
perhitungan prakiraan kebutuhan air bersih untuk para pekerja sebesar 250 pekerja x 50
liter/org/hari = 12.500 liter/hr ≈ 12,5 m3/hari (diluar penggunaan air bersih untuk kegiatan
konstruksi).
Sinkronisasi Pembangunan Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta-
Bandung dengan Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Pada saat konstruksi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan
berbarengan dengan konstruksi Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-
Bandung. Trase pembangunan 3 kegiatan tersebut yaitu :
Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta
Cikampek Eksisting.
Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada median Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
Trase Light Rail Transit Cawang-Bekasi berasda di sisi Utara Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
Sinkronisasi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan yaitu :
Pelaksanaan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dimulai dari arah Cikunir
sampai Cikarang Pusat
Pelaksanaan konsruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimulai dari arah
Karawang Barat kea rah Cikunir.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 75
Gambar 1.27 Lokasi Pembangunan LRT, Kerata Cepat Jakarta-Bandung dan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
1.4.4.2 Tahap Operasional
Tahap Operasional atau pengoperasian jalan Tol mencakup :
1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
A. Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan kegiatan
penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas jalan. Berdasarkan data PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan adanya
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu sebagai berikut :
1. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol
eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol
Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan
per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume
lalu lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling
lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu
lintas dengan terjadinya kemacetan.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 76
PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457
- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32
2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961
- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.72910-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68
Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II
Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol
eksisting akan mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu
lintas dengan turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019
pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan
sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor
Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru,
karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu
tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang
akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.
Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka
derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai
pada tahun 2046, sebagaimana dapat di lihat pada Tabel 1.17 berikut ini.
Tabel 1.19 Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek dengan
Jakarta-Cikampek II Elevated
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 77
2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525
- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.02210-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Sumber : Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, 2016
2. Rencana Sistem Operasi dan Transaksi
Jumlah gardu yang akan direncakan pada saat operasi Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated antara lain :
Tabel 1.20 Jumlah Gardu Tol Masuk dan Keluar
Dari Arah Jumlah Gardu
Gardu Tol Masuk
Taman Mini 4
Cawang 4
Cakung 4
Selatan (Pondok Indah0 2
Barat (Cawang) 2
Utara (Cakung) 2
Dari Arah Cikampek (Gardu Tol Keluar)
Pondok Indah 6
Cawang 6
Cakung 6
Selatan (Pondok Indah) 3
Barat (Cawang) 3
Utara (Cakung) 3
Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, 2016
Sistem transaksi tertutup, terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
eksisting dan Jalan Tol Purbaleunyi. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated mulai SS Cikunir sampai dengan sebelum SS Karawang Barat.
Arah Cikampek/Bandung :
Pengendara mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) pada gerbang
masuk di Cikunir dan dapat keluar/membayar di semua gerbang keluar mulai
Gerbang Karawang Timur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, gerbang
keluar Jalan Tol Purbaleunyi.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 78
Arah Jakarta :
Pengendara dapat mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di
semua gerbang masuk Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
eksisting dan keluar/membayar di gerbang keluar di Cikunir.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 79
Gambar 1.28 Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 80
B. Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated
Kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan penanganan jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan
untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
Dimana pemeliharaan untuk ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) telah
dilakukan oleh PT. Jasa Marga yang tercantum dalam Laporan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup. Pemeliharaan tersebut antaralain :
Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan merawat serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap.
Pemeliharaan Berkala adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya
kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam
desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.
Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya
kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam
desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada
bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan,
agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada
kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
Rekonstruksi Jalan adalah peningkatan struktur yang merupakan kegiatan
penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang
dalam kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi
mantap kembali sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan
1.5 Alternatif – Alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL
Berdasarkan Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : JL.03.04-MN/232 bahwa pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang 36,84 km dan tidak ada alternatif-alternatif lain.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 81
1.6 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah
1.6.1 Proses Pelingkupan
Pelingkupan adalah proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau
masalah utama dari suatu kegiatan terhadap lingkungannya. Proses pelingkupan dilakukan
sejak awal kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang
dimaksudkan untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi Dampak
Penting Hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan dilakukan melalui
tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial serta klasifikasi
dan prioritas. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik
dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.
1.6.2 Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara rencana kegiatan, rona
lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar, dan hasil konsultasi publik. Pada
tahap ini pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan (primer,
sekunder, tersier) yang secara potensial dapat ditimbulkan akibat kegiatan pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pada tahap ini hanya diinventarisasi dampak
potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting
tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai
apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting.
Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi
tim studi AMDAL dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang bertanggung
jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Selain itu, identifikasi dampak potensial
juga dilakukan melalui matriks interaksi sederhana, bagan alir dan atau pengamatan
lapangan (observasi).
Pemusatan merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu
dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses
penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan
kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Hasil pemusatan ini berupa prioritas
dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut di dalam ANDAL. Hasil
pelingkupan tertuang dalam matrik identifikasi dampak yang dapat dilihat pada
Tabel 1.21 dan bagan alir pada Gambar 1.29, 1.30 dan 1.31 Sedangkan bagan alir proses
pelingkupan ditampilkan pada Gambar 1.32.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 82
Tabel 1.21 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Jalan Tol Ja karta-Cikampek II Elevated
Jenis Kegiatan
Operasional
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara1 X X X
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 X X X 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated
C Ruang, Lahan dan Transportasi
1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 X X X
2 Kerusakan Prasarana Jalan5 X 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
3 Peningkatan Kapasitas Jalan X Jakarta-Cikampek II Elevated
D Biologi
X = Ada keterkaitan antara jenis kegiatan dengan komponen
E Sosial Ekonomi Budaya lainnya
1Terciptanya Kesempatan Kerja dan
Peluang Usaha7
X
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 X
3 Keresahan Masyarakat9 X
F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 X X X
KETERANGAN
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP OPERASIONAL
5
NoKonstruksi
1 2 3 4
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 83
Keterangan : 1Penurunan Kualitas Udara : CO, NO2, SO2, Debu 2Peningkatan Intensitas Kebisingan : Tingkat kebisingan 3Peningkatan Air Larian : Koefisien Run-off 4Gangguan Arus Lalulintas : Volume lalu lintas, jumlah ritasi, jalur ritasi 5Kerusakan Prasarana Jalan : Kondisi Jalan 6Peningkatan Kapasitas Jalan : Kelancaran Lalulintas 7Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha : Jumlah penduduk tidak bekerja, pendapatan penduduk 8Peningkatan Pendapatan Penduduk : Pendapatan Penduduk 9Keresahan Masyarakat : Keluhan Masyarakat 10Gangguan Kesehatan Masyarakat : Kasus penyakit Gangguan ISPA
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 84
TAHAP KONSTRUKSI
Pengadaan Tenaga Kerja Dan
Pengoperasian Base Camp
Mobilisasi Peralatan dn
Material
Tenaga Kerja Lokal
Terciptanya Kesempatan
Kerja dan Peluang Usaha
Peningkatan Pendapatan
Tenaga Kerja Pendatang
Keresahan Masyarakat
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Intensitas
Kebisingan
Gangguan Arus Lalu Lintas
Peningkatan Debu
Gangguan Kenyamanan Pendengaran
Kerusakan Prasarana Jalan
Gangguan Kesehatan
Masyarakat
Gambar 1.29 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (1)
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 85
TAHAP KONSTRUKSI
PEKERJAAN LAJUR PENGGANTI
PEKERJAAN ELEVATED
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Debu
Peningkatan Intensitas
Kebisingan
Gangguan Kenyamana
Pendengaran
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Intensitas
Kebisingan
Peningkatan Debu
Gangguan Kenyamanan Pendengaran
Gangguan Kesehatan
Masyarakat
Gangguan Arus Lalu Lintas
Gangguan Kesehatan
Masyarakat
Gangguan Arus Lalu Lintas
Gambar 1.30 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (2)
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 86
TAHAP OPERASIONAL
PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN JALAN
TOL JAKARTA-CIKAMPEK II ELEVATED
Peningkatan Kapasitas Jalan
Gambar 1.31 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Operasional
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 87
1.6.3 Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik
Evaluasi dampak potensial ini bertujuan untuk menghilangkan dampak potensial yang
dianggap tidak relevan atau tidak penting. Sehingga diperoleh daftar dampak penting
hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi
ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang
dianggap penting oleh masyarakat disekitar lokasi peroyek, instansi yang bertanggung
jawab, diskusi dengan tenaga ahli.
Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat
menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana
untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP), pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan,
panduan teknis tertentu yang duterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan
lain sebagainya (Lampiran I Permen LH No.16 Tahun 2012).
Hasil evaluasi dampak potensial diklasifikasikan menjadi 2 kategori menjadi :
Dampak Penting Hipotetik
Dampak Tidak Penting Hipotetik
Berdasarkan pertimbangan diskusi ketua tim dan tenaga ahli, Standar Operasional
Prosedur (SOP) tertentu, hasil evaluasi dampak potensial dari rencana Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated disajikan sebagai berikut :
1.6.3.1 Tahap Konstruksi
1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp
A. Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, akan
dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah dilakukan penunjukkan kontraktor
pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja
local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated dan yang memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk
bekerja.
Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga
kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 88
masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau
provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan
mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada
bidangnya.
Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang, dimana sebanyak 56% (140 orang)
akan direkrut dari penduduk local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini
merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang membutuhkan serta
masyarakat yang terpengaruh dampak. Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.
Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat
Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun.
Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan.
Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan
terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja
sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di
lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
B. Peningkatan Pendapatan Penduduk
Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan penduduk disekitar
lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan
hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 %
responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor dengan penghasilan
tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja
sebagai pegawai swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan
bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative
kecil dan tidak tetap, serta sangat terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk
yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja sebagai tenaga kerja tahap
konstruksi. Dengan berpengaruhnya kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 89
Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam
Dampak Penting Hipotetik.
C. Keresahan Masyarakat
Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak
keresahan masyarakat yang ditimbulkan ketika perekrutan tenaga kerja lebih
mengutamakan tenaga kerja dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya
mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun juga mengakomodir
angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan
masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan
melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi
kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga
dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
A. Penurunan Kualitas Udara
Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk
dan keluar mengikuti Interchange terdekat disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah
kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang
telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diperoleh kualitas udara untuk paramater debu,
SO2, NO2 dan CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut :
- Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 μg/m3 dengan rata -
rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI
No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT
Tambun, GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama,
serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi debu tertinggi
adalah GT Cikarang Utama KM 26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah
adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).
- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352 μg/m3 dengan rata -
rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 90
baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran
dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan
lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman
Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM
73+000B).
- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m3 dengan rata -
rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku
mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3
Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan
telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya
konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakan imbas padatnya kendaraan
dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan
material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan
kondisi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) kualitas udara khususnya paramater
debu yang telah melebihi baku mutu, maka akan meningkatkan penurunan kualitas
udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
B. Peningkatan Intensitas Kebisingan
Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan dilokasi kegiatan berkisar
antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan
baku mutu dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan
kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi
baku mutu.
Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur akan mengikuti arah
lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti interchange terdekat di sepanjang
jalan tol. Serta sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah
volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V.
Maka akan meningkatkan kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan
intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 91
KAPASITAS
I II III IV V (C) + BAHU - BAHU
1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32
2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16
3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97
4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51
5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42
6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37
7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31
8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21
9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89
7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00
8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93
9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25
10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10
11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95
12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50
13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40
VOLUME LALU LINTAS (LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015
DS = Q/CARUS LL (Q)
(smp/jam)No. RUAS PANJANG
TAHUN 2015 JUMLAH
(Kend/Hari)
C. Gangguan Arus Lalu Lintas
Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun
2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu
sebagai berikut :
Dapat dilihat bahwa rata-rata volume kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yaitu 254.724 kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 yang
artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,
kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan
antrian kendaraan pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. Dengan adanya kebutuhan
kendaraan yang cukup banyak (Tabel 1.4 hal.I-48) dengan jarak ke lokasi kegiatan
yang cukup jauh juga maka akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas yaitu
kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
D. Kerusakan Prasarana Jalan
Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yaitu :
- Kondisi Jalan
Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km
pada jalur pada jalur B
Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B
Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)
- Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu sebesar 2,29 kali kecepatan
non tol.
Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Departemen Pekerjaan
Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga bahwa jalan bebas hambatan dapat
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 92
dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan
truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk
sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi
alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak
Penting Hipotetik.
E. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk
dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan
telah ada kegiatan dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),
gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan
kebisingan. Namun berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL &
RPL diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan
± 200 m. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat menjadi Dampak Tidak
Penting Hipotetik.
3. Pekerjaan Lajur Pengganti
A. Penurunan Kualitas Udara
Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan tempat kerja,
pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan
pekerjaan flexible pavement.
Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan pada trase
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu :
- Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m)
- Tebal AC-WC : 4 cm
- Tebal Rigid : 30 cm
- Tebal Lean Concrete : 10 cm
- Tebal Aggregate A : 15 cm
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 93
Pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (widening) akan membutuhkan alat berat,
kebutuhan alat berat pada saat tahap pekerjaan lajur pengganti yaitu tersaji dalam
Tabel 1.22 :
Tabel 1.22 Peralatan yang digunakan Pada Pekerjaan Lajur Pengganti
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Tanah Dump Truck 236
Excavator 11
Buldozer 11
Vibrator 11
Pekerjaan Lapis Pondasi
Agregat
Grader 6
Tandem Rolle 6
Dump Truck 19
Pekerjaan Rigid Pavement Bacthing Plan 9
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Conc. Paver 6
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga dapat diketahui bahwa kualitas udara untuk parameter debu terdapat
beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan
industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41
Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Dapat dilihat pada Tabel 1.22 diatas bahwa penggunaan alat berat pada saat
Pekerjaan Lajur Pengganti sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara
dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut
seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat
serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan
digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona
lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku
mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan
ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga
melihat Pekerjaan Lajur Pengganti yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6
bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 94
B. Peningkatan Intensitas Kebisingan
Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5
dBA. Intensitas kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48
Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan jasa. Tingginya
intensitas kebisingan dilokasi kegiatan dikarenakan dilokasi kegiatan telah
ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume
lalu lintas di tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836
kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058
kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan
intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat berat
dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti,
maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi dalam penigkatan
intensitas kebisingan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
C. Gangguan Arus Lalu Lintas
Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek,
tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar
terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari,
sedangkan paling kecil pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan
per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam sesuai Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing-
masing sebesar 27.715 smp/jam untuk ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465
smp/jam untuk ruas Kalihurip – Cikampek. Kondisi lalu lintas dapat dilihat pada
Tabel 2.23 Berikut :
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 95
Tabel 2.23 Kondisi Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Dapat dilihat nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-Bekasi
Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat
pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative
rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan.
Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan
berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan
kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.
D. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan merasakan kerugian
yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun
berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah
melaksanakan upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan
program pengobatan gratis.
- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun
sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan
kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan
KAPASITAS
I II III IV V (C) + BAHU - BAHU
1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32
2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16
3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97
4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51
5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42
6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37
7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31
8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21
9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89
7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00
8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93
9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25
10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10
11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95
12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50
13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40
VOLUME LALU LINTAS (LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015
DS = Q/CARUS LL (Q)
(smp/jam)No. RUAS PANJANG
TAHUN 2015 JUMLAH
(Kend/Hari)
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 96
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah
gangguan kesehatan masyarakat kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi
kegiatan ± 200 m, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
4. Pekerjaan Elevated
A. Penurunan Kualitas Udara
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ada beberapa tahapan yaitu
pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, steel box girder dan plat lantai. Pada saat
pelaksanakan akan menggunakan alat-alat berat sebagai berikut :
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Bore Pile Vibro Hammer 22
Bore Pile 22
Service Crane 30 ton 22
Excavator 44
Dump Truck 88
Batching Plant 6
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Pekerjaan Pier Head Crane 100 ton 12
Stressing Jack 20
Bracket 44
Begisting Pier Head 5
Trailer (Low bed) 8
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam
PP No. 41 tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan
kualitas udara akan bertambah dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan
elevated, dengan waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka
penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring beroperasinya
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan pekerjaan elevated dari beroperasinya
alat berat. Dengan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.
B. Peningkatan Intensitas Kebisingan
Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh berjalannya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan
RKL&RPL telah melebihi baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan
77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 97
sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan jasa. Kegiatan pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16
bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan dampak
peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak menjadi Dampak Penting
Hipotetik.
C. Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan
berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas (kemacetan) yaitu dari
beroperasinya alat berat yang membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan
pengangkut material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang akan
menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan panjang steel box grider
mencapai 12 m dan 60 m.
Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 165.081 kendaraan yang terdiri dari
Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan,
Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c rasio telah
mencapai 1,51 pada ruas Cikunir-Bekasi Barat yang artinya pada tingkat pelayanan
arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus
lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan.
Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan steel box grider
yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer dengan panjang steel box grider
12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang
menjadi lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan v/c
rasio telah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas
berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering
terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi
demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi
Dampak Penting Hipotetik.
D. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan kerugian yaitu
polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan
pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 98
upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan adanyanya kegiatan
pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan
program pengobatan gratis.
- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun
sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan
kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi
kegiatan ± 200 m dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan
kesehatan masyarakat, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
1.6.3.2 Tahap Operasional
1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
A. Peningkatan Kapasitas Jalan
Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol eksisting
Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol
Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan per
tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu
lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling lama
tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas
dengan terjadinya kemacetan.
Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated
pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan
mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan
turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai
dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan
sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta
– Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 99
PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457
- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32
2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525
- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.02210-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961
- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.72910-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68
keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu tempuh
yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang akan
menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.
Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka
derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada
tahun 2046. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.24.
Tabel 1.24 Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek
dengan Jakarta-Cikampek II Elevated
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 100
Berdasarakan Tabel 1.24 diatas dapat dilihat bahwa dengan beroperasinya Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat mengurai kemacetan. Dimana pada tahun
2015 sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated beroperasi terdapat
jumlah kendaraan 165.081 kendaraan per hari. Dengan beroperasinya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated pada Tahun 2019 terjadi penguraian kemacetan
dengan jumlah 128.854 kendaraan per hari. Selain itu juga derajat kejenuhan
sebelum adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sebesar 0,78 terjadi
penurunan menjadi 0,62.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 101
Tabel 1.25 Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Jenis Kegiatan
Operasional
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara1 DPH DPH DPH
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 DPH DPH DPH 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated
C Ruang, Lahan dan Transportasi
1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 DPH DPH DPH
2 Kerusakan Prasarana Jalan5 DTPH 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
3 Peningkatan Kapasitas Jalan DPH Jakarta-Cikampek II Elevated
D Biologi
DPH = Dampak Penting Hipotetik
E Sosial Ekonomi Budaya DTPH = Dampak Tidak Penting Hipotetik
1Terciptanya Kesempatan Kerja dan
Peluang Usaha7
DPH
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 DPH
3 Keresahan Masyarakat9 DTPH
F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 DTPH DTPH DTPH
5
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP OPERASIONAL
No KETERANGANKonstruksi
1 2 3 4
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 102
Tabel 1.26 Ringkasan Proses Pelingkupan
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHAP KONSTRUKSI
1
Pengadaan Tenaga Kerja
dan Pengoperasian Base
Camp
Status keterlibatan
masyarakat dalam
kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa
Marga
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Sosial Ekonomi
Variabel parameter
dampak : jumlah penduduk tidak
bekerja, pendapatan
penduduk
Terciptanya
kesempatan kerja
dan peluang usaha
Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated, akan dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah
dilakukan penunjukkan kontraktor pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja
local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dan yang
memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk bekerja.
Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap
konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang
berasal dari kota/kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut
berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan
keterampilan khusus pada bidangnya.
Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang,
dimana sebanyak 56% (140 orang) akan direkrut dari penduduk
local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang
membutuhkan serta masyarakat yang terpengaruh dampak.
Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.
Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur
berdasarkan Badan Pusat Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Penduduk usia
kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,
maupun yang aktif mencari pekerjaan. Dimana dilokasi kegiatan
rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk
yang tidak bekerja sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan
acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting
Hipotetik.
Dampak Penting
Hipotetik
Masyarakat yang
terlewati oleh
pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Elevated (51
desa, 13 Desa)
1 bulan sebelum
penerimaan
tenaga kerja
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 103
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengadaan Tenaga Kerja
dan Pengoperasian Base
Camp
Status keterlibatan
masyarakat dalam
kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Elevated oleh PT. Jasa Marga
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Sosial, Ekonomi
Variabel parameter
dampak : jumlah penduduk tidak
bekerja,
pendapatan penduduk
Peningkatan
pendapatan
penduduk
Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan
penduduk disekitar lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 %
responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor
dengan penghasilan tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja sebagai pegawai
swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan
bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative kecil dan tidak tetap, serta sangat
terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja
sebagai tenaga kerja tahap konstruksi. Dengan berpengaruhnya
kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam
Dampak Penting Hipotetik.
Dampak Penting
Hipotetik
Masyarakat yang
terlewati oleh
pembangunan Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II Elevated (51
desa, 13 desa)
1 tahun setelah
penerimaan
tenaga kerja konstruksi
berlangsung
(setelah mulai bekerja)
Pengadaan Tenaga Kerja
dan Pengoperasian Base
Camp
Status keterlibatan
masyarakat dalam
kegiatan konstruksi
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated oleh PT. Jasa
Marga Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Sosial, Ekonomi
Variabel parameter
dampak : keluhan
masyarakat
Timbulnya
keresahan
masyarakat
Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan
menimbulkan dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan
ketika perekrutan tenaga kerja lebih mengutamakan tenaga kerja
dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya
mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun
juga mengakomodir angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi kegiatan, namun
pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan melakukan
pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan
untuk berdagang. Sehingga dampak keresahan masyarakat
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
Dampak Tidak
Penting Hipotetik
- -
2. Mobilisasi Peralatan dan
Material
- Melakukan penyiraman
pada lokasi yang diurug
saat musim kemarau, khususnya yang
berdekatan dengan
permukiman. - Bila ada ceceran tanah
di jalan, segera
Fisik-Kimia
Variabel parameter
dampak : CO, NO2, SO2 dan Debu
Penurunan
Kualitas Udara Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas
dengan akses masuk dan keluar mengikuti Interchange terdekat
disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah
kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga
Dampak Penting
Hipotetik
Areal masuk dan
keluar tapak
proyek (mengiku interchange
terdekat) dan
jalur mobilisasi mengikuti arah
lalu lintas
1 hari dengan
asumsi bahwa
waktu mobilisasi alat
dan material
selama 6 bulan, ritasi mobilisasi
dianggap sama
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 104
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dibersihkan.
- Menutup truk
pengangkut tanah urug dengan terpal.
diperoleh kualitas udara untuk paramater debu, SO2, NO2 dan
CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut :
- Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306
μg/m3 dengan rata - rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999
sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT Tambun,
GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama, serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan
konsentrasi debu tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM
26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).
- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352
μg/m3 dengan rata - rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41
Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran dengan
konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO
terendah adalah lokasi pemukiman Desa Cinangka,
Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM
73+000B).
- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416
μg/m3 dengan rata - rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran
pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3
Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan
material dilokasi kegiatan telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya konsentasi parameter
debu dilokasi kegiatan dikarenakaqn imbas padatnya kendaraan
dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan material pada saat
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka
akan meningkatkan penurunan kualitas udara dilokasi kegiatan.
Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
sehingga
besaran yang
perlu dikelola dan dipantau
adalah secara
harian
Mobilisasi Peralatan dan
Material
SOP pada kontraktor
yaitu pemeliharaan mesin kendaraan untuk
meminimalkan intensitas
kebisingan
Fisik-Kimia
Variabel parameter dampak : Tingkat
kebisingan
Peningkatan
intensitas kebisingan
Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan
dilokasi kegiatan berkisar antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan baku mutu
dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA
peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi baku mutu.
Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur
akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar
Dampak Penting
Hipotetik
Areal masuk dan
keluar tapak proyek (mengiku
interchange
terdekat) dan jalur mobilisasi
mengikuti arah
lalu lintas
1 hari dengan
asumsi bahwa waktu
mobilisasi alat
dan material selama 6 bulan,
ritasi mobilisasi
dianggap sama
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 105
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
mengikuti interchange terdekat di sepanjang jalan tol. Serta
sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan
jumlah volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V. Maka akan meningkatkan
kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan
intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.
sehingga
besaran yang
perlu dikelola dan dipantau
adalah secara
harian
Mobilisasi Peralatan dan
Material
- Melakukan evaluasi
system manajemen lalulintas melakukan
evaluasi, serta
perbaikan, penggantian ataupun melengkapi
sarana pengaturan lalu
lintas yang rusak/hilang/belum ada
- Melakukan evaluasi,
serta perbaikan,
penggantian, ataupun
melengkapi fungsi dan
manfaat, serta jumlah PJU yang menyala
- Melakukan
pengecekkan, serta perbaikan, penggantian,
ataupun melengkapi
keberadaan serta fungsi dan manfaat pagar
rumija.
- Menyediakan media informasi seperti VMS
(Variable Message
Sign) di gerbang tol, serta penyediaan
senkon sebagai sarana
informasi - Mempercepat
penutupan lajur gardu
saat ganti shift di gerbang tol dengan laci
cash box.
Kondisi Lalulintas
Variabel parameter dampak : volume
lalu lintas
Gangguan arus
lalu lintas
Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu memiliki 254.724
kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai
1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu
lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan
pada ruas Cikunir-Bekasi Barat.
Dengan jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses
masuk dan keluar mengikuti on off ramp di Jalan Tol terdekat
sepanjang jalur tol yang melewati juga ruas Cikunir-Bekasi Barat
dapat diprakirakan akan terjadi gangguan arus lalu lintas yaitu
kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting
Hipotetik.
Dampak Penting
Hipotetik
Areal masuk dan
keluar tapak proyek (mengiku
on off ramp) dan
jalur mobilisasi mengikuti arah
lalu lintas
12 bulan sampai
dengan konstruksi
selesai
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 106
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mobilisasi Peralatan dan
Material
Faktor fisik sesuai dengan
tolak ukur SPM yaitu
ketidakrataan IRI ≤ 4 m/km, kekesatan > 0,33
µm, dan Zero path hole
(tidak ada lubang) terhadap jalan aspal jalur
utama sebesar
100%)pemenuhan
SPM sampai dengan
100%
Kondisi Jalan
Variabel parameter
dampak : kondisi jalan
Kerusakan
prasarana jalan
Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan
Tol Jakarta-Cikampek yaitu :
- Kondisi Jalan
Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km pada jalur pada jalur B
Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B
Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)
Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu
sebesar 2,29 kali kecepatan non tol. Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol
Departemen Pekerjaan Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga
bahwa jalan bebas hambatan dapat dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan truk 5
as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban
kendaraan truk sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,
maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi
alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
Dampak Tidak
Penting Hipotetik
- -
Pelaksanaan program bina
lingkungan pada masyarakat sekitar jalan
tol salah satunya dengan
menyelenggarakan pengobatan gratis
sebanyak 2 kali
Kesehatan
masyarakat Variabel parameter
dampak : Kasus
penyakit Gangguan ISPA
Gangguan
kesehatan masyarakat
Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas
dengan akses masuk dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan telah ada kegiatan
dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),
gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan kebisingan. Namun berdasarkan hasil
Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL & RPL diketahui
bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95
% (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk
yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
Dampak Tidak
Penting Hipotetik - -
3. Pekerjaan Lajur
Pengganti
SOP pada kontraktor
yaitu menyediakan papan peringatan agar orang
yang tidak berkaitan dengan proyek dilarang
mendekati lokasi sampai
pekerjaan konstruksi selesai dan menyediakan
Fisik-Kimia
Variabel parameter dampak : CO, NO2,
SO2 dan Debu
Penurunan
kualitas udara
Pekerjaan lajur pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan
tempat kerja, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan pekerjaan flexible pavement.
Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) yang akan dilakukan pada trase pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated yaitu :
- Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m)
- Tebal AC-WC : 4 cm
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal lajur
pengganti yaitu lajur 3,6 m +
bahu 2,5 m di kanan kiri ruas
Jalan Tol
Jakarta-Cikampek
1 hari dengan
waktu pekerjaan selama 5 bulan,
sehingga besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau adalah secara
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 107
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
peralatan pengamatan
keselamatan personal dan
pakaian bagi pekerja (sarung tangan, masker,
debu, ear plug, sepatu
boot, helm dsb)
- Tebal Rigid : 30 cm
- Tebal Lean Concrete : 10 cm
- Tebal Aggregate A : 15 cm
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah
dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dapat diketahui bahwa kualitas
udara untuk parameter debu terdapat beberapa lokasi yaitu GT
Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan industry) dan
GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Penggunaan alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti
(pelebaran jalan) sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari
beroperasinya alat-alat berat tersebut seperti parameter seperti
SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan
digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan
melihat kondisi rona lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku mutu khususnya
parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi menurunkan kualitas
udara dilokasi kegiatan selain itu juga melihat Pekerjaan Lajur
Pengganti (pelebaran jalan) yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak
Penting Hipotetik.
