BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital...

41
41 BAB 4 STUDI KASUS Hasil temuan-temuan dari seluruh studi kasus dipaparkan pada bab ini. Selain itu juga terdapat analisa dan kesimpulan mengenai temuan pada setiap studi kasus. Seluruh nama yang bisa langsung digunakan untuk mengidentifikasi orang atau pun perusahaan yang terlibat dalam studi kasus ini telah diganti dengan kode yang terdiri dari huruf dan angka. Kode perusahaan terdiri dari 5 digit dengan pemisahan antar digit sebagai berikut: AA 88 L Walaupun kode yang dipakai tidak dapat menunjuk perusahaan secara langsung, kode dapat digunakan untuk melihat jenis industri suatu perusahaan bergerak dan lokasinya. Tabel 4.1 menjelaskan arti dari kode-kode yang digunakan di dalam studi kasus ini. Nomor urut perusahaan dalam studi kasus jika terdapat di jenis industri yang sama Jenis Industri Lokasi perusahaan

Transcript of BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital...

Page 1: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

41

BAB 4 STUDI KASUS

Hasil temuan-temuan dari seluruh studi kasus dipaparkan pada bab ini. Selain

itu juga terdapat analisa dan kesimpulan mengenai temuan pada setiap studi

kasus.

Seluruh nama yang bisa langsung digunakan untuk mengidentifikasi orang atau

pun perusahaan yang terlibat dalam studi kasus ini telah diganti dengan kode

yang terdiri dari huruf dan angka. Kode perusahaan terdiri dari 5 digit dengan

pemisahan antar digit sebagai berikut:

AA 88 L

Walaupun kode yang dipakai tidak dapat menunjuk perusahaan secara

langsung, kode dapat digunakan untuk melihat jenis industri suatu perusahaan

bergerak dan lokasinya. Tabel 4.1 menjelaskan arti dari kode-kode yang

digunakan di dalam studi kasus ini.

Nomor urut perusahaan dalam studi

kasus jika terdapat di jenis industri

yang sama

Jenis Industri Lokasi perusahaan

Page 2: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

42

Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di dalam studi

kasus

Kode Arti

Jenis Industri

CG Consumer Goods

MI Manufacturing Industry

TC Telecommunication Company

Lokasi Perusahaan

J Jakarta

S Serpong

Dari metodologi, studi kasus ini memerlukan tiga perusahaan dalam studi kasus

utamanya, dan satu perusahaan untuk studi kasus pilot. Namun,

keseluruhannya ada 6 perusahaan yang dihubungi, termasuk yang bersedia. Dua

perusahaan yang dimintai informasinya menolak pada taraf pembangunan

kontak. Alasannya sampai tesis ini diketik belum disampaikan secara formal.

4.1 Studi kasus pilot

Studi kasus pilot dilakukan terhadap sebuah perusahaan yang dalam tesis ini

diberi kode CG01J. Perusahaan ini memenuhi seluruh kriteria pemilihan objek

studi umum yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain dari kriteria-kriteria itu,

perusahaan ini dipilih karena adanya anggapan bahwa CG01J merupakan objek

yang ideal untuk studi sistem ERP. Profil singkat perusahaan ini disajikan pada

Page 3: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

43

Tabel 4.1 di halaman selanjutnya. Atribut-atribut pada profil perusahaan di Tabel

1 ini disesuaikan dari kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Tabel 4.1. Profil perusahaan dalam studi kasus pilot

Atribut Kriteria

Kode CG01J

Lokasi Jakarta

Jenis industri Consumer Goods

Jenis perusahaan Swasta, Multinasional

Ukuran perusahaan Besar

Sistem ERP SAP R/3 (sedang implementasi), BPCS (sistem lama)

Modul yang digunakan 12 (SAP R/3), 12 (BPCS)

Tahapan adopsi Dalam tahap implementasi fungsional (SAP)

Studi kasus pilot ini melibatkan seorang narasumber dari perusahaan CG01J.

Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada wawancara dan

dalam kuesioner. Beberapa butir kunci dari profil peserta ini ditampilkan pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Profil peserta studi kasus pilot dari perusahaan CG01J

Atribut Kriteria

Kode CG01J-WT-1

Jabatan ERP Project Manager (saat ini), Divisi Logistik (sebelumnya)

Lama dedikasi 12 tahun

Page 4: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

44

Dari profil dan pengamatan yang dilakukan pada saat wawancara, narasumber

studi kasus pilot ini dapat diklaim sebagai sumber yang dapat diandalkan dan

dipercaya.

4.1.1 Temuan Studi Kasus Pilot

Berdasarkan jenis sumber bukti (source of evidence), temuan-temuan dalam studi

pilot ini dirangkum sebagai berikut:

• Wawancara

Enam pertanyaan utama dilontarkan kepada narasumber / peserta

wawancara. Wawancara ini bersifat fokus (focused interview) yang dilakukan

selama kurang lebih 40 menit. Hal-hal yang penting dan relevan yang

diperoleh dari wawancara ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan CG01J sejak tahun 1989 menggunakan sistem ERP dari SSA

dengan nama BPCS1. Sejak awal tahun 2007, sistem SAP mulai dicetuskan

untuk menggantikan sistem BPCS. Sistem lama itu disebutkan kurang

terintegrasi dibandingkan sistem baru dari SAP. Sistem SAP dijadwalkan

akan Go-Live pada kuarter akhir tahun 2008.

2. Proyek implementasi sistem SAP melibatkan sebuah tim proyek internal

dengan struktur tim matriks, yaitu beberapa staf dari setiap divisi ditarik

untuk menjadi anggota tim proyek sistem SAP.

1 BPCS atau Business Planning and Control System atau dibaca Bee picks, merupakan perangkat

lunak sistem ERP keluaran System Software Associates (SSA) pada tahun 1980an

Page 5: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

45

3. Peningkatan kinerja yang diharapkan dari sebuah sistem ERP ada 3, yaitu

penghematan biaya (cost savings), penanganan pertumbuhan volume

penjualan (volume growth handling), dan peningkatan kolaborasi

(collaboration enhancement) dengan supplier dan konsumen (retailer).

4. Menurut narasumber, hal-hal yang harus diperhatikan selama proses

implementasi sistem ERP adalah:

� Komitmen dari seluruh staf dalam organisasi, dari puncak sampai

bawah (top to bottom)

� Persepsi terhadap sistem ERP, apakah dianggap hanya sebuah

proyek IT saja, atau dipandang sebagai proyek bisnis

� Konversi master data dari sistem sebelumnya. Disebutkan bahwa

kegagalan implementasi sistem ERP banyak berawal dari kegagalan

dalam konversi data dari sistem sebelumnya ke sistem ERP.

� Manajemen perubahan (Change management) terhadap setiap individu

dalam organisasi

5. Payback Period yang ditargetkan adalah 5 tahun. Jumlah investasi untuk

implementasi sistem SAP ini tidak disebutkan secara spesifik, namun

diperkirakan sekitar ratusan juta dolar.

6. Proyek implementasi sistem ERP baru serupa di perusahaan CG01J ini,

menurut narasumber, sudah pernah beberapa kali dilakukan di masa lalu

saat perusahaan mengganti sistem BPCS dengan versi yang lebih baru.

