Bab 4. Penilaian luka.docx

53
BAB 4 Penilaian Luka, Dokumentasi & Interpretasi Jason Payne-James, Jack Crane and Judith A. Hinchlife 1. PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengenal, mendokumentasikan, dan menginterpretasi luka menjadi kunci penting dalam kedokteran forensik atau patologi forensik. Tindakan kriminal dalam kekerasan semakin meningkat diseluruh belahan dunia. Bentuk penyerangan seperti tindakan kekerasan semakin mudah ditemukan. Sebagaimana yang telah didefinisikan luka fisik dalam kedokteran forensik adalah “kerusakan pada bagian tubuh manapun karena penggunaan baik sengaja ataupun tidak sengaja agen mekanik atau agen trauma lainnya”. Bab ini khusus membahas penyerangan fisik dan penilaian serta dokumentasi dari luka. Tujuan penilaian dan dokumentasi adalah untuk mengetahui penyebab luka, yang menjadi isu penting dalam penegakan hukum. Kedua kemampuan ini seharusnya dapat dilakukan oleh semua dokter, meskipun mereka jarang melakukannya secara menyeluruh dan tepat. Interpretasi penyebab luka paling tepat dilakukan oleh ahli forensik karena banyak faktor yang bisa saja terlibat. Karena interpretasi luka diambil melalui review atau dokumentasi, seperti penulisan deskripsi, pemetaan bagian

Transcript of Bab 4. Penilaian luka.docx

BAB 4Penilaian Luka, Dokumentasi & InterpretasiJason Payne-James, Jack Crane and Judith A. Hinchlife1. PENDAHULUANKemampuan untuk mengenal, mendokumentasikan, dan menginterpretasi luka menjadi kunci penting dalam kedokteran forensik atau patologi forensik. Tindakan kriminal dalam kekerasan semakin meningkat diseluruh belahan dunia. Bentuk penyerangan seperti tindakan kekerasan semakin mudah ditemukan. Sebagaimana yang telah didefinisikan luka fisik dalam kedokteran forensik adalah kerusakan pada bagian tubuh manapun karena penggunaan baik sengaja ataupun tidak sengaja agen mekanik atau agen trauma lainnya. Bab ini khusus membahas penyerangan fisik dan penilaian serta dokumentasi dari luka.Tujuan penilaian dan dokumentasi adalah untuk mengetahui penyebab luka, yang menjadi isu penting dalam penegakan hukum. Kedua kemampuan ini seharusnya dapat dilakukan oleh semua dokter, meskipun mereka jarang melakukannya secara menyeluruh dan tepat. Interpretasi penyebab luka paling tepat dilakukan oleh ahli forensik karena banyak faktor yang bisa saja terlibat. Karena interpretasi luka diambil melalui review atau dokumentasi, seperti penulisan deskripsi, pemetaan bagian tubuh, atau fotografi, sangat penting deskrpsi tersebut dapat dipahami oleh semua pihak. Sebagai contoh, kata luka memiliki makna spesifik pada daerah khusus, seperti berhubungan dengan kulit atau mukosa yang terputus secara utuh. Sangat penting bagi orang yang mendokumentasikan untuk memastikan apa yang mereka dokumentasikan rinci dan tidak ambigu sehinga pengadilan dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan interpretasi luka atau penjelasan luka dan relevansinya dengan kasus.Pada banyak kasus , pemeriksaan awal dan penilaian diambil murni untuk penentuan terapi, dan makna forensik luka menjadi tidak nampak hingga beberapa minggu atau bulan kemudian. Penelitian terhadap catatan dokter pada tahap lanjut, termasuk pengadilan, akan memperlihatkan kekurangan yang serius, yang tidak hanya mendiskreditkan praktisi dokter dan profesi secara keseluruhan, tapi juga menyebabkan kerugian yang serius dalam proses hukum. Dokter ahli anak dan kegawatdaruratan medik merupakan praktisi non-forensik yang dapat berhadapan dengan pasien yang terluka yang bisa saja berlanjut ke proses pengadilan. 2. PENILAIAN DAN DOKUMENTASIPenilaian dan interpretasi luka bergantung pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik dan pencatatan yang sesuai apa yang ditemukan, jelas, dan tidak ambigu. Dokumentasi tersebut (catatan, grafik tubuh, atau catatan komputer) dapat direview oleh dokter lain, pengacara dan pengadilan. Persetujuan terhadap pemeriksaan harus diperoleh dari individu yang diperiksa. Harus diingat bahwa rasa jengkel terhadap tindakan penyerangan bisa saja terjadi, namun pemeriksa harus menghindari segala praduga tanpa bukti dan harus berusaha seobjektif mungkin hingga jelas dikemudian hari.

2.1. Faktor KunciTabel 1 identifikasi faktor kunci yang relevan dengan pemeriksaan luka, jika relevan harus ditentukan kapan anamnesis dilakukan terhadap pasien.Penting untuk mendokumentasikan luka yang baru saja terjadi. Penampakan luka sebelum dan setelah penyembuhan berbeda seiring waktu. Penyerangan mungkin saja tidak dilaporkan beberapa hari atau minggu setelah kejadian. Mungkin saja terdapat beberapa luka dari insiden yang berbeda. Waktu spesifik terjadinya tiap-tiap luka harus diperhitungkan. Jika tindak kekerasan terjadi lebih dari satu tipe, catatan mengenai tiap luka dan jenis tindakan kekerasan yang terjadi harus jelas.Tabel 1Faktor Relevan Potensial yang Ditentukan dari Anamnesis

Bagaimana luka terjadi? Senjata yang digunakan (jika masih ada)? Kapan luka terjadi? Apakah luka tersebut telah diobati? Riwayat penyakit sebelumnya (contoh: penyakit kulit) Aktivitas fisik yang sering dilakukan (contoh: olahraga kontak) Pengobatan yang dijalani (contoh: antikoagulan, steroid) Cacat pada korban atau tersangka Penggunaan obat-obatan dan alkohol Pakaian yang digunakan

Tabel 2Informasi Relevan Potensial yang Dibutuhan Ketika Menilai Luka

Lokasi (anatomikal-jarak dari penanda) Nyeri Nyeri tekan Kekakuan Penyebab Kecacatan Tipe (contoh: memar, luka iris, atau abrasi) Ukuran (dalam ukuran meter) Bentuk Warna Orientasi Usia Waktu Sementara (pada luka)

Dokumentasi kecacatan baik korban maupun pelaku jika diketahui harus diambil, karena dapat mempengaruhi interpretasi penyebab luka. Saksi mata dapat saja memberikan keterangan yang bebeda, disinilah peran dokter forensik untukmembantu pengadilan menentukan kejadian yang sebenarnya. Keterangan tersebut bisa saja dipengaruhi oleh obat-obatan dan alkohol. Pengetahuan mengenai tipe senjata menjadi sangat penting ketika penilaian luka. Jenis pakaian yang digunakan (contoh: lengan panjang atau tanpa lengan) harus dicatat. Ketika melakukan pemeriksaan terhadap individu dengan luka semua harus dicatat agar dapat digunakan dikemudian hari jika dibutuhkan seiring dengan perkembangan pemeriksaan atau keterangan lain mengenai tindak kekerasan.Dokumentasi luka dapat dibuat dalam berbagai format, termasuk gambar tangan, diagram, atau fotografi. Gambar 1 mengilustrasikan bentuk peta tubuh dan pencatatannya. Tabel 2 berisi karakteristik tipe luka yang dibutuhkan untuk dokumentasi.

Tabel 3Klasifikasi Luka

Bengkak dan eritema (kemerahan) Hematoma Abrasi (serempet) Abrasi Lecet/sikat Laserasi Iris Luka tusuk Memar (kontusio/ekimosis) Peteki Luka cakar Abrasi titik Insisi Cincang Senjata api Gigitan

Foto digital sekarang menjadi cara dokumentasi yang tepat dan bukti foto digital harus didukung catatan yang baik. Pastikan pada saat pemeriksaan setiap luka disesuaikan dengan keterangan yang diberikan. Jika luka tidak konsisten dengan keterangan yang diberikan pertanyakanlah. Di banyak kasus, individu yang terlibat dalam perkelahian atau tindak kekerasan biasanya tidak memperhatikan penyebab berbagai jenis luka. Jadi perlu (utamanya pada luka tumpul) untuk melakukan pemeriksaan ulang 24-48 jam setelahnya untuk melihat perkembangan luka. Pemeriksaan sebelum dan sesudah perawatan dan fotografi akan berguna.

