Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN - · PDF filePerancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada...
Transcript of Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN - · PDF filePerancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada...
Bab 3
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Spesifikasi New Mazda 2
Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Daya Maksimum (N) : 103 PS
2. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm
3. Torsi Maksimum (T) : 13,76 kgf.m
4. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4000 rpm
3.2 Rumus-rumus yang digunakan
3.2.1. Torsi Maksimum
Harga torsi maksimum yang akan digunakan dalam perhitungan perancangan
kopling ini ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu : torsi maksimum dan daya
maksimum kendaraan yang terdapat pada data lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek � dengan permukaan,
sehingga menyebabkan terjadinya momen puntir pada poros yang digerakkan.
Momen ini bekerja dalam waktu tR sampai putaran kedua poros sama. Pada
keadaan terhubung tidak terjadi slip dan putaran kedua poros sama dengan putaran
awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat persamaan :
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 24
Mr b hM M= +dimana ;
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
Mb = Momen Puntir Poros Transmisi [kgf.cm]
Mh = Torsi Percepatan [kgf.cm]
Nilai Mh dapat dihitung dengan persamaan :
71620hNMn
=
Mh = Torsi Maksimum [kgf.cm]
N = Daya Maksimum [PS]
n = Putaran Poros [rpm]
71620 = Konstanta Korelasi Satuan
3.2.1.1 Penghitungan Torsi Maksimum
Diketahui :
Daya Maksimum (N) : 103 PS
Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm
Torsi Maksimum (T) : 13.76 kgm
Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4000 rpm
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 25
Rumus :
71620
103716206000
r b h
h
h
M M MNMn
psM xrpm
= +
=
=
= 1229,48 kgf.cm
= 12,30 kgf.m
Dalam hal ini harga torsi maksimum yg diperoleh dari data spesifik ternyata lebih
besar dari pada harga torsi maksimum (statik ), maka untuk menjaga keamanan
pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu; Mh = 13,76 kgf.m dengan
kecepatan putar mesin n = 4000 rpm.
3.2.2 Torsi Gesek
Harga torsi gesek didapat dari hubungan :
Mr hC M= ×
dimana ;
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
C = Konstanta [2,5]
Harga C dapat dipilih dari tabel pada lampiran, harga ini berkisar antara 2-3 untuk
kendaraan jenis mobil.
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 26
3.2.2.1 Penghitungan Torsi Gesek
Dengan diketahuinya harga Mh, maka dapat ditentukan besarnya torsi gesek.
Harga C dapat dipilih pada tabel, yang mana harga ini berkisar antara 2 – 3 untuk
kendaraaan mobil. Dengan memilih C = 2,5, maka diperoleh harga torsi gesek
sebesar :
1910r
rM n trA × ×
=
Rumus :
Mr = C . Mh
Mr = 2,5 x 13,76 kgf.cm = 34,4 kgf.cm
= 3440 kg.cm
3.2.3 Kerja Gesek dan Daya Gesek
Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu terjadinya
slip yaitu :
1910r
rM n trA × ×
=
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 27
dimana ;
Ar = Kerja Gesek [kgf.cm]
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
n = Putaran [rpm]
tR = Waktu Penyambungan/slip [detik]
1910 = Faktor Korelasi Satuan
Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan
waktu, yaitu ;
4
27 10r
rA zN ×
=×
dimana ;
Nr = Daya Gesek [hp]
z = Frekuensi Penekanan Kopling [jam]
27x104 = Faktor Korelasi Satuan
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 28
3.2.3.1 Penghitungan Kerja Gesek dan Daya Gesek
Diasumsikan tR = 0.5 detik maka kerja gesek terjadi adalah :
1910r
rM n trA × ×
=
3440 4000 0.51910
Ar × ×=
= 3602,09 kgf.cm
Daya gesek yang dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan
waktu :
4
27 10r
rA zN ×
=×
4
3602.09 6027 10
×=
×
= 0,8 Hp
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 29
3.2.4 Diameter Rata-rata Pelat Gesek
Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan persamaan untuk
diameter rata-rata, yaitu ;
0.4
1/271.5 R
T
Nd bK j nd
⎡ ⎤⎢ ⎥
= ⎢ ⎥⎢ ⎥× × ×⎣ ⎦
dimana ;
d = Diameter Rata-rata pelat [cm]
b = Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata d KT = Parameter Koefisien Gesek
n = Putaran [rpm]
71.5 = Faktor Korelasi Satuan
3.2.4.1 Penghitungan Diameter Rata-rata Pelat Gesek
• Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan KT = 1,0 – 1,5, karena
sedikit terjadi kejutan / tumbukan
• Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan cb = 1,2 – 2,3, karena
terjadi pembebanan lentur.