(Eksisting) harian
Pekerjaan Lajur
Pengganti
Pembuatan benteng dan
pemasanan seng penutup di sekeliling lokasi proyek
untuk mencegah kebesingan yang
ditimbulkan dari lokasi
proyek ke luar lokasi
proyek
Fisik-Kimia
Variabel parameter dampak : Tingkat
kebisingan
Peningkatan
intensitas kebisingan
Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah
dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5 dBA. Intensitas
kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan
jasa. Tingginya intensitas kebisingan dilokasi kegiatan
dikarenakan dilokasi kegiatan telah ada/beroperasinya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume lalu lintas di
tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III :
8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332
kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat
berat dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat
Pekerjaan Lajur Pengganti, maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal lajur
pengganti yaitu lajur 3,6 m +
bahu 2,5 m di kanan kiri ruas
Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek
(Eksisting)
1 hari dengan
waktu pekerjaan selama 5 bulan,
sehingga besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 108
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ikut berkontribusi dalam penigkatan intensitas kebisingan.
Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
Pekerjaan Lajur
Pengganti
Melakukan manajemen
lalu lintas dengan penempatan petugas lalu
lintas dan koordinasi
dengan pihak kepolisian setempat
Kondisi Lalulintas
Variabel parameter dampak : volume
lalu lintas
Gangguan Arus
Lalu Lintas
Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta
– Cikampek, tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi
Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari, sedangkan paling kecil
pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam
sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing-masing sebesar 27.715 smp/jam untuk
ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465 smp/jam untuk ruas
Kalihurip – Cikampek. Nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-
Bekasi Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur
yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas
sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Dengan
beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti
akan berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan
menimbulkan kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting
Hipotetik.
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal lajur
pengganti yaitu lajur 3,6 m +
bahu 2,5 m di
kanan kiri ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek
(Eksisting)
1 hari dengan
waktu pekerjaan selama 5 bulan,
sehingga
besaran yang perlu dikelola
dan dipantau adalah secara
harian
Pekerjaan Lajur
Pengganti
- SOP pada
kontraktor yaitu
menyediakan peralatan pengamanan
keselamatan personal
dan pakaian bagi pekerja (sarung tangan,
masker, debu, ear plug,
sepatu boot, helm dsb) - Medical Check Up uji
kesehatan berkala yang
dilakukan setahun sekali untuk memonitor
kondisi kesehatan pekerja sehingga
langkah antisipasi dapat
dilakukan - Fasilitas klinik
kesehatan yang
Kesehatan Pekerja
Variabel parameter
dampak : Kasus penyakit
dilingkungan kerja
Gangguan
kesehatan
masyarakat
Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan
merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat
penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan
upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah
melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin
setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk
mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal
yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari
responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi
untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak
Dampak Tidak
Penting Hipotetik - -
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 109
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
diperuntukkan bagi
seluruh karyawan tanpa
biaya serta rumah sakit yang menjadi rujukan
apabila ada karyawan
yang sakit dan perlu dirawat inap.
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
4 Pekerjaan Elevated - SOP pada
kontraktor yaitu menyediakan papan
peringatan dan benteng
agar orang yang tidak berkaitan dengan
proyek dilarang
mendekati lokasi sampai pekerjaan
konstruksi selesai dan
menyediakan peralatan
pengamatan
keselamatan personal
dan pakaian bagi pekerja (sarung tangan,
masker, debu, ear plug,
sepatu boot, helm dsb)
Fisik-Kimia
Variabel parameter dampak : CO, NO2,
SO2 dan Debu
Penurunan
kualitas udara
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah
dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 tahun
1999 sebesar 230 μg/m3.
Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan kualitas udara akan bertambah
dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan elevated, dengan
waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring
beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan
pekerjaan elevated dari beroperasinya alat berat. Dengan
demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik. Dampak Penting
Hipotetik
Di areal
pembangunan Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II Elevated
1 hari, pada
bulan ke-7 dari konstruksi
pembangunan
Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II
Elevated selama 21 bulan (alasan
penentuan bulan
ke-7 karena
pada saat itu,
terjadi 6
konstruksi yang akan dilakukan
secara
bersamaan yaitu pekerjaan bore
pile, pilecap,
pier/pilar, pier head, steel box
girder dan
pekerjaan plat lantai)
Pekerjaan Elevated Pembuatan benteng dan
pemasanan seng penutup di sekeliling lokasi proyek
untuk mencegah
kebesingan yang ditimbulkan dari lokasi
proyek ke luar lokasi
proyek
Fisik-Kimia
Variabel parameter dampak : Tingkat
kebisingan
Peningkatan
intensitas kebisingan
Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh
berjalannya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan RKL&RPL telah melebihi
baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan
77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan
jasa. Kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16 bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan
dampak peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal
pembangunan Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II Elevated
1 hari, pada
bulan ke-7 dari konstruksi
pembangunan
Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II
Elevated selama 21 bulan (alasan
penentuan bulan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 110
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
menjadi Dampak Penting Hipotetik. ke-7 karena
pada saat itu,
terjadi 6 konstruksi yang
akan dilakukan
secara bersamaan yaitu
pekerjaan bore
pile, pilecap, pier/pilar, pier
head, steel box
girder dan pekerjaan plat
lantai)
Pekerjaan Elevated
Melakukan manajemen lalu lintas dengan
penempatan petugas lalu
lintas dan koordinasi
dengan pihak kepolisian
setempat
Kondisi Lalulintas Variabel parameter
dampak : volume
lalu lintas
Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas
(kemacetan) yaitu dari beroperasinya alat berat yang
membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan pengangkut
material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang
akan menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan
panjang steel box grider mencapai 12 m dan 60 m. Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari
165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV :
3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c
rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative
rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan
kemacetan kendaraan. Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan
steel box grider yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer
dengan panjang steel box grider 12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang menjadi
lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
dengan v/c rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,
kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti
sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas.
Sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal pembangunan
Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II
Elevated
1 hari, pada bulan ke-7 dari
konstruksi
pembangunan
Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II Elevated selama
21 bulan (alasan
penentuan bulan ke-7 karena
pada saat itu,
terjadi 6 konstruksi yang
akan dilakukan
secara bersamaan yaitu
pekerjaan bore
pile, pilecap, pier/pilar, pier
head, steel box
girder dan pekerjaan plat
lantai)
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 111
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pekerjaan Elevated - SOP pada kontraktor
yaitu menyediakan
peralatan pengamanan keselamatan personal
dan pakaian bagi
pekerja (sarung tangan, masker, debu, ear plug,
sepatu boot, helm dsb)
- Medical Check Up uji kesehatan berkala yang
dilakukan setahun
sekali untuk memonitor kondisi kesehatan
pekerja sehingga
langkah antisipasi dapat dilakukan
- Fasilitas klinik
kesehatan yang diperuntukkan bagi
seluruh karyawan tanpa biaya serta rumah sakit
yang menjadi rujukan
apabila ada karyawan yang sakit dan perlu
dirawat inap.
Kesehatan Pekerja
Variabel parameter
dampak : Kasus penyakit
dilingkungan kerja
Gangguan
Kesehatan
Masyarakat
Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan
kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan
kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan upaya
meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah
melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin
setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk
mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang
terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari
responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
Dampak Tidak
Penting Hipotetik
-
-
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 112
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pengelolaan
Lingkungan yang Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah Studi Batas Waktu
Kajian Dampak
Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHAP OPERASIONAL 1 Pengoperasian dan
Pemeliharaan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated
Peningkatan pelayanan
melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas pelayanan antaralai :
- Melakukan evaluasi
system manajemen lalu lintas melakukan
evaluasi, serta
perbaikan, penggantian ataupun melengkapi
sarana pengaturan lalu
lintas yang rusak/hilang/tidak ada
- Melakukan evaluasi,
serta perbaikan, penggantian ataupun
melengkapi fungsi dan
manfaat, serta jumlah PJU yang menyala
- Melakukan pengecekkan, serta
perbaikan, penggantian,
ataupun melengkapi keberadaan serta fungsi
dan manfaat pagar
rumija - Menyediakan media
informasi seperti VMS
(Variable Message
Sign) digerbang tol,
serta penyediaan
senkom sebagai sarana informasi
- Mempercepat
penutupan lajur gardu saat ganti shift di
gerbang tol dengan laci
cash box.
Kondisi Lalu
Lintas
Variabel parameter dampak :
Kelancaran lalu
lintas
Peningkatan
Kapasitas Jalan
Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada
Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081
kendaraan per hari. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya
gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat
pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas
sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu
paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan.
Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta –
Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan
sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya
nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di
atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan
dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu
tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan
baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.
Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana
tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046.
Beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka
gangguan arus lalu lintas yang terjadi dapat teruraikan. Dapat
dilihat bahwa beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated ini dapat menurunkan tingkat kejenuhan, dimana
sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,78 dengan beroperasinya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,62
pada tahun 2019 sesuai rencana jadwal pengoperasian jalan tol.
