BAB 4

9
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan tingkat kepekatan sukrosa, glukosa, fruktosa pada daun jagung yang beretiolasi mengunakan uji I 2 KI  No Jenis perlakuan Tingkat kepekatan 1 Aquadest * 2 Fruktosa ** 3 Glukosa **** 4 Sukrosa *** Keterangan : * : Tidak pekat ** : Agak pekat *** : Pekat **** : Sangat pekat 4.2. Pembahasan Interkorversi merupakan proses perubahan timbal balik dari gula menjadi  pati atau perubahan pati menjadi gula melalui reaksi enzimatis . Interkonversi gula  pati adalah suatu proses perubahan timbal balik dari pati menjadi gula dan begitu  juga sebaliknya, dimana pada gula tersebut terkandung sukrosa, fruktosa, glukosa dan dalam bentuk pati juga. Adapun 3 enzim yang paling berperan, yaitu alfa amilase, beta amilase dan melalui fosforilasi. Peran enzim alfa amilase yati dengan menghidrolisis pati yang berbentuk siklik, dari proses hidrolisis tersebut akan menghasilkan beta maltosa yang diproses kembali dengan cepat dirubah menjadi isomer alfa dan beta. Selanjutnnya beta maltosa diproses tetapi tidak bisa secara langsung, oleh sebab itu beta alfa akan didekstrin terlebih dahulu karena adanya ikatan enzim amilopektin yang diikat. Enzim alfa amilas e dan beta amilase didalam prosesnya menggunakna air, sedangakan pada proses fosforilasi tidak

Transcript of BAB 4

  • 5/26/2018 BAB 4

    1/9

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan data

    sebagai berikut :

    Tabel 1.Hasil Pengamatan tingkat kepekatan sukrosa, glukosa, fruktosa pada

    daun jagung yang beretiolasi mengunakan uji I2KI

    No Jenis perlakuan Tingkat kepekatan

    1 Aquadest *

    2 Fruktosa **

    3 Glukosa ****

    4 Sukrosa ***

    Keterangan :

    * : Tidak pekat

    ** : Agak pekat

    *** : Pekat

    **** : Sangat pekat

    4.2. Pembahasan

    Interkorversi merupakan proses perubahan timbal balik dari gula menjadi

    pati atau perubahan pati menjadi gula melalui reaksi enzimatis. Interkonversi gula

    pati adalah suatu proses perubahan timbal balik dari pati menjadi gula dan begitu

    juga sebaliknya, dimana pada gula tersebut terkandung sukrosa, fruktosa, glukosa

    dan dalam bentuk pati juga. Adapun 3 enzim yang paling berperan, yaitu alfa

    amilase, beta amilase dan melalui fosforilasi. Peran enzim alfa amilase yati

    dengan menghidrolisis pati yang berbentuk siklik, dari proses hidrolisis tersebut

    akan menghasilkan beta maltosa yang diproses kembali dengan cepat dirubah

    menjadi isomer alfa dan beta. Selanjutnnya beta maltosa diproses tetapi tidak bisa

    secara langsung, oleh sebab itu beta alfa akan didekstrin terlebih dahulu karena

    adanya ikatan enzim amilopektin yang diikat. Enzim alfa amilase dan beta amilase

    didalam prosesnya menggunakna air, sedangakan pada proses fosforilasi tidak

  • 5/26/2018 BAB 4

    2/9

    menggunakan air tatapi dengan adanya penambahan fosfat. Perubahan ini

    senyawa ini bertujuan untuk keseimbangan metabolisme dan penyesuaian

    kebutuhan senyawa terhadap metabolisme tanaman. pada umumnya glukosa

    merupakan sumber energy untuk metabolisme tanaman. proses pertama glukosa

    alami dalam bentuk D-glukosa yang merupakan senyawa awal yang akan

    dijadikan bahan pembentukan pati. D-glukos seringkali dijumpai dalam bentuk

    siklik dan disebut glukopiranosa sebagai senyawa perkembangan D-glukosa.

    Pembentukan pati dari glukosa membantu reaksi fosforilasi dengan ATP

    (Adenosin Tri Phospat) sebagi energi. Mpada awalnya akan terbentuk D-

    glukopiranosa sehingga terbentuk molekul yang terdiri dari 2 glukosa dengan

    ikatan ataom C 1 dan 4. Selanjutnya reaksi terus berlangsung sehingga terbentuk

    pati dengan molekul berbentuk rantai panjang yang terdiri atas molekul-molekul

    glukosa. Selanjutnya, pati dibentuk dalam kloroplast dengan reaksi enzimatik

    perubahan glukosa dan terjadi pada siang hari, dimana laju fotosintesis lebih

    tinggi dari laju respirasi yang terjadi pada daun. Setelah pati ini terbentuk

    selanjutnya akan ditransfer keseluruh organ sebagai bahan metabolisme.

    Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati

    danselulosa. Pati atau amilum banyak terdapat pada kloroplas daun, yang

    merupakan tempat proses fotosintesis.

    Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk

    butiran- butirankecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm.

    Dan di alam, pati akan banyak terkandungdalam beras, gandum, jagung, biji-

    bijian seperti kacang merah atau kacanghijau dan banyak juga terkandungdi dalam

    berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentangatau ubi. Di dalam berbagai

    produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa

    yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan

    polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin

    merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang cabang.Komposisi

    kandungan amilosa dan amilopektinini akan bervariasi dalam produk pangan

    dimana produk pangan yang memiliki kandunganamilopektin tinggi akan semakin

    mudah untuk dicerna.Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-

  • 5/26/2018 BAB 4

    3/9

    tumbuhan dan merupakankarbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh

    dunia. Pati terutama terdapat dalam padi- padian, biji-bijian, danumbi-

    umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu

    sama lain. Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang merupakan hasil

    proses fotosintesis. Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar

    tumbuhan adalah pati danselulosa. Pati atau amilum banyak terdapat pada

    kloroplas daun, yang merupakan tempat proses fotosintesis. Karbohidrat

    tersimpan dalam bentuk amiloplas, yang terbentuk sebagai hasiltranslokasi

    sukrosa atau karbohirat lain dari daun. Jumlah pati pada bagian jaringan

    bergantung pada banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta lama cahaya. Pati

    terbentuk pada siang hariketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara

    respirasi dan translokasi, kemudian hilang pada waktu malam melalui kedua

    proses tersebut (Dwidjoseputro, 1990).

    Pada percobaan kali ini dilakukan dengan uji iodium. Percobaan uji

    iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan

    disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum

    memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah

    dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat

    dengan iodium. Menurut Mustaqim (2012), pati dan iodium membentuk ikatan

    kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat

    terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium

    yang akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna. Jika amilosa

    direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru, sedangkan jika amilopektin

    direaksikan dengan iodium akan memberikan warna ungu kehitaman.

    Bahan yang diuji pada praktikum kali ini adalah daun jagung yang

    dietiolasikan terlebih dahulu. Etiolasi adalah pertumbuhan abnormal yang sangat

    cepat di tempat yang gelap, namun, kondisi tumbuhan lemah, ukuran daun kecil

    dan warna tumbuhan pucat. Etiolasi di sebabkan karena ketiadaan cahaya yang

    menyebabkan konsentrasi hormon auksin meningkat, menyebabkan tumbuhan

    meninggi sangat cepat. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses

    fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis

  • 5/26/2018 BAB 4

    4/9

    tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan

    menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang akan tumbuh lebih cepat namun

    lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau).

    Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di

    tempat yang gelap Pemilihan daun yang etiolasi ini dengan tujuan untuk

    mempermudah pegamatan pati yang terkandung di dalamnya karena pada saat

    etiolasi, maka cahaya yang didapat kurang dan proses fotosintat tanaman akan

    rendah.

    Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan amilum tersebut

    antara lain:

    1. Temperatur.

    Pada temperatur yang rendah dalam pembentukan pati ini akan memiliki

    pengaruh yang baik bagi pengubahan amilum menjadi gula atau sebaliknya.

    Adanya sumber karbohidrat yang terdapat di dalam daun akan terkumpul saat

    tumbuhan berada pada kondisi dengan temperatur rendah. Sedangkan dalam

    kondisi temperature yang tinggi akan menghambat proses pembentukan amilum

    dalam daun.

    2. Pengaruh air.

    Air merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai transport hasil

    metabolisme keseluruh tubuh tanaman. ketersediaan air yang diberikan dalam

    kondisi optimal berlebihan menambah kegiatan penyusunan amilum. Oleh karena

    itu, air ini menjadi factor penentu pembentukan amilum.

    3. Konsentrasi ion-ion H+

    pH merupakan factor penentu terhadap perubahan kerja enzim. pH yang

    optimal akan membuat kinerja enzim akan maksimal dalam merangsang atau

    mempercepat reaksi metabolisme tanaman. terdapat beberapa enzim yang bekerja

    berlawanan, jika lingkunganya mengalami perubahan pH maka secara alami

    kinerja enzim dan kecepatan reaksi akan berubah.

