BAB 6-Bank Indonesia

42
BANK INDONESIA BANK INDONESIA

description

hjas

Transcript of BAB 6-Bank Indonesia

Page 1: BAB 6-Bank Indonesia

BANK INDONESIABANK INDONESIA

Page 2: BAB 6-Bank Indonesia

BANK SENTRAL• Bank sentral di suatu negara, pada umumnya

adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan.

• Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

• Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi.

• Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang.

Page 3: BAB 6-Bank Indonesia

• Bank Sentral tidak bisa diartikan sebagai bank seperti pada bank umum, karena bank umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan asetnya dengan tujuan memaksimumkan profit.

• Sedangkan Bank Sentral sebagai milik pemerintah, adalah lembaga keuangan yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit melainkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Page 4: BAB 6-Bank Indonesia

Sejarah Bank Sentral• The Riskbank of Sweden adalah yang

pertama kali didirikan, tetapi Bank of England adalah Bank of Issue pertama yang memperoleh posisi sebagai Bank Sentral dan mengembangkan dasar-dasar the art of banking.

• Pada tahun 1920 diselenggarakan International Financial Conference di Brussel.

• Hasil konferensi tersebut adalah menyetujui resolusi yang menghendaki agar negara-negara yang belum mendirikan bank sentral diharapkan secepatnya mendirikan bank sentral.

Page 5: BAB 6-Bank Indonesia

• Di Indonesia, De Javasche Bank didirikan pada tanggal 11 Oktober 1927 dengan modal awal sebesar satu juta golden.

• Disamping menjalankan fungsinya sebagai Bank Sentral, bank tersebut juga melakukan kegiatan sebagai bank umum.

• Pada masa perjuangan kemerdekaan, Bank Negara Indonesia didirikan berdasarkan Undang-undang No.2 tanggal 5 Juli 1946 sebagai Bank Sentral pemerintah RI.

• Berdasarkan penetapan Presiden No.17 tahun 1965, Bank Indonesia bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan, Bank Negara Indonesia, Bank Umum Negara dan Bank Tabungan Negara dilebur menjadi sebuah bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI).

Page 6: BAB 6-Bank Indonesia

• Setelah masa orde baru, dilakukan penataan kembali tata perbankan di Indonesia serta mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter.

• Untuk keperluan tersebut dikeluarkan Undang-undang No.14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dan Undang-undang No.13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No.13 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Page 7: BAB 6-Bank Indonesia

BANK INDONESIA• Bank Indonesia (BI, dulu disebut De

Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia.

• Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

• Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Page 8: BAB 6-Bank Indonesia

• Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya.

• Ketiga bidang tugas ini adalah – menetapkan dan melaksanakan kebijakan

moneter– mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran– mengatur dan mengawasi perbankan di

Indonesia.• Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Page 9: BAB 6-Bank Indonesia

• BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Boediono menjabat posisi sebagai Gubernur BI.

Page 10: BAB 6-Bank Indonesia

Status dan Kedudukan Bank Status dan Kedudukan Bank IndonesiaIndonesia

• Sebagai Lembaga Negara yang

Independen– Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai

Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999.

– Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya.

– Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut

Page 11: BAB 6-Bank Indonesia

• Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.

• Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia.

Page 12: BAB 6-Bank Indonesia

• Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara.

• Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah.

• Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Page 13: BAB 6-Bank Indonesia

Sebagai Badan Hukum

• Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang.

• Sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

• Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

Page 15: BAB 6-Bank Indonesia

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

• Tujuan Tunggal• Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. • Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua

aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

• Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

• Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya.

• Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Page 16: BAB 6-Bank Indonesia

Hubungan Bank Indonesia dengan

Pemerintah RI• Bertindak sebagai pemegang kas

pemerintah• Untuk dan atas nama pemerintah,

Bank Indonesia dapat menerima pinjaman luar negeri, menata usahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintahterhadap pihak luar negeri

Page 17: BAB 6-Bank Indonesia

• Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan atau mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau kewenangan Bank Indonesia

• Memberikan pendapat dan pertimbangna kepada pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia

• Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat hutang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan pemerintah juga wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat

• Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat hutang negara yang diterbitkan pemerintah

• Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah

Page 18: BAB 6-Bank Indonesia

Hubungan dengan Dunia Internasional

• Dapat melakukan kerja sama dengan Bank Sentral negara lain, dan organisasi dan lembaga internasional

• Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional dan atu lembaga multirateral adalah negara maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama negara Republik Indonesia sebagai anggota

Page 19: BAB 6-Bank Indonesia

Kebijakan Moneter• Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan

dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

• Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

• Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu uang primer (base money), dan selanjutnya mengamati perkembangan indikator-indikator yang memberikan tekanan pada harga dan nilai tukar rupiah.

