BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem layanan akademik · 2020. 10. 20. · Pengguna berhak...
Transcript of BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem layanan akademik · 2020. 10. 20. · Pengguna berhak...
36
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Sistem layanan akademik
4.1.1 Fungsi Sistem layanan akademik
Sisfo.stmikhtp.ac.id yang merupakan website sistem terpusat yang digunakan
oleh seluruh unit di STMIK Hangtuah pekanbaru yang meliputi bagian Sistem
informasi yang mengelola semua kegiatan akademik,dari penerimaan mahasiswa
baru,info kelulusan,alur keuangan,jadwal kuliah,pengesian krs,perkuliahaan,absensi
perkuliahan,proses finalisasi nilai,kartu hasil studi,absensi dosen,absensi mahasiswa,
1) User Sistem layanan akademik
User-user yang mendukung penggunaan sistem layanan akademik sebagai
berikut :
a) Super user
b) administrator
c) admisi
d) ka admisi
e) administrasi akademik
f) administrasi keuangan
g) kepala keuangan
h) kepala personalia
i) dosen
j) mahasiswa
4.1.2 Interface Sistem layanan akademik
Untuk mengakses dan menggunakan sistem layanan akademis terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
1) Masuk ke internet browsing
2) Akses URL http://www.stmikhtp.ac.id/
37
3) Lalu pilih Portal HTTP
4) Setelah itu pilih Sisfo STMIK HTP
5) Maka akan tampil user login seperti berikut :
Gambar 4.1 Tampilan User Login Layanan Akademik
Pengguna berhak login sesuai hak akses yang dimiliki yaitu :
a) Super User
b) Administrator
c) Admisi
d) Ka Akademik
e) Administrasi Akademik
f) Administrasi Keuangan
g) Kepala Keuangan
h) Kepala Personalia
i) Dosen
j) Mahasiswa
38
6) Jika sudah login maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 4.2 Tampilan Setelah Login
Gambar 4.3 Tampilan Penjadwalan Mata Kuliah
39
Pada tampilan tersebut dapat dilihat salah satu tampilan menu mata kuliah yang
terdapat pada super user yang di akses oleh dosen,dan berikut menu menu atau modul
yang terdapat pada sistem layanan akademik:
1. Super user
Merupakan user login yang digunakan oleh ketua prodi dan ketua
akademik,menu atau modul yang terdapat didalam nya adalah:
1) Mahasiswa
2) Dosen
3) Prodi
4) Program
5) Ruang kelas
6) Tahun akademik
7) Matakuliah
8) Kurikulum
9) Identitas
2. Admisi
Merupakan user login yang digunakan oleh bagian administrasi atau bagian
TU,menu atau modul yang terdapat didalam nya adalah:
1) Setup PMB
2) Ubah formulir calon mahasiswa
3) Hasil USM
4) Monitor PMB
5) Laporan PMB
3. Baa
Menu atau modul yang terdapat didalamnya adalah:
1) Tahun akademik
2) Ubah formulir calon mahasiswa
3) Penjualan formulir
4) Formulir PMB
40
5) Form data mahsiswa
6) Data akademik mahasiswa
7) Cetak kartu studi semester
4. Institusi
Menu atau modul didalamnya adalah:
1) Dispensasi
5. Keuangan mahasiswa
Menu atau modul yang terdapat didalamnya adalah:
1) Setup account
2) Keuangan mahasiswa
6. Jurusan
Menu atau modul yang terdapat didalmnya adalah:
1. KHS mhasiswa
2. Penjadwalan kuliah
3. KRS mahasiswa
4. Jadwal kuliah
5. Absesnsi dosen
6. Hitung IPK massal
7. Transkip nilai
4.2 Persiapan Penelitian
4.2.1 Penentuan Responden menggunakan Rumus Slovin
Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah
sampel dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah
formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili keseluruhan
populasi.
Jumlah populasi yang munggunakan sistem akademik dalam penelitian ini
adalah sebanyak 438 orang,sehingga ketentuan kelonggaran yang digunakan adalah
5% dan hasil perhitungan dibulatkan .maka untuk mengetahui jumlahresponden,maka
dilakukan perhitungan sebagai berikut.