2.2. Tipe LukaPenting bagi setiap orang yang melakukan penilaian luka mengerti istilah untuk setiap luka dan ini bergantung pada faktor-faktor tertentu seperti negara asal dari spesialisasi kedokteran. Oleh karena itu, setiap praktisioner harus memiliki sistem yang dapat menjelaskan luka secara jelas dan tidak ambigu menggunakan istilah klasifikasi yang digunakan secara umum. Alasan terbanyak mengapa bukti medis di pengadilan memicu perdebatan karena istilah yang digunakan dokter cukup membingungkan dan ketidaksesuain deskripsi luka, seperti penggunaan kata laserasi untuk menjelaskan luka potong bersih yang disebabkan oleh senjata tajam, seperti pisau padahal faktanya adalah suatu luka insisi. Oleh karena itu, penting untuk tujuan medikolegal nomenklatur standar harus digunakan untuk deskripsi luka. Klasifikasi berikut merupakan salah satu klasifikasi yang sesuai dan jelas serta sebagian besar luka dapat dideskripsikan ke dalam pengelompokan luka sebagaimana dalam Tabel 3. Tipe luka tersebut dijelaskan diparagraf selanjutnya.Luka dibagi menjadi dua jenis besar: luka yang disebabkan oleh benda tumpul dan luka yang disebabkan oleh benda tajam. Luka benda tumpul menjelaskan penyebab luka tidak disebabkan oleh instrument dengan ujung yang lancip. Luka tersebut disebabkan oleh traksi, torsio atau tarikan. Tubuh mungkin bergerak pada objek tumpul (seperti jatuh atau didorong ke dinding) atau objek bergerak ke arah tubuh. Contoh objek yang menyebabkan luka tumpul seperi tinju, kaki, pemukul baseball, dan tongkat polisi. Gejala dan tanda yang ditimbulkan bergantung berbagai faktor diantaranya kekuatan, lokasi, dan permukaan yang terlibat bervariasi mulai dari luka yang tidak terlihat, nyeri, kemerahan, bengkak, memar, abrasi, laserasi dan tulang yang patah. Setiap tipe luka dapat terlihat tunggal atau kombinasi. Luka ini terlihat pada titik kontak objek pada tubuh. Memar dapat berpindah dari titik kontak dikarenakan oleh gravitasi setelah beberapa waktu.Abrasi memberikan gambaran yang jelas pada lokasi yang terkena impak. Pada beberapa kasus, bentuk luka mengindikasikan bagian dari objek mana yang terlibat. Luka tumpul dapat mendeskripsikan kekuatan penyebabnya ringan, ringan/sedang, sedang, sedang/berat, atau berat.Luka tajam disebabkan oleh benda berujung lancip (contoh: pisau, gunting, kaca). Luka dapat bervariasi, termasuk insisi, dimana ujung benda lancip mengenai permukaan kulit dan struktur yang lebih dalam. Luka insisi biasanya memiliki lebar luka yang lebih panjang dari dalam luka, sedangkan luka tusuk memiliki dalam luka yang lebih panjang dari lebar lukanya. Kekuatan dibuthkan untuk membuat luka akibat bedna tajam dan efek luka bervariasi karena benda tajam tersebut bisa saja menembus organ vital dengan kekuatan minimal. Tipe khusus luka potong termasuk luka gorok atau luka cincang dari senjata berat.Banyak impak yang menyebabkan nyeri dan tidak nyaman yang sembuh dalam beberapa menit, dan nyeri tekan, yang menghilang setelah beberapa jam/hari tanpa adanya luka yang terlihat.Bengkak dan eritema juga bukti nonpermanent dari trauma yang disebabkan oleh vasodilatasi dan pelepasan peptide vasoaktif lokal setelah trauma seperti tamparan, cakaran, atau pukulan yang akan menghilang dan tidak berbekas setelah beberapa jam. Tanda klasik berupa reaksi tripel akan muncul, tapi tidak akan terdapat cedera serius pada jaringan. Reaksi tersebut diantaranya kemerahan berhubungan dengan nyeri yang diikuti dengan pembengkakan lokal, namun beberapa jam akan menghilang, tidak seperti memar yang akan tetap ada setelah 24 jam bahkan lebih.2.3. Ukuran dan Bentuk LukaMeskipun ukuran luka mudah diukur, namun hal inilah yang paling sering dilupakan dalam rekam medik. Ukuran luka mestinya diukur menggunakan penggaris atau kaliper dan dicatat dalam sentimeter atau millimeter. Karena pengukuran dengan unit tertentu akan mudah dimengerti, lebih dapat diterima dan mudah dikonversi ke inch. Bentuk luka juga dapat ditulis dalam istilah yang sederhana seperti lingkaran, segitiga, bentuk V, atau bulan sabit, tapi jika bentuk luka tidak beraturan atau kompleks, akan lebih mudah dengan menggambarnya dalam bentuk peta tubuh. Luka juga mungkin dalam, tapi terkadang sulit untuk menentukan secara akurat pada pasien hidup. 2.4. Posisi lukaMetode terbaik menentukan posisi luka dengan menggunakan patokan posisi anatomis. Pada kepala dapat digunakan mata, telinga, hidung dan mulut, pada leher dapat digunakan mata, telinga, hidung dan mulut. Pada leher dapat digunakan penonjolan kartilago tiroid dan otot sternokleidomastoideus. Pada badan dapat digunakan puting, umbilicus dan penonjolan tulang. Keuntungan penggunanan diagram anatomi sederhana dan peta tubuh untuk penentuan lokasi luka merupakan bukti mandiri. Ini menjadi proses sederhana untuk menentukan posisi luka secara akurat2.5. Usia LukaPenentuan usia luka menjadi permintaan yang paling sering dan menjadi isu penting dalam kedokteran forensik. Luka yang timbul beberapa saat sebelum pemeriksaan (baik pada korban hidup atau mati) tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan. Proses penyembuhan tergantung pada beberapa variabel diantaranya lokasi, kekuatan yang mengenainya, keparahan, cedera jaringan, infeksi, pengobatan dll dan hal itu menyebabkan sulitnya penentuan usia luka. Memar biasanya akan semakin jelas setelah beberapa jam bahkan hari karena difusi dari darah dekat permukaan kulit. Terkadang pula memar yang dalam sering disalahartikan sebagai luka lama atau lebih superfisial.Memar menyembuh dalam beberapa hari atau minggu. Semakin besar memar semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilang. Warna memar meliputi (bergantung pada pemeriksa) biru, ungu muda, ungu, cokelat, hijau kuning. Banyak memar menunjukkan warna multipel. Berdasarkan sebuah penelitian evolusi memar yang memar yang ditunjukkan oleh warna, memar yang berwarna kuning berusia >18 jam dan merah, biru, ungu/hitam dapat terjadi antara 1 jam hingga resolusi (hingga 21 hari). Warna memar, perkembangan & perubahan warna, kecuali warna kuning tidak dapat digunakan untuk menentukan usia luka dan warna yang diperoleh dari fotografi dianggap tidka akurat. Hal ini dikonfirmasi oleh sebuah penelitian lain yang membuktikan penentuan warna melalui pengamatan langsung jauh lebih baik.Abrasi yang terjadi pada korban hidup akan tampak merah kecokelatan dan terdapat eksudat serum dan darah, yang mengeras membentuk keropeng. Keropeng ini akan terlepas beberapa hari kemudian meninggalkan permukaan berwarna merah muda dan intak.2.6. Lesi sementara Bengkak, merah dan nyeri tekan meskipun sering disebabkan oleh trauma, namun tidak spesifik sebagai penanda luka. Meskipun penting untuk mencatat jika menemukan tanda ini dalam pemeriksaan, namun harus diingat bisa saja disebabkan oleh penyebab non trauma (eksema, dermatitis, atau impetigo).Tanda merah yang membatasi luka sebagai contoh bekas tangan pada wajah yang ditampar atau bokong bayi harus difoto segera karena alasan menghilang dalam satu jam dan tidak berbekas.

3. TIPE LUKA3.1. Memar Istilah kontusio dan ekimosis digunakan untuk membedakan jenis luka yang secara sederhana disebut memar. Kedua istilah tersebut digunakan untuk ukuran luka yang berbeda, namun tidak membantu pemahaman baik penyebab maupun mekanisme luka dan sebaiknya tidak digunakan. Hematoma tepat digunakan untuk kumpulan darah yang membentuk massa berfluktuasi di bawah kulit dan berkaitan dengan trauma. Perbedaan antara hematoma dan memar pada umumnya adalah hematoma dapat diaspirasi seperti pus.