    4. Konsentrasi gula.

    Gula mrupakan sumber energy yang digunakan tanaman untuk proses

    metabolisme. Pada malam hari, sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi

  • 5/26/2018 BAB 4

    5/9

    gula sekedar untuk menjaga ketetapan konsentrasinya. Konsentrasi gula harus

    dalam kondisi yang optimal karena pada kondisi kekurangan atau berlebihan akan

    berpengaruh negative pada pertumbuhan.

    5.pHKerja dari enzim-enzim seperti enzim alfa amilase akan terhambat

    kinerjanya pada siang hari karena memiliki pH 5,0 sehingga tidak dapat kerja

    secara optimum. Sedangkan pada siang hari pH kloroplas memilik ph 8, jadi kerja

    enzim dalam interkonversi gula pati akan maksimal jika terjadi pada malam hari.

    6. Ketersediaan substratKetersediaan substrat berhubungan dengan adanya proses hidrolisis,

    ketersediaan substrat yang dimaksud adala pati dan gula. Apabila ketersediaan

    substrat tinggi akan memperlancar terjadinya interkonversi gula pati, tapi

    sebaliknya apabila di daun memiliki substrat yang rendah maka akan

    memperlambat laju interkonversi gula pati.

    Perbedaan antara sukrosa, glukosa, dan fruktosa adalah ikatakn atom C

    yang ada yang secara tidak langsung berpengaruh saat interkonversi gula pati.

    Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit monosakarida

    yang terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida. Pembentukan

    ikatan ini berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal

    (glukopiranosa) dan satu gugus hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan

    glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu

    diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan memanaskannya dalam larutan

    asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara gula dengan atom N

    (ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida. Maltosa mengandung

    dua unit D-glukosa dengan ikatan glikosida antara atom C-1 (karbon anomer) dari

    suatu glukosa dengan atom C-4 pada unit glukosa yang lainnya dengan

    konfigurasi ikatan glikosidanya. Laktosa bila dihidrolisis akan mengahsilkan D-

    galaktosa dan D-glukosa. Kabon anomer unit glukosa dapat dioksidasi sehingga

    laktosa tergolong kedalam disakarida yang tereduksi. Jenis ikatan glikosida pada

    laktosa adalah sukrosa. Sukrosa adalah disakrida yang disusun oleh unit glukosa

    dan fruktosa dan terbentuk hanya pada tanaman dan tidak pada hewan. Berbeda

  • 5/26/2018 BAB 4

    6/9

    dengan maltosa dan laktosa, sukrosa tidak memiliki atom karbon anomer yang

    bebas, karena karbon anomer untuk kedua unit monosakarida terlibat dalam ikatan

    glikosida, seperti terlihat pada Gambar 8. Trehalosa dibangun oleh dua unit

    glukosa dengan susunan ikatan antara atomkarbon anomer (C-1) dengan karbon

    anomer (C-1) dari unit lainnya, sehingga trehalosa juga merupakan gula yang

    tidak tereduksi (noreducing sugar).

    Sebagian besar sel tanaman dapat menyimpan pati dan paling banyak

    tersimpan dalam umbi seperti kentang dan biji-bijian seperti jagung, padi, gandum

    dan lain-lain. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yang disebut amilosa

    dan amilopektin. Amilosa tersusun dari rantai glukosa (1-4) yang tidak becabang

    dengan berat molekul yang bervariasi sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki

    berat molekul yang tinggi sampai satu juta tetapi memiliki rantai yang bercabang.

    Percabangan umumnya terbentuk setiap 24-30 unit molekul glukosa. Glukosa

    adalah jenis monosakaraida yang mempunyai peranan penting dalam sel-sel

    hidup yang digunakan sebagai sumber energi untuk dapat mendukung

    pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Glukosa merupakan kompenen utama

    dalam pembentukan pati. Dalam bentuk alami, D-glukosa yang umumnya

    ditemukan dalam bentuk siklik dan disebut glukopiranosa. Glukosa memiliki

    rumus molekul C6H12O6, lima karbon dan satu oksigen yang membentuk suatu

    cincin yang kerap disebut dengan cincin piranosa, cincin tersebut merupakan

    bentuk yang sangat stabil untuk aldosa yang berkarbon enam. Glukosa merupakan

    salah satu produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis yang umumnya terjadi

    pada tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau mampu untuk mensintesis glukosa dengan

    adanya bantuan sinar matahari dan pigmen klorofil, selain itu molekul air dan

    karbondioksida memegang peranan yang penting pula. Laju fotosintesis akan

    meningkat jika siang hari dibandingkan dengan laju respirasi tanaman. Apabila

    dihubungkan denga interkonversi gula pati, maka glukosa ini sangat penting

    karena pada glukosa banyak terdapat pati yang merupakan hasil dari interkonversi

    tersebut.

