Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

17
PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA

description

tpp1

Transcript of Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Page 1: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA

Page 2: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Berdasarkan analisis produk dan proses, maka pemilihan spesifikasi mesin yang

sesuai bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan dokumentasi/katalog

mengenai mesin atau fasilitas produksi lainnya yang bisa diperoleh dari

pemasok khusus.

Page 3: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Penentuan Kapasitas dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan

• Kapasitas produksi diukur dalam bentuk unit-unit fisik berdasarkan output maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia pada setiap periode operasi.

• Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh kemampuan mesin/fasilitas produksi yang terpasang.

Page 4: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan• Informasi data berdasarkan hasil peramalan kebutuhan• Existing process bottlenecks

Formulasi Alternatif-alternatif untuk Memenuhi Kapasitas yang dibutuhkan mendatang• Pemilihan dan penetapan tipe teknologi yang diaplikasikan• Penetapan kebijakan sentralisasi atau desentralisasi pabrik• Kemungkinan melakukan sub-kontrak

Analisis dan Evaluasi Alternatif• Keputusan diambil berdasarkan pada faktor-faktor ekonomi

seperti biaya, revenues, dan resiko-resiko• Dampak yang bersifat strategis seperti : kompetisi,

fleksibilitas, kualitas dan penyesuaian organisasi/manajemen

Pilihan yang optimal dan implementasikan rencana pengembangan kapasitas yang telah dirumuskan

Page 5: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Dalam pembuatan produk, proses produksi bisa dilakukan melalui satu tahapan proses (one-stage) atau melalui beberapa tahapan

(multiple-stage).

Page 6: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Proses Produksi Tahap Operasi Tunggal

Page 7: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Proses Produksi Tahap Operasi Bertingkat

Page 8: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Informasi yang Diperlukan dalam Penentuan Jumlah Mesin

Volume produksi yang dicapaiEstimasi skrap pada setiap proses operasiWaktu kerja standar untuk proses operasi

yang berlangsung

Page 9: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Rumus menentukan jumlah mesin

P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin per periode waktu kerja (unit produk/tahun)

T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi produksi yang diperoleh dari hasil time study atau perhitungan secara teoritis (mnt/unit produk)

D = jam operasi kerja mesin yang tersedia, dimana untuk 1 shift kerja D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24 jam/hari

E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break down, repairatau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle (harga umumnya : 0.8 -0.9)

N = jumlah mesin ataupun operator yang dibutuhkan untuk operasi produksi

Page 10: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Produksi dengan 100% berkualitas baik tidak mungkin tercapai, karenanya ……….

Perlu kelonggaran (allowance) terhadap produk yang rusak pada saat aktivitas produksi berlangsung untuk setiap tahapan prosesnya, sehingga demand akan menjadi :

P=Pg+PdP = jumlahprodukyangdikehendaki(demand rate)Pg= jumlahprodukyangberkualitasbaik(good parts)Pd= jumlahprodukyangrusak(defective parts)

Page 11: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Rumus demand lainnya

Jumlah produk rusak dapat dinyatakan juga dalam bentuk prosentase kerusakan (p) dari jumlah produk yang berkualitas baik, sehingga rumus demand menjadi :

P = jumlah produk yang dikehendaki(demand rate) p = prosentase kerusakan(% defect)/skrap

Page 12: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Efisiensi?

E = efisiensi H = running time yang diharapkan per periode (jam)D = lama waktu kerja per periode (8 jam/hari untuk 1

shift kerja)DT= down time (jam)ST= set-up time untuk proses pengerjaan per periode

(jam)

Page 13: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Contoh Perhitungan Kebutuhan Jumlah Mesin

Jika diketahui informasi jam kerja dan waktu proses seperti tabel berikut ini :

Target produk tahapan akhir (P3) = 150 unit

Proses Mesin Jam Kerja D (jam)

Waktu Produksi T (menit)

Down Time DT (menit)

Set up Time ST (menit)

% cacat

I Penggiling 8 15 70 16 6

II Pengering 8 40 80 12 4

III Pengemas 8 20 40 8 9

Page 14: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

EI = 0.82 ; EII = 0.81 ; EIII = 0.90 Output proses : P3 = 150/ (1-0.09) = 164,84 165 pcs P2 = 165/ (1-0.04) = 171,88 172 pcs P1 = 172/ (1-0.06) = 182,98 183 pcs

Page 15: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Jumlah Mesin :

Page 16: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

Perencanaan Stasiun Kerja

• Tata letak pabrik berkaitan dengan penempatan dam pengaturan bermacam-macam fasilitas produksi yang ada.

• Dalam perencanaan ruang untuk beroperasinya mesin/peralatan produksi lainnya diperlukan kelonggaran untuk ruangan, antara mesin dan operator, work-inprocess storage, dan kelonggaran

• Tiap pabrik mempunyai kondisi yang berbeda dalam menentukan macam&jenis servis fasilitas.

Page 17: Bab 6 Pemilihan Mesin, Jumlah-kapasitas

1No. Urut

2 Aktivitas/ Depart

3 No.

Operasi

4 Nama Mesin

5 Mesin,

dllPMx LM

6 Peralatan

PAx L A

7 Ruang

OperasiPM atauLM x 1m

8 Ruangbahan

PxL

9 Sub-total

10 Sub

total x kelongg

aran

11 Jumlah mesin

12 Total luas area per

operasi

13 Total per

depart

Space Requirements