Bab 3-pompa-sentrifugal1

19
Bahan Ajar Pompa & Kompresor Sri Utami Handayani, ST,MT 23 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa. Gambar 3.1. Bagianbagian pompa sentrifugal

Transcript of Bab 3-pompa-sentrifugal1

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

23

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 

 

 

3.1.Kerja Pompa Sentrifugal 

Pompa  digerakkan  oleh motor,  daya  dari motor  diberikan  kepada  poros  pompa  untuk 

memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan 

ikut berputar  karena dorongan  sudu‐sudu. Karena  timbulnya  gaya  sentrifugal, maka  zat  cair 

mengalir dari tengah  impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan  impeler 

dengan kecepatan yang  tinggi. Zat  cair yang keluar dari  impeler dengan kecepatan  tinggi  ini 

kemudian mengalir melalui  saluran  yang  penampangnya makin membesar  (volute/diffuser), 

sehingga  terjadi perubahan dari head  kecepatan menjadi head  tekanan. Maka  zat  cair  yang 

keluar  dari  flens  keluar  pompa  head  totalnya  bertambah  besar.  Pengisapan  terjadi  karena 

setelah zat cair dilemparkan oleh  impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga 

zat cair akan terisap masuk. 

Selisih energi per satuan berat atau head  total dari zat cair pada  flens keluar  (tekan) dan 

flens masuk (isap)  disebut head total pompa.  

    

Gambar 3.1. Bagian‐bagian pompa sentrifugal 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

24

 

3.2.Klasifikasi Pompa Sentrifugal 

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu : 

A.  Menurut jenis aliran dalam impeler 

1.   Pompa aliran radial 

      Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari  

impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial). 

 

Gambar 3.2. Pompa sentrifugal aliran radial 

1. Pompa aliran campur 

Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang 

permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial  

 

Gambar 3.2. Pompa sentrifugal aliran campur. 

 

2. Pompa aliran aksial 

Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder 

(arah aksial) 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

25

 

 

Gambar 3.4. Pompa aliran aksial 

 

B. Menurut jenis impeler 

1. Impeler tertutup 

Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan , digunakan 

untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran. 

 

2. Impeler setengah terbuka 

Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah 

belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya 

: air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll 

3. Impeler terbuka 

Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada 

sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk 

pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.  

 

C. Menurut bentuk rumah 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

26

1. Pompa volut 

Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga kecepatan aliran 

keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan. 

 

2. Pompa diffuser 

Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong. 

 

3. Pompa aliran campur jenis volut 

Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah volut. 

 

D. Menurut jumlah tingkat 

1. Pompa satu tingkat 

Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan hanya berasal 

dari satu impeler, jadi relatif rendah. 

2. Pompa bertingkat banyak 

Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet (seri) pada 

satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke impeler berikutnya 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

27

dan seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari 

head yang ditimbulkan oleh masing‐masing impeler sehingga relatif tinggi. 

 

E. Menurut letak poros 

Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan poros 

vertikal seperti pada gambar berikut ini : 

          

Poros vertikal                    Poros horisontal 

 

3.3.Hukum Kesebangunan 

Jika dua buah pompa sentrifugal yang geommetris sebangun satu dengan yang lain maka 

untuk kondisi aliran yang sebangun pula berlaku hubungan sebagai berikut : 

322

311

2

1

DnDn

QQ

=

22

22

21

21

2

1

DnDn

HH

= D = diameter impeler (m) Q = kapasitas aliran (m3/s) H = head total pompa (m) P = daya poros pompa (kW) N = putaran pompa (rpm)

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

28

51

32

51

31

2

1

DnDn

PP

=  

Hubungan  diatas  dinamakan Hukum  Kesebangunan  Pompa. Hukum  tersebut  sangat  penting 

untuk  menaksir  perubahan  performansi  pompa  bila  putaran  diubah  dan  juga  untuk 

memperkirakan  performansi  pompa  yang  direncanakan  apabila  pompa  tersebut  geometris 

sebangun dengan pompa yang sudah diketahui performansinya. 

 

3.4.Kecepatan Spesifik 

Kecepatan spesifik dinyatakan dalam persamaan :  

    75.0

5.0

HQnns =  

Dimana n, Q dan H adalah harga‐harga pada titik efisiensi maksimum pompa. Harga ns dapat 

dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jika ns sudah ditentukan maka 

bentuk impeler pompa tersebut sudah tertentu pula. Gambar berikut menunjukkan harga ns 

dalam hubungannya dengan bentuk impeler.  

 

Dalam menghitung ns untuk pompa isapan ganda harga Q diganti dengn Q/2, sedangkan 

untuk pompa bertingkat banyak, head H yang dipakai dalam perhitungan ns adalah head per 

tingkat dari pompa tersebut.  