Dampak Penting
Hipotetik
Di areal
pembangunan
Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II
Elevated
1 hari pada
tahun ke 2
setelah Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II
Elevated beroperasi
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 113
Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan
Dampak Penting Hipotetik
Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan intensitas kebisingan
3. Gangguan arus lalu lintas
4. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang
usaha 5. Peningkatan pendapatan penduduk
6. Timbulnya keresahan masyarakat
Tahap Operasional
1. Peningkatan Kapasitas jalan
PermenLH No.
17 Thn 2012 tentang
Keterlibatan
Masyarakat dalam AMDAL dan Izin
Lingkungan
Rona Lingkungan Hidup
1. Komponen Fisik-Kimia 2. Komponen Biologi
3. Komponen Sosekbud
4. Kesehatan Masyarakat
Identifikasi
Dampak
Potensial
Metode : Matrik Interaksi &
Bagan Alir
Kegiatan lain di sekitar rencanan
kegiatan (Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Elevated)
Rencana Kegiatan Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated
1. Tahap Konstruksi
2. Tahap Operasional
Evaluasi
Dampak
Potensial
Metode :
Diskusi : ketua tim
dan tenaga ahli ,
SOP, baku mutu
Dampak Potensial
Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan intensitas kebisingan
3. Penurunan kualitas air permukaan
4. Gangguan arus lalu lintas
5. Kerusakan prasarana jalan
6. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang
usaha 7. Peningkatan pendapatan penduduk
8. Timbulnya keresahan masyarakat
9. Gangguan kesehatan masyarakat 10. Ganggguan kesehatan Pekerja
Tahap Operasional
1. Peningkatan Kapasitas jalan
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 114
1.7 Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi adalah resultante dari keempat batasan tersebut di atas (batas proyek,
ekologis, sosial dan admninistratif). Penentuan batas wilayah studi ini dengan
mempertimbangkan keterbatasan dan wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak
dari kegiatan
A. Batas Proyek
Batas proyek adalah batas kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated yang terletak di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
dengan panjang 36,84 km.
B. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media
transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut
diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan
batas ekologi yang meliputi penentapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:
Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada lokasi
kegiatan dan sekitarnya.
Hidrologi, batas studi untuk hidrologi adalah saluran air yang terdekat
dengan lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Kualitas udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 250 m kea rah
Barat dari arah lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
serta jalur mobilisasi alat dan material.
C. Batas Sosial
Batas sosial merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial
masyarakat yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan baik sistem
maupun struktur sosialnya di sekitar lokasi rencana kegiatan. Batas sosial tersebut
mengingat kemungkinan terjadinya interaksi sosial dan timbulnya dampak secara
langsung dari kegiatan proyek, dalam kegiatan ini batas sosial adalah Kota Bekasi
(Kec. Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Jatiasih),
Kabupaten Bekasi (Kec. Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cibitung
Cikarang Barat dan Tambun Selatan), dan Kabupaten Karawang (Kec. Telukjambe
Barat, Telukjambe Timur, Klari dan Cikampek )
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 115
yang terdekat dan tempat keberadaan lokasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated.
D. Batas Administratif
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan social, ekonomi dan social-budaya sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administrasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated adalah batas Kecamatan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.
1.8 Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian adalah batas waktu yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan
dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL. Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilihat pada Tabel 1.27 berikut. Berdasarkan jadwal
pelaksanaan dapat dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang telah dimulai yaitu
pekerjaan lalur pengganti dan pekerjaan untuk penyiapan lahan elevated seperti
membongkaran median jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 116
Tabel 1.27 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
1 Tahap Konstruksi
2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas
3 Mobilisasi dan Demobilisasi
4 Pekerjaan Lajur Pengganti
5 Pembersihan Tempat Kerja
6 Pekerjaan Tanah
7 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
8 Pekerjaan Rigid Pavement
9 Pekerjaan Fleksibel Pavement
10 Pekerjaan Elevated
11 Pekerjaan Pondasi Bore Pile
12 Pekerjaan Pilecap
13 Pekerjaan Pier/Pilar
14 Pekerjaan Pier Head
15 Pekerjaan Steel Box Girder
16 Pekerjaan Plat Lantai
17 Tahap Operasional
18Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated
2019No Kegiatan
2017 2018
Sumber : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek, 2017
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 117
Gambar 1.33 Peta Batas Wilayah Studi
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 1
BAB V
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan di implementasikan yaitu
komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian
tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan
terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :
1. Dampak Lingkungan yang Dikelola
2. Sumber Dampak
3. Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 2
Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
A. Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1 TAHAP KONSTRUKSI
1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Adanya rencana
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated akan
memberikan peluang bekerja yaitu 140
orang untuk tenaga kerja lokal
yang akan direkrut
pada saat tahap konstruksi
Pengadaan
Tenaga Kerja dan pengoperasian
base camp
Berdasarkan pelaksanaan
RKL-RPL yang telah dilaksanakan bahwa
sebanyak responden
yang termasuk dalam 3 kategori penduduk di
pemukiman di Kel. Pekayon Jaya KM
10+400, Ds. Lambang
Sari Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM
22+200A, Ds. Gandasari
Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya
Mukti, Kec. Cikarang
Pusat KM 38+300A dan
Desa Wadas Kec. Teluk
Jambe Timur KM
47+500 terdapat sebesar 34,78 % penduduk yang
tidak bekerja dan
sebesar 11,11 % yang merasakan adanya
lapangan kerja yang
bertambah yang memanfaatkan
kesempatan/peluang
kerja dan berusaha di lokasi proyek
kesejahteraan penduduk
meningkat dari upah/pendapat yang
dihasilkan dari proyek.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
Memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakat lokal baik untuk
membuka usaha di sekitar jalan tol
maupun memperoleh kesempatan bekerja di lingkungan jalan tol
(sebagai cleaning service). Mempertimbangkan program
peningkatan keterampilan yang dapat
menjadi modal bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.
Adapun tindakan ini sebagai bagian
dari PKBL. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga
kerja dan potensi tenaga lokal yang
dapat direkrut.
Mengatur rekrutmen pekerja sesuai
dengan kualifikasi dengan jumlah
proporsional. Mengidentifikasi kontraktor lokal
yang bisa dijadikan mitra/sub-
kontrak dalam kegiatan konstruksi. Mengatur partisipasi perusahaan
lokal dan mitra kontraktor lainnya,
agar mendapatkan pekerjaan dari kegiatan proyek secara proporsional.
Pendekatan Institusi : Berkordinasi dengan aparat Kelurahan
Setempat dalam hal rekruitmen.
Berdasarkan pelaksanaan
RKL-RPL yang telah dijalani bahwa lokasi lokasi
pemantauan untuk komponen
Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM
10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.
Bekasi KM 22+200A, Ds.
Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya
Mukti, Kec. Cikarang Pusat
KM 38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe
Timur KM 47+500 yang akan
mengikuti lokasi pelaksanaan
RKL-RPL tersebut.
Pengelolaan
dilakukan minimal 1 bulan
sebelum
penerimaan tenaga kerja
Untuk menetapkan
porsi tenaga
kerja diselenggarakan
sekali selama
tahap persipaan minimal 2
minggu sebelum
perekrutan
PT. Jasamarga
Jalanlayang Cikampek
bekerjasama
dengan pihak kontraktor
Waskita-Acset KSO
Aparatur
pemerintah setempat (Desa &
Kecamatan
terkait)
Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan
Kab. Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 3
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk
Adanya rencana
Pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat
menyerap tenaga kerja
yang memberikan dampak positif berupa
peningkatan
penghasilan di wilayah tersebut.
Pengadaan
Tenaga Kerja dan
pengoperasian base camp
Terdapat responden yang
termasuk dalam 3
kategori penduduk di pemukiman di Kel.
Pekayon Jaya KM
10+400 , Ds. Lambang Sari Kec. Tambun
Selatan Kab. Bekasi KM
22+200A, Ds. Gandasari Kec. Cikarang Barat KM
26+300A, Ds. Jaya
Mukti, Kec. Cikarang Pusat KM 38+300A dan
Desa Wadas Kec. Teluk
Jambe Timur KM 47+500 yaitu sekitar
4,44 % penduduk
merasakan peningkatan pendapatan dengan
pendapatan rata-rata
penduduk
Rp 1.000.000 s/d
Rp 1.500.000
Pendekatan Sosial Ekonomi :
Memberikan kesempatan lebih besar
bagi masyarakat lokal baik untuk membuka usaha di sekitar jalan tol
maupun memperoleh kesempatan
bekerja di lingkungan jalan tol (sebagai cleaning service).
Mempertimbangkan program
peningkatan keterampilan yang dapat menjadi modal bagi masyarakat
untuk meningkatkan perekonomian.
Adapun tindakan ini sebagai bagian dari PKBL.
Mengidentifikasi kebutuhan tenaga
kerja dan potensi tenaga lokal yang dapat direkrut.
Mengatur rekrutmen pekerja sesuai
dengan kualifikasi dengan jumlah proporsional.
Mengidentifikasi kontraktor lokal
yang bisa dijadikan mitra/sub-
kontrak dalam kegiatan konstruksi.
Mengatur partisipasi perusahaan
lokal dan mitra kontraktor lainnya, agar mendapatkan pekerjaan dari
kegiatan proyek secara proporsional.
Berdasarkan pelaksanaan
RKL- Berdasarkan
pelaksanaan RKL-RPL yang telah dijalani bahwa lokasi
lokasi pemantauan untuk
komponen Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon
Jaya KM 10+400, Ds.
Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM
22+200A, Ds. Gandasari Kec.
Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,
Kec. Cikarang Pusat KM
38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM
47+500 yang akan mengikuti
lokasi pelaksanaan RKL-RPL tersebut.
