Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan...
Transcript of Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan...
40
Bab 3
Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja
Kecelakaan di tempat kerja tidak diharapkan oleh semua orang. Untuk itu, kalian harus selalu
waspada dan menjaga keamanan serta keselamatan di tempat kerja. Hal-hal yang kita anggap
sepele di tempat kerja dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Keamanan dan
keselamatan di tempat kerja bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan perusahaan. Namun,
dari diri kalian sendiri harus menyadari akan keamanan dan keselamatan di tempat kerja.
Ingat bahwa dengan sehat dan selamatnya kalian dalam sebuah proyek atau mengemban
tugas, berarti sudah membantu dan meringankan semua pihak. Untuk itu, kalian harus selalu
berhati-hati dalam bekerja dan ingat keluarga kalian menunggu di rumah.
Standar Kompetensi
Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi bahaya dan pencegahan di tempat kerja
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan:
1. mengetahui penataan tempat kerja yang meliputi tempat penyimpanan dan tata
ruang kerja;
2. mengetahui keamanan dan pengoperasian alat-alat teknik mesin;
3. mengetahui dan melaksanakan perilaku di lingkungan tempat kerja;
4. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin bubut;
5. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin gerinda;
6. mengetahui cara mencegah bahaya di tempat kerja.
Gambar kecelakaan di tempat kerja
41
Indikator
1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang
kerja.
2. Siswa dapat mengetahhui keamanan dan pengoperasian alat-alat teknik mesin.
3. Siswa dapat mengetahui dan melaksanakan perilaku di lingkungan tempat kerja.
4. Siswa dapat mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin bubut.
5. Siswa dapat mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin gerinda.
6. Siswa dapat mengetahui cara mencegah bahaya di tempat kerja.
Peta Konsep
Istilah Penting
▪ K3 di Tempat kerja
▪ Alat Kontrol Kontaminasi
▪ Penataan Tempat Kerja
▪ Identifikasi Bahaya di tempat Kerja dan pencegahan bahaya di Tempat Kerja
Keamanan dan Keselamatan di
Tempat Kerja
Penataan
Tempat Kerja
Keamanan dan
Pengoperasian Alat-Alat
Teknik Mesin
Perilaku di
Lingkungan Kerja
Tempat
Penyimpanan
Kecelakaan
Kerja
Pondasi dan Ruang Kerja
Mesin Perkakas
Mencegah
Kecelakaan Kerja
Sumber
Bahaya
Mesin Bubut Mesin Gerinda
mempelajari
Prosedur
Keselamatan Kerja
Mencegah Bahaya di
Tempat Kerja
meliputi
mempelajari
pada
42
Selain kalian menaati aturan pemerintah dan perusahaan mengenai K3, ada hal lain yang
perlu diketahui. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 3.1 Penataan ruang yang sangat kacau.
Dari gambar di atas, apa yang dapat kalian katakan? Ruang kerja yang sangat kacau. Kalian
tidak akan merasa nyaman jika tempat kerja yang kalian gunakan penataannya sangat kacau.
Konsentrasi kerja kalian pun juga akan terganggu. Sebaliknya, jika penataan ruang kerja yang
bersih dan rapi akan membuat kalian nyaman saat bekerja. Namun, dalam menata ruang kerja
tidak boleh sembarangan. Apalagi di dalam tempat kerja yang sangat rentan dengan
kebakaran. Oleh karena itu, penataan tempat kerja juga perlu kalian perhatikan. Bagaimana
penataan ruang kerja yang baik dan benar itu? Apakah setiap tempat kerja itu memiliki
penataan yang sama? Adakah prosedur tertentu dalam penataan tempat kerja?
A. Penataan Tempat Kerja Salah satu aspek yang dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja adalah
penataan tempat kerja. Penataan tempat kerja berarti menyimpan barang dan alat kerja di
tempat yang benar dan tepat. Penempatan barang dan alat kerja di tempat yang tepat akan
menghemat waktu pengambilan pada saat barang atau alat kerja tersebut diperlukan.
Bayangkan apabila penempatan barang atau alat kerja di suatu perusahaan tidak diatur
sedemikian rupa maka berapa banyak waktu yang terbuang untuk mencari barang yang
diperlukan.
1. Tempat Penyimpanan
Dalam penataan tempat kerja, yang perlu diperhatikan adalah fungsi dari barang atau
alat tersebut dalam melakukan kerja. Jika segala sesuatu disimpan di tempat tertentu demi
menjaga mutu dan keamanan tempat kerja, bisa dikatakan tempat kerja tersebut tertata
dengan rapi.
Untuk dapat melakukan penataan tempat kerja, mulailah dari memilih barang yang
seharusnya disimpan, seperti yang sudah dilakukan dalam kegiatan Sisih (5 S) yaitu:
Barang yang sering dipergunakan minimal sekali dalam seminggu, sebaiknya
disimpan dekat tempat kerja.
Barang yang dipergunakan lebih dari sekali dalam sebulan, sebaiknya disimpan pada
tempat area kerja.
Barang yang dipergunakan sekali dalam setahun terakhir, sebaiknya disimpan di
tempat lain.
Barang yang sama sekali tidak dipergunakan untuk mendukung kegiatan kerja,
sebaiknya dibuang. (Dibuang bukan berarti langsung jadi sampah tetapi dilihat
apakah barang tersebut masih bisa dipakai oleh bagian lain di tempat lain, atau bisa
dijual atau menjadi sampah).
a. Menetukan Tempat Penyimpanan
Setelah kalian mengetahui jumlah barang yang harus disimpan di tempat kerja,
langkah selanjutnya adalah:
1) Penentuan tempat penyimpanan. Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat
penyimpanan adalah kesesuaian dengan tempat kerja dan pola penyimpanan. Tanpa ada
pola yang ditentukan berarti melakukan pemborosan waktu untuk pencarian barang saat
diperlukan.
2) Pengaturan tempat penyimpanan. Pengaturan tempat penyimpanan ini berkaitan dengan
bagaimana menentukan barang yang akan ditata pada tempat tersebut. Hal yang penting
43
adalah barang yang disimpan harus dapat segera mungkin diketahui tempatnya dan
diambil jika diperlukan. Untuk lebih mempermudah dalam pencarian barang, tandailah
tempat penyimpanan.