Perbedaan terletak pada scope proyek, yaitu bahwa proyek sistem SAP

saat ini adalah untuk satu kawasan Asia Pasifik dan Afrika, sementara

sistem BPCS dulu merupakan proyek lokal.

Page 6: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

46

• Observasi

Observasi langsung tidak dapat dilakukan karena pada saat studi pilot ini

dilakukan, sistem ERP yang baru dalam perusahaan, yaitu SAP R/3, belum

terlihat secara fisik. Sistem tersebut sedang berada pada tahap

pengimplementasian infrastruktur.

• Dokumentasi

Dokumen berupa laporan manajemen yang berisi indicator kinerja kunci (Key

Performance Indicator) yang digunakan saat perusahaan CG01J masih

menggunakan sistem BPCS telah diminta. Namun, belum ada konfirmasi

dokumen tersebut dan apakah akan diberikan. Dokumen ini akan

menguatkan evidence pada studi ini.

• Rekaman arsip (Archival Records)

Kuesioner yang merepresentasikan model awal Ifinedo diberikan kepada

narasumber. Narasumber mengisi kuesioner tersebut berdasarkan

pengalamannya dalam menggunakan sistem ERP terdahulu perusahaan,

yaitu BPCS, dan pengetahuannya terhadap sistem ERP baru, yaitu SAP R/3.

Kuesioner ini diisi tanpa adanya informasi yang kurang.

• Artifak fisik (Physical Artifact)

Tidak ada artifak fisik yang diperlukan pada studi kasus ini.

Page 7: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

47

4.1.2 Analisa Temuan Studi Kasus Pilot

Temuan-temuan di atas dikategorikan berdasarkan variabel-variabel pada model

awal. Temuan ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh narasumber. Berikut

ini, pada Tabel 4.3 adalah penjabaran variabel-variabel pada model awal.

Tabel 4.3. Penjelasan variabel-variabel dalam model awal berdasarkan temuan-

temuan studi kasus pilot

Kategori variabel Variabel Keterangan

Variabel Organisasi Dukungan manajemen

atas Manajemen atas mendukung

seluruh kegiatan implementasi

sistem SAP di perusahaan CG01J

Misi dan tujuan

proyek Misi dan tujuan proyek jelas

Ukuran organisasi CG01J memiliki 3000+ karyawan di

Indonesia. Perusahaan ini

merupakan perusahaan besar

Aspek organisasi Dalam tubuh CG01J, tidak ada

divisi tertentu yang dominan.

Semuanya dianggap setara

Budaya organisasi Pertukaran informasi di CG01J

berjalan lancar. Kolaborasi antar

departemen adalah yang umum

dilaksanakan. Norma dan nilai

tersusun jelas dan dilaksanakan

dengan baik

Variabel IT Posisi kepala IT Kepala departemen sistem ERP

setara dengan manajemen atas

Kompetensi staf IT Staf departemen sistem ERP

kompeten dalam melaksanakan

tugas-tugasnya

Page 8: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

48

Tabel 4.3. (Lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Ukuran departemen IT Departemen yang mengurus

sistem ERP di CG01J berukuran

menengah relative terhadap divisi

lain

Budget departemen IT Alokasi budget untuk sistem ERP

diperkirakan antara 3-6% dari

budget keseluruhan tiap periode

Tingkat kepuasan

terhadap sistem lama Sistem ERP lama, BPCS, dianggap

netral. Dalam wawancara, sistem

ini disebutkan kurang terintegrasi

Dimensi Sukses ERP Kualitas sistem Kualitas sistem ERP (BPCS) di

CG01J adalah baik. Namun, BPCS

ini tidak mudah dipelajari dan

digunakan

Kualitas informasi Informasi yang disajikan sistem

ERP dapat diandalkan (reliable), up-

to-date, berguna, relevan, dan

dapat dimengerti

Kualitas

vendor/konsultan Vendor/konsultan membantu

CG01J dengan baik. Sedikit

kekurangan adalah pada

dukungan teknis yang diberikan,

namun masih dalam kategori

cukup baik

Pengaruh terhadap

individu Sistem ERP dapat membantu

individu dalam meningkatkan

produktivitas, kreatifitas, dan

mempercepat perkerjaan serta

membantu dalam pengambilan

keputusan

Pengaruh terhadap

kerja tim Sistem ERP meningkatkan

komunikasi dalam tim sehingga

kerja tim menjadi lebih efisien

Page 9: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

49

Tabel 4.3. (Lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Pengaruh terhadap

organisasi Dalam organisasi, sistem ERP

membuat koordinasi antar bagian-

bagian organisasi menjadi lebih

baik. Sistem ERP juga mengurangi

biaya, meningkatkan kefektifan

keputusan, dan meningkatkan

produktivitas keseluruhan

Perspektif Evaluator IT professional dan

manajer bisnis

Variabel ini tidak dapat diperoleh.

IT professional tidak dilibatkan

dalam studi kasus pilot ini karena

perusahaan yang dijadikan objek

tidak menggunakan IT

professional sebagai tim proyek

Manajemen atas dan

manajemen

menengah

Kedua tingkatan manajemen

berpandangan bahwa sistem ERP

adalah investasi untuk bisnis,

bukan hanya IT

Temuan-temuan studi kasus pilot ini juga memberikan sebuah variabel baru.

Variabel baru ini menyangkut konversi data pada sistem ERP.

Menurut narasumber wawancara, konversi data dari sistem lama ke sistem ERP

yang baru merupakan faktor yang penting dalam kesuksesan implementasi

sistem ERP. Konversi data yang dimaksud adalah perubahan data-data yang

direkam sebelumnya menggunakan sistem lama, menjadi data-data yang dapat

dipakai oleh sistem ERP. Contoh data yang dimaksud adalah data konsumen,

data produksi dan sebagainya. Kegagalan dalam menkonversi data akan

menyebabkan kegagalan sistem ERP untuk memberikan fungsi bisnisnya.

Page 10: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

50

Pada studi yang dilakukan oleh Akkermans (2002), analisis dan konversi data

(Data analysis and conversion) berada di peringkat 11 dari 22 faktor sukses kritikal

(Critical Success Factor / CSF). Faktor ini juga disebutkan sebagai salah satu

tantangan dalam implementasi sistem ERP oleh studi yang dilakukan Dr. Linda

K. Lau (2003). Kegagalan ini dialami oleh sebuah perusahaan di Amerika Serikat,

yang sebelumnya telah disebutkan pada Bab 1, yaitu Agilent Technologies Inc.

Perusahaan ini gagal pada proses transformasi, terutama saat mengkonversi data

/ informasi dari sistem lama ke sistem ERP dari Oracle. Kegagalan ini

menyebabkan kerugian 175 juta dolar Amerika.

Oleh sebab-sebab di atas, faktor konversi data dipercayai adalah hal yang

penting dalam kesuksesan implementasi sistem ERP di perusahaan. Studi kasus

utama akan melibatkan variabel konversi data. Variabel tersebut berada dalam

kategori Variabel IT (IT-related variables).