Gambar . 2. Produksi memar .Memar disebabkan cedera pada pembuluh darah sehingga darah bocor ke jaringan perivaskular dan tampak sebagai perubahan warna pada permukaan kulit. Perubahan warna pada kulit, bentuk, dan lokasi terjadi ketika pigmen darah pecah dan teresopsi. Pada beberapa kasus meskipun pembuluh darah rusak, tidak tampak perubahan pada kulit. Pada kasus tertentu, butuh beberapa jam/hari hingga memar tampak karena darah berdifusi ke jaringan yang cedera. Trauma tumpul menyebabkan rupturnya pembuluh darah pada kulit yang intak dan darah menginfilrasi jaringan subkutan seiring dengan aksi pemompaan jantung (lihat Gambar 2). Karena itu secara teoritis, memar tidak muncul setelah mati. Namun faktanya, trauma yang berat setelah mati dapat menyebabkan memar meskipun samar. Memar dapat berhubungan dengan luka yang dapat terlihat seperti abrasi dan laserasi dan lesi tersebut bisa saja mengaburkan memar.Memar harus dibedakan dengan purpura, yang dapat terjadi spontan pada pasien dengan gangguan perdarahan dan orangtua serta tampak seperti bisul, berbatas tegas dan biasanya didapatkan pada lengan bawah dan tungkai bawah. Memar bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan bergantung lokasi dan tipe jaringan. Meskipun kekuatan mengenai tempat yang sama.

Gambar . 3. Produksi mata hitam . ( 1 ) pukulan langsung ke orbita . ( 2 ) Cedera bagian depan kulit kepala . ( 3 ) Fraktur dasar tulang.Jika terdapat tulang dan jaringan longgar seperti pada area wajah, trauma relatif ringan akan menyebabkan memar yang bengkak, daerah orbita yang paling jelas, tampak sebagai mata hitam. Bagaimanapun, harus diingat terdapat mekanisme lain yang dapat menyebabkan mata hitam, seperti luka pada kulit kepala akan merembes ke daerah supraorbita atau fraktur pada basis krani menyebabkan darah merembes kea tap orbita (lihat Gambar 3). Memar dapat melebar seiring dengan waktu yang dapat menyebabkan salah interpretasi lokasi luka yang sebenarnya. Karena memar terjadi melalui mekanisme sederhana masuknya darah ke jaringan pelebarannya dapat dipengaruhi oleh gerakan dan gravitasi. Oleh karena itu memar pada wajah dapat terbentuk dari luka pada kepala. Kesulitan lainnya muncul jika memar berpindaha dari lokasi yang tidak terlihat ke lokasi yang terlihat. Memar pada bagian tersebut mungkin tidak akan muncul beberapa saat dan berjauhan dari daerah impak sebenarnya. Memar yang tertunda ini akan menyebabkan inkonsisteni antara hasil pemeriksaan awal dan 24-48 jam setelahnya. Oleh karena itu, pada kasus kekerasan yang serius, sangat dianjurkan pemeriksaan lanjutan sehari atau beberapa hari setelah pemeriksaan awal.

Gambar . 4. memar dapat disebabkan oleh pukulan dari batang seperti yang diterapkan .Umumnya, memar, kecuali superfisial dan intradermal, cenderung menjadi luka nonspesifik, dan biasanya tidak mungkin untuk mengemukakan pendapat secara rinci tentang agen penyebab. Namun, beberapa memar mungkin memiliki pola (memar bermotif), atau karena bentuk atau ukuran atau lokasi mereka, mungkin memiliki signifikan tertentu. Jenis pola umum termasuk memar petechial tercetak tekstur pakaian, pola mengerut dari telapak sepatu atau ban, atau memar ungu bergaris-garis linear terlihat pada leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki atau disebabkan oleh penggunaan pengikat. Memukul dengan peralatan seperti batang sering meninggalkan memar bermotif terdiri dari daerah pucatpucat dibatasi oleh dua band memar sempit parallel, yang disebut memar tramline (lihat Gambar. 4)Memar lainnya dari signifikansi medikolegal tertentu adalah memar sirkuler kecil atau oval , biasanya sekitar 1-2 cm, karakteristik tekanan ujung jari baik dari mencengkeram atau menggenggam dengan tangan, mendorong dengan jari, atau dampak yang kuat dari sebuah buku jari. Itu dapat dilihat pada tungkai dalam kasus pelecehan anak ketika anak secara paksa dicengkeram di lengan atau kaki dan diguncang atau di perut ketika korban ditinju, didorong, atau ditekan.Namun, cedera nonaccidental tersebut harus dibedakan dari memar terlihat pada balita dan anak-anak yang berhubungan dengan aktivitas normal, bermain, atau olahraga. Memar dapat dilihat pada leher dalam kasus pencekikan dan kemudian biasanya berhubungan dengan tanda-tanda lain dari asfiksia.Ketika menduga kekerasan seksual , adanya memar pada korban dapat membantu mendukung korban dan memberikan indikasi tingkat kekerasan yang digunakan. Misalnya, tanda pegangan atau "pertahanan" luka dapat muncul pada lengan dan lengan bagian atas, sedangkan memar di paha dan sisi bagian dalam lutut dapat terjadi akibat kaki korban secara paksa ditarik terpisah. Memar pada mulut dan bibir dapat disebabkan ketika seorang penyerang menempatkan tangan di wajah untuk menjaga korban tenang.Gigitan cinta ("hickeys") mungkin sering ada dalam bentuk daerah discrete dari memar petekie bulat telur pada leher dan payudara.Namun, penting untuk mengenali bahwa yang terakhir mungkin gejala sisa dari hubungan seksual konsensual.

Gambar . 5. Produksi abrasi .3.2. AbrasiAbrasi (atau gores) adalah cedera dangkal yang hanya melibatkan lapisan luar kulit dan tidak menembus ketebalan penuh dari epidermis. Lecet menitiskan serum, yang semakin mengeras membentuk keropeng, tetapi mereka juga dapat berdarah karena kadang-kadang mereka cukup dalam untuk menerobos papila vaskular yang berombak-ombak di permukaan bawah epidermis ,dalamhal perdarahan frank dapat muncul pada tahap awal. Lecet lebih dangkal yang nyaris tidak merusak kulit dengan sedikit atau tanpa eksudasi serum (dan dengan demikian sedikit atau tidak ada pembentukan keropeng) dapat disebut brush atau abrasi scuff.Goresan yang lecet linear biasanya disebabkan oleh kuku di permukaan kulit. Menunjuk tetapi noncutting objek juga dapat menyebabkan lecet linear dan untuk membedakan mereka dari goresan kuku dapat disebut "titik lecet."Lecet sering hasil dari pergerakan permukaan kulit di atas permukaan kasar atau sebaliknya (lihat Gambar. 5).Dengan demikian mereka mungkin memiliki penampilan linear, dan pemeriksaan dekat dapat menunjukkan epidermis superfisial acak-acakan ke salah satu ujung, menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan.Dengan demikian, pukulan tangensial bisa horizontal atau vertikal, atau memungkinkan untuk menyimpulkan bahwa korban telah diseret di atas permukaan kasar.

Gambar . 6. Laserasi kulit kepalaPola dari lecet lebih jelas daripada memar karena lecet sering mengambil kesan yang cukup rinci dari bentuk objek yang menyebabkan nya dan, sekali ditimbulkan, tidak memperpanjang atau tertarik; Oleh karena itu, mereka menunjukkan dengan tepat area penerapan paksaan. Dalam pencekikan, kecil, lecet berbentuk bulan sabit yang disebabkan oleh kuku korban atau penyerang mungkin satu-satunya tanda-tanda di leher.Seorang korban menolak serangan seksual atau lainnya dapat mencakar penyerangnya dan meninggalkan lecet paralel linear pada wajah penyerang.Beberapa lecet mungkin terkontaminasi dengan bahan asing, seperti kotoran atau kaca, yang mungkin memiliki arti penting medikolegal.Bahan tersebut harus hati-hati diawetkan untuk analisis forensik selanjutnya. Dalam kasus tersebut, konsultasi dengan seorang ilmuwan forensik dapat memastikan cara terbaik untuk pengumpulan bukti dan pengawetan3.3. LaserasiLaserasi disebabkan oleh benda tumpul membelah ketebalan penuh kulit (lihat Gambar. 6) paling sering ketika kulit dan jaringan lunak hancur antara kekuatan berdampak dan tulang yang mendasarinya.Petinju klasik terbentuk luka ketika sebuah sarung tinju menekan di tepi orbital.Seperti lecet, situs cedera merupakan indikasi dari situs dampak.Laserasi bisa berdarah deras, terutama pada wajah dan kulit kepala.Ketika ditimbulkan sengaja, paksaan dapat menyebabkan penyerang dan senjata terkontaminasi dengan darah.Gambar.7. sayatan potongan melintang

Laserasi memiliki ciri khas tetapi sering mirip luka diiris (atau sebaliknya), terutama di mana kulit yang terkena dekat dengan tulang yang mendasari, misalnya, kulit kepala.Pemeriksaan dekat dari margin luka, yang biasanya sedikit terbalik, biasanya memecahkan masalah.Laserasi adalah luka compang-camping akibat kulit yang hancur dan robek. Mereka cenderung terbuka menganga, dan margin mereka sering memar dan terkelupas. Pembuluh darah, saraf, dan jembatan jaringan halus dapat terbuka di kedalaman luka, yang mungkin kotor oleh pasir, fragmen cat, atau kaca.Bentuk laserasi mungkin memberikan beberapa indikasi mengenai agen penyebab.Misalnya, pukulan ke kulit kepala dengan kepala palu yang melingkar atau tombol bulat poker cenderung menyebabkan luka berbentuk bulan sabit.Sebuah senjata dengan wajah persegi atau persegi panjang, seperti gagang kapak, dapat menyebabkan laserasi dengan perpecahan berbentuk Y di sudutnya.