3) Patuhi aturan penyimpanan. Setiap barang yang diambil dari tempat penyimpanan, harus
dikembalikan ke tempat tersebut setelah selesai digunakan. Langkah tersebut akan
membuat tempat kerja menjadi tertata rapi, yang berarti menghemat pemakaian waktu
yang digunakan untuk mencari barang. Penempatan barang dan alat kerja dengan benar
dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan seperti terantuk, terjatuh, kejatuhan barang
atau alat kerja, dan sebagainya.
Sumber: www.bestmanufacturing.blogspot.com
Gambar 3.?? Penataan alat-alat kerja
b. Mengatur Tempat Penyimpanan
Bahaya-bahaya yang terjadi di tempat kerja sangat bergantung pada proses penataan
tempat kerja. Apalagi di lokasi pengoperasian alat berat, tentunya banyak hal yang harus
diperhatikan agar keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat terjamin. Penataan di tempat
kerja merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan bahaya. Penataan tempat kerja yang
baik seperti pencahayaan yang baik, penataan yang rapi, dan tempat kerja yang bersih
sedangkan pencahayaan yang kurang, serta tempat acak-acakan (kotor) merupakan penataan
tempat kerja yang tidak baik. Ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk penataan tempat
kerja yang baik, yaitu:
1) Lay out yang tepat dan penataan yang baik untuk peralatan dan fasilitas-fasilitas.
2) Penanganan material dan penyimpanannya yang benar.
3) Kebersihan dan keteraturan dalam penataan.
Contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin
(alat-alat perkakas, mesin las, dan mesin bubut) adalah sebagai berikut.
- Tempatkan alat-alat sehabis bekerja pada tempatnya.
44
- Gunakan rak-rak, laci, dan lemari untuk menyimpan alat-alat servis. Selain itu untuk
menyimpan alat berat, minyak pelumas, dan alat-alat tangan (hand tools). Setiap alat
mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang
dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.
Sumber: www.indonetwork.co.id
Gambar 3.4 Macam-macam trolley atau rak jalan.
- Bersihkan kembali permukaan tempat kerja setelah selesai melaksanakan perawatan
terhadap alat-alat tersebut dengan majun (lap). Bersihkan juga alat-alat yang terkena
cairan pendingin, cairan pelumas, dan sebagainya di tiap-tiap pekerjaan atau setiap
akhir jam kerja.
- Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
- Bersihkan mesin dari kotoran debu, solar, cairan pendingin, serpihan logam, tanah,
air, dan aspal setidaknya satu kali dalam seminggu.
- Cuci permukaan mesin yang dicat setidaknya satu kali dalam sebulan atau sesuai
kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar komponen tidak berkarat. Gunakan
deterjen yang ramah lingkungan dan ramah terhadap mesin. Oleskan cairan anti karat
supaya alat atau mesin perkakas tetap awet.
- Lakukan tindakan terhadap alat agar antikarat atau lumasi dengan cairan antikarat
semprot (spray) pada akhir pekan dan hari libur.
- Segera hilangkan serpihan logam dari mesin sampai bersih dan ambil langkah untuk
menghentikan penyebab munculnya serpihan tersebut. Jika diperlukan, gunakan alat
vacuum cleaner untuk menghisap kotoran serpihan logam, serpihan batu gerinda, atau
serpihan hasil kerja yang berukuran kecil lainnya.
- Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau
setiap akhir jam kerja.
- Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan (preventif)
lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.
Penataan lay out ditempat kerja yang kurang baik juga akan menghambat efisiensi
kerja. Contoh ketidaksesuaian lay out tempat kerja dengan penataannya (tidak standar) adalah
sebagai berikut.
- Penataan ruang yang tidak tepat. Peralatan tidak terletak pada tempat yang telah
ditentukan pada prencanaan yang sudah disetujui.
- Peralatan yang rusak dan peralatan yang tidak aman masih digunakan.
- Peralatan portable (mudah dibawa) yang berceceran, alat-alat listrik, dan
perlengkapan lain yang ditempatkan atau digunakan dapat menghambat operasi suatu
sistem.
45
- Kebocoran dapat mendatangkan bahaya, misalnya kebocoran angin, gas, air, dan oli
atau zat pendingin, kebocoran dari pipa-pipa penghantar, tangki-tangki, dan
penampung lainnya.
Penanganan dan penyimpanan material yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya.
Contoh bahaya yang dapat ditimbulkan berkaitan dengan penanganan dan penyimpanan
material yang kurang baik adalah sebagai berikut.
- Tonjolan-tonjolan benda dari rak, bangku, filing cabinet atau meja dapat
membahayakan kalian saat bekerja. Misalnya, ketika kalian akan berdiri dan di
sebelah kalian terdapat rak yang menonjol keluar, pinggang atau kepala kalian akan
berbenturan dengan rak tersebut. Hal ini dapat membahayakan kesehatan kalian.
- Tumpukan barang yang tidak stabil. Tumpukan barang yang tinggi dan berat yang
tidak stabil dapat menyebabkan mudah robohnya barang tumpukan tersebut.
- Meletakkan kotak, keranjang sampah, rak penyimpanan, dan potongan atau tumpukan
material, serta ember yang berada di jalan akan membahayakan dan menghambat
dalam operasi.
- Peralatan yang terbebani secara berlebihan, struktur, rangka-rangka, rak, dan ember
dibebani secara tidak tepat atau dibebani melebihi kapasitasnya.
- Pemakaian peralatan pengganti/darurat yang tidak tepat pada peralatan standar.
- Risiko kesehatan dari kontak langsung dengan zat kimia. Misalnya, asam sulfat,
cairan pendingin (oil coolant), dan detergen.
Kalian juga harus memperhatikan penataan tempat kerja ketika sedang memperbaiki
mesin perkakas. Contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang sedang bekerja
menggunakan kotak alat saat memperbaiki mesin perkakas adalah sebagai berikut.