4.1.3 Kesimpulan Studi Pilot

Model pengukuran kesuksesan implementasi sistem ERP yang diadopsi dari

studi oleh Ifinedo (2006) dapat memberikan pandangan dengan baik terhadap

variabel-variabel yang dapat menjadi faktor kesuksesan implementasi sistem

ERP di perusahaan-perusahaan di Indonesia. Variabel-variabel yang ada dalam

model dapat mewakili seluruh faktor dalam implementasi sistem ERP di

Indonesia.

Page 11: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

51

Dari informasi yang diperoleh dalam studi pilot ini, model pengukuran

kesuksesan implementasi sistem ERP awal mengalami perubahan. Satu variabel

baru ditambahkan untuk studi selanjutnya, yaitu variabel konversi data dari

sistem lama (Data conversion). Model baru yang disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Model uji kesuksesan sistem ERP modifikasi, dengan variabel baru

dicetak tebal

4.1.4 Rekomendasi untuk Studi Kasus Utama

Studi kasus pilot ini memberikan pelajaran untuk studi kasus utama. Beberapa

rekomendasi untuk studi kasus utama adalah sebagai berikut:

Page 12: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

52

1. Observasi langsung sedapat mungkin dilakukan terhadap end-user sistem

ERP di perusahaan tujuan (jika memungkinkan) untuk melihat seberapa

efektif penggunaan sistem ERP

2. Dokumen tertulis pendukung akan diminta dari objek studi pada studi kasus

utama untuk mendukung validitas data-data yang diperoleh yang pada

akhirnya akan mengukuhkan hasil dari studi kasus utama

3. Pertanyaan dalam wawancara akan ditambah berdasarkan respon dari

narasumber di studi kasus pilot ini untuk membandingkannya dengan

perusahaan-perusahaan dalam studi kasus utama

4.2 Studi Kasus 1

Studi kasus 1 dilakukan terhadap sebuah perusahaan yang dalam tesis ini diberi

kode MI01S. Perusahaan ini memenuhi seluruh kriteria pemilihan objek studi

umum yang telah ditetapkan sebelumnya. Profil singkat perusahaan ini disajikan

pada Tabel 4.4 di halaman selanjutnya. Atribut-atribut pada profil perusahaan di

Tabel 4.4 ini disesuaikan dari kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Perusahaan MI01S adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang

memproduksi berbagai suplai keperluan kantor seperti kertas, buku, dan

sebagainya. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1976. Perusahaan ini memiliki

pabrik-pabrik di 7 lokasi di pulau Sumatra dan Jawa.

Page 13: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

53

Tabel 4.4. Profil perusahaan dalam studi kasus I

Atribut Kriteria

Kode MI01S

Lokasi Serpong, Banten (Kantor pusat)

Jenis industri Manufacturing Company

Jenis perusahaan Swasta, Nasional

Ukuran perusahaan Besar

Sistem ERP SAP R/3

Modul yang digunakan 10 (SAP R/3)

Tahapan adopsi Operational / telah Go-live (sejak 2005)

Studi kasus I melibatkan 2 narasumber dari perusahaan MI01S untuk mengisi

kuesioner. Salah satu dari narasumber tersebut, dengan kode MI01S-WT-1,

kemudian diwawancara. Hal-hal yang ditanyakan disajikan dalam panduan

diskusi pada lampiran A. Beberapa butir kunci dari ketiga profil narasumber

ditampilkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Profil peserta studi kasus I dari perusahaan MI01S

Atribut Kriteria

Kode MI01S-WT-1

Jabatan System Control & Audit / ICAD

Lama dedikasi 2 tahun

Kode MI01S-KT-2

Jabatan System Control & Audit / ICAD

Lama dedikasi 2.5 tahun

Page 14: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

54

Kedua narasumber adalah karyawan junior. Namun karena keduanya telah

berdedikasi lebih dari 2 tahun di perusahaan MI01S, maka kompetensi individu

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dalam kuesioner mau

pun wawancara dapat dipercaya dalam hal reliabilitas dan integritasnya. Selain

itu, mereka telah melakukan pekerjaannya di semua pabrik-pabrik milik

perusahaan MI01S ini di seluruh Indonesia sehingga pandangannya terhadap

sistem SAP di MI01S mencakup keseluruhan perusahaan.

Kedua narasumber bekerja pada divisi System Control & Audit / ICAD yang

bertugas mengaudit data-data atau informasi dalam sistem ERP dengan

kenyataan di lapangan, misalnya jumlah stok, barang setengah jadi, atau barang

jadi di pabrik. Dalam kegiatan sehari-harinya, narasumber secara aktif

menggunakan sistem SAP.

4.2.1 Temuan Studi Kasus 1

Berdasarkan kategori sumber bukti (source of evidence), temuan-temuan dalam

studi pilot ini dirangkum sebagai berikut:

• Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap seorang narasumber selama kurang lebih 30

menit. Berikut temuan-temuan penting dan relevan dari wawancara ini:

1. Faktor yang dipandang penting terhadap suksesnya penggunaan sistem

ERP di perusahaan MI01S adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

hal ini, SDM berarti kemampuan pengguna akhir (end-user) dalam

Page 15: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

55

menggunakan dan mengerti pentingnya sistem ERP untuk digunakan

dalam kegiatan operasi.

2. Narasumber menyatakan bahwa saat ini, pengguna akhir di perusahaan

MI01S masih kurang mengerti cara penggunaan sistem SAP dan

pentingnya sistem ini dalam operasi sehari-hari walaupun telah melalui

pelatihan-pelatihan. Disebutkan selanjutnya bahwa pengguna akhir yang

dimaksud adalah mereka yang bekerja di pabrik-pabrik di Sumatra dan

beberapa lokasi di pulau Jawa.

3. Di pabrik-pabrik tersebut, sistem ERP hanya digunakan sebagai sebuah

formalitas. Sistem ERP dipakai hanya karena prosedur itu tertulis di

dalam Standard Operating Procedure (SOP).

4. Integritas data, yaitu kecocokan antara data di database sistem ERP dan

data nyata di lapangan, disebutkan kurang baik. Dari audit-audit yang

telah dilakukan selama ini, deviasi data dan kenyataan selalu ditemukan

dengan perbedaan yang cukup signifikan.

5. Dengan sistem ERP dari SAP ini, MI01S menargetkan adanya

peningkatan kinerja pada penghematan biaya (cost savings), penanganan

pertumbuhan volume penjualan (volume growth handling), dan

peningkatan kolaborasi (collaboration enhancement) dengan supplier dan

konsumen (retailer).

Page 16: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

56

6. Komitmen manajemen atas di perusahaan MI01S dianggap lemah

terhadap sistem ERP di perusahaannya. Tidak banyak keputusan yang

diambil oleh manajemen atas untuk melakukan perbaikan terhadap

sistem ERP.

7. Yang menjadi kesulitan terbesar dalam mengimplementasikan sistem

ERP di perusahaan MI01S adalah pembuatan desain proses bisnis yang

kompatibel dan sesuai dengan budaya perusahaan. Disebutkan bahwa

proses bisnis yang ada di MI01S ini tidak sepenuhnya cocok untuk

diterapkannya sistem ERP dari SAP itu.