3.4 Insisi (Luka iris)Luka ini disebabkan oleh alat pemotong yang tajam, senjata biasanya berbilah, seperti pisau dan pisau cukur, tapi irisan tajam dari kaca, tepi tajam kaleng, dan alat-alat tajam, seperti pahat, juga dapat menyebabkan luka iris yang bagus bentuknya . Kapak, parang, dan instrumen lain yang sejenis, meskipun mampu memotong, biasanya menyebabkan laserasi karena cedera yang disebabkan oleh ukuran instrumen (misalnya, kepala kapak) menimpa efek pemotongan dari alat. Luka campuran yang umum, dengan menorehkan beberapa elemen, beberapa laserasi, memar, dan bengkak dan abrasi juga muncul.Setiap elemen dari cedera harus didokumentasikan. Parang dan alat pisau besarlain yang digunakan, menghasilkan potongan dalam dan besar dikenal sebagai cedera gorok atau tebas.Fitur kontras dari sayatan dengan orang-orang dari laserasi (lihat Gambar. 7). Margin cenderung lurus, tidak memar, dan tidak terkelupas, dan tidak terbalik.Luka itu menganga, dan jaringan yang lebih dalam semua terpotong rapi pada bidang yang sama. Perdarahan cenderung lebih besar daripada laserasi yang berada pada daerah yang sama. Jika pisau senjata ditarik di kulit ketika sedang lemah, hal itu dapat menyebabkan luka berlekuk jika lipatan kulit.Arah perjalanan dari pisau senjata tidak selalu mudah untuk ditentukan, tetapi biasanya bagian yang lebih dalam dari luka dekat akhir yang ditimbulkan pertama, senjata cenderung ditarik menjauh menjelang akhir luka.Kepala dan leher adalah target biasa ketika penyerang menimbulkan luka iris.Dalam upaya untuk menangkal penyerang, lengan sering diangkat dalam sikap protektif dan sayatan kemudian sering terlihat di perbatasan ulnaris dari lengan bawah.Jika senjata pisaudigenggam, kemudian menorehkan luka yang jelas pada permukaan palmar jari-jari.Cedera tersebut dikenal sebagai luka pertahanan.Luka iris mungkin menggambarkan bunuh diri atau percobaan bunuh diri (lihat Subpos 3.6.). Mereka biasanya terletak pada pergelangan tangan, lengan, atau leher, meskipun wilayah yang dapat diakses lainnya di bagian depan tubuh dapat dipilih. Sayatan biasanyamembentuk beberapa luka paralel, sebagian besar dari mereka yang tentatif dan dangkal; beberapa mungkin lebih sedikit dari lecet linier sederhana.3.5.Luka Tusuk Luka tusuk yang disebabkan oleh alat tajam atau runcing dan luka dengan kedalaman lebih besar dari lebar atau panjang mereka. Mereka biasanya disebabkan oleh pisau tetapi juga dapat ditimbulkan dengan obeng, pokers, gunting, dll Meskipun cedera eksternal mungkin tidak tampak sangat serius, kerusakan struktur yang vital, seperti jantung, hati, atau pembuluh darah besar , dapat menyebabkan morbiditas yang cukup besar dan kematian, biasanya dari perdarahan. Pada orang-orang yang bertahan hidup, adalah umum sedikit informasi tentang deskripsi forensik luka karena prioritas resusitasi mungkin berarti bahwa tidak ada catatan yang dibuat.Jika intervensi operasi dilakukan, para signifikansi forensik luka dapat dilenyapkan oleh menjahit atau menggunakan luka sebagai entri untuk operasi eksplorasi.Dalam kasus tersebut, adalah tepat untuk mencoba untuk mendapatkan seorang dokter forensik untuk menilai luka di teater atau selanjutnya.Luka tusuk jarang disengaja dan kadang-kadang bunuh diri, tetapi biasanya penderitaan mereka adalah hasil dari niat kriminal. Dalam kasus bunuh diri, luka biasanya terletak di bagian depan dada atau perut bagian atas dan, seperti dengan diri ditimbulkan sayatan, mungkin berhubungan dengan beberapa tentatif luka mendatang tusukan dangkal (lihat Subpos 3.6.). Ketika sengaja ditimbulkan oleh penyerang, luka tusuk dapat berhubungan dengan cedera pertahanan pada lengan dan tangan.Munculnya luka kulit akan bervariasi tergantung pada senjata yang digunakan dan dapat dengan mudah terdistorsi oleh gerakan kulit di sekitarnya.

Gambar 8. Elips (A), Ekor ikan (B), bujur telur (C), luka tusukanketika disebakan oleh pisau , luka biasanya berbentuk bulat panjang karena elastisitas alami kulit menyebabkan panjangnya menyusut . Jika pisau bermata dua seperti pisau belati , luka ekstremitas cenderung sama-sama tajam . Sebuah luka tusukan dari pisau bermata tunggal , seperti pisau dapur ,biasanya akan memiliki satu luka berbentuk bulat di ekstremitas , persegi , atau ekor ikan ( yang disebabkan oleh potongan belakang pisau ) . Ketika senjata tumpul digunakan sepasang gunting , misalnya - luka cenderung lebih bulat atau oval , dengan pinggiran memar (lihat Gambar . 8 ) . Luka gunting kadang-kadang dapat memiliki bentuk bersilang yang disebabkan oleh sekrup pisau atau paku keling . luka sering berlekuk disebabkan oleh mata pisau senjata yang sebagian ditarik dan kemudian dikembalikan ke dalam luka atau memutar saat penetrasi .3.6 . Sengaja melukai dirinya Sengaja melukai diri sendiri mengacu pada setiap upaya yang dilakukan oleh individu untuk melukai dirinya sendiri. Ketika menilai cedera penting untuk mengetahu faktor yang menunjukkan kemungkinan bahwa cedera tersebut disebabkan karna disengaja.Tabel 4Indikator yang mungkin disengaja cedera yang melukai diri sendiri Harus pada area tubuh yang dapat diakses oleh seseorang untuk melukai dirinya sendiri . Superficial atau kecil. Teratur dengan kedalaman yang sama pada awal dan akhir ( untuk pemotongan ) . Teratur dan mirip dalam gaya atau bentuk ( goresan , luka bakar , dll ) . Beberapa Paralel atau dikelompokkan bersama . Pada orang kidal , luka didominasi di sisi kiri ( dan sebaliknya bagi individu kidal ) . Mungkin ada luka kecil di mana percobaan awal untuk melukai diri yang dibuat( bekas luka sementara ) . Mungkin ada bekas luka lama sebelum melukai dirinya sendiri . Mungkin ada riwayat kejiwaan .Dari ref . 2 .membahyakan diri . Individu melukai dirinya sendiri untuk berbagai alasan , termasuk penyakit psikiatri dan lain-lain , seperti mencoba untuk menyiratkan peristiwa yang tidak terjadi atau untuk motif keuntungan . Luka yang diakibatkan memiliki beberapa karakteristik, yang tidak diagnostik tapi yang sama dapat memberikan indikasi melukai diri sendiri. Tabel 4 daftar ciri-ciri yang dapat membantu dalam pengakuan atau kecurigaan luka atau cedera lainnya , seperti goresan , yang dibuat sendiri - semua atau sebagian mungkin sekarang ketidakhadiran mereka tidak menghalangi penderitaan diri juga kehadiran mereka tidak selalu berarti penderitaan diri ( 2 ) .