Page 20: BAB 6-Bank Indonesia

• Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan.

• Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang di dalam negeri.

Page 21: BAB 6-Bank Indonesia

Operasi Pasar Terbuka

• Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga.

• OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi Rupiah.

• Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas pasar uang.

• Sedangkan kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas maupun tingkat suku bunga.

Page 22: BAB 6-Bank Indonesia

Penetapan Cadangan Wajib Minimum

• Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban segeranya.

• Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia.

• Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya.

Page 23: BAB 6-Bank Indonesia

Peran sebagai Lender of The Last Resort

• Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort.

• Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana.

• Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

Page 24: BAB 6-Bank Indonesia

Kebijakan Nilai Tukar

• Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi.

• Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.

• Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997.

Page 25: BAB 6-Bank Indonesia

Kebijakan Nilai Tukar

• Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.

• Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebih

Page 26: BAB 6-Bank Indonesia

Pengelolaan Cadangan Devisa

• Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.

• Dalam mengelola cadangan devisa ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi.

• Walaupun demikian, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.

Page 27: BAB 6-Bank Indonesia

Pengelolaan Cadangan Devisa

• Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank Indonesia menerapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga.

• Dengan cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang dapat dikompensasi oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang lebih baik.

Page 28: BAB 6-Bank Indonesia

Kredit Program• Dengan status Bank Indonesia sebagai

otoritas moneter yang independen, pemberian kredit program yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia.

• Tugas pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah.

• Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat tercipta pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia

Page 29: BAB 6-Bank Indonesia

Pengaturan dan Pengawasan Bank

• Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

• Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.

Page 30: BAB 6-Bank Indonesia

Pengaturan dan Pengawasan Bank

• Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.

• Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

Page 31: BAB 6-Bank Indonesia

Upaya Restrukturisasi Perbankan

• Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif.

• Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter.

Page 32: BAB 6-Bank Indonesia

• Di sisi alat pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.

• Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy).

• Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang.

Page 33: BAB 6-Bank Indonesia

• Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga.

• Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik serta masa edar uang.

Page 34: BAB 6-Bank Indonesia

• Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun kedepan.

• Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.

• Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia.

• Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu.

• Kegiatan distribusi dilakukan melalui sarana angkutan darat, laut dan udara.

• Untuk menjamin keamanan jalur distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring.

Page 35: BAB 6-Bank Indonesia

• Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum.

• Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang Rupiah.

• Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.

Page 36: BAB 6-Bank Indonesia

• Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan uang terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

• Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan.

• Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Page 37: BAB 6-Bank Indonesia

• Sementara itu untuk menjaga menjaga kualitas uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang.

• Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna dan uang yang sudah tidak layak edar.

• Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

Page 38: BAB 6-Bank Indonesia

Dewan Gubernur BI• Dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur.

• Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur.

• Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama-lamanya lima tahun, dan mereka hanya dapat dipilih untuk sebanyak-banyaknya dua kali masa tugas.

Page 39: BAB 6-Bank Indonesia

Syarat sebagai seorang anggota Dewan

Gubernur• warga negara Indonesia• memiliki akhlak dan moral yang

tinggi• memiliki keahlian dan

pengalaman dibidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau hukum.

Page 40: BAB 6-Bank Indonesia

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan

Gubernur• Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan

diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. • Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat

oleh Presiden dengan persetujuan DPR. • Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat

diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau melakukan tindak pidana kejahatan.

• Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.

• Penggantian anggota Dewan Gubernur yang telah berakhir masa jabatannya dilakukan secara berkala setiap tahun paling banyak 2 orang.

Page 41: BAB 6-Bank Indonesia

Pengambilan Keputusan

• Sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis.

• Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.

Page 42: BAB 6-Bank Indonesia

Para Gubernur Bank Indonesia

• 2008-2013 Boediono • 2003-2008 Burhanuddin Abdullah • 1998-2003 Syahril Sabirin • 1993-1998 J. Soedradjat Djiwandono • 1988-1993 Adrianus Mooy • 1983-1988 Arifin Siregar • 1973-1983 Rachmat Saleh • 1968-1973 Radius Prawiro