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

29

Besarnya ns dapat berbeda‐beda tergantung dari satuan yang dipakai untuk menyatakan 

n, Q dan H. Tabel berikut menunjukkan faktor konversi yang harus digunakan untuk mengubah 

ns dari satuan yang satu ke satuan yang lain.  

 

3.5.Karakteristik Sistem Pemompaan 

Efisiensi Pompa 

Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan karena ada 

sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis. Efisiensi pompa adalah suatu faktor 

yang dipergunakan untuk menghitung losis ini. Efisiensi pompa terdiri dari : 

- Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan dengan impeler 

dan losis akibat perubahan arah yang tiba‐tiba pada impeler. 

- Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada ring, bush, dll. 

- Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal, packing gland, 

bantalan, dll.  

Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga dioperasikan 

pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan mencapai maksimum pada designed 

point tersebut, yang dinamakan dengan titik BEP.Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih 

besar efisiensinya akan lebih rendah.  

Efisiensi pompa adalah perbandinga antara daya hidrolis pompa dengan daya poros pompa. 

 S

H

PP

=η  

Daya Hidrolis 

Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat sejumlah zat cair 

pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis dapat dicari dengan persamaan berikut : 

  1000... QHgPH

ρ=   kW 

 

 

 

Kurva Karakteristik Pompa 

ρ = massa jenis , kg/m3 g = gaya gravitasi H = head , m Q = kapasitas, m3/s

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

30

Untuk setiap pompa, biasanya pabrik pembuatnya memberikan kurva karakteristik yang 

menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi pemakaian. Karakteristik sebuah 

pompa digambarkan dalam kurva karakteristik menyatakan besarnya head total, daya pompa 

dan efisiensi pompa terhadap kapasitas. Berikut ini adalah contoh kurva karakteristik suatu 

pompa :  

 

 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

31

 

3.6.Kavitasi 

Kavitasi  adalah  gejala menguapnya  zat  cair  yang  sedang mengalir,  karena  tekanannya 

turun  sampai dibawah  tekanan uap  jenuhnya. Ketika  zat  cair  terhisap pada  sisi  isap pompa, 

tekanan pada permukaan zat cair akan turun, seperti pada gambar dibawah ini.  

  

Bila tekanannya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya, maka cairan akan menguap 

dan membentuk gelembung uap. Selama bergerak sepanjang impeler, kenaikan tekanan akan 

menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk permukaan pompa. Fenomena ini 

dinamakan kavitasi. Jika permukaan saluran/pipa terkena tumbukan gelembung uap tersebut 

secara terus menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan terbentuknya lubang‐lubang 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

32

pada dinding saluran atau sering disebut erosi kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah 

timbulnya suara berisik, getaran dan turunnya performansi pompa. 

 

3.7. Net Positive Suction Head (NPSH) Kavitasi  akan  terjadi  bila  tekanan  statis  zat  cair  turun  sampai  dibawah  tekanan  uap 

jenuhnya. Agar dalam system pemompaan  tidak  terjadi kavitasi, harus diusahakan agar  tidak 

ada satu bagianpun dari aliran pada pompa yang mempunyai tekanan statis  lebih rendah dari 

tekanan  uap  jenuh  cairan  pada  temperatur  yang  bersangkutan.  Berhubung  dengan  hal  ini 

didefinisikan  sutu Head  Isap Positif Netto atau NPSH yang dipakai  sebagai ukuran keamanan 

pompa  terhadap kavitasi. Ada dua macam NPSH yaitu NPSHa dan NPSHr. Agar pompa dapat 

bekerja tanpa mengalami kavitasi maka harus dipenuhi persyaratan berikut : 

NPSHyang tersedia > NPSH yang diperlukan 

 

3.7.1. NPSHa (NPSH yang tersedia) 

NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi  isap pompa dikurangi dengan 

tekanan uap  jenuh  zat cair ditempat  tersebut. NPSH yang  tersedia  tergantung pada  tekanan 

atmosfer  atau  tekanan  absolut  pada  permukaan  zat  cair  dan  kondisi  instalasinya.  Besarnya 

dapat dihitung dengan persamaan berikut : 

    lssva

sv hhpp

h −−−=γγ      

 

 

 

 

 

Contoh soal : Air bersih pada temperatur 25C akan dipompa pada tekanan atmosfer sebesar 1,0332 kgf/cm2. 

Lubang  isap  pompa  terletak  4m  diatas  permukaan  air  .  Berapakah  besarnya  NPSH  yang 

tersedia jika kerugian pada sisi isap adalah 0.5 m.  