4. CEDERA SENJATA APIPemeriksaan luka senjata api yang fatal harus diserahkan kepada patologi forensik yang berpengalaman; Namun , tidak jarang dalam kasus cedera tidak fatal untuk dokter rumah sakit atau dokter forensik akan diminta untuk memberikan komentar pada sifat luka atau luka ( 8 ) . Seperti semua cedera dalam Pengaturan forensik sangat penting dalam kasus-kasus tidak fatal bahwa penampilan awal dari cedera secara akurat dijelaskan dan luka difoto. Hal ini sangat penting karena pengobatan bedah selanjutnya dapat mengubah atau benar-benar menghapuskan karakteristik luka. Selain itu , setiap fragmen, peluru , atau butiran yang ditemukan dalam luka harus hati-hati dikeluarkan dan diserahkan kepada pihak yang berwenang .Ada dua jenis utama dari senjata api : kaliber halus dan senapan . cedera terjadi dari keduanya dibahas dalam sub berikut .Gambar . 9. Komponen peluru senapan ( A ) dan alur peluru ( B ) .4.1 . Senjata kaliber halus Senapan , yang menembakkan sejumlah besar proyektil kecil , seperti tembak timah , adalah jenis yang paling umum dari senjata yang kaliber halus . Alat ini umumnya digunakan dalam olahraga dan kegiatan pertanian dan mungkin baik tunggal atau doublebarreled. Amunisi untuk senjata ini terdiri dari plastik atau kardus kartrid kasus dengan dasar kuningan yang mengandung tutup perkusi . Di dalam utama bagian dari cartridge adalah lapisan propelan , plastik , felt , atau gumpalan kardus dan massa peluru ( tembak timah ukurannya bervariabel) ( lihat Gambar . 9A ) . Sebagai tambahan peluru , gumpalan kapas dan / atau kartu yang dapat berkontribusi pada gambaran luka dan mungkin penting dalam memperkirakan jarak dan kemungkinan arahnya .

4.2 . Senjata beralurSenjata beralur ditandai dengan memiliki paralel spiral memproyeksikan pegunungan ( atau tanah ) memperpanjang bagian bawah laras dan menembus ke elanggaran ke mulut senjata api. Rifling ini menyebabkan proyektil , dalam hal ini peluru ( lihat Gambar . 9B ) , untuk berputar seperti itu dari senjata dan dengan demikian menanamkan stabilitas dari tingkat alur gyroscopic. Alur tembakan juga meninggalkan karakteristik goresan dan tanda alur yang unik dari senjata pada permukaan peluru . Ada tiga jenis umum senjata beralur : pistol , pistol dan senapan . pistol , yang cenderung memiliki kecepatan moncong rendah 150 m / s , adalah senjata laras pendek dengan amunisi yang dibuat di drum logam , yang berputar setiap waktu pelatuk dilepaskan . Kasus menghabiskan peluru dipertahankan dalam silinder setelah penembakan . Dalam pistol yang mengisi sendiri , sering disebut " semi-otomatis " atau dengan salah " otomatis , " amunisi dibuat di sebuah majalah metal jenis clip di bawah penembusan tempat peluru tersebut . Setiap kali pelatuk ditarik , peluru di tempat penembusan dikeluarkan, kasus peluru yang dipakai yang dikeluarkan dari senjata , dan mekanisme pegas mendorong naik peluru hidup berikutnya ke dalam penembusan siap untuk dilepaskan . moncong kecepatan pistol bervariasi antara 300 dan 360 m / s . Senapan adalah senjata tepi laras panjang yang mampu menembakkan peluru dengan kecepatan sampai 1500 m / s . senapan militer paling " otomatis , " yang memungkinkan senjata untuk terus dilepaskan saat melemahkan sampai tempat peluru kosong ; dengan demikian , mereka mampu dipakai beberapa putaran dalam hitungan detik .4.3 Luka Akibat Senapan Gentel (Shotgun)Apabila tembakan senapan dentel atau shotgun dilepaskan, keluar bola timah (lead) sebagai satu massa dan akan terus menyimpang secara progresif dalam bentuk keruncut (cone) apabila jarak peluru dengan senapan menjauh. Pellet yang keluar selalunya disertai dengan partikel bubuk yang tidak terbakar, api, asap, dan gumpalan, yang hal ini semua akan mempengaruhi penampilan luka tembak masuk yang terjadi dan tergantung dari jarak tembakan dilakukan. Kedua kisaran perkiraan dan lokasi luka adalah faktor penting dalam menentukanapakah luka tersebut merupakan luka yang dilakukan terhadap diri sendiri atau sebaliknya.Jika luka yang didapatkan melewati pakaian, maka adalah penting sisa-sisa yang didapatkan pada pakaian tersebut dikirim untuk pemeriksaan forensik. Hal ini penting untuk mendapatkan saran dari tim forensik dan penyidik ketika proses pengambilan bahan bukti. Apabila pakaian di proses di rumah sakit, sebarang lubang yang terdapat pada pakaian tidak boleh dipotong. Luka temple adalah luka akibat muncung senjata dirapatkan pada kulit. Luka masuk pada luka tembak ini biasanya seperti lubang yang melingkar rapi , bagian tepi luka bias tampak memar akibat tempelan dengan muncung senjata. Pada kasus senjata api dengan laras ganda, jejas abrasi yang melingkar dari muncung laras yang tidak menembak dapat jelas dilihat disamping luka masuk. Pada daerah tepi luka dan jaringan pada dasar luka biasanya berwarna kehitaman akibat asap dan juga daerah yang terbakar akibat api dari tembakan tersebut. Akibat dari gas dari tembakan dipakasa masuk ke dalam luka, akn terbentuk laserasi pada sekitar tepi-tepi luka memberikan bentuk seperti bintang ( stellate sign). Luka tembak seperti ini biasa dapat dilihat apabila muncung senjata ditempel pada daerah kulit yang melapisi daerah tulang, contohnya kulit kepala. Karbon Monoksida yang terhasil dari gas dari tembakan menyebabkan jarinagan dan kulit sekitar berubah menjadi warna pink hasil dari terbentuknya karboksihemoglobin. Luka kontak pada daerah kepala adalah luka yang sangat parah, biasanya berupa ledakan pada kulit kepala dan muka, fraktur multipel pada tengkorak dan ektrusi atau ektrusi parsial jaringan otak. Kebanyakan luka kontak pada daerah kepala adalah luka kaibat bunuh diri, dengan daerah jidat, mulut, dan dibawah dagu merupakan daerah yang biasanya menjadi pilihan. Pada luka tipe ini, biasanya berakhir fatal dan jaringan otak dapat tersebar luas.Pada luka jarak dekat, tidak ada kontak dengan muncung senjata dengan jarak sekitar 15 cm daripada kulit, luka masuk akibat tembakan tersebyt biasanya dengan lubang melingkar atau lubang lonjong denagn kemungkinan disertai sisa terbakar dan kehitaman pada tepi luka akibat api tembakan, asap dan bubuk senjata yang tidak terbakar. Daerah kehitaman pada kulit akibat dari asap dari tembakan jarang sekali didapatkan diluar kira-kira 20cm, dan tato daripada bubuk mesiu biasanya tersebar sekitar 1 m, gumapalan dari serpihan peluru biasanya tidak tersebar lebih dari 2m.Seiring dengan peningkatan jarak, pelet dari peluru tembakan mulai menyimpang, sehingga jarak 1 m, pelet tersebut masih meluncur sebagai satu massa kompak, tetapi apabila pada jarak meluncur sekitar 1-3m,pelet peluru mulai menyebar dan menyebabkan berbagai luka masuk yang tersendiri berupa tusukan di sekitar lubang masuh di pusat. Pada jarak lebih dari 8-10m, tidak didapatkan lubang sentral, dan hanya didapatkan lubang tusukan kecil, memberikan gambaran seperti kulit dibumbui (peppered appearance). Luka keluar jarang ditemukan pada luka tembak dengan senapan gentel (shotgun) karena cidera yang dihasilkan biasanya tersebar dalam jaringan. Walaubagaimanapun, pelet dari peluru masih bisa tembus daerah leher, atau lengan, dan juga pada luka tembak jarak dekat pada daerah kepala, seluruh daerah cranium mungkin bisa tersebar.4.4 Luka akibat Senapan Serbu ( Assault rifle)Peluru secara utuh menembus kulit dimana hujung peluru tegak, biasanya menyebabkan lubang yang rapi denagn diameter sekitar 3-10mm. Pemeriksaan rapi dapat menunjukkan tepi luka biasanya cukup halus dan teratur dan dibatasi oleh zona abrasi berwarna merah merah muda. Luka tembakan masuk dengan ujung peluru masuk tidak secara orthogonal biasanya tampak abrasi yang eksentrik, sisi terluas luka pada daerah dimana peluru diarahkan.