8. Perusahaan MI01S tidak menggunakan konsultan ERP baik dalam

implementasi sistem SAP dan saat berstatus operasional. Pelatihan juga

dilakukan secara internal.

• Observasi

Observasi langsung dilakukan pada perusahaan MI01S. Observasi ini

dilakukan selama kurang lebih 30 menit masing-masing di bagian rencana

produksi (production planning) dan bagian System Control & Audit / ICAD.

1. Bagian rencana produksi

Observasi ini dilakukan pada pukul 11:10 sampai 11:40. Selama observasi,

beberapa staf yang menggunakan komputer dengan SAP tampak

melakukannya dengan lancar dan tanpa kesulitan.

Page 17: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

57

2. Bagian System Control & Audit / ICAD

Observasi ini dilakukan pada pukul 10:30 sampai 11:00. Seperti di bagian

perencanaan produksi, staf yang menggunakan sistem SAP tidak tampak

mengalami kesulitan.

• Dokumentasi

Dokumen berupa sampel hasil audit perusahaan MI01S terhadap salah satu

modul sistem ERP yang disebutkan kurang baik oleh narasumber. Dokumen

ini memuat hasil audit pada beberapa tempat di perusahaan MI01S. Tampak

bahwa hasil audit menunjukkan modul tersebut memiliki integritas data yang

buruk, dengan perbedaan antara data di dalam sistem ERP dan data di

lapangan berbeda lebih dari 40%.

• Rekaman arsip (Archival Records)

Rekaman arsip ini berupa kuesioner. Kuesioner ini berdasrkan Dua orang

narasumber mengisi kuesioner tersebut berdasarkan pengalamannya dalam

menggunakan sistem ERP (SAP R/3). Kuesioner ini diisi tanpa adanya

informasi yang kurang.

4.2.2 Analisa Temuan Studi Kasus 1

Dari temuan-temuan di atas, implementasi sistem ERP di perusahaan MI01S

kurang baik. Tabel 6 menjelaskan temuan tersebut berdasarkan variabel-variabel

dari model yang digunakan.

Page 18: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

58

Tabel 4.6. Penjelasan temuan pada studi kasus I berdasarkan variabel-variabel

dalam model

Kategori variabel Variabel Keterangan

Variabel Organisasi Dukungan manajemen

atas Manajemen atas tidak memberikan

dukungan penuh terhadap sistem

ERP di perusahaan dan

penggunaannya dalam kegiatan

operasi

Misi dan tujuan Misi dan objektif dari sistem ERP

di MI01S ini cukup jelas dan

dilaksanakan dengan cukup baik

Ukuran organisasi Perusahaan MI01S ini

dikategorikan besar, dengan

pabrik tersebar di 7 lokasi di pulau

Sumatra (2 pabrik) dan Jawa (5)

Aspek organisasi Tidak ada divisi yang dominan,

semua dianggap setara

Budaya organisasi Pertukaran informasi cukup lancar

di dalam organisasi perusahaan

MI01S. Kolaborasi antar

departemen baik. Norma dan nilai

dalam perusahaan tersusun jelas

Variabel IT Posisi kepala IT Kepala bagian IT di perusahaan

MI01S setara dengan manajemen

atas

Kompetensi staf IT Staf yang mengurus sistem ERP di

perusahaan MI01S dinilai cukup

kompeten dalam menjalankan

tugasnya

Page 19: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

59

Tabel 4.6. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Ukuran departemen IT Departemen yang mengurus

sistem ERP di perusahaan MI01S

cukup besar (lebih dari menengah)

Budget departemen IT Budget departemen IT cukup

tinggi, yaitu sekitar 7-10% dari

total budget per periode

Tingkat kepuasan

terhadap sistem lama Sistem lama sebelum adanya

sistem SAP (sistem manual)

kurang diminati

Konversi data dari

sistem lama

Konversi data cukup baik,

data/informasi dari sistem lama

(manual) dapat diubah ke sistem

ERP

Dimensi Sukses ERP Kualitas sistem Kualitas sistem ERP di perusahaan

MI01S cukup baik. Namun

dianggap tidak mudah digunakan

/ dipelajari

Kualitas informasi Informasi sistem ERP kurang

memiliki keakuratan dengan

kondisi nyata di lapangan

Kualitas

vendor/konsultan (N/A) Perusahaan MI01S tidak

menggunakan konsultan atau

kontak dengan vendor setelah

implementasi sistem SAP

Pengaruh terhadap

individu Sistem ERP kurang meningkatkan

produktivitas individu atau pun

kualitas keputusan / solusi yang

diambil

Page 20: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

60

Tabel 4.6. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Pengaruh terhadap

kerja tim Sistem ERP kurang meningkatkan

produktivitas tim atau pun

keefektifan solusinya

Pengaruh terhadap

organisasi Sistem ERP di perusahaan MI01S

tidak meningkatkan keunggulan

daya saingnya (competitive

advantage) dan kepuasan

pelanggan. Namun komunikasi

dan koordinasi di dalam tubuh

organisasi cukup baik

Perspektif Evaluator IT professional dan

manajer bisnis

Staf pengurus sistem ERP menilai

sistem ini sebagai sistem

pendukung bisnis proses.

Manajemen bisnis melihat ERP

sebagai sistem yang mendukung

bisnisnya

Manajemen atas dan

manajemen

menengah

Manajemen atas dan menengah

kurang menilai sistem ERP sebagai

sistem untuk peningkatan

bisnisnya

Sistem ERP di perusahaan MI01S tidak memberikan keuntungan sebuah sistem

ERP secara maksimum. Salah satu faktor yang kurang baik pada perusahaan ini

adalah pada rendahnya komitmen dari manajemen atas terhadap sistem ERP di

dalam perusahaan. Karena kurangnya komitmen yang diperlihatkan manajemen

atas tersebut menyebabkan staf-staf di bawahnya kurang melihat sistem ERP

sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi proses bisnisnya.

Page 21: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

61

Kurangnya komitmen dan dukungan manajemen atas tampak dari absennya

lembaga eksternal perusahaan yang biasanya membantu mengurusi

implementasi sistem ERP, yaitu lembaga konsultan sistem ERP. Pada studi kasus

pilot di perusahaan CG01J, keberadaan konsultan merupakan faktor yang

penting dalam mengejar kesuksesan implementasi sistem ERP di perusahaan.

Berdasarkan studi kasus oleh Akkermans (2002), penggunaan konsultan (use of

consultant) merupakan salah satu dari 22 faktor kunci kesuksesan sistem ERP.