41
𝑛 =438
1 + 438 ∗ 0.0025
𝑛 =438
2.095
Gambar 4.5 Perhitungan Jumlah Sampel
Hasil nya adalah 209.Jadi sampel yang harus dilakukan adalah sebanyak 209
pengguna sistem akademik untuk tingkat kesalahan 5% dari populasi penelitian
berjmlah 438 pengguna sistem akademik
4.2.2 Penentuan Indikator
Sebelum Penelitian membuat sebuah pertanyaan maka perlu untuk membuat
suatu indikator yang ada di dalam proses service Operation yang akan menjadi acuan
untuk membuat membuat pertanyaan.
Tabel 4.1 Penentuan komponen sesuai dengan indikator Service Operation
Komponen Indikator
1. Event Managemen
(Manajemen Peristiwa)
Suatu respon untuk suatu peristiwa yang
diperlukan untuk investasi manual,tujuan
nya adalah untuk mendektesi peristiwa dan
memutuskan tindakan apa saja yang
dilakukan untuk peristiwa tersebut
2. incident Managemen
(Manajemen Insiden)
Proses untuk menanggani insiden pada
sistem akademik,tujuanya adalah
bagaimana mengembalikan kegiatan
layanan yang normal secepat mungkin dan
meminimalisasikan pengaruh pada kegitan
sistem akademik
3. Problem Managemen
(Manajemen Masalah)
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
penyebab utama dan menyelesaikan
penyebab dari insiden secara
permanen,tujuan nya adalah untuk
meminimlkan akibat negatif dari sebuah
insiden terhadap sistem akademik
4. Pemenuhan Sebuah langkah dimana sseorang user
42
Permintaan(Request
Fullfilment)
dapat melakukan sebuah request untuk bisa
mengembangkan layanan.tujuanya adalah
menyediakan akses yang ceepat dan efektif
untuk layanan standar
5. Manajemen Akses(Acces
managemnt)
Adalah pemberian otorisasi kepada user
untuk bisa menggunakan layanan, tujuanya
adalah menyediakan hak bagi user untuk
menggunakan layanan dan tidak
sembarangan orang dapat mengakses nya.
4.2.3 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mana memiliki ciri – ciri tertentu
yang akan dilakukan. Sampel juga dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang
dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi.
Berdasarkan sampel yang telah di jumlahkan berdasarkan rumus slovin yang
menjadi responden dalam penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 438 orang
atau sekitar 5% .dari seluruh total pengguna sistem akademik stmik hangtuah
pekanbaru.sampel yang diambil berdasarkan teknik non probalitas jenis penarikan
sampel yang digunakan yaitu Qouta sampling(penarikan sampel secara jatah) dimana
teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah
ditentukan
Jadi sampel yang harus dilakukan adalah sebanyak 209 pengguna sistem akademik
untuk tingkat kesalahan 5% dari populasi penelitian berjmlah 438 pengguna sistem
akademik.
4.3 Identifikasi Masalah
Temuan penelitian berupa data-data dari teknologi informasi yang diperoleh dari
penelitian kualitatif ini berupa data-data yang bersifat deskriptif. Hal ini sangat
diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara hasil temuan tersebut teknologi
informasi dengan teori yang terkait dengan pembahasan penelitian berdasarkan
Service Operasion.
43
4.3.1 Event Mangement
Analisis Event Management dilakukan mengetahui proses-proses terkait
pengelolaan sistem Layanan Akademik.
Tabel 4.2 Event Management
Indikator Kejadian Masalah
Suatu respon untuk suatu
peristiwa yang diperlukan untuk
investasi manual,tujuan nya
adalah untuk mendektesi
peristiwa dan memutuskan
tindakan apa saja yang dilakukan
untuk peristiwa tersebut
Belum adanya
pelaporan mengenai
keluhan terhadap
sistem layanan
akademik ini sangat
diperlukan untuk
mengetahui apa saja
kekurangan dari
sistem layanan
akademik itu sendiri.
Belum terdapat
pelaporan mengenai
penyediaan layanan
IT yang dikeluhkan
dari pengguna
kepada divisi IT
perusahaan
4.3.2 Incident management
Analisis Incident Management dilakukan mengetahui proses-proses terkait
pengelolaan sistem Layanan Akademik.
