BAB 3

6
BAB 3 PEMBAHASAN Stres dapat dialami oleh setiap perawat, termasuk perawat ICU di Rumah Sakit Bhayangkara Porong. Dari data yang didapat dari bagian rekam medik, adanya peningkatan jumlah pasien yang signifikan di bulan januari 2012, hal ini terbukti dengan naiknya BOR yang di bulan desember 2011 sebesar 70% ke 75% di bulan januari 2012, sedangkan rata-rata BOR ditahun 2011 sebesar 74 % . Saat ini jumlah personil perawat ICU ada 5 orang, untuk shift pagi 2 orang,shift sore 2 orang dan shift malam 1 orang. Dengan kenaikan jumlah pasien tersebut beban kerja perawat ICU menjadi meningkat sehingga bisa memicu terjadinya stres pada perawat ICU. Perawat ICU rentan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dibandingkan dengan perawat umum. Berdasarkan penelitian Mealer (2007) didapatkan hasil bahwa dari 230 perawat ICU, terdapat 54 responden mengalami PTSD 24%. Menurut Hudak (1997), penelitian 11

description

Stres dapat dialami oleh setiap perawat, termasuk perawat ICU di Rumah Sakit Bhayangkara Porong. Dari data yang didapat dari bagian rekam medik, adanya peningkatan jumlah pasien yang signifikan di bulan januari 2012, hal ini terbukti dengan naiknya BOR yang di bulan desember 2011 sebesar 70% ke 75% di bulan januari 2012, sedangkan rata-rata BOR ditahun 2011 sebesar 74 % . Saat ini jumlah personil perawat ICU ada 5 orang, untuk shift pagi 2 orang,shift sore 2 orang dan shift malam 1 orang. Dengan kenaikan jumlah pasien tersebut beban kerja perawat ICU menjadi meningkat sehingga bisa memicu terjadinya stres pada perawat ICU.

Transcript of BAB 3

Page 1: BAB 3

BAB 3

PEMBAHASAN

Stres dapat dialami oleh setiap perawat, termasuk perawat ICU di Rumah

Sakit Bhayangkara Porong. Dari data yang didapat dari bagian rekam medik,

adanya peningkatan jumlah pasien yang signifikan di bulan januari 2012, hal ini

terbukti dengan naiknya BOR yang di bulan desember 2011 sebesar 70% ke 75%

di bulan januari 2012, sedangkan rata-rata BOR ditahun 2011 sebesar 74 % . Saat

ini jumlah personil perawat ICU ada 5 orang, untuk shift pagi 2 orang,shift sore 2

orang dan shift malam 1 orang. Dengan kenaikan jumlah pasien tersebut beban

kerja perawat ICU menjadi meningkat sehingga bisa memicu terjadinya stres pada

perawat ICU.

Perawat ICU rentan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

dibandingkan dengan perawat umum. Berdasarkan penelitian Mealer (2007)

didapatkan hasil bahwa dari 230 perawat ICU, terdapat 54 responden mengalami

PTSD 24%. Menurut Hudak (1997), penelitian terhadap faktor-faktor penyebab

stres kerja pada perawat ICU telah dilakukan diluar negeri oleh beberapa peneliti,

yaitu antara lain oleh Anderson(1988), Hart(1989), Rosenthal(1989), dan

Oehler(1991). Hasil dari penelitian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa faktor-

faktor penyebab stres pada perawat ICU adalah konflik interpersonal dengan

perawat, memberi perawatan pada pasien, isu-isu mengenai administrator dan

manajer keperawatan, pola komunikasi, pemantauan dan perencanaan staf, politik

interdisiplin pada tingkat manajer perawatan dan dokter, penghargaan termasuk

11

Page 2: BAB 3

gaji dan promosi serta isu etika yang berhubungan dengan pasien-pasien

menjelang kematian.