Selain masalah komitmen manajemen atas, masalah budaya organisasi juga

membawa dampak yang mengurangi keefektifan sistem ERP. Budaya organisasi

yang dimaksud adalah kebiasaan staf di pabrik dalam menjalani kegiatan

operasional sehari-hari. Budaya yang ditinggalkan dari sistem lama (legacy

system) yang cenderung manual ini perlu diubah. Menurut Holland (1999), untuk

berurusan dengan sistem legasi ini, sebelum strategi implementasi sistem ERP

ditentukan, perlu diketahui terlebih dahulu kompleksitas proses bisnis pada

sistem legasi ini dibandingkan dengan pada sistem ERP nanti. Jika diperlukan

perubahan proses bisnis yang banyak, maka akan banyak perubahan budaya

yang harus dilakukan untuk mengakomodir perubahan proses bisnis itu. Dalam

kasus perusahaan MI01S ini, yang melakukan perubahan dari sistem legasi yang

manual ke sistem ERP yang tanpa kertas (paperless), usaha perubahan yang besar

akan dibutuhkan. Untuk itu, sebuah manajemen perubahan (change management)

yang baik harus dilakukan. Manajemen perubahan ini juga merupakan salah

satu faktor kunci / kritikal dalam kesuksesan sistem ERP, menurut studi yang

dilakukan oleh Akkermans (2002).

Page 22: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

62

4.2.3 Kesimpulan Studi Kasus 1

Perusahaan MI01S kurang dapat merealisasikan potensi keuntungan yang dapat

diberikan oleh sistem ERP yang baik. Hal ini terlihat dari kepuasan pelanggan

yang dinilai kurang, integritas data yang buruk dari beberapa lokasi, dan kurang

signifikannya penghematan biaya (cost savings). Beberapa sebab yang dapat

disimpulkan adalah:

1. Komitmen dan dukungan manajemen atas yang kurang terhadap sistem

ERP

2. Absennya konsultan sistem ERP dalam proses implementasi awal

3. Perubahan budaya dari sistem lama (legacy system) yang kurang

sempurna terhadap pengguna akhir

Kesimpulannya, faktor kesuksesan implementasi sistem ERP untuk studi kasus

ini adalah (1) komitmen dan dukungan manajemen atas, (2) kehadiran konsultan,

dan (3) perubahan dalam organisasi (change management). Faktor kesuksesan no

(1) sesuai dengan preposisi tesis ini.

4.3 Studi Kasus 2

Studi kasus 2 dilakukan terhadap sebuah perusahaan yang dalam tesis ini diberi

kode TC01J. Perusahaan ini memenuhi seluruh kriteria pemilihan objek studi

umum yang telah ditetapkan sebelumnya. Profil singkat perusahaan ini disajikan

pada Tabel 4.7 di halaman selanjutnya. Atribut-atribut pada profil perusahaan di

Tabel 4.7 ini disesuaikan dari kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Page 23: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

63

Perusahaan TC01J adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di

bidang telekomunikasi.

Tabel 4.7. Profil perusahaan dalam studi kasus 2

Atribut Kriteria

Kode TC01J

Lokasi Jakarta

Jenis industri Telecommunication

Jenis perusahaan Swasta, Nasional

Ukuran perusahaan Besar

Sistem ERP Oracle

Modul yang digunakan 3

Tahapan adopsi Operational / telah Go-live (sejak 2002)

Studi kasus 2 melibatkan dua orang narasumber dari perusahaan TC01J untuk

mengisi kuesioner dan diwawancara. Beberapa butir profil narasumber

ditampilkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Profil peserta studi kasus I dari perusahaan TC01J

Atribut Kriteria

Kode TC01J-D1

Jabatan Database Administrator

Lama dedikasi 1 tahun

Kode TC01J-D2

Jabatan Database Administrator

Lama dedikasi 2 tahun

Page 24: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

64

Kedua narasumber bekerja dalam divisi IT Architecture sebagai Database

Administrator (DBA). Narasumber yang diwawancarai dapat dikategorikan

memiliki kredibelitas yang baik dalam memberikan informasi yang berhubungan

dengan topik tesis ini. Mereka bertugas dalam menjaga (maintain) dan

mengembangkan sistem Oracle dan sistem Database lain dalam perusahaan

TC01J. Sistem Database lain yang dimaksud adalah MySQL.

4.3.1 Temuan Studi Kasus 2

Berdasarkan kategori sumber bukti (source of evidence), temuan-temuan dalam

studi pilot ini dirangkum sebagai berikut:

• Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap dua orang narasumber selama masing-

masing kurang lebih 20 menit. Berikut temuan-temuan penting dan relevan

dari wawancara ini:

1. Sistem Oracle yang digunakan belum mencakup seluruh bagian

perusahaan TC01J. Bagian customer service dan lain-lain belum dicakup

oleh sistem Oracle, namun masih menggunakan sistem database lama,

seperti MySQL. Artinya, sistem ERP tidak terintegrasi secara sempurna di

dalam perusahaan TC01J.

2. Sistem Oracle yang digunakan adalah versi 9i keluaran tahun 20012.

Berbagai kendala teknis kerap dijumpai terhadap sistem yang ini, seperti

2 Versi terbaru dari sistem Oracle Enterprise Manager ERP Oracle adalah versi 10g, keluaran tahun

2007 [Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Oracle_Corporation; diakses pada 2 Mei 2008]

Page 25: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

65

masalah kurang bersahabatnya (not user-friendly) bagian antarmuka

(interface) dari perangkat lunak Oracle pada saat digunakan, sampai

masalah keterbatasan jumlah data dalam database yang digunakan.

3. Manajemen atas menentukan segala keputusan yang berkaitan dengan

sistem Oracle di dalam perusahaan. Dukungan dan komitmen terhadap

sistem Oracle disebutkan pada taraf menengah. Posisi tertinggi divisi IT

perusahaan TC01J ini adalah pada Vice President (VP). Disebutkan bahwa

komitmen jajaran direksi di atas VP kurang memperlihatkan komitmen

terhadap pengembangan sistem Oracle.

4. Target dari penggunaan sistem Oracle dalam perusahaan TC01J adalah

penghematan biaya (Cost Savings) dan peningkatan kolaborasi

(Collaboration Enchancement) dengan retailer. Narasumber tidak dapat

menyebutkan besarnya peningkatan biaya secara spesifik. Peningkatan

kolaborasi dengan retailer merupakan sistem yang sedang diujicoba

sehingga belum ada hasil yang dapat diungkapkan. Narasumber tidak

mengkonfirmasi adanya ekspektasi terhadap Volume Growth dari

pengimplementasian sistem Oracle.

5. Kesulitan yang banyak ditemui dalam pengoperasian sistem Oracle

adalah kesalahan input data dan kesalahan dalam pembacaan data.

Disebutkan oleh narasumber bahwa kesalahan terjadi karena interface

yang kurang bersahabat. Selain itu, pencarian data kurang efektif

sehingga kadang membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh

informasi yang diinginkan.

Page 26: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

66

6. Pengguna akhir sistem Oracle dalam perusahaan TC01J tidak

mendapatkan pelatihan yang memadai. Narasumber menjelaskan bahwa

pengguna akhir baru mempelajari penggunaan sistem Oracle secara

otodidak (self-educating) atau dengan bantuan pengguna akhir yang telah

menguasai sistem tersebut.

7. Perusahaan TC01J pernah menggunakan bantuan konsultan terhadap

sistem ERP-nya. Konsultan (Magnus Asia) membantu pengujian sistem

keuangan di dalam perusahaan TC01J. Dalam proses implementasi sistem

Oracle, TC01J tidak menggunakan konsultan.