Tabel 4.3 Incident Management
Indikator Kejadian Masalah
Proses untuk menanggani
insiden pada sistem
akademik,tujuanya adalah
bagaimana mengembalikan
kegiatan layanan yang normal
secepat mungkin dan
meminimalisasikan pengaruh
Bagian sistem layanan
akademik sering
dihadapkan denggan
sebuah incident dan
permasalahan yg
Belum adanya
pecatatan riwayat
incident dan
masalah yg
ada,padahal
44
pada kegitan sistem akademik tentunya tidak dapat
dihindari dan bisa
terjadi kapan saja.
berguna untuk
sebagia acuan dan
pedoman jika
incident yg sama
terjadi kembali
4.3.3 Problem Management
Analisis Problem Management dilakukan mengetahui proses-proses terkait
pengelolaan sistem Layanan Akademik.
Tabel 4.4 Problem Management
Indikator Kejadian Masalah
Analisis yang dilakukan
untuk mengetahui penyebab
utama dan menyelesaikan
penyebab dari insiden secara
permanen,tujuan nya adalah
untuk meminimlkan akibat
negatif dari sebuah insiden
terhadap sistem akademik
Media pengaduan user
yang belum
tersentralisir,hal ini
menimbulkan proses
pencatatan incident dan
masalah belum bisa
dilakukan.
Maka proses
pencatatan dari
incident dan
masalah yang
masuk sangatlah
penting untuk
dijadikan
dokumentasi dan
dioalah menjadi
sumber informasi.
4.3.4 Request fullfilment
Analisis Request fullfilment dilakukan mengetahui proses-proses terkait
pengelolaan sistem Layanan Akademik.
45
Tabel 4.5 Request fullfilment
Indikator Kejadian Masalah
Sebuah langkah dimana
sseorang user dapat
melakukan sebuah request
untuk bisa mengembangkan
layanan.tujuanya adalah
menyediakan akses yang
ceepat dan efektif untuk
layanan standar
Belum tersedianya
request service bagi
user,yang gunanya
melakukan request
modul untuk sistem
layanan akademik
Karna belum
tersedianya request
service bagi user
maka sistem
layanan akademik
akan lambat
berkembang
4.3.5 Acces Management
Analisis Acces Management dilakukan mengetahui proses-proses terkait
pengelolaan sistem Layanan Akademik.
Tabel 4.6 Acces Management
Indikator Kejadian Masalah
Adalah pemberian otorisasi
kepada user untuk bisa
menggunakan layanan,
tujuanya adalah menyediakan
hak bagi user untuk
menggunakan layanan dan
tidak sembarangan orang dapat
mengakses nya.
Id dan password user
sudahditentkan dan jika
ingin merubah nya
maka wajib melapor
dulu ke bagian help
desk,dan kemudian
mengisi form nya
User tidak
memiliki seluruh
hak nya terhadap
sistem layanan
akademik karna
tidakadanya fitur
untuk mengganti
password di
dalam sistem
layanan akademik
46
4.4 Penilaian Maturity Proses PMF
Model kematangan atau Maturity Level yang meliputi proses perencanaan dan
organisasi IT Governance yang terbukti bermanfaat karena mengijinkan user dan
instansi dapat menilai sendiri tingkat kematangan. Model ini untuk mengkaji control
objectives pada domain Service Operation (Event Management, Incident
Management, Acces Management, Problem Management, Request Fulfillment
Managament) Proses bisnis institusi membutuhkan informasi yang efektif, efisien,
kerahasiaan terjamin, integritas data terjaga, memenuhi aturan dan handal. Untuk itu
harus dapat dipenuhi oleh informasi yang dihasilkan dari pengelolaan manajemen
strategi TI.
4.4.1 Perhitungan tingkat kematangan dengan menggunakan PMF (Process
Maturity Framework )
Hasil pemetaan IT Process yang diterapkan di Sistem Layanan Akademik
Stmik Hangtuah Pekanbaru terhadap ITIL Versi 3 pada subdomain Service Operation
menghasilkan 21 pernyataan untuk 1(satu) orang responden dan pengumpulan data
yang akan disebar ada 209 responden. Setiap kuesioner memiliki pernyataan yang
sama dalam tingkat (level) untuk setiap responden., pernyataan tersebut dimulai dari
tingkat 0 (Non Existent) sampai tingkat 5 (Optimizing Process). Pernyataan dalam
setiap tingkat tersebut dinilai menggunakan PMF (Process Maturity Framework).