- Buatlah atau pikirkan apa yang akan dikerjakan agar menjadi aman saat bekerja.
Perhatikan alat-alat yang berhubungan dengan listrik. Pastikan bahwa alat-alat
tersebut tidak terhubung dengan sumber listrik. Sambungkan alat-alat listrik ke
sumber listrik saat digunakan dan lepas setelah selesai menggunakannya.
- Bersihkan komponen supaya pekerja tidak terkena kotoran.
- Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.
- Gunakan peralatan yang cocok dan jangan sampai melebihi beban kerjanya.
- Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan diri Anda sendiri
bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? (preventif terhadap
kecelakaan). - Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar
bukan dibuang pada saluran air.
- Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
- Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan
sistem pelabelan jika kalian belum terbiasa dengan assembling (perakitan).
- Jangan menyimpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau
jalan masuk.
- Amankan sudut-sudut tajam, tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
- Gunakan penutup debu jika diperlukan.
- Gantilah bagian (parts) yang rusak.
- Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak.
- Setelah merakit ulang, lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.
- Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.
46
Sumber: http://indonetwork.co.id.
Gambar 3.5 Rak gudang
2. Pondasi dan Ruang Kerja pada Mesin Perkakas Selain penataan yang rapi dan bersih pada ruang kerja, kalian juga harus
memperhatikan pondasi di ruang kerja. Apalagi saat kalian bekerja di dalam ruang yang ada
mesin perkakasnya. Pondasi sebagai tempat atau alas mesin perkakas harus benar-benar kuat
dan kokoh. Hal ini dimaksudkan agar mesin perkakas tetap berada pada tempatnya. Dengan
pondasi yang tidak kuat, mesin perkakas dapat bergeser. Bergeserya mesin ini diakibatkan
oleh getaran yang ditimbulkan mesin saat beroperasi. Oleh karena itu, penataan pondasi dan
ruang kerja pada mesin perkakas harus tepat.
Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com
Gambar 3.6 Penempatan pondasi pada mesin perkakas
3. S3 = SHINE = Pembersihan
S3 = SHINE = Pembersihan adalah kegiatan membersihkan tempat kerja dan alat
kerja. Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa membersihkan sekaligus memeriksa. Dengan
demikian, alat atau mesin benar-benar siap untuk dipakai kembali. Dalam kondisi bersih, alat
47
kerja tersebut akan memudahkan proses problem solving dan memotivasi untuk memproduksi
mutu.
Prinsip pada S3 = SHINE = Pembersihan adalah adalah clean (bersih), inspect
(memeriksa), detect (mendeteksi), correct (koreksi), dan perfect (sempurna).
a. Clean
Clean berarti membersihkan tempat kerja. Untuk membersihkan tempat kerja ini dapat
dilakukan seperti berikut ini.
1) Memungut
Memungut kotoran dapat dilakukan dengan tangan, sekop kecil, alat bantu, dan
magnet stick.
2) Mengelap
Membersihkan tempat kerja yang dilakukan dengan mengelap dapat menggunakan
kain majun, kanebo, atau spons.
3) Menyapu
Membersihkan tempat kerja dengan cara menyapu dapat dilakukan menggunakan
sapu, penyapu, atau ijuk.
4) Mencuci
Membersihkan tempat kerja dengan cara mencuci dilakukan menguunakan bahan
pencuci atau washer/cleaner liquid.
5) Menghisap
Untuk membersihkan tempat dengan cara menghisap dilakukan menggunakan
vacuum cleaner.
6) Menggosok
Menggosok tempat kerja dapat dilakukan dengan sikat (brusher).
7) Mengecat
Mengecat tempat kerja dapat dilakukan dengan kuas dan cat.
b. Inspect (memeriksa)
Inspect (memeriksa) merupakan perbuatan yang harus selalu dilakukan. Karena
memeriksa tempat dan alat kerja dari kotoran akan mengurangi bahkan dapat mencegah
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Apa yang seharusnya ada dan bagaimana
seharusnya merupakan pertanyaan yang harus ada dalam pemeriksaan. Jika terdapat
penyimpangan, cepat dilaporkan dan segera lakukan perbaikan. Dengan demikian, pada
saat ruang atau peralatan kerja akan dipakai untuk bekerja, kondisinya telah siap untuk
dijalankan.
c. Detect (mendeteksi)
Detect (mendeteksi) tempat kerja dari kotoran juga harus rutin dilakukan. Hal yang harus
diperhatikan adalah mendeteksi sumber terjadi kotoran, ceceran, bocoran, dan rembesan.
Jika dalam mendeteksi terjadi kebocoran atau rembesan, segera ditanggulangi dan
lakukan perbaikan. Dengan demikian, tidak akan menghambat proses kerja.
d. Correct (koreksi)
Correct (koreksi) di tempat kerja dan peralatan kerja juga perlu diperhatikan. Apalagi
ketika telah terdeteksi atau ditemukan sumber masalah. Untuk itu, segera lakukan
tindakan koreksi setelah ditemukan sumber masalah. Sumber masalah tersebut segera
dihilangkan sebelum muncul masalah baru. Karena menimbun masalah akan
mengakibatkan munculnya masalah baru.
e. Perfect (sempurna)
Kondisi sempurna akan terjadi jika aktivitas perbaikan telah menyentuh hal-hal yang
terkait dengan pencegahan munculnya masalah lama dan kemungkinan bagi masalah
baru.
48
Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009_03_01_archive.html
Gambar 3.7 Tindakan Kebersihan
Setelah kalian mengetahui prinsip dari S3 = SHINE = Pembersihan, ada tujuh langkah
penerapan S3 = SHINE = Pembersihan. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tetapkan sasaran penerapan resik
b. Membagi tugas dan tanggung jawab resik
c. Tetapkan metode kebersihan
d. Tentukan jadwal kebersihan
e. Siapkan sarana kebersihan
f. Laksanakan kebersihan
g. Membuat standar kebersihan area kerja
Kegiatan K3 = SHINE = Pembersihan bukanlah milik cleaning service (tukang
pembersih) saja. Namun, menjadi tanggung jawab semua pekerja yang berada di area
tersebut. Operator mesin memiliki tanggung jawab terhadap qualitas, produktivitas,
kebersihan alat mesin atau meja kerja dan pelaporan hasil pekerjaannya. Bahkan pada tingkat
penerapan TPM (Total Productive Maintenance), cakupan tanggung jawab operator sampai
pada level perawatan mandiri.
Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009_03_01_archive.html
Gambar 3.8 Perwatan terhadap alat dan mesin-mesin perkakas
Ketika kalian bekerja yang berhubungan dengan mesin-mesin perkakas, S3 + SHINE
= Pembersihan harus kalian perhatikan. Hal-hal yang perlu kalian perhatiaan pada saat
melakukan pembersihan terhadap alat atau mesin-mesin perkakas adalah sebagai berikut.
a. Saringan alat pendingin kotor dan tersumbat, adanya serpihan logam yang menyumbat
sirkulasi cairan pendingin.
b. Minyak pelumas (bocor/rembesan) tercecer di mana-mana, terutama pada lantai. Hal ini
akan mengakibatkan lantai menjadi licin.
c. Barang terjatuh dari tempatnya.
d. Papan pengumuman yang kadaluwarsa dan penuh robekan/coretan tangan.
49
e. Barang rusah dan bengkok.
f. Debu dan percikan pelumas menempel di mana-mana.
g. Ceceran perlengkapan packing di mana-mana.
h. Tercampurnya barang rusak dan barang bagus.
Itulah beberapa hal yang harus kalian perhatikan ketika kalian bekerja di tempat yang
memiliki mesin-mesin perkakas. Dengan mengetahui hal tersebut, kalian harus dapat
mempertahankan tempat kerja selalu dalam keadan bersih dan rapi. Prinsip dasar untuk
mempertahankan tempat kerja agar selalu bersih adalah sebagai berikut.
a. Jika setiap hari alat dan mesin kotor maka kalian harus membersihkan setiap hari.
Tindakan ini akan lebih efektif ketika selesai bekerja, mesin langsung dimatikan dan
disertai dengan melakukan kebersihan.
b. Ketika kalian membersihkan bagian mesin yang bergerak, pastikan mesin dalam kondisi
mati. Selain itu, kalian juga harus memastikan bahwa hubungan listrik harus diputus,
kemudian kunci, dan bersihkan seluruh kotoran yang ada.
c. Dalam melakukan pembersihan, gunakan kain yang bersih (kain majun) bukan dengan
semprotan kompresor. Karena penyemprotan debu dengan menggunakan kompresor
dapat mengakibatkan radang paru-paru.
d. Semprotan udara dengan kompresor dapat membawa kotoran ke mana-mana dan kotoran
cenderung menuju lorong yang sulit dijangkau. Untuk itu, kalian harus menggunakan
respirator (pelindung hidung).
Dengan menerapkan S3 = SHINE = Pembersihan di tempat kerja, kalian dan pihak
tempat kalian bekerja akan mendapatkan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Mesin dan tempat kerja selalu siap dioperasikan.
b. Baut dan jointing (sambungan) kendor dapat segera terdeteksi lebih awal.
c. Mudah melakukan pemeriksanaan, pengontrolan stock lebih cepat dan akurat.
d. Kualitas kerja dapat terlihat dengan jelas.
e. Mudah dalam melakukan pengamatan dan problem solving (pemecahan masalah).
f. Cepat dalam melakukan repairing dan tindakan preventive.
g. Umur mesin akan lebih lama.
h. Hasil kerja yang optimum dan maksimal.
i. Motivasi pekerja tinggi.
j. Efektif mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Tugas Mandiri
B. Keamanan dan Pengoperasian Alat-Alat Teknik Mesin
Jika kalian dalam bekerja berhubungan dengan mesin maka kalian harus mengetahui
peralatan dan cara kerja dari mesin tersebut. Dalam pengoperasian sebuah mesin diperlukan
orang yang ahli atau dapat mengoperasikan mesin tersebut. Namun, masih banyak kecelakaan
kerja yang terjadi di tempat kerja yang berhubungan dengan mesin. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecelakaan kerja tersebut telah kalian pelajari pada bab sebelumnya. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut, kalian harus mengetahui sumber bahaya di
tempat kerja. Lalu, apakah sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja?
1. Sumber Bahaya di Tempat Kerja
Lingkungan kerja dan cara kalian bekerja merupakan awal yang penting untuk
kelangsungan kesehatan dan keselamatan. Bahkan bukan hanya diri kalian tetapi semua orang
termasuk pimpinan juga merupakan bagian dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
50
Perusahaan yang baik pasti akan memperhatikan hal itu selain menaati undang-undang
tentang tenaga kerja. Memahami dan melakukan keselamatan serta kesehatan kerja
merupakan tugas dan tanggung jawab kalian dan perusahaan. Dengan memahami dan
melakukan keselamatan kerja maka akan membantu menjaga kondisi kesehatan. Selain itu,
dapat juga meminimalkan risiko cidera yang serius.
Kecelakaan industri merupakan masalah yang serius bagi masyarakat. Setiap tahun
ratusan dari ribuan orang tidak dapat bekerja sedikitnya satu hari dan hampir jutaan jam kerja
hilang. Itulah mengapa pemerintah dan Organisasi Keselamatan melakukan penelitian
tingkah laku atas penyebab kecelakaan dan mengenalkan praktik kerja yang aman. Beberapa
temuan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hal-hal berikut ini.
a) Pekerja-pekerja muda dan orang yang baru dalam pekerjaannya cenderung akan
mengalami kecelakan.
b) Dalam jangka waktu satu tahun, satu dari 34 orang pekerja mengalami kecelakaan, yang
menyebabkan mereka tidak dapat bekerja lebih dari satu minggu.
c) Dalam beberapa industri, kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih besar dibandingkan
dengan industri yang lain. Kalian dapat mengurangi risiko kecelakaan dengan belajar.