Sebulan setelah
proses rekruitmen
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek bekerjasama
dengan pihak
kontraktor Waskita-Acset
KSO
Aparatur
pemerintah
setempat (Desa & Kecamatan
terkait)
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Provinsi Jawa Barat
Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Bekasi, Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten
Karawang
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kab.
Karawang
1.3 Penurunan Kualitas Udara
Penurunan Kualitas
Udara akibat
beroperasinya
peralatan sehingga
menimbulkan
peningkatan debu
Mobilisasi
peralatan dan
material,
pekerjaan Lajur
Pengganti dan
pekerjaan Elevated
Konsentrasi debu dan
parameter kualitas udara
ambien (SO2, NO2, CO)
timbul tidak melebihi
baku mutu udara ambien
berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999
Pendekatan Teknologi :
Membuat penghalang berupa pagar
(seng) di area lokasi kegiatan
Truk pengangkut tanah ditutup
terpal, sehingga tidak terjadi ceceran
tanah ke luar kegiatan proyek yang menyebabkan kotor dan berdebu.
Mensyaratkan Kontraktor untuk
menggunakan alat berat dan kendaraan layak pakai sesuai
ketentuan peraturan, salah satunya
pembatasan usia alat-alat berat yang akan digunakan (misalnya kurang
Lokasi pengelolaan dilakukan
di tapak proyek dan
lingkungan sekitar, jalur
mobilisasi kendaraan dan alat
berat.
UA-1 : GT Bekasi Barat
(KM 13+000)
UA-2 : GT Bekasi Timur (KM 17+000)
UA-3: GT Tambun
UA-4 : GT Cibitung (KM 24+800)
Pemasangan
penghalang/ barrier
dilakukan seminggu
sebelum kegiatan
dilakukan hingga
kegiatan selesai Pengelolaan
dilakukan secara
terus menerus dan rutin selama
kegiatan Mobilisasi
peralat dan material, pekerjaan lajur
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek
bekerjasama
dengan pihak
kontraktor Waskita-Acset
KSO
Dins Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dins Lingkungan
Hudp dan
Kebersihan Kab. Karawang
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 4
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
dari 5 tahun terakhir). Pengaturan/penjadwalan alat-alat
berat yang akan digunakan
sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan secara
bersamaan sesuai ddengan window
time yaitu 22.00 – 04.00 WIB. Kontraktor melakukan perawatan
pada kendaraan alat berat pada
mesin, penggunaan jenis bahan bakar, kipas pendingin mesin dan
system pembuangan pada knalpot,
termasuk memberikan pelumas mesin secara rutin dan
pengecekan/perbaikan pada dudukan
perendam getaran mesin.
Pendekatan Sosial :
Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari.
UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)
UA-6 : GT Cikarang Utama
(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat
(KM 31+ 000)
UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050)
Kawasan Pemukiman Sekitar
Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated :
1. Kel. Pekayon Jaya KM
10+400 2. Desa Wadas Teluk Jambe
KM 47+500
pengganti dan pekerjaan Elevated
Mobilisasi dilakukan sesuai
dengan window
time pada pukul 22.00 – 04.00 WIB
dan mengikuti
peraturan SPM Jalan tol.
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kab.
Karawang
1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
Peningkatan
kebisingan yang ditimbulkan dari
kendaraan dan alat-
alat berat yang digunakan pada saat
kontruksi
Mobilisasi
peralatan dan material,
pekerjaan
widening dan pekerjaan
Elevated
Intensitas kebisingan
yang timbul tidak melebihi baku mutu
berdasarkan KepMen
LH No. 48 Tahun 1996 yaitu untuk kawasan
pemukiman (55 dBA),
kawasan area gardu tol berdasarkan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 18 Tahun 2011 Tentang
Ambang Batas Faktor
Fisik di Tempat Kerja (85 dBA)
Pendekatan Teknologi :
Membuat penghalang (barrier) berupa pagar (seng) agar terisolasi
dari lingkungan sekitar, sehingga
kebisingan hanya terjadi di lokasi kegiatan. Berdasarkan Sembodo
(2004), seng/ triplek ketebalan 20
mm dapat mereduksi kebisingan 12-20 dBA.
Pengaturan/penjadwalan alat-alat
berat yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga tidak
semua alat berat digunakan secara
bersamaan. Kontraktor melakukan perawatan pada kendaraan alat berat
pada mesin, penggunaan jenis
bahan bakar, kipas pendingin mesin dan sistem pembuangan pada
knalpot, termasuk memberikan
pelumas mesin secara rutin dan pengecekan/perbaikan pada
dudukan peredam getaran mesin.
Lokasi pengelolaan dilakukan
di tapak proyek dan lingkungan sekitar, jalur
mobilisasi kendaraan dan alat
berat.
UA-1 : GT Bekasi Barat
(KM 13+000) UA-2 : GT Bekasi Timur
(KM 17+000)
UA-3: GT Tambun UA-4 : GT Cibitung (KM
24+800)
UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)
UA-6 : GT Cikarang Utama
(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat
(KM 31+ 000)
UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050)
Pemasangan
penghalang/ barrier dilakukan seminggu
sebelum kegiatan
dilakukan hingga kegiatan selesai
Pengelolaan
dilakukan secara terus menerus dan
rutin selama
kegiatan Mobilisasi peralat dan material,
pekerjaan widening
dan pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II
Elevated
Mobilisasi
dilakukan sesuai dengan window
time pada pukul
PT. Jasamarga
Jalanlayang Cikampek
bekerjasama
dengan pihak kontraktor
Waskita-Acset
KSO
Dins Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dins Lingkungan
Hudp dan Kebersihan Kab.
Karawang
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kab.
Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 5
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Mensyaratkan kontraktor untuk menggunakan kendaraan yang layak
pakai sesuai ketentuan peraturan,
salah satunya pembatasan usia alat-alat berat yang akan digunakan
(misalnya kurang dari 5 tahun),
sehingga meminimisasi timbulnya kebisingan dari kerusakan mesin
kendaraan dan perawatan kendaraan
secara berkala.
Pendekatan Sosial :
Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari. Memasang papan pengumuman di
lokasi kegiatan agar warga sekitar
maklum dan tidak mendekati lokasi kegiatan saat pelaksanaan kegiatan.
Bagi pekerja proyek menggunakan
SOP khususnya sumbat telinga (ear plug)
Kawasan Pemukiman Sekitar Trase Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated :
3. Kel. Pekayon Jaya KM 10+400
4. Desa Wadas Teluk Jambe
KM 47+500
22.00 – 04.00 WIB dan mengikuti
peraturan SPM Jalan
tol.
1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan Lajur Pengganti akan
minimbulkan
kemacetan yang disebabkan oleh
berkurangnya 1 jalur
pada saat konstruksi lajur pengganti ini.
Selain itu pada saat
pekerjaan elevated pada saat pekerjaan
steel box grider akan
meimbulkan gangguan lalu lintas
disebabkan akan
menggunakan trailer sebanyak 40 unit
dalam sehari dengan
panjang steel box grider mencapai 12 m
dan 60 m
Mobilisasi peralatan dan
material,
Pekerjaan lajur pengganti dan
pekerjaan
Elevated.
Terjadi penguraian kemacentan dengan
adanya manajemen
pengaturan lalu lintas saat pekerjaan lajur
pengganti dan pekerjaan
elevated.
Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan dan selama memasuki
lokasi pekerjaan seperti : Rubber
Cone, Light Rope, Rottary Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda
kurangi kecepatan, batas
kecepatan maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, tanda
penyempitan.
Pengaturan lalu lintas untuk kendaraan proyek yang keluar
masuk lokasi pekerjaan sehingga
dapat meminimalkan terjadinya kemacetan.
Pemasangan pagar pengaman
yang dipakai untuk membatasi lokasi proyek dengan masyarakat
umum disain yang direncanakan
yaitu panjang 312 cm dengan lebar 117 cm (terlampir) dan
melaksanakan koordinasi yang
Di sepanjang pekerjaan lajur pengganti dan area
pekerjaan elevated yang
meliputi KM 10, KM 25 dan KM 42
Akses masuk dan keluar
mengikuti Interchange terdekat sesuai kebutuhan
Jalur Mobilisasi
mengikuti arah lalu lintas
Setiap hari selama kegiatan konstruksi
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek bekerjasama
dengan pihak
kontraktor Waskita-
Acset KSO
Aparat Kepolisian
Dinas
Perhubungan Provinsi
Jawa Barat
Dinas Perhubungan Jawa
Barat
Aparat kepolisian
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat Dinas
Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan Kab. Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 6
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
diperlukan dengan dinas atau instansi terkait selama
pelaksanaan pekerjaan (dalam hal
ini dibantu oleh aparat kepolisian) Penempatan petugas/flagman
menggunakan bendera merah dan
hijau. Dan pemasangan rubber cone atau MCB, rambu-rambu
pengaturan dan rambu petunjuk
untuk memudahkan bagi pengendara dan pemakai jalan.
Penempatan petugas mengatur
lalu lintas pada saat masuk dan keluar dari lokasi kegiatan dan
kendaraan proyek tidak
diperkenankan parkir di jalan Mengatur jadwal mobilisasi alat
dan bahan pada saat pemasangan
box girder sesuai dengan window time pada pukul 22.00-04.00 WIB.
Manajemen lalu lintas yang
dilakukan akan mengikuti SPM
yaitu
- Penutupan total jalan tol selama 10 menit
- 10 menit berikutnya lajur 1
dan 2 dibuka - 20 m3nit berikutnya semua
lajur dibuka
- Diperlukan penutupan selama 4 kali tiap jalur/malam
- Dilakukan 2 kali pekerjaan
pemasangan Steel Box Girder pada sekali penutupan jalan.
Sehingga hanya memerlukan 2
kali penutupan jalan tiap jalur/malam.