Gambar 10: Luka masuk tembakan secara tegak lurus (A) dan luka tembakan masuk sudut miring (B)Luka tembakan masuk yang atipikal akan terlihat dari luka tembakan jarak dekat pada daerah kepala dimana tulang keras berdekatan dengan kulit menghalang masuknya gas, yang berakumulasi dibawah kulit dan menyebabkan laserasi pada tepi luka, meninggalkan tampilan laserasi sepertibentuk bintang (stellate). Luka tembakan kontak pada daerah lain mungkin dibatasi oleh kesan muncung dan tepi yang abrasi akibat serakan api tembakan. Belang abrasi dan jelaga biasanya tidak didapatkan pada permukaan kulit, tetapi pada jaringan subkutan diantara kedalaman luka biasanya miningglakan jejas. Kesan daripada api tembakan jarang ditemukan lebih dari 10 cm, dengan jelaga yang memanjang sehingga sekitar 20 cm.Belang lecet keluar yang mungkin akibat aminisi sejata revolver lama, sering sekali terjadi pada jarak sekitar 50 cm. adalah penting untuk mengetahui bahwa kesan jelaga pada kulit di sekitar luka mudah untuk di hilangkan dengan cucian oleh petugas terlibat. Kesan pada luka masuk tembakan jarak dekat bisa tidak ditemukan jika pakaian atau bahan lainnya berada diantara permukaan kulit dan muncung dari senjata yang digunakan.Luka keluar peluru tembakan biasanya lebih besar dari luka masuk dan sering berupa laserasi yang tidak teratur atau lubang terkoyak, tanpa lecet, dan memar pada tepi luka. Apabila kulit berada pada tempat masuknya peluru tembakan dilapisi pakaian yang ketat, luka biasanya didukung oleh pakaian yang ketat, jejas pada tepi luka bisa tidak ada, meskipun tidak teratur tetapi lebih sukar dalam mennetukan luka masuk.Luka masuk tembakan akibat peluru yang pecah biasanya atipikal dan sukar untuk menentukan sifat dari luka tersebut, dan tidak boleh menyimpulkan sesuatu luka dari, saebuah revolver, pistol, atau rifle Cuma dengan berdasarkan karakterisktik luka. 5. Luka Mempertahan Diri Beberapa tipe luka dapat dideskripsikan sebagai luka mempertahankan diri. Luka biasanya ditemukan apabila seorang individu mencoba untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan dan merupakan hasil naluriah terhadap serangan tersebut. Beberapa individu, sebagai contoh, seseorang yang terlalu muda atau tua, kurang mampu untuk memberi pertahanan terhadapa serangan. Apabila diserang dengan senjata tumpul atau objek tumpul, kebanyakan individu tersebut akan mencoba untuk melindungi kepala, mata dan leher mereka dengan mengangkat tangan, memfleksikan siku, dan menutupi kepala. Kesannya. Permukaan tangan yang terpapar menjadi titik untuk menerima impak serangan tersebut. Permukaan tangan ekstensor {sisi ulnar), bagian lateral/aspek posterior lengan atas, dan daerah dorsum lengan kemungkinan meneriman serangan. Demikian pula, aspek luar dan posterior tungkai bawah dan belakang mungkin terluka ketika sebuah ikal individu menjadi bola , dengan fleksi tulang belakang , lutut ,dan pinggul untuk melindungi bagian anterior tubuh.Dalam serangan menggunakan senjata tajam, reaksi alami adalah untuk mencoba melucuti senjata dari penyerang, biasanya dengan mencoba meraih pisau. Hal ini menyebabkan luka pada telapak tangan dan daerah ulnar. Kadang-kadang, tangan atau lengan dapat diangkat untuk melindungi tubuh terhadap gerakan menusuk, sehingga luka tusukan ke daerah pertahanan. Pada serangan menggunakan senjata tumpul, cidera yang didapat bisanya berupa lebam jika korban ditinju atau ditendang, tetapi bisa juga terdapat lecet dan laserasi tergantung jenis senjata yangh dgunakan. Jika korban terbaring di tanah sewaktu diserang, ia akan cenderung untuk melengkungkan badan untuk melindungi wajah dan daerah depan tubuh biasannya daripada serangan berupa tendangan. Dalam keadaan ini, lebam akibat mempertahankan diri ini dapat ditemukan pada permukaan tunuh dan ektrimitas lengan. Tidak adanya cidera mempertahankan diri pada seseorang yang mampu mempertahankan diri terahadap serangan mungkin sangat signifikan jika diaykini bahwa luka lain yang ditemukan pada korban bisa saja dengan niat sendiri atau individu di bawah pengaruh alkohol, narkoba, dan cidera lainnya.6. PenganiayaanDeklarasi Asosiasi Medis Dunia Tokyo pada tahun 1975 telah mendefinisikan Penganiayaan sebagai satu penderitaan dari aspek fisik maupun mental yang disengaja dan dirancang oleh satu atau lebih individu atas kemauan sendiri atau perintah dari orang lain, paksaan untuk membuka informasi, untuk membuat pengakuan, atau untuk alasan lain. Deklarasi ini juga menetapkan pedoman untuk dokter ketika dihadapkan dengaan kasus dugaan penyiksaan. Dokter harus melihat kasus penyiksaan dalam dua konteks utama: pertama, penyiksaan yang dilakukan oleh penjahat dan teroris dan yang kedua, penyiksaan yang dilakukan, atau diduga dilakukan oleh polisi atau aparat keamanan lainnya selama penahanan dan interogasi tahanan atau tersangka .keadilan non judisial pada masa kini dijatuhkan dalam beberapa cara.Kelompok criminal dan oragnisasi paramiliter mungkin menyiksa tawanan mereka untuk berbagai alasan. Mungkin untuk mendapatkan informasi dari musuh, untuk mendisiplinkan informan dan lain-lain yang terlibat dengan aktivitas criminal, atau hanya untuk menanamkan rasa takut dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah kasar dan ganas, korban biasanya diikat, mata ditutup, dan mulut disumbat, dan tangan serta kaki biasanya terdapat lebam garis linear sisertai luka lecet disebabkan oleh ikatan yang kuat pada daerah tersebut. Kejadian korban ditinju adalah biasa, dengan lebam dan lecet yang banyak tersebar pada daerah kepala, badan, dan daerah ektrimitas. Lebam kehitaman pada daerah mata, fraktur pada tulang rahang dan hidung, dan dislokasi daripada batang gigi biasanya dapat ditemukan pada korban. Luka bakar akibat terkena puntung rokok biasanya terlihat sebagai daerah melingkar berwarna kuning kemerahan. Pola cidera akibat dipukul dengan gagang pistol atau lebam akibat dipukul dengan tongkat besbol biasa dapat ditemukan. Di daerah Utara Irlandia, temabkan pada daerah lutut adalah paling sering sebagai hukuman dalam kalangan paramiliter. Penyiksaan yang dilakukan secara sistematis oleh individu, biasanya sewaktu interogasi, berkisar dari ancaman yang halus senhingga bisa terjadi keganasan secara fisik. Menutup muka korban, dipaksa berdiri untuk waktu yang lama, dan menggunakan suara dengan nada yang tinggi adalah metode yang sering digunakan menyiksa korban. Penyiksaan seperti pemberian makanan pada waktu yang tidak menentu,tidur yang kurang, dan dibiarkan di bawah cahaya mentari panas selama 34 jam adalah metode yang sering juga dilakukan. Penyiksaan secara fisik seperti memukul pada daerah telapak kaki, dimana daerah paling menyakitkan tetapi tidak meninggalkan memar. Metode dimana kepala korban dicelup berulang ulang air, dapat menyebabkan kematian jika dalam waktu yang lama. Begitu juga korban bisa asfiksia dengan cara membungkus kepala dengan kantung plastik. Penyiksaan dengan elektrik Penyiksaan menggunakan arus listrik banyak didokumentasikan dan risiko guncangan listrik local dan eksekusi listrik yang fatal. Telefono, seperti yang dikenal di Amerika Latin, yaitu tamparan pada daerah sisi kepala secara berulang kalin dengan telapak tangan menyebabkan rupture membrane timpani. Dokter yang memiliki akses di penjara mempunyai tanggugjawab yang berat untuk memastikan interogasi para tahanan dilakukan sebaiknya. Pada kasus dimana tahanan dicurigai terlibat dalam penyiksaan dan peneriksaan head-to-toe dari dokter harus dilakukan dengan teliti. Semua kesan cidera dan tanda harus di catat dengan baik pada rekam medis dan difoto sebaiknya, dan pihak berwenang harus diberitahu segera. Ahli forensik yang terlibat dalam penilaian terhadap pengungsi harus menetukan samaada penyiksaan yang dilakukan (fisik atau psikologi) benar-benar terjadi. Peran ini harus dikembangkan pada masa depan, begitu juga dengan penilaian independen, dokumentasi dan lain-lain. Penting dalam memastikan bahwa aparat pengadilan memiliki informasi yang tepat untuk memungkinkan penilaian yang adil untuk keadilan.7. luka akibat cidera gigitan7.1 PendahuluanIstilah tanda gigitan didekskripsikan sebagai tanda yang disebabkan oleh gigitan yang disebabkan gigi sahaja, atau gigi dengan kombinasi bagian mulut yang lain. Mengigit adalah proses yang dinamik, dan tanda gigitan adalah cidera yang kompleks. Pengecaman, rekaman, analisis, dan interpretasi terhadap cidera adalah tantangan yang hebat dalam ilmu forensik pergigian. Mengigit bisa mengungkap bahwa pernah ada hubungan antara 2 orang- gigi yang digunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri. Apabila gigi seseorang ditemukan sewaktu proses mengindentifikasi pelaku, dan dicatat dalam rekam tanda gigitan, keperluan penilaian ahli forensic amatlah dibutuhkan. Penglibatab ahli forensik yang terlatih dalam bidang pergigian, dengan pengalaman tentang tanda gigitan, amatlah penting untuk memastikan semua bukti gigitan daripada korban dan suspek lainnya benar-benar dikumpul, disimpan dan dievaluasi sebaiknya. Bisa kemungkinan terdapat bukti yang kurang mencukupi untuk membandingkan gigitan gigi seorang individu dengan yang lain.tetapi jika kesan gigitan itu suatu gigitan manusia, ia akan mejadi suatu yang signifikan untuk penyidikan kasus.adalah penting untuk seorang ahli forensic pergigian untuk berdiskusi dengan penyidik tentang bukti kesan gigitan untuk memastikan semua maklumat informasi bisa digunakan. Jelas sekali bahwa kesimpulan dan pendapat yang diberikan oleh alhli forensic pergigian bisa membantu penyidik dalam pemeriksaan untuk tujuan pengadilan.Seorang dokter forensic akan banyak terlibat dengan kusus cidera akibat gigitan pada daerah kulit dan sebarang efek sekunder yang terjadi, termasuk infeksi dan transmisi penyakit, tetapi juga harus peka bahwa gigitan pada makanan bisa ada di tempat kejadian perkara dan sering kali terlewatkan. Adalah penting untuk membedakan antara luka gigitan manusia dan luka gigitan hewan. Bagian berikutnya akan membahas tentang daerah sekitar luka gigtan secara fisik ada kulit. Identifikasikan pola cidera gigitan oleh tenaga medis., pelayanan sosial dan agensi lainnya amatlah penting.Secara ideal, seorang dokter forensic pergigian harus segera dihubungi jika terdapat kasus kesan gigtan didapat untuk memastikan semua data dikumpul sebaiknya. Kebanyakann dokter forensic pergigian dipanggil pada tanggal yang berikutnya dimana kesan gigitan mulai menghilang dan terganggu serta tidak lagi bisa diliat. Penyatuan semula tanda-tanda dapat diliat dibawah sinar ultraviolet dan untuk melihat kesan yang telah menghilang. Kesan gigitan dapat ditemukan pada korban atau penyerang (samaada masih hidup atau sudah meninggal). Hal ini juga diketahui bahwa tanda gigitan seringkali adalah satu cidera yang tidak disengajakan terhadap anak-anak. Kita harus peka dengan yang dipanggil gigitan asmara atau kesan gigitan yang sengaja dilakukan. Jika kesan tanda gigitan ditemukan pada daerah yang bisa dicapai oleh korban, adalah perlu dipertimbnagkan untuk mengecualikan individu tersebut dari penyidikan. 7.2 Informasi dari Tanda Gigitan.7.2.1 Pertimbangan awal1. adakah luka tersebut cidera akibat gigitan?2. adakahh ggigitan tersebut dari gigitan manusia?3. apakah yang harus anda lakukan?Jika jawaban untuk soalan yang pertama adala tidak Tahu, mungkin, atau iya, maka harus dibutuhkan bantuan dari ahli forensic pergigian. Pastikan bahwa olesan sampel diambil dari tempat luka dan foto lokasi anatomi. Harus dipastikan bahwa ahli forensic yang tersedia siap siaga di daerah anda. Ini dapat mengelakkan penundaan terhadap investigasi. Anda juga harus memastikanahli forensic di tempat anda mempunyai pengalaman dalam analisi tanda gigitan.Para ahli gigi forensic akan memeriksa tanda dugaan gigitan berdasarkan seperti yang berikut:- Samaada luka tersebut bulat atau lonjong Samaada luka tersebut menpunyai perubahan warna pada daerah sentral akibat daya hisapan serta gigitan diantara sela gigi. Samaada luka tersebut disebabkan oleh 2 lengkungan gigi. Jika luka ditandai dengan satu lengkugan sahaja berarti luka tersebut bukanlah luka akibat gigitan. Adakah tanda yang didapatkan akibat setiap gigi antara lengkugan gigi jelas terlihat Jika ya, adakah karakterisktik setiap tanda gigitan jelas seperti ukuran gigi, bentuk, pergeseran, putaran, pemakaian facet, dan lain-lain harus dipertimbangkan. Adakah penampilan luka gigitan sesuai dengan kerangka waktu terjadinya insiden.7.2.2 Diagnosa bandingAdalah penting untuk mengetahui luka lain yang hampir kelihatan sama dengan luka akibat gigitan. Antara luka yang hamper mirip dengan luka akibat gigitan adalah seperti yang berikut:=-kelaian dermatologi-tanda akibat elektroda ensefalogram-tanda penyembuhan-luka bakar