Perawat ICU berbeda dengan perawat bagian lain. Tingkat pekerjaan dan

pengetahuan perawat ICU lebih kompleks dibandingkan dengan perawat lain di

rumah sakit, karena bertanggung jawab mempertahankan hemeostasis pasien

untuk berjuang melewati kondisi kritis yang mendekati kematian(Hudak,1997).

Aspek penyebab stres pada perawat ICU menurut Lazarus dalam Davidoff

(1991) memiliki tiga aspek yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Untuk aspek kognisi

yaitu penilaian perawat ICU tentang suatu kejadian yang dialami, apakah kejadian

tersebut dipersepsikan sebagai tantangan atau ancaman. Aspek afeksi yaitu

perasaan yang dialami oleh perawat ICU mengenai kejadian yang tidak pasti dan

perasaan tidak mampu untuk mengatasi situasi tersebut. Sedangkan aspek konasi

adalah kecenderungan perilaku yang dilakukan perawat ICU

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja pada perawat

ICU merupakan persepsi perawat ICU terhadap peluang, kendala atau tuntutan

yang dirasakan sebagai hal yang tidak pasti dan mengancam, diperoleh melalui

interaksinya dengan lingkungan baik interaksi di lingkungan kerja maupun di luar

lingkungan kerja dan menyebabkan ketidaknyamanan secara psikologis.

Sekecil apapun stress kerja yang dialami perawat ICU, akan mempengaruhi

kualitas hasil kerja. Oleh karena itu pentingnya mencegah maupun mengatasi

stress kerja agar kualitas kerja yang dihasilkan juga tidak menurun, berikut

beberapa tips sukses mengatasi stress kerja pada perawat ICU, antara lain  :

12

Page 3: BAB 3

1. Mengatur rencana kerja dengan baik. Misalnya:Apa target kerja hari ini, kapan

waktu pengerjaannya, siapa saja yang bertanggung jawab dengan tugas

tersebut, harus diatur sebelum memulai kerja. Sehingga tugas menjadi jelas,

dan dapat terselesaikan tepat waktu tanpa tertunda dan menumpuk.

2. Berusaha mencari solusi untuk setiap masalah kerja yang dihadapi. Sehingga

setiap masalah memiliki pemecahan, agar tidak menumpuk menjadi beban

besar dalam diri kita.

3. Bangun suasana kerja yang menyenangkan. Baik hubungan yang

menyenangkan dengan sesama perawat, dokter, pasien dan keluarga pasien

maupun menciptakan kondisi menyenangkan di lingkungan ruangan kerja.

4. Lakukan kegiatan kecil untuk merefresh pikiran. Kegiatan ini bisa dilakukan

dengan sekedar berdiri atau berjalan sebentar keluar ruangan, untuk

menyegarkan pikiran yang sudah mulai lelah dengan pekerjaan.

5. Sisihkan waktu untuk menyempatkan diri dengan berolahraga. Karena

kegiatan tersebut dapat meningkatkan kekuatan fisik, serta memperlancar

aliran darah pada tubuh . Sebab kesehatan fisik yang sehat, juga berpengaruh

besar terhadap kesehatan jiwa .

6. Dalam satu minggu sisakan satu hari untuk berlibur. Hari libur sebaiknya

jangan diisi dengan bekerja, lebih baik gunakan untuk melakukan kegiatan

yang disenangi. Misalnya memancing, berlibur ke pantai, atau sekedar piknik

kecil di halaman rumah bersama keluarga. Kegiatan ini dapat megurangi

tekanan serta beban pikiran yang dapat menyebabkan stress kerja.

13

Page 4: BAB 3

7. Lakukan kegiatan social atau keagamaan, diluar lingkungan rumah sakit.

Sehingga dapat berinteraksi dengan rekan baru dan lingkungan yang baru

pula. Hal ini untuk mengurangi rasa jenuh pada lingkungan kerja.

Dari beberapa cara yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa stress

kerja dapat Anda atasi dengan menciptakan lingkungan kerja senyaman

mungkin. Karena ketika seseorang sudah merasa nyaman, maka beban kerja

akan terasa ringan.

14