Kurang lebih dua dari tiga kecelakaan, menyebabkan cidera pada diri sendiri akibat
ketegangan, terjatuh, terpeleset, kehilangan keseimbangan, tersandung, tertabrak atau
kejatuhan benda, terburu-buru, atau membentur benda diam. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang penyebab kecelakaan sangatlah penting. Hal tersebut dapat
membantu dalam merencanakan dan mencegah terjadinya kecelakaan yang sama. Ada
dua penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu
1) tindakan yang tidak aman, dan
2) kondisi yang tidak aman.
Seseorang yang sakit tidak selalu menjadi penyebab kecelakaan. Namun, kecelakaan
dapat disebabkan oleh unsafe act atau unsafe condition. Berikut ini adalah beberapa contoh
tindakan yang tidak aman yang menjadikan sumber bahaya.
• Menggunakan peralatan tanpa mempunyai pelatihan atau keterampilan yang sesuai
tentang cara penggunaannya.
• Menggunakan alat-alat atau peralatan dengan cara yang salah.
• Salah menggunakan peralatan pelindung pribadi, seperti goggle ketika dibutuhkan.
• Bercanda dan bermain-main saat di tempat kerja.
• Terburu-buru dan mengambil jalan pintas yang berbahaya melalui bengkel.
• Mengganggu pekerjaan orang lain atau membiarkan kalian ikut terganggu.
Sekarang, perhatikan contoh kondisi yang tidak aman untuk pekerja di bawah ini.
• Kurangnya instruksi dalam metode keselamatan di tempat kerja.
• Kurangnya pelatihan.
• Pakaian yang tidak sesuai untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.
• Kurangnya pencahayaan dan kebisingan yang berlebih.
• Rambut panjang pada tempat yang terdapat mesin yang berputar.
• Kurangnya pengaman keselamatan pada mesin.
Inilah beberapa penyebab atau sumber terjadinya bahaya yang mengancam kalian.
Untuk itu, kalian harus menjaga dan menghindari kondisi dan perbuatan di atas. Dengan
demikian, keselamatan dan kesehatan kalian akan terpenuhi.
2. Kecelakaan dan Menghindari Kondisi Tidak Nyaman
Sasaran dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut.
a) Untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja di tempat kerja.
b) Untuk melindungi orang yang berada di tempat kerja (selain pekerja itu sendiri)
terhadap risiko yang timbul dari aktivitas kerja.
51
c) Untuk memperkenalkan lingkungan kerja yang sesuai dengan aspek psikologi yang
mereka butuhkan.
d) Sebagai alat untuk menyediakan cara kerja yang memungkinkan sebagai pengganti
perundang-undangan kesehatan dan keamanan kerja.
Setiap hari, ribuan pekerja mengalami kecelakaan yang menyebabkan sakit dan
cidera. Banyak cidera yang serius dan permanen bahkan ada beberapa yang menyebabkan
kematian. Fakta yang menyedihkan adalah kecelakaan ini tidak dapat dihindari. Pencegahan
terhadap kecelakaan di industri bukan hanya tanggung jawab orang yang ahli pada bidang
tersebut. Setiap individu harus belajar tentang bagaimana bekerja tanpa melukai diri sendiri
atau membahayakan rekan kerjanya.
Usaha kalian sangat penting dalam menjaga keselamatan di tempat kerja. Kecelakaan
menyebabkan kerugian pada setiap orang. Jika kalian mengalami kecelakaan maka kalian
dapat menderita sakit dan ketidaknyamanan, kemungkinan berkurangnya pendengaran, dan
bisa jadi terkucilkan dalam segala hal, di tempat bekerja, olahraga, dan aktivitas sosial.
Setiap tahun ratusan orang meninggal dalam kecelakaan industri dan ribuan
mengalami cidera permanen. Banyak cidera lain yang tidak serius, tetapi rata-rata kecelakaan
hanya mengakibatkan kehilangan 14 hari kerja.
3. Mencegah Kecelakaan Kerja
Setiap hari ribuan pekerja bekerja di workshop dan mengalami kecelakaan.
Kecelakaan ini dapat mengakibatkan sakit dan cidera. Pada umumnya, cidera ada yang serius
dan permanen serta beberapa dapat mengakibatkan kematian. Namun, ada beberapa cidera
yang dapat disembuhkan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang situasi yang berpotensi
mengakibatkan bahaya dan bekerja di tempat kerja dengan aman dan dapat mengurangi risiko
sakit atau cidera.
Sangat penting bagi kalian untuk menggunakan tool atau peralatan dengan benar.
Kalian dapat menguasai penggunaannya apabila kalian mengetahui fungsi masing-masing
alat kerja. Jika kalian menggunakan alat, peralatan di tempat servis atau benda yang kalian
ragu menggunakannya harus bertanya kepada orang yang berpengalaman tentang alat apa dan
bagaimana menggunakannya di tempat servis. Demi diri kalian dan orang lain, kalian harus
bekerja dengan aman dan efisien. Segala tindakan bodoh dapat mengakibatkan bahaya
kepada diri kalian atau orang lain dan merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Saat kalian bekerja, gunakan metode kerja yang benar walaupun ada orang lain yang
berani mengambil risiko berbahaya. Kalian harus menghindari unsafe condition saat bekerja.
Karena menghindar dari unsafe condition sangat penting bagi keamanan dan keselamatan
kalian. Kondisi pekerjaan yang aman bukan hanya soal mempunyai alat baik, tetapi mesin
dan workshop juga harus dirancang dengan baik. Namun, hal tersebut bergantung pada
kerjasama semua orang yang beradadi tempat kerja. Jika semua orang menyadari akan
keselamatan dan kesehatan kerja, bukan hal yang mustahil untuk menciptakan kondisi kerja
yang nyaman. Selain itu, menjaga kebersihan tempat kerja dan merapikannya juga
merupakan modal utama dalam kenyamanan bekerja. Kalian harus membiasakan diri dalam
menjaga keamanan diri sendiri dan keamanan orang lain.