8. Sistem Oracle dipandang sebagai sebuah tool IT untuk meningkatkan

efisiensi bisnis perusahaan TC01J.

9. Secara keseluruhan, sistem ERP di perusahaan TC01J dapat berfungsi dan

beroperasi dengan baik. Akan tetapi, sistem ERP kurang terintegrasi dan

tidak mencakup seluruh perusahaan sehingga tidak memberikan manfaat

yang optimal.

• Observasi

Observasi langsung tidak dapat dilakukan karena akses untuk ini tidak

diberikan. Selama wawancara dengan narasumber, tidak ada observasi yang

memungkinkan terhadap penggunaan sistem ERP (Oracle) di dalam

perusahaan TC01J.

Page 27: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

67

• Dokumentasi

Tidak ada dokumen yang dapat diberikan oleh narasumber untuk tesis ini.

• Rekaman arsip (Archival Records)

Rekaman arsip yang diperoleh adalah kuesioner. Kuesioner ini diisi tanpa

adanya informasi yang kurang.

• Artifak fisik (Physical Artifact)

Tidak ada artifak fisik yang diperlukan pada studi kasus ini.

4.3.2 Analisa Temuan Studi Kasus 2

Dari temuan-temuan di atas, implementasi sistem ERP di perusahaan TC01J

disimpulkan cukup baik. Tabel 4.9 menjelaskan temuan-temuan di atas

berdasarkan variabel-variabel dari model yang digunakan.

Tabel 4.9. Penjelasan temuan pada studi kasus 2 berdasarkan variabel-variabel

dalam model

Kategori variabel Variabel Keterangan

Variabel Organisasi Dukungan manajemen

atas Dukungan manajemen atas

bertaraf sedang. Keputusan-

keputusan mengenai sistem ERP

berada pada VP, sementara jajaran

direksi di atasnya tidak banyak

memberikan peran aktif terhadap

sistem ERP

Page 28: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

68

Tabel 4.9. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Misi dan tujuan Misi dan tujuan terhadap sistem

ERP dalam perusahaan TC01J

cukup jelas

Ukuran organisasi Perusahaan TC01J memiliki

ukuran organisasi yang besar dan

dengan cakupan nasional

Aspek organisasi Ada departemen tertentu yang

memiliki kecenderungan menjadi

dominan dalam perusahaan TC01J

Budaya organisasi Pertukaran informasi dapat

berjalan dengan baik antar

departemen atau pun level jabatan

Variabel IT Posisi kepala IT Kepala IT dalam perusahaan

TC01J berada pada level Vice

President (di bawah Direktur). Ini

merupakan posisi manajemen atas

Kompetensi staf IT Staf IT cukup kompeten dalam

menjalankan tugas-tugasnya

terhadap sistem ERP

Ukuran departemen IT Departemen IT dalam perusahaan

TC01J relatif besar

Budget departemen IT Budget departemen IT cukup

besar, yaitu berkisar antara 21-40%

dari budget keseluruhan per

periode

Tingkat kepuasan

terhadap sistem lama Sistem lama yang berupa sistem

database yang terpisah-pisah

kurang efektif

Konversi data dari

sistem lama

Konversi data dilakukan cukup

baik

Dimensi Sukses ERP Kualitas sistem Sistem ERP dalam perusahaan

TC01J secara keseluruhan

berfungsi dengan baik

Page 29: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

69

Tabel 4.9. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Kualitas informasi Informasi yang ada pada sistem

ERP akurat, selalu up-to-date, dan

relevan

Kualitas

vendor/konsultan Konsultan yang digunakan kurang

memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap perusahaan

TC01J

Pengaruh terhadap

individu Sistem ERP memberikan dampak

positif terhadap individu dalam

melakukan pekerjaannya

Pengaruh terhadap

kerja tim Kerja tim menjadi lebih baik

dengan sistem ERP. Komunikasi

antar anggota tim (departemen)

juga cukup baik

Pengaruh terhadap

organisasi Secara keseluruhan, sistem ERP

memiliki dampak yang cukup baik

terhadap perusahaan TC01J

Perspektif Evaluator IT professional dan

manajer bisnis

Implementasi sistem Oracle

dipandang sebagai sistem IT untuk

meningkatkan efisiensi bisnis

Manajemen atas dan

manajemen

menengah

Manajemen atas dan manajemen

menengah tidak menganggap

sistem Oracle sebagai alat untuk

meningkatkan daya saingnya

Secara keseluruhan, implementasi sistem ERP di perusahaan TC01J adalah cukup

baik. Ini tampak dari berfungsinya sistem ERP. Namun, sistem Oracle yang

digunakan tidak mencakupi seluruh perusahaan. Hal ini menyebabkan kurang

maksimalnya keuntungan yang dapat diberikan oleh sistem ERP.

Page 30: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

70

Faktor yang menyebabkan kurangnya keuntungan dari sistem ERP dalam

perusahaan TC01J berakar pada kurangnya dukungan dan komitmen

manajemen atas di perusahaan ini. Apabila manajemen atas menyadari

bagaimana sebuah sistem ERP yang mencakup seluruh perusahaan dapat

membawa keunggulan daya saing bagi perusahaannya, sistem ERP di

perusahaan TC01J akan lebih baik dengan cakupan total perusahaan.

Selain itu, dengan dukungan manajemen atas yang lebih baik, sistem ERP akan

dapat dikembangkan dengan lebih baik. Dengan begitu, kesulitan dan hambatan

dalam menggunakan versi lama sistem Oracle dapat teratasi dengan

pengembangan sistem ke versi yang lebih baru.

Kurangnya dukungan manajemen atas yang tidak memberikan dampak

maksimal sistem ERP ini sesuai dengan penelitian Somers dan Nelson (2001).

Dalam penelitiannya, dukungan manajemen atas memegang peranan terpenting

dalam kesuksesan implementasi sistem ERP di sebuah perusahaan.

4.3.3 Kesimpulan Studi Kasus 2

Sistem ERP di perusahaan TC01J dapat disebut cukup sukses walaupun

keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem ERP yang dimilikinya kurang

maksimal. Faktor yang paling menonjol di sini adalah pada dukungan / peranan

manajemen atas dalam memberikan dukungan dan komitmennya pada

pengimplementasian dan pengembangan sistem ERP. Tampak bahwa

Page 31: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

71

manajemen atas mempengaruhi banyak faktor-faktor lain yang pada akhirnya

menentukan kesuksesan sistem ERP.

4.4 Studi Kasus 3

Perusahaan CG02J merupakan objek studi pada studi kasus ketiga dalam tesis

ini. Perusahaan ini telah memenuhi seluruh kriteria pemilihan objek studi umum

yang telah ditetapkan sebelumnya. Profil singkat perusahaan ini disajikan pada

Tabel 4.10 di halaman selanjutnya. Atribut-atribut dalam profil perusahaan di

Tabel 4.10 ini disesuaikan dari kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Perusahaan CG02J merupakan perusahaan swasta nasional yang berada di

industri barang-barang konsumen (Consumer goods).