Dalam pelaksanaan pengelolaan
faktor fisik jalan tol dilakukan inspeksi rutin bersama dan juga
menyediakan cold mix untuk
mengantisipasi jika terjadi lubang pada jalan aspal jalur utama.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 7
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
2 TAHAP OPERASIONAL
2.1 Peningkatan
Kapasitas Jalan
Operasional dan
pemeliharaan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated
Tidak terjadi antrian
kendaraan di pintu
gerbang tol.
Perbaikan segera dan pemenuhan
indicator SPM (perbaikan marka
solid, pemasangan rambu) Pemasangan fasilitas keselamatan
LLDJ/rambu lalu lintas yang sesuai
Peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kondisi dilokasi kegiatan
yaitu seperti :
Pemasangan rambu-rambu pada kedua arah yang dibedakan
menjadi : rambu peringatan,
rambu informasi dan rambu pengarah/penunjuk arah
Rambu harus mudah untuk dibaca (fungsi dari ukuran
rambu, tanda simbol, ukuran dan
jarak huruf, serta kombinasi warna)
Rambu harus dapat berfungsi baik siang maupun malam
sehingga harus dilengkapi
dengan bahan yang memantulkan cahaya (Spotlight) atau alat
penerangan lain
Pemasangan rambu-rambu peringatan yang informatif pada
daerah-daerah yang memerlukan perlindungan Jarak pemasangan
rambu dari tempat yang akan
dilindungi lebih kurang 100 meter
Pemasangan lampu penerangan
jalan Penambalan lubang (patching) pada
jalan Rigid pavement dan
pembersihan drainase setiap satu tahun sekali.
Pelapisan ulang, pemarkaan dan perbaikan jalan Rigid pavement serta
pembangunan fasiltias drainase
setiap lima tahun sekali. Pada pinggir jalan yang mempunyai
potensi longsor tebing dibuat secara
bertangga/berteras dilengkapi dengan
Lokasi Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated Ruas
Cikunir sampai Karawang Barat sepanjang ±36,84 km.
Khususnya di IC Cikunir dan
IC Karawang Barat.
Setiap hari selama
operasional Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek
Kementerian
Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Badan
Pengatur Jalan Tol
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kab.
Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 8
No Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
sistem drainase air hujan serta dinding penahan pada daerah rawan
longsor
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Perlu Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat
muncul ketika tahap
konstruksi kegiatan
pengadaan tenaga
kerja, dikhawatirkan penerimaan tenaga
kerja tidak
mengutamakan tenaga kerja lokasi
Pengadaan
Tenaga Kerja dan
Pengoperasian
Base Camp
Tidak terjadi aktivitas
protes terhadap mandor
proyek dan atau
pemrakarsa
Tidak ada persepsi negatif penduduk
pencari kerja dan
berusaha terhadap proyek.
Melakukan kerjasama dengan
Pemerintah Daerah guna
melaksanakan pengarahan,
pembinaan dan penyadaran
masyrakat setempat. Melaksanakan penyuluhan dan
komunikasi dua arah untuk menekan
jumlah pelintas Jalan Tol tanpa melewati sarana yang disediakan.
Melakukan pendataan kegiatan
ekonomi penduduk yang berada di lokasi rencana kegiatan
melaksanakan komunikasi langsung
antara panitia yang dibentuk oleh pemrakarsa, dengan maksud untuk
membangun kepercayaan antara
pemrakarsa dan penduduk.
Berdasarkan pelaksanaan
RKL-RPL yang telah dijalani
bahwa lokasi lokasi
pemantauan untuk komponen
Sosial Ekonomi Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM
10+400, Ds. Lambang Sari
Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds.
Gandasari Kec. Cikarang
Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Kec. Cikarang Pusat
KM 38+300A dan Desa
Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500 yang akan
mengikuti lokasi pelaksanaan
RKL-RPL tersebut.
Secara intensif
yang berupa
pengaturan upah
kerja selama
kegiatan tahap konstruksi
berlangsung
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek
bekerjasama
dengan pihak kontraktor
Waskita-Acset
KSO
Aparatur
pemerintah
setempat (Desa &
Kecamatan
terkait) Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kab.
Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 9
Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ...................................................... 2
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 1
BAB VI
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang akan di implementasikan yaitu
komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian
tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan
terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :
A. Dampak Lingkungan yang Dipantau
1. Jenis Dampak yang terjadi
2. Indikator/Parameter yang Dipantau
3. Sumber Dampak
B. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
2. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
3. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
C. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
2. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hid up
3. Pelaporan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 2
Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1 TAHAP KONSTRUKSI
1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Adanya rencana
pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated akan memberikan
peluang bekerja yaitu 140
orang untuk tenaga kerja local yang akan direkrut
pada saat tahap konstruksi
Berdasarkan
pelaksanaan RKL-RPL
yang telah dilaksanakan bahwa sebanyak
responden yang
termasuk dalam 3 kategori penduduk di
pemukiman di Kel.
Pekayon Jaya KM 10+400 , Ds. Lambang
Sari Kec. Tambun
Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari
Kec. Cikarang Barat
KM 26+300A, Ds. Jaya
Mukti, Kec. Cikarang
Pusat KM 38+300A dan
Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM
47+500 terdapat sebesar
34,78 % penduduk yang tidak bekerja dan
sebesar 11,11 % yang
merasakan adanya lapangan kerja yang
bertambah yang
memanfaatkan kesempatan/peluang
kerja dan berusaha di
lokasi proyek kesejahteraan penduduk
meningkat dari upah/pendapat yang
dihasilkan dari proyek.
Pengadaan
Tenaga Kerja
dan pengoperasian
base camp
Pengumpulan data primer dan sekunder
dengan cara survey. Data primer
dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden penduduk dan
informan kunci menggunakan kuesioner
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari
instansi terkait seperti pemerintah desa
& kecamatan, pemerintah setempat. Dimana jumlah responden mengikuti
pelaksanaan RKL-RPL yang telah
dilaksanakan.
Faktor yang dipantau
Secara spesifik faktor yang dipantau
adalah persepsi masyarakat yang meliputi aspek pengetahuan dan sikap,
kondisi perekonomian. Adapun secara
rinci dampak operasional jalan tol terhadap aspek sosial ekonomi budaya
yang dipantau yaitu persepsi,
perekonomian lokal. Jumlah responden ditentukan secara
purposive pada 3 kategori yaitu
penduduk di pemukiman yang dilewati jalan tol, pengguna jalan tol dan
petugas pengumpul tol.
Berdasarkan pelaksanaan RKL-
RPL yang telah dijalani bahwa
lokasi lokasi pemantauan untuk komponen Sosial Ekonomi
Budaya yaitu di Kel. Pekayon
Jaya KM 10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.
Bekasi KM 22+200A, Ds.
Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,
Kec. Cikarang Pusat KM
38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500
yang akan mengikuti lokasi
pelaksanaan RKL-RPL tersebut.
Waktu
pemantauan
akan dilakukan pada saat
proses
perekrutan tenaga kerja 1
bulan sebelum
pekerjaan konstruksi
berjalan.
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek bekerjasama
dengan pihak
kontraktor Waskita-Acset
KSO
Aparatur
pemerintah
setempat (Desa & Kecamatan
terkait)
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan
Kab. Karawang
1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk
Adanya rencana Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Terdapat responden yang termasuk dalam 3
kategori penduduk di
Pengadaan Tenaga Kerja
dan
Pengumpulan data primer dan sekunder dengan cara survey. Data primer
dikumpulkan dengan cara wawancara
Berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dijalani bahwa
lokasi lokasi pemantauan untuk
Dilakukan paling lambat
satu minggu
PT. Jasamarga Jalanlayang
Cikampek
Aparatur pemerintah
setempat (Desa
Dinas Lingkungan
Hidup
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 3
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
Elevated dapat menyerap
tenaga kerja yang memberikan dampak positif
berupa peningkatan
penghasilan di wilayah tersebut.
pemukiman di Kel.
Pekayon Jaya KM 10+400 , Ds. Lambang
Sari Kec. Tambun
Selatan Kab. Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari
Kec. Cikarang Barat
KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Kec. Cikarang
Pusat KM 38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk
Jambe Timur KM
47+500 yaitu sekitar 4,44 % penduduk
merasakan peningkatan
pendapatan dengan pendapatan rata-rata
penduduk
Rp 1.000.000 s/d Rp 1.500.000
pengoperasian
base camp
terhadap responden penduduk dan
informan kunci menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data sekunder dikumpulkan dari
instansi terkait seperti pemerintah desa & kecamatan, pemerintah setempat.
Dimana jumlah responden mengikuti
pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan.
Faktor yang dipantau Secara spesifik faktor yang dipantau
adalah persepsi masyarakat yang
meliputi aspek pengetahuan dan sikap, kondisi perekonomian. Adapun secara
rinci dampak operasional jalan tol
terhadap aspek sosial ekonomi budaya yang dipantau yaitu persepsi,
perekonomian lokal.
Jumlah responden ditentukan secara purposive pada 3 kategori yaitu
penduduk di pemukiman yang dilewati
jalan tol, pengguna jalan tol dan petugas pengumpul tol.
komponen Sosial Ekonomi
Budaya yaitu di Kel. Pekayon Jaya KM 10+400, Ds. Lambang
Sari Kec. Tambun Selatan Kab.
Bekasi KM 22+200A, Ds. Gandasari Kec. Cikarang Barat
KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,
Kec. Cikarang Pusat KM 38+300A dan Desa Wadas Kec.