Jika kalian tidak memperhatikan unsafe condtion di tempat kerja maka bahaya dapat
menimpa siapa saja. Terutama bagi orang yang bekerja pada tempat itu. Contoh beberapa hal
yang berkaitan dengan unsafe condition di tempat kerja adalah sebagai berikut.
a) Lantai yang licin.
b) Penerangan yang kurang.
c) Tempat kerja yang tidak rapi dan berdebu.
d) Hand tool yang rusak.
e) Mesin yang tidak dikunci.
f) Tumpukan material yang kurang baik.
52
Kalian dapat mendeteksi berbagai penyebab kecelakaan yang lain. Segala sesuatu
yang dapat mengakibatkan kecelakaan disebut hazard. Biasanya, sebuah perusahaan yang
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, di tempat kerja diberi alat yang berfungsi
sebagai peringatan bahaya. Peringatan tersebut harus dapat didengar atau dilihat oleh pekerja
dengan baik. Peringatan dini yang berupa sebuah tanda merupakan langkah pertama untuk
menghindari kecelakaan. Kalian juga harus selalu waspada terhadap hal-hal yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Jika kalian mengetahui lebih awal penyebab kecelakaan, segera
hilangkan secepat mungkin dengan cara melaporkannya ke atasan/supervisor kalian tanpa
menunda-nunda. Namun, jika kalian mampu menghilangkan sendiri dengan aman itu lebih
baik. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka diperlukan adanya kesadaran diri dari
setiap pekerja. Secara garis besar, mencegah kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai
berikut.
a) Tingkatkan kesadaran. Kesadaran merupakan hal yang paling penting dari skill dan
training kalian. Selama kalian mengerti tentang pekerjaan, kalian perlu belajar untuk
melakukannya dengan aman. Hal ini merupakana bisnis jangka panjang. Kalian perlu
juga untuk mengembangkan kesadaran diri pada pekerjaan agar tidak memungkinkan
terjadinya cidera pada diri sendiri atau orang lain.
b) Pencegahan kecelakaan. Kecelakaan dapat dihindari dengan menghilangkan
penyebabnya. Rekan kerja yang baik adalah orang yang selalu waspada dan
perhatian, berhati-hati, dan bertanggung jawab. Kalian akan mendapatkan perhatian
dari orang lain apabila kalian melakukan hal yang sama. Lakukan pekerjaan sehari-
hari dengan aman. Cegah unsafe condition dengan meningkat pengetahuan mengenai
apa yang harus dilakukan pada saat kondisi darurat.
c) Laporkan semua kecelakaan atau kerusakan pada peralatan, walau sekecil apapun.
Kerusakan kecil dapat mengakibatkan kerusakan yang serius jika tidak dilaporkan.
d) Bekerja dengan aman merupakan tanggung jawab kalian di tempat kerja, baik selama
bekerja maupun saat istirahat. Semua tempat kerja memiliki potensial terjadinya
kecelakaan.
Info K3
Penting untuk diketahui bersama
Seluruh karyawan harus bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa lingkungan tempat
kerjanya aman dan sehat.
Para pekerja harus menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dan para pekerja
harus memiliki sikap untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan sehat.
Para pekerja harus melakukan tindakan yang tepat terhadap kesehatan dan keselamatan di
lingkungan kerjanya.
Semua pihak baik pekerja maupun pimpinan yang terlibat dalam kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja harus tunduk pada peraturan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Setiap pekerja harus menjaga kepedulian pada tempat kerja, rekan kerja, perlengkapan,
dan fasilitas.
Pimpinan dan pekerja dapat dikenakan sangsi, yaitu akan dikenai hukuman sebesar
kesalahannya apabila melakukan tindakan pelanggaran.
Tugas Kelompok
53
C. Perilaku di Lingkungan Kerja
Dalam menyelesaikan pekerjaan terkadang membutuhkan teman. Misalnya, ketika
kalian bekerja di tempat bangunan. Di tempat tersebut, banyak sekali besi-besi berserakan
dan beton-beton dari yang kecil sampai beton besar. Dengan banyaknya teman di tempat
kerja, sendau gurau dan bermain-main pun sering terjadi. Sering bermain-main pada lantai
beton, dekat dengan besi yang tajam, dan mesin yang bergerak sangat berbahaya. Perilaku
seperti ini jangan dibiasakan pada diri kalian. Selain perilaku tersebut, ada beberapa perilaku
di tempat kerja yang harus kalian hindari. Perilaku tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jangan mendorong atau bergulat dengan orang lain di tempat kerja.
2. Jangan berlari di sepanjang koridor, jalan yang dilalui kendaraan, dan di atas tangga
atau di manapun tempat kalian bekerja.
3. Jangan bercanda atau ikut bercanda.
4. Jangan bermain dengan api, listrik, udara bertekanan, dan selang air.
5. Jangan pernah melempar sesuatu di tempat kerja.
6. Jangan melempar lap yang kotor atau buangan kain, meskipun itu ringan, karena
kemungkinan kain tersebut berisi serpihan besi atau material tajam lainnya yang
dapat menggores atau melukai mata.
Itulah beberapa perilaku yang harus kalian hindari saat bekerja di tempat kerja.
Sebaliknya, di tempat kerja tersebut kalian harus dapat menunjukkan perilaku yang baik.
Perilaku yang baik di tempat kerja di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Konsentrasi pada pekerjaan yang kalian lakukan dan harus tetap waspada terhadap
apa yang terjadi di sekitar kalian.
2. Memperhatikan tanda atau pembatas yang melintang. Karena tanda-tanda tersebut
memberitahukan tentang unsafe action atau unsafe condition.
3. Ketahui dan perhatikan dengan saksama tempat kerja kalian.
4. Jangan mengganggu orang lain yang sedang konsentrasi bekerja, terutama jika sedang
menggunakan power tool atau alat pengelasan.
D. Prosedur Keselamatan Kerja
Kita semua tidak menginginkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Keselamatan
pada diri sendiri dan orang lain sangat diharapkan oleh semua orang. Untuk mendapatkan
keselamatan di tempat kerja, kalian harus mengetahui prosedur keselamatan kerja. Dengan
mengetahui prosedur tersebut akan mengurangi bahkan mengharapkan tidak akan terjadi
kecelakaan. Dalam bagian ini, kalian akan mempelajari prosedur keselamatan kerja pada
mesin bubut dan mesin gerinda.