Adapun penjelasan cara perhitungan kuesioner, adalah sebagai berikut :
1. Setiap level memiliki proses atribut, disetiap terdapat kriteria yang harus
dipenuhi sesuai dengan standar pemenuhan pada ITIL subdomain service
Operation versi 3
2. Setiap kriteria memiliki skor dalam penilaian dari rentang jawaban dibagi ke
dalam 3 skala, yaitu : Sering (3) , Kadang-Kadang (2), Tidak Pernah (1) ,
3. Penilaian dari masing – masing tingkat di atas jawaban dari pernyataan
kemudian dijumlahkan, lalu dihitung perolehan uji validasi dengan
mengatakan valid dan tidak valid dengan jumlah pernyataan yang diberikan.
47
Maka hasil penentuan level dari hasil tanggapan responden dari beberapa
jumlah pertanyaan tersebut akan diperoleh pada tingkat kesiapan
4. Setiap angka pada tingkat kematangan kemudian dibagi dengan total
keseluruhan perolehan tingkat kesiapan.
5. Setiap tingkat kesiapan dari masing – masing tingkat kesiapan sehingga
nantinya akan diperoleh untuk setiap tingkat kematangan.
6. Dari hasil tersebut didapatkan hasil akhir yang kemudian dapat dikategorikan
sesuai aturan:
1) Non Existent/ tidak ada
Dalam kategori ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian
dalam proses atribut tersebut. Penilaian yang diraih pada kategori ini
berkisar dengan skala 0.00 – 0.49.
2) Initial
Dalam kategori dimana sebuah instansi secara reaktif melakukan
penerapan dan implementasi teknologi informasi sesuai dengan
kebutuhan – kebutuhan yang ada. Penilaian yang diraih pada kategori ini
berkisar dengan skala 0.50 – 1.49.
3) Repeatable But Intutitive/ Dapat Diulang
Dalam kategori dimana sebuah instansi telah memiliki pola yang
berulang kali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait
dengan tata kelola teknologi informasi Sudah mulai ada prosedur namun
tidak seluruhnya terdokumentasi dan tidak seluruhnya disosialisasikan
kepada pelaksana. Penilaian yang diraih pada kategori ini berkisar
dengan skala 1.50 – 2.49.
4) Defined Process / Proses Terdefinisi
Dalam kategori dimana sebuah instansi telah memiliki pola yang
berulang kali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait
dengan tata kelola teknologi informasi. Sudah mulai ada prosedur
namun tidak seluruhnya terdokumentasi dan tidak seluruhnya
48
disosialisasikan kepada pelaksana. Penilaian yang diraih pada kategori
ini berkisar dengan skala 2.50 – 3.49.
5) Managed and Measureable
Dalam kategori dimana sebuah instansi telah memiliki sejumlah
indikator atau ukuran kuantitatif yang dijadikan sebagai sasaran maupun
objektif terhadap kinerja proses teknologi. Proses diperbaiki terus
menerus dan dibandingkan dengan praktek – praktek terbaik. Penilaian
yang diraih pada kategori ini berkisar dengan skala 3.50 – 4.49.
6) Optimized
Dalam kategori dimana sebuah instansi dianggap telah
mengimplementasikan tata kelola manajemen teknologi informasi yang
mengacu pada praktek terbaik. Proses telah mencapai level terbaik
karena perbaikan yang terus menerus dan perbandingan dengan
perusahaan lain. Penilaian yang diraih pada kategori ini berkisar dengan
skala 4.50 – 5.00.
4.5 Penyajian Data
4.5.1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Semua orang yang menggunakan
Sistem layanan Akademik pada STMIK Hangtuah Pekanbaru dalam penelitian ini
yaitu 209 responden. Adapun tabel berikut ini.
1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.7 Identitas Jenis Kelamin
Keterangan Responden %
Laki – Laki 81 38.75
Perempuan 128 61.24
Jumlah 209 100
49
2. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 4.8 Identitas Jabatan
Keterangan Responden %
Dosen 5 2.39
Mahasiswa/i 201 96.17
Karyawan STMIK 3 1.43
Jumlah 209 100
4.6. Hasil dan Pembahasan
4.6.1 Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan ke
pada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang
digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah
korelasi Pearson Product Moment. Apabila nilai koefisien korelasi butir item
pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r-kritis 0.3. maka dapat disimpulkan
bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid.
Adapun cara mencari nilai r hitung, dapat juga dilakukan dengan menggunakan
miscrosoft excel :
50
Gambar 4.6 Hasil Uji Validitasi
51
Cara mengetahui Valid Tidak Valid nya yaitu :jika nilai (t Hitung) Besar dari (t
Table) maka akan dinyatakan Valid, Sebaliknya jika nilai (t Table) Besar dari (t
Hitung) maka dinyatakan Tidak Valid.