• Dan harga b/d berkisar antara 0,15 s.d 0,3
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 30
• Diketahui :
Parameter koefisien gesek (KT ) = 1,5
Ratio lebar pelat terhadap diameter rata-rata (b/d) = 0,175
Jumlah pelat gesek yang dimiliki ( j ) = 3 bh
0.4
1/271.5 R
T
Nd bK j nd
⎡ ⎤⎢ ⎥
= ⎢ ⎥⎢ ⎥× × ×⎣ ⎦
0.4
1/2
0.871.51.5 0.175 3 4000⎡ ⎤= ⎢ ⎥× × ×⎣ ⎦
= 71,5 x 0,19
= 13,58 cm
Sehingga lebar pelat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio b/d, yaitu :
b/d = 0,175
b = 0,175 x 13,58 cm
= 2,38 cm
Diameter dalam pelat ( di )
di = d – b
= 13,58 cm – 2,38 cm
= 11,20 cm
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 31
Diameter luar pelat ( d0 )
d0 = d + b
= 13,58 cm + 2,38 cm
= 15,96 cm
3.2.5 Pengujian Harga KT dan KU
Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas-batas yang
diizinkan setelah adanya pembulatan-pembulatan dalam penghitungan, maka jika
harga KT tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan harga KU masih berkisar
antara 2-8 maka rancangan ini dapat dilanjutkan.
1/2
1000fT
NKb d j v
×=
× × ×
2
2 rU
MKb d
×=
× × j
Kecepatan Tangensial adalah ;
60d nV π × ×
=
3.2.5.1Penghitungan Harga KT dan KU
Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas yang diizinkan
terlebih dahulu tentukan besar kecepatan tangensial pelat gesek, yaitu;
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 32
60d nV π × ×
=
23.14 13.58 10 400060
× × ×=
= 28,43 m/s
Sehingga;
1/2
1000fT
NKb d j v
×=
× × ×
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 33
= 1,55 kgm.cm2
= 5,23 x 10-3 kgm.cm
Hasil penghitungan nilai KT dan KU dapat diterima karena masih dalam batas
( )1/2
0.8 10002.38 13.58 3 28.43
×=
× × ×
2
2 rU
MKb d
×=
× × j
( )1/2
2 34402.38 13.58 3
×=
× ×
yang diizinkan
3.2.6 Luas Bidang Tekan
Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan luas
bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar � = 0,3, dan ini
adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas bidang
tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari hubungan ;
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 34
dimana ;
F = Luas Bidang Tekan [cm2]
= Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur
3.2.6.1 Penghitungan Luas Bidang Tekan
Dari data diatas dan dengan mengasumsikan = 0,9 maka luas bidang tekan
dapat dicari, yaitu;
F b d j Yπ= × × × ×
Y
Y
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 35
F b d j Yπ= × × × ×
= 3,14 x 13,58 x 2,38 x 3 x 0,9
= 274 cm2
3.2.7 Tekanan Rata-rata Permukaan
Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum, diameter rata-
rata, koefisien gesekan dan luas bidang tekan :
2 rMpd fμ×
=× ×
dimana ;
= Tekanan Permukaan Rata-rata [kgf/cm2] p
� = Koefisien Gesek
F = Luas bidang Tekan [cm2]
3.2.7.1 Penghitungan Tekanan Rata-rata Permukaan
Dengan mengasumsikan koefisien geek dari permukaan gesek = 0.3 maka
tekanan rata-ratanya adalah :
2 rMpd fμ×
=× ×
2 34400.3 13.58 274
×=
× ×6880
1116.28=
= 6,16 kgm/cm2
3.2.8 Tekanan Maksimum Permukaan
Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat gesek yang cocok
dan aman. Pada lampiran tabel tertulis harga-harga tekanan untuk bahan pelat
gesek.