Tabel 4.10. Profil perusahaan dalam studi kasus 3

Atribut Kriteria

Kode CG02J

Lokasi Jakarta

Jenis industri Consumer Goods

Jenis perusahaan Swasta, Nasional

Ukuran perusahaan Besar

Sistem ERP SAP R/3

Jumlah SDM ± 4000

Modul yang digunakan 12

Tahapan adopsi Operational / telah Go-live (sejak 2005)

Page 32: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

72

Studi kasus 3 melibatkan dua orang narasumber dari perusahaan CG02J untuk

mengisi kuesioner dan diwawancara. Butir-butir profil kedua narasumber

disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Profil peserta studi kasus 3 dari perusahaan CG02J

Atribut Kriteria

Kode CG02J-SS1

Jabatan ITE / SAP Support

Lama dedikasi 2 tahun

Kode CG02J-SS2

Jabatan ITE / SAP Support

Lama dedikasi 1.5 tahun

Kedua narasumber merupakan staf dalam divisi SAP Support yang memiliki

tugas dalam deployment, maintenance dan pengembangan sistem SAP, serta

pelatihan terhadap pengguna akhir sistem SAP dalam perusahaan. Narasumber

1 dan narasumber 2 telah berdedikasi dalam bagian ini selama masing-masing 2

tahun dan 1.5 tahun. Dalam wawancara, kedua narasumber dinilai cukup

kompeten dan paham terhadap masalah sistem ERP di perusahaannya karena

mampu menjawab semua pertanyaan dengan lancar, tegas dan secara detil.

Page 33: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

73

4.4.1 Temuan Studi Kasus 3

Berdasarkan kategori sumber bukti (source of evidence), temuan-temuan dalam

studi pilot ini dirangkum sebagai berikut:

• Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap dua orang narasumber selama masing-

masing kurang lebih 20 menit. Berikut temuan-temuan yang dapat

digarisbawahi dan relevan dari wawancara ini:

1. Manajemen tingkat atas dari perusahaan CG02J berperan aktif dalam hal-

hal yang berkaitan dengan sistem SAP. Menurut narasumber, jajaran

direksi sangat antusias dalam implementasi sistem SAP. Segala inisiatif

implementasi dan pengembangan sistem SAP diawali dari direksi. Hal

tersebut mengungkapkan bahwa manajemen tingkat atas sangat

mendukung sistem ERP dalam perusahaan CG02J ini.

2. Kesulitan yang tampak pada implementasi dan operasi sistem SAP dalam

perusahaan CG02J adalah pada pengguna akhir. Disebutkan bahwa

pengguna akhir masih sering melakukan kesalahan pada saat data entry

dan saat pengguna informasi dari sistem SAP.

3. Peningkatan kinerja perusahaan yang ditargetkan perusahaan CG02J ada

empat, yaitu:

a. Cost savings

Penghematan biaya yang ditargetkan adalah sebesar 10-20% per

tahunnya. Angka ini adalah perbandingan dengan waktu sebelum

Page 34: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

74

penggunaan sistem SAP. CG02J mengharapkan akan dapat

meningkatkan angka ini setelah sistem SAP diimplementasikan

pada seluruh sister company.

b. Collaboration enchancement

Peningkatan kolaborasi yang telah dijalankan adalah dengan para

supplier. Selama 2 tahun terakhir, supplier mengirimkan bill

dengan menghubungkan sistem komputer supplier dengan sistem

SAP dari CG02J. Sampai saat ini, kolaborasi berjalan dengan baik

dan memberikan peningkatan efisiensi dalam proses procurement.

c. Volume growth

Sistem SAP dalam perusahaan ini juga diharapkan mampu

menangani peningkatan kapasitas produksi akibat pertumbuhan

pasar di masa depan.

4. Menurut narasumber, faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam

implementasi sistem ERP dalam perusahaan CG02J adalah:

a. pelatihan terhadap (calon) pengguna akhir sistem SAP

b. komitmen dari jajaran direksi (manajemen atas) perusahaan

c. komunikasi antar-departemen (antar-divisi) yang mengoperasikan

modul-modul yang berbeda

5. Perusahaan CG02J tidak lagi menggunakan jasa konsultan dalam

menangani sistem SAP-nya. Jasa konsultan pernah diandalkan pada saat

sistem SAP masih dalam tahap implementasi awal (sebelum Go-Live).

Page 35: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

75

Konsultan yang sempat mendampingi CG02J adalah Soltius Consulting.

Menurut narasumber 1, konsultan tidak mampu memberikan bantuan

yang signifikan terhadap perusahaan. Banyak permasalahan yang tidak

mampu diselesaikan dengan baik, bahkan banyak kesalahan (error) dalam

sistem SAP yang dikembangkannnya. Setelah Go-Live, jasa konsultan

tidak lagi digunakan. Seluruh pemeliharaan (maintenance) dan

pengembangan (development) sistem SAP dilakukan oleh divisi SAP

Support.

6. Proses pengimplementasian sistem ERP selalu berawal dari inisiatif

manajemen atas / jajaran direksi. Mereka telah memiliki visi dan misi

untuk memasang sistem ERP di seluruh perusahaan, termasuk pabrik-

pabrik di seluruh Indonesia dan beberapa perusahaan saudara dalam

satu grup (sister companies), pada jangka waktu tertentu di masa depan.

Disebutkan bahwa direksi CG02J mengharapkan sistem ERP dapat

mencakup seluruh perusahaan-perusahaan di grup. Sebagai tim proyek

adalah dari divisi SAP Support yang merupakan bagian internal dari

perusahaan CG02J. Tim proyek ini diturunkan langsung ke lapangan

tempat sistem ERP akan dipasang. Setelah implementasi mencapai tahap

akhir, tim proyek ini, didukung divisi SAP Support, mengadakan

pelatihan terhadap pabrik yang baru memasang sistem ERP itu untuk

memastikan penggunaan sistem secara benar.

7. Secara keseluruhan, sistem SAP berjalan dengan baik dan mampu

memberikan keuntungan bagi perusahaan CG02J. Narasumber

mengklaim implementasi sistem SAP di perusahaannya adalah sukses.

Page 36: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

76

• Observasi

Observasi langsung sempat dilakukan di perusahaan CG02J. Observasi ini

dilakukan selama kurang lebih 30 menit. Dalam observasi, dua orang

pengguna akhir sistem SAP di bagian warehouse menggunakan interface SAP

untuk melakukan input data. Tampak hal tersebut dilakukan dengan lancar.

Pengamatan lainnya menemukan bahwa untuk beberapa tujuan, kertas masih

digunakan untuk mencetak informasi dari sistem. Tujuan yang dimaksudnya

seperti untuk pengecekan ulang (re-check) inventory. Ini memperlihatkan

sistem ERP tidak sepenuhnya paperless di perusahaan CG02J.

• Dokumentasi

Tidak ada dokumen dalam studi kasus ini. Narasumber tidak bersedia

menyediakan dokumen karena bersifat konfidensial.

• Rekaman arsip (Archival Records)

Rekaman arsip ini berupa kuesioner. Kuesioner ini diisi oleh kedua

narasumber yang mengisinya berdasarkan pengalamannya dalam

berhadapan dengan sistem SAP. Kuesioner ini diisi secara lengkap tanpa

adanya informasi yang kurang.