Menentukan validitas dan reliabilitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan
software SPSS. Dalam hal ini, digunakan SPSS versi 19. Dari hasil perhitungan
dengan SPSS didapatkan nilai sebagai berikut:
1. Validitas
CORRELATIONS
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005
VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019
VAR00020 VAR00021 VAR00022
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
52
Gambar 4.7 Hasil Uji Validitasi SPSS
Dari uji validitas dengan SPSS tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pertanyaan di kuesioner valid, karena nilai r_hitung pertanyaan 1 sampai dengan 21
lebih besar dari 0,3. Jika terdapat nilai r_hitung lebih kecil dari 0,3 maka dikatakan
item tersebut tidak valid.
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Uji Validitas Variabel Event Management
Variabel pertanyaan T hitung T table Keterangan
Event Management 1 2.10 1.97 Valid
2 2.07 1.97 Valid
3 2.58 1,97 Valid
Dari tabel 4.9 di atas, hasil jumlah Event management T hitung dari jumlah rumus uji
validitas dan T table adalah 1.97 dari lihat tabel product moment maka dari hasil dengan
menyatakan valid dari 3 butir pertanyaan metode terdapat 209 responden yang dari beberapa
pilihan jawaban dengan pernyataan bahwa efektivitas sasaran yang menjadi tolak ukur
tercapaiannya.
53
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Uji Validitas Variabel Incident Management
Variabel pertanyaan T hitung T table Keterangan
Incident
Management
4
5
6
2.00
3.48
2.09
1.97
1.97
1.97
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 4.10 di atas, hasil jumlah Incident management T hitung dari jumlah
rumus uji validitas dan T table adalah 1.97 dari lihat tabel product moment maka dari hasil
dengan menyatakan valid dari 3 butir pertanyaan metode terdapat 209 responden yang dari
beberapa pilihan jawaban dengan pernyataan bahwa efektivitas sasaran yang menjadi tolak
ukur tercapaiannya.
Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Uji Validitas Variabel Problem Management
Variabel pertanyaan T hitung T table Keterangan
Incident
Management
7
8
9
10
11
2.02
2.00
2.19
2.99
2.09
1.97
1.97
1.97
1.97
1.97
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 4.11 di atas, hasil jumlah Problem management T hitung dari jumlah
rumus uji validitas dan T table adalah 1.97 dari lihat tabel product moment maka dari hasil
dengan menyatakan valid dari 5 butir pertanyaan metode terdapat 209 responden yang dari
beberapa pilihan jawaban dengan pernyataan bahwa efektivitas sasaran yang menjadi tolak
ukur tercapaiannya.
Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Uji Validitas Variabel Request Management
Variabel pertanyaan T hitung T table Keterangan
Incident
Management
12
13
2.06
2.01
1.97
1.97
Valid
Valid
54
14
15
16
2.13
2.16
2.11
1.97
1.97
1.97
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 4.12 di atas, hasil jumlah Request management T hitung dari jumlah rumus
uji validitas dan T table adalah 1.97 dari lihat tabel product moment maka dari hasil dengan
menyatakan valid dari 5 butir pertanyaan metode terdapat 209 responden yang dari beberapa
pilihan jawaban dengan pernyataan bahwa efektivitas sasaran yang menjadi tolak ukur
tercapaiannya.
Tabel 4.13 Hasil Kuesioner Uji Validitas Variabel Acces Management
Variabel pertanyaan T hitung T table Keterangan
Acces
Management
17
18
19
20
21
2.09
2.02
2.08
2.03
2.04
1.97
1.97
1.97
1.97
1.97
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 4.13 di atas, hasil jumlah Acces management T hitung dari jumlah rumus
uji validitas dan T table adalah 1.97 dari lihat tabel product moment maka dari hasil dengan
menyatakan valid dari 5 butir pertanyaan metode terdapat 209 responden yang dari beberapa
pilihan jawaban dengan pernyataan bahwa efektivitas sasaran yang menjadi tolak ukur
tercapaiannya.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang termasuk
dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba
instrument sekali saja. kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
pengambilan keputusan pada uji reliablitas alpha cronbach. Kuesioner dikatakan
andal. Adapun hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
55
Gambar 4.8 Hasil Uji Reabilitas
Cara pengujian Reliabilitas
Pisahkan jawaban responden menjadi item bernomor ganjil dan bernomor genap dan
hitung jmlah total masing-masing kelompok.pada data yang digunakan disini variabel
yang merupakan item benomor ganjil
56
Variabel.sehingga hasil dari penjumlahan setiap kelompok adalah seperti gambar
berikut :
Gambar 4.9 Hasil Uji Reabilitas
Hasil dari penjumlahan nilai T hitung dan T table adalah seperti gambar berikut:
Gambar 4.10 Hasil Uji Reabilitas
Berdasarkan gambaar diatas diperoleh nilai r hitung 0.6822 > r tabel 0.2821
,maka variabel yang digunakan dalam penelitian Reliabel .