Hubungan antara tekanan maksimum dan tekanan rata-rata adalah :
[kgf/cm2]
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 36
max1
dP pd
=
3.2.8.1 Penghitungan Tekanan Maksimum Permukaan
[kgf/cm2] max1
dP pd
=
6.16 15.9611.20×
=
= 8,778 kgf/cm2
Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,3 dan tekanan
maksimum yang diizinkan agar keselamatan selama pemakaian terjamin adalah
8,77 kgf/cm2, maka dari tabel lampiran dapat disimpulkan bahwa permukaan pelat
gesek dapat terbuat dari bahan “ Asbestos Pressed Hidraulically With Plastic”,
yang mempunyai limit koefisien gesek antara 0,2 – 0,35 dan tekanan permukaan
yang diizinkan antara 0,5 – 80 kgf/cm2, jadi bahan ini sesuai digunakan untuk
rancangan karena tekanan maksimum permukaan gesek yang dirancang masih
berada dalam batas tersebut.
3.2.9 Umur Pelat Gesek
Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kanvas kopling) menentukan nilai
jual pelat gesek tersebut sehingga memiliki daya saing dipasara. Umur pelat gesek
ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan daya gesek,
sedangkan untuk menghitung volume keausan digunakan rumus :
VV = F . SV
dimana ;
VV = Volume Keausan [cm3]
F = Luas Permukaan Bidang Tekan [cm2]
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 37
SV = Batas Keausan [cm]
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari pesamaan ;
VB
V R
VLQ N
=⋅
dimana ;
LB = Umur Pelat Gesek [jam]
VV = Volume Keausan [cm3]
QV = Keausan Spesifik
3.2.9.1 Penghitungan Umur Pelat Gesek
Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan
daya gesek. Dengan adanya paku keling maka tebal lapisan permukaan gesek yang
aus diukur dengan keadaan paku keling tersebut adalah 2 mm dan ini sama dengan
tebal keausan maksimum dari pelat gesek.
Diketahui :
Tebal Lapisan Permukaan Gesek = 2 mm = 0,2 cm
Jumlah Pelat Gesek = 3 buah
maka, Volume Keausan :
VV = F . SV
= 274 x 0,2 x 3
= 164,4 cm3
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 38
Dengan Asumsi QV = 0,125, maka :
VB
V R
VLQ N
=⋅
164.40.125 0.8
=×
= 1644 Jam
3.2.10 Temperatur Kerja Pelat dan Kopling
Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karena
apabila melewati batas yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali
aus yang menyebabkan umur pakai kopling lebih pendek. Temperatur kerja
kopling dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas dari rumah kopling, luas
perpindahan panas dan temperatur sekeliling .
Temperatur Kerja Kopling adalah :
t = tL + � t
dimana ;
t = Temperatur Kerja Kopling
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 39
tL = Temperatur Lingkungan
� t = Kenaikan Temperatur
Semua parameter dalam satuan oC. Sementara itu kenaikan temperatur dapat
diketahui dengan persamaan :
632 R
K K
NtF α
⋅Δ =
⋅
dimana ;
FK = Luas Permukaan Bidang Pendingin [m2]
= Koefisien Perpindahan Panas [kcal/moC.jam] Kα
Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus :
( )2 2
4K i
K K K
d dF d b
ππ
⋅ −= ⋅ ⋅ +
dimana ;
dK = Diameter Terluar atau Diameter Rumah Kopling [cm]
bK = Lebar Rumah Kopling [cm]
Koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan
berikut ;
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 40
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 41
dimana ;
( )3/44.5 6K KVα = +
60K
Kd nV π ⋅ ⋅
=
VK = Kecepatan Tangensial Rumah Kopling [m/det]
maka kenaikan temperatur dapat dihitung dari hubungan sebagai berikut :
632 RS
K K
NtF α
⋅=
⋅
dimana ;
NR = Daya Gesek