Teluk Jambe Timur KM 47+500 yang akan mengikuti lokasi
pelaksanaan RKL-RPL tersebut.
setelah
penerimaan tenaga kerja
dan satu
minggu setelah menerima upah
bekerjasama
dengan pihak kontraktor
Waskita-Acset
KSO
& Kecamatan
terkait) Dinas Sosial
Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat
Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Bekasi,
Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten
Karawang
Provinsi
Jawa Barat Dinas
Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup dan Kebersihan
Kab.
Karawang
1.3 Penurunan Kualitas Udara
Penurunan Kualitas Udara
akibat beroperasinya peralatan sehingga
menimbulkan peningkatan
debu
Konsentrasi debu yang
timbul tidak melebihi baku mutu udara ambien
berdasarkan PP No. 41
Tahun 1999 yaitu 230
Mobilisasi
peralatan dan material,
Pekerjaan Lajur
Pengganti dan
Pengukuran langsung dilokasi kegiatan
kemudian dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran
Lokasi pemantauan dilakukan di
tapak proyek dan lingkungan sekitar, jalur mobilisasi
kendaraan dan alat berat.
Setiap 6 bulan
sekali selama tahap konstrusi
PT. Jasamarga
Jalanlayang Cikampek
bekerjasama
dengan pihak
Dins
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup
Provinsi
Jawa Barat
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 4
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
g/m3. pekerjaan
Elevated
Udara
Paramter yang dipantau yaitu : CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP (debu)
Pemantauan parameter kualitas udara
seperti CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP (debu) akan dilakukan di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated.
Pengukuran dilakukan selama 24 jam pada lokasi yang telah ditentukkan yaitu
pada jam sibuk (pagi dan sore)
UA-1 : GT Bekasi Barat
(KM 13+000) UA-2 : GT Bekasi Timur
(KM 17+000)
UA-3: GT Tambun UA-4 : GT Cibitung (KM
24+800)
UA-5: GT Cibitung (Kawasan Industri)
(KM 25+000) UA-6 : GT Cikarang Utama
(KM29+200)
UA-7: GT Cikarang Barat (KM 31+ 000)
UA-8: GT Karawang Barat
(KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar
Trase Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM
10+400
2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500
kontraktor
Waskita-Acset KSO
Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Bekasi
Dins Lingkungan
Hudp dan
Kebersihan Kab. Karawang
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan
Kab. Karawang
1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
Peningkatan kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan
dan alat-alat berat yang
digunakan
Intensitas kebisingan yang timbul tidak
melebihi baku mutu
berdasarkan KepMen LH No. 48 Tahun 1996
yaitu untuk kawasan
perdagangan dan jasa (70 dBA) kawasan area
gardu tol berdasarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 18
Tahun 2011 Tentang Ambang Batas Faktor
Fisik di Tempat Kerja
(85 dBA)
Mobilisasi peralatan dan
material,
Pekerjaan Lajur Pengganti dan
pekerjaan
Elevated
Pengukuran di lokasi kegiatan dengan alat sound level meter. Titik
pengukurannya mengikuti titik sampling
kualitas udara ambient. Hasilnya dibandingkan dengan baku
tingkat kebisingan menurut keputusan
menteri negara ling-kungan hidup no. 48 tahun 1996.
Parameter yang akan dipantau yaitu
kebisingan Pengukuran kebisingan akan dilakukan
selama 24 jam pada lokasi yang telah
ditentukan yaitu pada jam sibuk (pagi dan sore)
Lokasi pemantauan dilakukan di tapak proyek dan lingkungan
sekitar, jalur mobilisasi
kendaraan dan alat berat.
UA-1 : GT Bekasi Barat
(KM 13+000)
UA-2 : GT Bekasi Timur (KM 17+000)
UA-3: GT Tambun
UA-4 : GT Cibitung (KM 24+800)
UA-5: GT Cibitung
(Kawasan Industri) (KM 25+000)
UA-6 : GT Cikarang Utama
(KM29+200) UA-7: GT Cikarang Barat
(KM 31+ 000)
Setiap 6 bulan sekali selama
tahap konstrusi
PT. Jasamarga Jalanlayang
Cikampek
bekerjasama dengan pihak
kontraktor
Waskita-Acset KSO
Dins Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dins
Lingkungan Hudp dan
Kebersihan
Kab. Karawang Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup
Provinsi Jawa Barat
Dinas
Lingkungan Hidup Kota
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup dan Kebersihan
Kab.
Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 5
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
UA-8: GT Karawang Barat
(KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar
Trase Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM
10+400
2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500
1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan Lajur Pengganti
akan minimbulkan
kemacetan yang disebabkan oleh berkurangnya 1 jalur
pada saat konstruksi
pekerjaan lajur pengganti. Selain itu pada saat
pekerjaan elevated pada saat
pekerjaan steel box grider akan meimbulkan gangguan
lalu lintas disebabkan akan
menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam
sehari dengan panjang steel
box grider mencapai 12 m dan 60 m
Terjadi penguraian
kemacentan dengan
adanya manajemen pengaturan lalu lintas
saat pekerjaan lajur
pengganti dan pekerjaan elevated.
Mobilisasi
peralatan dan
material, Pekerjaan Lajur
Pengganti dan
pekerjaan Elevated.
Pemantauan keberadaan rambu-rambu
lalulintas yang disyaratkan seperti
Rubber Cone, Light Rope, Rottary Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda
kurangi kecepatan, batas kecepatan
maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, tanda penyempitan, pemasangan pagar
pengaman dengan panjang 312 cm dan
lebar 117 cm, penempatan petugas/flagman menggunakan bendera
merah dan hijau. Serta perbaikan
pemenuhan SPM
Di sepanjang jalur pelebaran
jalan dan area pekerjaan
elevated ( Sta Km 9.500+000 s/d Km 47+500)
Akses masuk dan keluar
mengikuti on-off ramp terdekat sesuai kebutuhan
Jalur Mobilisasi mengikuti
arah lalu lintas
Setiap 6 bulan
sekali selama
tahap konstrusi
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek bekerjasama
dengan pihak
kontraktor Waskita-Acset
KSO
Aparat Kepolisian
Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa
Barat
Dinas
Perhubungan
Jawa Barat Aparat
kepolisian
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan
Kab. Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 6
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
2 TAHAP OPERASIONAL
2.1 Peningkatan Kapasitas
Jalan
Kondisi jalan tol
(kekasatan, ketidakrataan dan tidak
ada lubang) serta
kecepatan tempun rata-rata
Operasional dan
Pemeliharaan Jalan Tol
Jakarta-
Cikampek II Elevated
Survey lalu lintas (Traffic Counting
/laju kendaraan) untuk menentukan beberapa parameter lalu lintas seperti
kapasitas kendaraan, volume, rasio
V/C dan sebagainya dibandingkan dengan kondisi sebelum ada proyek.
Memantau ketersediaan rambu-
rambu lalu lintas di sekitar lokasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated.
Lokasi Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated Ruas Cikunir sampe Karawang Barat
sepanjang 36,84 km
Setiap hari
selama operasional
Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Elevated
PT. Jasamarga
Jalanlayang Cikampek
Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Badan
Pengatur Jalan Tol
Dinas
Lingkungan Hidup
Provinsi
Jawa Barat Dinas
Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan Kab.
Karawang
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Pelur dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat
muncul ketika tahap
konstruksi kegiatan pengadaan tenaga kerja,
Tidak terjadi aktivitas
protes terhadap mandor
proyek dan atau pemrakarsa
Pengadaan
Tenaga Kerja
dan Pengoperasian
Pengumpulan data primer dan sekunder
dengan cara survey. Data primer
dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden penduduk dan
Berdasarkan pelaksanaan RKL-
RPL yang telah dijalani bahwa
lokasi lokasi pemantauan untuk komponen Sosial Ekonomi
Secara intensif
yang berupa
pengaturan upah kerja
PT. Jasamarga
Jalanlayang
Cikampek bekerjasama
Aparatur
pemerintah
setempat (Desa & Kecamatan
Dinas
Lingkungan
Hidup Provinsi
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 7
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan Jenis Dampak yang
Timbul Indikator / Parameter
Sumber
Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data Lokasi Pemantauan
Waktu &
Frekuensi
dikhawatirkan penerimaan
tenaga kerja tidak mengutamakan tenaga kerja
lokasi
Tidak ada persepsi
negatif penduduk pencari kerja dan
berusaha terhadap
proyek.
Base Camp informan kunci menggunakan kuesioner
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari
instansi terkait seperti pemerintah desa
& kecamatan, pemerintah setempat. Dimana jumlah responden mengikuti
pelaksanaan RKL-RPL yang telah
dilaksanakan. Faktor yang dipantau
Secara spesifik faktor yang dipantau adalah persepsi masyarakat yang
meliputi aspek pengetahuan dan
sikap, kondisi perekonomian. Adapun secara rinci dampak
operasional jalan tol terhadap aspek
sosial ekonomi budaya yang dipantau yaitu persepsi, perekonomian lokal.
Jumlah responden ditentukan secara
purposive pada 3 kategori yaitu penduduk di pemukiman yang
dilewati jalan tol, pengguna jalan tol
dan petugas pengumpul tol.
Budaya yaitu di Kel. Pekayon
Jaya KM 10+400, Ds. Lambang Sari Kec. Tambun Selatan Kab.
Bekasi KM 22+200A, Ds.
Gandasari Kec. Cikarang Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,
Kec. Cikarang Pusat KM
38+300A dan Desa Wadas Kec. Teluk Jambe Timur KM 47+500
yang akan mengikuti lokasi pelaksanaan RKL-RPL tersebut.
selama
kegiatan tahap konstruksi
berlangsung
dengan pihak
kontraktor Waskita-Acset
KSO
terkait)
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Jawa Barat
Jawa Barat
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Bekasi Dinas
Lingkungan
Hidup Kab. Bekasi
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan Kab.
Karawang
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 8
Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ........................................................ 2