57
Menentukan reliabilitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Dalam hal ini, digunakan SPSS versi 19. Dari hasil perhitungan dengan SPSS
didapatkan nilai sebagai berikut:
Gambar 4.11 Hasil Uji Reabilitas SPSS
Berdasarkan hasil pengujian Reliabilitas Di atas,Diketahui angka Cronbach Alpha
adalah sebesar 0.719 Jadi angka tersebut lebih besar dari pada nilai minimal
Cronbach Alpha 0.6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
dapat dikatakan Reliabel atau Handal.
Tabel 4.14 Hasil Kuesioner Reliabilitas
Penyataan Koefesien reliabilitas R-kritis Status
58
Even Management
Incedent Management
Problem Management
Request Management
Acces Management
1.27
1.09
0.69
0.68
0.69
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Dari tabel 4.14 di atas, hasil jumlah koefesien area proses service operation
4.7 PenilaianTingkat Kesiapan
Penilaian tingkat kesiapan perusahaan dalam menerapkan Service Operation
untuk Sistem layanan akademik. Berdasarkan rerdiri dari beberapa level yaitu level 1
sampai level 5 yang disebut dengan Process Maturity Framework (PMF). Process
Maturity Framework (PMF) dapat digunakan sebagai framework untuk menilai
kematangan setiap proses service operation per prosesnya, atau untuk mengukur
kematangan proses service operation secara keseluruhan. Pendekatan dengan PMF
ini telah digunakan oleh sejumlah industri teknologi informasi dalam beberapa tahun
terakhir, dengan beberapa model yang berbeda sesuai organisasi.
4.7.1 Tanggapan Responden Mengenai Service Operation
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada responden pengguna
layanan Akademik STMIK Hangtuah Pekanbaru yang berhubungan dengan kesiapan
59
perusahaan dalam penerapan Service operation berdasarkan best practice ITIL versi
3,gambaran hasil penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.15 Hasil Tanggapan Responden
Pernyataan B
Bobot Jumlah skor x Frekuensi
Rata-rata
1 2 3
Event Management
65 337 93 1018 4.8
Incident Management
161 219 115 944 4.5
Problem Management
316 436 73 1407 6.7
Request Management
80 450 295 1865 8.9
Acces Management
408 362 55 1297 6.2
Jumlah
6531 3.12
Dari tabel 4.15 diatas, hasil tanggapan responden perhitungan menggunakan
model Maturity Level pada tabel diketahui bahwa pada area service operation ITIL
V3, maka dari jumlah 6531 dan rata-rata 3.12 yang kemudian dibulatkan ke
maturity level 4 . Hal ini berarti bahwa layanan Sistem Akademik pada area Service
Operation berada pada tingkat k empat dengan kategori Defined proses(Proses
Terdefinisi), proses yang sudah ada dan dijalankan namun belum didokumentasikan
secara terstandar.