• Artifak fisik (Physical Artifact)

Tidak ada artifak fisik yang diperlukan pada studi kasus ini.

Page 37: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

77

4.4.2 Analisa Temuan Studi Kasus 3

Temuan-temuan di atas menyimpulkan bahwa implementasi sistem ERP di

perusahaan CG02J ini secara keseluruhan adalah sukses. Tabel 4.12 menjelaskan

temuan tersebut berdasarkan variabel-variabel dari model kesuksesan

implementasi sistem ERP.

Tabel 4.12. Penjelasan temuan pada studi kasus 3 berdasarkan variabel-variabel

dalam model

Kategori variabel Variabel Keterangan

Variabel Organisasi Dukungan manajemen

atas Jajaran direksi memiliki komitmen

dan dukungan penuh terhadap

sistem ERP di perusahaannya.

Manajemen atas memiliki inisiatif

dan antusiasme terhadap

implementasi dan pengembangan

sistem ERP

Misi dan tujuan Misi dan tujuan dibuat dan

dilaksanakan dengan baik oleh

jajaran direksi

Ukuran organisasi Perusahaan CG02J memiliki

ukuran organisasi yang besar

dengan kurang lebih 4000

karyawan

Aspek organisasi Tidak ada divisi yang terlalu

dominan dalam perusahaan

CG02J. Semua divisi menjalankan

fungsinya masing-masing dan

kolaborasi antar divisi /

departemen berjalan dengan baik

Page 38: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

78

Tabel 4.12. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Budaya organisasi Pertukaran informasi dapat

berjalan dengan baik antar divisi /

departemen dan antar posisi staf

dalam hierarki organsisasi

Variabel IT Posisi kepala IT Kepala divisi SAP Support tidak

sejajar dengan direksi

Kompetensi staf IT Staf SAP Support cukup kompeten

dalam menangani masalah-

masalah sistem SAP

Ukuran departemen IT Divisi SAP Support cukup besar

disbanding divisi lainnya dalam

hal jumlah sumber daya manusia

Budget departemen IT Budget divisi SAP Support cukup

besar, yaitu berada pada kisaran

21-40% dari total budget per

tahunnya selama 3 tahun terakhir

(sejak 2005)

Tingkat kepuasan

terhadap sistem lama Sistem lama masih menggunakan

cara manual dan sistem komputer

yang tidak terintegrasi. Namun

sistem ini cukup memberikan

fungsinya dengan baik

Konversi data dari

sistem lama

Konversi data dari sistem lama

tidak sempurna karena tidak

semua data dikonversi dengan

baik ke sistem SAP yang baru

Dimensi Sukses ERP Kualitas sistem Kualitas sistem SAP di perusahaan

CG02J adalah baik

Kualitas informasi Informasi dari sistem SAP secara

keseluruhan adalah baik. Integritas

data juga tanpa masalah

Page 39: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

79

Tabel 4.12. (lanjutan)

Kategori variabel Variabel Keterangan

Kualitas

vendor/konsultan Konsultan pada saat implementasi

sistem SAP ini tidak dianggap baik

karena banyak kesalahan yang

timbul pada sistem. Jasa konsultan

tidak lagi digunakan semenjak

sistem SAP telah Go-Live tahun

2005

Pengaruh terhadap

individu Terhadap individu, sistem SAP

memberikan dampak positif yang

baik

Pengaruh terhadap

kerja tim Sistem SAP memberikan dampak

positif yang baik terhadap kerja

tim

Pengaruh terhadap

organisasi Secara keseluruhan, sistem SAP

memberikan dampak yang sangat

baik terhadap perusahaan CG02J

Perspektif Evaluator IT professional dan

manajer bisnis

Proyek implementasi sistem SAP

dianggap sebagai proyek bisnis

Manajemen atas dan

manajemen

menengah

Manajemen atas dan manajemen

tengah menganggap sistem SAP

sebagai alat untuk meningkatkan

daya saingnya di pasar

Sistem ERP dalam perusahaan CG02J, yaitu SAP R/3 terimplementasikan dan

beroperasi dengan baik dan mampu membawa perusahaan ke berbagai

keuntungan yang positif. Faktor kesuksesan yang menonjol adalah dukungan

dan komitmen dari manajemen atas, dan kompetensi staf IT (dalam hal ini staf

divisi SAP Support). Kedua faktor ini memberikan dampak positif terhadap

Page 40: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

80

kesuksesan implementasi sistem SAP di CG02J. Selain itu, kerjasama antar

departemen / divisi juga menjadi bagian penting dalam kesuksesan sistem SAP.

Faktor dukungan dan komitmen manajemen atas dan faktor kompetensi tim

proyek sistem ERP bersesuaian dengan daftar faktor kesuksesan implementasi

sistem ERP yang dibuat oleh Somers dan Nelson (2001) dan digunakan dalam

penelitian Akkermans dan van Helden (2002). Kedua faktor tersebut merupakan

dua faktor teratas atau paling kritis dalam kesuksesan implementasi sistem ERP.

Faktor lain yang juga ada dalam daftar Somers dan Nelson adalah faktor

komunikasi antar-departemen / divisi (interdepartemental communication) yang

ada pada peringkat 6 dalam daftar tersebut. Faktor ini memiliki peran penting

dalam kesuksesan implementasi sistem ERP dalam perusahaan CG02J.

Dalam masalah penggunaan konsultan, perusahaan CG02J mampu membawa

sistem SAP-nya ke arah kesuksesan tanpa bantuan signifikan dari konsultan

eksternal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Somers dan Nelson. Dalam

daftar kunci sukses implementasi sistem ERP yang dibuatnya, penggunaan

konsultan merupakan faktor yang terakhir (peringkat 22). Temuan dari

perusahaan CG02J mengkonfirmasi bahwa penggunaan konsultan bukanlah

faktor yang terpenting dalam kesuksesan sistem ERP.

Page 41: BAB 4 STUDI KASUS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-chandrayov-31521-5... · 42 Tabel 4.1. Arti kode-kode untuk mewakili nama perusahaan di

81

4.4.3 Kesimpulan Studi Kasus 3

Perusahaan CG02J telah mengimplementasi sistem ERP dari SAP dengan baik.

Selama kurang lebih 3 tahun, sistem SAP yang diinstal mampu memberikan

keuntungan yang cukup signifikan bagi perusahaan CG02J, antara lain dengan

cost savings.

Faktor-faktor yang menjadi variabel kesuksesan sistem ERP dalam perusahaan

CG02J adalah sebagai berikut:

1. Dukungan dan komitmen manajemen atas terhadap sistem ERP (sesuai

dengan proposisi #1)

2. Tim proyek implementasi sistem ERP yang kompeten

3. Komunikasi antar-departemen yang baik (sesuai dengan proposisi #2)

Dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan konsultan dalam penanganan

implementasi dan pengoperasian sistem ERP tidaklah signifikan. Tim IT yang

menangani sistem ERP lebih memiliki peranan penting dalam kesuksesan sistem

ERP.