1. Keselamatan Kerja pada Mesin Bubut
Kalian telah mengetahui K3 pada mesin bubut pada bab 2. Ingat kembali bahaya-
bahaya yang dapat ditimbulkan pada pengoperasian mesin bubut. Kalian juga harus
mengetahui bagian-bagain dari mesin bubut. Dengan demikian, kalian akan waspada dan
mengikuti prosedur keselamatan kerja ketika mengoperasikan mesin bubut. Hal-hal yang
perlu diperhatikan tentang K3 pada mesin bubut adalah sebagai berikut
a) Kelistrikan (arus listrik PLN )
Periksa/pastikan kelistrikan pada mesin bubut yang akan digunakan aman. Terutama,
kotak sekering harus tertutup untuk menghindari kontak dengan tatal atau serpihan
logam yang menggulung panjang-panjang.
b) Roda gigi
Pasa saat penggantian roda gigi, pastikan tidak ada orang lain yang menghidupkan
tuas ON-OFF motor utama dan saklar ON-OFF pengaman pada rumah transmisi
(gear box). Hal ini dapat menyebabkan jari tangan tergilas roda gigi dan dapat juga
mengakibatkan kebakaran.
54
c) Saat pembubutan
Pada saat akan menghidupkan mesin bubut pastikan bahwa:
1) kunci cekam atau kunci chuck bubut sudah dilepas dari cekam. Hal ini bertujuan
supaya tidak terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut (landasan
mesin bubut) saat cekam diputar.
2) Tidak ada bagian tubuh yang tergerai (operator). Karena tergerainya bagian tubuh
dapat mengakibatkan terlilit bersama putaran cekam/benda kerja, seperti tangan
baju panjang, gelang, kalung, rambut, dan sebagainya.
3) Benda kerja yang akan dibubut diperhitungkan agar tidak melenting atau tidak
bengkok dan tidak mengenai kepala operator (tubuh vital operator). Benda kerja
panjang dan mudah melenting dibubut menggunakan penyangga (steady).
Sumber: www.modul.smkn1-cirebon.sch.id
Gambar 3.9 Penggunaan penyangga pada mesin bubut.
2. Keselamatan pada Mesin Gerinda
Pada mesin gerinda terdapat beberapa bagian. Bagian-bagian itu adalah pelindung
mesin (safety glass), heavy wheel guard, dan meja. Setiap bagian tersebut memiliki fungsi
seperti berikut ini.
a) Pelindung mesin gerinda (safety glass) dapat diatur dan dirancang untuk melindungi
bagian atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
b) Heavy wheel guard berguna untuk melindung geinda pada saat berputar dan merupakan
pelindung tetap.
c) Meja berguna untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan mempengaruhi hasil
dari penggerindaan.
Bagian-bagian tersebut secara umum untuk melindungi pekerjanya. Meskipun
demikian, bahaya-bahaya dari mesin gerinda masih dapat ditimbulkan. Bahaya-bahaya
tersebut antara lain seperti berikut ini.
a) Putaran batu gerinda yang sangat cepat.
b) Terbentur oleh barang-barang yang terlempar keluar dari mesin.
c) Percikan api yang keluar pada saat penggerindaan.
d) Tersangkutnya bagian tubuh pada bagian mesin yang bergerak.
Karena bahaya-bahaya masih dapat terjadi ketika mengoperasikan mesin gerinda
maka kalian harus mengetahui langkah-langkah keselamatan kerja. Beberapa langkah
keselamatan kerja pada mesin gerinda antara lain seperti berikut ini.
a) Gunakan kacamata kerja setiap saat, meskipun sudah tersedia penutup kaca pada roda
gerindanya.
b) Periksa kondisi roda gerinda dari keretakan secara rutin. Ketuk roda gerinda dengan
tangkai obeng. Apabila suaranya nyaring berarti baik dan jika bersuara sember berarti
ada keretakan.
c) Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
d) Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam, dan peralatan lain sudah pada posisi
yang benar.
55
e) Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
f) Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat, benda kerja antara dua senter
kemungkinan akan tertekan dan dapat merusak benda kerja dan roda gerindanya.
g) Hentikan seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda.
h) Ketika mengasah roda gerinda (dressing atau truing) pastikan intan pengasah terletak
pada posisi yang kuat dan benar.
i) Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda.
j) Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda gerinda diundurkan
atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.
k) Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terjurai, kalung, dan perhiasan
lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama mesin gerinda
dioperasikan.
l) Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup, pastikan mesin mati pada saat
meninggalkan.
m) Pemuaian akibat pemanasan yang kurang baik menyebabkan permukaan benda kerja
menggeliat di beberapa bagian sehingga pada saat benda kerja dingin, permukaannya
tidak rata.
Diskusi
E. Mencegah Bahaya di Tempat Kerja
Kewaspadaan di tempat kerja memang harus selalu kalian perhatikan. Karena bahaya
di tempat kerja bisa mengancam kalian kapan pun. Dengan demikian, pencegahan terhadap
bahaya yang ditimbulkan di tempat kerja perlu dilakukan. Untuk mencegah bahaya yang
lebih fatal perlu adanya peralatan yang dapat melindungi organ tubuh kita. Setiap orang yang
bekerja harus mengenakan pengaman atau pelindung. Alat pengaman yang digunakan oleh
setiap orang harus memenuhi empat kriteria, yaitu sebagai berikut.
1. Disesuaikan dengan orang yang bersangkutan.
2. Dibersihkan secara teratur dan menyeluruh.
3. Dirawat dengan benar dan teratur (misalnya, spare parts di tata pada tempatnya).
4. Diberikan kepada pekerja setelah dilatih cara penggunaannya secara benar.
1. Alat Pelindung Diri
Sumber: http://www.pc3news.com
Gambar 3.10 Alat Pelindung diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui
56
Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Adapun bentuk dari alat tersebut
adalah sebagai berikut. a. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
Sumber: www.keskerfkmunmuha.wordpress.com Gambar 3.11 Safety helmet.
b. Tali Keselamatan (Safety Belt)
Tali keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat
transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).