FK = Luas Permukaan Bidang Pendingin
�K = Koefisien Perpindahan Panas
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 42
3.2.10.1 Penghitungan Temperatur Kerja Pelat dan Kopling
Dengan asumsi temperatur kerja lingkungan adalah 30oC, temperatur kerja
kopling adalah :
dk = Asumsi
dk = do + 3 x 5 cm
bk = 7 cm
karena itu,
dk = do + 3 x 5 cm
dk = (15,96 + 15 ) cm
= 30,96 cm
Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus :
( )2 2
4K i
K K K
d dF d b
ππ
⋅ −= ⋅ ⋅ +
( )2 23.14 30.96 11.203.14 30.96 7
4KF× −
= × × +
( )3.14 958.52 125.443.14 30.96 7
4KF× −
= × × +
= 680,5 + 653,9
= 1334,4 cm2
= 1334,40 x 10-4 m2
VK = Kecepatan Tangensial Rumah Kopling [m/det]
60K
Kd nV π ⋅ ⋅
=
3.14 30.96 400060
× ×=
= 6480,96 cm/s
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 43
= 64,80 m/s
Sehingga,
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 44
= 4.5 + 6 x (64,80)3/4
( )3/44.5 6K KVα = +
= 4.5 + 6 x 22,84
= 4.5 + 137,04
= 141,54 kcal/moC.jam
Sehingga,
632 RS
K K
NtF α
⋅=
⋅
= 26,78 0C
4
632 0.81334.40 10 141.54−
×=
× ×
Sehingga temperatur kerja kopling (asumsi temperatur lingkungan 300C)
505.618.8
=
t = 37 0C + 26,78 0C
= 63,78 0C
3.2.11 Pemasangan Paku Keling
Paku keling yang dipasang pada pelat gesek dan pelat penghubung berfungsi
untuk meneruskan putaran pelat gesek ke pelat penghubung dan seterusnya ke
HUB, dan selanjutnya ke poros. Untuk penghitungan pemasangan paku keling
didapat dengan perhitungan berikut. Gaya yang dialami oleh setiap paku keling
didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut :
2 RK
MFZ⋅
=
Dimana;
FK = Gaya Yang Diterima Masing-Masing Paku Keling
MR = Torsi Gesek
Z = Jumlah Paku Keling
Dimensi paku keling diketahui dengan menggunakan persamaan berikut ;
43,14
KFdτ⋅
=⋅
Dimana;
FK = Gaya yang diterima masing-masing paku keling
τ = Tegangan geser material paku keling
3.2.11.1 Penghitungan Pemasangan Paku Keling
Pada mobil NEW MAZDA 2 ini menggunakan 3 macam paku keling yang
berbeda fungsi yaitu;
1. Paku Keling untuk Permukaan Gesek Dengan Pelat Penghubung.
Torsi MR = 3440 kgf.cm
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 45
Jarak keliling ke pusat r adalah 10 cm
3440 . 344 .10
RR
M kgf cmF kgf cmr cm
= = =
= 3440 N
Jumlah keliling yang digunakan ada 16 buah, maka gaya geser yang
ditanggung satu buah kopling adalah :
13440 21516RF N= =
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 2 (n = 2)
Bahan paku keling “ A1Mg3F18 ” dengan FS = 2 dan τ Max = 27 Mpa
didapatkan
27 13, 52izinMpa Mpaτ = =
Maka diameter paku keling yang sesuai adalah :
Perancang Universitas Darma Persada Teguh BudiYefri Chan, ST, MT 46
an Ulang Kopling anto
11
4 4 307,133,14 3 13, 5
Rk
izin
Fnπ τ⋅ ×d = =⋅ ⋅ × ×
860 3,18 384, 78
mm mm= = ≈
3.2.11.2 Paku Keling Untuk Pelat Penghubung 1 dengan Pelat Penghubung 2
Torsi MR = 3440 kgf.cm
Jumlah Keliling ke pusat r = 7 cm
3440 . 491, 4 .7
RR
M kgf cmF kgf cmr cm
= = =
= 4914 N
Jumlah keliling yang digunakan 16 buah, maka gaya geser yang
ditanggung satu buah kopling adalah :
14914 307.1316RF N= =
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 3 (n = 3)
Bahan paku keling “ A1Mg3F18 ” dengan FS = 2 dan τ Max = 27 Mpa
didapatkan
27 13, 52izinMpa Mpaτ = =
Maka diameter paku keling yang sesuai adalah :
11
4 4 307,133,14 3 13, 5
Rk
izin
Fdnπ τ⋅ ×
= =⋅ ⋅ × ×
1228, 5 3,10 3127,17
mm mm= = ≈
3.2.11.3 Paku Keling Untuk Penghubung Dengan HUB
Torsi MR = 3440 kgf.cm
Jarak Keliling ke pusat r = 5,5 cm
Perancang Universitas Darma Persada Teguh BudYefri Chan, ST, MT 47