4.8 Analisis Gap
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kesiapan Service Operation yang sudah di
dapatkan terhadap pengelolaan . Analisis Gap adalah perbandingan kinerja aktual
dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Berikut ini merupakan gap rata-rata
dari tiga area penilaian yang dihasilkan berdasarkan hasil tingkat kesiapan perusahaan
yang dibandingkan dengan hasil tingkat :
60
Tabel 4.16 Hasil analisis gap
No
Pernyataan
Tingkat Maturity
Kesiapan
Maturity yag
diharapkan
Stmik
Hangtuah
Gap
1
2
3
4
5
Event management
Incident management
Problem management
Request management
Acces Management
4.8
4.5
6.7
8.9
6.2
5
5
5
5
5
0.2
0.5
1.7
3.9
1.2
Dari tabel 4.16 diatas, hasil perhitungan menggunakan model Maturity Level
pada tabel diketahui bahwa pada area Service Operation ITIL V3, maka dari maturity
yang diharapkan Sistem Layanan Akademik STMIK Hangtuah Pekanbaru yang akan
terbaik untuk kedepan adalah 5.0 dan maka inilah hasil tingkat maturity kesiapan
yang telah mengukur dari proses –proses Service Operation. Hal ini berarti bahwa
layanan TI yang ada di STMIK Hangtuah Pekanbaru pada area Service Operation
berada pada tingkat kematangan 4, Dalam kategori dimana sebuah instansi telah
memiliki pola yang berulang kali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas
terkait dengan tata kelola teknologi informasi. Sudah mulai ada prosedur namun tidak
seluruhnya terdokumentasi dan tidak seluruhnya disosialisasikan kepada pelaksana.
Penilaian yang diraih pada kategori ini berkisar dengan skala 3.12.
61
4.9 Rekomendasi
Dari hasil analisis di atas maka dibuatkanlah suatu rekomendasi pada subdomain
Sercive Operation berdasarkan IT Infrastruktur Library versi 3 guna untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Berdasarkan kondisi saat ini pada Sistem Layanan Akademik
STMIK Hangtuah Pekanbaru yang sebagian besar telah mencapai tujuannya.
Hal ini menunjukkan bahwa Sudah mulai ada prosedur namun tidak seluruhnya
terdokumentasi dan tidak seluruhnya disosialisasikan. Berdasarkan hasil analisis
process maturity framework diatas dibuatkanlah suatu rekomendasi terhadap tingkat
kematangan Sistem Layanan Akademik STMIK Hangtuah Pekanbaru, sebagai
berikut
Tabel 4.17 Hasil Rekomendasi
Deskripsi Proses Temuan Rekomendasi
Event
Management
Belum adanya pelaporan
mengenai keluhan
terhadap sistem layanan
akademik ini sangat
diperlukan untuk
mengetahui apa saja
kekurangan dari sistem
layanan akademik itu
sendiri.
Mendefinisikan pelaporan
mengenai keluhan terhadap
sistem layanan akademik ini
sangat diperlukan untuk
mengetahui kekurangan dari
laporan Sistem layanan akademik
itu sendiri, sehingga
memudahkan divisi TI Stmik
Hangtuah pekanbaru untuk
segera melakukan evaluasi
pelaporan keluhan dari pengguna.
62
Incident
Management
Bagian sistem layanan
akademik sering
dihadapkan denggan
sebuah incident dan
permasalahan yg
tentunya tidak dapat
dihindari dan bisa
terjadi kapan saja.
Belum adanya
pecatatan riwayat
incident dan masalah
yg ada,padahal
berguna untuk sebagia
acuan dan pedoman
jika incident yg sama
terjadi kembali
Mendefinisikan pengukuran
ketersediaan Sistem layanan
TI perlu dilakukan agar dapat
diketahui mana proses yang
mengalami down time paling
lama dan mana proses yang
terlalu tersedia apabila
mengalami suatu insiden atau
kejadian tertentu.
Problem
Management
Media pengaduan user
yang belum
tersentralisir,hal ini
menimbulkan proses
pencatatan incident dan
masalah belum bisa
dilakukan.
pencatatan dari incident dan
masalah yang masuk sangatlah
penting untuk dijadikan
dokumentasi dan dioalah
menjadi sumber informasi.
Analisis yang dilakukan untuk
mengetahui penyebab utama
dan menyelesaikan penyebab
dari insiden secara permanen
63
Request
Management
Belum tersedianya
request service bagi
user,yang gunanya
melakukan request modul
untuk sistem layanan
akademik
sseorang user dapat melakukan
sebuah request untuk bisa
mengembangkan sistem
layanan akademik yang
dimana masih terdapat
kekurangan.tujuanya adalah
menyediakan akses yang
ceepat dan efektif untuk
layanan standar
Acces Management Id dan password user
sudahditentkan dan jika
ingin merubah nya maka
wajib melapor dulu ke
bagian help desk,dan
kemudian mengisi form
nya
pemberian otorisasi kepada
user untuk bisa menggunakan
layanan, tujuanya adalah
menyediakan hak bagi user
untuk menggunakan layanan
sepenuhnya.