Sumber: www.dimensionsguide.com
Gambar 3.12 Safety belt pada mobil.
c. Sepatu Karet (Sepatu Boot)
Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Biasanya, sepatu jenis ini dilapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam
atau berat, benda panas, dan cairan kimia.
Sumber: www.indonetwork.co.id
Gambar 3.13 Sepatu karet.
d. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Seperti sepatu biasa, tetapi dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Sepatu ini berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, dan cairan kimia.
57
Sumber: www.safety-shoes.co.cc
Gambar 3.14 Sepatu pelindung.
e. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cidera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan
fungsi masing-masing pekerjaan.
Sumber: www.keywordpicture.com
Gambar 3.15 Sarung tangan. f. Tali Pengaman (Safety Harness)
Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Orang yang
diwajibkan menggunakan alat ini adalah orang yang bekerja berada di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Sumber: www.ferret.com.au
Gambar 3.16 Safety harness
Dalam pekerjaan mesin perkakas alat ini juga bisa dipakai untuk perbaikan-perbaikan yang
ada di bengkel bagian atas. Pengelasan di gedung-gedung bertingkat, dan sebagainya. Dalam
meningkatkan keamanan dan keselamatan juga kepala bisa dilindungi dengan helmet.
g. Penutup Telinga (Ear Plug/Ear Muff)
Penutup telinga ini berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
58
Sumber: www. made-
in-china.com
Gambar 3.17 Ear muff dan ear plug
h. Kacamata Pengaman (Safety Glasses)
Kacamata pengaman berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Sumber: www.kaskus.us
Gambar 3.18 Safety glasses i. Masker (Respirator)
Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (berdebu atau beracun).
Sumber: www. enviroschool.net
Gambar 3.19 Respirator j. Pelindung Wajah (Face Shield)
Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat
bekerja. Misalnya pada pekerjaan menggerinda, mengelas, membubut logam, dan melubangi logam.
Sumber: www.overclock.net
Gambar 3.20 Face shield k. Jas Hujan (Rain Coat)
Jas hujan berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan air saat bekerja. Misalnya orang bekerja
pada waktu hujan atau sedang mencuci sebuah alat.
59
Sumber: www. southafrica2010.edublogs.org
Gambar 3.21 Rain coat
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L = Kesehatan, Keselamatan Kerja,
dan Lingkungan Kerja). Contohnya adalah ear muff yang digunakan sebagai pelindung suara
dengan penutup telinga. Pada pengoperasian alat-alat perkakas dan operator mesin harus
menggunakan ear muff. Hal ini bertujuan untuk mencegah ketulian dari kebisingan sehingga
telinga tetap sehat. Tentu pada saat mesin bekerja dengan jumlah mesin yang banyak akan
terdengar suara yang keras sekali.
Sumber: www.jendelaberita.com
Gambar 3.22 Pelindung telinga
2. Bahaya-Bahaya yang Terjadi
Ketika kalian bekerja di tempat kerja, ada kemungkinan terjadinya bahaya. Kemungkinan
bahaya tersebut adalah sebagai berikut.
a. Bahaya Kulit
Debu di sekitar tempat kerja yang berasal dari pabrik industri dapat menyebabkan
sesak nafas hingga sakit pernafasan atau penyakit paru-paru yang serius. Debu di tempat
kerja juga bisa mengakibatkat sakit kulit. Penyakit paru-paru ini termasuk penyakit yang
banyak diderita masyarakat kita. Persinggungan langsung di tempat kerja yang kotor (debu)
dapat menyebabkan sakit kulit (dermatis). Kulit terasa gatal-gatal, kemerahan, dan
membengkak atau istilahnya mengalami peristiwa inflammation. Ada beberapa usaha-usaha
yang digunakan untuk membantu mengurangi sakit kulit tersebut, yaitu
1) terjaminnya kebersihan tempat kerja setiap hari;
2) pemeliharaan tempat kerja yang baik;
3) pakaian untuk perlindungan/mencegah kontak langsung dengan menggunakan sarung
tangan;
4) barrier cream (krim pencegah) dan minyak kayu putih/lions;
5) kebersihan pribadi, yaitu mandi menggunakan sabun anti septik; dan
6) bedak pencegah gatal.
b. Bahaya Mata
Untuk mencegah bahaya terhadap mata di tempat kerja gunakan kacamata khusus
atau perisai mata. Kaca digunakan di saat bekerja akan melindungi mata dari bahaya sinar
ultraviolet saat mengelas, melindungi mata terkena percikan logam/serpihan logam kecil saat
membubut, melindungi mata dari serpihan batu gerinda yang beterbangan, melindungi mata
60
dari segala debu/serpihan benda yang bisa masuk ke mata. Apabila kita tidak menggunakan
kacamata pelindung bisa mengakibatkan kebutaan pada mata.
Sumber: www.herry-ss.blogspot.com
Gambar 3.23 Kacamata pelindung
c. Bahaya Kaki
Penyebab utama yang paling umum dari cidera kaki di tempat kerja adalah sebagai
berikut.
1) Terpukul, kejatuhan benda, atau tergilas benda bergerak.
2) Tersayat, terpotong, atau tertusuk karena berdiri pada obyek.
3) Tergelincir pada permukaan yang tidak tepat.
4) Terbakar karena kakinya di dalam atau kena percikan bahan yang panas atau bahan
kimia.
Sumber: www.sangunik.co.cc
Gambar 3.24 Pelindung kaki
d. Bahaya Hidung
Gunakan respirator untuk mencegah debu-debu berukuran kecil sehingga tidak
terhisap oleh hidung kita. Apabila kotoran masuk hidung, kalian akan batuk-batuk dan dapat
menyebabkan sakit pada paru-paru. Selain respirator, kalian bisa menggunakan alat
pelindung hidung lainnya.
Sumber: www. rosemania.com
Gambar 3.25 Pelindung hidung saat bekerja
Tambah Materi
- Rangkuman
- Evaluasi Bab 3 (pilihan ganda dan uraian)
- Simulasi