7.2.3 Jarak Penampilan Luka Bakar.-eritema-laserasi-memar-avulsi jaringan-lecet/abrasiDalam luka gigtan tunggal, satu atau dua gabungan komponen ini bisa terlihat, atau semua komponen tersebut dapat ditemukan atau bisa juga tersembunyi dan bertindih dengan yang lainnya. Tanda kulit terhakis (scrape) disebabkan oleh gigi mungkin terlihat. Namun, situasi bisa menjadi lebih kompleks jika didapatkan luka gigitan yang multipel pada lokasi luka yang bertumpang tindih akibat pengigit coba untuk mendapatkan cengkaman gigitan yang lebih kuat. Kesannya, hasil interpretasi sukar untuk diputuskan.7.2.4 Informasi yang berguna daripada korban -kapan insiden gigitan terjadi?-Berapa kali korban digigit?-bagaiman posisi korban sewaktu jeadian terjadi?-bagaimana posisi pengigit?-adakah luka gigitan sudah dibersihkan?-adakah pada derah yang didit berlapis pakaian atau tidak?-adakah korban mengigit individu yang menyerang?Dalam proses mendapatkan jawaban terhadap soal yang diberikan, gambaran yang lebih jelas tentang insiden terjadi lebih jelas.7.2.5 Distribusi luka gigitan secara anatomisHal ini dapat dilihat dari distribusi anatomi dari tanda gigitan yang dipelajari oleh penulis (lihat figure. 11). Graf tersebut tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, anak kecil atau orang dewasa, atau juga samaada terdapat gigitan multipel terhadap satu individu, tetapi berfungsi untuk memberi gambaran kepada penyidik untuk memeriksa badan untuk melihat luka gigitan serta mendokumentasikan temuan pemeriksaan. Walaubagaimanapun, dokumentasi dalam foto adalah penting untuk menganalis luka gigitan. Dalam kebanyakan kasus, jika didpatkan banyak luka gigitan pada badan, korban sendiri biasanya tidak menyadari jumlah luka yang ada. Luka gigitan yang dilakukan oleh pengigit yang sama bisa beragam tampilannya karena karaterikstiknya berdasarkan beberapa factor termsuklah: lokasi gigitan pada tubuh, jumlah gigi yang terlibat, ketebalan kulit, elastisitas kulit, tekanan yang diberikan, dan relative pergerakan diantara korban dan pengigit.