an Ulang Kopling ianto
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 48
6 buah,maka gaya geser yang
“ A1Mg3F18 ” dengan FS = 2 dan
Jumlah keliling yang digunakan 1
ditanggung satu buah kopling adalah :
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 4 (n = 4)
Bahan paku keling τ Max = 27 Mpa
didapatkan
eter paku keling yang sesuai adalah : Maka diam
3.2.12 Poros
Untuk perancangan poros, hal yang sangat berpengaruh adalah torsi dari kopling,
3440 . 625, 5 .RR
M kgf cmF5, 5
kgf cmm
=r c
= =
6255N=
16255 390.94R 16
F N= =
27 13, 5izinMpa Mpaτ = =2
11
4 4 390, 943,14 4 13, 5
Rk
izin
Fdnπ τ⋅ ×
= =⋅ ⋅ × ×
1563,8 3, 04 3169, 56
mm mm= = ≈
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 49
3440 kgf.cm atau 34,4 kgf.m
Material yang diambil untuk poros ini adalah “AISI 4340 COLD DRAWN”
engan
Dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser, kita
kan mendapatkan harga diameter poros yang kita inginkan, yaitu :
didapatkan harga torsi gesek dari kopling adalah
yang setelah dikonversikan ke satuan SI menjadi :
SI = 34,40 kgf.m x 9.81 = 337,46 Nm = 337460 Nmm
99000 682,8YP psi Mpaσ = ≈
d
316 r
YP
Mdπ τ⋅
=⋅
a
Bab 4
3 32
16 337460 53993603,14 682,8 2143, 99
NmmdNmm
×= =
×
33 2518, 37 13, 61mm mm= =
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 50
HASIL DAN ANALISA PERANCANGAN
n perancangan ulang
kop g diperoleh hasil sebagai b t :
um m
kgf.cm
at
lat
Permukaan ks cm2
• Umur Pelat Gesek Lb = 1644 Jam
4.1 Hasil Perancangan
Dari perhitungan variabel-variabel yang berkaitan denga
lin New Mazda 2 ini, eriku
• Torsi Maksim Mh = 1229,48 kgf.c
• Torsi Gesek Mr = 3440 kgf.cm
• Kerja Gesek Ar = 3602,09
• Daya Geser Nr = 0,8 Hp
• Diameter rata-rata pel d = 13,58 cm
• Diameter (luar) pelat d0 = 15,96 cm
• Diameter (dalam) pe di = 11,20 cm
• Luas Bidang Tekan = 274 cm2 F
• Tekanan rata-rata permukaan = 6,16 kgm/cm2 p
• Tekanan Maksimum Pma = 8,778 kgf/
• Temperatur Kerja t = 63,78 0C
4.2 Analisa Perancangan
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada Teguh Budianto Yefri Chan, ST, MT 51
tau pembulatan angka yang disesuaikan dengan
jenis dipasaran. Umur plat ini dipengaruhi oleh
beb p
aan gesek
k plat gesek, sehingga dengan analisa ini
efisiensi ekonomis juga dapat dilakukan.
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungan berdasarkan
teori yang penulis peroleh, didapatkan ada beberapa spesifikasi yang berbeda
dengan ukuran yang sebenarnya berdasarkan data lapangan yang ada. Hal ini
dimungkinkan, karena adanya beberapa variabel yang diasumsikan yang
berpengaruh langsung terhadap hasil perancangan yang dibuat. Hal lain yang
cukup berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang penulis lakukan, yang didapatkan
berdasarkan perkiraan-perkiraan a
pemahaman yang penulis miliki.
Hal penting lain yang perlu diperhatikan pada perancangan kopling ini adalah
perancangan pada umur pakai plat kopling. Dengan semakin lamanya umur pakai
kopling, maka efisiensi dalam pemakaian akan semakin tinggi dan mampu untuk
bersaing dengan produk se
era a faktor antara lain ;
• Luas permuk
• Daya gesek
• Faktor keausan plat gesek
Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume keausan.
Semakin besar diameter plat gesek, maka permukaan akan semakin luas sehingga
volume keausannya besar dan umur pakai kopling akan lebih lama. Disamping itu
berdasarkan tegangan permukaan yang bekerja pada plat gesek dapat pula
diperkirakan jenis bahan yang cocok untu