    Fruktosa adalah polisakarida yang merupakan suatu ketoheksosa yang

    memiliki karakteristik memutar cahaya yang terpolarisai ke arah kiri. Fruktosa

  • 5/26/2018 BAB 4

    7/9

    memiliki rasa yang jauh lebih manis dibanding dengan yang lainnya, umumnya

    berbentuk kristal padat, dan memiliki sifat yang mudah larut dalam larutan

    ataupun air. Fruktosa juga merupakan gula pereduksi yang merupakan isomer dari

    glukosa, senyawa fruktosa memilki rumus molekul yaitu (C6H12O6). Pada

    umumnya yang kita ketahui, fruktosa memiliki rasa yang lebih manis apabila

    dibandingkan dengan sukrosa. Dengan pereaksi fruktosa seliwanoff, fruktosa

    dapat dibedakan dengan glukosa dengan mengaplikasikan larutan resorsino dalam

    asam klorida. Dalam larutan alkali lemah seperti Ba(OH)2dan Ca(OH)2glukosa

    dapat berubah menjadi fruktosa atau manosa dan sebaliknya. Ini terjadi melalui

    bentuk enendial.

    Berdasar praktikum yang telah dilakuakan terdapat 4 perlakuan untuk

    mengetahui adanya interkonversi gula-pati pada daun jagung yang dietiolasikan.

    Terdapat 4 perlakuan yang diberikan, yaitu perendaman dengan aquades, fruktosa,

    glukosa, dan sukrosa. Setelah itu, daun direndam selama 24 jam dan direbus

    sampai berwarna pucat. Selanjutnya daun tersebut diuji interkonversi gula-pati

    dengan larutan I2KI dengan melihat tingkat kepekatannya. Sebelum dilakukan

    pengujian menggunakan larutan I2KI daun direndam terlebih dahulu dengan

    alcohol. Alkohol pada umumnya digunakan untuk melarutkan klorofil yang

    terdapat pada daun, sehingga didapatkan kandungan amilum daun yang akan

    mudah diamati. Selanjutnya pemberian larutan I2KI berguna untuk memudahkan

    praktikan dalam mengamati karbohidrat yang terdapat dalam daun yang

    mengalami etiolasi. Amilosa menjadi ungu apabila diwarnai dengan larutan Iodin-

    Kalium Iodida, (I2KI) suatu campuran yang menghasilkan ion reaktif. Amilum

    akan merespon terhadap adanya larutan I2KI sehingga adanya amilum dalam daun

    akan ditunjukkan dengan adanya perubahan warna pada daun. Kepekatan warna

    pada daun menunjukkan tingkat atau konsentrasi amilum yang terkandung dalam

    daun. Semakin pekat hasilnya, maka semakin tinggi pula kandungan amilum atau

    pati yang ia miliki.

    Pada data yang didapat maka dapat diketahui bahwa pada perlakuan

    aquades menghasilkan warna yang tidak pekat, sedangkan fruktosa memilki

    tingkat kepekatan agak pekat. Sukrosa memiliki tingkat kepekatan yang

  • 5/26/2018 BAB 4

    8/9

    dinyatakan pekat dan glukosa memilki tingkat kepekatan yang paling tinggi

    diantara yang lain dengan tingkat kepekatan sangat pekat. Glukosa dengan tingkat

    kepekatan yang tinggi disebabkan karena glukosa lebih mendekati pati sebab

    penyusun pati tersebut terdiri dari glukosa dan amilopektin.

  • 5/26/2018 BAB 4

    9/9

    BAB 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan dapat

    diambil beberapa kesimpulan antara lain:

    1. Interkonversi gula-pati merupakan proses perubahan gula menjadi pati dansebaliknya melalui proses enzimatis.

    2. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi interkonversi gula pati yaitutemperatur, pengaruh air, konsentrasi ion-ion H+, konsentrasi gula, pH, dan

    ketersediaan substrat.

    3. Pemilihan daun yang etiolasi ini dengan tujuan untuk mempermudahpegamatan pati yang terkandung di dalamnya saat fotosintat masih rendah.

    4. Secara umum yang membedakan antara glukosa, fruktosa dan sukrosa adalahkonsntrasi atau tingkat kepekatan dalam senyawa tersebut termasuk

    perbedaan rumus kimia atau atom C.

    5. Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,monosakarida dan disakarida.

    6. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa glukosa lebih mendekati pati sebabpenyusun pati tersebut terdiri dari glukosa dan amilopektin sehingga tingkat

    kepekatannya tinggi.

    5.2 Saran

    Sebaiknya dalam melakukan praktikum dan pengamatan semua praktikan

    memperhatikan dengan baik agar praktikum yang dilakukan memberikan hasil

    yang positif.