Gambaran sangat tergantung pada beberapa faktor ; yang termasuk tempat tergigit , jumlah gigi yang terlibat , ketebalan kulit , elastisitas kulit , kekuatan penggigit, gerakan relatif antara penggigit dan korban , dll .. Secara singkat, jangan melompat ke kesimpulan bahwa ada beberapa penggigit atau sebaliknya. tidak harus diasumsikan bahwa luka gigitan kecil disebabkan oleh seorang anak ; mungkin saja gigitan orang dewasa yang tidak lengkap . Dimana memarnya diffuse atau konfluen , ukuran tidak selalu mudah untuk ditentukan. Jika tanda-tanda di kulit dapat diidentifikasi sebagai yang dibuat oleh( bayi ) gigi yang lebih kecil , itu akan menunjukkan tanda telah ditimbulkan oleh anak kecil . Hal ini secara luas menilai bahwa sangat mudah untuk memar pada kulit gelap .7.3 . Kumpulan Barang BuktiSeperti yang telah ditetapkan bahwa cedera yang disebabkan oleh gigitan , cederanya harus difoto dan air liur akan diusap. Sebagai tambahan, mungkin perlu untuk mengambil kesimpulan dari cedera untuk mempertahankan setiap mungkin lekuk . Jelas , pengambilan sampel forensik mungkin tidak selalu ketika pihak yang dirugikan membutuhkan perhatian medis yang urgen . Seringkali, dokter gigi forensik mempersiapkan dengan foto-foto yang diambil beberapa saat setelah tanggal kejadian dan setelah intervensi medis( lihat Gambar 12) ; saat ini bukti gigi telah hilang , tetapi masih dapat dilakukan untuk mengidentifikasi cedera sebagai kemungkinan luka gigitan.7.3.1 . Air LiurAir liur diendapkan pada kulit ( dan dipakai , jika ada ) saat menggigit dan mengisap . Kuantitas dan kualitas ini dapat memungkinkan analisis DNA setelah menyeka dari tempat cedera yang tidak dibersihkan . Teknik double- swab efektif untuk prosedur ini ( 12 ) . Harap dicatat bahwa DNA saliva telah dilaporkan yang telah pulih dari payudara yang tergigit dari seorang wanita muda yang meninggal ditemukan terendam dalam air ( 13 ). menyeka air liur ( dengan kontrol ) harus bersih dan diberi label benar dan disimpan dengan benar ( lihat Bab 3 ) . Sampel air liur mulut akan dibutuhkan dari setiap kemungkinan yang dicurigai, dan korban serangan jika ada kemungkinan bahwa korban menggigit si penyerang ( atau diduga melukai dirinya sendiri) .7.3.2 . fotografiFoto-foto harus diambil ketika tanda gigitan yang pertama kali ditemukan . ini penting untuk prosedur fotografi yang benar yang harus diikuti untuk meminimalkan penyimpangan. Fotografer polisi berpengalaman dalam TKP dan foto cedera lainnya masih dapat ditemukan oleh bantuan dokter gigi forensik yang digunakan, karena

Gambar.12. Foto yang menunjukkan luka gigitan di telinga kanan setelah intervensi medis . Polisi Northumbria . Digunakan dengan izin .komplikasi muncul dari permukaan yang bengkok dan posisi yang benar dari kamera dan derajat. American Board of Forensic Odontology derajat no .2 , yang kecil dan " L " berbentuk , sangat efektif ( 14 ) dan sekarang digunakan oleh banyak pasukan polisi .Kulit bukanlah jejak utama terbaik , dan berbagai makalah dan laporan telah menunjukkan pentingnya memotret korban dalam posisi yang sama seperti ketika digigit dalam upaya untuk meminimalkan penyimpangan ( 15,16 ) . Namun, hal ini tidak selalu mungkin . cedera akan berubah bersama waktu ( baik yang hidup dan yang meninggal ) dapat berarti bahwa pola cedera muncul jelas sete lah satu atau dua hari . Tidak ada cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui kapan cedera akan menampakkan gambaran yang paling detail, dan , karena itu , ulangi fotografi ( misalnya , setiap 24 jam selama 3-5 hari ) dapat berguna untuk membuktikan.7.3.3 . Protocol Foto lokasi anatomi dari tanda gigitan ( dan identifikasi gigitan pelaku ) . Korban dalam posisi yang sama seperti ketika digigit ( bila mungkin ) . Close up dari tanda gigitan dengan skala berwarna dan hitam putih ( di samping itu, hitam dan putih dengan filter hijau mungkin berguna ) . skala harus dekat dengan cedera, namun tidak begitu dekat untuk mengaburkan cedera .Catatan : Skala harus pada bidang yang sama dengan bekas gigitan . Foto dengan skala dan cedera sejajar dengan bidang film (sudut kanan untuk cedera) . Setiap lengkung gigi mungkin perlu difoto secara terpisah ketika pada permukaan melengkung . Ulangi secara interval . Pertimbangkan foto ultraviolet untuk cedera yang lebih lama yang mungkin tidak lagi terlihat .Pada akhirnya , dokter gigi forensik akan memilih foto-foto terbaik dan mereka memperbanyakdengan ukuran ( 1 : 1 ) untuk analisis dan perbandingan kerja. Pada saat penulisan, fotografi film konvensional masih banyak digunakan , tetapi penggunaan fotografi digital hasilnya cepat. Apapun nanti yang akan datang, adalah penting adalah standar , protokol , dan pelatihan yang tepat berada di tempatnya.7.3.4 . Cetakan gigiCetakan gigi diambil dari potensi penggigit oleh dokter gigi ( atau orang dengan kualifikasi yang sesuai ) setelah pemeriksaan gigi menyeluruh akan diganti ke model gigi yang keras . Cetakan gigi diambil dari seorang individu dalam tahanan adalah sampel dan memerlukan wewenang dan persetujuan dari yurisdiksi anda . Lapisan transparan dari tepi dari gigitan

Gambar . 13. Foto yang menunjukkan gigitan ular luka dibagian belakang , dengan sisik . gigitan sesorang terlihat secara jelas . Polisi Northumbria . Digunakan dengan izin .gigi dari model gigi akan diproduksi untuk memfasilitasi perbandingan fisik . Saat ini , metode terbaik untuk produksi overlay untuk mencapai akurasi dan reproduktifitas adalah metode yang dihasilkan komputer ( 17 ) .Pentingnya mengikuti prosedur yang benar untuk dokumentasi bukti , pengumpulan, pemeliharaan , dan penyimpanan dengan kelangsungan bukti tidak bisa tertekan .

7.4 . ringkasanLuka gigitan yang ditunjukkan lebih detail ( lihat Gambar . 13 ) yang telah diperiksa dengan teliti , direkam , dianalisis , dan dijelaskan dan dapat berguna untuk sistem peradilan . Hal ini dapat behubungan dengan hubungan antara dua orang atau sama pentingnya , termasuk pihak yang tidak bersalah . Kecurigaan awal dan pengakuan oleh orang yang terlibat dengan penyelidikan , dilakukan dengan cepat dan tepat, akan membantu memaksimalkan kesempatan untuk mengumpulkan bukti . pengetahuan oleh semua rujukan yang bersangkutan dan rujukan awal ke dokter gigi forensik dilatih dengan pengalaman di bidang ini mempromosikan kerja sama tim dan praktik terbaik .

REFERENSI1. Peel, M., Iacopino, V. The Medical Documentation of Torture. Greenwich Medical Media, London, UK, 2002.2. Payne-James, J. J. Assault and injury. In: Payne-James J. J., Busuttil A., Smock W., eds. Forensic Medicine: Clinical & Pathological Aspects. Greenwich Medical Media, London, UK, 2003, pp. 543563.3. Payne-James, J. J., Wall, I. Forensic Medical Notebook. Greenwich Medical Media, London, UK, 2001.4. Irvine, A. J. Incisions are not lacerations. Br. Med. J. 325:11131114, 2002.5. Langlois, N. E. I., Gresham, G. A. The ageing of bruises: a review and study of the color changes with time. Forensic Sci. Int. 50:227238, 1991.6. Stephenson, T., Bialas, Y. Estimation of the age of bruising. Arch. Dis. Child. 74:5 55, 1996.7. Munang, L. A., Leonard, P. A., Mok, J. Y. Q. Lack of agreement on color description between clinicians examining childhood bruising. J. Clin. Forensic Med. 9:171 174, 2002. 8. Dana, S., DiMaio, V. J. M. Gunshot trauma. In: Payne-James J. J., Busuttil A., Smock W., eds. Forensic Medicine: Clinical & Pathological Aspects. Greenwich Medical Media, London, UK, 2003, pp. 149168.9. British Medical Association. Report of a Working Party. Medicine Betrayed. British Medical Association, London, UK, 1992. 10. MacDonald, D. G. Bite mark recognition and interpretation. J. Forensic Sci. Soc. 14: 229233, 1974.11. David, T. J., Sobel, M. N. Recapturing a five-month-old bite mark by means of reflective ultraviolet photography. J. Forensic Sci. 39:15601567, 1994.12. Sweet, D., Lorente, J. A., Lorente, M., Valenzuela, A., Villanueva, E. An improved method to recover saliva from human skin: the double swab technique. J. Forensic Sci. 42:320322, 1997.13. Sweet, D., Shutler, G. Analysis of salivary DNA evidence from a bite mark on a body submerged in water. J. Forensic Sci. 44:10691072, 1999.14. Hyzer, W. G., Krauss, T. C. The bite mark standard reference scaleABFO No. 2. J. Forensic Sci. 33:498506, 1988.15. DeVore, D. T. Bite marks for identification? A preliminary report. Med. Sci. Law. 11:144145, 1971.16. Barbenel, J. C., Evans, J. H. Bite marks in skinmechanical factors. J. Forensic Sci. Soc. 14:235238, 1974.17. Sweet, D., Bowers, C. M. Accuracy of bite mark overlays: a comparison of five common methods to produce exemplars from a suspects dentition. J. Forensic Sci. 43:362367, 1998.