 

hsv   : NPSH yang tersedia, m pa   : tekanan pd permukaan cairan, kgf/m2 

pv   : tekanan uap jenuh, kgf/m2 

γ      : berat jenis zat cair, kgf/m3 

hs   : head isap statis, m hls  : kerugian head dalam pipa isap, m 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

33

3.7.2. NPSHr (NPSH yang diperlukan) 

NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan pompa 

bekerja  tanpa kavitasi. Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk  setiap pompa. Untuk 

suatu  pompa  tertentu  NPSH  yang  diperlukan  berubah menurut  kapasitas  dan  putarannya. 

NPSH  yang  diperlukan  harus  diperoleh  dari  pabrik  pompa  yang  bersangkutan. Namn  untuk 

perkiraan secara kasar, NPSH yang diperlukan dapat dihitung dari konstanta kavitasi σ. 

Jka head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai HN dan NPSH yang 

diperlukan untuk titik  ini Hsvn, maka σ (koefisien kavitasi Thoma ) didefinisikan sebagai : 

N

SVN

HH

=σ  

Besarnya koefisien kavitasi Thoma dapat ditentukan dari grafik pada gambar, sedangkan NPSH 

yang diperlukan ditaksir sebagai berikut : 

  NPSH yang diperlukan :    HSVN = σ x HN 

 

                             

 

Rumus diatas berlaku untuk pompa pada efisiensi tertinggi ( dipergunakan pada titik BEP ), bila 

pompa  dipergunakan  diluar  titik  BEP  maka  NPSH  yang  diperlukan  dikoreksi  menggunakan 

grafik pada gambar.  

Contoh soal : 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

34

Sebuah  pompa  jenis  isapan  tunggal  satu  tingkat  mempunyai  kapasitas  pada  titik  efisiensi 

terbaik sebesar Qn=0,7 m3/menit, head Hn=28m serta putaran n=2910  rpm. Tentukan NPSH 

yang diperlukan untuk kapasitas 100% dan 120% kapasitas pada efisiensi terbaik 

  3.7.3.Cara Menghindari Kavitasi 

Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang tersedia  lebih besar dari 

pada  NPSH  yang  diperlukan.  Dalam  perencanaan  instalasi  pompa,  hal‐hal  berikut  harus 

diperhitungkan untuk menghindari kavitasi. 

1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang  dihisap harus dibuat serendah 

mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula. 

2. Pipa  isap harus dibuat sependek mungkin.  Jika  terpaksa dipakai pipa  isap yang panjang, 

sebaiknya  diambil  pipa  yang  berdiameter  satu  nomor  lebih  besar  untuk  mengurangi 

kerugian gesek. 

3. Hindari penggunaan katup yang tak perlu dan menekuk pipa pengisapan. 

4. Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.   3.8. Pemilihan pompa 

Setelah  mengetahui  kapasitas  dan  head  yang  diperlukan  pada  sistem  instalasi, 

selanjutnya dapat dilakukan pemilihan pompa dengan menggunakan digram pemilihan pompa. 

Diagram  ini berbeda‐beda untuk setiap merk dan  jenis pompa dan biasanya  telah disediakan 

oleh pabrik pembuatnya. Berikut ini adalah contoh diagram pemilihan pompa standar . 

            

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

35

Diagram Pemilihan Pompa Standar 

   3.9.Operasi Seri dan Paralel 

3.9.1.Operasi Seri Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama 

Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja, 

maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.  

Susunan Seri  

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

36

Pompa 1 Pompa 2

H

2H

Q Q

Pompa 1

H

Q

Pompa 2

H

Q

H, 2Q

Bila  head  yang  diperlukan  besar  dan  tidak  dapat  dilayani  oleh  satu  pompa, maka  dapat 

digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.  

Penyusunan pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut : 

 

 

 

 

 

 

Susunan Paralel 

Susunan  paralel  dapat  digunakan  bila  diperlukan  kapasitas  yang  besar  yang  tidak  dapat 

dihandle  oleh  satu  pompa  saja,  atau  bila  diperlukan  pompa  cadangan  yang  akan 

dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. 

Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut : 

 

 

 

 

 

 

 

Agar unjuk kerja pompa yang disusun  seri/parael optimal, maka  sebaiknya digunakan 

pompa dengan karakteristik yang sama. Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel dapat 

dilihat pada gambar berikut ini. 

 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

37

 

Gambar 2.13. Operasi Seri dan Paralel dari pompa‐pompa dengan karakteristik yang 

sama 

 

Gambar 2.13. menunjukan kurva head‐kapasitas dari pompa‐pompa yang mempunyai 

karakteristik  yang  sama  yang  di  pasang  secara  paralel  atau  seri.  Dalam  gambar  ini  kurva 

untuk  pompa  tunggal  diberi  tanda  (1)  dan  untuk  susunan  seri  yang  terdiri  dari  dua  buah 

pompa diberi  tanda  (2). Harga head kurva  (2) diperoleh dari harga head kurva  (1) dikalikan 

(2) untuk kapasitas  (Q) yang sama. Kurva untuk susunan   paralel yang terdiri dari dua buah 

pompa,  diberi  tanda  (3). Haraga  kapasitas  (Q)  kurva  (3)  ini  diperoleh  dari  harga  kapasitas 

pada kurva (1) dikalikan (2) untuk head yang sama. 

Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva head‐kapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. 

Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1. 

Jika sistem mempunyai kurva head‐kapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak 

di  (D).  Jika  pompa  ini  disusun  seri  sehingga menghasilkan  kurva  (2) maka  titik  kerja  akan 

pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali  lipat head (D), 

karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas.  

Sekarang  jika  sistem mempunyai  kurva  head‐kapasitas  R1 maka  titik  kerja  pompa  (1) 

akan  terletak di  (A).  Jika pompa  ini disusun paralel  sehingga menghasilkan  kurva  (3) maka 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

38

titik  kerjanya  akan  berpindah  ke  (B). Disini  terlihat  bahwa  kapasitas  dititik  (B)  tidak  sama 

dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem. 

Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka  laju aliran akan sama untuk 

susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R1 dan R3 maka 

akan  diperlukan  pompa  dalam  susunan  paralel  atau  seri.  Susunan  paralel  pada  umumnya 

untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi. Untuk susunan 

seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama, maka perlu perhatian 

khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa. 

 

3.9.2.Operasi Paralel dengan Karakteristik Pompa Berbeda 

Pompa‐pompa  yang  berbeda  karakteristiknya  dapat  pula  bekerjasama  secara  paralel. 

Hal  ini ditunjukkan dalam  gambar 2.14. dimana pompa  (1) mempunyai  kapasitas  kecil dan 

pompa (2) mempunyai kapasitas besar. 

 

Gambar 2.14. Operasi Paralel dari pompa‐pompa dengan karakteristik yang Berbeda 

 Jika keduanya dipasang secara paralel maka akan menghasilkan kurva karakteristik (3). 

Disini, untuk kurva head‐kapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi paralel di  (C) dengan 

laju aliran total sebesar Q. Dalam hal ini pompa (1) beroperasi dititik (D) dengan kapasitas Q1 

dan pompa (2) beroperasi dititik  (E) dengan kapasitas aliran Q2. Laju aliran total Q = Q1 + Q2. 

Apabila  kurva head‐kapasitas  sistem naik  lebih  curam dari pada R2, maka pompa  (1) 

tidak  dapat  lagi  menghasilkan  aliran  keluar  karena  head  yang  dimiliki  tidak  tinggi  untuk 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

39

melawan head sistem. Bahkan jika head sistem  lebih tinggi dari pada head  ini pompa, aliran 

akan membalik masuk  kedalam  pompa  (1).  Untuk mencegah  aliran  balik  ini  pompa  perlu 

dilengkapi dengan katup cegah (check valve) pada pipa keluarnya. Kondisi operasi seperti ini 

pada  umumnya  tidak  dikehendaki.  Jadi  untuk  operasi  paralel  sebaiknya  dipakai  pompa‐

pompa dengan head tertutup (shut‐off head) yang tidak terlalu berbeda. 

  3.9.3. Operasi Seri dengan Karakteristik Pompa Berbeda 

Pada  gambar  2.15 memperlihatkan  karakteristik  susunan  seri  dari  dua  buah  pompa 

yang mempunyai karakteristik berbeda. Kurva (1) adalah dari pompa kapasitas kecil, kurva (2) 

dari  pompa  kapasitas  besar,  dan  kurva  (3) merupakan  karakteristik  operasi  kedua  pompa 

dalam susunan seri. 

 

   

Gambar 2.15. Operasi Seri dari pompa‐pompa dengan 

karakteristik yang Berbeda 

 Jika  sistem  pipa mempunyai  kurva  karakteristik  R1 maka  titik  operasi  dengan  pompa 

susunan seri akan terletak di (C). Dalam keadaan ini pompa (1) bekerja dititik (D) dan pompa 

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

40

(2) dititik (E). Untuk sistem yang mempunyai kurva karakteristik R2, menjadi negatif sehingga 

akan menurunkan head pompa  (2).  Jadi untuk kurva sistem yang  lebih  rendah dari R2  lebih 

baik dipakai pompa (2) saja. 

 

3.10. Pengaturan Kapasitas Pompa 

Q yang di butuhkan dalam instalasi pompa tidak selalu tepat karena itu harus diatur sesuai 

dengan kebutuhan, dengan cara : 

Pengaturan katup  

Pengaturan kecepatan  atau putaran (ingat Q ∞ n) 

Pengaturan sudu (untuk pompa aksial atau aliran campuran) 

Pengaturan jumlah pompa yang bekerja (parallel) 

Penggunaan reservoir 

 

                

Bahan Ajar Pompa & Kompresor                                                                                              Sri Utami Handayani, ST,MT 

41